02 Maret 2020
Jurnal Ilmiah Semantika
Terbit dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Agustus dan Februari. Jurnal ini berisi
artikel hasil pemikiran di bidang pendidikan dasar dan isu-isu pembelajaran pada sekolah
dasar.
EDITOR IN CHIEF
Laelia Nurpratiwiningsih, M.Pd
MANAGING EDITOR
Drs. Ghufroni, M.Pd (Universitas Muhadi Setiabudi)
Prasetyo Yuli Kurniawan, M.Pd (Universitas Muhadi Setiabudi)
Robert Rizki Yono, M.Pd (Universitas Muhadi Setiabudi)
Ubaedillah, M.Pd (Universitas Muhadi Setiabudi)
PRINCIPAL CONTACT
Sodik Kirono, S.Kom., M.Komp
SUPPORT CONTACT
R. M. Herdian Bhakti, ST., M.T
PENANGGUNGJAWAB :
Rektor Universitas Muhadi Setiabudi Brebes: Dr. Robby Setiadi, S.Kom., M.M
ALAMAT PENYUNTING:
Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhadi Setiabudi Brebes.
Jalan Pangeran Diponogoro KM 2 Wanasari Brebes – Jawa Tengah 52252. Telp (0283)
6199000
Vol.1, No.02 Maret 2019
Jurnal Ilmiah Semantika
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................iii
Analisis Pemakaian Variasi Bahasa Slang Pada Remaja Desa Kalinusu: Kajian Sosiolinguistik
Taufiq Khoirurrohman1), Muhammad Rohmad Abdan2)
(1)Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Peradaban
2)
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam
Nahdatul Ulama Pacitan) 1-11
Nilai Religius Dalam Novel Jatuhnya Sang Imam Karya Nawal El Saadawi
Robert Rizki Yono1), Tri Mulyono2)
(1)Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhadi Setiabudi )
(2)Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Panca Sakti Tegal ) 12-18
Perbandingan Realitas Profetik Novel Dibawah Lindungan Ka’bah dan Novel Sepertiga Malam
Nurul Dwi Lestari
(Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri) 19-28
Personifikasi Dalam Cerpen Wanita Dalam Hujan Malam Karya Korrie Layun Rampan
Syarif Hidatullah1), Tutut Rahayu2), Dinda Ninggar Pramesti3)
(1,2,3) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhadi Setiabudi 29-34
Pemerolehan Bahasa Anak Usia 2,5 Tahun Tataran Fonologi – Morfologi dan Sintaksis
Nurchalistiani Budiana
(Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhadi Setiabudi) 35-41
Kajian Struktural, Sosial, Budaya, Agama dan Nilai Pendidikan Dalam Novel Harimau! Harimau!
Karya Mochtar Lubis
Ghufroni
(Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhadi Setiabudi) 51-59
42
Jurnal SEMANTIKA
Volume 1, No. 02, Maret 2020, pp. 42-50
ABSTRAK
Gejala linguistik pada masyarakat sering terjadi pada kegiatan apapun. Salah satunya
dalam kagiatan perdagangan. Gejala linguistik dikaji dalam peristiwa tutur dan jenis tindak
tutur. Peristiwa tutur dapat dirinci dengan akronim SPEAKING. Jenis tindak tutur yaitu terdapat
tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi, dan lainnya. Transaksi jual beli yang terjadi di desa
Jatimakmur lebih bervariasi dalam penggunaan jenis tindak tutur. Hal tersebut disebabkan
karena penjual dan pembeli memiliki latar belakang yang berbeda. Oleh karena itu, jenis tindak
tutur antara penjual dan pembeli menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan mendeskripsi
peristiwa tutur dan jenis tindak tutur dalam ranah perdagangan di desa Jatimakmur. Metode
yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data penelitian dilakukan
dengan menggunakan teknik simak dengan menggunakan bantuan alat rekam dan catatan. Hasil
penelitian yaitu peristiwa tutur “SPEAKING” terdapat dalam ranah perdangan desa
Jatimakmur. Dan penggunaan jenis tindak tutur dalam ranah perdagangan desa Jatimakmur
lebih bervariatif. Jenis tindak tutur lokusi berupa lokusi pernyataan, lokusi perintah dan lokusi
pertanyaan. Tindak tutur ilokusi berupa asertif, direktif, komisif dan ekspresif. Selain itu juga
ditemukan jenis deklarasi. Hal tersebut disebabkan tidak ditemukan bentuk tuturan yang
menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan. Jenis tindak tutur perlokusi meliputi perlokusi
verbal dan perlokusi Nonverbal. Dengan demikian, peristiwa tutur dan jeni-jenis tindak tutur
dalam ranah perdagangan dapat bervariatif berdasarkan karakteristik penggunaannya.
