(SIL 232)
yDr. Ir. Yuli Suharnoto, MSc.
yDr. Ir. Erizal, MAgr.
Dr Ir Erizal MAgr
1.1.PENDAHULUAN
1 1 PENDAHULUAN
Hidrolika adalah bagian dari hidromekanika
((hydro
y mechanics)) yyangg berhubungan
g dengan
g gerak
g
air. Untuk mempelajari aliran saluran terbuka
mahasiswa harus menempuh mata kuliah kalkulus
d mekanika
dan k ik fluida
fl id lebih
l bih dulu.
d l
Dengan bekal mata kuliah kalkulus dan
mekanika fluida mahasiswa akan mampu memehami
penurunan persamaan-persamaan dasar dan
fenomena aliran yang pada prinsipnya merupakan
fungsi dari tempat (x,y,z) dan waktu (t).
HUKUM / PRINSIP DASAR
·Hukum ketetapan massa, hukum ketetapan
energi dan hukum ketetapan momentum, yang
akan dinyatakan dalam persamaan kontinuitas,
persamaan energi dan persamaan momentum.
id t
·Penjelasan perbedaan prinsip antara aliran
saluran tertutup dan aliran saluran terbuka.
·Jenis dan geometri saluran terbuka.
Agar mahasiswa memahami penggunaan atau
penerapan persamaan‐persamaan dasar yang telah
diturunkan maka di akhir bab ini mahasiswa diberi
tugas untuk mengerjakan soal‐soal yang ada
g y g g g
hubungannya dengan bangunan‐bangunan air
seperti bangunan air untuk irigasi dan/atau untuk
drainase.
Pada setiap soal diberi petunjuk agar
mahasiswa dapat mengevaluasi sendiri apakah
mahasiswa dapat mengevaluasi sendiri apakah
pekerjaannya
sudah benar.
Setelah membaca
Setelah membaca
modul ini, mahasiswa
dapat memahami
dapat memahami
prinsip dasar hidrolika
yang berhubungan
yang berhubungan
dengan fenomena
aliran saluran terbuka
aliran saluran terbuka.
JADWAL KULIAH
No. Pokok Bahasan Sub-Pokok Bahasan Dosen
1 Aliran Saluran Terbuka, 1. Tipe Aliran ERZ
penggolongan dan sifat- 2. Jenis saluran terbuka
sifatnya 3. Geometri saluran
Prinsip energy dan 1. Definisi Energi spesifik ERZ
2 momentum 2. Aliran Subkritis, kritis dan superkritis
3. Aksesibilitas dan kontrol
4. Aplikasi prinsip energi
5. Definisi Momentum spesifik
6. Loncatan hidrolik
hid lik
3 Konsep terjadinya aliran 1. Terbentuknya aliran seragam ERZ
seragam 2. Persamaan Chezy dan Manning
3. Estimasi koefisien kekasaran
4 Komputasii aliran
li seragam 1. 1 Hantaran dari
d i suatu Penampang saluranl ERZ
2. Faktor penampang dan eksponen hidrolis
3. Perhitungan kedalaman dan kecepatan normal
4. Penetuan kemiringan normal dan kemiringan kritis
5 P
Perencanaan S l
Saluran untukk 1.
1 S l
Saluran tahan
h eorsii ERZ
Aliran Seragam 2. Saluran peka erosi
3. Saluran berumput
6 Teori dan Analisis Aliran Tak 1. Asumsi dasar ERZ
S
Seragam 2
2. P
Persamaan di
dinamisi aliran
li takk seragam
7 Karakteristik dan Klasifikasi 1. Ciri-ciri profil aliran ERZ
Aliran Tak Seragam 2. Penggolongan penampang aliran
3. Analisa Profil aliran
JADWAL KULIAH
JADWAL KULIAH
No.
