DISCHARGE PLANNING
Disusun Oleh :
1. Leni Wahyu Trijayanti (201906042)
2. Ridwan Ahmad Mudzakir (201906046)
3. Siti Marfu’ah (201906064)
4. Tri Susilowati (201906067)
5. Wulan Amirotul Fatimah (201906075)
6. Yayan Afriska M. (201906076)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
berkat serta rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Discharge Planning”. Makalah ini disusun sebagai pertanggung jawaban
dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
2.1 Allah SWT yang telah memberikan jalan kemudahan dan segalanya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan lancar.
2.2 Tantri Arini S.Kep.,Ners.,M.,Kep selaku dosen pengajar Manajemen
Keperawatan yang telah membimbing kami sehingga kami bisa menyusun
makalah ini secara objektif.
Kami meyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,
agar penyusunan makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Madiun, 27 Mei
2020
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang.........................................................................................................
4
1.2Rumusan Masalah...................................................................................................
4
1.3Tujuan......................................................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1Definisi Discharge Planning..........................................................................................
6
2.2Tujuan Discharge Planning...........................................................................................
6
2.3Pemberi Layanan Discharge Planning...........................................................................
6
2.4Penerima Discharge Planning........................................................................................
7
2.5Jenis Discharge Planning...............................................................................................
7
2.6Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning.............................................
7
2.7Prinsip Discharge Planning...........................................................................................
8
2.8Komponen/Unsusr Discharge Planning........................................................................
9
2.9Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan.........................................
9
iii
2.10Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien...............................................................
10
2.11Pada Hari Kepulangan Pasien.....................................................................................
10
2.12Keberhasilan Discharge Planning ..........................................................................
11
BAB III ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING
BAB IV PENUTUP
3.1Kesimpulan
3.2Saran
Daftar Pustaka
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan manajemen discharge planning
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Mengidentifikasi Pengertian Discharge Planning
2 Mengidentifikasi Tujuan Discharge Planning
3 Mengidentifikasi Struktur
4 Mengidentifikasi Prinsip
5 Mengidentifikasi Proses
5
6 Mengidentifikasi Pengetahuan
7 Mengidentifikasi Keuntungan discharge planning
8 Mengidentifikasi Justifikasi metode discharge planning
6
BAB II
PEMBAHASAN
8
d. Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh terhadap gaya perawat dalam memberikan
informasi sehingga informasi yang diberikan akan lebih terarah sesuai dengan
kebutuhan pasien. Perawat juga lebih dapat membaca situasi pasien berdasarkan
pengalaman yang mereka miliki.
Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi keberhasilan
dalam pemberian pendidikan kesehatan:
a. Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan mengarahkan pasien
untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi, maka pasien akan giat untuk mendapatkan
informasi tentang kondisinya serta tindakan yang perlu dilakukan untuk melanjutkan
pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.
b. Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan memudahkan
pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
c. Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan perasaan
cemas akan mengurangi kemampuan untuk menerima informasi.
d. Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan informasi
terganggu.
e. Tahap perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin dewasa usia kemampuan
menerima informasi semakin baik dan didukung pula pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
f. Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk menerima dan
memproses informasi yang diberikan ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
Kemampuan belajar seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan yang dimiliki.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang umumnya kemampuan belajarnya juga
semakin tinggi.
2.7 Prinsip Discharge Planning
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan
dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang
mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang
mungkin timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaa pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan
pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
9
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada. Tindakan
atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan
dari tenaga yang tersedia atau fasilitas yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap pasien
masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.
