i
DAFTAR ISI
Laporan Kasus
Lampiran………………………………………………………… 46
ii
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn .H. R
Umur : 21 Tahun
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Tempat Pemeriksaan : Kamar nomor 5 Ruang Bunaken RS Jiwa Prof. Dr. V.L.
Ratumbuysang.
1
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
1. Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 13 Juni 2018 di Kamar nomor 5 Ruang
2. Aloanamnesis dengan Ibu Ny. S kakak pasien tanggal 14 juni 2018 di Kamar no 5
ruang Bunaken RS Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang dan pada tanggal 15 juni
dengan Tn. S di rumah pasien di Wangurer Lingkungan III, Kompleks Dodik belakang
Wale Leoni.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RSJ Ratumbuysang Manado dengan di antar oleh keluarga
dan petugas RS pada hari Kamis tanggal 11 juni 2018. Pasien di antar karena marah-
marah, mengamuk dan menciderai orang dengan menyiram orang menggunakan air
bahwa dia mendengar bisikkan seorang laki-laki yang menyuruhnya untuk menyerang
temannya, karena menurut bisikkan yang dia dengar, bahwa temannya akan
menyerangnya, sehingga pasien percaya pada bisikkan tersebut, setelah itu pasien
2
Ibu pasien mengatakan satu bulan yang lalu pacar dari pasien yang selalu datang
mencarinya ke rumah, sudah tidak kelihatan lagi, belakangan diketahui pacar tersebut
sudah meninggalkan pasien dan pergi dengan orang lain. Sejak saat itu pasien mulai
murung, menangis dan lebih sering di rumah dan tidak seperti biasanya serta
Setiap kali pasien keluar rumah, pasien merasakan bahwa banyak orang
menceritakan tentang keburukkan dirinya. Pada awalnya pasien merasa terganggu atas
hal itu, tetapi setelah dia merasakkannya terus menerus dia mengganggap hal tersebut,
adalah hal yang biasa. Pasien juga merasakan sering terbangun pada tengah malam
karena gelisah. Setelah 3 jam kemudian pasien merasa mengantuk lalu tertidur.
Pasien selalu memeinta hal-ahal aneh seperti minta di operasi pelastik, di pasang
kawat gigi, aquarium, meja billiard, buka bengkel permintaannnya berbeda-beda setiap
harinya. Ibu pasien mengatakan, keluhan akan memberat jika permintaan pasien tidak di
penuhi oleh orang tua, akhir-akhir ini pasien meminta dibelikan mesin motor yang ingin
dia gunakan untuk memodifikasi motornya tapi mesin tersebut belum kunjung datang.
Ibu pasien mengatakan keluhan tersebut sudah 5 tahun dirasakan oleh pasien. Keluhan
pertama kali timbul pada tahun 2013 dimana pada saat itu pasien masih duduk di kelas 3
SMP dan sering dibully oleh teman-temannya dan pernah di ancam akan di bunuh oleh
seorang narapidana yang selalu keluar masuk penjara. Pasien sering ketakutan dan
mengatakan melihat sosok putih, besar dan mendengar bisikan seorang laki-laki yang
3
mengatakan akan membunuh, memukul dan mengejarnya. Pasien kemudian berobat ke
dokter spesialis saraf dan menjalani pengobatan selama 6 bulan namun tidak mengalami
depakot di minum sesuai anjuran dari dokter. Ibu pasien mengatakan sejak itu pasien
sampai sekarang, tetapi selama masa pengobatan pasien tidak meminum obat dengan
teratur karena pasien merasa obat tersebut membuat tubuhnya terasa lemah. Ibu Pasien
mengatakan, pada tahun 2018, pasien sempat putus obat selama 6 bulan sehingga pada
tanggal 11 Mei 2018 pasien pernah di bawah ke RSJ Prof.V. L.Ratumbuysang karena
mengamuk dan tidak mau meminum obat, karena pasien mengatakan pada saat itu dia
Pasien pernah pergi ke klinik dokter pada tahun 2013 dengan gejala demam hilang
timbul, menggigil, muntah-muntah, diare, dan tubuh terasa lemah. Setelah di lakukan
3 hari, keluhan tersebut berangsur hilang. 3 hari kemudian, pasien tiba-tiba sering
merasa ketakutan berlebihan dan kemudian pasien diantar oleh keluarga ke dokter
spesialis saraf atas saran dari tetangga karena mereka mengira pasien memiliki penyakit
saraf. Lalu dari dokter di berikan obat untuk menghilangkan ketakutan tersebut.
4
Pengobatan berlanjut sampai kurang lebih 6 bulan. Ibu pasien mengatakan setelah
berobat, pasien tidak menunjukan perubahan, tetapi pasien hanya tidur-tidur dan pasien
mengalami kaku badan dan tatapan mata kosong. Kemudian pasien di bawah ke RS.
Menurut pengakuan ibu pasien, pasien pernah di laporkan menghirup lem ehabon dari
kelas 1 SMP sampai kelas 2 SMP karena pasien dipaksa oleh teman-temannya di
sekolah. Pasien memiliki riwayat sebagai perokok akif dan peminum minuman keras
dari kelas 1 SMP sampai sekarang. Pasien juga mengakui dirinya merokok dan
Pasien merupakan anak ke dua dari empat bersaudara. Kondisi kesehatan fisik dan mental
ibu pasien saat hamil baik, tdak ada keluhan teratur kontrol ke puskesmas dan memakan
makanan yang bergizi. Pasien merupakan anak yang di rencanakan untuk di lahirkan.
Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol, merokok atau
menggunakan obat-obatan terlarang. Pasien lahir spontan di RS Budi Mulia Bitung dan di
bantu oleh dokter. Pasien tidak memiliki cacat bawaan atau kelainan lainnya. Pasien lahir
cukup bulan dengan berat badan sekitar 4 kg tidak sianosis ataupun ikterik.
5
B. Masa Kanak-Awal (usia 0-3 tahun)
Saat lahir pasien di besarkan oleh kedua orang tuanya di rumah keluarga di Bitung.
Pada stadium oral (0-1 tahun), pasien mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) sampai usia 2
tahun. Pada stadium kepercayaan dasar lawan ketidakpercayaan dasar (0-1 tahun), kedua
orang tua pasien bekerja dan sering tidak memberikan perhatian lebih kepada pasien. Jika
ibu pasien meninggalkan pasien, pasien menunjukkan kecemasan dengan cara menangis
Pada stadium otonomi lawan rasa malu-malu usia (1-3 tahun), menurut ibu pasien,
pasien bisa berjalan pada usia 9 bulan berbicara pada usia 3 tahun. Ibu pasien
mengatakan bahwa sekitar usia 3 tahun pasien mulai bisa ke toilet sendiri tetapi masih
membutuhkan bantuan orang tua. Menurut ibu pasien, yang mengajarkan pasien
berbicara, berjalan, makan, BAB, dan BAK adalah ibu dan ayah dari pasien. Pada tahap
Stadium inisiatif lawan rasa bersalah (usia 3 – 5 tahun), menurut ibu dan kakak pasien,
dia adalah anak yang aktif, suka bermain dengan kakak dan sepupu-sepupunya. Pasien
masuk TK Baruna Wati pada usia 5 tahun tetapi tidak sampai tamat sekolah, karena
pasien tidak bisa jauh dari ibunya dan menangis jika ditinggalkan.
Stadium industri lawan inferioritas (usia 6–11 tahun) pasien mulai menempuh
pendidikan. Pasien masuk SD pada usia 7 tahun di Sekolah Inpres 11/79 Bitung. Menurut
ibu pasien, pasien sangat kesulitan dalam belajar, tidak pernah mendapat peringkat di
kelas dan tidak naik kelas dari kelas 4 ke kelas 5 sehingga pasien dipindahkan ke sekolah
6
lain. Pasien tidak mau belajar di rumah dan lebih suka bermain Play Station sampai
berjam-jam setiap hari. Pasien selalu di manja oleh ibunya setiap keinginan dari pasien
selalu di penuhi.
Stadium identitas lawan difusi peran (usia 11 – 20 tahun). Pasien berusia 13 tahun saat
masuk sekolah di MTS Bitung. Pasien hanya sampai kelas 2 di MTS Bitung karena tidak
naik kelas sehingga kemudian pasien di pindahkan ke MTS Al Khairat Bitung sampai
lulus MTS. Pada saat ini pasien di ketahui sudah menghirup lem ehabon, kerana di paksa
oleh teman-temannya. Pasien berusia 16 tahun saat bersekolah di SMK Pelayaran Pelita
Bakti Bitung dan hanya sampai kelas 2 SMK karena pasien sudah sering sakit dan tidak
naik kelas. Pasien juga pernah mengeluh pada ibunya kalau dia sudah tidak mampu untuk
sekolah tetapi ayah pasien tetap memaksakannya sekolah. kemudian pasien di pindahkan
ke sekolah SMA Alia Bitung sampai Tamat SMA . Pasien bukan anak yang berprestasi,
di sekolah, tidak aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, Pasien bergaul dan memiliki
banyak teman yang sama-sama nakal. Menurut ayahnya teman-teman pasien sering
perempuan tetapi cenderung lebih banyak dengan laki-laki. Pasien berteman dengan
banyak orang bukan hanya satu orang. Ibu pasien mengatakan, saat SMA pasien pernah
diketahui dekat dengan beberapa teman perempuan mungkin pacarnya, tetapi sama
dengan teman-teman yang lain, mereka hanya suka memanfaatkan pasien karena
memiliki banyak uang. Pasien merupakan anak yang tertutup, jika ada masalah pasien
7
E. Masa Dewasa
1. Riwayat Pendidikan
Pasien Masuk TK Yayasan Baruna Wali Bitung pada usia 5 tahun, dan tidak sampai
tamat. Kemudian pada usia 7 Pasien masuk SD Inpres 11/79 Bitung menyelesaikan
pendidikan selama 7 tahun dan melanjutkan sekolah di MTS Bitung pada usia 14
tahun hanya sampai kelas 2 MTS kemudian pindah ke MTS Al Khairat Bitung.
Pasien selanjutnya bersekolah di SMK Pelyaran Pelita bakti Bitung, hanya sampai
kelas 1 SMK, kemudian pindah di SMA Alia Bitung. Menurut ayahnya pasien saat
keinginan pribadi dari pasien dan saat itu pasien sudah sakit-sakitan.
2. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja. Setelah lulus SMA pasien ada keingianan untuk bekerja, tetapi
3. Keagamaan
Pasien di besarkan dalam keluarga Muslim. Menurut ayah dan ibu pasien, pasien
tidak aktif dalam kegiatan keagamaan. Pasien jarang sholat di rumah dan pergi ke
masjid.
4. Aktivitas Sosial
Ayah pasien mengatakan, pasien memiliki banyak teman dan jarang berada dirumah
lebih suka di luar rumah dengan teman-temannya bahkan pernah sampai tidak
pulang rumah. Pasien tidak terlalu peduli dengan orang lain bahkan dengan keluarga
8
Pasien tidak pernah terjerat dalam masalah hukum
Pada saat ini pasien masih di rawat inap di RSJ Prof V. L. Ratumbuysang.
