BAB II
KAJIAN TEORI
Kata efisiensi berasal dari bahasa latin efficere yang berarti menghasilkan, mengadakan,
memaksimalkan perbandingan antara hasil bersih yang nyata (imbang akibat-akibat yang
dikehendaki) dengan pengorbanan yang di berikan. Suatu tindakan dapat disebut efisien
apabila mencapai hasil yang maksimum dengan usaha tertentu yang di berikan, atau apabila
mencapai suatu tingkat hasil tertentu dengan usaha terkecil yang mungkin di berikan
Dengan adanya kegiatan bisnis di lingkup pelayaran membutuhkan penanganan yang lebih
serius agar tidak terjadi pemborosan dan penyelewengan yang dapat mengakibatkan
kerugian keuangan pada perusahaan, untuk menghindari hal tersebut maka diperlukan suatu
sistem pengawasan yang tepat guna untuk mengetahui efisiensi terhadap pemakaian bahan
bakar yang terjadi diatas kapal. Ini bertujuan untuk menjaga kemungkinan agar
Setiap kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai sasaran, diperlukan adanya efisiensi
dalam melakukan suatu pekerjaan agar tercapainya sasaran tersebut sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan dengan tepat. Merujuk pada (Sedarmayanti, 2014: 22) pengertian
1
2
efesiensi adalah; “ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin
hemat atau sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya dikatakan semakin efisien”.
Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan
sebuah input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang
dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang telah dicapai dengan penggunaan
sumber yang terbatas. Jadi bisa dikatakan hubungan antara apa yang telah diselesaikan” .
Sumber lainnya mengenai efesiensi turut dinyatakan Mulyamah yang mengartikan bahwa
masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang
efisiensi merupakan ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin
hemat atau sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya dikatakan semakin efisien.
Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan
lebih cepat.
Menurut Yoto Paulus dan Nugent dalam tulisan Amanda, efesiensi dibedakan ke dalam tiga
kategori yaitu efisiensi teknis, efisiensi harga, dan efisiensi ekonomis. Efisiensi ekonomis
merupakan produk dari efisiensi teknik dan efisiensi harga, sehingga efisiensi ekonomis
dapat tercapai jika efisiensi teknis dan efisiensi harga dapat tercapai (Amanda, 2010).
Dalam teori ekonomi, ada dua pengertian efisiensi yaitu efisiensi teknis dan efisiensi
jangkauan lebih luas dibandingkan efisiensi teknis yang bersudut pandang mikro.
Pengukuran efisiensi teknis cenderung terbatas pada hubungan teknis dan operasional dalam
proses konversi input menjadi output, akibatnya usaha untuk meningkatkan efisiensi teknis
hanya memerlukan kebijakan yang bersifat mikro. Efisiensi teknis (technical efficiency)
merupakan pilihan proses produksi yang kemudian menghasilkan output tertentu dengan
meminimalisasi sumber daya, sedangkan efisiensi ekonomis (cost efficiency) yaitu bahwa
pilihan apapun teknik yang digunakan dalam kegiatan produksi haruslah meminimumkan
biaya. Selain itu, efisiensi teknis merupakan kombinasi antara kapasitas dan kemampuan unit
ekonomi untuk memproduksi sampai tingkat output maksimum dari jumlah input dan
Penggunaan istilah efesiensi sering digunakan dalam setiap bidang kehidupan manusia yang
tentunya mempunyai tujuan ialah sebagai alasan dilakukannya efisiensi. Secara umum,
1. Untuk mencapai sebuah hasil atau tujuan sesuai dengan yang diharapkan.
3. Untuk bisa memaksimalkan penggunaan segala sumber daya yang dipunya sehingga
4. Untuk bisa meningkatkan kinerja suatu unit kerja sehingga hasil atau output-nya
semakin maksimal.
Tujuan dan manfaat dari efisiensi dalam pelayaran, yakni kemampuan pelayaran dalam
(input yang serendah-rendahnya) untuk menghasilkan suatu keluaran (output), dan juga
merupakan kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar (Palwa, 2017:
1).
Efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis dalam soal bahan bakar dan dalam industri pelayaran
itu secara umum, perusahaan pelayaran menggunakan efisiensi seperti ini. Karena setiap
sumber daya yang berada di kantor tersebut ataupun mengenai biaya lainnya, seperti biaya
pemakaian bahan bakar ketika kapal sedang beroperasi. Dalam perusahaan biaya pemakaian
bahan bakar ini juga terbilang penting, sebab suatu perusahaan pelayaran dapat terlihat
pendapatan, salah satunya melalui keefisienan pemakaian bahan bakar ini. Karena jika
pemakaian bahan bakar di atas kapal terbilang boros, maka perusahaan pastinya akan
mengeluarkan biaya yang lebih untuk usahanya serta perusahaan bisa dikatakan gagal dalam
meminimalisasi pengeluaran mengenai biaya tersebut dalam satu kali perjalanan. Peusahaan
Pemahaman mengenai bahan bakar mencakup lingkup pengertian sebagai berikut. Suatu
materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Bahan bakar mengandung energi panas
5
yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia
melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan
panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari
bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti fisi nuklir atau fusi
nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) merupakan jenis bahan bakar
yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam
Sistem bahan bakar atau heavy fuel oil system adalah sistem yang digunakan untuk memasok
1. Mesin diesel kecepatan rendah dapat beropersi dengan hampir setiap bahan bakar cair
2. Mesin diesel kecepatan tinggi modern, karena singkatnya selang waktu yang tersedia
untuk pembakaran pada setiap daur memerlukan minyak bakar yang lebih khusus dan
lebih ringan.
