Anda di halaman 1dari 36

PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PENINGKATAN

KESEHATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Rekreasi

Dosen Pengampu: Bapak Dani Nurdiansyah, M.Pd.

Disusun oleh :

Sinta Ningrum (195223009)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH


STKIP MUHAM
MADIYAH KUNINGAN
2020
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, atas
segala kemampuan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengaruh Olah Raga Renang
terhadap Peningkatan Kesehatan ” pada mata kuliah PJOR. Tidak lupa juga
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini bertujuan agar pembaca mendapatkan informasi mengenai
keolahragaan dan menambah ilmu pengetahuan untuk siswa, guru, atau
masyarakat.
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
berharap akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi.
Semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Kuningan, Mei 2020

Tim penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
D. Manfaat..................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
LANDASAN TEORI.........................................................................................................4
A. Sejarah Olahraga Renang.......................................................................................4
1. Abad Pertengahan hingga tahun 1800................................................................4
2. Era Olimpiade modern setelah tahun 1896.........................................................6
B. Latihan Dasar Berenang.........................................................................................8
1. Latihan meluncur................................................................................................8
C. Macam-macam Gaya dalam Olahraga Renang.......................................................9
1. Gaya bebas.........................................................................................................9
2. Gaya Dada........................................................................................................11
3. Gaya Kupu-kupu..............................................................................................13
4. Gaya Punggung................................................................................................14
D. Manfaat berenang untuk peningkatan kesehatan..................................................15
1. Obesitas............................................................................................................16
2. Nyeri Sendi.......................................................................................................16
3. Kardio-Vaskular...............................................................................................17
4. Wanita Hamil...................................................................................................17
5. Asma................................................................................................................17
6. Masalah Psikis..................................................................................................18
E. Risiko terhadap Olahraga Renang........................................................................20
F. Prinsip Olahraga Renang......................................................................................20

ii
BAB III............................................................................................................................22
METODE PENELITIAN.................................................................................................22
A. Jenis dan Sifat Penelitian......................................................................................22
B. Data dan Sumber Data..........................................................................................22
1. Data..................................................................................................................22
2. Sumber Data.....................................................................................................22
C. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................22
D. Teknis Analisis Data............................................................................................22
BAB IV............................................................................................................................24
PENUTUP.......................................................................................................................24
A. Kesimpulan..........................................................................................................24
B. Saran....................................................................................................................25
Daftar Pustaka..................................................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesibukan dalam kehidupan sehari hari kadang-kadang sulit dikendalikan
dan dihindari. Hal tersebut sering membuat kita terjebak dalam irama kehidupan
yang sama dan berlangsung secara terus-menerus. Keadaan ini cenderung akan
menimbulkan rasa bosan, jenuh, dan lelah baik jasmani maupun rohani. Dilihat
dari keseimbangan jasmani dan rohani dalam kehidupan seharihari tentu keadaan
demikian tidak menguntungkan dari segi kesehatan dan kesegaran jasmani.
Keadaan demikian memerlukan adanya suatu pengalihan kegiatan yang dapat
membawa suasana baru, sehingga dapat merangsang gairah baru dan melupakan
sejenak beban kehidupan serta bebas dari segala ketegangan dan tekanan.
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan rekreasi atau wisata (Purnomo,
2000)
Wisata olahraga adalah perjalanan wisata dengan tujuan berolahraga atau
memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di
suatu tempat. Jenis wisata olahraga antara lain berenang, diving, snorkeling
(menyelam bawah laut), jet ski, dan lain-lain (Nyoman, n.d.)
Menurut Sweetenham & Atkinson, (2003) mendifinisikan renang sebagai
salah satu jenis olahraga yang membutuhkan dua perencanaan latihan,
perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek untuk membantu
setiap olahragawan agar dapat berprestasi secara maksimal mungkin.
Menurut Saleh, (2008, p. 20) mengartikan renang sebagai salah satu jenis
olahraga yang digemari oleh berbagai lapisan masyarakat karena dapat dilakukan
oleh anak-anak dan orang dewasa baik itu laki-laki maupun perempuan. Olahraga
renang mempunyai tujuan yang bermacam-macam diantaranya untuk olahraga
pendidikan, olahraga rekreasi, rehabilitasi, dan olahraga prestasi.
Berenang adalah salah satu jenis olahraga air yang mampu meningkatkan
kesehatan seseorang yang juga merupakan olahraga tanpa gaya gravitasi bumi
(non weight barring). Pemanasan dan pendinginan dapat dilakukan sebelum
berenang untuk mencegah kram otot. Ada beberapa gaya dalam berenang antara

1
lain gaya bebas, gaya dada, dan gaya punggung.Gaya menitikberatkan pada sikap
tubuh, gerakan kaki, gerakan lengan, serta memadukan pernapasan dan gerak
(Dewayani, 2007)
Renang merupakan salah satu cabang olahraga aquatik. Renang adalah
upaya untuk menggerakkan (mengapungkan atau mengangkat) semua bagian
tubuh ke atas permukaan air. Renang biasanya dilakukan tanpa perlengkapan
bantuan. Renang adalah cabang olahraga yang menggunakan anggota tubuh
terutama bagian tangan dan kaki untuk bergerak di dalam air. Renang juga
merupakan olahraga yang sangat menyenangkan dan sangat berguna untuk
menjaga kesehatan, Karena pada waktu renang hampir seluruh bagian tubuh
bergerak, Sehingga sangat baik untuk memperkuat otot dan melancarkan
peredaran darah dalam tubuh. Untuk dapat berenang dengan baik, maka yang
perlu diperhatikan adalah dengan memahami teknik dasar renang dan memahami
teknik-teknik dalam berbagai gaya renang. Dan tentunya perlu berlatih terus
menerus atau konsisten agar tubuh cepat terlatih dan jangan menyerah.
Berenang biasanya dilakukan tanpa perlengkapan buatan. Kegiatan ini
dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga. Berenang dipakai sewaktu
bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di air, mencari ikan, mandi, atau
melakukan olahraga air. Berenang untuk keperluan rekreasi dan kompetisi
dilakukan di kolam renang. Manusia juga berenang di sungai, danau,
dan laut sebagai bentuk rekreasi. Olahraga renang membuat tubuh sehat karena
hampir semua otot tubuh dipakai sewaktu berenang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah renang ?
2. Bagaimana latihan dasar berenang ?
3. Apa saja gaya yang terdapat dalam olahraga renang ?
4. Apa saja manfaat dari berenang untuk peningkatan kesehatan ?
5. Bagaimana risiko dalam olahraga renang ?
6. Apakah prinsip berenang ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah renang.