Keadaan pasien sudah tenang dan bisa di ajak bicara, dan tidak marah-marah atau
mengamuk lagi, tetapi sesekali masih sering terbangun saat tidur. Pasien sudah kurang
mengeluhkan mendengar bisik-bisik, dan sudah tidak melihat hal-hal aneh. Pasien
sesekali masih meminta untuk dibelikan barang yang menjadi keinginan pasien.
Pasien tinggal bersama dengan kedua orang tua, dan adik perempuan di rumah
milik sendiri di Bitung. Pasien tinggal di rumah permanen 2 tingkat, rumah pasien
memiliki 4 kamar tidur, 2 ruang tamu, 3 ruang keluarga, 3 wc, beratap seng dan
berdinding beton
9
DENAH RUMAH PASIEN
WC Kamar
mandi
Kam
ar Kamar
Ruang tamu Kamar
Kamar Teras
Kamar
WC
mandi Tangga
Kamar
Kamar
Ruang keluarga
perempuan.
Kamar Teras
H. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara. Bapak pasien seorang pengusaha, ibu
pasien Ibu Rumah Tangga. Kakak pasien seorang Pegawai Negeri Sipil dan kedua adik
10
SILSILAH KELUARGA /GENOGRAM
Keterangan :
Pasien
Laki-laki meninggal
Perempuan meninggal
Laki-laki hidup
Perempuan hidup
11
I. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Kehidupannya
mengatakan ia seseorang yang tidak terlalu suka berkomunikasi dengan orang terlalu
lama. Dan apa yang dia rasa menyenangkan baginya jangan di larang, misalnya merokok,
atau minum alkohol. Pasien selalu ingin merasa tidak boleh di saingi oleh orang lain,
oleh sebab itu pasien selalu meminta untuk di belikan baju, motor agar orang lain tidak
Pasien masih mengenal keluarganya dengan baik pasien merasa keluarganya menyayangi
dia. Tetapi akhir-akhir ini pasien merasa kesal dengan ayahnya, karena menurut pasien
dengan kakanya.
Menurut ayah pasien, pasien anak yang cuek dan tidak peduli dengan orang lain,
berbicara seadanya dan sangat susah untuk di tegur jika berbuat salah bahkan cenderng
tidak mengakui kesalahan. Pasien lebih senang berada di luar rumah. bersama teman-
temannya dari pada di rumah. Menurut kakaknya keluarga merasa terbeban dengan
kondisi pasien saat ini karena pasien sering meminta barang yang berbeda-beda setiap
hari jika tidak di penuhi pasien akan mengamuk dan menyerang orang di sekitar. Pasien
juga sering di anggap membuat malu keluarga dengan tindakannya yang aneh seperti
pasien pernah berdiri di atas motor di tengah jalan, memukul anak-anak di lingkungan
tempat tinnggal.
12
IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien adalah seorang laki-laki, usia 21 tahun, tampak sesuai umur, kulit sawo
matang, rambut hitam pendek. Pasien mengenakan kaos berwarna merah muda dan
Pada saat wawancara pasien duduk tenang dan tidak ditemukan aktivitas motoric
Pada saat di wawancara, pasien sangat kurang kooperatif, dan cenderung apatis.
Saat di tanya, sesekali pasien menjawab pertanyaan yang di ajukan dengan tidak
nyambung. kontak mata kurang baik, karena pasien seskali menghindai kontak
mata.
1. Mood : irritable
2. Afek : terbatas
3. Keserasian : Serasi
B. Karakteristik bicara
1. Kualitas : tidak spontan, artikulasi kurang jelas, volume sedang, dan respon
13
2. Kuantitas : Pasien menjawab perntanyaan dengan kurang baik.
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
D. Proses Pikir
Orientasi:
a. Waktu : Baik. Pasien bisa membedakan jam, hari dan tanggal saat ini.
14
Daya Ingat:
a. Daya ingat jangka panjang: kurang baik. Pasien sulit mengingat dan
b. Daya ingat jangka pendek: Baik. Pasien dapat mengingat nama pemeriksa
c. Daya ingat segera: Baik. Pasien dapat mengingat apa yang baru pasien lakukan.
Kemampuan membaca dan menulis: Baik. Pasien tidak memiliki kesulitan dalam
Kemampuan menolong diri sendiri: Baik. Pasien dapat melakukan perawatan diri
G. Pengendalian impuls:
Selama proses wawancara pasien, pasien tidak dapat mengikuti wawancara dengan
baik dalam waktu yang lama karena pasien cenderung ingin mengakhiri wawancara.
Tidak baik. Setelah melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain, pasien
merasa tidak terjadi apa-apa dan apa yang dia lakukan adalah hal yang biasa.
Baik. Pasien memahami bahwa bila terjadi kebakaran, pasien sebisa mungkin akan
lari.
15
c. Tilikan
Derajat tilikan: Derajat tilikan 1 dimana pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.
Kurang dapat dipercaya, beberapa hal perlu di konfirmasi lagi dengan keluarga
pasien.
A. Pemeriksaan Fisik
B. Status Neurologikus.
- N. olfaktorius (N.I)
- N. optikus (N.II)
Selama wawancara dapat dilihat bahwa pasien memiliki gerakkan bola mata yang
wajar.
16
- N. trigeminus (N.V)
- N. facialis (N.VII)
- N. vestibulocochlearis (N.VIII)
Selama wawancara pasien mampu menjawab pertanyaan. Hal ini memberi kesan
bahwa pendengaran pasien normal. Saat berjalan pasien terlihat stabil dan tidak
terjatuh.
