Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KEAHLIAN 3

OLEH:

Nama :Mariantina suwanti

NPM : 1710-073-130-676

Dosen Pengajar : Agutika Antoni, S.Kp, M.Biomed

AKADEMI KEPERAWATAN BAITURRAHMAH APADANG

2020
1. jelaskan penyakit apa saja yang termasuk dalam kegawatdaruratan penyakit system pencernaan?

Jawab:

•Esofagitis

Esofagitis adalah peradangan di lapisan kerongkongan yang dapat menimbulkan nyeri, sulit
menelan, dan nyeri di bagian dada. Apabila dibiarkan tidak tertangani, esofagitis dapat
menyebabkan penyempitan pada kerongkongan.

•Akalasia

Akalasia adalah kondisi ketika saraf di area esofagus (kerongkongan) mengalami kerusakan.
Kondisi tersebut menyebabkan otot katup di antara kerongkongan dan lambung kehilangan
kelenturan, sehingga makanan sulit terdorong ke lambung.

•Gastritis

Gastritis adalah peradangan di dinding lambung, yang dapat terjadi tiba-tiba (akut), atau
berlangsung dalam jangka panjang (kronis). Kondisi ini dapat menyebabkan tukak lambung.

•Tukak lambung

Tukak lambung (peptic ulcer) merupakan luka terbuka yang terbentuk di lapisan lambung, atau
bisa juga terjadi di usus 12 jari (ulkus duodenum). Tukak lambung dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri, dan penggunaan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid dalam jangka panjang.

•Penyakit celiac

Penyakit celiac adalah penyakit akibat reaksi sistem imun terhadap konsumsi gluten, yaitu
protein yang dapat ditemukan pada gandum. Pada penderita penyakit celiac, gluten akan memicu
reaksi sistem imun di usus halus. Bila kondisi tersebutberlangsungterus-menerus, lapisan usus
halus dapat rusak dan mencegah nutrisi terserap.

•Penyakit batu empedu


Penyakit batu empedu adalah kondisi ketika terjadi penyumbatan pada saluran empedu.
Sumbatan disebabkan oleh batu hasil pengkristalan kolesterol. Pada beberapa kasus, batu
empedu terbentuk dari pengkristalan bilirubin atau zat yang menyebabkan penyakit kuning.

•Kolesistitis

Kolesistitis adalah peradangan pada kantung empedu. Peradangan tersebut dipicu oleh
tersumbatnya kantung empedu oleh batu empedu atau tumor. Penyumbatan menyebabkan cairan
empedu terperangkap di dalam kantung empedu, dan memicu peradangan.

•Hepatitis.

Hepatitis adalah istilah yang merujuk pada peradangan hati. Kondisi ini dapat disebabkan oleh
infeksi virus, penyakit autoimun, serta paparan alkohol, obat, racun kimia, atau NAPZA.

•Sirosis

Sirosis adalah terbentuknya jaringan parut di hati, yang menyebabkan fungsi hati menurun atau
bahkan gagal berfungsi. Sirosis merupakan akibat jangka panjang dari hepatitis.

•Pankreatitis

Pankreatitis adalah peradangan pada organ pankreas. Pankreas merupakan organ yang
menghasilkan enzim untuk mencerna makanan dan hormon untuk mengatur kadar gula darah.
Pankreatitis dapat disebabkan oleh penyakit batu empedu atau kecanduan alkohol.

•Radang usus

Sebagaimana namanya, radang usus adalah kondisi ketika usus mengalamiperadangan. Radang
usus terdiri dari 2 jenis, yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Bedanya, radang pada kolitis
ulseratif hanya terjadi di usus besar. Sedangkan pada penyakit Crohn, radang dapat terjadi di
seluruh bagian saluran pencernaan.

•Divertikulitis
Divertikulitis adalah peradangan pada divertikula. Divertikula sendiri adalah kantong-kantong
abnormal yang terbentuk di saluran pencernaan. Divertikulitis dapat menimbulkan gejala
demam, sakit perut, mual, muntah, sembelit atau diare.

•Proktitis

Proktitis adalah peradangan pada rektum (bagian akhir dari usus besar yang tersambung ke
anus). Kondisi ini dapat menimbulkan rasa ingin BAB yang sering (tenesmus). Proktitis juga
menyebabkan nyeri di perut, rektum, dan anus.

•Kanker usus besar

Kanker usus besar bisa bermula dari tumor jinak yang disebut polip adenoma. Seiring waktu,
polip tersebut berkembang menjadi ganas.

•Fisura ani

Fisura ani adalah luka terbuka pada jaringan yang melapisi anus. Kondisi ini dapat menyebabkan
nyeri dan tegang pada dubur atau anus. Penderita juga dapat mengalami perdarahan saat buang
air besar.

•Wasir

Wasir merupakan pembengkakan pembuluh darah di sekitar atau di dalam anus. Meskipun wasir
bisa tidak menimbulkan gejala, pada beberapa kasus dapat menimbulkan gatal dan nyeri pada
anus, serta keluarnya darah atau nanah saat atau setelah BAB.

2. jelaskan proses terjadinya masing" penyakit tersebut?

