Anda di halaman 1dari 43

TEKNOLOGI MINYAK BUMI

By Ariany Zulkania ST., M.Eng


SILABUS

Mengenal proses-proses kimia yang ada


dalam industri minyak bumi, dengan
memahami komposisi, klasifikasi, sifat-sifat
fisis minyak bumi, mengenal bagaimana
evaluasi terhadap minyak bumi dan
produknya, serta mengenal pengolahan
minyak bumi.
Contract Learning
 Berpakaian rapi (tidak memakai T-shirt)
dan bersepatu
 Keterlambatan hadir maksimal 20 menit
(kalau lebih mohon tidak masuk)
 Mohon Hp/gadget di”silent” selama
perkuliahan berlangsung.
 Tidak menggunakan gadget/hp selama
perkuliahan, kecuali untuk pemakaian
dalam diskusi (guna searching informasi).
 Tidak berbicara sendiri selama
perkuliahan berlangsung
 Tidak menitip absen
 Jujur dalam melaksakan quiz dan ujian.
Komponen Penilaian
 UAS = 30 %
 UTS = 30 %
 Quiz (mendadak) = 10 %
 Tugas (Tugas pribadi, tugas kelompok,
presentasi) = 25 %
 Kehadiran = 5%
-------------
100%

*Tidak ada tugas tambahan pada akhir


semester selain komponen di atas.
 Tugas Pribadi :
Tugas tidak boleh sama persis isinya antara
satu dengan yang lain.
 Tugas Kelompok :
Tugas/PR tidak boleh sama isinya antara satu
kelompok dengan kelompok yang lain
 Quiz :
Di kelas secara mendadak dan melalui
klasiber dengan waktu yang terbatas.
 Remediasi *
Pembagian Kelompok Diskusi :

Satu kelompok berisi 4-5 mahasiswa.


Tugas :
1. Mengerjakan tugas kelompok dan
Presentasi.
2. Mengerjakan PR kelompok
Referensi
 Becher, P., 1996, “Emulsions : Theory and
Practice”, 2nd ed., ACS Monograph Series
162, American Chemical Society,
Washington D.C.
 Hardjono, A., 2001, Teknologi Minyak
Bumi, edisi Pertama, Gadjah Mada
University Press,Yogyakarta
 Nelson, W., L., 1958, “Petroleum Refineries
Engineering, 4th Ed., McGraw-Hill Book
Company, New York
Garis Besar Materi :
1. Pengantar Teknologi Minyak Bumi
2. Komposisi dan Klasifikasi Minyak Bumi
3. Pengujian-pengujian untuk Minyak Bumi
dan Produknya
4. Produk-produk dari Minyak Bumi
5. Sifat-sifat Fisis Minyak Bumi
6. Evaluasi Minyak Bumi dan Produknya
7. Pengolahan minyak bumi
BAB I. PENDAHULUAN

Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam


merupakan senyawa hidrokarbon.

Rantai karbon yang menyusun minyak bumi


dan gas alam memiliki jenis yang beragam
dan tentunya dengan sifat dan
karakteristik masing-masing.
Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi

menentukan perlakuan selanjutnya bagi


minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya.

mempengaruhi produk yang dihasilkan dari


pengolahan minyak tersebut.
Berdasarkan model OWEM (OPEC World
Energy Model), permintaan minyak dunia pada
periode jangka menengah (2002-2010)
diperkirakan meningkat sebesar 12 juta barel
per hari (bph) menjadi 89 juta bph atau
tumbuh rata-rata 1,8% per tahun.
Sedangkan pada periode berikutnya (2010-2020),
permintaan naik menjadi 106 juta bph dengan
pertumbuhan sebesar 17 juta bph.
Sumber data: http://dtwh2.esdm.go.id/dw2007/

Gambar 1. Produksi dan kebutuhan


minyak bumi dari th 2000 - 2008
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam
sangat penting

- minyak bumi dan gas alam adalah suatu


sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui
- penggunaan sumber energi ini dalam
kehidupan kita sehari-hari cakupannya
sangat luas
- memegang peranan penting atau menguasai
hajat hidup orang banyak.
Contoh penggunaan minyak bumi dan gas alam
 sumber energi yang banyak digunakan untuk
memasak, kendaraan bermotor, dan industri.

Kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan


sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar
fosil.

sebagai generasi penerus bangsa harus memikirkan


bahan bakar alternatif apa yang dapat digunakan
untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika
suatu saat nanti bahan bakar ini habis.
PROSES PEMBENTUKAN MINYAK
BUMI

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari


bahasa Latin: petrus ), dijuluki juga sebagai
emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap,
atau kehijauan yang mudah terbakar, yang
berada di lapisan atas dari beberapa area di
kerak bumi.
Gambar 2. Crude oil
Asal-usul minyak bumi dan gas alam :

jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati


sekitar 150 juta tahun yang lalu Sisa-sisa
organisme tersebut mengendap di dasar lautan,
kemudian ditutupi oleh lumpur Lapisan
lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi
batuan karena pengaruh tekanan lapisan di
atasnya.

dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri


anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik
tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan
gas.
Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini
memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas
yang terbentuk meresap dalam batuan yang
berpori seperti air dalam batu karang.

Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu


daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi
jika terhalang oleh lapisan yang kedap.
Walaupun minyak bumi dan gas alam terbentuk
di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi
yang terdapat di daratan terjadi karena
pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan
menjadi daratan.