3. Jenis bahan bakar terbagi berdasarkan bentuk dan wujudnya (Putro, 2018: 19).
Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat dan kebanyakan menjadi
sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang dihasilkan bisa
digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan
menyediakan energi.
Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, jika dibandingkan
dengan bahan bakar bebas. Bensin/gasolin/premium, minyak solar, minyak tanah adalah
contoh bahan bakar cair. Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri,
transportasi maupun rumah tangga adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah
naphtena, olefin, dan aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain dalam
macam fraksi, seperti bensin atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak solar,
minyak bakar, dan lain-lain. Setiap minyak petroleum mentah mengandung keempat
Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni compressed natural gas (CNG) dan liquid
petroleum gas (LPG). CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG adalah
campuran dari propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk
kompor rumah tangga, sama bahannya dengan bahan bakar gas yang biasa digunakan
Sedangkan sistem bahan bakar berdasarkan materinya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Bahan bakar tidak berkelanjutan bersumber pada materi yang diambil dari alam dan
bersifat konsumtif. Sehingga hanya bisa sekali dipergunakan dan bisa habis
Bahan bakar berkelanjutan bersumber pada materi yang masih bisa digunakan lagi dan
tidak akan habis keberadaannya di alam. Misalnya tenaga matahari (Putro, 2018: 21).
Berikut ini diuraikan sifat-sifat yang mempengaruhi prestasi dan kendala dari suatu mesin
(6)air dan endapan, dan (7)titik nyala dan mutu pelayanan (Putro, 2018: 21).
Salah satu karakteristik unit konversi energi yang mengubah energi kimiawi bahan bakar
menjadi bahan bakar energi lainnya yang lebih bermanfaat seperti panas, energi mekanis
dalam bentuk daya poros, dan sebagainya. Pemakaian bahan bakar dinyatakan dalam satuan
jumlah bahan bakar yang dibutuhkan (dalam kilogram, gram meter kubik, dan liter) untuk
menghasilkan suatu energi berguna (dalam kilo watt dan daya kuda) dalam jangka waktu
Untuk mendapatkan energi panas diperlukan campuran gas yang terdiri dari udara dan bahan
bakar. Banyaknya bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan energi panas tergantung
pada besar volume langkah torak dan efisiensi volumetrik atau pengisian. Pemakaian bahan
bakar biasanya dikenal yang menyatakan jarak tempuh kendaraan tiap satu liter bahan bakar.
Pemakaian bahan bakar jika dibandingkan dengan daya mesin yang dihasilkan selama kurun
waktu tertentu dikenal dengan istilah “konsumsi bahan bakar spesifik”. Satuan konsumsi
bahan bakar spesifik adalah gram bahan bakar perkilowatt jam. Konsumsi bahan bakar
spesifik aktif (SFC) dinyatakan dalam perhitungan SFC = gr bahan bakar/ daya kuda x
waktu.
8
Konsumsi bahan bakar spesifik (specific fuel consumption - SFC) adalah indikator
keefektifan suatu motor bakar torak dalam menggunakan bahan bakar yang tersedia untuk
menghasilkan daya, misal diketehui besarnya pemakaian nilai bahan bakar spesifik motor a
adalah 245 sampai 300 gram per-kilo watt jam dan motor b adalah 175 sampai 205 gram
Bila sebuah motor memiliki bahan bakar senilai SFC lebih rendah, motor tersebut lebih irit
kebutuhan bahan bakarnya untuk menghasilkan daya yang sama dalam kurung waktu sama,
dengan demikian besarnya SFC suatu motor atau unik konversi energi umunya dapat sebagai
tolak ukur untuk memperkiran untuk segi ekonomis operasional motor tersebut (Putro,
2018: 23).
Menurut Suwarno perusahaan pelayaran adalah badan usaha milik negara atau swasta,
berbentuk perusahaan negara persero, perseroan terbatas (PT), perseroan comanditer (CV),
dan lain-lain yang melakukan usaha jasa dalam bidang penyediaan ruangan kapal laut untuk
kepentingan mengangkut muatan penumpang (orang) dan barang (dagangan) dari suatu
pelabuhan asal (muat) kepelabuhan tujuan (bongkar), baik di dalam negeri (intersuler atau
antar pulau) maupun luar negeri (ocean going shipping) (Bahari, 2019: 7).
Menurut Engkos Kosasih dan Hananto Soewedo dalam bukunya yang berjudul “Manajemen
barang (khususnya barang dagangan) atau penumpang melalui laut, baik yang dilakukan
antar pelabuhan-pelabuhan dalam wilayah sendiri maupun antar negara (2007: 6).
9
Masih menurut Kosasih dan Soewedo, usaha pelayaran merupakan usaha industri bidang
jasa transportasi laut atau shipping industry atau industri jasa pelayaran yang memberi
a) Place utility, yaitu barang yang di satu tempat kurang bermanfaat dipindahkan ke tempat
b) Time utility, yaitu barang dari satu tempat yang saat tertentu sudah diproduksi dan
berlebihan dipindahkan ke tempat yang pada waktu yang sama belum diproduksi dan
membutuhkan pengangkutan dengan kapal dapat dilakukan melalui laut, danau, maupun
sungai.