2
2. Untuk mengetahui latihan dasar berenang.
3. Untuk mengetahui berbagai macam gaya dalam olahraga renang.
4. Untuk mengetahui berbagai manfaat dari olahraga renang untuk peningkatan
kesehatan.
5. Untuk mengantisipasi risiko atau bahaya dalam olahraga renang.
6. Untuk mengetahui prinsip dalam olahraga renang.
D. Manfaat

1. Bagi seluruh pembaca, untuk memambah wawasan dan pengetahuan akan


pentingnya olahraga renang untuk meningkatkan kesehatan.
2. Bagi penulis, sebagai saran menambah wawasan akan pentingnya olahraga
renang bagi setiap mahasiswa khususnya mahasiswa.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sejarah Olahraga Renang

Manusia sudah dapat berenang sejak zaman prasejarah, bukti tertua


mengenai berenang adalah lukisan-lukisan tentang perenang dari Zaman
Batu telah ditemukan di "gua perenang" yang berdekatan dengan Wadi Sora
di Gilf Kebir, Mesir barat daya. Catatan tertua mengenai berenang berasal dari
2000 SM. Beberapa di antara dokumen tertua yang menyebut tentang berenang
adalah Epos Gilgamesh, Iliad, Odyssey, dan Alkitab (Kitab Yehezkiel 47:5, Kisah
Para Rasul 27:42, Kitab Yesaya 25:11), serta Beowulf dan hikayat-hikayat lain.
Pada 1538, Nikolaus Wynmann seorang profesor bahasa dari Jerman menulis
buku mengenai renang yang pertama, Perenang atau Dialog mengenai Seni
Berenang (Der Schwimmer oder ein Zwiegespräch über die Schwimmkunst).
Perlombaan renang di Eropa dimulai sekitar tahun 1800 setelah
dibangunnya kolam-kolam renang. Saat itu, sebagian besar peserta berenang
dengan gaya dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkan gaya
rangkak depan atau disebut gaya trudgen dalam perlombaan renang di dunia
Barat. Trudgen menirunya dari teknik renang gaya bebas suku Indian di Amerika
Selatan. Renang merupakan salah satu cabang olahraga dalam Olimpiade Athena
1896. Pada tahun 1900, gaya punggung dimasukkan sebagai nomor baru renang
Olimpiade. Persatuan renang dunia, Fédération Internationale de
Natation (FINA) dibentuk pada 1908. Gaya kupu-kupu yang pada awalnya
merupakan salah satu variasi gaya dada diterima sebagai suatu gaya tersendiri
pada tahun 1952.
1. Abad Pertengahan hingga tahun 1800
Renang awalnya merupakan salah satu dari tujuh ketangkasan yang
dimiliki oleh para kesatria dalam Abad Pertengahan, termasuk berenang dengan

4
memakai baju zirah. Akan tetapi, sejak renang dilakukan dalam keadaan tanpa
pakaian, ia menjadi kurang populer karena masyarakat menjadi semakin
konservatif, dan ia telah ditentang oleh gereja pada akhir abad pertengahan.
Sebagai contoh, pada abad ke 16, pengadilan Jerman mencatatkan dalam Vechta
larangan tempat renang umum tanpa busana bagi anak-anak.
Leonardo da Vinci membuat sketsa awal tentang pelampung. Pada tahun
1538 Nicolas Wynman, Profesor bahasa berkebangsaan Jerman, menulis pertama
kali buku renang “Colymbetes”. Tujuannya bukan untuk olah raga, tapi lebih
untuk mengurangi bahaya tenggelam. Meskipun demikian, buku tersebut berisi
pendekatan yang sangat bagus dan metodis untuk belajar belajar gaya dada,
termasuk alat bantu renang seperti kantung berisi tekanan udara, ikatan buluh,
atau sabuk pelampung. Sekitar waktu yang hampir bersamaan, E. Digby dari
Inggris juga menulis buku tentang renang, menyatakan bahwa manusia dapat
berenang lebih baik dari ikan.
Pada tahun 1603 organisasi renang pertama dibentuk di Jepang. Kaisar
Go-Yozei dari Jepang menyatakan bahwa murid sekolah harus dapat berenang.
Pada tahun 1696, penulis Perancis Thevenot menulis “Seni Berenang”,
menjelaskan bahwa gaya dada sangat mirip dengan gaya dada modern. Buku ini
telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dan menjadi referensi standar renang
selama bertahun-tahun hingga masa yang akan datang.
Pada tahun 1708, kelompok penyelamat pertama yang dikenal “Asosiasi
Chinkiang untuk Menyelamatkan Hidup” dibentuk di Cina. Pada tahun 1796 klub
renang (yang masih ada) telah ditemukan di Upsala, Swedia. Benjamin Franklin
diakui sebagai pencipta sirip karet renang pada usia sepuluh, tahun 1716. Pada
tahun 1739 Guts Muts (juga dieja dengan Guts Muth) dari Schnepfenthal, Jerman,
menulis “Gymnastik für die Jugend” (Olah raga untuk kaum muda), termasuk
didalamnya bagi khusus tentang renang.
Pada tahun 1974 Kanonikus Oronzio de Bernardi of Italy menulis dua
volume buku tentang renang, termasuk latihan mengambang sebagai prasyarat
untuk belajar renang. Pada tahun 1798 Guts Muts menulis buku lain “Kleines
Lehrbuch der Schwimmkunst zum Selbstunterricht” (Buku pelajaran kecil tentang

