Anda di halaman 1dari 1

Mari kita Jauhi Virusnya, bukan orangnya

Banyak pasien dan tenaga kesehatan yang mendapatkan stigma buruk terkait virus covid 19
baik itu pasien yang berstatus odp/pdp. Hal ini menunjukan kesadaran masyarakat terhadap
covid-19 mulai terbentu. Namun upaya menjaga jarak ini jangan sampai kelewatan. Terutama
nakes yang telah merawat pasien dengan alat alat seadanya. Saat ini mereka adalah garda
terdepan untuk mengatasi masalah covid 19 ini.

Jaga jarak boleh, tetapi jangan sampai kita mengusir dan mengucilkan karna mereka juga
adalah korban. Karna jika kita kucilkan itu yang malah berbahaya. Siapapun yang merasakan
gejalanya akan menjadi enggan untuk melapor. Jika mereka enggan melapor karna takut di
kucilkan yang rugi adalah kita semua.

Bahkan seharusnya dalam kondisi saat ini kita harus membantu mensuport kebutuhan mereka
supaya mereka tidak harus keluar rumah. Jika mereka keluar rumah maka yang ada adalah
bahaya bagi org lain. Sama juga dengan jenazah. Setiap RS sudah memiliki protocol dan SOP
penanganan jenazah, selain di kafani mereka juga di bungkus secara khusus. Sama sekali tidak
masalah di makamkan dimanapun . karna setelah dikubur jenazah tersebut tidak akan
menyebarkan virus.

Dikutip dari pernyataan kepala kedokteran forensic dan medikolegal RSU dr Soetomo Surabaya
yaitu dr Edi Suyanto SpF SH MH: secara ilmiah ilmu kedokteran korban atau jenazah
kemungkinan menularnya sudah tidak ada. Apalagi virus corona. Virus corona harus hidup
pada inangnya. Jika inanya sudah mati maka virusnya juga matisama dengan hiv dan H5N1.
Jelas tidak akan menular

Mulai dari sekarang marilah kita bangun solidaritas. Hindari stigma/ diskriminasi yang malah
justru membuat org dengan gejala takut untuk jujur dan rantai penyebarannya dapat segera di
putus.

Anda mungkin juga menyukai