Bab Ii Ta

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan pustaka


1. Efisiensi
Adanya kegiatan bisnis di lingkup pelayaran membutuhkan penanganan yang

lebih serius agar tidak terjadi pemborosan dan penyelewengan yang dapat

mengakibatkan kerugian keuangan pada perusahaan, untuk menghindari hal

tersebut maka diperlukan suatu sistem pengawasan yang tepat guna untuk

mengetahui efisiensi terhadap pemakaian bahan bakar yang terjadi diatas kapal.

Ini bertujuan untuk menjaga kemungkinan agar pelaksanaannya dapat berjalan

dengan baik.

a. Pengertian efisiensi

Setiap kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai sasaran, diperlukan adanya

efisiensi dalam melakukan suatu pekerjaan agar tercapainya sasaran tersebut

sesuai dengan apa yang sudah direncanakan dengan tepat. Seperti yang

dikemukakan oleh Sedarmayanti (2014:22) “Efisiensi adalah ukuran tingkat

penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin hemat atau sedikit

penggunaan sumber daya, maka prosesnya dikatakan semakin efisien”. Proses

yang efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan

lebih cepat (Hayuning Rizki Mahardita 2017;135).

Menurut SP.Hasibuan (1984;233-4) mengutip pernyataan dari H. Emerson yang

mengatakan bahwa “Efisiensi merupakan perbandingan yang terbaik antara


sebuah input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-

sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang telah dicapai

dengan penggunaan sumber yang terbatas. Jadi bisa dikatakan hubungan antara

apa yang telah diselesaikan”.

Menurut Mulyamah (1987;3) mengartikan bahwa “Efisiensi adalah sebuah ukuran

dalam membandingkan antara rencana penggunaan masukan dengan penggunaan

yang direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang sebenarnya.”

Dari pengertian yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa

efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses.

Semakin hemat/sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya dikatakan

semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga

menjadi lebih murah dan lebih cepat.

b. Manfaat dan tujuan efisiensi

1. Untuk mencapai hasil atau sasaran seperti yang diharapkan

2. Untuk menghemat penggunaan sumber daya dalam melakukan kegiatan

3. Untuk memaksimalkan penggunaan semua sumber daya yang tersedia sehingga

tidak ada yang terbuang

4. Untuk meningkatkan kinerja unit kerja sehingga output dimaksimalkan

5. Untuk memaksimalkan manfaat yang mungkin didapat (Gumelar Ardiansyah)

2. Bahan Bakar
a. Pengertian bahan bakar
Suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Bahan bakar mengandung

energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar
digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan

bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di

udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi

eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon

(termasuk di dalamnya bensin dan solar) merupakan jenis bahan bakar yang

paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah

logam radioaktif (Muswar Muslim, Danny Faturachman 2015;1).

b. Sistem bahan bakar (heavy fuel oil system)

Sistem bahan bakar adalah sistem yang digunakan untuk mensupply bahan bakar
yang diperlukan motor induk pada umumnya:

1) Mesin diesel kecepatan rendah dapat beropersi dengan hampir setiap bahan

bakar cair dari minyak tanah (kerosine) sampai minyak bunker.

2) Mesin diesel kecepatan tinggi modern, karena singkatnya selang waktu yang

tersedia untuk pembakaran pada setiap daur memerlukan minyak bakar yang

lebih khusus dan lebih ringan.

3) Jenis bahan bakar terbagi berdasarkan bentuk dan wujudnya.

a) Berdasarkan Bentuknya

i. Bahan bakar padat

Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat dan kebanyakan

menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang

dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk

menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.


ii. Bahan bakar cair

Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, jika

dibandingkan dengan bahan bakar bebas. Bensin/gasolin/premium, minyak solar,

minyak tanah adalah contoh bahan bakar cair. Bahan bakar cair yang biasa dipakai

dalam industri, transportasi maupun rumah tangga adalah fraksi minyak bumi.

Minyak bumi adalah campuran berbagai hidrokarbon yang termasuk dalam

kelompok senyawa: parafin, naphtena, olefin, dan aromatik. Kelompok senyawa

ini berbeda dari yang lain dalam kandungan hidrogennya. Minyak mentah, jika

disuling akan menghasilkan beberapa macam fraksi, seperti bensin atau premium,

kerosen atau minyak tanah, minyak solar, minyak bakar, dan lain-lain. Setiap

minyak petroleum mentah mengandung keempat kelompok senyawa tersebut,

tetapi perbandingannya berbeda.

iii. Bahan bakar gas

Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid

Petroleum Gas (LPG). CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG

adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang

digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas

yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan bermotor.

b) Berdasarkan materinya

i Bahan bakar tidak berkelanjutan

Bahan bakar tidak berkelanjutan bersumber pada materi yang diambil dari alam

dan bersifat konsumtif. Sehingga hanya bisa sekali dipergunakan dan bisa habis
keberadaannya di alam. Misalnya bahan bakar berbasis karbon seperti produk-

produk olahan minyak bumi.

ii Bahan bakar berkelanjutan

Bahan bakar berkelanjutan bersumber pada materi yang masih bisa digunakan

lagi dan tidak akan habis keberadaannya di alam. Misalnya tenaga matahari

4) Sifat berikut yang mempengaruhi prestasi dan kendala dari suatu mesin

diesel :

a) Penguapan

b) Residu karbon

c) Viskositas

d) Kandungan belerang

e) Abu

f) Air dan endapan

g) Titik nyala dan Mutu pelayanan

c. Pemakaian Bahan Bakar

Salah satu karakteristik unit konversi energi yang mengubah energi kimiawi

bahan bakar menjadi bahan bakar energi lainnya yang lebih bermanfaat seperti

panas, energi mekanis dalam bentuk daya poros, dan sebagainya. Pemakaian

bahan bakar dinyatakan dalam satuan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan

(dalam kilogram, gram meter kubik, dan liter) untuk menghasilkan suatu energi
berguna (dalam kilo watt dan daya kuda) dalam jangka waktu tertentu (dalam

menit, jam, atau detik).

