Anda di halaman 1dari 12

Vol.1, No.

02 Maret 2020
Jurnal Ilmiah Semantika

Terbit dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Agustus dan Februari. Jurnal ini berisi
artikel hasil pemikiran di bidang pendidikan dasar dan isu-isu pembelajaran pada sekolah
dasar.

EDITOR IN CHIEF
Laelia Nurpratiwiningsih, M.Pd

MANAGING EDITOR
Drs. Ghufroni, M.Pd (Universitas Muhadi Setiabudi)
Prasetyo Yuli Kurniawan, M.Pd (Universitas Muhadi Setiabudi)
Robert Rizki Yono, M.Pd (Universitas Muhadi Setiabudi)
Ubaedillah, M.Pd (Universitas Muhadi Setiabudi)

PRINCIPAL CONTACT
Sodik Kirono, S.Kom., M.Komp

SUPPORT CONTACT
R. M. Herdian Bhakti, ST., M.T

MITRA BESTARI (STAFF AHLI)


Muhammad Ahsanuddin, M.Pd (Universitas Negeri Padang)
Nely Kurnila, M.pd (Politeknik Negeri Ketapang)
Atikah Mumpuni (Universitas Muhadi Setiabudi)

PENANGGUNGJAWAB :
Rektor Universitas Muhadi Setiabudi Brebes: Dr. Robby Setiadi, S.Kom., M.M

ALAMAT PENYUNTING:
Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhadi Setiabudi Brebes.
Jalan Pangeran Diponogoro KM 2 Wanasari Brebes – Jawa Tengah 52252. Telp (0283)
6199000
Vol.1, No.02 Maret 2019
Jurnal Ilmiah Semantika

DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................iii

Analisis Pemakaian Variasi Bahasa Slang Pada Remaja Desa Kalinusu: Kajian Sosiolinguistik
Taufiq Khoirurrohman1), Muhammad Rohmad Abdan2)
(1)Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Peradaban
2)
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam
Nahdatul Ulama Pacitan) 1-11

Nilai Religius Dalam Novel Jatuhnya Sang Imam Karya Nawal El Saadawi
Robert Rizki Yono1), Tri Mulyono2)
(1)Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhadi Setiabudi )
(2)Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Panca Sakti Tegal ) 12-18

Perbandingan Realitas Profetik Novel Dibawah Lindungan Ka’bah dan Novel Sepertiga Malam
Nurul Dwi Lestari
(Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri) 19-28

Personifikasi Dalam Cerpen Wanita Dalam Hujan Malam Karya Korrie Layun Rampan
Syarif Hidatullah1), Tutut Rahayu2), Dinda Ninggar Pramesti3)
(1,2,3) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhadi Setiabudi 29-34

Pemerolehan Bahasa Anak Usia 2,5 Tahun Tataran Fonologi – Morfologi dan Sintaksis
Nurchalistiani Budiana
(Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhadi Setiabudi) 35-41

Analisa Gejala Linguistik Dalam Ranah Perdagangan Desa Jatimakmur


Prasetyo Yuli Kurniawan1), Ikfi Rizqi Amaliyah2)
(1,2)Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhadi Setiabudi) 42-50

Kajian Struktural, Sosial, Budaya, Agama dan Nilai Pendidikan Dalam Novel Harimau! Harimau!
Karya Mochtar Lubis
Ghufroni
(Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhadi Setiabudi) 51-59
42
Jurnal SEMANTIKA
Volume 1, No. 02, Maret 2020, pp. 42-50

ANALISIS GEJALA LINGUISTIK DALAM RANAH


PERDAGANGAN DESA JATIMAKMUR

PrasetyoYuli Kurniawan*1 Ikfi Rizqi Amaliyah2


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhadi Setiabudi Brebes, Indonesia
e-mail*: prasetyoyulikurniawan@gmail.com

ABSTRAK
Gejala linguistik pada masyarakat sering terjadi pada kegiatan apapun. Salah satunya
dalam kagiatan perdagangan. Gejala linguistik dikaji dalam peristiwa tutur dan jenis tindak
tutur. Peristiwa tutur dapat dirinci dengan akronim SPEAKING. Jenis tindak tutur yaitu terdapat
tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi, dan lainnya. Transaksi jual beli yang terjadi di desa
Jatimakmur lebih bervariasi dalam penggunaan jenis tindak tutur. Hal tersebut disebabkan
karena penjual dan pembeli memiliki latar belakang yang berbeda. Oleh karena itu, jenis tindak
tutur antara penjual dan pembeli menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan mendeskripsi
peristiwa tutur dan jenis tindak tutur dalam ranah perdagangan di desa Jatimakmur. Metode
yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data penelitian dilakukan
dengan menggunakan teknik simak dengan menggunakan bantuan alat rekam dan catatan. Hasil
penelitian yaitu peristiwa tutur “SPEAKING” terdapat dalam ranah perdangan desa
Jatimakmur. Dan penggunaan jenis tindak tutur dalam ranah perdagangan desa Jatimakmur
lebih bervariatif. Jenis tindak tutur lokusi berupa lokusi pernyataan, lokusi perintah dan lokusi
pertanyaan. Tindak tutur ilokusi berupa asertif, direktif, komisif dan ekspresif. Selain itu juga
ditemukan jenis deklarasi. Hal tersebut disebabkan tidak ditemukan bentuk tuturan yang
menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan. Jenis tindak tutur perlokusi meliputi perlokusi
verbal dan perlokusi Nonverbal. Dengan demikian, peristiwa tutur dan jeni-jenis tindak tutur
dalam ranah perdagangan dapat bervariatif berdasarkan karakteristik penggunaannya.
Kata kunci: Tindak Tutur, Lokusi, Ilokusi, Perlokusi, Perdagangan