Jawab:

a.Esofagitis

•Gejala yang dialami oleh penderita esofagitis adalah:

Sakit saat menelan


Sulit menelan

Rasa perih di dada (biasanya terasa di belakang tulang dada saat makan)

Mual dan muntah

Nyeri ulu hati

Asam lambung terasa naik ke kerongkongan atau ke mulut (regurgitasi)

Sariawan

Tidak nafsu makan

Batuk

•Penyebab Esofagitis

Peradangan pada kerongkongan atau esofagus ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara
lain:

Refluks (naiknya) asam lambung ke kerongkongan. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan pada
katup yang berfungsi menahan isi lambung agar tidak naik ke kerongkongan.

Alergi. Kondisi ini terjadi akibat reaksi alergi yang dipicu oleh makanan tertentu, seperti telur,
susu, gandum, kacang kedelai, atau daging sapi. Selain makanan, reaksi alergi yang
menimbulkan esofagitis juga dapat dipicu oleh debu.

Infeksi. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur pada jaringan esofagus.
Infeksi pada kerongkongan terutama terjadi pada pasien yang memiliki daya tahan tubuh yang
lemah, seperti pasien HIV, kanker, atau diabetes.

Obat-obatan. Beberapa jenis obat, seperti antibiotik atau obat pereda nyeri, dapat menimbulkan
peradangan pada esofagus jika terlalu lama berada di kerongkongan. Peradangan esofagus juga
dapat dipicu oleh kebiasaan menelan obat tanpa air.

b.Akalasia
•Gejala Akalasia

Gejala akalasia muncul secara bertahap. Seiring waktu, fungsi kerongkongan akan semakin
lemah dan muncul beberapa gejala sebagai berikut:

Disfagia, kondisi ketika penderita akalasia kesulitan, bahkan kesakitan, ketika menelan makanan
atau minuman.

Heartburn, adalah rasa panas atau perih di ulu hati akibat asam lambung yang naik ke
kerongkongan.

Regurgitasi, kondisi ketika makanan atau minuman kembali naik ke tenggorokan.

Nyeri dada.

Muntah yang mengalir atau menetes dari mulut.

Penurunan berat badan.

•Penyebab Akalasia

Akalasia terjadi ketika saraf pada dinding kerongkongan yang menghubungkan mulut dengan
lambung mengalami kerusakan dan berhenti berfungsi secara normal. Umumnya, otot bagian
bawah kerongkongan (lower esophageal sphincter/LES) akan terbuka secara otomatis agar
makanan dapat masuk ke lambung. Namun pada penderita akalasia, LES tidak membuka dan
menutup secara normal, sehingga makanan menumpuk di bagian bawah kerongkongan atau naik
kembali ke pangkal kerongkongan.

c.gastritis

•Gejala Gastritis

Gejala gastritis yang dirasakan dapat berbeda pada tiap penderita. Akan tetapi, kondisi ini bisa
juga tidak selalu menimbulkan gejala. Beberapa contoh gejala gastritis adalah:

Nyeri yang terasa panas dan perih di perut bagian uluhati.


Perut kembung.

Cegukan.

Mual.

Muntah.

Hilang nafsu makan.

Cepat merasa kenyang saat makan.

Buang air besar dengan tinja berwarna hitam

•Penyebab Gastritis

Gastritis terjadi akibat peradangan pada dinding lambung. Dinding lambung tersusun dari
jaringan yang mengandung kelenjar untuk menghasilkan enzim pencernaan dan asam lambung.
Selain itu, dinding lambung juga dapat menghasilkan lendir (mukus) yang tebal untuk
melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan akibat enzim pencernaan dan asam
lambung. Rusaknya mukus pelindung ini dapat menyebabkan peradangan pada mukosa lambung.

d.Tukak lambung

•Gejala Tukak Lambung

Gejala yang muncul adalah sakit maag atau nyeri ulu hati. Nyeri tersebut memiliki karakteristik
sebagai berikut:

Berlangsung dalam hitungan menit hingga jam.

Hilang timbul selama beberapa hari, minggu, atau bulan.

Memburuk di antara waktu makan, saat malam hari, atau pagi-pagi sekali.

Makin parah ketika perut kosong atau tidak terisi makanan.


Reda bila perut diisi makanan atau setelah minum obat sakit maag, tetapi kemudian akan muncul
kembali.

•Penyebab Tukak Lambung

Luka di lambung terbentuk ketika selaput yang melapisi lambung terkikis. Pengikisan selaput
lambung umumnya disebabkan oleh:

Infeksi bakteri

Infeksi Helicobacter pylori merupakan penyebab utama timbulnya luka pada lapisan lambung.

Konsumsi obat antiiinflamasi nonsteroid (OAINS)

Konsumsi ibuprofen, diclofenac, atau meloxicam secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi
atau peradangan pada jaringan lambung hingga menimbulkan luka.

e.celiac

•Gejala Penyakit Celiac

Gejala penyakit celiac dapat muncul lalu menghilang, dari yang ringan hingga yang berat. Gejala
pada kasus yang ringan seringkali tidak nampak jelas. Meski demikian, saat gejala ringan
terdeteksi, dokter akan menganjurkan pengobatan mengingat komplikasi tetap mungkin terjadi.
Gejala paling umum yang dirasakan penderita celiac adalah diare. Hal ini terjadi karena
ketidakmampuan sistem pencernaan menyerap nutrisi dari makanan secara sempurna.
Ketidakmampuan tubuh menyerap nutrisi ini membuat tinja mengandung lemak yang tinggi.
Kotoran yang dikeluarkan penderita penyakit celiac akan berbau tidak sedap, berminyak, dan
berbusa.