Dewasa ini terdapat dua teori utama yang


berkembang mengenai asal usul terjadinya
minyak bumi, antara lain:
1. Teori Anorganik

Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak


bumi didasarkan pada proses kimia, yaitu :
a. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)
Reaksi yang terjadi:

alkali metal + CO2 karbida


karbida + H2O ocetylena
C2H2 C6H6 komponen-komponen
lain
Dengan kata lain bahwa
didalam minyak bumi terdapat logam alkali
dalam keadaan bebas dan bersuhu tinggi.
Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali
panas tadi maka akan terbentuk ocetylena.
Ocetylena akan berubah menjadi benzena
karena suhu tinggi.
Kelemahan teori ini : logam alkali tidak
terdapat bebas di kerak bumi.
b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)

Asumsi yang dipakai adalah ada


karbida besi di dalam kerak bumi yang
kemudian bersentuhan dengan air
membentuk hidrokarbon,
Kelemahan teori ini : tidak cukup banyak
karbida di alam.
2. Teori Organik

Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi


terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang
permanen dalam siklus karbon.
Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan
permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua
panah dengan arah yang berlawanan, dimana
karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida
(CO2).
Pada arah pertama (panah biru) :
karbon dioksida di atmosfir berasimilasi,
artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh
organisme fotosintetik darat dan laut.

Pada arah yang kedua (panah ungu):


CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui
respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme).
Gambar 3. Teori Biogenesis
Gambar 4 (1-3). Proses Pembentukan Minyak
Bumi
Proses pembentukan minyak bumi terdiri dari
tiga tingkat, yaitu:

1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:


- pengumpulan zat organik dalam sedimen
- pengawetan zat organik dalam sedimen
- transformasi zat organik menjadi minyak
bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan
tersebar di dalam lapisan sedimen
terperangkap.

3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam


lapisan sedimen hingga berkumpul menjadi
akumulasi komersial
PROSES PENGILANGAN MINYAK
BUMI

Kilang minyak (oil refinery)


adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah
minyak mentah menjadi produk petroleum yang
bisa langsung digunakan maupun produk-produk
lain yang menjadi bahan baku bagi industri
petrokimia.
Produk-produk utama yang dihasilkan dari
kilang minyak antara lain:
minyak bensin (gasoline), minyak diesel,
minyak tanah (kerosene) dan lain-lain.

Kilang minyak merupakan fasilitas industri


yang sangat kompleks dengan berbagai
jenis peralatan proses dan fasilitas
pendukungnya.
Selain itu, pembangunannya juga
membutuhkan biaya yang sangat besar.
 Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar
dari tanah dan belum diproses umumnya tidak
begitu bermanfaat agar dapat
dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah
harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang
minyak.
 Minyak mentah merupakan campuran yang
amat kompleks yang tersusun dari berbagai
senyawa hidrokarbon.
 Di dalam kilang minyak tersebut, minyak
mentah akan mengalami sejumlah proses yang
akan memurnikan dan mengubah struktur dan
komposisinya sehingga diperoleh produk yang
bermanfaat.
Secara garis besar, proses yang berlangsung di
dalam kilang minyak dapat digolongkan
menjadi 5 bagian, yaitu:

a. Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan


berdasarkan perbedaan titik didih; Proses
ini berlangsung di Kolom Distilasi
Atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
b. Proses Konversi, yaitu proses untuk
mengubah ukuran dan struktur senyawa
hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini
adalah:
i. Dekomposisi dengan cara
perengkahan termal dan katalis
(thermal and catalytic cracking).
ii. Unifikasi melalui proses alkilasi dan
polimerisasi.
iii. Alterasi melalui proses isomerisasi
dan catalytic reforming

c. Proses Pengolahan (treatment).


Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan
fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih
lanjut, juga untuk diolah menjadi produk
akhir
d. Formulasi dan Pencampuran (Blending),
yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi
hidrokarbon dan penambahan bahan aditif
untuk mendapatkan produk akhir dengan
spesikasi tertentu.
e. Proses-proses lainnya, antara lain
meliputi: pengolahan limbah, proses
penghilangan air asin (sour-water stripping),
proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur
recovery), proses pemanasan, proses
pendinginan, proses pembuatan hidrogen,
dan proses-proses pendukung lainnya.
Gambar 5. Proses
Distilasi
Gambar 6. Proses Hydrocracking
Produk-produk kilang minyak antara lain:
 Minyak bensin (gasoline). Minyak bensin
merupakan produk terpenting dan terbesar dari
kilang minyak.
 Minyak tanah (Kerosene)
 LPG (Liquid Petroleum Gas)
 Minyak distilat (Distillate fuel)
 Minyak residue (residue fuel)
 Kokas (coke ) dan aspalt
 Bahan-bahan kimia pelarut (solvent)
 Bahan baku Petrokimia
 Minyak Pelumas
Kilang Minyak bumi di Indonesia
 Pertamina Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan,
Sumatera Utara (Kapasitas 5 ribu barel/hari).
Kilang minyak pangkalan Brandan sudah ditutup
sejak awal tahun 2007
 Pertamina Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning,
Riau (Kapasitas Kilang Dumai 127 ribu
barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu
barel/hari).
 Pertamina Unit Pengolahan III Plaju, Sumatera
Selatan (Kapasitas 145 ribu barel/hari)
 Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap
(Kapasitas 548 ribu barel/hari)
 Pertamina Unit Pengolahan V Balikpapan,
Kalimantan Timur (Kapasitas 266 ribu
barel/hari)
 Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa
Barat (Kapasitas 125 ribu barel/hari)
 Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah
(Kapasitas 45 ribu barel/hari)
 Pertamina Unit Pengolahan VII Sorong, Irian
Jaya Barat (Kapasitas 10 ribu barel/hari)
Semua kilang minyak bumi di atas dioperasikan
oleh Pertamina.
Terima Kasih

LANJUT KE BAB 2

Anda mungkin juga menyukai