5
seni renang untuk belajar sendiri), merekomendasikan penggunaan alat “pancing”
untuk membantu dalam belajar berenang.
Bukunya menjelaskan tiga langkah pendekatan untuk belajar berenang
yang masih dipergunakan hingga saat ini. Pertama, buatlah murid terbiasa dengan
air, kedua, latih gerakan renang di luar air, ketiga, latih gerakan renang di dalam
air. Dia yakin bahwa renang adalah bagian penting dari setiap pendidikan.
Kelompok penyelamat lainnya didirikan tahun 1767 (1768) di Amsterdam
oleh orang Belanda, 1772 di Kopenhagen, dan tahun 1774 oleh Inggris Raya.
Pada tahun 1768 kelompok kemanusiaan dibentuk di Amerika Serikat.The
Haloren, kelompok pembuat garam di Halle, Jerman, sangat mahir berenang
melalui pemberian contoh yang baik pada yang lainnya dengan cara mengajar
anak-anak mereka berenang pada usia yang masih sangat muda.
2. Era Olimpiade modern setelah tahun 1896
Pertandingan Olimpiade dilangsungkan pada tahun 1896 di Athena.
Kompetisi khusus kaum pria (lihat juga renang pada olimpiade musim panas
1896). Enam pertandingan telah direncanakan, namun hanya empat yang betul-
betul diselenggarakan: 100 m, 500 m, dan 1200 m gaya bebas dan 100 m untuk
pelaut. Medali emas pertama dimenangkan oleh Alfred Hajos dari Hungaria
dengan catatan waktu 1:22.20 untuk 100 m gaya bebas.
Hajos juga memenangkan pertandingan 1200 m, dan tidak mampu
memenangkannya pada 500 m, dimana dimenangkan oleh Paul Neumann dari
Australia. Kompetisi renang lainnya dari 100 m untuk para pelaut termasuk tiga
pelaut Yunani di Teluk Zea dekat Piraeus, dimulai dengan perahu dayung.
Pemenangnya adalah Ioannis Malokinis dengan catatan waktu dua menit dan 20
detik. Perlombaan 1500 m juga diadakan.
Pada tahun 1897 Kapten Henry Sheffield membuat kaleng penyelamat
atau silinder penyelamat, yang sekarang dikenal sebagai alat bantu penyelamat di
Baywatch. Bagian ujungnya membuatnya meluncur lebih cepat dipermukaan air,
meskipun itu dapat menyebabkan cidera. Pertandingan Olimpiade kedua
dilaksanakan di Paris tahun 1900 menampilkan 200 m, 1000 m, dan 4000 m gaya

6
bebas, 200 m gaya punggung, dan 200 m perlombaan beregu (lihat juga Renang
pada Olimpiade musim panas tahun 1900).
Ada dua tambahan pertandingan renang yang tidak biasa (meskipun cukup
umum pada waktu itu), hambatan pelaksanaan renang di sungai Seine (berenang
bersama arus), dan perlombaan renang didalam air. 4000 m gaya apa saja
dimenangkan oleh John Arthur Jarvis dengan catatan waktu dibawah satu jam,
perlombangan renang Olimpiade terpanjang yang pernah diadakan. Gaya
punggung juga diperkenalkan pada pertandingan Olimpiade di Paris, demikian
juga halnya dengan polo air. Klub Renang Osborne dari Manchester mengalahkan
team klub dari Belgia, Perancis dan Jerman dengan sangat mudah.
Gaya Trudgen dikembangkan oleh guru renang dan perenang Australia
keturunan Inggris bernama Richard (Fred, Frederick) Cabill. Seperti Trudgen, dia
memperhatikan penduduk asli dari kepulauan Solomon, menggunakan gaya
bebas. Namun berbeda dengan Trudgen, dia melihat tendangan mengibas, dan
mempelajarinya dengan seksama. Dia menggunakan sentakan mengibas yang baru
ini dari pada gaya dada atau tendangan menggunting dari Trudgen.
Dia menggunakan gerakan ini pada tahun 1902 di Kejuaraan Internasional
di Inggris untuk menciptakan rekor dunia yang baru dengan berenang di luar gaya
yang dilakukan oleh semua perenang Trudgen pada 100 yard dengan catatan
waktu 0:58.4 (beberapa sumber mengatakan bahwa itu adalah anaknya dalam
catatan waktu 0:58.8). dia mengajarkan gaya ini kepada keenam anaknya, masing-
masing nantinya menjadi perenang kejuaraan.
Teknik menjadi dikenal sebagai gaya bebas Australia hingga tahun 1950,
ketika ia diperpendek menjadi gaya bebas saja, secara teknik dikenal sebagai front
crawl. Olimpiade tahun 1904 di St. Louis meliputi perlombaan 50 yard, 100 yard,
220 yard, 440 yard, 880 yard dan satu mil gaya bebas, 100 yard gaya punggung
dan 440 yard gaya dada, dan 450 yard gaya bebas beranting (lihat juga renang
olimpiade musim panas tahun 1904).
Perlombaan ini membedakan antara gaya dada dengan gaya bebas,
sehingga sekarang ada dua gaya yang ditetapkan (gaya dada dan gaya punggung)
dan gaya bebas, dimana sebagian besar orang berenang dengan gaya Trudgen.

7
Perlombaan ini juga menggambarkan kompetisi untuk lompat jauh, dimana jarak
tanpa berenang, setelah melompat ke dalam kolam renang. Pada tahun 1907
perenang Annette Kellerman dari Australia mengunjungi Amerika Serikat sebagai
“penari balet dalam air”, versi lain dari penyelarasan renang, menyelam kedalam
tangki gelas. Dia ditangkap karena mempertontonkan hal yang tidak sopan,
dimana baju renangnya menampakkan lengan, kaki dan leher.
Kellerman merubah baju renangnya menjadi berlengan panjang, celana
yang lebih panjang, serta kerah, namun tetap mempertahankan pakaian ketatnya
yang menampakkan bentuk tubuh di bawahnya. Dia kemudian membintangi
beberapa film, salah satunya tentang kehidupan pribadinya. Pada tahun 1908,
asosiasi renang dunia Federasi Renang Amatir Internasional (FINA/Federation
Internationale de Natation de Amateur) dibentuk.
B. Latihan Dasar Berenang

Latihan dasar renang merupakan koordinasi gerak lengan, tungkai dan


pernapasan.
1. Latihan meluncur

Sebelum meluncur ke kolam renang lakukanlah dulu pemanasan dan


basahilan dulu badan dengan air. Cara melakukan latihan meluncur sendiri
adalah berdiri tegak dikolam renang, dan bersandaran dipinggir kolam renang,
kemudian badan membungkuk dan luruskan lengan kedepan sejajar dengan air,
kemudian kedua kaki menekuk dan telapak kaki menempel pada dinding kolam,
tolakan kaki pada dinding kolam lalu meluncur ke depan lurus di permukaan air.

