Anda di halaman 1dari 8

METODE PENELITIAN DAN STATIK DASAR

PROPOSAL PENELITIAN
“Pengetahuan Remaja Tentang Hiv/Aids Di Smp Dan Sma Di Wamena, Papua”

DOSEN PENGAMPUH : DINI SURYANINGSIH.,S.ST

Di Susun Oleh
JESICA. W. SAMUSAMU
20180901026

AKADEMI KEBIDANAN YALEKA MARO MERAUKE


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


HIV merupakan penyakit yang menakutkan bagi masyarakat dimana HIV
menyerang siapa saja tanpa memandang faktor apapun baik usia, jenis kelamin,
ataupun pekerjaan. Penyakit HIV banyak mendapat sorotan karena kasusnya yang
selalu menalami peningkatan setiap tahunnya. Selain itu kebanyakan dari mereka
yang beresiko tertular HIV tidak mengetahui status kesehatan mereka apakah, sudah
tertular atau belum. Sejak penyakit ini mulai ditemukan padatahun 1992 di Merauke,
penyakit ini mulai mempunyai banyak dampak terhadap masyarakat baik sosial
maupun ekonomi. Saat seseorang dinyatakan terinfeksi HIV maka banyak perubahan
yang terjadi pada dirinya dan juga lingkungannya. Mulai dari pola hidup serta dari
tanggapan masysarakat sekitar tentang dirinya (Komisi Penanggulangan AIDS Papua,
2012)

Menurut UNAIDS 2004 menyebutkan bahwa saat ini didunia terjadi


peningkatan jumlah kasus dengan HIV AIDS dari 36,6 juta orang pada tahun 2002
menjadi 39,4 juta orang pada tahun 2004. Dimana kasus HIV untuk usia dewasa
adalah sebanyak 2,3 juta orang. Indonesia merupakan salah satu negara yang
mengalami peningkatan kasus yang cukup tinggi. Jumlah kasus AIDS yang
dilaporkan dari Januari hingga September 2007 adalah 2.190 kasus (Depkes RI,
2007). Terjadi peningkatan kasus dari Januari hingga Desember 2010, jumlah kasus
AIDS yang dilaporkan sebanyak 4.158 kasus (Depkes RI, 2010).

Selain itu, di Papua sendiri kasus HIV tergolong sebagai kasus yang
menduduki peringkat pertama epidemic penyakit Papua. Papua menempati urutan
pertama kasus HIV di Indonesia. Dimana kasus HIV di papua sendiri mencapai 603
kasus dan untuk AIDS mencapai1.802 kasus (Dinas Kesehatan Papua, 2014).
Sedangkan untuk di daerah kabupaten Jayawijaya pada tahun 2011 terdapat 1.127
kasus HIV AIDS yang terdiri dari 655 laki-laki, 439 perempuan, dan 33 pada anak-
anak dengan angka kematian sebanyak 81 orang.Tingginya angka kejadian HIV
AIDS juga terjadi pada remaja dengan rentang usia 15-24 tahun berdasarkan
penelitian Lestari dan Sugiharta (2007). Diindikasikan karena pada usia ini yang
merupakan masa remaja yang memiliki perilaku beresiko untuk terinfeksi HIV.
Dimana remaja merupakan pribadi yang terus berkembang menuju kedewasaan, dan
sebagai proses perkembangan yang natural, remaja mencoba berbagai perilaku yang
beresiko (Smet, 1994 dalam Lestari, 2011).

Berdasarkan Survei Kesehatan Remaja Republik Indonesia (SKKRI) pada


tahun 2007 remaja dengan rentang usia 15-24 tahun di Indonesia pendidikan seks dini
terbukti efektif dalam mempengaruhi perilaku remaja beresiko terhadap terjangkitnya
oleh virus HIV/AIDS (Mozes, 2008)Perubahan yang terjadi pada remaja
mengakibatkan tingginya keinginan untuk mengetahui dan mencoba terhadap
berbagai hal-hal baru yang belum mereka ketahui sebelumnya seperti pertumbuhan
organ genital yang mendorong mereka untuk lebih mengetahui tentang seks. Krisis
jati diri serta dorongan untuk mencobaa berbagai hal-hal baru tanpa dibekali
pengetahuan yang baik tentang hal tersebut dapat mendorong remaja pada perilaku
menyimpang yang sangat merugikan (Salamah, 2009).