Kata kunci: Tindak Tutur, Lokusi, Ilokusi, Perlokusi, Perdagangan
Abstract
Linguistic symptoms in society often occur in any activity. One of them is in Kagiatan trade.
Linguistic symptoms are examined in the event of speech and the types of follow-up. Speech events
can be established with the SPEAKING acronym. The type of follow-up is there are follow-up,
Ilokusi, Perlokusi, and others. Buying and selling transactions that occur in Jatimakmur village
is more varied in the use of a speech type. It is because the seller and the buyer have different
backgrounds. Therefore, the kind of follow-up between sellers and buyers is very interesting to
research. The purpose of this research is to description the event said and type of action in the
domain of trade in Jatimakmur village. The method used is a qualitative descriptive method. The
collection of research data is done using the watch technique. Data is listened to using the help
of record tools and notes. The results of the study are the event said "SPEAKING" is in the realm
of Jatimakmur village trading. The use of follow-up types in the domain of Jatimakmur village
trade is more varied. The type of follow-up is the location of the statement, the order and the
location of the question. Follow-up is asertif, directive, comisif and expressive. There is also a
type of declaration. This is because there is no form of speech linking the contents of the speech
to reality. The type of follow-up to the Perlokusi includes verbal and non-verbal immersion. Thus,
the events of the speech and the types of acts of action in the sphere of trade can be varied based
on their characterisstics.
Keywords: Conversation, Lokusi, Ilokusi, Perlokusi, trade
G = genres
Jenis Tindak Tutur
Setting and scene. Setting berkenaan Jenis tidak tutur dalam bukkunya specch
dengan waktu dan tempat tutur berlangsung, Act: An Essay nn The Philosophy of
sedangkan scene mengacu pada situasi Language bahwa ada tiga tindak tutur yang
psikologis pembicaraan. Waktu, tempat, dan dapat diwujudkan oleh seorang penutur.
situasi tuturan yang berbeda dapat Tindak tutur tersebut yaitu tindak lokusi
menyebabkan variasi bahasa yang berbeda. (locutionary act), tindak ilokusi
Participant merupakan pihak-pihak yang (ilocutionary act), dan tindak perlokusi
terlibat dalam pertuturan, bisa pembicara (perlocutionary act). [5]
dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau 1. Tindak Tutur lokusi
pengirim dan penerima pesan. Dua orang Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur
yang bercakap dapat berganti peran sebagai yang menyatakan sesuatu dalam arti
pembicara dan pendengar, tetapi dalam “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk
khotbah di masjid, khotib sebagai pembicara kalimat yang bermakna dan dapat dipahami.
dan jemaah sebagai pendengar tidak dapat Misalnya, “ ibu guru berkata kepada saya
bertukar peran. Selain itu, jika dalam agar saya membantunya”. Tindak tutur
konteks pendidikan diambil contoh yaitu lokusi ini dengan istilah tindak bahasa
guru dan peserta didik. preposisi karena tindak tutur ini hanya
Ends, merujuk pada maksud dan tujuan berkaitan dengan makna.
pertuturan. Misalnya peristiwa tutur yang 2. Tindak Tutur Ilokusi
terjadi di ruang kelas bermaksud untuk Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur
mempelajari materi yang diberikan oleh yang biasanya diidentifikasikan dengan
guru. Peserta didik harus memahami materi. kalimat performatif yang eksplisit. Tindak
Itulah tujuan dari peristiwa tutur. ilokusi ini biasanya berkenaan dengan
Act sequence mengacu pada bentuk pemberian izin, mengucapkan terima kasih,
ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran ini menyuruh menawarkan, dan menjanjikan.
berkenaan dengan kata-kata yang Misalnya, ibu guru menyuruh saya agar
digunakan, segera berangkat”. Kalau tindak tutur
Keys, mengacu pada nada, cara, dan ilokusi hanya berkaitan dengan makna,
semangat, di mana suatu pesan disampaikan maka makna tindak tutur ilokusi berkaitan
dengan senang hati, dengan serius, dengan dengan nilai, yang dibawakan preposisinya.