Gerak dasar kaki

Cara melakukannya adalah berdirilah menghadap tepi kolam, salah satu


tanggan memegang dinding kolam, angkat badan sehingga posisi badan
telungkup, kemudian naik turunkan kaki secara bergantian.

8
Gerak dasar tangan
Cara melakukannya adalah bungkukkanlah badan rata dengan permukaan
air gerakan tangan seperti mendayung, tarik satu lengan ke belakang, pada waktu
lengan di bawah bahu, tarik siku ke atas kemudian lengan diluruskan kembali ke
depan.

Pengambilan nafas
Pengambilan nafas antara satu gaya renang dan gaya renang lainnya
berbeda, untuk gaya bebas pengambilan napas dilakukan kea rah kiri atau arah
kanan. Cara melakukannya saat menoleh ke samping, ambil napas dengan mulut
sebanyak-banyaknya, saat didalam air pengeluaran napas dilakukan dengan
hidung sedikit demi sedikit.
C. Macam-macam Gaya dalam Olahraga Renang

Renang yang biasa dilakukan oleh para perenang, yang juga selalu
muncul dalam setiap lomba terdiri atas empat gaya, yaitu (1) gaya bebas atau
crawl stroke, (2) gaya dada atau breast stroke, (3) gaya kupu-kupu atau butterfly
stroke, dan (4) gaya punggung atau back stroke. Keempat gaya tersebut
masingmasing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri (Thomas, 2000)
1. Gaya bebas

Renang gaya bebas (crawl) pertama kali mulai diperkenalkan oleh


Hnery Wickham, seorang perenang dari Australia pada akhir abad ke-19
tepatnya tahun 1893 di Lautan Teduh. Dua orang bersaudara, Syd dan Charles
Cavil yang juga berkebangsaan Australia, mempopulerkan gaya bebas ini di
Eropa pada tahun 1902. Selanjutnya, pada tahun 1903 mereka
memperkenalkannya di Amerika Serikat Dewayani, (2007, p. 34). Menurut
Corlett & Laycock, (1980) mendefinisikan gaya bebas gerakannya dapat ditinjau
dari posisi tubuh (body position), gerakan tungkai (leg action), gerakan
lengan(arm action), pernafasan (breathing), dan koordinasi tungkai-lengan-nafas

9
(kick-breath coordination). Gaya crawl oleh sebagian orang disebut gaya bebas.
Sebetulnya istilah ini salah, sebab gaya bebas merupakan nama nomor
perlombaan renang, sedangkan gaya crawl merupakan salah satu teknik renang.
Pada setiap perlombaan nomor gaya bebas hampir semua perenang memilih
gaya crawl maka gaya crawl sering dinamakan gaya bebas. Banyaknya perenang
memilih gaya crawl saat mengikuti perlombaan dalam nomor gaya bebas karena
gaya crawl merupakan gaya renang tercepat dibandingkan dengan ketiga gaya
yang lain ialah gaya dada, gaya punggung dan gaya kupu-kupu (Maglischo,
1993)

Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan


air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan
gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukkan
naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu berenang gaya bebas,
posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan saat lengan
digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke
samping. Sewaktu mengambil napas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke
kiri atau ke kanan. Dibandingkan gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan
gaya berenang yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di air.

Gaya bebas merupakan gaya yang tidak terikat dengan teknik-teknik dasar
tertentu. Gaya bebas dilakukan dengan beraneka ragam gerakan dalam berenang
yang bisa membuat perenang dapat melaju di dalam air. Sehingga gerakan dalam
gaya bebas bisa digunakan oleh beberapa orang, baik yang sudah terlatih
maupun para pemula.

Pergerakan kaki:

Yang harus diingat adalah bahwa tubuh kita harus selalu dalam posisi
datar di atas permukaan air. Pergerakan kaki dari gaya bebas sangat mudah,

10
pertama regangkan kaki seolah-olah sedang beridiri jinjit dan gerakanlah seluruh
kaki secara bergantian kaki kiri-kanan ke atas dank e bawah. Perlu diketahui
bahwa pergerakan kaki dari gaya bebas dimulai dari pinggul, bukan sebagian
kaki.

Pergerakan lengan:

Gerakan lengan dalam gaya bebas adalah kunci dari kecepatan berenang.
Jika dapat melakukan gerakan lengan dengan baik, maka kecepatan berenang
akan maksimal dan berenang menjadi efektif. Gerakan lengan ada dua tahap,
yang pertama dilakukan di dalam air tangan mendorong dan menarik air
kebelakang sehingga tubuh terdorong ke depan. Sedangkan untuk yang kedua
adalah gerak tangan di atas air yaitu sebelum tangan masuk lagi ke dalam air
untuk gerakan selanjutnya.

Koordinasi gerakan tangan dan kaki:

Merupakann kekompakan pergerakan antara gerakan tangan dan kaki


begitu juga dengan pengambilan napas. Ketika tangan kanan berada di dalam air,
kepala menoleh kea rah kiri untuk mengambil napas. Pengambilan napas
diusahakan hanya ke satu arah saja. Napas dihirup melalui mulut dan
dikeluarkan melalui hidung.

11
Gambar 1.1
2. Gaya Dada

Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang


rekreasi. Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu
yang lama. Gaya dada atau gaya katak adalah berenang dengan
posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas,
batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah
luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan
dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke
depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut
gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah
satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.

Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau gaya


bebas. Di antara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang
Internasional, perenang gaya dada adalah perenang yang paling lambat.

Gaya dada adalah gaya yang paling sering dipakai oleh orang-orang pada
waktu mulai belajar berenang.