Abstract
Linguistic symptoms in society often occur in any activity. One of them is in Kagiatan trade.
Linguistic symptoms are examined in the event of speech and the types of follow-up. Speech events
can be established with the SPEAKING acronym. The type of follow-up is there are follow-up,
Ilokusi, Perlokusi, and others. Buying and selling transactions that occur in Jatimakmur village
is more varied in the use of a speech type. It is because the seller and the buyer have different
backgrounds. Therefore, the kind of follow-up between sellers and buyers is very interesting to
research. The purpose of this research is to description the event said and type of action in the
domain of trade in Jatimakmur village. The method used is a qualitative descriptive method. The
collection of research data is done using the watch technique. Data is listened to using the help
of record tools and notes. The results of the study are the event said "SPEAKING" is in the realm
of Jatimakmur village trading. The use of follow-up types in the domain of Jatimakmur village
trade is more varied. The type of follow-up is the location of the statement, the order and the
location of the question. Follow-up is asertif, directive, comisif and expressive. There is also a
type of declaration. This is because there is no form of speech linking the contents of the speech
to reality. The type of follow-up to the Perlokusi includes verbal and non-verbal immersion. Thus,
the events of the speech and the types of acts of action in the sphere of trade can be varied based
on their characterisstics.
Keywords: Conversation, Lokusi, Ilokusi, Perlokusi, trade

Accepted: 10 Maret 2020, Published: Maret 2020


ISSN: 2716-0823 (online), Website: http://jurnal.umus.ac.id/index.php/semantika
43
Jurnal SEMANTIKA, Volume 1, No. 02, Maret 2020, pp. 42-50

PENDAHULUAN maupun para pelaku transaksinya yang


berasal dari latar belakang yang berbeda.
Bahasa adalah alat interaksi sosial atau Dari asumsi tersebut penulis
alat komunikasi manusia. Memang manusia beranggapan dapat memperoleh data
dapat juga menggunakan alat lain untuk mengenai tindak tutur yang lebih
berkomunikasi, tetapi tampaknya bahasa Komprehensif dibandingkan dengan data
merupakan alat komunikasi yang paling baik yang didapatkan dari kelompok masyarakat
di antara alat-alat komunikasi lainnya. atau komunitas tertentu saja. Data yang akan
Peristiwa tutur merupakan terjadinya dianalisis dalam penelitian ini berupa data
atau berlangsungnya interaksi linguistik tuturan dari transaksi antara pedagang
dalam suatu bentuk ujaran atau lebih yang dengan pembeli. Dari kegiatan transaksi
melibatkan dua pihak, yakni penutur dan tersebut akan di analisis tindak tuturnya
mitra tutur dalam satu pokok tuturan di (lokusi, ilokusi, dan perlokusi).
dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu.[1] Dari latar belakang masalah yang sudah
Tindak tutur merupakan gejala individual penulis kemukakan di atas maka penulis
yang bersifat psikologis dan merumuskan masalah dalam penelitian ini
keberlangsungannya ditentukan oleh dengan rumusan yaitu “Bagaimana tindak
kemampuan berbahasa dalam menghadapi tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi dalam
situasi tertentu. Jadi untuk memilahnya, transaksi jual beli pada penjual dan pembeli
tindak tutur lebih dilihat pada arti atau di Desa Jatimakmur?”
makna tindakan pada tuturannya, sedangkan Adapun tujuan penelitian ini adalah
peristiwa tutur lebih dilihat pada tujuan untuk mengetahui bagaimana tindak tutur
peristiwanya. Dengan demikian peristiwa lokusi, ilokusi dan perlokusi dalam transaksi
tutur dan tindak tutur terjadi dalam satu jual beli pada penjual dan pembeli di Desa
proses yakni proses komunikasi.
Jatimakmur.
Unsur-unsur yang terdapat dalam tindak
tutur dan kaitannya dengan bentuk dan
pemilihan ragam bahasa, antara lain siapa KAJIAN TEORI
berbicara, dengan siapa berbicara, tentang
apa, dengan jalur apa, dan ragam bahasa Peristiwa Tutur
yang mana.[2] Peristiwa tutur (speech event) merupakan
Tindak tutur terbagi dari tindak tutur terjadinya interaksi linguistik dalam satu
lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak bentuk tuturan yang melibatkan dua pihak
perlokusi. [3] Tindak tutur lokusi merupakan yaitu penutur dan lawan tutur dengan satu
tindak mengucapkan sesuatu dengan kata pokok tuturan tuturan di dalam waktu,
dan kalimat sesuai dengan makna di dalam tempat, dan situasi tertentu. Misalnya
kamus dan menurut kaidah sintaksisnya. interaksi yang yang berlangsung antara
Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang seorang pedagang dan pembeli di pasar pada
mengandung maksud dan fungsi daya ujar. waktu tertentu dengan menggunakan bahasa
Tindak tutur ilokusi dapat didefinisikan sebagai alat komunikasinya. Maka hal
sebagai tindak tutur yang bersifat untuk tersebut dapat dikatakan peristiwa tutur.
menginformasikan sesuatu dan melakukan Suatu peristiwa tutur harus memenuhi
sesuatu. Sedangkan tindak tutur perlokusi delapan komponen yang bila huruf-huruf
merupakan tindak yang menumbuhkan pertamanya dirangkaikan menjadi akronim
pengaruh (effect) kepada mitra tutur. Sebuah SPEAKING. [4] Kedelapan komponen itu
tuturan yang dihasilkan oleh penutur pasti adalah:
mempunyai maksud dan fungsi. S = setting and Scene
Dalam penelitian ini, peneliti memilih P = participants
proses perdagangan di Desa Jatimakmur E = ends: purpose and goals
sebagai obyek penelitian. Proses transaksi A = act sequence
jual beli yang terjadi di Desa Jatimakmur K = key: tone or spirit of act
lebih bervariasi dari jenis transaksinya I = instrumentalities
N= norms of interactions and interpretation