singkat, dengan sombong, dengan 3. Tindak Tutur Perlokusi
mengejek, dan sebagainya. Hal ini dapat Tindak tutur perlokusi adalah tindak
juga ditunjukkan dengan bahasa non verbal tutur yang berkenaan dengan adanya
misalnya gerak tubuh dan isyarat. ucapan orang lain sehubungan dengan sikap
Instrumentalities, mengacu pada alur dan perilaku non linguistik dari orang lain
bahasa yang digunakan, seperti alur lisan, itu. Misalnya, karena adanya ucapan dokter
tertulis, melalui telegraf atau telepon. (kepada pasiennya) “ Mungkin ibu
Bentuk ini juga mengacu pada kode ujaran menderita penyakit jantung koroner”, maka
yang digunakan, seperti bahasa, ragam si pasien akan panik atau sedih. Ucapan si
dialek, atau register. dokter itu adalah tindak tutur perlokusi.
Norm or interaction and Interpretation,
mengacu pada norma atau aturan dalam Desa Jatimakmur
berinteraksi. Misalnya, ketika bertindak Desa Jatimakmur Kecamatan Songgom
tutur dengan orangtua harus menggunakan Kabupaten Brebes Provisi Jawa Tengah
bahasa Jawa kromo inggil. Dalam merupakan satu dari 10 Desa di Kecamatan
penggunaan proses pembelajaran harus Songgom yang mempunyai jarak 23 Km dari
menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang Kota Kabupaten. Desa Jatimakmur terletak
benar. dalam batas–batas wilayah sebagai berikut :
Genre, mengacu pada jenis bentuk 1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa
penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah, Jatirokeh Kecamatan Songgom
doa, dan sebagainya.
2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa atau peristiwa tutur pedagang dan pembeli
Srengseng Kabupaten Tegal yang melakukan interaksi di Desa
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jatimakmur.
Songgom Lor Kecamatan Songgom
4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sumber dan Data Penelitian
Gegerkunci Kecamatan Songgom Sumber data dalam penelitian ini diambil
Desa Jatimakmur terdiri dari tiga (3) dari penjual dan pembeli yang didengar oleh
pedukuhan yaitu Dukuh Kemakmuran, peneliti kemudian direkam dan dikumpulkan
Dukuh Kalenpandan, dan Dukuh Geblug. oleh peneliti. Data penelitian adalah bahasa
Lima (5) Rukun Warga (RW), dan dua puluh yang digunakan oleh pedagang dan pembeli
tujuh (27) Rukun Tetangga (RT) yang ketika melakukan transaksi jual beli.
terhitung dalam wilayah Desa Jatimakmur,
di pimpin oleh dua (2) Kepala Dusun Teknik Pengumpulan Data
(KADUS) yang terdiri dari Kadus I Teknik pengumpul data yang
membawahi Dukuh Kemakmuran dan digunakan dalam penelitian ini yaitu data
Geblug, Kadus II membawahi Dukuh yang digunakan dalam sajian ini
Kalenpandan. dikumpulkan melalui observasi, pembuatan
Luas Desa Jatimakmur 494 Ha, dengan catatan (note-taking) dan perekaman.[7]
potensi perangkatnya terdiri dari Seorang Dalam hal ini peneliti hanya sebagai
Kepala Desa (Kades), satu orang Sekretaris pemerhati yang dengan tekun mendengarkan
Desa (Sekdes), lima orang kaur dan dua apa yang dituturkan oleh orang-orang yang
Kepala Dusun (Kadus) mempunyai jumlah hanyut dalam proses berdialog. Pembuatan
penduduk 9585 orang yang terdiri dari 4475 catatatan dan rekaman juga sangat
orang laki-laki dan 4710 orang perempuan, diperlukan. Catatan digunakan untuk
dan dengan jumlah Rumah Tangga Miskin mencatat konteks atau situasi tutur yang
(RTM) berjumlah 544 RTM. terjadi, sedangkan alat rekaman digunakan
untuk merekam tuturan yang diujarkan
penjual dan pembeli.
