Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mochamad Axel

Nrp : 174010253
Kelas : 17 MJ D

1. Jelaskan pertimbangan dalam memilih badan hukum perusahaan ?


Pertimbangan dalam Memilih Badan Usaha
Pendirian suatu badan hukum perusahaan haruslah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan. Ada beberapa faktor untuk memilih badan usaha yang akan dijalankan. Dalam
praktiknya, pertimbangan utama pemilihan bentuk badan hukum perusahaan antara lain:
1) Jenis usaha yang dijalankan
Hal pertama yang dipertimbangkan adalah jenis usaha apa yang akan dijalankan.
Sesuai dengan keinginan, badan usaha yang akan dijalankan bisa dalam bentuk
perdagangan, industri dsb. Orang yang ingin membuka usaha, harus selektif dalam
memilih jenis usaha yang mengeluarkan modal tidak terlalu besar dengan risiko
kerugian kecil.
2) Batas wewenang dan tanggung jawab pemilik
Ketika menjalankan bisnis, ada 2 hal yang sangat erat berkaitan, yaitu mengenai
pengambilan keputusan dan batas kewenangan dalam menjalankan bisnis. Karakter
badan usaha sangat menentukan hal ini. Karena tidak semua badan usaha memiliki
pemisahan tanggung jawab antara pemilik dengan badan usahanya. Dalam hal
memilih CV atau Firma sebagai badan usaha, ketika timbul suatu kerugian, maka
kerugian tersebut menjadi tanggung jawab pemiliknya juga, hingga ke harta pribadi.
Berbeda dengan Perseroan Terbatas, dimana ada keterbatasan tanggung jawab.
3) Kapasitas Keuangan dan Kemudahan Pendirian
Umumnya para pebisnis berskala kecil, ingin memilih pendirian badan usaha yang
prosesnya sederhana dan biaya sesuai dengan kapasitas keuangannya. Ketika
budgetnya tidak mencukupi untuk mendirikan Perseroan Terbatas, seringkali badan
yang dipilih adalah CV. Namun yang harus diperhatikan adalah karakter dari badan
usaha yang dipilih berikut tanggungjawabnya.
4) Kemudahan memperoleh modal
Dalam bisnis, pemisahan keuangan pribadi dengan bisnis adalah hal mutlak. Ketika
membuat badan usaha, diharapkan dapat membuat rekening atas nama perusahaan
tersebut. Sehingga, untuk keperluan permodalan, akan dapat dengan mudah
mengajukan ke perbankan atau investor apabila cash flow yang telah berdiri sendiri
dan berjalan baik dari bisnis tersebut sudah diletakkan pada wadah khusus, yaitu
rekening perusahaan.
5) Besarnya risiko kepemilikan
Para pengusaha harus memikirkan risiko-risiko yang akan terjadi dalam
perusahaannya. Misalnva pengusaha dalam bidang industri alkan menggunakan
alatalat produksi yang membutuhkan perawatan sesering mungkin agar terhindar dari
risiko kerusakan, cacat, dll.
6) Perkembangan usaha
Pengusaha haruslah visioner, oleh karena itu optimisme dalam mengembangkan
bisnis juga merupakan pertimbangan dalam memilih badan usaha. Seiring dengan
perkembangan bisnis, maka tidak hanya omset yang makin besar, namun risikonya
juga makin besar. Oleh karena itu perlu disesuaikan dan dipersiapkan strategi memilih
badan usaha yang tepat.
7) Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha
Agar usaha dapat ter koordinir dengan baik, pengusaha hendaknya melibatkan
pihakpihak lain yang dapat mendukung jalannya perusahaan. Pihak-pihak tersebut
ditempatkan pada bagian-bagian yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
8) Kewajiban dari peraturan pemerintah
Sebagai warga Negara yang baik, pengusaha harus memperhatikan peraturan-
peraturan pemerintah seperti ijin industri, NPWP, akta notaries, pajak dan ijin
domisili. Dengan mempertimbangkan beberapa faktor di atas, maka diharapkan
badan usaha yang dipilih benar-benar sesuai dengan harapan pemiliknya. Seiring
dengan perkembangan bisnisnya, maka pemilihan badan usaha juga harus memiliki
visi yang jauh ke depan.
2. Jelaskan mengenai prinsip pengorganisasian ?
Menurut Schermerhorn (1996:218), Pengorganisasian adalah proses mengatur
orangorang dan sumber daya lainnya untuk bekerja ke arah tujuan bersama. Dalam
pengorganisasian, penyusunan struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting
agar setiap orang yang berada dalam organisasi tersebut mengetahui dengan jelas tugas
atau pekerjaan, tanggung jawab, hak dan wewenang mereka. Lima Prinsip