ANALISIS GEJALA LINGUISTIK DALAM RANAH PERDAGANGAN DESA JATIMAKMUR


(PRASETYO YULI KURNIAWAN, IKFI RIZQI AMALIYAH)
44
Jurnal SEMANTIKA, Volume 1, No. 02, Maret 2020, pp. 42-50

G = genres
Jenis Tindak Tutur
Setting and scene. Setting berkenaan Jenis tidak tutur dalam bukkunya specch
dengan waktu dan tempat tutur berlangsung, Act: An Essay nn The Philosophy of
sedangkan scene mengacu pada situasi Language bahwa ada tiga tindak tutur yang
psikologis pembicaraan. Waktu, tempat, dan dapat diwujudkan oleh seorang penutur.
situasi tuturan yang berbeda dapat Tindak tutur tersebut yaitu tindak lokusi
menyebabkan variasi bahasa yang berbeda. (locutionary act), tindak ilokusi
Participant merupakan pihak-pihak yang (ilocutionary act), dan tindak perlokusi
terlibat dalam pertuturan, bisa pembicara (perlocutionary act). [5]
dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau 1. Tindak Tutur lokusi
pengirim dan penerima pesan. Dua orang Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur
yang bercakap dapat berganti peran sebagai yang menyatakan sesuatu dalam arti
pembicara dan pendengar, tetapi dalam “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk
khotbah di masjid, khotib sebagai pembicara kalimat yang bermakna dan dapat dipahami.
dan jemaah sebagai pendengar tidak dapat Misalnya, “ ibu guru berkata kepada saya
bertukar peran. Selain itu, jika dalam agar saya membantunya”. Tindak tutur
konteks pendidikan diambil contoh yaitu lokusi ini dengan istilah tindak bahasa
guru dan peserta didik. preposisi karena tindak tutur ini hanya
Ends, merujuk pada maksud dan tujuan berkaitan dengan makna.
pertuturan. Misalnya peristiwa tutur yang 2. Tindak Tutur Ilokusi
terjadi di ruang kelas bermaksud untuk Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur
mempelajari materi yang diberikan oleh yang biasanya diidentifikasikan dengan
guru. Peserta didik harus memahami materi. kalimat performatif yang eksplisit. Tindak
Itulah tujuan dari peristiwa tutur. ilokusi ini biasanya berkenaan dengan
Act sequence mengacu pada bentuk pemberian izin, mengucapkan terima kasih,
ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran ini menyuruh menawarkan, dan menjanjikan.
berkenaan dengan kata-kata yang Misalnya, ibu guru menyuruh saya agar
digunakan, segera berangkat”. Kalau tindak tutur
Keys, mengacu pada nada, cara, dan ilokusi hanya berkaitan dengan makna,
semangat, di mana suatu pesan disampaikan maka makna tindak tutur ilokusi berkaitan
dengan senang hati, dengan serius, dengan dengan nilai, yang dibawakan preposisinya.
singkat, dengan sombong, dengan 3. Tindak Tutur Perlokusi
mengejek, dan sebagainya. Hal ini dapat Tindak tutur perlokusi adalah tindak
juga ditunjukkan dengan bahasa non verbal tutur yang berkenaan dengan adanya
misalnya gerak tubuh dan isyarat. ucapan orang lain sehubungan dengan sikap
Instrumentalities, mengacu pada alur dan perilaku non linguistik dari orang lain
bahasa yang digunakan, seperti alur lisan, itu. Misalnya, karena adanya ucapan dokter
tertulis, melalui telegraf atau telepon. (kepada pasiennya) “ Mungkin ibu
Bentuk ini juga mengacu pada kode ujaran menderita penyakit jantung koroner”, maka
yang digunakan, seperti bahasa, ragam si pasien akan panik atau sedih. Ucapan si
dialek, atau register. dokter itu adalah tindak tutur perlokusi.
Norm or interaction and Interpretation,
mengacu pada norma atau aturan dalam Desa Jatimakmur
berinteraksi. Misalnya, ketika bertindak Desa Jatimakmur Kecamatan Songgom
tutur dengan orangtua harus menggunakan Kabupaten Brebes Provisi Jawa Tengah
bahasa Jawa kromo inggil. Dalam merupakan satu dari 10 Desa di Kecamatan
penggunaan proses pembelajaran harus Songgom yang mempunyai jarak 23 Km dari
menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang Kota Kabupaten. Desa Jatimakmur terletak
benar. dalam batas–batas wilayah sebagai berikut :
Genre, mengacu pada jenis bentuk 1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa
penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah, Jatirokeh Kecamatan Songgom
doa, dan sebagainya.