METODE PENELITIAN Menurut sifat observasi, terdiri dari
Rancangan Penelitian observasi stematis yaitu observasi yang
Penelitian ini menggunakan pendekatan dilakukan menurut struktur yang berisikan
penelitian deksriptif kualitatif. Metode faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan
deskriptif merupakan prosedur untuk kategori, masalah yang hendak diobservasi;
memecahkan masalah yang diselidiki dan observasi non sistematis yaitu observasi
dengan menggambarkan atau melukiskan yang dilakukan tanpa struktur atau rencana
keadaan subyek atau objek penelitian terlebih dahulu, dengan demikian observer
(seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain- dapat menangkap apa saja yang dapat
lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta ditangkap. [8]
yang tampak atau sebagaimana adanya.[6] Observasi yang dimaksud adalah peneliti
Peneliti menggunakan pendekatan terjun langsung pada objek yang diteliti
kualitatif karena data yang berupa bentuk yakni ranah perdagangan di Desa
bentuk verbal bahasa yaitu berupa tuturan Jatimakmur. Peneliti juga melakukan teknik
tuturan dari penjual dan pembeli di Desa simak bebas cakap. Peneliti menyimak
Jatimakmur. Penelitian kualitatif sebagai pembicaraan yang berlangsung antar penjual
prosedur penelitian yang menghasilkan data dan pembeli di ranah perdagangan Desa
deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan Jatimakmur. Perhatian peneliti lebih
dari orang-orang dan perilaku yang diamati. ditujukan pada bentuk tindak lokusi, ilokusi,
Data dalam penelitian ini tindak tutur dan perlokusi pedagang dan pembeli di
yang diperoleh dari peristiwa tutur pedagang ranah perdagangan Desa Jatimakmur.
dan pembeli dalam peristiwa interaksi jual- Pembuatan catatatan dan rekaman juga
beli di Desa Jatimakmur. Sumber data dalam sangat diperlukan. Catatan digunakan untuk
penelitian ini adalah peristiwa berbahasa mencatat konteks atau situasi tutur yang
terjadi, sedangkan alat rekaman digunakan
“pihak yang terlibat dalam tindak tutur yaitu Pembeli : “sing sedengan bae. Sing
penjual (perempuan) sebagai mitra tutur dan gede biasane isine laka,
pembeli (perempuan) sebagai penutur.” kulite tok sing kandel.
E (End) Setengah pira mba?”
“maksud tuturan dalam dialog yaitu (yang kecil saja mba,
transaksi antara penutur dan mitra tutur biasanya yang besar
dalam membeli buah” buahnya tidak ada, kulitnya
A (Arc sequences) saja yang tebal. Setengah
“bentuk percakapan adalah jual beli” berapa mba?)
K (Key) Penjual : “pitungewu mangatus”
“nada yang digunakan pada percakapan (tujuh ribu lima ratus)
cenderung santai.” Pembeli : “pitungewu bae oh mba,
I (Instrumentalities) mangatuse laka.”
“jalur bahasa yang digunakan adalah jalur (tujuh ribu saja oh mba, lima
lisan dengan menggunakan artikulasi” ratusnya tidak ada)
N (Norm) Penjual : “oralah mba, nek mangatuse
“percakapan antara penjual dan pembeli laka ya gedang bae mba?”
menggunakan bahasa sehari-hari. Norma (tidak mba, misalnya,
tersebut lebih cenderung pada norma ragam limaratusnya tidak ada
bahasa tidak baku” pisang saja ya mba?)
G (Genres) Pembeli : “iya wis orapapa.”
“percakapan mengacu pada bentuk dialog (iya sudah tidak masalah)
dari tuturan” Penjual : “makasih ya mba.”
Bentuk dialog tersebut dapat terlihat pada (terimakasih mba)
bagian berikut. Pembeli : “iya sama-sama.”
Pembeli : “jeruk kie sejen mba?”