Pengorganisasian (Organizing Principles)
Untuk dapat melakukan fungsi pengorganisasian secara efektif, seorang manajer
sebaiknya memiliki pedoman tertentu sehingga mereka dapat mengambil keputusan dan
bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil tersebut. Berikut ini adalah prinsip-
prinsip pengorganisasian yang dapat digunakan supaya fungsi pengorganisasian dalam
manajemen dapat dilaksanakan dengan efektif.
1) Prinsip Spesialisasi kerja (Work Specialization)
Prinsip ini sering disebut juga Prinsip Pembagian Kerja atau Division of Work, ada
juga yang menyebutnya Division of Labour. Yang dimaksud dengan Spesialisasi kerja
adalah pembagian tugas-tugas atau pekerjaan yang kompleks menjadi beberapa
subpekerjaan atau bagian kepada karyawannya. Setiap karyawan dilatih untuk
melakukan tugas-tugas tertentu yang berkaitan dengan spesialisasinya sehingga
mereka memiliki kualifikasi dan kemampuan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang
diberikan tersebut.
Keuntungan dari Spesialisasi pekerjaan atau Pembagian kerja ini adalah
meningkatkannya produktivitas dan dapat melakukan pekerjaan dengan efisien karena
setiap karyawan melakukan tugas yang sama setiap harinya sehingga kecepatan kerja
dan kualitas kerja dapat terjaga dengan baik. Namun di sisi lain, ketergantungan
organisasi terhadap karyawan tersebut akan menjadi sangat tinggi dan juga
menimbulkan kebosanan karyawan akan rutinitas pekerjaan yang sama dan
berulangulang. Kebosanan karyawan tersebut lama kelamaan akan dapat
menyebabkan tingginya tingkat ketidakhadiran (absen) dan tingkat pergantian tenaga
kerja (employee turnover) yang tinggi juga. Oleh karena itu, banyak
perusahaan/organisasi yang melakukan rotasi pekerjaan untuk mengurangi
ketergantungan pada orang-orang tertentu dan untuk menghindari kebosanan akan
rutinitas yang sama dan berulangulang.
2) Prinsip Otoritas atau Wewenang (Authority)
Otoritas atau wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, membuat
keputusan, memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu (atau tidak melakukan
sesuatu), dan hak untuk mengalokasikan sumber daya atas nama organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan prinsip ini, semua fungsi, tugas, wewenang dan hubungan antara
manajer dan bawahannya harus didefinisikan dan ditentukan secara jelas.
Pengklarisifikasian hubungan wewenang (authority) dan tanggung jawab
(responsibility) dapat membantu organisasi mencapai koordinasi yang lebih baik dan
lebih efektif.
3) Prinsip Rantai Komando (Chain of Command)
Rantai Komando merupakan konsep penting untuk membangun suatu struktur
organisasi yang kuat. Rantai Komand atau Chain of Command dapat diartikan sebagai
garis kewenangan tanpa putus yang membentang dari puncak manajemen ke
karyawan level terendah serta mejelaskan siapa yang harus bertanggung jawab dan
melapor kepada siapa. Jadi pada dasarnya dapat dikatakan bahwa Rantai Komando
adalah aliran pelaporan. Misalnya seorang Operator produksi harus melapor ke
Leader Produksi, Leader produksi harus melapor ke Supervisor produksi, kemudian
Supervisor produksi harus melapor ke Manajer dan Manajer Produksi harus melapor
ke Direktur Operasional.
Tanggung jawab dan garis kewenangan tanpa putus ini berdasarkan dua prinsip
penting yaitu Unity of Command (Kesatuan Komando) dan Scalar Chain (Jenjang
berangkai). Berdasarkan Prinsip Kesatuan Komando, Karyawan seharusnya hanya
menerima perintah dari seorang atasan saja dan juga bertanggung jawab kepada satu
atasan saja. Jika terlalu banyak Atasan yang memberikan perintah, karyawan yang
bersangkutan akan sulit untuk membedakan prioritasnya. Hal ini juga akan menimbulkan
kebingungan dan tidak fokus pada tugas yang diberikannya. Sedangkan Scalar Chain
adalah garis vertikal wewenang dari atas sampai ke bawah. Setiap karyawan harus
menyadari posisi mereka di dalam Hirarki Organisasi. Garis wewenang ini akan
menunjukan apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya. 4) Prinsip
Pendelegasian Wewenang (Delegation)
Pendelegasian wewenang merupakan salah satu hal yang penting dalam