Masih menurut engkos Kosasih dan Soewedo, ditinjau dari sifat usahanya perusahaan
1.1. Jalur pelayaran (trade line) dan perjalanan kapal tertentu dan teratur, menyinggahi
1.3. Pelayaran tetap menawarkan freight rate (daftar tarif angkutan) yang telah di
pengangkutan yang dicantumkan pada lembar formulir bill of lading (B/L) atau
Sebagaimana usaha lain, usaha pelayaran service linier juga memiliki keuntungan dan
1. Keuntungan linier service, mencakup tiga indikator yaitu; (1)memenuhi kebutuhan bagi
cargo owner, yaitu satu pelayaran yang tetap dan teratur, (2)mempunyai customer tetap
yang selalu mendukung perusahaan, dan (3)karena sifatnya yang teratur lebih mudah
diketahui sebelumnya.
2. Kerugian linier service, mencakup tiga keadaan yaitu; (1)linier membutuhkan satu
organisasi yang mahal atau besar harus ada unit usaha, armada, keuangan, dan
administrasi umum dalam jumlah yang sesuai dengan kegiatan, (2)harus balanced trade
terutama untuk linier container untuk menghindari biaya respositioning yang tinggi, dan
(3)agar dapat memelihara satu frekuensi yang tinggi harus mempunyai armada yang
Pelayaran tramper service merupakan pelayaran bebas yang tidak terikat ketentuan formal,
tidak mempunyai jalur pelayaran tetap, dan kapal dapat berlayar kemana saja. Kapal
membawa muatan apa saja dan sering membawa muatan sejenisnya. Pelayaran tramp tidak
mempunyai jadwal yang diumumkan sebelumnya. Syarat pengangkutan dan uang tambang
(freight rate) dalam pelayaran tramper merupakan hasil permufakatan kedua belah pihak.
Berikut ini diuraikan keuntungan dan kerugian dari penyelengaraan pelayaran tidak tetap.
11
Keuntungan pelayaran tidak tetap; (1)kapal hanya menyinggahi pelabuhan yang mempunyai
prospek yang bermuatan cukup, (2)pelabuhan yang disinggahi kurang, tetapi muatan yang
diangkut cukup banyak dan, (3)organisasi perusahaan cukup sederhana, yang penting ada
unit armada. Kerugian pelayaran tidak tetap, yaitu; (1)tidak mudah untuk mendapatkan
employment kapal karna tidak mempunyai customer yang tetap dan, (2)ada kemungkinan
berlayar dalam keadaan kosong menuju satu pelabuhan muat atau tidak memperoleh muatan
balik.
Muatan kapal (cargo) merupakan objek dari pengangkutan dalam sistem transportasi laut,
pendapatan dalam bentuk uang tambang (freight) yang sangat menentukan dalam
kelangsungan hidup perusahaan dan membiayai kegiatan dipelabuhan (Berlianto, 2014: 6).
Menurut (Sudjatmiko, 1995:64), muatan kapal adalah segala macam barang dan barang
dagangan (goods and merchandise) yang diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut
dengan kapal, guna diserahkan kepada orang/barang dipelabuhan atau pelabuhan tujuan
Muatan basah itu adalah muatan-muatan cair yang disimpan di botol-botol, drum-drum,
Contoh : susu, bier, buah-buahan dalam kaleng, cat, minyak dan sebagainya.
Muatan kering kapal adalah muatan-muatan kering yang rusak bila basah. Contoh : jenis
muatan tepung, beras, biji-bijian, bahan-bahan pangan kering, kertas rokok dalam
Muatan kotor/berdebu adalah muatan yang setelah dibongkar selalu meninggalkan debu
atau sisa yang perlu dibersihkan. Misalnya semen, biji timah, arang dan lain sebagainya.
Muatan ini tidak merusak muatan lain dan tidak meninggalkan debu atau sisa yang perlu
dibersihkan setelah dibongkar dan tidak merusak jenis barang lain. Contoh : sandang,
kelontong.
Jenis muatan ini dapat merusak/membuat bau jenis barang lainnya, terutama terhadap
muatan seperti kopi, teh, tembakau dan lain-lain. Maupun dapat pula merusak sesama
golongannya sendiri. Contoh : keroin, terpentin, amoniak, greasy, wool, crade rubber,
Yang termasuk dalam golongan ini adalah golongan muatan yang pada umumnya terdiri
dari bahan-bahan pangan. Jenis barang ini dengan mudah dapat dirusak oleh barang-
barang yang mengandung bau, muatan basah dan muatan kotor/berdebu. Contoh : beras,
Jenis muatan ini adalah golongan muatan yang mudah menimbulkan bahaya ledakan
dalam buku petunjuk yaitu blue book. Contoh : dinamit, mesin, bensin, korek api, kepala
Pada perkembanganya kapal general cargo sering disebut kapal multi purpose, pada dewasa
kini tercatat sebanyak 10.919 unit kapal general cargo yang beroperasi di seluruh dunia.
Kapal general cargo yang lebih modern dibangun dengan dua deck, disebut tweendeckers,
dengan berbagai keunggulannya dibanding tipe single deck. Ada juga kapal general cargo
Untuk kebutuhan bongkar muat, kapal general cargo dilengkapi crane (sekitar 30-40 ton
SWL) sehingga mampu menangani bongkar muat kontainer dan jenis cargo lainnya (Jurnal
Maritim, 2017).
