MANAJEMEN - Diryanto
MANAJEMEN - Diryanto
Disusun oleh:
071191010
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit menurut WHO adalah bagian integral dari suatu organisasi
sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan
bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medic. Berdasarkan undang-undang
No 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit yang dimaksudkan dengan rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Rumah Sakit mempunyai visi dan misi yang penting dalam tindakan
strategis rumah sakit dan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan
yang cepat, tepat, murah dan ramah. Rumah Sakit yang ada di Indonesia baik
milik pemerintah maupun swasta, selalu berupaya untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pasien dan keluarganya. Baik melalui
penyediaan peralatan pengobatan, tenaga medis yang berkualitas sampai pada
fasilitas pendukung lainnya seperti tempat penginapan, kantin, ruang tunggu,
apotek dan sebagainya. Dengan demikian masyarakat benar-benar memperoleh
pelayanan kesehatan yang cepat.
Layanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-
psikososio-spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu
2
keluarga dan masyarakat yang baik maupun sehat, mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Layanan professional merupakan praktek keperawatan
yang dilandasi oleh nilai-nilai profesional, yaitu mempunyai otonomi dalam
pekerjaannya, bertanggung jawab dan bertanggung gugat, pengambilan
keputusan yang mandiri, kolaborasi dengan disiplin lain, pemberian pembelaan
dan memfasilitasi kepentingan klien.
Keperawatan sebagai profesi yang merupakan bagian dari masyarakat
akan terus berubah sejalan dengan masyarakat yang berkembang dan
mengalami perubahan. Keperawatan dapat dilihat dari berbagai aspek antara
lain keperawatan sebagai bentuk asuhan keperawatan kepada masyarakat,
keperawatan sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keperawatan
sebagai kelompok masyarakat ilmuan dan kelompok masyarakat professional.
Dengan terjadinya perubahan atau pergeseran dari berbagai faktor yang
mempengaruhi keperawatan, akan berdampak pada perubahan dalam pelayanan
atau asuhan keperawatan , perkembangan iptek keperawatan maupun sebagai
masyarakat professional.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas juga menjadi salah satu tujuan
dari pelayanan kesehatan di RS, untuk itu RS perlu mengembangkan suatu
sistem pelayanan yang didasari pada kualitas pelayanan yang baik (quality),
biaya yang dapat dipertanggung jawabkan (cost) dan diberikan pada waktu
yang tepat serta cepat (time of delivery) (Wasisto; 1999). Dengan
memperhatikan hal tersebut maka proses manajemen yang baik perlu juga
diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan.
Manajemen keperawatan adalah proses untuk melaksanakan kegiatan
melalui orang lain. Kegiatan manajemen keperawatan mengacu pada konsep
manajemen secara umum, dengan menggunakan pendekatan fungsi-fungsi
manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengontrolan.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan
kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang
mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa
meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki,
dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh
individu (Nursalam, 2008).
3
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan
faktor penentu baik buruknya mutu dan citra RS, oleh karenanya kualitas
pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan seoptimal
mungkin. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
di RS sehingga mutu pelayanan kesehatan juga ditentukan oleh mutu pelayanan
keperawatan.
Ruang perawatan jiwa di RS X, salah satunya adalah Ruang C. Ruang C
merupakan ruang perawatan jiwa untuk laki-laki dan wanita kelas VIP, kelas 1
dan kelas 2. Ruang Arjuna memiliki jumlah tenaga perawat sebanyak 10 orang
dan 1 petugas administrasi. Serta alat-alat kesehatan yang mendukung dalam
proses keperawatan seperti trolley, timbangan dengan ukuran tinggi badan,
diagnostic, EKG, sphygmomanometer, hospital bed, stetoskop, palu reflek,
senter, trolley emergency dan restrain.
Upaya peningkatan mutu manajemen keperawatan dapat dilakukan sejak
dini baik melalui pembelajaran akademik secara teori maupun pembelajaran di
lahan praktik. Pembelajaran manajemen keperawatan di lahan praktik
merupakan cara yang efektif untuk mahasiswa karena mahasiswa dapat
mengaplikasikan secara langsung ilmu manajemen keperawatan.Hal tersebut
menjadikan mahasiswa Program Studi Profesi Ners UNIVERSITAS NGUDI
WALUYO tahun 2019/2020 merasa perlu melaksanakan praktek keperawatan
manajemen di Ruang C, RS X. Melalui praktek tersebut diharapkan mahasiswa
mampu mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen
meliputi pengkajian, penyusunan diagnosa manajemen, analisa SWOT dan
Plain Of Action yang dapat bermanfaat bagi ruangan dan bagi pendidikan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
4
Dengan dilaksanakannya praktek manajemen keperawatan, diharapkan
mahasiswa mampu mengelola pelayanan dan asuhan keperawatan
profesional di ruang perawatan umum dengan menggunakan keterampilan
manajemen dan kepemimpinan dalam keperawatan.