ANALISIS GEJALA LINGUISTIK DALAM RANAH PERDAGANGAN DESA JATIMAKMUR


(PRASETYO YULI KURNIAWAN, IKFI RIZQI AMALIYAH)
45
Jurnal SEMANTIKA, Volume 1, No. 02, Maret 2020, pp. 42-50

2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa atau peristiwa tutur pedagang dan pembeli
Srengseng Kabupaten Tegal yang melakukan interaksi di Desa
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jatimakmur.
Songgom Lor Kecamatan Songgom
4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sumber dan Data Penelitian
Gegerkunci Kecamatan Songgom Sumber data dalam penelitian ini diambil
Desa Jatimakmur terdiri dari tiga (3) dari penjual dan pembeli yang didengar oleh
pedukuhan yaitu Dukuh Kemakmuran, peneliti kemudian direkam dan dikumpulkan
Dukuh Kalenpandan, dan Dukuh Geblug. oleh peneliti. Data penelitian adalah bahasa
Lima (5) Rukun Warga (RW), dan dua puluh yang digunakan oleh pedagang dan pembeli
tujuh (27) Rukun Tetangga (RT) yang ketika melakukan transaksi jual beli.
terhitung dalam wilayah Desa Jatimakmur,
di pimpin oleh dua (2) Kepala Dusun Teknik Pengumpulan Data
(KADUS) yang terdiri dari Kadus I Teknik pengumpul data yang
membawahi Dukuh Kemakmuran dan digunakan dalam penelitian ini yaitu data
Geblug, Kadus II membawahi Dukuh yang digunakan dalam sajian ini
Kalenpandan. dikumpulkan melalui observasi, pembuatan
Luas Desa Jatimakmur 494 Ha, dengan catatan (note-taking) dan perekaman.[7]
potensi perangkatnya terdiri dari Seorang Dalam hal ini peneliti hanya sebagai
Kepala Desa (Kades), satu orang Sekretaris pemerhati yang dengan tekun mendengarkan
Desa (Sekdes), lima orang kaur dan dua apa yang dituturkan oleh orang-orang yang
Kepala Dusun (Kadus) mempunyai jumlah hanyut dalam proses berdialog. Pembuatan
penduduk 9585 orang yang terdiri dari 4475 catatatan dan rekaman juga sangat
orang laki-laki dan 4710 orang perempuan, diperlukan. Catatan digunakan untuk
dan dengan jumlah Rumah Tangga Miskin mencatat konteks atau situasi tutur yang
(RTM) berjumlah 544 RTM. terjadi, sedangkan alat rekaman digunakan
untuk merekam tuturan yang diujarkan
penjual dan pembeli.
METODE PENELITIAN Menurut sifat observasi, terdiri dari
Rancangan Penelitian observasi stematis yaitu observasi yang
Penelitian ini menggunakan pendekatan dilakukan menurut struktur yang berisikan
penelitian deksriptif kualitatif. Metode faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan
deskriptif merupakan prosedur untuk kategori, masalah yang hendak diobservasi;
memecahkan masalah yang diselidiki dan observasi non sistematis yaitu observasi
dengan menggambarkan atau melukiskan yang dilakukan tanpa struktur atau rencana
keadaan subyek atau objek penelitian terlebih dahulu, dengan demikian observer
(seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain- dapat menangkap apa saja yang dapat
lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta ditangkap. [8]
yang tampak atau sebagaimana adanya.[6] Observasi yang dimaksud adalah peneliti
Peneliti menggunakan pendekatan terjun langsung pada objek yang diteliti
kualitatif karena data yang berupa bentuk yakni ranah perdagangan di Desa
bentuk verbal bahasa yaitu berupa tuturan Jatimakmur. Peneliti juga melakukan teknik
tuturan dari penjual dan pembeli di Desa simak bebas cakap. Peneliti menyimak
Jatimakmur. Penelitian kualitatif sebagai pembicaraan yang berlangsung antar penjual
prosedur penelitian yang menghasilkan data dan pembeli di ranah perdagangan Desa
deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan Jatimakmur. Perhatian peneliti lebih
dari orang-orang dan perilaku yang diamati. ditujukan pada bentuk tindak lokusi, ilokusi,
Data dalam penelitian ini tindak tutur dan perlokusi pedagang dan pembeli di
yang diperoleh dari peristiwa tutur pedagang ranah perdagangan Desa Jatimakmur.
dan pembeli dalam peristiwa interaksi jual- Pembuatan catatatan dan rekaman juga
beli di Desa Jatimakmur. Sumber data dalam sangat diperlukan. Catatan digunakan untuk
penelitian ini adalah peristiwa berbahasa mencatat konteks atau situasi tutur yang
terjadi, sedangkan alat rekaman digunakan