Kapal general cargo atau bulk, yakni kapal yang mengangkut muatan berupa barang yang
telah di packing atau pun yang tidak di-packing (curah). Muatan yang di packing seperti
mesin, pupuk, semen, coli, dan lainnya. Muatan curah seperti nickel ore, PKE (palm kernel
expeller), batubara, dan lainnya. Karena kapal general cargo ini termasuk dalam jenis kapal
barang, sehingga syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu kapal laut berlaku pula untuk
kapal general cargo ini. Kapal general cargo pada umumnya berukuran sekitar 5.000
sampai 25.000 DWT serta dilengkapi dengan crane pengangkut barang untuk memudahkan
bongkar muat dan kapal ini mempunyai kecepatan berkisar antara 8 s/d 25 knot (Manik,
Chrismianto, Niagara, 2013: 109) dan kapal jenis ini banyak berfungsi sebagai tramper
karena harganya murah dan dapat mengangkut muatan ke segala penjuru dunia.
Hasil peneltian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah dari tiga
penelitian yang berbeda serta dilakukan oleh Anzari Syah Putro tentang “Analisis
Pengawasan Bunkering terhadap Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar pada Towing Tugboat
PT Transcoal Pasific” (Putro, 2018), Prasetyo Adi dan Amiadji tentang “Analisa Penerapan
Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan
Bakar” (Adi dan Amiadji, 2013) dan Farin Valentino, R.O. Saut Gurning, A.A.B Dinariyana
D.P yaitu “Optimasi Skenario Bunkering dan Kecepatan Kapal pada Pelayaran Tramper”
Metode yang digunakan dalam ketiga penelitian tersebut adalah metode kualitatif deskriptif
yang menguraikan fakta-fakta yang terjadi pada perusahaan dalam upayanya untuk
mengetahui mekanisme pemakaian bahan bakar yang ada pada perusahaan tersebut.
Adapun penelitian yang telah dilakukan pada ketiga riset tersebut bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh pengawasan serta kecepatan kapal yang dapat mempengaruhi
pemakaian bahan bakar diatas kapal tersebut, sehingga bisa terjadi ketiadaan efisien
Dari penelitian tersebut terungkap hasil penelitian yang menyatakan bahwa dengan tidak
adanya pengawasan yang penuh dari perusahaan, memberikan dampak yang sangat
berpengaruh terhadap pemakaian bahan bakar selama ini yang akan mempengaruhi juga
pendapatan dari perusahaan. Hal tersebut membuat departemen logistik kapal berperan
penting dalam sistem pengawasan terhadap pemakaian bahan bakar tersebut, agar efisien
pemakaian bahan bakar dapat kembali normal sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan
oleh perusahaan.
Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan tiga penelitian tersebut adalah, sama-
sama mengkaji tentang efisiensi pemakaian bahan bakar serta pengawasan terhadap
15
pemakaian bahan bakar di atas kapal. Kemudian terkait dengan metode yang dipergunakan
penelitian juga terdapat dalam teknik pengambilan validitas data melalui triangulasi sumber.
Menurut Sugiyono dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
R&D”, Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu
yang lain, di luar itu untuk keperluan pengecekan atau suatu pembanding terhadap data itu.
Peneliti berusaha mengkaji data dengan mengkaji beberapa sumber dan mengadakan
pengecekan hasil penelitian dengan para ahli ekonomi melalui buku-buku ekonomi Islam.
Secara garis besar triangulasi ada 3 yaitu triangulasi sumber, tehnik, dan waktu.
Triangulasi sumber adalah tehnik untuk menguji kredibilitas data, tehnik ini dilakukan
Triangulasi tehnik adalah tehnik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan
cara mengecek pada sumber yang sama tetapi dengan tehnik yang berbeda.
Triangulasi waktu adalah tehnik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara
Perbedaannya dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak
pada teknik pengambilan sampel, lokasi dan bidang kajiannya. Lokasi dalam penelitian ini
adalah di Kota Surabaya dan Semarang. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti
berada di Jakarta. Perbedaan yang lain adalah dilihat dari teknik pengambilan sampel nya,
yang dimana dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive
sampling, sedangkan yang akan peneliti lakukan menggunakan teknik pengambilan validitas
data melalui triangulasi sumber serta terlihat perbedaan dibidang kajiannya. Jika penelitian
yang sudah ada melihat ketiadaan pengawasan, jarak tempuh serta kecepatan kapal yang
16
dapat mempengaruhi pemakaian bahan bakar ketika sedang beroperasi. Sedangkan peneliti
akan mengkaji tentang efisiensi pemakaian bahan bakar serta mekanisme pemakaian bahan
Perusahaan PT. Pelayaran Samudera Ampera Lines didirikan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Atau Panglima Angkatan Laut 13 No. 540156 pada tahun 1996, tanggal 25 Agustus
1996. PT Pelayaran Samudera Ampera Lines didirikan dengan akta Nomor 26 tanggal 20
September 1966 yang dibuat oleh Soeleman Ardjasasmita, SH Notaris di Jakarta. Dengan
November 1970, PT Ampera Lines secara yuridis telah mendapat ijin operasional sebagai
perusahaan pelayaran samudera. Namun nama Ampera Lines tidak pernah disyahkan oleh
2. PT Yala Gada
3. PT Pelnus Bahari
4. PT Yala Nautika
5. PT Yala Tunda
Pada tahun 1972 sesuai Akta Notaris Soeleman Ardjasasmita, SH No. 7 Tanggal 6 Juli 1972,
1. PT Yala Gada
2. PT Pelnus Bahari
3. PT Yala Nautika
18
Pada tahun 1998 sesuai Akta Notaris Samsul Hadi, SH No. 2 tanggal 2 April 1998 telah
diadakan perubahan dari nama PT Pelayaran Samudera Admiral Lines menjadi PT Admiral
Lines dan kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman RI No. C-11524 HT.01.04. Th 1999.