•Hingga kini penyebab pasti dari penyakit celiac belum diketahui, tetapi kombinasi dari proses
autoimun dan kelainan genetik, serta pengaruh dari kondisi lain, seperti menjalani prosedur
pembedahan, kehamilan dan persalinan, infeksi virus, atau gangguan emosional berat, diduga
menjadi penyebab penyakit celiac.

f.penyakit batu empedu


•Gejala Batu Empedu

Kondisi penyakit batu empedu atau kolelitiasis yang ringan jarang menimbulkan gejala.
Penderitanya mulai dapat merasakan gejala jika saluran empedu tersumbat akibat pengendapan
batu empedu.

Gejala utama batu empedu adalah nyeri secara mendadak di bagian kanan atas atau tengah perut.
Sakit perut juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti mual, muntah, hilang nafsu makan,
urine berwarna gelap, sakit maag, dan diare.

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala di atas atau gejala yang muncul
disertai demam, menggigil, mata dan kulit berwarna kuning, atau sakit perut berlangsung hingga
lebih dari 8 jam.

•Penyebab Terbentuknya Batu Empedu

Batu empedu diduga muncul akibat endapan kolesterol dan bilirubin yang menumpuk di dalam
kantung empedu. Penumpukan terjadi ketika cairan empedu tidak mampu melarutkan
kolesterol dan bilirubin berlebih yang dihasilkan hati.

Beberapa faktor juga dapat memengaruhi seseorang terkena batu empedu, seperti faktor usia,
jenis kelamin, keturunan, pola makan tidak sehat, diet yang terlalu ketat, dan kondisi medis
tertentu.

g.kolesistitis

•Gejala Kolesistitis

Gejala utama kolesistitis adalah munculnya rasa sakit parah di perut bagian kanan atas yang
bertahan selama beberapa jam. Rasa sakit ini cenderung muncul setelah mengonsumsi
makanan berlemak. Rasa nyeri perut yang muncul bisa menjalar hingga ke punggung atau
tulang belikat kanan atau bahu kanan.

Selain itu, kolesistitis juga dapat disertai gejala-gejala berikut:

Sakit perut yang terasa menusuk dan bertambah parah saat menarik napas panjang
Mual, muntah, kembung, dan nafsu makan hilang

Demam

Kulit dan bagian putih mata menjadi kuning

Benjolan di perut

Tinja berwarna seperti tanah liat atau pucat

Penyebab Kolesistitis

Sebagian besar kolesistitis disebabkan oleh penyumbatan pada saluran empedu, sehingga
cairan empedu terperangkap di dalam kantong empedu. Penyumbatan saluran empedu dapat
disebabkan oleh:

Batu empedu, yaitu partikel keras di dalam kantung empedu yang biasanya merupakan
kumpulan kolesterol

Lumpur bilier, yaitu cairan empedu yang telah tercampur dengan kolesterol dan kristal garam

Penyakit infeksi, seperti HIV/AIDS yang memicu peradangan pada saluran empedu

Gangguan pada pembuluh darah, biasanya akibat diabetes

Jaringan parut pada saluran empedu

Tumor pada saluran empedu

h.hepatitis

•Gejala Umum Hepatitis

Sebelum virus hepatitis menimbulkan gejala pada penderita, terlebih dahulu virus ini akan
melewati masa inkubasi. Waktu inkubasi tiap jenis virus hepatitis berbeda-beda. HAV
membutuhkan waktu inkubasi sekitar 15-45 hari, HBV sekitar 45-160 hari, dan HCV sekitar 2
minggu hingga 6 bulan.
Beberapa gejala yang umumnya muncul pada penderita hepatitis, antara lain adalah:

Mengalami gejala seperti flu, misalnya mual, muntah, demam, dan lemas.

Feses berwarna pucat.

Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan (jaundice). Hal ini terjadi karena peningkatan
bilirubin dalam darah.

Nyeri perut.

Berat badan turun.

Urine menjadi gelap seperti teh.

Kehilangan nafsu makan.

•Penyebab Hepatitis

Hepatitis dapat disebabkan karena infeksi maupun bukan karena infeksi. Pembagian jenis
hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus adalah sebagai berikut:

Hepatitis A. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A biasanya ditularkan
melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi feses dari penderita hepatitis A yang
mengandung virus hepatitis A.

Hepatitis B. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat ditularkan
melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana
penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Karena itu, berbagi pakai jarum
suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis B dapat
menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.

Hepatitis C. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C dapat ditularkan
melalui cairan tubuh, terutama melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa
kondom.
Hepatitis D. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D merupakan
penyakit yang jarang terjadi, namun bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang
biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan
cairan tubuh lainnya.