2.8 Komponen/Unsusr Discharge Planning
1. Identifikasi dan kaji apa yang kebutuhan pasien yang harus dibantu pada discharge
planning
2. Kolaborasikan bersama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk
memfasilitasi dilakukannya discharge planning
3. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan agar tidak
terjadi kekambuhan atau komplikasi
4. Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat jalan atau rehabilitasi pada pasien dengan
penyakit kronis
5. Komunikasi dan koordinasikan dengan tim kesehatan lainnya tentang langkah atau
rencana dari discharge planning yang akan dilakukan
2.9 Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan
Proses discharge planning memiliki kesaman dengan proses keperawatan. Kesamaan
tersebut bisa dilihat dari adanya pengkajian pada saat pasien mulai di rawat sampai dengan
adanya evaluasi serta dokumentasi dari kondisi pasien selama mendapatkan perawatan di
rumah sakit. Pelaksanaan discharge planning secara lebih lengkap dapat di urut sebagai
berikut:
a. Sejak waktu penerimaan pasien, lakkukan pengkajian tentang kebutuhan pelayanan
kesehatan untuk pasien pulang, dengan menggunakan riwayat keperawatan, rencana
perawatan dan pengkajian kemampuan fisik dan fungsi kognitif yang dilakukan secara
terus menerus.
b. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga yang berhubungan
dengan terapi di rumah, hal-hal yang harus dihindarkan akibat dari gangguan kesehatan
yang dialami, dan komplikasi yang mungkiin terjadi.
c. Bersama pasien dan keluarga, kaji faktor-faktor lingkungan di rumah yang dapat
mengganggu perawatan diri (contoh: ukuran kamar, lebar jalan, langkah, fasilitas kamar
mandi). (Perawat yang melakukan perawatan di rumah hadir pada saat rujukan
dilakukan, untuk membantu pengkajian).
10
d. Berkolaborasi dngan dokter dan disiplin ilmu yang lain dalam mengkaji perlunya
rujukan untuk mendapat perawatan di rumah atau di tempat pelayanan yang lainnya.
e. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang berhubungan dengan
masalah kesehatan tersebut.
f. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang berbagai kebutuhan klien setelah
pulang.
g. Tetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, lakukan implementasi rencana
keperawatan. Evaluasi kemajuan secara terus menerus. Tentukan tujuan pulang yang
relevan, yaitu sebagai berikut:
1) Pasien akan memahami masalah kesehatan dan implikasinya.
2) Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan individualnya.
3) Lingkungan rumah akan menjadi aman
4) Tersedia sumber perawatan kesehatan di rumah
2.10 Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien
a. Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah sehingga kebutuhan
pasien dapat terpenuhi.
b. Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di masyarakat kepada
pasien dan keluarga.
c. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga sesegera mungkin setelah pasien di
rawat di rumah sakit (contoh: tanda dan gejala, komplikasi, informasi tentang obat-
obatan yang diberikan, penggunaan perawatan medis dalam perawatan lanjutan, diet,
latihan, hal-hal yang harus dihindari sehubungan dengan penyakit atau oprasi yang
dijalani). Pasien mungkin dapat diberikan pamflet atau buku
2.11 Pada Hari Kepulangan Pasien
Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu
berkaitan dengan perawatan di rumah (sesuai pilihan).
a. Periksa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan tindakan pengobatan, atau
alat-alat khusus yang diperlukan pesan harus ditulis sedini mungkin).
b. Tentukan apakah pasien atau keluarga telah mengatur transportasi untuk pulang ke
rumah.
c. Tawarkan bantuan ketika pasien berpakaian dan mempersiapkan seluruh barang-
barang pribadinya untuk dibawa pulang. Berikan privasi jika diperlukan.
d. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang masih tertinggal.