12
Pergerakan kaki:

Kedua kaki rapat di atas tumit, tetapi terbuka di bagian bawah, kemudian
tarik tumit ke arah pantat, dan bukalah kaki agar jari-jari kaki menghadap ke luar
dan doronglah ke belakang, kedua kaki disepak ke belakang dan diputarkan pada
saat bersamaan. Saat sepakan kaki yang tercepat adalah saat-saat terakhir ketika
kaki mulai diluruskan kembali lagi ke posisi awal.

Pergerakan lengan:

Kedua lengan terjulur ke depan dengan kedua punggung tangan saling


bersinggungan (telapak tangan menghadap keluar), jari-jari bersatu rapat.
Kemudian gerakkan tangan ke luar atau ke sisi agak bawah, dengan gerakan
melingkar yang tidak terlalu dalam, akhirnya lengan mencapai bagian depan
bahu, gerakan kedua lengan agar menyatu di depan dada, dan kembali lagi ke
posisi awal.

Pernapasan :

Cara mengambil napas pada gaya dada adalah pada saat kedua lengan
dibuka ke samping, kepala dan dagu diangkat ke depan atas permukaan air untuk
mengambil napas, pengeluaran napas dilakukan saat tangan lurus ke depan dan
kepala masuk ke air.

Koordinasi gerakan gaya dada:

Apabila koordinasi gerakan lengan, kaki dan pernapasan sudah baik, maka
akan menghasilkan gerakan yang efisein.

13
Gambar 1.2
3. Gaya Kupu-kupu

Gaya kupu-kupu atau gaya lumba-lumba adalah salah satu gaya berenang
dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara
bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke
depan. Sementara kedua belah kaki secara bersamaan menendang ke bawah dan
ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba. Udara dihembuskan
kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup
lewat mulut ketika kepala berada di luar air.

Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya berenang


paling baru. Berbeda dari renang gaya lainnya, perenang pemula yang belajar
gaya kupu-kupu perlu waktu lebih lama untuk mempelajari koordinasi gerakan
tangan dan kaki.

Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih besar dari
perenang. Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah
tangan secara bersamaan. Perenang tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang
lebih cepat dari perenang gaya bebas. Dibandingkan dalam gaya berenang
lainnya, perenang gaya kupu-kupu tidak dapat menutupi teknik gerakan yang

14
buruk dengan mengeluarkan tenaga yang lebih besar. Gaya kupu-kupu disebut
juga dengan sebutan Butterfly Stroke

Pergerakan kaki:

Dimulai dengan kaki sekitar permukaan air, lutut ditekuk, kemudian


dengan tajam kaki didorong ke bawah diluruskan, sehingga kaki diayun
kelihatan bagai grakan ikan lumba-lumba.

Pergerakan lengan:

Kedua tangan lurus ke depan selebar bahu dengan kedua ibu jari diarahkan
ke bawah, tekan ke bawah, putarkan dengan gerakan mengarah ke luar, semakin
kuat tekanan kea rah paha maka laju akan semakin cepat, ketika mencapai ahir
dari gerakan ayunan, maka tangan-tangan meninggalkan permukaan air dengan
telapak tangan mengarah ke atas, kemudian ayunkan ke depan (ke dalam air)
dengan gerakan yang cepat (usahakan siku terlempar tinggi untuk membantu
pengangkatan tubuh) dengan gerakan yang cepat (usahakan siku terlempar tinggi
untuk membantu pengangkatan tubuh) kemudian luruskan dan siap untuk posisi
awal.

Pernapasan:

Saat tangan menekan ke dalam atau tangan di bawah bahu, angkat sedikit
kepala ke luar dari dalam air, keluarkan napas dan cepat-cepat menarik napas
lagi.

15
Gambar 1.3
4. Gaya Punggung

Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan


posisi punggung menghadap ke permukaan air. Posisi wajah berada di atas air
sehingga orang mudah mengambil napas. Namun perenang hanya dapat melihat
atas dan tidak bisa melihat ke depan. Sewaktu berlomba, perenang
memperkirakan dinding tepi kolam dengan menghitung jumlah gerakan.

Dalam gaya punggung, gerakan lengan dan kaki serupa dengan gaya


bebas, namun dengan posisi tubuh telentang di permukaan air. Kedua belah
tangan secara bergantian digerakkan menuju pinggang seperti gerakan
mengayuh. Mulut dan hidung berada di luar air sehingga mudah mengambil atau
membuang napas dengan mulut atau hidung.

Sewaktu berlomba, berbeda dari sikap start perenang gaya bebas, gaya


dada, dan gaya kupu-kupu yang semuanya dilakukan di atas balok start,
perenang gaya punggung melakukan start dari dalam kolam. Perenang
menghadap ke dinding kolam dengan kedua belah tangan memegang besi
pegangan. Kedua lutut ditekuk di antara kedua belah lengan, sementara kedua
belah telapak kaki bertumpu di dinding kolam.

16
Gaya punggung adalah gaya berenang yang sudah dikenal sejak zaman
kuno. Pertama kali diperlombakan di Olimpiade Paris 1900, gaya punggung
merupakan gaya renang tertua yang diperlombakan setelah gaya bebas.

Gaya punggung merupakan gaya yang paling praktis, taka da kesulitan


dalam bernapas, karena wajah dan mulut bebas dari air.

Pergerakan kaki:

Posisi badan selalu terlentang di atas permukaan air. Luruskan kedua kaki
dengan posisi kaki seperti sedang jinjit. Kemudian gerakanlah kakimu
bergantian kiri kanan dengan arah gerak ke atas ke bawah, gerakan kaki dimulai
dari pinggul.

Pergerakan lengan:

Lengan bekerja seperti pengayuh, seperti kincir air yang bekerja teratur
dan berirama, bergantian antara tangan kiri dan tangan kanan.

Gambar 1.4

17
D. Manfaat berenang untuk peningkatan kesehatan

Renang sebagai salah satu cabang olahraga yang digemari, aman, mudah,
dan murah ada yang berpendapat bahwa renang dilakukan sejak adanya manusia
di dunia ini. Renang dapat dilakukan oleh siapapun baik tua-muda, pria-wanita,
kecil-dewasa sehingga renang sangat efektif meningkatkan derajat kehidupan
manusia. Sebaliknya malas berolah raga dengan alasan kurang memiliki waktu
dalam jangka panjang dampaknya cukup buruk, yakni munculnya penyakit yang
disebabkan oleh hipokinesia (kurang gerak). Di antaranya, tekanan darah tinggi,
diabetes melitus, jantung, artritis, hiperkolesterolemia, dan obesitas.