(jeruk ini beda mba?) Jenis Tindak Tutur
Penjual : “pada bae regane mba. Jenis dindak tutur dapat dikaji melalui
Sekilo limalasewu.” tuturan antara penjual dan pembeli. Penjual
(sama saja harganya mba. dan pembeli menggunakan bahasa Jawa
Satu kilo lima belas ribu) Brebes dalam berinteraksi khususnya dalam
Pembeli : “kie manis ora mba?” tawar menawar. Interaksi tersebut terjadi
(ini manis tidak mba?) disuatu tempat yakni pada kios penjualan
Penjual : iyalah mba arane ya jeruk buah di Desa Jatimakmur. Komunikasi
manis kaya mbane manis. tersebut memiliki konteks yakni interaksi
Pan sekilo? jual-beli buah. Sesuai dengan tindak tutur
(iya mba namanya juga tersebut, maka setiap kata atau kalimat dapat
jeruk manis. Seperti dikaji jenis tindak tutur.
mbaknya yang manis. Mau 1. Tindak Tutur Lokusi
satu kilo?) a. Bentuk Pernyataan (deklaratif)
Pembeli : “oralah mba, setengah bae.” penjual “iyalah mba arane ya jeruk
(tidak mba, setengah kilo manis, kaya mbane manis.
saja) Pan sekilo?”
Penjual : “milih oh mba sing ayu- (iya mba namanya juga
ayu.” jeruk manis. Seperti
(silahkan pilih mba yang mbaknya yang manis. Mau
bagus-bagus) satu kilo?)
Pembeli : “nyong ora bisa milih mba.” pembeli “oralah mba, setengah bae”
(saya tidak bisa milih mba) (tidak mba, setengah kilo
Penjual : “sing sedengan apa sing saja)
gede?” Kalimat “oralah mba, setengah
(yang kecil atau yang bae”(tidak mba, setengah kilo saja)
besar?) merupakan tuturan pembeli untuk
menyatakan berat buah jeruk setengah kilo Kalimat “iyalah mba, kaya mbane
kepada penjual. Dengan demikian lawan manis. Pan sekilo?” (iya mba namanya juga
tutur yakni penjual dapat mengetahui berat jeruk manis. Seperti mbaknya yang manis.
buah jeruk yang akan dibeli. Mau satu kilo?) adalah kalimat yang
b. Bentuk Pertanyaan (interogatif) dituturkan penjual untuk menjelaskan jeruk
Pembeli “jeruk kie sejen mba?” (jeruk yang dijual manis karena dari nama jeruknya
ini beda mba?) adalah jeruk manis. Dalam kelimat tersebut
Penjual “pada bae regane mba. Sekilo penjual mengklaim (claiming) bahwa jeruk
limalasewu.” manis sudah pasti rasanya manis.
(Sama saja harganya mba. b. Direktif
Satu kilo lima belas ribu) Penjual “pitungewu mangatus (tujuh ribu
Kalimat “jeruk kie sejen mba?” (jeruk lima ratus)
ini beda mba?) merupakan tuturan untuk Pembeli “pitungewu bae oh mba,
menanyakan harga buah jeruk. Dengan mangatuse laka.” (tujuh ribu
demikian penjual memberikan jawaban yang saja oh mba, lima ratusnya
sesuai dengan pertanyaan tersebut. tidak ada)
Pembeli “kie manis ora mba?” (ini Kalimat “pitungewu bae oh mba
manis tidak mba?) mangatuse laka.” (tujuh ribu saja oh mba,
Penjual “iyalah mba, kaya mbane lima ratusnya tidak ada) merupakan
manis. Pan sekilo? (iya mba. permohonan (requesting) pembeli kepada
Seperti mbaknya yang lawan tuturnya yaitu penjual. Pembeli
manis. Mau satu kilo?) memberikan permohonan agar jeruk yang
Kalimat “kie manis ora mba?”(ini ingin dibeli tersebut harganya tujuh ribu
manis tidak mba?) merupakan tuturan untuk saja.
menanyakan rasa buah jeruk. Dengan c. Ekspresif
demikian penjual memberikan jawaban yang Penjual “makasih ya mba.”
sesuai dengan pertanyaan tersebut. (terimakasih mba)
c. Bentuk Perintah (imperaktif) Ucapan tersebut merupakan ungkapan
Penjual “milih oh mba sing ayu-ayu.” terimakasih (thanking) dari penjual kepada
(silahkan pilih mba yang bagus- pembeli atas pembelian dagangan buahnya.
bagus) d. Komisif
Pembeli “nyong ora bisa milih mba.” Penjual “sing sedengan apa sing
(saya tidak bisa milih mba) gede?”(yang kecil atau yang
Kalimat “milih oh mba sing ayu- besar?)
ayu.”(silahkan pilih mba yang bagus-bagus) Kalimat tersebut adalah penawaran
merupakan kalimat perintah yang dituturkan (offering) sesuatu yaitu jeruk yang kecil atau
penjual agar pembeli memberikan yang besar kepada pembeli.
tanggagapan berupa tindakan atau perbuatan
yang diinginkan yaitu memilih jeruk dengan 3. Bentuk Perlokusi
ukuran yang diinginkan. Pembeli “pitungewu bae oh mba,
mangatuse laka.”