Carilah salinan daftar barang-barang berharga milik kpasien yang telah ditandatangani
11
dan minta satpam atau administrator yang tepat untuk mengembalikan barang-barang
berharga tersebut kepada pasien. Hitung semua barang-barang berharga yang ada.
e. Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter. Periksa kembali
instruksi sebelumnya.
f. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah pasien masih perlu
membayar sisa tagian biaya. Atur pasien atau keluarga untuk pergi ke kantor tersebut.
g. Gunakan alat pengangkut barang untuk membawa barang-barang pasien.
h. berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan sendiri. Pasien yang
meninggalkan rumah sakit dengan mobil ambulans akan dipindahkan dengan kereta
dorong ambulans.
i. Bantu pasien pindah ke kursi roda atau kereta dorong dengan mengunakan mekanika
tubuh dan teknik pemindahan yang benar. Iringi pasien masuk ke dalam lembaga
dimana sumber transaportasi merupakan hal yang diperhatikan.
j. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi lain. Bantu
keluarga memindahkan barang-barang pribadi pasien ke dalam kendaraan tersebut.
k. Kembali ke unit dan beritahukan departemen penerimaan dan departemen lain yang
berwenang mengenai waktu kepulangan pasien.
l. Catat kepulangan pasien pada format ringkasan pulang. Pada beberapa institusi pasien
akan menerima salinan dari format tersebut.
m. Dokumentasikan status masalah kesehatan saat pasien pulang.
2.12 Keberhasilan Discharge Planning
Sebuah discharge planning dikatakan baik apabila pasien telah dipersiapkan
untuk pulang, pasien telah mendapatkan penjelasan-penjelasan yang diperlukan, serta
instruksi-instruksi yang harus dilakukan, serta apabila pasien diantarkan pulang sampai ke
mobil atau alat transportasi lainnya. Kesuksesan tindakan discharge planning menjamin
pasien mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah
meninggalkan rumah sakit.
Discharge planning yang berhasil adalah suatu proses yang terpusat
terkoordinasi dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang memberi kepastian bahwa pasien
mempunyai suatu rencana untuk memperoleh perawatan yang berkelanjutan setelah
meninggalkan rumah sakit. Discharge planning membantu proses transisi pasien dari satu
lingkungan ke lingkungan yang lain. Proses tersebut dapat dilihat keberhasilannya dengan
beberapa indikator.
12
Indikator hasil yang diperoleh harus ditujukan untuk keberhasilan discharge
planning pasien, yaitu:
a. Pasien dan keluarga memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi, obatobatan dan
tindakan pengobatan untuk kepulangan, antisipasi keperawatan tingkat lanjut, dan
respon ynag diambil pada kondisi kedaruratan.
b. Pendidikan khusus diberikan kepada pasien dan keluarga untk memastikan perawatan
yang tepat setelah klien pulang.
c. Sistem pendukung di masyarakat dikoordinasikan agar memungkinkan pasien untuk
kembali ke rumahnya dan untuk membantu klien dan keluarga membuat koping
terhadap perubahan dalam status kesehatan pasien.
d. Melakukan relokasi pasien dan koordinasi sistem pendukung atau memindahkan
pasien ke tempat pelayanan kesehatan lain.
13
BAB III
ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING
14
C. Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1) Karu mengucapkan salam kemudian 10 Menit Ruang KARU
menanyakan bagaimana persiapan Ketua
KARU
Tim untuk pelaksanaan discharge
planning
2) Ketua Tim sudah siap dengan status klien
KATIM
dan format discharge planning
3) Menyebutkan masalah-masalah klien KATIM
4) Menyebutkan hal-hal yang perlu
KATIM
diajarkan pada klien dan keluarga.
5) Karu memeriksa kelengkapan discharge
planning
Pelaksanaan 1) Karu membuka acara discharge planning 30 Menit Bed KARU,
2) Ketua Tim dibantu PA menyampaikan
Pasien KATIM,
pendidikan kesehatan, dan menjelaskan
tentang : PA
a. Memotivasi pasien untuk mematuhui
diet yang sudah ditetapkan yaitu
rendah lemak, rendah glukosa, tinggi
serat sebagai cara efektif untuk
mengendalikan lemak darah, gula
darah dan kolesterol.
b. Menjelaskan tanda-tanda hipoglikemi
(kadar gula darah turun) seperti
mengantuk, binggung, lemas, keringat
dingi, mula muntah.