ANALISIS GEJALA LINGUISTIK DALAM RANAH PERDAGANGAN DESA JATIMAKMUR


(PRASETYO YULI KURNIAWAN, IKFI RIZQI AMALIYAH)
46
Jurnal SEMANTIKA, Volume 1, No. 02, Maret 2020, pp. 42-50

untuk merekam tuturan yang diujarkan dalam ranah perdagangan Desa


penjual dan pembeli di ranah perdagangan Jatimakmur.
Desa Jatimakmur. Metode observasi yang
digunakan pada setiap kegiatan penelitian Teknik Analisis Data
bervariasi, tergantung pada setting, Teknik analisis data yang digunakan
kebutuhan dan tujuan penelitian.[9] dalam penelitian adalah metode deskripsi
dan ada beberapa tahap yang harus
Instrumen Pengumpulan Data dilakukan dalam penelitian ini, agar
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang penganalisisan data berjalan dengan baik.
digunakan penelitian dalam mengumpulkan Tahapan tersebut antara lain:
data agar pekerjaannya lebih mudah dan 1. Transkripsi data
hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Transkripsi data dilakukan setelah
Alat dalam pengumpulan data penelitian ini memperoleh data dari hasil
adalah manusia, handphone, dan kartu mendengarkan tuturan penjual dan
pencatat. Manusia yang dimaksud adalah pembeli melakukan transaksi jual beli.
peneliti sendiri sebagai instrumen kunci. 2. Klasifikasi data
Kedudukan peneliti sebagai instrus8men Klasifikasi data dilakukan dengan
kunci yaitu merupakan perencanaan, mengumpulkan aneka ragam bahasa,
pelaksanaan, pengumpulan data, kemudian diklasifikasikan sesuai
menganalisis data, menerjemahkan data, dan golongannya. Klasifikasi data akan
pada akhirnya menjadi pelopor hasil dikumpulkan pada korpus data.
penelitian. Handphone untuk merekam 3. Penerjemahan data
ujaran atau tuturan yang dihasilkan dari Penerjemahan data dimaksudkan
rekaman. Selain itu, kartu pencatat untuk untuk memudahkan peneliti melakukan
mencatat hasil tuturan penjual dan pembeli analisis data karena harus
di Desa Jatimakmur. diterjemahkan dahulu kemudian
dipahami.
Prosedur Pengumpulan Data 4. Penganalisisan data
Adapun langkah-langkah peneliti dalam Penganalisisan data bertujuan untuk
analisis data sebagai berikut: mengungkapkan, menafsirkan serta
1. Mendengarkan tuturan penjual dan menampilkan contoh data-data.
pembeli melakukan transaksi
Peneliti mendengarkan tuturan HASIL DAN PEMBAHASAN
penjual dan pembeli melakukan
transaksi jual beli dengan Hasil Penelitian
menggunakan bahasa yang mereka Hasil penelitian dalam hal ini terdiri
gunakan yaitu bahasa Brebes. atas dua bagian yaitu hasil penelitian
2. Merekam data peristiwa tutur dan jenis tindak tutur. Hal
Peneliti melakukan perekaman data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
pada saat penjual dan bembeli
melakukan transaksi jual beli dengan Peristiwa Tutur
bantuan alat perekaman hanphone. Peristiwa tutur dalam penelitian ini
3. Mencatat data terjadi dalam ranah perdagangan di desa
Catatan digunakan untuk mencatat Jatimakmur. Unntuk lebih jelasnya dapat
konteks atau situasi tutur yang terjadi. dilihat pada rincian berikut.
4. Menggolongkan data bahasa
Setelah dilakukan proses S (Ptatting and scene)
mendengarkan, merekam data, “Tindak tutur terjadi pada pukul 11.00 di
mencatat data, kegiatan selanjutnya kios penjualan buah milik ibu Kumi Desa
adalah menggolongkan bahasa tersebut Jatimakmur”
untuk mempermudah menganalisis P (Participants)
tindak tutur lokusi ilokusi dan perlokusi

ANALISIS GEJALA LINGUISTIK DALAM RANAH PERDAGANGAN DESA JATIMAKMUR


(PRASETYO YULI KURNIAWAN, IKFI RIZQI AMALIYAH)
47
Jurnal SEMANTIKA, Volume 1, No. 02, Maret 2020, pp. 42-50

