Kelompok Keperawatan
Keperawatan Anak
“
Konsep Komunikasi pada Anak, Pendekatan Teori Model pada Anak ”
Dosen Pengampu :
Kili Astarani.,S.Kep.,Ns.,M.Ke
Astarani.,S.Kep.,Ns.,M.Kess
Penyusun :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga karya makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi kami dan para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1.3.1 Menjelaskan Komponen dalam Komunikasi
1.3.2 Menjelaskan Sikap dalam Komunikasi
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai pemenuhan
tugas mata kuliah Keperawatan Anak dan juga lebih memahami tentang
Konsep Komunikasi pada Anak dan Teori pendekatan Model pada Anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi dapat terjadi bila prosesnya dapat berjalan dengan baik. Proses
komunikasi yang dimaksud di sini adalah pengiriman pesan (informasi), penerus
pesan, pesan itu sendiri, media, dan umpan balik. Proses tersebut merupakan suatu
komponen dalam komunikasi yang satu dengan lainnya saling berhubungan, di
antara komponen dalam komunikasi adalah sebagai berikut :
a. Pengirim pesan
Pengirim pesan disini adalah dapat individu dalam hal ini adalah
anak, keluarga atau kelompok yang melaksanakan komunikasi baik
dengan individu (anak) ataupun kelompok lain. Pengirim pesan disini
adalah seseorang atau sumber pesan yang dikomunikasikan. Pengiriman
pesan di sini adalah seseorang atau sumber pesan yang memberikan
informasi atau ide yang disampaikaan. Pada praktik keperawatan
pengiriman pesan komunikasi dapat terjadi antara anak dengan perawat,
dokter atau petugas kesehatan lainnya serta orang tua.
b. Penerima pesan
Penerima pesan merupakan orang yang menerima berita atau
lambang dapa berupa klien (anak), keluarga atau masyarakat. Penerima
pesan dalam praktik keperawatn anak adalah anak itu sendiri dan juga bisa
orang tua, mengingat dalam keperawatan anak orang tua itu termasuk
salah satu komponen dalam pemberian asuhan keperawatan dan terlibat
secara langsung.
c. Pesan
a. Sikap berhadapan
Berhadapaan merupakan bentuk sikap dimana seseorang langsung
bertatap muka atau berhadapan langsung dengan anak (seseorang yang
diajak komunikasi), sikap ini mempunyai arti bahwa komunikator siap
untuk berkomunikasi.
b. Sikap mempertahankan kontak
Mempertahankan kontak mata merupakan kegiatan yang bertujuan
menghargai klien dan mengatakan adanya keinginan untuk tetap
berkomunikasi dengan cara selalu memperhatikan apa yang
diinformasikann atau disampaikan dengan tidak melakukan kegiatan
yang dapat mengalihkan perhatian dengan lainnya.
c. Sikap membungkut kearah pasien
Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memperhatkan posisi yang
menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu
dengan cara membungkuk sedikit kearah klien. Cara ini dilakukan
menjaga komunikasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
d. Sikap terbuka
Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi kaki
tidak melibat, tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi
yang selama proses konikasi sehingga proses keterbukaan diri dalam
komunikasi dapat dilaksanakan.
e. Sikap tetap releks
Merupakan sikap yang menunjukkan adanya keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberi respons pada klien selam
komunikasi. Sikap ini sangat diperlukan sehingga saling memberikan
berbagai informasi yang diharapkan tanpa adanya sebuah paksaan.
Selain beberapa sikap yang ada masih ada beberapa sikap
nonverbal selama komunikasi yang juga masuk dalam kategori sikap,
seperti :1) gerakan mata, gerakan mata ini digunakan dalam
memberikanperhatian. Gerakan mata merupakan cara interaksi yang
tepat, mengingat proses pendidikan dan sosialisasi anak dapat terwujud
pada kontak mata. 2) ekspresi muka, sikap ini termasuk bahasa
nonversal yang banyak dipengaruhi oleh budaya. Percaya atau tidak
dapat interaksi yang mendasar karena dengan sentuhan dapat
memperhatikan perasaan menerima dan mengahargai. Ikatan kasih
sayang ditentukan oleh pendengaran atau suara. Sentuhan merupakn
elemen penting dalam pembentukan ego, perasaan dan kemandirian.