Hepatitis E. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah terjadi pada
lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus hepatitis E pada
sumber air.

i.sirosis

•Gejala Sirosis

Sirosis pada awalnya tidak menimbulkan gejala. Tetapi ketika kerusakan hati makin parah,
penderita akan mengalami lemas, mual, muntah, dan penurunan nafsu makan. Segera ke
dokter bila muncul gejala:

Kulit dan bagian putih mata menguning

Muntah darah

Perut membesar

•Penyebab Sirosis

Sirosis terjadi akibat kerusakan hati jangka panjang, yang dapat dipicu oleh beberapa faktor
berikut:

Infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C

Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan

Berat badan berlebih

j.pankreatitis

•Gejala Pankreatitis Akut


Gejala utama pankreatitis akut adalah sakit perut yang timbul secara tiba-tiba. Rasa sakit ini
cenderung muncul di perut bagian tengah, namun terkadang terasa di sisi kanan atau kiri perut.
Nyeri akibat pankreatitis akut sering kali memberat dan menjalar sampai ke dada dan
punggung.

Gejala lain yang mungkin timbul pada pankreatitis akut adalah:

Demam.

Diare.

Mual dan muntah.

Gangguan pencernaan.

Perut membengkak dan sakit bila disentuh.

Kulit dan mata menguning (penyakit kuning).

Jantung berdetak lebih cepat dari normal (takikardia).

k.Gejala Radang Usus

•Gejala radang usus bervariasi, tergantung pada lokasi peradangan pada saluran pencernaan.
Gejala tersebut meliputi:

Nyeri perut atau kram perut

Perut kembung

Diare

Selera makan berkurang

Berat badan turun

BAB berdarah (hematochezia)


Selain di usus, peradangan juga dapat timbul di luar sistem pencernaan, seperti di mata, kulit,
atau sendi (artritis). Khusus pada penderita Crohn’s disease, di area kelamin dapat muncul
sariawan atau luka.

BAB berdarah akibat radang usus juga dapat menimbulkan anemia atau kurang darah, yang
menimbulkan keluhan mudah lelah dan pucat

l.Devertikulitis

•Gejala Divertikulitis

Divertikulitis biasanya diawali dengan gejala penyakit divertikulosis, yang meliputi:

Nyeri pada perut. Rasa nyeri akan lebih terasa sesaat setelah makan atau ketika bergerak.

Sembelit, diare, atau keduanya.

Perut kembung atau perut terasa dipenuhi gas.

Terkadang buang air besar disertai lendir.

Kadang divertikulosis dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala. Namun, divertikulosis yang
sudah mengalami peradangan dan menjadi divertikulitis, akan menimbulkan gejala:

Demam.

Nyeri perut yang semakin parah dan berkelanjutan.

Mual dan muntah.

•Penyebab Divertikulitis

Penyebab divertikulitis belum diketahui secara pasti, namun diduga akibat feses atau makanan
yang tidak tercerna dengan baik terjebak di dalam divertikula dan menyumbat divertikula
tersebut. Penyumbatan ini membuat divertikula membengkak serta timbul robekan-robekan
kecil pada dinding usus besar. Bakteri usus besar normal yang ada di dalamnya juga
berkembang melebihi dari biasanya dan bisa menimbulkan infeksi.
m.Prokitis

•Gejala Proktitis

Proktitis ditandai dengan perut mulas atau rasa ingin buang air besar (BAB) terus-menerus.
Gejala ini bisa berlangsung sementara atau berkepanjangan (kronis) hingga berminggu-minggu
atau berbulan-bulan.

•Penyebab Proktitis

Proktitis dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik karena penyakit, penggunaan obat-obatan,
maupun gaya hidup yang tidak sehat. Faktor-faktor penyebab itu akan dijelaskan lebih lanjut di
bawah ini:

Penyakit menular seksual

Gonore, sifilis, herpes, atau klamidia merupakan penyakit menular seksual penyebab proktitis
yang paling sering terjadi. Kondisi ini dapat terjadi pada orang-orang yang sering melakukan
seks anal.

Infeksi bakteri

Bakteri yang berasal dari makanan dapat menyebabkan infeksi saluran cerna, seperti tifus,
sehingga memicu peradangan pada rektum.

Radang usus

Sebagian penderita penyakit radang usus, yaitu penyakit Crohn atau kolitis ulseratif, juga
mengalami peradangan pada rektum.

Penggunaan antibiotik tanpa pengawasan dokter

Tidak hanya membunuh bakteri penyebab infeksi, antibiotik yang digunakan juga ikut
membunuh bakteri baik yang berfungsi menjaga kesehatan saluran cerna. Akibatnya, berbagai
bakteri berbahaya, seperti Clostridium difficile, dapat tumbuh dan berkembang biak di rektum.
Oleh karena itu, jangan menggunakan antibiotik sembarangan. Sebelum menggunakan
antibiotik, konsultasikan dulu dengan dokter mengenai manfaat dan risikonya.

Radioterapi

Terapi radiasi atau radioterapi untuk menangani kanker yang berada di sekitar rektum, seperti
kanker prostat atau ovarium, dapat menyebabkan peradangan pada rektum.

Efek samping operasi

Proktitis dapat terjadi pada penderita yang menjalani operasi usus besar dan pembuatan stoma
(lubang buatan baru di perut untuk BAB). Rektum yang tidak dilewati makanan justru berisiko
mengalami peradangan.