Menurut Hutapea, (1994) dalam Tamyiz, (2008), dalam bukunya Menuju


Gaya Hidup Sehat mengungkapkan, penelitian selama 16 tahun terhadap 17.000
alumnus Universitas Harvard menunjukkan, mereka yang tidak aktif berolahraga
(yang membakar tidak lebih dari 500 kalori per minggu dalam kegiatan olah
raga) lebih cenderung mengidap penyakit jantung. Berikut ini dijelaskan
beberapa manfaat olahraga renang sebagai terapi penyakit dalam yang banyak
diderita orang-orang yang malas berolahraga (Tamyiz, 2008).
1. Obesitas

Obesitas atau overweight merupakan pemicu segala penyakit. Peningkatan


gizi global ternyata menyebabkan epidemi obesitas makin meluas. Latihan fisik
berupa olahraga renang ternyata juga dapat menjadi aktivitas untuk membakar
kalori. Pembakaran kalori tubuh ternyata tidak selalu ditandai oleh keluarnya
keringat. Saat berenang, tubuh akan terasa lebih berat bergerak di dalam air.
Otomatis energi yang dibutuhkan pun menjadi lebih tinggi, sehingga dapat
secara efektif membakar sekitar 24% kalori tubuh.

Ketika berenang kalori dalam tubuh akan terbakar sehingga secara


langsung sangat efektif membakar lemak. Ini tentu sangat membantu anak-anak

18
yang mengalami obesitas disamping perlunya pengaturan pola makan. Jika
asupan makanan tidak diatur, mungkin saja olahraga ini tidak jadi
melangsingkan sebab olahraga berenang memicu rasa lapar.
2. Nyeri Sendi

Saat ini, nyeri sendi sering diderita oleh banyak orang. Gaya hidup yang
terlalu banyak mendiamkan tubuh mengakibatkan nyeri sendi dibagian tertentu.
Misalnya pada lutut dan pergelangan kaki, hal tersebut dapat dialami oleh
siapapun. Namun paling rentan terhadap usia dewasa-lanjut. Oleh sebab itu,
dengan berenang dapat menurunkan risiko cedera persendian, terutama di bagian
lutut dan pergelangan kaki bagi mereka yang kelebihan berat badan atau
mengalami gangguan persendian tulang. Penelitian menunjukkan bahwa berolah
raga di dalam air dengan ketinggiansebatas pinggang dapat mengurangi
ketegangan sendi hingga 50%, dan 75% jika dalamnya air sebatas dada.
3. Kardio-Vaskular

Salah satu akibat kurang gerak, apalagi disertai stress dapat mengundang
berbagai penyakit non-infeksi di antaranya adalah penyakit kardio-vaskular
(penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke). Hal ini banyak dijumpai
pada kelompok usia pertengahan, tua dan lanjut, khususnya yang tidak
melakukan olahraga. Berenang (di tempat dan kualitas air yang memenuhi syarat
kesehatan dan keamanan), termasuk sebagai olahraga aerobik yang akan
membuat paru-paru sehat, sendi lebih lentur terutama di bagian leher, bahu dan
pinggul, karena bagian bagian tubuh tersebut digerakkan.

Meningkatnya kerja dan fungsi jantung, paru-paru dan pembuluh darah


ditandai dengan denyut nadi istirahat menurun, isi sekuncup bertambah,
kapasitas bertambah, penumpukan asam laktat berkurang, meningkatkan
pembuluh darah kolateral, menigkatkan HDL kolestrol, mengurangi

19
aterosklerosis. Berenang selama 3-5 kali seminggu serupa manfaat olahraga
aerobik yang dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru.
4. Wanita Hamil

Bagi sebagian orang, olah raga sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Denganbegitu, bukan alasan bagi wanita hamil untuk tidak atau bahkan malas
berolah raga. Jika ditelisik dari sisi medis, renang merupakan olahraga ini yang
banyak diminati oleh mereka yang sedang hamil. Ini lantaran renang memiliki
sifat aerobik dan relatif aman dari benturan. Namun, berenang boleh dilakukan
oleh ibu hamil asalkan keadaan tubuhnya sehat dan bugar sedangkan air yang
menopang berat badan si ibu hamil disinyalir berguna di trimester terakhir
kehamilan, untuk memudahkan proses persalinan kelak.
5. Asma

Asma merupakan salah satu masalah kesehatan yang bisa menyebabkan


disabilitas (ketidakmampuan) penderita. Serangan asma memang tidak bisa
ditebak dan biasanya mendadak. Begitu orang yang menderita asma terkena
bahan penyebab alergi, ia pasti langsung susah bernapas. Banyak faktor yang
menimbulkan serangan asma misalnya, lingkungan, bahan alergen (penyebab
alergi), infeksi saluran napas dan polusi udara. Padahal dengan aktifitas
berenang serangan asma bisa berkurang. Ini bisa dilakukan oleh orang dewasa
maupun anak-anak. Terutama penderita asma anak, renang sangat dianjurkan.
Gerakan berirama teratur membantu pola pernapasannya lebih stabil.
6. Masalah Psikis

Olahraga sedikitnya 10 menit setiap hari membuat mental menjadi lebih


sehat,pikiran jernih, stres berkurang dan memicu timbulnya perasaan bahagia.
Bahwa olahraga membuat peredaran darah menjadi lancar, membakar lemak dan
kalori, serta mengurangi risiko darah tinggi dan obesitas merupakan suatu hal
yang diketahui umum. Riset terbaru menunjukkan suatu kelebihan lain dari