Pemegang saham pada waktu perubahan nama menjadi PT Admiral Lines adalah :
PT. Admiral Lines adalah anggota dari Indonesian ship owners association (INSA),
Pada tahun 1999 perusahaan memperoleh International Safety Management (ISM CODE) /
(Nippon Kaiji Kyokai, Jepang). Prusahaan yang melaksanakan ISM Code dianggap
manajemen keselamatannya sudah baik dan diakui oleh dunia Internasional. Selain
sertifikasi diatas, PT. Admiral Lines juga memiliki sertificate ISO 9002 (International
dikeluarkan oleh badan sertifikat KEMA (Belanda) dan diberikan kepada PT. Admiral Lines
kantor pusat untuk kegiatan ship Operation dan Ship Agency (Ulya, 2019: 13).
Visi perusahaan adalah, Menjadi perusahaan pelayaran nasional berkelas dunia. Adapun
Melalui visi dan misi tersebut merefleksikan values atau nilai-nilai korporasi, yaitu:
Pelayaran Samudera Ampera Lines telah syah sebagai Badan Hukum dengan telah
1. Anggaran Dasar PT Admiral Lines telah disahkan dengan Surat Keputusan Menteri
Pengadilan Negeri Jakarta tanggal 8 Agustus 1972 Nomor 2206, diumumkan dalam
Berita Negara R.I. Tanggal 20 Oktober 1972 Nomor 54 Tambahan Nomor 396.
Terbatas, Anggaran Dasar PT Admiral Lines telah dirubah dan disesuaikan dengan
undang-undang tersebut, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman pada
Perusahaan Kodya Jakarta Pusat pada tanggal 22 Februari 2000 dibawah Nomor: 557/
BH.09.05/ II/ 2000 dengan Tanda Daftar Perusahaan Nomor: TDP 090514500889, satu
dan lain hal untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang
4. Perubahan dan penyesuaian anggaran dasar telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia pada Tanggal 11 April 2000 dibawah Nomor 29, Tambahan Nomor
1790.
20
Terbatas sebagai Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 1995, maka Anggaran Dasar
6. Penyesuaian dengan undang-undang baru tersebut dituangkan dalam Akta Berita Acara
Rapat Nomor 24 Tanggal 30 Oktober 2008, dan telah mendapat pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor: AHU-07681.A-II.01.02 Tahun 2009
Tanggal 16 Maret 2009, telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
Informasi berikut menguraikan data-data berupa domisili perusahaan yang beralamat pada:
Jl. Gn. Sahari No.79-80, Gn. Sahari Sel., Kec. Kemayoran, Jakarta Pusat, (021) 4247908,
co.id.
Maksud penyusunan RKAT 2019 atau rencana kerja anggaran tahunan 2019 adalah sebagai
pedoman bagi jajaran PT Admiral Lines dalam melaksanakan kegiatan dan sebagai alat
pengendalian internal, dengan tujuan agar tercapai persamaan persepsi dalam melaksanakan
1. Operasional kapal milik, yaitu mengoperasikan KM Amrta Jaya-I dan SPOB Amrta
Lima-I (beroperasi mulai Bulan Februari 2019), dengan model operasi time charter
(TC).
2. Kegiatan keagenan yaitu jasa memberi pelayanan melayani terhadap kapal-kapal asing
Lines bertindak sebagai general agent yang mendapat penunjukan langsung dari
pelabuhan tertentu yang disinggahi oleh kapal-kapal yang diageni oleh PT Admiral
Lines.
antar kapal dan antar dengan kantor pusatnya melalui coast station, untuk selanjutnya
4. Kegiatan kantor cabang sebagai kepanjangan tangan kantor pusat, turut memberikan
bentuk deviden pada penutupan tahun buku. PT BBM Bandar Krida Jasindo dan PT
PJPT Admiral Bandar Caraka bergerak dibidang bongkar muat barang, serta PT PJPT
Struktur organisasi yang digunakan adalah hasil dari proses restrukturisasi organisasi dan
fungsi yang saling terkait, misalnya departemen logistik digabung dengan departemen
teknik, menjadi departemen logistik kapal. departemen operasi digabung dengan departemen
Pendapatan dalam tahun 2018 secara kesekuluruhan tercapai sebesar 104,94% dari RKAT.
Peningkatan pendapatan yang signifikan berasal dari pendapatan keagenan dan accounting
authority. Pendapatan dari kapal milik dengan pengoperasian time charter atau biasa
disingkat TC adalah sebesar 15,59% dari pendapatan tahun 2018, disebabkan oleh lemahnya
Admiral Lines memutuskan untuk menghentikan kerjasama dan mencari pencharter lain
Bisnis-bisnis yang dilakukan PT Admiral Lines adalah pelayaran niaga khususnya cargo
carrier, keagenan kapal, accounting authority, kantor cabang dan anak perusahaan, secara
Jenis muatan adalah muatan curah maupun in bag, yakni semen, pupuk, jagung, maupun
Pelanggan utama pemilik barang adalah dari perusahaan perusahaan pemerintah, seperti
PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Semen Padang. Namun
swasta, bergantung pada operasi yang dilaksanakan oleh pihak pen-charter. Secara
berikut, (1)tahun 1966 s/d 1971 : 2 unit, (2)tahun 1972 s/d 1974: 7 unit. (3)tahun
1975: 6 unit, (4)tahun 1976: 3 unit, (5)tahun 1977 s/d 1978 : 5 unit, (6)tahun 1979: 5
unit, (7)tahun 1980: 6 unit, (8)tahun 1981 s/d 1983: 8 unit, (9)tahun 1984 s/d 1987: 10
unit, (10)tahun 1988 s/d 1990: 9 unit, (11)tahun 1991: 8 unit, (12)tahun 1992 s/d 1993:
5 unit, (13)tahun 1994 s/d 2002: 3 unit, (14)tahun 2002 s/d 2016: 2 unit.