2. Tujuan Khusus
5
c. Melaksanakan kepemimpinan dalam keperawatan di ruang perawatan
umum untuk dapat diselenggarakannya pelayanan dan asuhan serta
bimbingan praktek klinik keperawatan profesional.
C. Kategori Penilaian
6
4. Kategori Kurang : 21-40 %
5. Kategori Sangat Kurang : 1-20 %
1. Nilai <70%
2. Nilai mutlak 100% meliputi:
a. Resiko Jatuh
b. Kebersihan Tangan
c. Pemberian Obat Oral
7
BAB II
KAJIAN DATA
8
2. Kebijakan dan prosedur organisasi
a. Peningkatan mutu 5M yakni :
1. Mutu
Petugas yang mampu memberikan pelayaan sesuai standar
pelayanan dan menimbulkan kepuasan pelayanan
2. Mudah
Petugas yang memberikan pelayanan yang mudah akan
menyenangkan hati pelanggan. Bila dapat mempermudah kenapa
dipersulit, mudahkanlah urusan orang lain, gembirakanlah prang
lain, jangan ditakut-takuti.
3. Murah
Seluruh aspek pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh
masyarakat termasuk oleh masyarakat tidak mampu dengan
kualitas pelayanan yang sama.
4. Mantep
Petugas yang bersikap profesional dalam memberikan pelayanan
5. Marem
Petugas yang memberikan kepuasan kepada semua pihak. Puas
bagi pelanggan, puas bagi karyawan dan puas bagi pemilik RS
Kepuasan akan mendatangkan manfaat jangka panjang
b. Sukses peningkatan disiplin 5R yakni :
1. Rapi
Petugas yang rapi dalam berpakaian, rapi dalam barisan akan
menyenangkan pelanggan yang memandang
2. Rajin
Perilaku petugas yang didukung oleh semangat untuk selalu
melakukan aktifitas yang efisien guna meningkatkan dari yang
berkaitan dengan masalah
3. Resik
Menjaga kebersihan dan kewajiban prtugas karena kebersihan
pangkal kesehatan, kebersihan adalah sebagian dari iman
4. Ramah
Sikap yang ditunjukkan petugas dalam memberikan pelayanan,
tanpa membedakan status sosial, asal, suku dan agama diawali
denga 5S: senyum, salam, sapa, sentuhan dan sopan/santun
9
5. Rukun
Petugas yang memiliki kemampuan bekerja sama tim dalam
mewujudkan pelayanan yang terbaik. Rukun diwujudkan dalam
upaya saling mengenal satu sama lain, saling membantu, saling
memahami, saling menghargai dan saling mengingatkan
c. Sukses peningkatan efisiensi (CUBIT) yakni :
1. Cukup
Petugas yang dalam melaksanakan tugas pengadaan dilakukan
sesuai kebutuhan yang efisien
2. Urgen
Petugas yang mampu mendahulukan yang terpenting antara yang
penting. Pengadaan alat sesuai skala prioritas.
3. Baik
Petugas yang dalam melakukan pengadaan untuk pelayanan
kepada pelanggan mengutamakan yang baik dan bisa digunakan.
Kualitas alat baik dan harga terjangkau
4. Irit
Petugas yang tidak melakukan pemborosan (efisien dan efektif)
5. Terawat
Setiap sarana dan prasarana selalu dalam kondisi siap pakai dan
alat dapat dipakai dalam waktu yang lama, dirawat seperti
merawat diri sendiri.
e. Keyakinan Dasar
a. Mutu adalah unsur utama dalam melayani pelanggan
b. Prosedur pelayanan yang mudah dan menyenangkan pelanggan
c. Sikap ramah dan profesional membantu mencapai kesembuhn dan
kepuasan
d. Pengetahuan sikap dan ketrampilan sangat mempengaruhi mutu
pelayanan
e. Bekerja adalah ibadah, oleh karena itu keiklhasan disertai semangat
kerja yang tinggi dan bergairah sangat diperlukan untuk mendapatkan
kebahagian hidup dunia dan akhirat
f. Salah satu tolok ukur keberhasilan RS. C adalah pemanfaatan rumah
sakit oleh masyarakat
10
g. Kritik dan saran dari masyarakat membuat kami sadar akan
kekurangan yang ada sehingga kami senantiasa memperbaikinya.