Pada komunikasi dengan anak sentuhan merupakan alat yang
sangat penting karena sebagai alat komunikasi dalam memperlihatkan
kehangatan, kasih sayang, yang ada pada kemudian hari (dewasa)
dapat mengembangkannya.
Sikap Kesejatian
Sikap Empati
Sikap Hormat
Sikap Konkret
Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu
menguasai sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti
mengapa apa, kapan, dan sebagainya. Komunikasi pada usia tersebut
sifatnya sangat egosentris,rasa ingin tahunya sangat tinggi, inisiatifnya
tinggi, kemampuan bahasa mulai mening mudah merasa kecewa dan rasa
bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada
dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada usia ini
anak masih belum fasih dalam berbicara. (Behrman,1996).
Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan
memberi tahu apa yang teriadi pada dirinya, memberi kesempatan pada
mereka untukmenyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan,
menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang
lebihjelas dengan pengarahan yangsederhana, hindarkan sikap mendesak
untuk dijawab seperti kata-kata jawab dong mengalihkan aktivitas saat
komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak
mudah diajak komunikasi, mengatur jarak interaksi di mana kita dalam
berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran
diri di mana kita harus menghindari konfrontasi langsung duduk yang
terlalu dekat dan berhadapan. Secara nonverbal kita selalu memberi
dorongan penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak
tanpa disetujui dari anak, salaman dengan anak merupakan cara untuk
menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis atau bercerita, dalam
menggali perasaan dan fikiran anak disaat melakukan komunikasi.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap
masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu gunakan kata
sederhana yang spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan
pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan
pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi maka
jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang
ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini
akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
a. Teknik Verbal
(1)Pesan “Saya”;
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah
diterima, mengingat anak sangat suka sekalin dengan cerita, tetapi cerita
yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan,
yang dapat diekspresikan melalui tulisan maupun gambar.
Gunakan bahasa anak untuk masuk ke dalam area berpikir mereka
sementara menembus batasan kesadaran atau rasa takut anak. Teknik paling
sederhana adalah meminta anak untuk menyebutkan cerita tentang kejadian
yang berhubungan, seperti “berasa di rumah sakit”. Pendekatan lainnya:
Tunjukkan pada anak sebuah gambar tentang kejadian tertentu, seperti
seorang anak di rumah sakit dengan orang lain di suatu ruangan, dan minta
mereka untuk menggambarkan situasinya; “atau” potong cerita komik, buang
kata-katanya, dan minta anak menambahkan pernyataan untuk ilustrasi
tersebut.
(6) Biblioterapi;
(2) Menggambar
Merupakan salah satu bentuk komunikasi paling dapat diterima baik non
verbal (dari melihat gambar) maupun verbal (dari cerita anak tentang gambar).
Gambar anak menceritakan semua tentang mereka, karena gambar ini adalah
proyeksi diri mereka dari dalam. Menggambar spontan mencakup member
anak bahan seni yang bervariasi dan memberikan kesempatan untuk
menggambar. Menggambar dengan arahan mencakup arahan yang lebih
spesifik, seperti “menggambar orang” atau pendekatan “tiga tema”
(menyatakan tiga hal tentang anak untuk memilih salah satu dan melukis
gambar).