20
aktivitas ini. Olahraga sedikitnya 10 menit setiap hari membuat mental menjadi
lebih sehat, pikiran jernih, stres berkurang dan memicu timbulnya perasaan
bahagia.
Menurut Daniel Landers dalam Tamyiz, (2008), profesor pendidikan
olahraga dari Arizona State University mengungkapkan lima manfaat olahraga
renang.
1. Meningkatkan Kemampuan Otak
Latihan fisik yang rutin dapat meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan
kesehatan mental. Karena olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen dalam
darah dan mempercepat aliran darah menuju otak. Para ahli percaya bahwa hal-
hal ini dapat mendorong reaksi fisik dan mental yang lebih baik. Hasil penelitian
yang telah dipublikasikan Proceeding on the National Academy of Science,
menyebutkan bahwa manfaat olahraga secara benar dan teratur, bisa memacu
pertumbuhan neuron (sel saraf) yang telah rusak.
2. Membantu menunda proses penuaan

Riset membuktikan bahwa latihan sederhana seperti jalan kaki secara teratur
dapat membantu mengurangi penurunan mental pada wanita di atas 65 tahun.
Semakin sering dan lama mereka melakukannya makan penurunan mental kian
lambat. Kabarnya, banyak orang merasakan manfaat aktivitas itu setelah
sembilan minggu melakukannya secara teratur tiga kali seminggu. Latihan ini
tidak harus dilakukan dalam intensitas tinggi. Cukup berupa jalan kaki di sekitar
rumah.

3. Mengurangi Stress

Olahraga dapat mengurangi kegelisahan. Bahkan lebih jauh lagi, bisa


membantu mengendalikan amarah. Latihan aerobik dapat meningkatkan
kemampuan jantung dan membuat tubuh lebih cepat mengatasi stres. Aktivitas

21
seperti jalan kaki, berenang, bersepeda, dan lari merupakan cara terbaik
mengurangi stress

4. Menaikkan daya tahan tubuh

Senang melakukan olahraga meski tak terlalu lama namun sering atau lama
namun dengan santai melakukannya, maka aktivitas itu bisa meningkatkan
hormon hormon baik dalam otak seperti adrenalin, serotonin, dopamin, dan
endorfin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Studi
yang dilakukan di Inggris memperlihatkan bahwa 83 persen orang yang
memiliki ganguan mental mengandalkan olahraga untuk meningkatkan mood
dan mengurangi kegelisahan.Sementara para peneliti di Duke University
menemukan bahwa 60 persen orang depresi yang melakukan olahraga selama
empat bulan dengan frekuensi tiga kali seminggu dan setiap latihan selama 30
menit bisa mengatasi gejala ini tanpa obat. Meski tergolong langkah yang
mujarab namun bukan berarti pengobatan bisa langsung dihentikan, apalagi bagi
yang mengalami depresi berat.

5. Meningkatkan kepercayaan diri

Umumnya semakin mahir seseorang dalam suatu jenis aktivitas, maka


kepercayaan diri pun akan meningkat. Bahkan suatu riset membuktikan bahwa
remaja yang aktif berolahraga merasa lebih percaya diri dibandingkan dengan
teman-temannya yang tidak melakukan kegiatan serupa.

Dapat diketahui bahwa ternyata sangat banyak sekali manfaat olahraga


renang bagi peningkatan kesehatan, oleh karena itu seseorang yang sering
berenang dapat terbebas dari berbagai macam penyakit serta mengurangi
keparahan pada penyakit yang dideritanya. Jadi olahraga renang ini bisa

22
diajarkan kepada anak-anak sejak balita, agar mereka terbiasa dengan air dan
tidak takut terhadap air.
E. Risiko terhadap Olahraga Renang

Terdapat berbagai risiko saat manusia berada di air, baik sengaja maupun
tidak sengaja. Kecelakaan di air dapat menyebabkan cedera hingga kematian
akibat tenggelam. Oleh karena itu, sebelum memasuki air, perenang harus
mencari tahu kedalaman kolam renang, sungai, atau laut yang ingin direnangi.

Berenang di sungai atau di laut bisa sangat berbahaya bila terdapat arus
deras atau ombak besar secara tiba-tiba. Orang yang sedang dalam pengaruh
alkohol dan obat-obatan dilarang untuk berenang.

Kaca mata renang dapat mencegah mata orang yang memakainya dari
iritasi. Berenang di air kotor akan menyebabkan penyakit kulit dan iritasi
mata. Di kolam renang, bakteri penyebab penyakit dikendalikan dengan
pemberian kaporit. Pergantian air yang teratur akan meningkatkan kualitas air
kolam yang sehat.
F. Prinsip Olahraga Renang

Prinsip-prinsip renang menurut Tunggal, (2005, pp. 4–5) disebutkan


sebagai berikut: 

1. Prinsip hambatan dan dorongan. Kecepatan maju di dalam renang adalah


hasil dari dua kekuatan yaitu kekuatan yang cenderung untuk menahannya
(tahanan dan hambatan) dan kekuatan yang mendorong maju yang di
timbulkan oleh gerakan lengan dan kaki. 

23
2. Prinsip keteraturan dalam penggunaan dorongan (kontinuitas gerakan).
Penggunaan gerakan dorongan yang teratur adalah lebih baik dan efektif
dari pada penggunaan yang tak teratur untuk mendorong tubuh maju. 

3. Prinsip hukum aksi-reaksi yang dipakai dalam pemulihan (recovery)


mekanika pemulihan lengan tiga dari empat gaya renang terjadi di luar air.
Mempunyai pengaruh terhadap efisien dan kecepatan renang.

4. Prinsip pemindahan momentum, sangatlah mudah memindahkan


momentum dari suatu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Prinsip ini
digunakan dalam banyak gerakan-gerakan yang kita lakukan di dalam dan
di luar air

24
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian


Pustaka.
B. Data dan Sumber Data
1. Data

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud data dalam penelitian ini adalah
data yang diambil dari sumber datanya yaitu data yang baik, harus akurat dan
relevan agar mengenai sasaran secara objektif, baik data primer maupun data
sekunder.
2. Sumber Data

Penelitian ini penulis menggunakan beberapa sumber data yang berasala


dari buku-buku dan Internet.
C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang


dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

26
Dalam penelitian ini penelitian dilakukan melalui metode penelitian
sebagai berikut:

1. Metode Pustaka
Metode pustaka adalah metode yang digunakan dalam
melakukanpenelitian yang mengumpulkan datanya melalui Buku, majalah,
internet dan semua tulisan yang mendukung tentang renang.
D. Teknis Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, menemukan pola, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain. Berdasarkan penjelasan
tersebut maka analisis data dalam penelitian ini menggunakan cara berfikir
induktif dan bersifat kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan memiliki
pemahaman awal mengenai situasi masalah yang dihadapi. Kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu sumber dari
tertulis atau ungkapan dan tingkah laku yang diobservasi dari manusia.