No Pokok Bahasan Sub-Pokok
Sub Pokok Bahasan Dosen
10 Metode Perhitungan Aliran Tak 1. Metode integrasi grafis YSH
Seragam 2. Metode Integrasi Langsung
3. Metode Tahapan Langsung
4
4. M t d tahapan
Metode t h standar
t d
11 Aliran Tak Mantab berubah Kontinuitas aliran tak mantab YSH
bertahap Persamaan dinamis aliran tak mantab
Perambatan gelombang
12 Aliran Tak-Mantab berubah Tiba- 1. Aliran seragam bertahap YSH
tiba 2. Perpindahan loncatan hidrolis
3. Hempasan positif
4 Hempasan
4. H negative
ti
13 Konsep Aliran dalam Pipa 1. Resistensi dalam aliran pipa bulat YSH
2. Resistensi dalam aliran pipa tak bulat
14 Analisa aliran dalam jaringan pipa Loop method YSH
Node Method
PENILAIAN & PUSTAKA
PENILAIAN & PUSTAKA
• UTS : 30 %
• Praktikum : 30 %
• Ujian Akhir : 40 %
HYDRO
HYDRODYNAMICS
MECHANICS
HYDROLICS
FLUID
MECHANICS
AEROSTATICS
AERO THEOROTICAL
MECHANICS AERODYNAMICS
EXPERIMENTAL
AERODYNAMICS
Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua
macam aliran yaitu aliran saluran tertutup dan
aliran saluran terbuka. Dua macam aliran
tersebut dalam banyak hal mempunyai
kesamaan tetapi berbeda dalam satu ketentuan
penting. Perbedaan tersebut adalah pada
keberadaan permukaan bebas; aliran saluran
terbuka mempunyai permukaan bebas, sedang
aliran saluran tertutup tidak mempunyai
permukaan bebas karena air mengisi seluruh
penampang saluran.
Dengan demikian aliran saluran terbuka
mempunyai permukaan yang berhubungan
dengan atmosfer, sedang aliran saluran tertutup
tidak mempunyai hubungan langsung dengan
tekanan atmosfer.
Di dalam modul ini yang dibahas adalah aliran
saluran terbuka (open channel flow ) yang
sangat erat hubungannya dengan teknik sipil.
sipil
Garis
G i arus adalah
d l h garis
i
menerus (continous) yang lurus
atau melengkung di dalam
cairan dimana ggaris singgung
gg g
pada setiap titiknya
menunjukkan arah kecepatan
gerak partikel cairan pada garis
arus tersebut.
tersebut
Contoh garis arus adalah seperti pada Gb.1.1
dibawah ini:
y S
V
Vy
Vx
G b 1
Gambar 1.1.
1 Sk
Skett d
definisi
fi i i garis
i arus
Pipa arus adalah sekumpulan garis‐garis arus yang
diawali suatu lengkung tertutup dan diakhiri suatu
lengkung tertutup.
Gambar
G b 1 1.3.
3 KKumpulan
l pipai arus
di antara batas tetap
Apabila
p ρ1 adalah kerapatan
p cairan rata‐rata
pada penampang 1 dan ρ2 adalah kerapatan
cairan rata‐rata pada penampang 2, maka
besarnya massa per‐satuan
per satuan waktu di dua
penampang tersebut adalah :
m1 = ρ1 .V1 . A1
dan ( 1.1))
m2 = ρ 2 .V2 . A2
Dimana:
m = jumlah massa cairan per‐satuan
waktu (slug atau kg)
V = kecepatan rata‐rata penampang
(ft/s atau m/s)
A = luas penampang (ft2 atau m2)
(slug atau slug/ft2
ρ = kerapatan cairan (slug atau
atau kg/m3)
indeks 1 dan
1 dan 2 menunjukkan
2 menunjukkan harga
harga‐harga
harga
tersebut pada penampang 1 dan pada
penampang 2.