Reaksi terhadap protein dari makanan

Bayi yang minum susu sapi atau susu kedelai lebih berpotensi mengalami proktitis. Hal ini
karena protein tertentu dalam susu dan makanan dapat menimbulkan peradangan saluran
cerna pada sebagian orang.

n.kanker usus besar

•Gejala Kanker Usus Besar

Gejala kanker usus besar pada stadium awal terkadang tidak terasa, atau bahkan tidak muncul
sama sekali. Walaupun demikian, ada beberapa gejala yang dapat muncul pada kanker usus
besar stadium awal, yaitu:

Diare atau sembelit

Perut kembung

Kram atau sakit perut

Perubahan bentuk dan warna tinja

BAB berdarah
•Penyebab Kanker Usus Besar

Kanker usus besar disebabkan oleh perubahan atau mutasi gen pada jaringan usus besar. Akan
tetapi, penyebab mutasi gen tersebut belum diketahui dengan pasti.

Meski penyebabnya tidak diketahui, ada beberapa gaya hidup yang diduga dapat meningkatkan
risiko seseorang terkena penyakit kanker usus besar, antara lain:

Pola makan kurang serat

Terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan lemak

Merokok

Mengonsumsi minuman beralkohol

Jarang berolahraga

o.fisura ani

•Gejala

Gejala yang biasa dirasakan pada saat mengalami fisura ani, yaitu:

Terdapat pendarahan kecil berwarna merah terang ketika buang air besar. Biasa dapat dilihat
pada tisu toilet ketika menyekanya atau terlihat garis darah pada tinja.

Dalam beberapa jam terasa sakit yang tajam ketika membuang air besar

Dalam beberapa jam merasa panas terbakar atau gatal setelah buang air besar

Benjolan kecil dekat anus

•Penyebab

Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan fisura ani, yaitu:

Konstipasi atau pengerasan tinja merupakan penyebab umum fisura ani. Tinja yang keras dan
besar dapat keluar dan menyobek saluran anus
Kehamilan dan persalinan

Penyakit radang usus

Diare yang terus menerus

Memiliki otot anus yang sangat ketat sehingga meningkatkan ketegangan pada saluran anus

p.wasir

•Gejala dan Pemicu Wasir

Wasir seringkali ditandai dengan benjolan di luar anus. Selain itu, wasir kerap ditandai dengan
sejumlah gejala lain wasir, seperti:

Rasa gatal atau sakit di sekitar anus.

Perdarahan dari anus setelah buang air besar.

Keluarnya lendir setelah BAB.

Beberapa pemicu wasir adalah sembelit atau diare yang berlangsung lama, sering mengangkat
beban berat, kehamilan, baru melahirkan, dan kebiasaan duduk terlalu lama.

3. Jelaskan cara penatalaksanaan jika terjadi kegawatdaruratan pada masing-masing penyakit


tersebut?

a.esofagitis

Pengobatan dan Komplikasi Esofagitis

Pengobatan esofagitis bertujuan untuk mengatasi penyebab, mengurangi gejala, dan mencegah
komplikasi.

Pengobatan esofagitis akan disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut adalah beberapa bentuk
pengobatan esofagitis berdasarkan penyebabnya:
Refluks asam lambung. Penderita akan diberikan obat-obatan yang menetralkan asam lambung
atau menurunkan produksi asam lambung. Contoh obat-obatan yang diberikan antasida,
ranitidin, cimetidin, omeprazole, atau lansoprazole. Jika diperlukan, tindakan pembedahan akan
dilakukan untuk memperkuat katup antara lambung dan kerongkongan.

Infeksi. Untuk menangani esofagitis jenis ini, dokter akan meresepkan obat antibiotik, antivirus,
atau antijamur sesuai dengan penyebab infeksi.

Obat-obatan. Konsultasikan kembali kepada dokter yang memberikan obat tersebut. Bicarakan
mengenai manfaat dan risiko obat, serta tanyakan apakah obat tersebut dapat diganti atau
dihentikan, karena menimbulkan efek samping esofagitis.

Alergi. Selain memberikan obat yang menurunkan produksi asam lambung, dokter juga akan
memberikan obat antialergi dan kortikosteroid, serta mengatur jenis makanan yang
dikonsumsi.

b.ekalasia

Pengobatan Akalasia

Pengobatan akalasia bertujuan untuk mengurangi gejala yang dirasakan pasien, membuka otot
LES sehingga makanan dan minuman dapat masuk dengan mudah ke lambung, dan mencegah
terjadinya komplikasi. Ada beberapa jenis penanganan terhadap penderita akalasia, antara lain:

Pelebaran kerongkongan. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan sebuah balon ke bagian
kerongkongan yang mengalami penyempitan dengan bantuan endoskopi. Balon tersebut
kemudian dikembangkan untuk memperbesar bukaan LES, sehingga makanan dapat masuk ke
dalam lambung. Tindakan ini perlu dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan hasil
terbaik.
Suntik botox (botulinum toxin). Jenis pengobatan ini dilakukan untuk pasien dengan kondisi
kesehatan secara umum kurang baik, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan
pelebaran kerongkongan. Dokter akan menyuntikkan botox secara langsung ke LES melalui
endoskopi, sehingga LES akan mengendur dan terbuka. Pengaruh suntik botox hanya bersifat
sementara, dapat bertahan selama beberapa bulan dan terkadang beberapa tahun.