- N. glosssopharyngeus (N.IX),
- N. vagus (N.X)
- N. aksesorius (N.XI)
kepalanya ke kiri dan kanan, hal ini menandakan bahwa fungsi Nervus Aksesorius pasien
- N. hypoglossus (N.XII)
17
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
laki berumur 21 tahun, belum menikah, suku Jawa-Sunda, agama Islam, alamat sekarang
Lingkungan III Wangurer, kompleks perumahan Dodik, Bitung. Saat ini pasien tidak
Juni 2018, karena mengamuk, merusak barang dan menyiram temannya dengan air panas
melakukan itu karena ia mendengar bisikkan yang menyuruh pasien untuk menyerang
temannya itu karena bisikkan yang dia dengar bahwa temannya akan menyerangnya,
sehingga pasien yakin temannya akan menyerang dia dan pasien menyerang temannya
Pada tahun 2013 saat pasien masih kelas 3 SMP pasien yakin bahwa banyak orang
bayangan putih yang menyerupai sosok orang berbadan besar dan tinggi, sehingga
pasien selalu ketakutan, dan mengurung diri. Kemudian keluarga pasien membawa pasien
ke dokter spesialis saraf karena mendengar saran dari tetangga yang mengatakan pasien
sakit saraf. Pengobatan berlangsung selama kurang lebih 6 bulan dan tidak membawa
hasil yang baik malah pasien memperlihatan gejala yang semakin buruk, badan pasien
menjadi kaku dan ketakutan tetap ada. Pada tahun 2014 pasien kemudian di bawah ke RS
Selama masa pengobatan, pasien sering tidak teratur meminum obat, sehingga
18
keluhan kembali timbul, dan pasien sampai berbuat kekerasan terhadap orang-orang
sekitar rumah, karena merasa curiga orang-orang tersebut akan berbuat jahat kepadanya.
Sebelum di bawah ke RS pada tanggal 11 juni 2018, kurang lebih sebulan sebelumnya,
yaitu pada tanggal 15 mei 2018, pasien pernah di bawah ke RS. Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang Manado karena melakukan kekerasan dan menciderai orang, tetapi pasien
tidak di rawat dan di bawah pulang atas permintaan keluarga. Pada saat itu diketahui
bahwa pasien sudah tidak meminum obat lagi selama satu minggu sebelum kejadian.
Pasien merupakan anak ke dua dari empat bersaudara. Sejak kecil pasien sangat
sulit untuk belajar, kemampuan pasien dalam menerima materi pelajaran di sekolah
sangat di bawah di bandingkan dengan teman-temannya. Pasien baru bisa mmembaca dan
menulis saat kelas 5 SD dan pernah tidak naik kelas Ibu pasien sangat memanjakan dia.
mental pasien.
A. Pada aksis I didapatkan gejala klinis bermakna yaitu halusinasi auditorik dan visual dan
thought eco. Pasien pernah mengatakan ada bisikan seorang laki-laki yang mengancam
ingin mengejar dan membunuhnya. Pasien juga mengakui pernah melihat sosok bayangan
tinggi besar memakai pakaian putih yang selalu menggaggunya sehingga membuat dia
sangat ketakutan. Waham yang di temukan adalah waham paranoid (waham pseukutorik
atau waham kejar dan waham rujukan) dimana pasien merasa yakin ada orang-orang di
sekitarnya membicarakan dia dan akan memukulinya. Pasien juga mengatakan kepada
19
ayahnya kepalanya terasa penuh dengan banyak sekali pikiran yang seakan-akan tidak
berhenti untuk berpikir, satu bulan yang lalu pasien mulai marah-marah, murung dan suka
menyendiri karena putus hubungan dengan pacarnya, kejadian ini terus berlanjut sampai
sekarang. Kurang lebih 1 bulan sebelumnya pasien juga pernah mengalami fase manik
dimana pasien sering berjoget-joget sendiri, mood senang sepanjang hari, serta pasien selalu
minta di belikan barang-barang baru setiap harinya, sampai sebelum masuk rumah sakit.
B. Pada aksis II, pasien memiliki ciri kepribadian dependen. Dimana pada saat masih berusia 5
tahun susah untuk di tinggal pergi oleh ibunya. Sekarang, Setiap keputusan yang pasien
akan ambil harus di tanyakan dulu kepada ibunya, misalnya saat akan membeli kebutuhan
pribadinya seperti pakaian selalu atas keputusan ibunya. Pasien selalu berusaha untuk
memenuhi apa yang teman-temannya minta sampai memaksakan itu kepada orang tuanya.
D. Pada Aksis IV,yang menjadi stressor adalah pasien patah hati karena di selingkuhi oleh
Aksis V. beberapa gangguan dalam tes realitas atau komunikasi,atau gangguan berat pada
beberapa bidang seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan dengan keluarga,
pertimbangan, berpikir, atau mood.
Axis I : F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik.
Axis II : F60.7 Ciri kepribadian dependen
Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan adanya retradasi mental
Axis III : Tidak di temukan diagnosis
Aksis IV :Merasa kecewa karena kekasihnya pergi meninggalakan dia dan berselingkuh
dengan orang lain.
20
Aksis V : 40 beberapa gangguan dalam tes realitas atau komunikasi,atau gangguan berat
pada beberapa bidang seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan dengan keluarga,
pertimbangan, berpikir, atau mood
A. Organobiologi :
B. Psikologi :
Pasien mengalami halusinasi auditorik waham presekutorik (waham kejaran), dan waham
rujukan.
Pasien belum bisa berinteraksi dengan lingkungan karena saat ini masih di rawat di RSJ.
tua. Pasien sering meminta hal-hal aneh dan orang tua merasa kesulitan dalam memenuhi
X. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmaka
Psikoterapi
1. Terhadap pasien
21
b. Menjelaskan pada pasien tentang pengobatan yang akan diberikan, efek samping
yang dapat muncul, serta pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat.