Berfikir induktif yaitu suatu cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta
yang khusus dan konkrit, peristiwa konkrit, kemudian dari fakta atau
peristiwa yang khusus dan konkrit tersebut ditarik secara generalisasi yang
mempunyai sifat umum. Berdasarkan keterangan tersebut maka dalam
menganalisa data penulis menggunakan data yang telah diperoleh dalam
bentuk uraian-uraian kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan
cara berfikir induktif yang berangkat dari informasi tentang Renang,

27
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Renang merupakan salah satu cabang olahraga aquatik. Renang adalah
upaya untuk menggerakkan (mengapungkan atau mengangkat) semua bagian
tubuh ke atas permukaan air. Renang biasanya dilakukan tanpa perlengkapan
bantuan. Renang adalah cabang olahraga yang menggunakan anggota tubuh
terutama bagian tangan dan kaki untuk bergerak di dalam air. Renang juga
merupakan olahraga yang sangat menyenangkan dan sangat berguna untuk
menjaga kesehatan, Karena pada waktu renang hampir seluruh bagian tubuh
bergerak, Sehingga sangat baik untuk memperkuat otot dan melancarkan
peredaran darah dalam tubuh. Untuk dapat berenang dengan baik, maka yang
perlu diperhatikan adalah dengan memahami teknik dasar renang dan
memahami teknik-teknik dalam berbagai gaya renang. Dan tentunya perlu
berlatih terus menerus atau konsisten agar tubuh cepat terlatih dan jangan
menyerah.
Berenang biasanya dilakukan tanpa perlengkapan buatan. Kegiatan ini
dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga. Berenang dipakai sewaktu
bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di air, mencari ikan, mandi, atau
melakukan olahraga air. Berenang untuk keperluan rekreasi dan kompetisi
dilakukan di kolam renang. Manusia juga berenang di sungai, danau,
dan laut sebagai bentuk rekreasi. Olahraga renang membuat tubuh sehat
karena hampir semua otot tubuh dipakai sewaktu berenang.
Renang yang biasa dilakukan oleh para perenang, yang juga selalu
muncul dalam setiap lomba terdiri atas empat gaya, yaitu (1) gaya bebas atau
crawl stroke, (2) gaya dada atau breast stroke, (3) gaya kupu-kupu atau
butterfly stroke, dan (4) gaya punggung atau back stroke. Keempat gaya
tersebut masingmasing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri.
Gaya berenang tersebut mempunyai ciri khas tersendiri dan teknik yang
berbeda-beda untuk dapat mencapai kecepatan dalam berenang yang

29
maksimal. Berenang dapat membugarkan tubuh dan untuk yang professional
dapat mencetak prestasi dari tingkat nasional maupun internasional.
Renang sebagai salah satu cabang olahraga yang digemari, aman, mudah,
dan murah ada yang berpendapat bahwa renang dilakukan sejak adanya
manusia di dunia ini. Renang dapat dilakukan oleh siapapun baik tua-muda,
pria-wanita, kecil-dewasa sehingga renang sangat efektif meningkatkan
derajat kehidupan manusia. Sebaliknya malas berolah raga dengan alasan
kurang memiliki waktu dalam jangka panjang dampaknya cukup buruk, yakni
munculnya penyakit yang disebabkan oleh hipokinesia (kurang gerak). Di
antaranya, tekanan darah tinggi, diabetes melitus, jantung, artritis,
hiperkolesterolemia, dan obesitas.
Dapat diketahui bahwa ternyata sangat banyak sekali manfaat olahraga
renang bagi peningkatan kesehatan, oleh karena itu seseorang yang sering
berenang dapat terbebas dari berbagai macam penyakit serta mengurangi
keparahan pada penyakit yang dideritanya. Jadi olahraga renang ini bisa
diajarkan kepada anak-anak sejak balita, agar mereka terbiasa dengan air dan
tidak takut terhadap air.
Selain itu terdapat berbagai risiko saat manusia berada di air, baik sengaja
maupun tidak sengaja. Kecelakaan di air dapat menyebabkan cedera hingga
kematian akibat tenggelam. Oleh karena itu, sebelum memasuki air, perenang
harus mencari tahu kedalaman kolam renang, sungai, atau laut yang ingin
direnangi.
B. Saran

Untuk pembaca, jangan takut untuk mempelajari olahraga ini, dengan


tehnik dan di awali serta diakhiri dengan pemanasan yang benar sudah pasti
olahraga ini akan memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan

30
Daftar Pustaka

Corlett, G., & Laycock, A. (1980). Swimming teaching: theory and practice. Kaye
and Ward.
Dewayani, C. T. (2007). Belajar Renang. Bandung: Aneka Ilmu.
Hutapea, A. M. (1994). Menuju gaya hidup sehat: kiat praktis untuk setiap orang
sibuk yang ingin sehat dan fit. Gramedia Pustaka Utama.
Maglischo, E. W. (1993). Swimming even faster. McGraw-Hill Humanities, Social
Sciences & World Languages.
Nyoman, S. (n.d.). Pendit, 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana
Edisi Refisi.
Purnomo, A. (2000). Latihan Fisik dan Rekreasi yang benar untuk Meningkatkan
Kesehatan. Bagian Proyek Pendidikan Kesehatan.
Saleh, A. P. (2008). Olahraga Renang. Yogyakarta: Wimaya Press.
Sweetenham, B., & Atkinson, J. (2003). Championship swim training (Vol. 1).
Human Kinetics.
Tamyiz, M. (2008). Olahraga Renang sebagai Terapi Penyakit Dalam. Jakarta:
Intisari Olahraga.
Thomas, D. G. (2000). Renang : tingkat mahir / David G. Thomas; penerjemah
Alfons P. RajaGrafindo Persada.
Tunggal, T. (2005). Renang Dasar I. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Press.

31

Anda mungkin juga menyukai