Operasi. Prosedur operasi untuk membuka LES dikenal dengan myotomy. Ada beberapa jenis
operasi myotomy untuk menangani akalasia, antara lain:

Heller myotomy. Prosedur ini dilakukan dengan memotong otot LES menggunakan teknik
laparoskopi atau operasi dengan sayatan minimal, sehingga makanan lebih mudah masuk ke
lambung.

Peroral endoscopic myotomy (POEM). Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan endoskopi
yang dimasukkan melalui mulut ke kerongkongan untuk memotong LES.

Fundoplication. Dokter bedah akan membungkus bagian atas lambung (di bawah dari LES)
untuk mengencangkan otot lambung dan mencegah naiknya asam lambung. Prosedur operasi
ini biasanya dilakukan bersamaan dengan Heller myotomy melalui teknik laparoskopi.

c.gastritis

Gastritis akut maupun kronis biasanya diobati dengan obat antibiotik atau obat-obatan penurun
asam lambung. Pilihan obat untuk gastritis yang biasanya diresepkan dokter adalah:

Antasida.

Obat antihistamine-2 (H2): famotidine, cimetidine, ranitidine, dan nizatidine.

Pompa penghambat proton (PPI): omeprazole, esomeprazole, Iansoprazole, rabeprazole, dan


pantoprazole.

Selain itu, dokter juga dapat menggunakan cairan intravena dan obat-obatan lain yang lebih
kuat untuk mengurangi asam lambung jika peradangan Anda memburuk.
d.tukak lambung

untuk membantu meredakan gejala tukak lambung, ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan, yaitu:

Memperbanyak konsumsi sayur, biji-bijian, dan buah yang mengandung vitamin A dan C.

Mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt.

Menghindari konsumsi susu.

Mengelola stres dengan baik.

Beristirahat yang cukup

Membatasi konsumsi alkohol.

Berhenti merokok.

untuk mengatasi infeksi H. pylori, dokter akan meresepkan kombinasi obat di bawah ini, untuk
dikonsumsi selama 7-14 hari:

Penghambat pompa proton (PPI)

Obat PPI digunakan untuk menurunkan kadar asam lambung dan meredakan gejala. Contoh
obat ini adalah esomeprazole, lansoprazole, omeprazole, pantoprazole, dan rabeprazole.

Antagonis H2

Antagonis H2 dikenal sebagai obat penurun produksi asam lambung. Contoh obat ini adalah
cimetidine, famotidine, dan ranitidin. Akan tetapi, obat ranitidin sedang ditarik oleh BPOM
untuk sementara waktu, karena diduga berpotensi meningkatkan risiko kanker.

Bismuth subsalicylate

Obat ini berfungsi untuk melapisi dan melindungi luka dari asam lambung. Obat ini bekerja
dengan cara membunuh organisme penyebab infeksi.
Antibiotik

Antibiotik bertujuan untuk membunuh bakteri H. pylori. Contoh antibiotik yang akan diberikan
adalah amoxicillin, clarithromycin, atau metronidazole

e.penyakit celiac

beberapa terapi tambahan diperlukan untuk membantu mengatasi . Terapi tersebut antara lain:

Vaksinasi. Pada beberapa kasus, penyakit celiac bisa menyebabkan kerja limpa kurang efektif
sehingga penderita rentan terkena infeksi. Oleh karena itu, penderita membutuhkan vaksinasi
tambahan, seperti vaksin flu, vaksin Haemophillus influenza type B, vaksin meningitis, serta
vaksin pneumokokus, untuk melindungi pasien dari infeksi.

Suplemen. Terapi ini dibutuhkan untuk menjamin penderita mendapatkan semua nutrisi yang
dibutuhkan. Suplemen yang dibutuhkan berupa kalsium, asam folat, zat besi, vitamin B12,
vitamin D, vitamin K, dan zinc.

Kortikosteroid. Obat ini diperlukan saat kerusakan usus sangat parah, untuk meredakan gejala
selama proses penyembuhan usus.

Dapsone. Obat ini digunakan agar gejala lebih cepat mereda. Dosis obat dapsone yang
diberikan biasanya sangat kecil, mengingat dapat menimbulkan efek samping sakit kepala dan
depresi.

f.penyakit batu empedu

Pengobatan Batu Empedu

Jika batu empedu berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, maka penanganan secara
medis tidak diperlukan. Namun apabila penderita merasakan gejala sakit perut yang muncul
secara tiba-tiba, maka tindakan pengobatan perlu segera dilakukan.
Metode pengobatan batu empedu meliputi operasi pengangkatan kantung empedu
(kolesistektomi) atau konsumsi obat. Meski demikian, penggunaan obat jarang dilakukan
karena kurang efektif dalam mengobati batu empedu.

g.kolesititis

Pengobatan Kolesistitis

Penanganan kolesistitis akan dilakukan di rumah sakit agar kondisi pasien dapat lebih
terpantau. Langkah pengobatan yang akan dilakukan oleh dokter meliputi:

Anjuran untuk berpuasa sementara waktu dan menerapkan pola makan rendah lemak agar
beban kerja kantong empedu berkurang

Pemberian cairan melalui infus untuk menghindari dehidrasi

Penggunaan obat-obatan, seperti obat antinyeri untuk meredakan rasa sakit atau obat
antibiotik untuk mengatasi infeksi

h.hepatitis

Pengobatan Hepatitis

Pengobatan yang diberikan kepada penderita hepatitis bergantung kepada penyebabnya.