2. Terhadap keluarga
dan perjalanan penyakit sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi
b. Menjelaskan kepada keluarga tentang pengobatan, efek samping obat yang akan
keluarga. Mengawasi pasien agar terhindar dari benda- benda yang dapat
f. Mengawasi pasien agar teratur minum obat dan berperilaku sabar dalam
menghadapi pasien serta selalu mendampingi pasien dan berikan motivasi serta
22
XI. PROGNOSIS
XII. DISKUSI
A. Diagnosis
Menurut PPDGJ III, gangguan afektif bipolar adalah suatu gangguan suasana perasaan
yang ditandai oleh adanya episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek
pasien dan tingkat aktivitas jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek
disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain
berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi).Yang khas adalah
bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai
dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi
cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi satu
tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode tersebut sering terjadi setelah
peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental lain (adanya stres tidak esensial
untuk penegakan diagnosis).1
Saat ini prevalensi gangguan bipolar dalam populasi cukup tinggi, mencapai 1,3-
3%. Bahkan prevalensi untuk seluruh spektrum bipolar mencapai 2,6-6,5%. Tujuh dari
sepuluh pasien pada awalnya misdiagnosis. Prevalensi antara laki-laki dan perempuan sama
besarnya terutama pada gangguan bipolar I, sedangkan pada gangguan bipolar II,
prevalensi pada perempuan lebih besar. Depresi atau distimia yang terjadi pertama kali
pada prapubertas memiliki risiko untuk menjadi gangguan bipolar.2
Episode manik didefinisikan sebagai kesamaan karakteristik dalam afek yang
meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental,
dalam berbagai derajat keparahan. Berikut ini adalah kriteria episode manik menurut
DSM IV-TR4
23
A. Mood relasi, ekspansif atau iritabel yang menetap, secara abnormal, selama periode
tertentu, berlangsung paling sedikit satu minggu (atau waktunya bisa kurang dari
satu minggu bila pasien masuk perawatan)
B. Selama periode gangguan mood tersebut, tiga (atau lebih) gejala di bawah ini
menetap dengan derajat berat yang signifikan:
a. grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri
b. berkurangnya kebutuhan tidur (merasa segar dengan hanya tidur tiga jam)
c. bicara lebih banyak dari biasanya atau adanya desakan untuk tetap berbicara
d. loncatan gagasan atau pengalaman subjektif adanya pikiran yang berlomba
e. distraktibilitas (perhatian mudah teralih kepada stimulus eksternal yang tidak
relevan atau tidak penting)
f. meningkatnya aktivitas yang diarahkan ke tujuan (sosial, pekerjaan, sekolah,atau
seksual) atau agitasi psikomotor
g. keterlibatan berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan yang berpotensi
merugikan (investasi bisnis yang kurang perhitungan, hubungan seksual
yang tidak aman, mengendara yang sembrono atau terlalu boros)
C. Gejala-gejala tidak memenuhi kriteria episode campuran
D. Gangguan mood sangat berat sehingga menyebabkan hendaya yang jelas dalam
fungsi pekerjaan, aktivitas sosial yang biasa dilakukan, hubungan dengan orang lain,
atau memerlukan perawatan untuk menghindari melukai diri sendiri atau orang lain,
atau dengan gambaran psikotik
E. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung penggunaan zat
(misalnya,penyalahgunaan zat, obat atau terapi lainnya) atau kondisi medik umum
(misalnya hipertiroid)
Catatan:
Episode mirip manik yang jelas disebabkan oleh terapi somatik (misalnya obat,
electroconvulsive therapy (ECT) terapi cahaya tidak dimasukkan ke dalam diagnosis
gangguan bipolar I. 3
Menurut Diagnostik and Statiscal Manual of Mental Disorder edisi keepat (DSMV),
gangguan Bipolar I tipe manik memenuhi kriteria sebagai berikut :
Episode manik
24
A. Periode yang berbeda dari suasana hati yang abnormal dan terus meningkat, ekspansif,
atau mudah tersinggung dan secara tidak normal dan terus-menerus meningkatkan
aktivitas atau energi yang diarahkan pada tujuan, yang berlangsung lama minimal 1
minggu dan sebagian besar hari ini, hampir setiap hari (atau durasi jika rawat inap
diperlukan).
B. Selama periode gangguan suasana hati dan peningkatan energi atau aktivitas, tiga (atau
lebih banyak) dari gejala berikut (empat jika mood hanya mudah marah) hadir ke
signifikan gelar dan mewakili perubahan nyata dari perilaku biasa:
a. Meningkatnya harga diri atau kebesaran.
b. Menurunnya kebutuhan tidur (misalnya, terasa beristirahat setelah hanya 3 jam
tidur).
c. Lebih banyak bicara daripada biasanya atau tekanan untuk terus berbicara.
d. Penerbangan gagasan atau pengalaman subyektif bahwa pikiran sedang berlomba.
e. istractibility (yaitu, perhatian terlalu mudah ditarik ke eksternal yang tidak
penting atau tidak relevanrangsangan), seperti yang dilaporkan atau diamati.
f. Peningkatan aktivitas yang diarahkan pada tujuan (baik secara sosial, di tempat
kerja atau sekolah, atau secara seksual) atau agitasi psikomotor (yaitu, aktivitas
non-tujuan yang diarahkan tanpa tujuan).
g. Keterlibatan yang berlebihan dalam kegiatan yang memiliki potensi tinggi untuk
konsekuensi yang menyakitkan (mis., terlibat dalam pembelian yang tidak
terkendali, pelecehan seksual, atau investasi bisnis bodoh).