Seperti yang harus diketahui,
diketahui air
mengalir dari hulu ke hilir (kecuali ada gaya
yang menyebabkan aliran ke arah sebaliknya)
sampai mencapai suatu elevasi permukaan air
tertentu misalnya:
tertentu,
• permukaan air di danau
atau
• permukaan air di laut
Tendensi/kecenderungan ini ditunjukkan oleh
aliran di saluran alam yaitu sungai.
namun konsep
k hid lik
hidrauliknya
d t juga
dapat j dit
diterapkan
k
y d
Penampang melintang
Datum θ Datum
Notasi atau simbol yang digunakan untuk
k lili b h i i d l h d
keliling basah ini adalah P, dan satuannya
adalah satuan panjang.
T
Luas penampang
Keliling
g basah
B
Gambar
G b 1.5.
15 PParametert LLebar
b P Permukaan
k (T)
(T),
Lebar Dasar (B), Luas Penampang dan
Keliling basah suatu aliran
dari suatu penampang aliran bukan merupakan
karakteristik yang dapat diukur langsung, tetapi sering
karakteristik yang dapat diukur langsung, tetapi sering
sekali digunakan didalam perhitungan. Definisi dari jari
jari hydraulik adalah luas penampang dibagi keliling
basah, dan oleh karena itu mempunyai satuan panjang;
notasi atau simbul yang digunakan adalah R, dan
satuannya adalah satuan panjang.
t d l h t j
Untuk kondisi aliran yang spesifik, jari‐jari
y
hydraulik seringg kali dapat
p dihubungkan
g
langsung dengan parameter geometrik dari
saluran.
Misalnya, jari‐jari
Misalnya jari jari hydraulik dari suatu aliran
penuh di dalam pipa (penampang lingkaran
dengan diameter D) dapat dihitung besarnya
jari‐jari hydraulik sebagai berikut:
A
R=
Pw ( 1.3)
π .D 4 D
2
Rlingkaran = =
π .D 4
Dimana:
R = Jari
Jari--jari hydraulik (ft/m)
A = Luas penampang (ft2 atau m2)
Pw = Keliling basah (ft atau m)
D = Diameter pipa (ft atau m)
dari suatu penampang
aliran adalah luas A
penampang dibagi
dib i lebar
l b D= ( 1.4)
permukaan, dan oleh T
karena itu mempunyai
satuan panjang. Simbul
atau notasi yang
di
digunakan
k adalah
d l h D.
D
adalah perkalian dari luas
Z=A D penampang aliran A dan
akar dari kedalaman
(1.5) A hydraulik D. Simbol atau
=A notasii yang di
digunakan
k
T adalah Z.
adalah perkalian dari
luas penampang
p p g aliran
A dan
A dan pangkat 2/3 dari
2/3 dari
jari‐‐jari hydraulik :
jari :
AR2/3
A By
R= = =y
P B
C Debit aliran (discharge)
C. Debit aliran
m1 = ρ1 A1V1 = m2 = ρ2 A2V2
A1V1 = A2V2 = Q (1.6)
Persamaan (1.6) tersebut di atas disebut
( )
persamaan kontinuitas.
D. Kecepatan (velocity)
Kecepatan aliran (V) dari suatu penampang aliran
tidak sama diseluruh penampang aliran, tetapi
bervariasi menurut tempatnya.
Q
V= (1.7)
A
Dimana:
V = Kecepatan rata – rata aliran (ft/s atau m/s)
Q = Debit aliran (ft3/s atau m3/s )
A = Luas penampang aliran (ft2 atau m2)
Gambar 1.6 1 6 menunjukkan pembagian
kecepatan
Gambar 1.6. diarah vertical dengan
kecepatankecepatan
Pembagian maksimum di permukaan air
dan kecepatan
(velocity noldipada dasar.
distribution)
arah vertikal
Misalnya kecepatan aliran di suatu titik adalah
v dan
d kecepatan
k rata rata aliran
li adalah
d l h V maka
k
debit aliran adalah :
Q = V . A = ∫ v .dA ((1.8))
A
V=
∫ v . dA
A (1.9)
A
E. Kriteria aliran
⎛ ∂V ⎞
⎜ ≠ 0⎟
⎝ ∂t ⎠
Aliran seragam (uniform flow) merupakan jenis
aliran yang lain; kata “seragam” menunjukkan
bahwa kecepatan aliran disepanjang saluran
adalah tetap, dalam hal kecepatan aliran tidak
tergantung pada tempat atau tidak berubah
menurut tempatnya.