2. Bentuk Ilokusi (tujuh ribu saja oh mba, lima
a. Asertif ratusnya tidak ada)
Pembeli “kie manis ora mba?”(ini manis Penjual “oralah mba, nek mangatuse
tidak mba?) laka ya gedang bae mba?”
Penjual “iyalah mba arane ya jeruk (tidak mba, misalnya,
manis, kaya mbane manis. Pan limaratusnya tidak ada
sekilo?” (iya mba namanya pisang saja ya mba?)
juga jeruk manis. Seperti Kalimat “oralah mba, nek mangatuse
mbaknya yang manis. Mau satu laka ya gedang bae mba?” (tidak mba,
kilo?) misalnya, limaratusnya tidak ada pisang saja
ya mba?) dituturkan penjual sebagai
penolakan terhadap tawaran harga pembeli
pasti terjadi dapat dikaji oleh pemakai [6] Nawawi, Hadari, 2012, Metode
bahasa maupun penutur bahasa. penelitian Bidang Sosial,
Yogyakarta: Ghadjah Mada
REFERENCES University Press.
[7] Ibrahim, A.S., 1993, Kajian Tindak
[1] Purba, Andiopenta., 2011, Tindak Tutur, Surabaya: Usaha Nasional.
Tutur dan Peristiwa Tutur, Pena [8] Hasanah, H., 2017, Teknik-Teknik
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Observasi (Sebuah Alternative
Sastra, No. 1 Vol. 1, pp.77-92, Metode Pengumpulan Data
[online] available at Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial), At-
https://online- Taqaddum, No. 1 Vo. l8, pp. 21-46,
journal.unja.ac.id/pena/article/view/ [online] available at
1426 http://journal.walisongo.ac.id/index
[2] Saragih, Desi Karolina., 2017, .php/attaqaddum/article/view/1163
Bahasa dan Ragam Bahasa pada [9] Santana, Septiawan K., 2007,
Pendidikan Anak Sekolah, Menulis Ilmiah: Metode Penelitian
Paradigma Lingua, No. 2 Vol. 6, pp. Kualitatif, Jakarta: Yayasan Obor
1-11, [online] available at Indonesia.
http://www.openjournal.unpam.ac.i [10] Megawati, Erna., Tindak Tutur
d/index.php/Paradigma/article/view Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di
/1617 Pasar Induk Kramat Jati, Deiksis,
[3] Sari, Fenda Dina Puspita, 2013, No. 2 Vol. 8, pp. 157-171, [online]
Tindak Tutur dan Fungsi Tuturan Available at
Eksresif dalam Acara Galau Nite di https://journal.lppmunindra.ac.id/in
Metro tv: Suatu Kajian Pragmatik, dex.php/deiksis/article/view/723
Skriptorium, No. 2 Vol. 1, pp. 1-13, [11] Khotimah, Dewi Khusnul., 2014,
[online] available at Pemilihan Kode Bahasa pada
http://journal.unair.ac.id/SKRIP@ti Masyarakat Tutur di Kelurahan
ndak-tutur-dan-fungsi-tuturan- Sukapura, Kecamatan
ekspresif-dalam-acara-galau-nite- Kiaracondong, Kota Bandung
di-metro-tv--suatu-kajian- (Kajian Sosiolinguistik), Bahtera
pragmatik-article-6651-media-45- Sastra: Antologi Bahasa dan Sastra
category-8.html Indonesia, No. 1, pp. 1-11, [online]
[4] Hymes, Dell., 1972, Foundation in available at
Sociolinguistic: An Ethnographie https://ejournal.upi.edu/index.php/
Approach, Philadelphia: BS_Antologi_Ind/article/view/509
Universersity of Peunsylvania press.
[5] Rachman, 2015, Tindak Tutur Dalam
Proses Belajar-Mengajar Pada
Taman Kanak-Kanak Dharma
Wanita Kelurahan Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten
Muna (Kajian Pragmatik), Jurnal
Humanika, No. 15 Vol. 3, pp. 1-18,
[online] available at
http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUM
ANIKA/article/view/599