24
sepuluh unit kapal dengan total DWT 81.007 ton dan kapal terbesar yang pernah
Selanjutnya dalam upaya untuk menanggulangi beban hutang yang lebih besar
khususnya untuk menyelesaikan kewajiban keuntungan kepada kreditor dalam dan luar
negeri, antara tahun 1975 s/d 2003 telah dilakukan pengurangan kapal milik sebagai
berikut, (1)KM Tarakan dijual tahun 1975, (2)KM Djatiroto, MT Bula dan LST Teluk
Banten dijual tahun 1976, (3)KM Sangkulirang – 5 tahun 1988 dijual kepada PT Andika
Lines, (4)KM Sangkulirang VII dijual pada tanggal 06 September 1991 kepada Precious
Stones Shipping Ltd di Bangkok karena kontruksi peralatan bongkar muat kapal dan
Amrta II, dijual pada tanggal 28 Februari 1992 kepada PT Gurita Lintas Samudera di
Jakarta karena ekspor kayu log dihentikan oleh pemerintah, (6)KM Amrta III dijual
pada 12 Juli 1994 kepada PT Surabaya Pasific Lines, dan KM Amrta V dijual pada
bulan Agustus 1994 kepada PT Pagaruyung Padang, (7)KM Amrta 7 dijual pada tanggal
15 September 1997 kepada PT Gurita Lintas Samudera, (8)KM Amrta Jaya II dijual
pada tanggal 15 April 29003 kepada Hongyuan Shipping, Co. Ltd di China.
Kapal milik yang masih dioperasikan sampai dengan saat ini adalah KM Amrta Jaya I
buatan tahun 1984 dan KM Amrta VII buatan tahun 1990. Khusus untuk pengadaan KM
Amrta VII pengadaannya melibatkan 3 pihak yaitu finance, pembeli dan pen-charter
1. Salah satu lembaga keuangan di Jepang yaitu Orix Corporation, atas rekomendasi
dari Eastern Car Liner (pen-charter kapal-kapal PT Admiral Lines dan mitra kerja
Orix Coporation), bersedia memberikan pinjaman dana sebesar 70% dari harga
25
kapal atau sebesar ¥ 420,000,000,- untuk jangka waktu 8 tahun dengan bunga
2. Pada sisi lain ECL memberikan komitmen untuk mencharter kapal tersebut selama
8 tahun dalam 2 jenis mata uang yaitu Yen dan USD. Hasil charter hire yang
3. Pola tersebut diatas yaitu penjualan dan pembelian kapal, pendanaan dan charter,
merupakan satu paket yang saling berkaitan dan sulit diwujudkan apabila
dilaksanakan sendiri-sendiri.
2. Keagenan Kapal
Indonesia dan PT Admiral Lines bertindak sebagai general agent yang mendapat
menunjuk sub agent di pelabuhan yang disinggahi oleh kapal asing yang dimaksud.
Lines sebagai sub agent. Apabila tidak ada, baru ditunjuk perusahaan pelayaran lain.
Dari kegiatan ini PT Admiral Lines mendapat fee dari principal dalam kegiatannya
selaku agent dapat menujuk perusahaan bongkar muat, dan dari penunjukan itu PT
Kegiatan jasa accounting authority atau AA, yaitu kegiatan jasa administrasi untuk
melaksanakan penagihan kepada para principal (pemilik kapal) atas biaya komunikasi antar
kapal dan antara kapal dengan kantor pusatnya melalui stasiun radio pantai, untuk
Untuk pelaksanaan kegiatan ini, PT Admira Lines telah mendapat izin/penunjukan dari
Pemerintah Indonesia, Pemerintah Panama dan Belize, untuk melaksanakan tagihan kepada
principal sesuai dengan bendera kebangsaan kapal. Dari kegiatan ini PT Admiral Lines
memungut jasa untuk setiap kapal yang mendaftar dibawah accounting authority PT
authority antara lain; (1)PT Bumi Ship Management, (2)PT Bumi International Tanker,
(3)PT Layar Sentosa, (4)PT Humpuss Trans Kimia, (5)PT Pelita Bara Samudera, (6)PT
Pertamina Trans Kontinental, (7)PT Hikmah Sarana Bahari, (8)PT Pelayaran Sakti Erawan,
27
(9)PT Bhaskara Inti Samudera, (10)PT Pel. Putra Sejati, (11)PT Hutama Trans Kencana,
(12)PT Sumber Kencana, (13)PT Patria Nusa Segara, (14)PT Arcadia Shipping, (15)PT
2.5.2. Cabang
Kantor cabang sebagai kepanjangan tangan kantor pusat turut memberikan konstribusi
Lines antara lain cabang Merak, Banjarmasin, Jambi, Samarinda, Cirebon, Belawan dan
Surabaya.
Crewing/ manning adalah suatu jenis kegiatan menyediakan crew/anak buah kapal (ABK)
baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk ditawarkan ke perusahaan lain, dan dari
kegiatan ini PT Admiral Lines mendapat fee dari perusahaan yang menggunakan crew
lengkap untuk MV Serasi I dan MV Serasi II milik PT Toyofuji Serasi Indonesia Jakarta.
