Kelas : Reguler C
NIM : 2141111037
Terkadang kita sering tidak sadar seberapa pentingkah berbicara dalam kehidupan
kita. Banyak orang berbicara semaunya, seenaknya tanpa memikirkan apa isi dari
pembicaraan mereka tersebut. Sebenarnya berbicara mempunyai artian mengucapkan
kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan
tertentu (misalnya memberikan informasi atau memberi motivasi). Tapi sering kali kita
mengalami kesulitan dalam mengungkapakan maksud dan isi pikiran kita kepada orang
lain. Bahkan sering pula maksud yang kita sampaikan berbeda dengan yang ditangkap
oleh pendengar.
Beberapa akar filosofis yang dapat digunakan untuk memotret jarak jauh sebuah
aktivisme retorika:
1. Bahwa retorika merupakan bagian dari filsafat eksistensialisme. Dengan kata lain
retorika merupakan bagaian dari kebutuhan aktualisasi diri, yang dalam diagram
Maslow digambarkan sebagai puncak kebutuhan.
2. Bahwa setiap manusia memiliki karakteristik dan pembawaan masing-masing yang
sangat khas, (kalem, berapi-api, tenang dan lain-lain).
3. Bahwa setiap manusia memiliki ukuran rasa yang berbeda-beda dan hati yang
memiliki kecenderungan tertentu.
4. Bahwa adakalanya kecenderungan hati tidak dapat dinalar secara sistematis
5. Bahwa dalam setiap diri manusia ada gairah fanatisme.
D. Sejarah Retorika
Sebagai cikal bakal ilmu komunikasi , retorika mempunyai sejarah yang panjang.
Para ahli berpendapat bahwa retorika sudah ada sejak manusia ada. Uraian sistematis
yang pertama diletakkan oleh orang Syracuse, sebuah koloni Yunani di pulau Sicilia.
Di mana bersistem pemerintahan diktator dan pada saat itu diktator ditumbangkan
dan demokrasi ditegakkan. Pemerintah mengembalikan lagi tanah rakyat kepada
pemiliknya yang sah. Untuk mengambil haknya itu pemilik tanah harus sanggup
meyakinkan dewan juri di pengadilan, waktu itu tidak ada pengacara dan sertifikat tanah.
Sering orang tidak berhasil karena ia tidak pandai bicara. Untuk membantu orang untuk
mengambil haknya di pengadilan tersebut Corax menulis makalah retorika dengan teknik
kemungkinan dan dia juga meletakkan dasar-dasar organisasi pesan. Ia membagi pidato
pada lima bagian: pembukaan, uraian, argumen, penjelasan tambahan, dan kesimpulan.
Dari sini para ahli retorika kelak mengembangkan organisasi pidato. Walaupun
demokrasi gaya Syracuse tidak betahan lama namun ajaran Corax tetap berpengaruh
bahkan sampai pada zamannya Aristoteles dan ahli retorika klasik, kita memperoleh lima
tahap penyusunan pidato: terkenal sebagai Lima Hukum Retorika (The Five Canons of
Rhetoric). Inventio (penemuan). Pembicara menggali topik dan meneliti khalayak untuk
mengetahui metode persuasi yang paling tepat, dalam tahap ini pembicara merumuskan
tujuan dan mengumpulkan bahan (argumen) yang sesuai dengan kebutuhan khalayak.
Aristoteles menyebutkan tiga cara untuk mempengaruhi manusia.
Pertama, harus sanggup menunjukkan kepada khlayak bahwa kita memiliki
pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpercaya, dan status yang terhormat
(ethos).
Kedua, harus menyentuh hati khalayak: perasaan, emosi, harapan, kebencian, dan
kasih sayang mereka (pathos).
Ketiga, meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai
bukti.
Pembicara memilih kata-kata dan menggunakan bahasa yang tepat untuk “mengemas”
pesannya. Menggunakan bahasa yang tepat, benar, dan dapat diterima; pilih kata-kata
yang jelas dan langsung; sampaikan kalimat yang indah, mulia, dan hidup; dan sesuaikan
bahasa dengan pesan, khalayak, dan pembicara. Memoria (gaya), pembicara harus
mengingat apa yang ingin disampaikannya, dan mengatur bahan-bahan pembicaraan.
E. Pembagian Retorika
Retorika merupakan bagian dari ilmu bahasa (linguistik), khususnya ilmu bina bicara
(sprecherziehung). Retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara ini mencakup:
1. Monologika
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dimana hanya seorang
yang berbicara.
2. Dialogika
Dialogika adalah tentang ilmu seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau lebih
mengambil bagian dalam satu proses pembicaraan.
3. Pembinaan Teknik Bicara
Evektivitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik bicara. Teknik bicara
merupakan syarat bagi retorika.
1. Kemampuan Pribadi
Menguasai ilmu retorika dan keterampilan dalam menggunakan bahasa secara tepat,
dapat meningkatkan kemampuan pribadi orang yang bersangkutan.
2. Keberhasilan pribadi
Orang yang menguasai ilmu retorika dan terampil dalam mempergunakan bahasa, dapat
mengalami banyak sukses dalam hidup dan karyanya.
3. Tugas dan Jabatan
Dalam mengemban suatu tugas atau jabatan, penguasaan ilmu retorika dapat memberi
keuntungan seperti dapat mengemukakan pikiran secara singkat, jelas tetapi padat,
sehingga mudah meyakinkan orang lain dan lain-lain.
4. Kehidupan pada umumnya
Secara umum penguasaan ilmu retorika dapat mendatangkan keuntungan-keuntungan
seperti memberi kesempatan dan kemungkinan untuk mengontrol diri. Dalam proses
komunikasi orang semakin terbuka terhadap diri sendiri dan orang lain.
Referensi
Dalimunthe,S.Fahmy.2013.Retorika, dalam Perspektif Teoritis dsn Aplikatif.
Jakarta:Halaman Moeka Publishing.