Untuk mendapatkan energi panas diperlukan campuran gas yang terdiri dari udara

dan bahan bakar. Banyaknya bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan

energi panas tergantung pada besar volume langkah torak dan efisiensi volumetrik

atau pengisian. Pemakaian bahan bakar biasanya dikenal yang menyatakan jarak

tempuh kendaraan tiap satu liter bahan bakar.

Pemakaian bahan bakar jika dibandingkan dengan daya mesin yang dihasilkan

selama kurun waktu tertentu dikenal dengan istilah “konsumsi bahan bakar

spesifik”. Satuan konsumsi bahan bakar spesifik adalah gram bahan bakar

perkilowatt jam. Konsumsi bahan bakar spesifik aktif (SFC) dinyatakan dalam

perhitungan SFC = gr bahan bakar / daya kuda x waktu.

Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Specific Fuel Consumption - SFC) adalah

indikator keefektifan suatu motor bakar torak dalam menggunakan bahan bakar

yang tersedia untuk menghasilkan daya, misal diketehui besarnya pemakaian nilai

bahan bakar spesifik motor a adalah 245 sampai 300 gram perkilo watt jam dan

motor b adalah 175 sampai 205 gram perkilo watt jam, maka yang lebih irit

adalah motor b.

Bila sebuah motor memiliki bahan bakar senilai SFC lebih rendah, motor tersebut

lebih irit kebutuhan bahan bakarnya untuk menghasilkan daya yang sama dalam

kurung waktu sama, dengan demikian besarnya SFC suatu motor atau unik

konversi energi umunya dapat sebagai tolak ukur untuk memperkiran untuk segi

ekonomis operasional motor tersebut.


3. Perusahaan Pelayaran

Menurut Suwarno (2011) perusahaan pelayaran adalah badan usaha milik negara

atau swasta, berbentuk perusahaan negara persero, Perseroan Terbatas (PT),

Perseroan Comanditer (CV), dan lain-lain yang melakukan usaha jasa dalam

bidang penyediaan ruangan kapal laut untuk kepentingan mengangkut muatan

penumpang (orang) dan barang (dagangan) dari suatu pelabuhan asal (muat)

kepelabuhan tujuan (bongkar), baik di dalam negeri (interinsulair) maupun luar

negeri (ocean going shipping).

Menurut Engkos kosasih dan Hananto Soewedo (2010) Pelayaran Niaga

(Merchant Marine) ialah usaha pengangkutan barang (khususnya barang

dagangan) atau penumpang melalui laut, baik yang dilakukan antar pelabuhan-

pelabuhan dalam wilayah sendiri maupun antar negara.

1. Manfaat Shipping Industry

Menurut Engkos kosasih dan Hananto Soewedo (2010) Usaha pelayaran

merupakan usaha industry bidang jasa Transportasi laut atau Shipping Industry

yang memberi manfaat sebagai berikut :

a) Place utility, yaitu barang yang di satu tempat kurang bermanfaat dipindahkan

ke tempat yang manfaatnya lebih besar.

b) Time utility, yaitu barang dari satu tempat yang saat tertentu sudah diproduksi

dan berlebihan dipindahkan ke tempat yang pada waktu yang sama belum

diproduksi dan membutuhkan pengangkutan dengan kapal dapat dilakukan

melalui laut, danau, maupun sungai.


2. Macam – macam perusahaan pelayaran

Menurut engkos Kosasih dan Hananto Soewedo (2010) ditinjau dari sifat

usahanya perusahaan pelayaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Pelayaran tetap (Linier Service)

Pelayaran tetap mempunyai ciri sebagai berikut :

(1) Jalur pelayaran (trade line) dan perjalanan kapal tertentu dan teratur,

menyinggahi pelabuhan yang di tetapkan sebelumnya dengam frekuensi yang

tetap dan mempunyai sailing schedule tertentu yang semuanya di umumkan

kepada semua cargo owner (pemilik muatan).

(2) Umumnya pelayaran tetap dapat menerima semua jenis muatan.

(3) Pelayaran tetap menawarkan freight rate (daftar tarif angkutan) yang telah di

tetapkan dan berlaku umum.

(4) Carrier (pengusaha pelayaran) harus mempunyai peraturan atau syarat-syarat

pengangkutan yang dicantumkan pada lembar formulir Bill of Lading (B/L)

atau mungkin ada perjanjian khusus antara carrier dan shipper.

b) Pelayaran Tidak Tetap (Tramper Service)

Pelayaran tramper merupakan pelayaran bebas yang tidak terikat ketentuan

formal, tidak mempunyai jalur pelayaran tetap, dan kapal dapat berlayar kemana

saja. Kapal membawa muatan apa saja dan sering membawa muatan sejenisnya.

Pelayaran tramp tidak mempunyai jadwal yang diumumkan sebelumnya. Syarat

pengangkutan dan uang tambang (freight rate) dalam pelayaran tramper

merupakan hasil permufakatan kedua belah pihak.


4. Kapal General Cargo

Kapal general cargo atau bulk, yakni kapal kargo pengangkut muatan umum yang

telah di packing atau pun yang tidak di packing (curah). Muatan yang di packing

seperti mesin, pupuk, semen, coli, dan lainnya. Muatan curah seperti nickel ore,

PKE (Palm Kernel Expeller), batubara, dan lainnya. Kapal general cargo

dilengkapi dengan crane pengangkut barang untuk memudahkan bongkar muat

muatan.

Anda mungkin juga menyukai