“pihak yang terlibat dalam tindak tutur yaitu Pembeli : “sing sedengan bae. Sing
penjual (perempuan) sebagai mitra tutur dan gede biasane isine laka,
pembeli (perempuan) sebagai penutur.” kulite tok sing kandel.
E (End) Setengah pira mba?”
“maksud tuturan dalam dialog yaitu (yang kecil saja mba,
transaksi antara penutur dan mitra tutur biasanya yang besar
dalam membeli buah” buahnya tidak ada, kulitnya
A (Arc sequences) saja yang tebal. Setengah
“bentuk percakapan adalah jual beli” berapa mba?)
K (Key) Penjual : “pitungewu mangatus”
“nada yang digunakan pada percakapan (tujuh ribu lima ratus)
cenderung santai.” Pembeli : “pitungewu bae oh mba,
I (Instrumentalities) mangatuse laka.”
“jalur bahasa yang digunakan adalah jalur (tujuh ribu saja oh mba, lima
lisan dengan menggunakan artikulasi” ratusnya tidak ada)
N (Norm) Penjual : “oralah mba, nek mangatuse
“percakapan antara penjual dan pembeli laka ya gedang bae mba?”
menggunakan bahasa sehari-hari. Norma (tidak mba, misalnya,
tersebut lebih cenderung pada norma ragam limaratusnya tidak ada
bahasa tidak baku” pisang saja ya mba?)
G (Genres) Pembeli : “iya wis orapapa.”
“percakapan mengacu pada bentuk dialog (iya sudah tidak masalah)
dari tuturan” Penjual : “makasih ya mba.”
Bentuk dialog tersebut dapat terlihat pada (terimakasih mba)
bagian berikut. Pembeli : “iya sama-sama.”
Pembeli : “jeruk kie sejen mba?”
(jeruk ini beda mba?) Jenis Tindak Tutur
Penjual : “pada bae regane mba. Jenis dindak tutur dapat dikaji melalui
Sekilo limalasewu.” tuturan antara penjual dan pembeli. Penjual
(sama saja harganya mba. dan pembeli menggunakan bahasa Jawa
Satu kilo lima belas ribu) Brebes dalam berinteraksi khususnya dalam
Pembeli : “kie manis ora mba?” tawar menawar. Interaksi tersebut terjadi
(ini manis tidak mba?) disuatu tempat yakni pada kios penjualan
Penjual : iyalah mba arane ya jeruk buah di Desa Jatimakmur. Komunikasi
manis kaya mbane manis. tersebut memiliki konteks yakni interaksi
Pan sekilo? jual-beli buah. Sesuai dengan tindak tutur
(iya mba namanya juga tersebut, maka setiap kata atau kalimat dapat
jeruk manis. Seperti dikaji jenis tindak tutur.
mbaknya yang manis. Mau 1. Tindak Tutur Lokusi
satu kilo?) a. Bentuk Pernyataan (deklaratif)
Pembeli : “oralah mba, setengah bae.” penjual “iyalah mba arane ya jeruk
(tidak mba, setengah kilo manis, kaya mbane manis.
saja) Pan sekilo?”
Penjual : “milih oh mba sing ayu- (iya mba namanya juga
ayu.” jeruk manis. Seperti
(silahkan pilih mba yang mbaknya yang manis. Mau
bagus-bagus) satu kilo?)
Pembeli : “nyong ora bisa milih mba.” pembeli “oralah mba, setengah bae”
(saya tidak bisa milih mba) (tidak mba, setengah kilo
Penjual : “sing sedengan apa sing saja)
gede?” Kalimat “oralah mba, setengah
(yang kecil atau yang bae”(tidak mba, setengah kilo saja)
besar?) merupakan tuturan pembeli untuk

ANALISIS GEJALA LINGUISTIK DALAM RANAH PERDAGANGAN DESA JATIMAKMUR


(PRASETYO YULI KURNIAWAN, IKFI RIZQI AMALIYAH)
48
Jurnal SEMANTIKA, Volume 1, No. 02, Maret 2020, pp. 42-50

menyatakan berat buah jeruk setengah kilo Kalimat “iyalah mba, kaya mbane
kepada penjual. Dengan demikian lawan manis. Pan sekilo?” (iya mba namanya juga
tutur yakni penjual dapat mengetahui berat jeruk manis. Seperti mbaknya yang manis.
buah jeruk yang akan dibeli. Mau satu kilo?) adalah kalimat yang
b. Bentuk Pertanyaan (interogatif) dituturkan penjual untuk menjelaskan jeruk
Pembeli “jeruk kie sejen mba?” (jeruk yang dijual manis karena dari nama jeruknya
ini beda mba?) adalah jeruk manis. Dalam kelimat tersebut
Penjual “pada bae regane mba. Sekilo penjual mengklaim (claiming) bahwa jeruk
limalasewu.” manis sudah pasti rasanya manis.
(Sama saja harganya mba. b. Direktif
Satu kilo lima belas ribu) Penjual “pitungewu mangatus (tujuh ribu
Kalimat “jeruk kie sejen mba?” (jeruk lima ratus)
ini beda mba?) merupakan tuturan untuk Pembeli “pitungewu bae oh mba,
menanyakan harga buah jeruk. Dengan mangatuse laka.” (tujuh ribu
demikian penjual memberikan jawaban yang saja oh mba, lima ratusnya
sesuai dengan pertanyaan tersebut. tidak ada)
Pembeli “kie manis ora mba?” (ini Kalimat “pitungewu bae oh mba
manis tidak mba?) mangatuse laka.” (tujuh ribu saja oh mba,
Penjual “iyalah mba, kaya mbane lima ratusnya tidak ada) merupakan
manis. Pan sekilo? (iya mba. permohonan (requesting) pembeli kepada
Seperti mbaknya yang lawan tuturnya yaitu penjual. Pembeli
manis. Mau satu kilo?) memberikan permohonan agar jeruk yang
Kalimat “kie manis ora mba?”(ini ingin dibeli tersebut harganya tujuh ribu
manis tidak mba?) merupakan tuturan untuk saja.
menanyakan rasa buah jeruk. Dengan c. Ekspresif
demikian penjual memberikan jawaban yang Penjual “makasih ya mba.”
sesuai dengan pertanyaan tersebut. (terimakasih mba)
c. Bentuk Perintah (imperaktif) Ucapan tersebut merupakan ungkapan
Penjual “milih oh mba sing ayu-ayu.” terimakasih (thanking) dari penjual kepada
(silahkan pilih mba yang bagus- pembeli atas pembelian dagangan buahnya.
bagus) d. Komisif
Pembeli “nyong ora bisa milih mba.” Penjual “sing sedengan apa sing
(saya tidak bisa milih mba) gede?”(yang kecil atau yang
Kalimat “milih oh mba sing ayu- besar?)
ayu.”(silahkan pilih mba yang bagus-bagus) Kalimat tersebut adalah penawaran
merupakan kalimat perintah yang dituturkan (offering) sesuatu yaitu jeruk yang kecil atau
penjual agar pembeli memberikan yang besar kepada pembeli.
tanggagapan berupa tindakan atau perbuatan
yang diinginkan yaitu memilih jeruk dengan 3. Bentuk Perlokusi
ukuran yang diinginkan. Pembeli “pitungewu bae oh mba,
mangatuse laka.”
2. Bentuk Ilokusi (tujuh ribu saja oh mba, lima
a. Asertif ratusnya tidak ada)
Pembeli “kie manis ora mba?”(ini manis Penjual “oralah mba, nek mangatuse
tidak mba?) laka ya gedang bae mba?”
Penjual “iyalah mba arane ya jeruk (tidak mba, misalnya,
manis, kaya mbane manis. Pan limaratusnya tidak ada
sekilo?” (iya mba namanya pisang saja ya mba?)
juga jeruk manis. Seperti Kalimat “oralah mba, nek mangatuse
mbaknya yang manis. Mau satu laka ya gedang bae mba?” (tidak mba,
kilo?) misalnya, limaratusnya tidak ada pisang saja
ya mba?) dituturkan penjual sebagai
penolakan terhadap tawaran harga pembeli