Pemantauan kondisi fisik pasien selama masa penyembuhan hepatitis sangat diperlukan agar
proses pemulihan bisa berjalan dengan baik. Aktivitas fisik yang melelahkan harus dihindari
selama masa penyembuhan hingga gejala mereda.

Pengobatan hepatitis A, B, dan E akut umumnya tidak membutuhkan pengobatan spesifik,


pengobatan difokuskan untuk meredakan gejala-gejala yang muncul, seperti mual muntah dan
sakit perut. Perlu diingat pada kasus hepatitis akut, pemberian obat-obatan harus
dipertimbangkan dengan hati-hati karena fungsi hati pasien sedang terganggu. Pasien hepatitis
akut harus menjaga asupan cairan tubuh, baik dengan minum air maupun dengan pemberian
cairan lewat infus, untuk menghindari dehidrasi akibat sering muntah. Khusus untuk hepatitis C
akut, akan diberikan obat interferon.
Pengobatan hepatitis kronis memiliki tujuan untuk menghambat perkembangbiakan virus, serta
mencegah kerusakan hati lebih lanjut dan berkembang menjadi sirosis, kanker hati, atau gagal
hati. Beda dengan hepatitis B kronis, pengobatan hepatitis C kronis juga bertujuan untuk
memusnahkan virus dari dalam tubuh. Pengobatan terhadap hepatitis kronis melibatkan obat-
obatan antivirus seperti ribavirin, simeprevir, lamivudine, dan entecavir, serta suntikan
interferon. Pasien hepatitis kronis diharuskan untuk berhenti minum alkohol dan merokok
untuk mencegah kerusakan hati bertambah parah.

Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan atau setelah terdapat infeksi hepatitis B.
Pengobatan infeksi hepatitis D sampai saat ini belum diteliti lebih lanjut.

Pengobatan hepatitis autoimun umumnya melibatkan obat imunosupresan, terutama golongan


kortikosteroid seperti prednisone dan budesonide. Selain itu, pasien penderita hepatitis
autoimun juga dapat diberikan azathioprine, mycophenolate, tacrolimus, dan cyclosporin.

i.sirosis

Pengobatan Sirosis

Pengobatan sirosis bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan meredakan gejala
yang timbul. Jika organ hati sudah tidak bisa berfungsi, penderita perlu menjalani transplantasi
hati, yaitu mengganti organ hati yang rusak dengan organ hati yang sehat dari pendonor.

j.pankreatitis

Pengobatan Pankreatitis

Pasien pankreatitis akut harus menjalani rawat inap di rumah sakit agar kondisinya bisa
terpantau. Sebelum memberikan penanganan, dokter akan menyarankan pasien untuk
berpuasa, guna memberikan waktu pemulihan bagi pankreas.

Jika peradangan pada pankreas sudah mereda, pasien bisa mulai mengonsumsi makanan lunak.
Konsistensi makanan akan ditingkatkan secara bertahap, sampai pasien bisa mengonsumsi
makanan padat seperti biasa. Selain itu, dokter juga akan memberikan penanganan berupa:
Infus, untuk memberikan asupan nutrisi dan cairan.

Obat antinyeri, untuk meredakan nyeri.

Oksigen, untuk menjaga kadar oksigen dalam tubuh.

Antibiotik, jika pankreas dan organ di sekitarnya terinfeksi.

k.Radang usus

Pengobatan Radang Usus

Pengobatan dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul dan mencegah kambuhnya gejala.
Untuk meredakan gejala yang ringan, ada beberapa perubahan gaya hidup yang dapat
dilakukan, yaitu:

Mengubah jenis makanan dan minuman

Penderita perlu menghindari susu, alkohol, kafein, dan makanan pedas karena dapat
menimbulkan keluhan diare. Selain itu, batasi konsumsi makanan berlemak dan perbanyak
makanan berserat.

Hentikan kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok dapat memperparah peradangan usus, khususnya pada Crohn’s disease.

Berolahraga secara rutin

Berolahraga secara rutin dapat membantu engembalikan fungsi normal usus dan juga
mengurangi stres.

l.divertikulitit

Pengobatan Divertikulitis

Penanganan divertikulitis biasanya dilakukan berdasarkan tingkat keparahan divertikulitits yang


dialami pasien. Jika penderita mengalami gejala ringan dan tidak ada tanda komplikasi, maka
jenis pengobatan yang dilakukan meliputi:
Pemberian obat, yaitu antibiotik untuk mengobati infeksi dan penghilang rasa sakit, seperti
paracetamol.