Pendoman mengevaluasi gambar:
o Gunakan gambar spontan dan evaluasi lebih dari satu gambar bila
mungkin.
o Interpretasi dalam pandangan informasi lain yang tersedia tentang
anak dan keluarga.
o Interpretasi gambar sebagai keseluruhan, bukan memfokuskan
pada detil khusus dari gambar.
o Pertimbangkan elemen individual dari gambar yang mungkin
bermakna:
o Jenis kelamin yang digamabr pertama biasanya berhubungan
dengan persepsi anak tentang peran seksnya sendiri.
o Ukuran figus individu mengekspresikan kepentingan, kekuatan,
atau kekuasaan.
o Pesan diman figure digambarkan mengekspresikan prioritas dalam
hal kepentingan.
o Posisi anak dalam hubunganbta dengan anggota keluarga
mengekspresikan perasaan tentang status atau kelompok.
o Mengesampingkan seorang anggota dapat menunjukkan perasaan
tidak dimiliki atau keinginan untuk menyingkirkan.
o Bagian-bagian yang menonjol biasanya mengekspresikan perhatian
pada area-area dengan kepentingan khusus (missal: tangan yang
besar menjadi tangan agresi).
o Tidak ada atau adanya lengan dan tangan yang belum sempurna
menunjukkan rasa takut, kepasifan, atau imaturitas intelektual,
gambar kaki yang kecil sekali, tidak stabil dapat merupakan
ekspresi rasa tidak aman, dan tangan yang tersembunyi dapat
berarti perasaan bersalah.
o Penempatan gambar pada halaman dan tipe coretan berkelanjutan
mengekspresikan rasa tidak aman, sedangkan gambar yang terbatas
pada area kecil dan gambar seperti garis patah-patah atau garis
bergelombang dapat menjadi rasa tidak aman.
o Penghapusan, bayangan, atau garis silang mengekspresikan
keraguan, perhatian, atau kecemasan terhadap area tertentu.
(3) Sulap
1. Anak (Child )
Barnard menggambarkan anak dengan karakteristik berikut : perilaku bayi
baru lahir, pola makan dan tidur, tampilan fisik, temperamen dan
kemampuan anak beradaptasi terhadap lingkungan dan petugas kesehatan.
2. Ibu/ pengasuh ( Mother/ care giver )
Karakteristik ibu yang digambarkan Barnard meliputi: aspek psikososial,
perhatian terhadap anak, kesehatan ibu sendiri, pengalaman ibu yang
mengubah kehidupannya, harapan ibu terhadap anaknya, dan yang paling
penting adalah pola hubungan orang tua- anak dan kemampuan
adaptasinya.
3. Lingkungan ( Environment )
Karakteristik lingkungan aspek lingkungan fisik dan keluarga, keterlibatan
ayah, dan derajat hubungan orang tua untuk menghormati anaknya.
2.7.4 Peran Praktik Keperawatan menurut Kathryn E. Barnard
Peran praktik keperawatan sebagai manajer yang sesuai dengan teori Kathryn
E. Barnard:
Selain berkolaborasi atau bekerja sama dengan tim medis lainnya untuk
memberikan perawatan, perawat harus berkolaborasi dengan ibu dari anak
tersebut, agar tumbuh kembang anak berjalan dengan baik. Salah satu caranya
adalah, dengan memberikan dukungan untuk meningkatkan sensitivitas ibu dan
respon terhadap isyarat bayinya agar interaksi orangtua-anak berjalan lancar
dengan melakukan kolaborasi antar perawat dengan sang ibu.
Sehat sakit:
Manusia
Lingkungan
Sehat
Keperawatan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi dapat terjadi bila prosesnya dapat berjalan dengan baik. Proses
komunikasi yang dimaksud di sini adalah pengiriman pesan (informasi), penerus
pesan, pesan itu sendiri, media, dan umpan balik. Sikap dalam Komunikasi
meliputi :Sikap berhadapan , sikap mempertahankan kontak, sikap membungkut
kearah pasien, sikap terbuka,sikap tetap releks. Dalam praktik keperawatan sikap
komunikasi terapeutik itu terdiri dari :sikap kesejatian, sikap empati, sikap
hormat, sikap konkret .
LAMPIRAN