Dalam perjalanan sejarah PT Admiral Lines pernah juga melaksanakan kegiatan ships
management untuk mendukung kelailautan dan safety quality kapal-kapal MV Serasi I dan
MV Serasi II dari PT Toyofuji Serasi Indonesia Jakarta. Dari kegiatan ini PT Admiral Lines
deviden apabila untuk anak perusahaan tersebut memperoleh keuntungan dalam satu tahun
hukum. Berbeda halnya dengan kantor cabang, anak perusahaan apabila mengalami kerugian
tidak akan mempengaruhi neraca konsolidasi PT Admiral Lines karena anak perusahaan
tersebut merupakan badan hukum yang berdiri sendiri. Sampai dengan saat ini anak
perusahaan dari PT Admiral Lines yang masih beroperasi adalah PT PBM Bandar Krida
Jasindo (BKJ), PT Admiral Bandar Caraka (ABC), PT PBM Bintang Upaya Samudera
(BUS).
Value proposition atau keunggulan umum yang ditawarkan kepada para principal, client,
1. Harga bersaing, memberi pelayanan yang terbaik kepada para pelanggan, dengan rute
yang sesuai dengan jasa yang diberikan, serta tidak lebih mahal/ tinggi daripada yang
diberikan oleh perusahaan lain yang bekerja dalam bidang yang sama.
2. Well brand, PT Admiral Lines telah dikenal sebagai perusahaan yang menjual jasa
angkutan (general cargo) dengan menggunakan kapal laut, maupun memberi jasa
keagenan dan jasa accounting authority yang telah memiliki pengalaman yang cukup
lama (lebih dari 50 tahun), dengan kredibilitas pelayanan yang dapat diandalkan.
2.5.7. Channels
Memanfaatkan jaringan yang dimiliki oleh pemegang saham, dalam hal ini Yasbhum atau
TNI AL, untuk mendapatkan muatan bagi kapal milik, maupun mendapatkan dukungan
moral untuk mempertahankan pelanggan yang telah ada selama ini di bidang keagenan,
29
maupun dalam hubungan antara PT Admiral Lines dengan pemangku kepentingan dalam
Membangun hubungan yang sudah ada antara pengguna jasa perusahaan. Pemerintah
maupun swasta, dengan PT Admiral Lines, untuk dapat dipertahankan dan dikembangkan
untuk hubungan yang lebih baik dimasa depan. Terutama untuk mendapatkan muatan kapal
milik dengan freight yang lebih baik, serta untuk meningkatkan tarif keagenan yang telah
Bagi operasi kapal milik, keuntungan utama yang diperoleh oleh perusahaan adalah selisih
antara freight yang diterima dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk operasi kapal milik.
Dengan demikian, mendapatkan freight yang lebih tinggi adalah tujuan umum dari kegiatan
operasi kapal, agar mampu menutup biaya operasi kapal yang besar. Sedangkan dalam usaha
keagenan, adalah mendapatkan selisih harga yang baik antara biaya-biaya rupiah yang telah
dikeluarkan oleh perusahaan, dengan pembayaran dari principal dalam tarif dan mata uang
Pengorganisasian yang baik dan efisien menjadi kunci dari keberhasilan perusahaan untuk
mencapai keuntungan yang ingin dicapai. Mulai dari struktur organisasi dan pengawakannya
yang profesional, sampai dengan terbangunnya mekanisme kerja yang efektif dan efisien,
didukung dengan teknologi yang diaplikasikan secara tepat di dalam perusahaan. Namun
demikian, langkah-langkah menuju kondisi ideal terus berproses, sesuai dengan langkah
30
revitalisasi yang dilaksanakan oleh Yasbhum, selaku pemegang saham. Kegiatan inti
perusahaan adalah memberi pelayanan angkutan barang umum (general cargo) dengan
menggunakan kapal milik maupun kapal charter lainnya, dan memberi jasa keagenan kepada
Sumber daya utama dari usaha angkutan laut adalah kapal milik. Sedangkan sumber daya
berikutnya adalah sumber daya manusia profesional yang telah berpengalaman sesuai
nautika) dan bidang keuangan, terutama akuntansi, serta tenaga pemasaran yang handal.
Kerjasama utama yang terjalin lama adalah dengan Toyofuji Shipping Co. Ltd. Nagoya,
Jepang beserta seluruh jaringannya, yang beroperasi di Indonesia maupun di luar negeri,
terutama Asia.
operasi pelayanan accounting authority, operasi kapal milik, serta biaya perkantoran
Daftar Pustaka
BUKU
Engkos Kokasih dan Hananto Soewedo, 2007. Manajemen Perusahaan Pelayaran. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung :Alfabeta, hal. 274
JURNAL
Adi, Prasetyo dan Amiadji. (2013). “Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal
Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar”. Jurnal Teknik
Sistem Perkapalan, Vol. 3, No. 1. Fakultas Teknologi Kelautan, Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Web 16 Juni 2020.
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/6033/1640.
Wahyusah, Riche Reinawati, Aulia Sitin Aisjah, dan Agoes A. Masroeri. (2011).
“Perancangan Sistem Monitoring Pengambilan Keputusan Pemakaian Bahan Bakar
pada Kapal Berbasis Logika Fuzzy”. Jurnal Teknik Pomits volume 2. Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Web 11 April 2020. http://ejurnal.
its.ac.id/index.php/teknik/article/view/1650/1016.