Diet tinggi cairan dan rendah serat. Diet ini dilakukan hingga nyeri sudah menghilang. Ketika
nyeri sudah menghilang, perlahan-lahan tambahkan serat dalam makanan

m.prokitis

Pengobatan Proktitis

Tujuan utama pengobatan proktitis adalah untuk mengurangi peradangan, meredakan rasa
sakit, dan menyembuhkan infeksi. Jenis pengobatan yang diberikan oleh dokter tergantung
kepada penyebab dari proktitis. Pengobatan itu meliputi:

Obat antibiotik, jika proktitis disebabkan oleh infeksi bakteri.

Obat antivirus, jika proktitis disebabkan oleh infeksi akibat virus (misalnya herpes).

Obat pelunak tinja dan prosedur pelebaran rektum atau ablasi, jika proktitis disebabkan oleh
efek samping radioterapi.

Obat antiperadangan dan obat imunosupresif, jika proktitis disebabkan oleh radang usus.

n.kanker usus besar

Pengobatan Kanker Usus Besar

Pengobatan kanker usus besar dilakukan sesuai stadium atau tingkat keparahan kanker.
Beberapa jenis pengobatan untuk mengatasi kanker usus besar adalah:

Operasi

Operasi dilakukan untuk mengangkat jaringan kanker pada usus besar. Jenis operasi yang
dilakukan tergantung pada tingkat keparahan dan penyebaran kanker.

Dalam operasi, bagian usus besar yang mengalami kanker beserta sedikit jaringan sehat di
sekitarnya akan dipotong dan diangkat. Setelah itu, pangkal usus besar akan disambungkan ke
sisa usus besar yang menuju anus, atau langsung disambungkan ke lubang buatan pada dinding
perut sebagai tempat keluarnya tinja. Lubang ini disebut stoma, dan dibuat melalui operasi
kolostomi.

Selain memotong usus besar, operasi juga dapat dilakukan untuk mengangkat kelenjar getah
bening yang sudah digerogoti oleh kanker.

Kemoterapi

Kemoterapi merupakan cara untuk membunuh sel-sel kanker melalui pemberian obat-obatan
dalam beberapa siklus yang diatur oleh dokter onkologi. Beberapa contoh obat kanker usus
besar adalah oxaliplatin dan irinotecan.

Radioterapi

Radioterapi dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker dengan menggunakan sinar radiasi.
Sinar ini dapat dipancarkan dari alat di luar tubuh (radioterapi eksternal) atau dari alat yang
dipasang dekat lokasi kanker (radioterapi internal).

Terapi obat bertarget

Berbeda dengan kemoterapi yang menyerang sel kanker sekaligus sel yang sehat, obat ini
bekerja dengan membunuh sel-sel kanker secara spesifik. Terapi obat bertarget dapat diberikan
tunggal atau dikombinasi dengan metode pengobatan lain. Beberapa obat yang digunakan,
antara lain:

Regorafenib

Cetuximab

Bevacizumab

Ramucirumab
Secara umum, pasien yang menderita kanker usus besar dan terdiagnosis sejak stadium awal
memiliki tingkat kesembuhan lebih tinggi dibandingkan pasien yang terdiagnosis pada stadium
akhir.

Pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari kanker usus besar masih memiliki risiko untuk
menderita kanker kembali. Untuk memastikan bahwa kanker usus besar tidak muncul kembali,
dokter akan menjadwalkan kontrol pasien secara berkala.

o.fisura ani

Pengobatan Fisura Ani

Pengobatan fisura ani bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, serta
menjaga proses BAB tetap lancar. Pemakaian obat oles atau salep yang mengandung anestesi
seperti lidocaine dapat meredakan sakit. Meski demikian, obat ini bisa saja menimbulkan efek
samping berupa iritasi dan peningkatan sensitivitas pada kulit di sekitar anus.

Selain lidocaine, paracetamol dan ibuprofen tablet juga bisa digunakan untuk meredakan rasa
sakit. Hindari obat penahan rasa sakit yang mengandung codein. Sementara itu, salep yang
mengandung kortikosteroid dapat diberikan jika timbul peradangan atau pembengkakan di area
yang mengalami fisura ani.

Untuk fisura ani pada bayi dan anak-anak, dokter akan memberikan obat pencahar yang
berfungsi melunakkan feces agar tidak terasa sakit saat buang air besar. Obat ini digunakan
sampai kondisi anak pulih.

Bila fisura ani tidak kunjung membaik dengan pengobatan tersebut, dokter dapat memberikan
krim yang mengandung nitrogliserin ataupun diltiazem untuk meningkatkan suplai darah ke
saluran anus. Suntik botox maupun operasi dengan membuat sayatan kecil di otot sekitar
saluran anus untuk mengurangi tonus otot tersebut, juga dapat dilakukan.

p.wasir
Cara Mengobati dan Mencegah Wasir

Wasir harus segera ditangani agar tidak membengkak dan pecah, atau terpuntir. Pengobatan
bisa dengan cara:

Menerapkan pola makan yang sehat.

Mengonsumsi obat-obatan atau menggunakan salep wasir.

Menjalani operasi pengangkatan wasir.

Untuk mencegah wasir, konsumsi makanan kaya serat dan banyak minum air putih. Hindari
duduk terlalu lama, menunda BAB dan mengejan berlebihan. Jika ingin mencobanya, obat alami
ambeien juga bisa menjadi pilihan.

Anda mungkin juga menyukai