⎛ ∂V ⎞
⎜ = 0⎟
⎝ ∂s
∂s ⎠
sebaliknya apabila kecepatan berubah
menurut tempat makak aliran
li di b aliran
disebut li tidak
id k
seragam (nonuniform flow).
⎛ ∂∂V
V ⎞
⎜ ≠ 0⎟
⎝ ∂s ⎠
Aliran seragan dan tetap disebut aliran
beraturan
⎛ ∂V ∂V ⎞
⎜ = 0 dan = 0⎟
⎝ ∂t ∂s ⎠
(a)
Air balik (backwater)
Laut
(b)
Laut
(c)
Gambar 1.7.
1 7 Perubahan kedalaman air
(a. aliran seragam; b. aliran berubah lambat
laun; c. aliran berubah dengan cepat)
disepanjang aliran
F. Sifat Aliran ((Aliran Laminer, Aliran
,
Turbulen, dan Angka Reynold)
Aliran laminer
adalah suatu tipe Sebaliknya aliran
aliran yang turbulen tidak
ditunjukkan oleh
mempunyai garis-
garis-
gerak partikel‐
partikel cairan garis arus yang
menurutt garis‐garis
i i halus dan sejajar
arusnya yang halus sama sekali
dan sejajar.
sejajar
Karakteristik aliran turbulen
ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran‐pusaran
dalam aliran,, yyangg menghasilkan
g percampuran
p p
terus menerus antara partikel partikel cairan di
seluruh penampang aliran.
Perhatikan bahwa pusaran‐pusaran
menghasilkan variasi arah maupun besarnya
kecepatan. Perhatikan juga bahwa pusaran‐
pusaran pada suatu waktu memberi kontribusi
pada
d kecepatan
k t d i partikel
dari tik l yang diketahui
dik t h i
dalam arah aliran , dan pada waktu yang lain
mengurangi darinya.
darinya
Hasilnya adalah bahwa pembagian kecepatan
yang diambil pada waktu yang berbeda‐beda tampak
berbeda satu sama lain, dan pembagian kecepatan
tersebut akan tampak lebih kasar daripada pembagian
kecepatan dari suatu aliran laminer
V
FR = ( 1.11)
1 11)
g.L
Dimana:
FR = angka Froude (tidak berdimensi/ tidak
mempunyai satuan)
mempunyai satuan)
V = kecepatan rata
V kecepatan rata‐rata
rata aliran ( ft/s atau m/s )
aliran ( ft/s atau m/s )
L = panjang karakteristik (dalam ft atau m)
L panjang karakteristik (dalam ft atau m)
Dalam aliran saluran terbuka panjang
k k i ik disamakan
karakteristik di k d
dengan k d l
kedalaman
hydraulik D. Dengan demikian untuk aliran
saluran
l t b k angka
terbuka k Froude
F d adalah:
d l h
V
FR = ( 1.12)
1 12)
g.D
V = g.D ( 1.13))
Dimana:
Dalam
D l k di i ini
kondisi i i gaya gravitasi
it i memegang
peran lebih besar; dalam hal ini kecepatan aliran lebih
kecil daripada
p kecepatan
p rambat ggelombangg dan hal
ini ditunjukkan dengan lairannya yang tenang.
Sebaliknya apabila harga FR lebih besar
daripada satu atau V 〉 g . D aliran disebut Aliran
super‐kritis (supercritical flow).
¾ superkritis‐turbulent
k iti t b l t (supercritical‐turbulent),
( iti l t b l t) apabila
bil
FR lebih besar daripada satu dan Re berada dalam
rentang laminer;