11
d. Mereka bukan orang luar dalam urusan kita dalam urusan kita tetapi
mereka adalah urusan kita
e. Mereka bukanlah barang, tetapi mereka adalah daging dan darah,
makhluk manusia dengan rasa dan perasaan yang bisa menyukai dan
tidak menyukai.
f. Pasien adalah orang yang menyampaikan keluhannya kepada kita
adalah tugas kita menangani keluhan itu dengan cara yang
menyenangkan dan penuh kesediaan untuk membantu
12
- Lemari 8
- Kamar mandi 8
- Sofa hijau 8
-Bedside cabinet 8
stainlees
3 GMO - Kipas angin 2 8 TT
perempuan - Lemari
- Kamar mandi 1
Bedside cabinet 1
stainlees 4
4 GMO Laki- - Kipas angin 1 8 TT
laki - Lemari 1
- Kamar mandi 1
- Bedside cabinet 4
stainlees
13
BAB III
ANALISA MASALAH
Kajian Data :
1. Wawancara
RS X di dapatkan hasil bahwa visi dan misi RS X telah di rumuskan dan visi dan misi
2. Observasi
Berdasarkan hasil observasi di dapatkan hasil bahwa visi dan misi belum pernah
14
Analisa SWOT
S : Kekuatan W : Kelemahan
1. Kepala ruangan dan ketua tim yang sudah banyak 1. Beban kerja perawat ruangan yang
memiliki pengalaman dalam profesinya cukup tinggi
2. Perawat pernahmengikuti pelatihan dan mendapat 2. Keterbatasan waktu dan tenaga perawat
sertifikat seperti: BTCLS, PPI dan SKP
3. SAK dan SPO belum maksimal
3. Terdapat perawat lulusan S1 / D3 keperawatan digunakan
4. Telah tersedianya visi dan misi di ruangan. 4. VISI MISI belum maksimal
O : Peluang SO : WO :
1. Adanya program pelatihan / 1. Operan shift dan timbang terima yang dilakukan 1. Meningkatkan kerja sama dengan
seminar khusus tentang dengan baik fakultas keperawatan
manajemen keperawatan
2. Mengajukan pelatihan bagi perawat untuk 2. Mengajukan kepada kepala ruang untuk
2. Adanya kerja sama yang baik meningkatkan kualitas pendokumentasian dan meningkatkan supervisi
antara mahasiswa fakultas prosedur SPO
3. Mengajukan pelatihan bagi perawat
keperawatan dengan perawat
3. Mengajukan perawat untuk melanjutkan pendidikan yang belum pernah mengikuti pelatihan
klinik
kejenjang yang lebih tinggi dalam meningkatkan
4. Mengajukan kepada kepala ruang untuk
3. Adanya mahasiswa Profesi mutu pelayanan
tetap menerapkan visi misi di ruangan.
Keperawatan yang praktik
4. Pengoptimalan tugas katim untuk mengingatkan
manajemen keperawatan 5. Mengoptimalkan proses manajemen
perawat dan mahasiswa praktik agar mengikuti visi
keperawatan
4. Adanya teguran dari kepala misi yg telah di terapkan
15
ruang bagi perawat yang tidak 5. Katim memberitahukan perawat agar saling 6. Mengoptimalkan pelaksanaan visi dan
melaksanakan tugas dengan baik mengingatkan visi misi dapat terlaksana. misi di ruangan.
T : Ancaman ST: WT :
1. Budaya dan keyakinan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit 1. Memberikan penjelasan pada keluarga
masyarakat yang tidak (keamanan, kenyamanan, fasilitas) pasien tentang tindakan yang telah
mendukung pelayanan kesehatan. dilakukan
2. Memanfaatkan kemauan perawat untuk berubah
2. Banyaknya rumah sakit lain untuk meningkatkan skill staff berupa pelatihanan- 2. Meningkatkan kepatuhan terhadap SPO
sebagai kompetitior pelatihan untuk meningkatkan pelayanan di Rumah tindakan keperawatan
Sakit
3. Makin tingginya kesadaran 3. Memberikan informasi mengenai
masyarakat akan hukum 3. Memberikan Penyuluhan pada pengunjung tentang pentingnya visi misi.
peraturan yang ada di ruangan maupun penyuluhan
4. Makin tingginya kesadaran
tentang kesehatan.
masyarakat akan pentingnya
kesehatan 4. Mempertahankan mutu pelayanan
A. PRIORITAS MASALAH
PrioritasMasalah Jumlah
17
1. Kurang optimalnya pelaksanaan
visi dan misi.
Keterangan :
18
B. ALTERNATIF CARA PENYELESAIAN MASALAH
PenyebabMasalah RencanaPenyelesaianMasalah
1. Kurang optimalnya pelaksanaan visi dan misi. a) Studi literatur masalah visi dan misi
b) Penyampaian model visi dan misi
c) Penyampaian format visi dan misi
19
DIAGRAM FISHBONE
MAN
Kurangnya motivasi
dalam penulisan visi dan
misi.
Kurang
optimalnya
pelaksanaan visi
dan misi
METODE MATERIAL
20
BAB IV
BAHAN
RENCANA
NO. METODE SASARAN DAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA
TINDAKAN
ALAT
1. Stud iliteratur laporan Diskusi KARU, Jurnal,
maret Ruang C DIRYANTO
visi misi KATIM, PA Literatur 2020
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23