ANALISIS GEJALA LINGUISTIK DALAM RANAH PERDAGANGAN DESA JATIMAKMUR


(PRASETYO YULI KURNIAWAN, IKFI RIZQI AMALIYAH)
49
Jurnal SEMANTIKA, Volume 1, No. 02, Maret 2020, pp. 42-50

“oralah mba (tidaklah mba). Namun dikatakan bahwa penggunaan bahasa


penolakan tersebut tidak sampai disitu saja, dipengaruhi oleh masyarakat dwibahasa.
penjual juga memberikan solusi “nek Masyarakat yang mempunyai beragam
mangatuse laka ya gedang bae mba?” latarbelakang berbeda sehingga terjadi
(misalnya, limaratusnya tidak ada pisang variasi dan pemilihan bahasa [11]
saja ya mba?) dengan maksud penjual
menawarkan pisang sebagai kembaliannya. SIMPULAN
Alasan yang dituturkan penjual Tindak tutur yang ditemukan dalam
memberikan keyakinan kepada penjual komunikasi antara penjual dan pembeli di
untuk membeli jeruk yang dijual. Pembeli kios milik ibu Kumi yaitu tindak tutur
menerima alasan tersebut “iya wis orapapa.” lokusi, tindak tutur ilokusi dan tindak tutur
(iya sudah tidak masalah) perlokusi. Jenis tindak tutur lokusi yang
Berdasarkan analisis dialog penjual ditemukan dalam komunikasi penjual dan
buah dan pembeli, dapat dicermati terjadi pembeli di kios milik ibu Kumi yaitu lokusi
prinsip-prinsip tindak tutur. Prinsip-prinsip pernyataan, lokusi perintah dan lokusi
tutur dari interaksi penjual dan pembeli yaitu pertanyaan. Jenis tindak tutur ilokusi yang
prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan. ditemukan dalam komunikasi antara penjual
Dengan prinsip kerja sama menjadikan dan pembeli di kios milik ibu Kumi yaitu
penjual buah dan pembeli saling memahami asertif, direktif, komisif dan ekspresif.
maksud tutur yang diujarkan sehingga Dalam komunikasi antara penjual dan
komunikasi mengenai harga jeruk dan jenis pembeli di kios milik ibu Kumi tidak
jeruk berjalan dengan baik dan lancar, serta ditemukan jenis deklarasi. Hal tersebut
prinsip kesantunan khususnya maksim disebabkan tidak ditemukan bentuk tuturan
kemufakatan menjadikan penjual buah dan yang menghubungkan isi tuturan dengan
pembeli dapat berinteraksi dengan baik, kenyataan. Jenis tindak tutur perlokusi yang
pembeli membeli jeruk yang dijual dengan terdapat dalam komunikasi penjual dan
jenis jeruk manis dan dengan harga yang pembeli di kios milik ibu Kumi yaitu
telah ditawarkan penjual. perlokusi verbal dan perlokusi verbal
Dalam proses transaksi antara penjual Nonverbal.
dan pembeli sering terjadi gejala linguistik. Dalam peristiwa tersebut dapat juga
Salah satunya yaitu tindak tutur. Tindak dinamakan gejala linguistik pada
tutur di Desa Jatimakmur menggunakan masyarakat. Hal tersebut dikaji dalam
bahasa Jawa Brebes khususnya dalam tawar sosiolinguistik. Gejala penggunnaan bahasa
menawar. Dari penelitian yang dalam ranah dalam masyarakat. Namun menelisik lebih
perdagangan di Desa Jatimakmur yaitu dalam bahwa gejala yang diaplikasikan
tindak tutur yang digunakan oleh penjual berupa tindak tutur dan peristiwa tutur. Hal
dan pembeli menggunakan tindak tutur tersebut juga dikaji dalam pragmatik lebih
lokusi, ilokusi dan perlokusi. Tindak tutur khususnya. Untuk dapat memberikan makna
tersebut sering digunakan dalam transaksi dari setiap tuturan, penutur maupun tindak
jual beli. Hal tersebut karena beragam tutur harus dapat memahami konteks dalam
maksud dari pembeli kepada penjual agar tuturan. Selain konteks tuturan, penutur dan
seperti yang diharapkan oleh pembeli mitra tutur dalam memaknai setiap leksikal
(ilokusi). [10] maupun gramatikal dalam tindak tutur. Hal
Pada tindak tutur lokusi yang tersebut juga dikaji dalam semantik.
digunakan yaitu bentuk pernyataan, bentuk Peristiwa atau gejala tersebut dapat terjadi di
pertanyaan, dan bentuk perintah. Pada tindak ranah perdangan. Dalam kondisi lain pun
tutur ilokusi yang digunakan yaitu asertif, juga sering terjadi, misalnya dalam ranah
direktif, ekspresif, dan komisif. Sedangkan pendidikan, kelautan/nelayan, ranah
pada tindak tutur perlokusi yang digunakan masyarakat, keluarga, dan percakapan
yaitu perlokusi verbal dan non verbal. sehari-hari. Gejala ilmu linguistik (semantik,
Dalam ranah perdagangan sering pragmatik, sosiolinguistik, an sebagainya)
terjadi gejala bahasa. Gejala bahasa tersebut
dikaji dalam sosiolinguistik. Dapat juga