c. Menjelaskan pentingnya merawat kaki
dan mencegah luka seperti tidak
memakai sepatu yang sempit harus
memakai alas kaki, hindari kulit yang
lembab
d. Jaga luka tetap bersih dan kering
e. Hindari penekanan yang lama pada
kaki yang luka
f. Menganjurkan tetap untuk kontrol
gula darah secara rutin
g. Menjelaskan jangan menghentikan
terapi obat tanpa konsultasi dengan
dokter
h. Minum obat secara teratur
i. Informasi kepada klien tentang
perawatan kaki
Anjurkan pada klien dan keluarga
untuk membersihkan kaki dengan
sabun terutama disela-sela jari
15
Potong kuku jari kaki mengikuti
lekukkan jari kaki jangan
memotong kuku berbentuk lurus
pada tepinya karena dapat
menyebabkan tekanan pada jari-jari
yang berdekatan
Hati-hati saat mengikir tepi kuku
yang kasar untuk mencegah
kerusakan kuku
Hindari merendam kaki berlama-
lama dan mengunakan air panas
Gunakan pelembab untuk kulit
yang kering
Pakai kaos kaki yang terawat dari
bahan kualitas baik
Anjurkan klien untuk melakukan
latihan kaki untuk mempertahankan
sirkulas
j. Informasi kepada klien mengenai alas
kaki
Hindari berjalan tanpa alas kaki
Anjurkan klien untuk memakai
sepatu yang pas, tidak sempit
Periksa sepatu dari benda asing
setiap hari
Hindari memakai kaos kaki yang
sempit
Gunakan sepatu yang terbuat dari
bahan yang menyerap
Ganti sepatu bila sudah rusak
3) Ketua Tim menanyakan kembali kepada
klien dan keluarga tentang materi yang
telah disampaikan
4) Ketua Tim mengucapkan terima kasih
5) Pendokumentasian
6) Timbal balik antara Karu, Ketua Tim, PA
dengan keluarga klien
Penutup Karu memberikan pujian dan masukan atau 2 menit Ruang KARU
saran kepada Ketua Tim dan PA
KARU
16
DIALOG SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING
Pada tanggal 2 Mei 2014 datang seorang pasien bernama Nn. W di Ruang Penyakit Dalam
melati RSUP dr. Soedono Madiun, dengan diagnosa medis Diabetes melitus dengan luka
Gangren di tungkai kaki sebelah kiri.
17
PP :”baiklah kalau begitu kita lanjut ya mbak. Selanjutnya saya akan mengenalkan
lingkungan dan fasilitas yang ada diruangan ini. Tempat tidur ini bisa dinaikkan
bagian atas dan bawahnya, ini ada pemutarannya yang sebelah kanan untuk
menaikkan bagian kaki dan yang kiri untuk menaikkan bagian kepala. Disebelah
kanan TT ada lemari kecil disana nanti bisa dipakai untuk menyimpan pakaian
ganti untuk bapak dan keluarga. Dibagian kiri dekat pintu ada kamar mandi, jadi
nanti mbak bisa mandi atau buang air disini. Diatas TT ada bel, jika mbak
membutuhkan sesuatu atau jika pada keadaan darurat silahkan menekan bel.
Selain itu diruangan ini tidak diperkenankan merokok dan mohon bantuananya
untuk menjaga kebersihan ruangan untuk kenyamanan bersama. Bagaimana ada
yang ingin ditanyakan ?”
Pasien :”tidak ada sus, sudah cukup jelas”
PP :”baiklah kalau begitu mbak istirahat dulu, nanti 10 menit lagi dokter akan kesini
untuk memeriksa keadaan mbak”
Pasien :”iya sus, terima kasih”
PP :”sama-sama mbak, terima kasih atas kerjasamanya. Saya permisi dulu ya mbak?”