organisasi. Tanpa adanya pendelegasian wewenang, seorang manajer harus
mengerjakan sendiri semua pekerjaannya. Keberhasilan seorang manajer pada
dasarnya sangat tergantung pada kemampuannya untuk mendelegasikan wewenang
dan pekerjaan kepada bawahannya.
Pendelegasian wewenang dapat diartikan sebagai pelimpahan wewenang dari
seorang manajer kepada bawahannya untuk melakukan sesuatu atau wewenang untuk
pengambilan suatu keputusan.
5) Prinsip Rentang Kendali (Span of Control)
Rentang Kendali (Span of Control) atau sering disebut juga dengan Rentang
Manajemen (Span of Management) adalah Jumlah Karyawan atau bawahan yang
dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang atasan dalam satu waktu, atasan yang
dimaksud tersebut dapat berupa seorang Supervisor ataupun Manajer.
Rentang kendali ini sangat penting dalam mengetahui desain dan dinamika
kelompok pada organisasi yang bersangkutan. Rentang kendali pada suatu unit kerja
(departement) dapat berbeda dengan unit kerja lainnya meskipun dalam satu
organisasi yang sama. Tidak ada angka atau jumlah yang pasti terhadap rentang
kendali ini, hal ini karena setiap organisasi memiliki desain dan bentuk yang berbeda-
beda juga. Disamping itu, pengalaman dan kepribadian manajer serta kemampuan dan
perilaku bawahan juga mempengaruhi jumlah rentang kendali ini.
Rentang kendali yang sempit akan mempermudah seorang manajer untuk
melakukan supervisi terhadap bawahannya dan memperlancar komunikasi dengan
bawahannya, sedangkan rentang kendali yang lebar dapat memberikan kesempatan
yang lebih banyak kepada bawahannya dan melatih bawahannya lebih
independen/mandiri.
3. Bagaimana hubungan struktur organisasi dengan uraian jabatan ?
Uraian jabatan yang jelas akan sangat membantu atasan untuk melakukan pengawasan
dan juga pengendalian terhadap bawahannya. Begitu juga bagi para karyawan, mereka
bisa berkonsentrasi dalam melakukan tugasnya karena sudah diuraikan dengan jelas
deskripsi pekerjaannya. Tanpa adanya struktur perusahaan yang baik, maka setiap orang
yang bergabung dengan perusahaan tersebut tidak akan bisa bekerja dengan baik.
4. Jelaskan dasar dari spesifikasi jabatan ?
Job specification memiliki tujuan agar persyaratan bagi pekerja yang akan direkrut
menjadi jelas. Selain itu job specification juga digunakan sebagai dasar untuk menyeleksi
dini ditingkat luar perusahaan, artinya sebelum perusahaan menyeleksi sendiri dari sekian
banyak calon pelamar dengan sendirinya jumlah peminat atau pelamar akan berkurang
setelah membaca persyaratan yang tertulis dalam job spesifikasi. Job specification juga
sangat memegang peranan penting sebagai variabel pendukung keberhasilan tujuan dari
sebuah perusahaan. Karena dengan kualitas SDM yang memadai maka produktivitas
perusahaan juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya kualitas SDM yang ikut
berperan serta di dalamnya.
5. Jelaskan mengapa penting dalam memerikan balas jasa yang adil baik internal maupun
eksternal ?
Secara eksternal, keadilan, kelayakan dan besarnya kompensasi (balas jasa) yang berlaku
pada suatu perusahaan akan banyak menarik minat para calon tenaga kerja yang potensial
untuk bergabung atau bekerja pada perusahaan yang bersangkutan. Berbeda dengan
perusahaan yang memberikan kompensasi yang kecil dan tidak layak tentunya akan sepi
peminat dari calon-calon tenaga kerja yang potensial.
Secara internal, kompensasi (balas jasa) yang tinggi dan layak juga dapat
mempertahankan karyawan yang ada. Jika karyawan merasa kompensasi yang diberikan
perusahaan kepadanya cukup memadai untuk menghidupi diri dan keluarganya, maka ia
akan tetap bekerja di perusahaan tersebut.

Sumber :

http://dheayaniellen.blogspot.com/2014/11/pertimbangan-dalam-memilih-badan-usaha.html

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-pengorganisasian-organizing-

prinsippengorganisasian/ https://jojonomic.com/blog/pentingnya-struktur-organisasi-

perusahaan/ http://mangihot.blogspot.com/2017/02/pengertian-dan-tujuan-job-

specification.html https://khoyunitapublish.wordpress.com/2013/02/25/keadilan-dan-

kelayakan-dalam-pemberiankompensasi/

Anda mungkin juga menyukai