ANALISIS GEJALA LINGUISTIK DALAM RANAH PERDAGANGAN DESA JATIMAKMUR


(PRASETYO YULI KURNIAWAN, IKFI RIZQI AMALIYAH)
50
Jurnal SEMANTIKA, Volume 1, No. 02, Maret 2020, pp. 42-50

pasti terjadi dapat dikaji oleh pemakai [6] Nawawi, Hadari, 2012, Metode
bahasa maupun penutur bahasa. penelitian Bidang Sosial,
Yogyakarta: Ghadjah Mada
REFERENCES University Press.
[7] Ibrahim, A.S., 1993, Kajian Tindak
[1] Purba, Andiopenta., 2011, Tindak Tutur, Surabaya: Usaha Nasional.
Tutur dan Peristiwa Tutur, Pena [8] Hasanah, H., 2017, Teknik-Teknik
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Observasi (Sebuah Alternative
Sastra, No. 1 Vol. 1, pp.77-92, Metode Pengumpulan Data
[online] available at Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial), At-
https://online- Taqaddum, No. 1 Vo. l8, pp. 21-46,
journal.unja.ac.id/pena/article/view/ [online] available at
1426 http://journal.walisongo.ac.id/index
[2] Saragih, Desi Karolina., 2017, .php/attaqaddum/article/view/1163
Bahasa dan Ragam Bahasa pada [9] Santana, Septiawan K., 2007,
Pendidikan Anak Sekolah, Menulis Ilmiah: Metode Penelitian
Paradigma Lingua, No. 2 Vol. 6, pp. Kualitatif, Jakarta: Yayasan Obor
1-11, [online] available at Indonesia.
http://www.openjournal.unpam.ac.i [10] Megawati, Erna., Tindak Tutur
d/index.php/Paradigma/article/view Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di
/1617 Pasar Induk Kramat Jati, Deiksis,
[3] Sari, Fenda Dina Puspita, 2013, No. 2 Vol. 8, pp. 157-171, [online]
Tindak Tutur dan Fungsi Tuturan Available at
Eksresif dalam Acara Galau Nite di https://journal.lppmunindra.ac.id/in
Metro tv: Suatu Kajian Pragmatik, dex.php/deiksis/article/view/723
Skriptorium, No. 2 Vol. 1, pp. 1-13, [11] Khotimah, Dewi Khusnul., 2014,
[online] available at Pemilihan Kode Bahasa pada
http://journal.unair.ac.id/SKRIP@ti Masyarakat Tutur di Kelurahan
ndak-tutur-dan-fungsi-tuturan- Sukapura, Kecamatan
ekspresif-dalam-acara-galau-nite- Kiaracondong, Kota Bandung
di-metro-tv--suatu-kajian- (Kajian Sosiolinguistik), Bahtera
pragmatik-article-6651-media-45- Sastra: Antologi Bahasa dan Sastra
category-8.html Indonesia, No. 1, pp. 1-11, [online]
[4] Hymes, Dell., 1972, Foundation in available at
Sociolinguistic: An Ethnographie https://ejournal.upi.edu/index.php/
Approach, Philadelphia: BS_Antologi_Ind/article/view/509
Universersity of Peunsylvania press.
[5] Rachman, 2015, Tindak Tutur Dalam
Proses Belajar-Mengajar Pada
Taman Kanak-Kanak Dharma
Wanita Kelurahan Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten
Muna (Kajian Pragmatik), Jurnal
Humanika, No. 15 Vol. 3, pp. 1-18,
[online] available at
http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUM
ANIKA/article/view/599

ANALISIS GEJALA LINGUISTIK DALAM RANAH PERDAGANGAN DESA JATIMAKMUR


(PRASETYO YULI KURNIAWAN, IKFI RIZQI AMALIYAH)

Anda mungkin juga menyukai