C. Gangguan suasana hati cukup parah untuk menyebabkan kerusakan yang ditandai dalam
sosial atau fungsi kerja atau membutuhkan rawat inap untuk mencegah kerusakan pada
diri sendiri atau orang lain, atau ada fitur psikotik.
D. Episode ini tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat (misalnya, obat
penyalahgunaan, obat, perawatan lain) atau kondisi medis lain.
Catatan: Episode mania penuh yang muncul selama pengobatan antidepresan (mis., Obat-
obatan,terapi electroconvulsive) tetapi tetap pada tingkat sindromal sepenuhnya di luar efek
fisiologis dari perawatan itu adalah bukti yang cukup untuk episode mania dan, oleh karena itu,
diagnosis bipolar saya.
25
Catatan: Kriteria A-D merupakan episode mania. Setidaknya satu episode mania seumur
hidup diperlukan untuk diagnosis gangguan bipolar I. Gejala psikotik sering didapatkan pada
episode manik dan depresi pada gangguan bipolar. 4
Menurut PPDGJ-III untuk diagnosis pasti gangguan afektif bipolar, episode kini manik
dengan gejala psikotik :
a.. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik
(F.30.2) :
Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lenbih berat dari mania tanpa gejala
psikotik
Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham
kebesaran (delusion of grandeur), iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar. Waham
dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut (mood-congruent)
a. Harus ada sekurang-kurangnnya satu episode afektif lain (hipomania, manik, depresif, atau
campuran ) di masa lampau. 5
Pada 26 kali penelitian psikotik pada mania yang pernah dilakukan, Goodwin dan
Jamison menyimpulkan bahwa 58% pasien dengan gangguan bipolar memiliki riwayat
minimal satu kali mengalami gejala psikotik terutama pada fase mania.
Penyebab gangguan bipolar sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti. Banyak
faktor yang mempengaruhi dalam gangguan bipolar yaitu faktor genetik, faktor
biokimia, faktor neurofisiologi, faktor psikodinamik, dan faktor lingkungan. Bentuk Gejala
Psikotik pada Gangguan Bipolar Episode Manik Bentuk gejala psikotik yang sering
ditemukan pada gangguan bipolar episode manik yaitu gangguan proses pikir, halusinasi
dan waham, psikosis inkongruen-mood, delirious mania,katatonia, psikosis postpartum,dan
cycloid psychosis.Gagguan afektf bipolar,episode kini manik dengan gejala psikotik
Pada pasien ini di temukan waham dan halusinasi disertai episode depresi dan manik keadaan ini
Skizofrenia Skizoafektif
Dua atau lebih gejala , masing- Suatu periode penyakit yang tidak
26
1 bulan waktu, terdapat baik episode
Pada Skizofrenia gejala mood timbul gejala mood harus ada pada setengah dari
pada fase prodromal. Gejala mood yang durasi penyakit dari timbulnya psikosis
dominan adalah depresi dan ada gejal pertama termasuk pada fase prodromal
mood lain, yaitu BAD (Bipolar Affective dan fase residual untuk memenuhi
27
Skizoafektif Skizofreniform
Suatu periode penyakit yang tidak A. Dua (atau lebih) dari yang berikut,
depresi berat, episode manik atau Periode 1 bulan (atau kurang jika berhasil
suatu episode campuran dengan diobati). Setidaknya satu dari ini harus
28
timbulnya psikosis pertama depresif atau bipolar dengan gambaran
skizoafektif. terjadi
selama
lainnya.
Tentukan jika:
setidaknya dua
dari
29
perubahan nyata pertama dalam perilaku
kebingungan: baik
atau datar.
lebih dari
terputus selama mana, pada suatu dengan durasi 1 bulan atau lebih lama.
gejala mood yang menonjol gangguan, dan perilaku tidak jelas aneh
30
Gejala yang memenuhi kriteria atau ganjil.
untuk epiode mood ditemukan D. Jika episode manik atau depresi mayor
Gangguan bukan karena efek efek fisiologis suatu zat atau yang lain
fisiologis langsung dari suatu zat. kondisi medis dan tidak lebih baik
gejala mood harus ada pada dijelaskan oleh gangguan mental lain,
31
adalah bahwa pasangan atau kekasihnya
tidak setia.
matai
B. Ciri Kepribadian
Berdasarkan anamnesis, ciri kepribadian yang terdapat pada pasien adalah dependen dimana
sejak kecil pasien cemas jika berpisah dengan ibunya, setiap keputusan setiap hari yang akan
ia ambil selalu di tanyakan kepadan ibunya dan lebih mementingkan kepentingan teman-
32
temannya di bandingkan dirinya sendiri sampai bahkan samapi mematuhi perintah yang tidak
a. Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan
b. Meletakan kebutuhan sendiri lebih rendah dari orang lain kepada siapa dia bergantung
c. Keengganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada orang diamana tempat ia
bergantung
d. Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang di besar-
e. Preokupasi dengan ketakutan akan di tinggalkan oleh orang yang dekat dengannya dan
C. Rencana Terapi
Modalitas utama untuk gangguan skizoafektif adalah perawatan di rumah sakit, medikasi,
dan intervensi psikososial. Prinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk gangguan
skizoafektif adalah bahwa protocol anti depresan dan anti manik diikuti jika semuanya
diindikasikan dan bahwa anti psikotik di gunakan hanya jika di perlukan untuk pengendalian
jangka pendek. Jika protocol tymolepic tidak efektif di dalam mengendalikan gejala atas dasar
33
valproate depakene), atau suatu kombinasi obat-obat tersebut jika satu obat saja tidak efektif.
Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif harus di berikan percobaan antidepresan
dan terapi Electrconvulif (ECT) sebelum mereka di putuskan tidak responsive terhadapa terapi
anti depresan.
Terapi somatik pada skizofrenia meliputi tiga fase yaitu fase akut, stabilisasi dan stabil
atau rumatan. Fase akut ditandai dengan gejala psikotik yang membutuhkan penatalaksanaan
segera. Gejalanya dapat terlihat pada episode pertama atau ketika terjadinya kekambuhan
skizofrenia. Fokus terapi pada fase akut yaitu untuk menghilangkan gejala psikotik. Fase akut
biasanya berlangsung selama 4-8 minggu. Setelah fase akut terkontrol, ODS memasuki fase
stabilisasi. Risiko kekambuhan sangat tinggi pada fase ini terutama bila obat dihentikan atau
ODS terpapar dengan stresor. Selama fase stabilisasi, fokus terapi adalah konsolidasi
pencapaian terapetik. Dosis obat pada fase stabilisasi sama dengan pada fase akut. Fase ini
berlangsung paling sedikit enam bulan setelah pulihnya gejala akut. Fase selanjutnya adalah
fase stabil atau rumatan. Penyakit pada fase ini dalam keadaan remisi. Target terapi pada fase
Data penelitian menyatakan bahwa Risperidon lebih efektif dalam mengobati gejala positif
maupun gejala negatif dari skizofrenia, disertai dengan efek samping neurologis yang kurang
bermakna dan kurang parah dibanding obat antagonis dopamine yang tipikal. Risperidon
menjadi obat lini pertama pengobatan skizofrenia karena kemungkinan obat ini lebih efektif
XIII. KESIMPULAN
A. Pasien didiagnosis dengan Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala
psikotik.
34
B. Terapi pada pasien dengan skizoafektof tipe campuran adalah farmakoterapi dan
psikoterapi
C. Dukungan keluarga dan lingkungannya dibutuhkan untuk keberhasilan terapi pada pasien
ini, baik dari segi materi, waktu, dan terutama motivasi untuk pasien.
rumah pasien di Wangurer Lingkungan III, kompleks Dodik pada tanggal 15 Juni 2018.
Keterangan :
D: Rani
P: Pasien
I : Ibu Pasien
O : Ayah Pasien
*Autoanamnesis*
D : Selamat sore
D : oh ia bu terima kasih. Maaf neh so baganggu, kita ranny dokter muda yang mo tanya-tanya
35
P : Harfan Rifandi
D : Umur?
P : 21 tahun dokter
D : Tempat,tanggal lahir ?
D : So menikah ?
P : Belum
P : Sunda
P : Muslim
D : Pekerjaan apa ?
P : SMA
36
D : Bagimana dang arfan pe keadaan sekarang ?
P : kita pe kepala rasa ba penuh dokter, nda bisa tahan emosi, ada laki-laki ja babise-bise pa kita.
P : Dia Mo bunuh kata pa kita, kong suru-suru pa ka kita supaya mo pukul pa tape teman waktu
itu. Jadi kita pukul noh pa kit ape tema dari pada kita yang di pukul lebe dulu
P : So lama… nyanda.. biasa teman-teman yang ja barokok leh sama-sama begitu. orang-orang
D : Pernah ja dapa dapalia hal-hal aneh? Misalnya bayanga-bayangan manusia bgitu ? waktu SD
37
P : Nyanda memang bgitu dorang, kita pe teman-teman begitu leh. Teman-teman baroko sama
P : io
D : itu teman yang harfan da bage kong siram deng aer panas harfan so lupa ?
D : Harfan lalu mama da bilang harfan ja tako-tako pas SMA, itu karena apa ?
P : nyanda memamng samua orang sama. Enter torang babadiam bagini boleh rasa tako
D : mama bilang harfan leh ja ba pukul orang itu kiapa dang harfan ba pukul-pukul orang ?
38
D : Harfan dari dulu ada cita-cita mo jadi apa ?
P : nda ada
D : ia boleh ibu
I : Dia kwa awal da dapa ini dari SMP kelas 3 tahun 2014. Pertama Cuma rasa tako-tako karna
dia bilang ja dapa lia orang putih kong tinggi besar, trus dia bilang ada laki-laki yang ja ba bisik
mo bunuh pa dia.
I : nyanda, Cuma dia kalo minta sesuatu harus di turuti. Kalo nda di turuti dia mo lakuakan
tindakan kekerasan.
39
I : Depe permintaan bikin orang tua so nda mampu mo penuhi. Misalnya beli baju-baju mahal
setiap hari. Depe permintaan beda-beda setiap hari. Itu noh kalo nda di penuhi dia mo mengamuk
I : sekitar satu tahun belakangan ini dok. Brapa kali anak-anak disekitar rumah depe sasaran.
I : pertama di dokter saraf, depe pengobatan 6 bulan, trus nda ada perubahan selanjtnya da bawa
I : ada dok mar dia kwa nda ja teratur minum obat, karena dia so rasa lome depe badan.
I : iya pernah
40
D : Apa nda hal-hal yang memperberat depe keluhan?
P : dia kalo ada sesuatu yang dia mo minta, trus nda di tepati dia tambah mo bajadi dok.
P : ia ada dok.. akhir-akhir ini dia da mo minta for bekeng akang depe mesin motor, mar tu mesin
kwa belum dia antar-antar sampe sekarang, mungkin itu sto dia sampe kepikiran. Mar kalo so di
D : Ibu satu ato satu bulan begini ada nda arfan pe maslah yang bekeng dia selalu kepikiran ?
I : oh ia ada dok sejak bebrapa bulan yang lalu depe cewe so nda ja bakabar pa dia, trus Sejak itu
dia so nda seperti biasanya, so mulai murung-murung, cepat-cepat marah, kong so babasandiri.