Pasien :”iya sus”
Setelah 10 menit kemudian dokter visite memeriksa pasien W. Setelah selesai diperiksa PP
menyampaikan: kemungkinan penyakit pasien, perkiraan lama pasien dirawat, intervensi
keperawatan/medis yang biasa dilakukan di ruangan, biaya perawatan,
18
Sebelum dinas sore dimulai, PP merencanakan dan mendelegasikan tindakan keperawatan
kepada PA untuk dinas siang.
Setelah 6 hari dirawat pasien W diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik.
Untuk itu Karu beserta TIM di Ruang Melati akan melakukan tindakan Discharge Planning.
Karu :”selamat pagi rekan-rekan, agenda kita pagi hari ini untuk pasien W adalah
melakukan Discharge Planning karena kondisi pasien sudah membaik dan
memungkinkan untuk perawatan dirumah, Bagaimana persiapan katim/PP dari
pasien W?”
Katim :”baik, untuk persiapan discharge lanning pada pasien wahyu sudah siap. Status
pasien dan format discharge planning sudah dipersiapkan.
Untuk masalah pada pasien saat ini adalah luka pada kaki sebelah kiri pasien
yang memungkinkan untuk kambuh kembali sehingga perlu diinformasikan
kepada pasien dan keluraga mengenai diet, tempat kontrol, cara perawatan kaki
dirumah, dan tanda-tanda terjadi kekambuhan dan kegawatan pada pasien”
Karu :”baik, terima kasih untuk katim. Untuk coba berkas2nya saya periksa dulu”
PP :”baik pak ini berkas2nya beserta format discharge planningnya”
Setelah Karu memeriksa kelengkapan berkas, Karu beserta TIM ke ruangan pasien untuk
melakukan discharge planning
Tahap pelaksanaan
19
3) Perawatan kaki dan mencegah luka baru seperti tidak memakai sepatu yang
sempit harus memakai alas kaki, hindari kulit yang lembab.
4) Jaga luka tetap bersih dan kering
5) Hindari penekanan yang lama pada kaki yang luka
6) Tetap kontrol gula darah secara rutin
7) Jangan menghentikan terapi obat tanpa konsultasi dengan dokter
8) Minum obat secara teratur
PP :”bagus sekali mbak W, saya kira mbak cukup paham dengan apa yang
disampaikan oleh perawat. Terima kasih atas kerjasamanya.”
Pasien :”iya sus, sama-sama”
Karu :”baik mbak W, saya kira semua sudah disampaikan dan mbak sudah paham.
Sekarang mbak dan keluarga diperbolehkan untuk bersiap-siap meninggalkan
ruangan ini. Dan kami mohon maaf apabila selama perawatan mbak disini ada
yang kurang. Semoga bapak sehat selalu.”
Pasien :”iya pak, tidak apa-apa. Terima kasih banyak”
20
Karu :”iya pak sama-sama. selamat pagi mbak”
Pasien :”selamat pagi”
Tahap penutup
Karu :”terima kasih atas kerjasama rekan-rekan semua, saya kira untuk kegiatan
discharge planning pada pagi hari ini cukup bagus, namun saya harap untuk
kedepannya lebih ditingkatkan lagi untuk kenyamanan dan kepuasan pasien dan
kelurga”
PA :”baik pak”.
Karu :”baik selamat bertugas kembali, dan tetap jaga diri dan semangat”
PA :” baik Pak”
21
22
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa
siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa proses
formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan
sekelompok orang kekelompok lainnya.
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge
planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan tujuan
dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan
dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi
pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan.
3.2 Saran
Dengan diselesaikannya tugas ini, penyusun mengetahui bahwa masih banyak
kekurangan dalam menyusun tugas mata kuliah manajemen keperawatan yang berjudul
“Discharge Planning”. Untuk itu, penyusun berharap mendapatkan kritik dan saran
yang membangun agar dalam penyusunan tugas yang akan datang bisa lebih baik dari
yang saat ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
A Potter & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
24