Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting yang tidak bisa di pisakan dari kehidupan
manuisa.pendidikan merupakan kumpulan proses yang memungkinkan seseorang
mengembangkan kemampuan sikap dan tingkah laku menurut penelitian (Stallan Natalia 2018)
mengatakan bahwa pendidikan itu sangat penting bagi masyarakat karena pendidikan dapat
mengubah pola pikir sesorang untuk selalu melakukan perbaikan dalam sistem pendidikan
kearah yang lebih baik tetapi pendidika juga mempunyai peran penting dalam kemajuan suatu
negara.
Oleh karena itu, Pendidikan juga sangat penting bagi suatu suatu Negara dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusianya sehingga Indonesia melakukan perbaikan dalam sistem
pendidkan nasional termasuk penyempurnan kurikulum yakni kurikulum 2013 sebiagai revisi
dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk meyujutkan masyarakat yang mampu
bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman di Era transpormasi abat 21 dimana
merupakan harus perubahan dimana guru dan siswa akan sama-sama meminkan peran penting
dalam kegiatan pembelajaran. Menurut penelitian dari (Fauziah 2018) menjelaskan bahwa Guru
buka lagi sebagai transfer of knowledge atau merupakan satu-satnya sumber belajar yang bias
melakukan apa saja (teacher center), melainkan guru sebaga moderator dan fasilitator yang aktif
untuk mengembangkan potensi aktif siswa pada dirinya. Pengetahun,kemahiran,mengembangkan
poteni aktif siswa yang ada pada dirinya,pengetahuan,kemahiran, dan profeional agar lebih
bervariatif bermakna dan meyenangkan salah satunya adalah fisika.
fisika merupakan cabang ilmu IPA yang mengkaji tentang berbagai fenomena alam dan konsep
hidup harmoni dengan alam. Oleh karena itu dalam pemelajaran fisika SMA,siswa di haruskah
memiliki beberapa tujuan diantranya adalah agarpesrta didik memiliki kemampuan atau
mengembangkan kemapuan bernalar dalam berfikir analisis induktif daduktif dengan
mengunakan konsep dan prinip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan
penyelesaian masalah baik secara kuantitatif maupun kualitatif, agar medapat landasan yang kaut
bagi perana tersebut. Hamidah Lidiana (2018) Namun untuk mencapai Tujuan tersebut masih ada
permasalah yang dihadapi dalam pembembelajarn fisika adalah keatifita siswa dan hail belajara
yang dicapai siswa masih sangat rendah hal ini dikarenakan oleh bebrapa faktor antranya:
Berdasarkan hasil penelitain terlebih dahulu yang dilakuakn di SMA Muhammadiyah Kutorjo,
Guru mengharapkan siswa mampu menguasai kompeteni-kopenteni materi yang di sampaikan
tetapi guru cenderung megunakan model cerama sehingga menyatakan bawa siswa cenderung
paif. Ismaun(2019) sehinga upaya yang dilakukan untuk meningkatkan semangat belajar dan
pemahaman konsep siswa adalah menggunakan model pembelajaran yang sesuai salah satunya
guided nquiry,dalam tahap –tahap pembelajaran gudided nquiry diberikan lebih banyak
kesempatan kepada siswa untuk mencari dan menemukan sendiri fakta dengan pengalaman
secara langung sehingga untuk memaksimalkan tahap-tahap pembelajaran pada model
pembelajaran guided nquiry diberikan bantuan menggunaka teknologi informasi dan komunikasi
berbasis multimedia dapat di gunakan untuk proses pembelajan fisika salah satunya untuk
menujukan kleaktifan siswa.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayat, Hakim,
& Lia (2019) menyatakan bahwa penggunaan media pelajaran dapat membantu siswa untuk
menikatkan keaktifan dan hasil belajar siswa momentu dan Implus lebih mudah. Salah satu
media yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika adalah PhET Simulation Selain itu,
PhET Simulation merupakan media pembelajaran yang interaktif, menarik, dan dapat membuat
siswa bereksplorasi terhadap suatu materi. Sehungga Gabungan model inkuiri terbimbing dan
simulasi PhET diharapkan dapat membuat siswa aktif dan menigkatkan hasil belajara fisika
siswa menjadi lebih baik.
Maka dengan Adanya tuntutan untuk meningkatkan model pemelajaran Guided inquiry untuk
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa, tentunya membuat para tenaga pendidik
memikirkan bagaimana suatu pembelajaran dapat mengimplementasikan hal tersebut. Gulded
Inquiry biasanya dapat digali dari kegiatan praktikum yang dilakukan secara langsung. Namun,
melihat bahwa tidak semua sekolah memungkinkan adanya real praktikum, maka salah satu
solusinya adalah dengan menggunakan virtual lab. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
dengan menerapkan simulasi PhET.mengunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap pemahaman konsep.
Berdasaran latar belakang di atas, permasalahan penelitian ini merumusan masalah sebagai
berikut: 1.Adakah pengaruh simulasi PhET mengunakan model pembelajar inkuru terbimbing
terhadap hasilb elajara dan keatifan siswa pada materi pokok bahasan momentum dan impuls?
2.Adakah peningkata keativan dan hasil belajara siswa mengunakan simulasi PhET dengan
model pembelajaran Gulded Inquiry pada pokok bahasan momentum dan implus?
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasy experiment) menggunakan bentuk
Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah
Kutoarjo. Waktu pelaksanaan penelitian pada siswa kelas X semester I tahun pelajaran
2019/2020. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Diaspora kotaraja.
Sampel yang diambil untuk kelas kontrol berjumlah 15 siswa dan kelas eksperimen berjumlah 15
siswa menggunakan teknik purposive sampling.
penelitian menggunakan angket dan tes hasil belajar. uji analisis data menggunakan uji
normalitas, uji homogenitas,uji N-Gain, uji ketuntasan hasil belajar, uji hipotesis dan analisis
angket.
Berdasarkaan hasil pretest dan posttest diperoleh rata-rata pretest, ratarata posttest, uji gain
dan ketuntasan klasikal. Data tersebut disajikan pada Tabel 1, tabel 2, tabel 3 dan Gambar 1.
Jumlah Hasil 20 20
Nilai Tertinggi 70 60
Nilai Terendah 30 30
Rata-Rata 46 43,60
Median 45 40
Standar Deviasi 10,46 9,33
Uji Hasil uji N-Gain dan Ketuntasan Klasikal Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Berdasarkan hasil angket keaktifan siswa diperoleh perbedaan rata-rata skor dan persentase
keaktifan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil angket keaktifan kelas
eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada tabel 4 dan tabel 5.
2 uji hipotesi
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji Non Parametrik Wilcoxon dikarenakan
uji homogenitas diperoleh kelas tidak homogen pada hasil pretest. Adapun kesimpulan
pengambilan hipotesis Uji Non Parametrik Wilcoxon terhadap posttest sebagai berikut: Nilai
signifikansi pada variabel hasil belajar adalah 0,001, karena signifikansi lebih kecil dari 0,05
maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa simulasi PhET berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.