32
SKRIPSI
Amanda, Rica. (2010). “Analisis Efisiensi Teknis Bidang Pendidikan dalam Implementasi
Model Kota Layak Anak”. (Publikasi Skripsi). Fakultas Ekonomi, Universitas
Diponegoro Semarang.
Bahari, Rizqi Fajar. (2019). “Peran Agen dalam Menangani Kedatangan dan
Keberangkatan Kapal MV. Sattha Bhum oleh PT. Perusahaan Pelayaran Nusantara
Panurjwan Cabang Semarang”. (Publikasi Skripsi). Jurusan Ketatalaksanaan
Pelayaran Niaga, Diploma III , Universitas Maritim AMNI Semarang.
Fajardianto, Arian Puji. (2016). “Analisa Pengaruh Emisi Gas Buang Dalam Penggunaan
Bahan Bakar LNG Pada Kapal-kapal yang Beroperasi di Jalur APBS dengan
Pemodelan Dinamika Sistem”. Undergraduate thesis. Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan, Fakultas Teknologi Sepuluh November, Institut Teknologi Sepuluh
November (ITS) Surabaya.
Gurning, Farin R.O. Saut, Valentino, A.A.B Dinariyana D.P (2012). “Optimasi Skenario
Bunkering dan Kecepatan Kapal pada Pelayaran Tramper”. (Publikasi Skripsi).
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknik Kelautan, Institut Teknologi
Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Kamaludin. (2011). “Optimalisasi Konsumsi Bahan Bakar Kapal Skala Penuh berdasarkan
Analisa Uji Tarik Kapal Model”. (Publikasi Skripsi). Jurusan Teknik Perkapalan,
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Depok.
Lainsamputty, Jozef Therry. (2018). “Strategi Pengoperasian Kapal Milik (MV Amrta Jaya
I) Pada PT Admiral Lines”. (Publikasi Skripsi). Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran
Niaga dan Kepelabuhanan, STIMar “AMI” Jakarta.
Lisdiantini, Netty. (2017). “Sekretaris dan Efisiensi Kerja Pimpinan, Tinjauan Teoritis
Peran Sekretaris dalam Mendukung Efisiensi Kerja Pimpinan”. (Publikasi Skripsi).
Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Madiun.
Moeljani, Lilik. (1995). “Sistem Pengendalian terhadap Perhitungan Uang Tambang dalam
Mengamankan Pendapatan Tambang pada PT X cabang Surabaya (Studi Kasus
Pada Perusahan Pelayaran)”. (Publikasi Skripsi). Jurusan Akuntansi, Universitas
Airlangga Surabaya.
Palwa, Ade Andrianto Eka. (2017).”Efektivitas Pengembangan Sarana dan Prasarana
Dermaga Guna Menunjang Arus Barang di Pelabuhan Arar Sorong’. (Publikasi
Skripsi). Jurusan Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan. Diploma IV,
Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.
Putro, Anzari Syah. (2018). “Analisis Pengawasan Bunkering terhadap Efisiensi Pemakaian
Bahan Bakar pada Towing Tugboat PT Transcoal Pasific”. (Publikasi Skripsi).
Jurusan Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan, Diploma IV, Politeknik
Ilmu Pelayaran Semarang.
33
Rendiana, Gery. (2015). “Analisis Pengaruh Efisiensi (BOPO) dan Capital Adequacy Rasio
(CAR) terhadap Return On Assets (ROA) (Studi Kasus pada Perbankan Syariah
yang Terdaftar di OJK pada tahun 2010-2014)”. (Publikasi Skripsi). Program studi
Manajemen, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung.
Ulya, Atik Kotul. (2019). “Penanganan Muatan General Cargo dan Pengapalannya di PT
Admiral Lines Jakarta”. (Publikasi Skripsi). Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran
Niaga, Diploma III, Stimart Amni Semarang.
e-BOOK
Muslim, Muswar dan Danny Faturachman. 2015 “Prosiding Seminar Hasil Penelitian:
Meningkatkan Mutu dan Profesionalisme Dosen melalui Penelitian”. <http://reposito
ry.unsada.ac.id/1029/1/Kajian%20Penggunaan%20Flow%20Meter%20Untuk
%20%20%20Monitoring%20Pemakaian%20Bahan%20Bakar%20Minyak%20di
%20Kapal%20Tug%20boat%20Milik%20PT.pdf >. Web 28 Maret 2020.
Materi Perkuliahan
Kwartama, Agung. (2019). Modul 1: Stevedoring/Bongkar-Muat. [Available from WPS
Office].
PERATURAN
Republik Indonesia. 2019. PM No. 55 Tahun 2019 tentang Komponen biaya dan Pendapatan
yang Diperhitungkan dalam Kegiatan Pelayanan Kapal Perintis. http://jdih.Dephub
.go.id/assets/uudocs/permen/2019/PM_55_TAHUN_2019.pdf. [Diakses 11 April 2020].
Republik Indonesia. 1985. Inpres No. 4 Tahun 1985 tentang Kebijaksanaan Kelancaran Arus
Barang untuk Menunjang Kegiatan Ekonomi. http://www.jdih.pn-bangkinang.go.id/admin/
inpres/download_inpres.php?id=224. [Diakses 08 Mei 2020].
Dan lain-lain
https://jurnalmaritim.com/sekilas-tentang-bulker-kapal-pengangkut-kargo-curah-kering/Me
ngenal Bulker, Kapal Pengangkut Cargo Curah Kering. [Diakses 9 Juni 2020].