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) mengungkapkan bahwa kasus HIV dan


AIDS sampai dengan bulan agustus 2010 dari semua kelompok umur sejumlah
21.770 orang termasuk remaja. Sementara itu Kementrian Kesehatan (2010)
melaporkan bahwa sampe dengan akhir 2010 terdapat kasus AIDS sejumlah 24.131
dengan angka kematian 4.539. Kasus AIDS tertinggi terdapat pada kelompok usia
muda (15-24 tahun), yaitu 50,5%. Meningkatnya jumlah kasus HIV AIDS pada
remaja dimungkinkan karena keterbatasan akses informasi dan layanan kesehatan
yang berdampak pada rendahnya pengetahuan tentang HIV dan AIDS yang benar.
Menurut KPA 2011 pemahaman remaja tentang HIV dan AIDS masih sangat minim,
padahal remaja termasuk usia rentan terhadap perilaku beresiko. Presentase remaja
yang mampu menjawab dengan benar tentang cara pencegahan dan juga menolak
pemahaman yang salah tentang HIV dan AIDS hanya sebesar 14,3%. Menurut Survei
Kesehatan Demografi Indonesia (2007) menunjukan presentase wanita pernah kawin
yang mendengar tentang AIDS55,2% pernah melakukan perilaku beresiko. Perilaku
beresiko yang dilakukan remaja dengan rentang usia 15-24 tahun ini 52,&% pernah
merokok, 27,4% pernah minum alkohol, 3,4% pernah melakukan penyalagunaan
narkoba dan 4,1% diantaranya pernah melakukan hubungan seks pranikah.( Lestari
dan Sugiharti 2011).

Remaja merupakan kelompok yang paling rentang secara fisik dan psikis
terhadap infeksi HIV, maka remaja menjadi fokus dari semua strategi
penanggulangan penyebaran virus HIV/AIDS. Melalui penyebaran informasi dan
sebesar 61% dan pada laki-laki sebesar 71%. Menurut Suryoputro, dkk (2006)

mengemukakan bahwa peningkatan aktifitas seksual dikalangan remaja, tidak diiringi


dengan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi termasuk
HIV dan AIDS, Penyakit Menular Seksual (PMS), dan alat kontrasepsi. Hasil
penelitian ‘Misbah 2011 menjelaskan tentang pengetahuan remaja kelas 1 tentang
HIV AIDS di SMA Negri 1 Penyabungan selatan tahun 2010 menyatakan bahwa
pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS yang kurang lebih banyak terdapat pada
siswa dengan presentasi belajar rendah. Hasil penelitian Purwaningsih 2010
mengenai gambaran pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa kelas 1
Bergas-Semarang tahun 2010 menunjukan bahwa sebagian besar siswa mempunyai
tingkat pengetahuan rendah terdapat pada siswa dengan pretasi kurang. Berdasarkan
uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang pengetahuan remaja di
SMP dan SMA yang berada di Wamena,Papua.
1.2. Rumusan masalah

Dari uraian diatas bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu
Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di SMP YPPK St.Thomas, SMP Negri 1,
SMA YPPK St.Thomas dan SMA Negri 1 Wamena Papua”

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi pengetahuan remaja tentang


HIV/AIDS di SMP YPPK St.Thomas, SMP Negir 1,SMA YPPK St.Thomas dan
SMA Negri 1 Wamena Papua.
BAB III
KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang diamati


atau diukur melalui penelitian yang dilakukan pada skema kerangka konseptual dapat
dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah remaja dimana penelitian akan
mengindentifikasi gambaran pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja di SMP
dan SMA di Wamena Papua.

Skema 3.1 Kerangka penelitian Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS di SMP


dan SMA Wamena Papua.

Pengetahuan Tentang
Remaja : HIV/AIDS :
- Baik - Defenisi
- Cukup - Gejala
- Kurang - Cara penularan
- Cara pencegahan

Keterangan :

Variabel yang diteliti


3.1. Variabel penelitian dan Definisi Operasional

3.1.1 Variabel PenelitianVariabel pada penelitian ini adalah pengetahuan remaja


tentang HIV/AIDS.
3.1.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
Pengetahuan Segala sesuatu Kuesioner: Baik Ordinal
tentang yang diketahui dengan jumlah apabila
HIV/AIDS oleh remaja pertanyaan 20 hasil
tentang item dengan presentae
HIV/AIDS sub yang
yang meliputi: pokok yang dicapai 76-
a.Defenisi meliputi : 100 %
HIV/AIDS a. Defenisi
b.Gejala HIV/AIDS
HIV/AIDS dengan 3
c.Cara pertnyataan Cukup
penularan b.Gejala apabila
d.Cara HIV/AIDS hasil
pencegahan dengan 10 presentase
pertanyaan yangdicapai
c.Cara 56-75%
penularan
HIV/AIDS
dengan
3pertanyaan
d. Cara Kurang
pencegahan apabila
HIV/AIDS hasil
dengan 4 presentase
pertanyaan yang
Dengan dicapai
pilihan <55%
jawaban: nilai
setuju = 1 dan
nilai tidak
setuju
=0
Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian gambaran pengetahuan tentang HIV/AIDS
pada remaja di SMP dan SMA di Wamena Papua.

Anda mungkin juga menyukai