I : ia pernah dokter. Tu cewe kwa Cuma ja cukur pa harfan. Ja minta-minta se beli barang-barang
kong so ada cowo baru. Mungkin itu sto yang bekeng dia sampe stress le.
P : Biasa-biasa
P : io sih dok.. mar kita rasa biasa-biasa jo ini.. eh nda dok kita nda saki sudah jo kwa kita
minum obat
41
D : Bu, jadi sebelumnya so pernah berobat dang kang ?
I : harfan so mulai rasa baikan dok. Makanya so di dokter itunoh sampe sekarang minum depe
obat
I : Ia dokter
I : Cuma sampe 3 hari dok. Karna harfan pe panas so turun kong so baikan jadi so nda di kase
42
D : Ibu masih ingat tu obat malaria yang waktu itu dokter da kase?
D : Arfan barokok?
P : io
D : dari kapan?
P : dari SMP
D : ibu da melahirkan diamna ? siapa yang bantu melahirkan? Dokter ato bidan ? melahirkan
normal ?
43
D : Harfan pas lahir ada kelainan ato cacat?
I : Menangis noh dok sama kayak anak-anak lain, itu anak senang bermain.
I : Aktif sekali dok. Bahkan hiperaktif leh nda bisa di bilang, nakal sekali
I : Umur 7 tahun dok. Sebelumnya di masoh di TK toh dulu, mar nda bisa di tinggal, kalo di
tinggal dia mo menangis. Makanya so nda sekolah TK nanti masuk lagi SD.
44
I : ia, setiap kebutuhannya selalu di penuhi
D : sampe sekarang dia nda bisa jaoh dari ibu deng bapak ?
I : Ia dok.pernah lalu dia bilang suka mo mandiri akhirnya dia mo ceri kerja kong bakost di
D : Ibu, Arfan mo beli barang-barang pribadi harus ada ibu sama-sama ? ato bagimana
I : ia, pokonya apa yang dia mo beli dia selalu musti tanya dulu pa ibu.
I : dia susah sekali mo terima pelajran dok, sampe nda nae kelas.
I : 13 tahun
I : sama dok dileh SMP nda ja nae kelas. Susah sekali mo terima materi pembelajran
I : 16 tahun dokter
45
D : bagimana dang pas dia SMA ?
I : di masuk di SMK Pelayran sampe kelas 2 SMK trus karena nda nae kelas dia akhirnya di kase
pindah di SMA Alia. Sejak saat itu di so mulai saki-saki bgini dokter
I : Nda pernah noh dok. Mar kita rasa dia di bawah rata-rata karnadia lambat skali ja trima
pelajaran dari pas SD. Dia nnati tau babaca kelas 5 SD dok itupun masih ja eja-eja.
I : Nda dokter dia nda ja iko jarang sekali leh dia mo sholat
di rumah pasien*
O : Selamat siang
D : maaf neh bapak so bagangu katu bapak da tidor, jadi kita rany dokter muda yang da mob a
46
O : Oh npp dok. Ia mo tnya apa ?
O : Dia jarang di rumah dok, selalu paling banyak deng depe teman-teman di luar dari pada di
dalam rumah. Dia sayang skali pa depe teman-teman apapun yang depe teman minta pasti dia mo
berusaha untuk penuhi sampe mo ba paksa pa orang tua. Mar Cuma pa depe teman yang dia rasa
tako. Harfan itu anak yang susah skali di atur beda skli degan depe kaka. Makanya qt selalu suka
dia for sekolah. Mar karena anak keras kepala deng nda mau diatur jadi bgitu noh. Dia so nimau
mo se lajut sekolah.
O : Cuma kadang-kadang
D : akhir-akhir ini ada nda yang dia bilang pa bapak mengenai dia ada masalah ?
O : nda noh dok dia kwa jarang ja bacerita dengan kita lebe sering dengan depe mama. Mar
pernah lalu dia bilang kalo saki depe kepala, rasa penuh kata depe kepala karena dia bapikir terus
47
P : Ia dok. Selalu dia keluhkan begitu
O : dari dia SMP dok. Waktu itu dia da saki malaria kong setelah itu abis pengobatan malaria,
dia langsung jam merasa tako-tako. Trus torang bawa kedokter noh..
D : Oh ia sama dengan Harfan pe mama da cerita. Oh ia dang pak. Kita somo permisi pulang
O : Oh ia boleh dok.
DAFTAR PUSTAKA
48
2. Kusumawardhani A.A.A.A., 2012. Diagnosis Banding Gangguan Bipolar. Dalam:
Kumpulan Makalah Konas I Gangguan Bipolar. Surabaya: Airlangga University Press.
Hal 29-36.
3. American Psychiatric Association 2000, Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder, 4th Edition, Text Revision, Washington DC, American Psychiatric Association
4. Jakarta. P: 118-120American Psychiatric Association. DSM-5 Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders: Fifth Edition. American Psychiatric Publishing;
Washington DC. 2013.
5. Maslim Rusdi. Buku saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III
dan DSM V.Bagian Ilmu kedokteran Jiwa FK-UNILA. 2013
6. Kaplan H, Sadock B, Grebb J. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri
49
LAMPIRAN
SECATA DODIK
WANGURER
BITUNG
KETERANGAN :
: Rumah Pasien
50
A. Dokumentsi dengan pasien bersama ibunya di RSJ. Prof. V. L. Ratumbuysang Manado
B. Dokumentasi bersama ayah pasien di rumah pasien di wangurer lingkungan III, Dodik Bitung
51
C. Dokumentasi Rumah dan kamar Pasien
52
53