Skripsi
Diajukan Oleh:
Measuring Dosage Electron Beam from Electron Beam Machine on Plant Seeds
Skription
By
Persembahan
- Embah Kakung H.Y.R.Soedjono trima Kasih atas nasehat dan materil yang
- Embah Putri Valentina Musinah trima kasih atas kesediaan hati dalam melayani
dan memberikan petuah serta pengalaman hidup selama ini dari muda sampai usia
- Pa...e... Yohanes Pemandi Wartono, yang telah memberikan banyak dana dan
- Bu...e... Maria Marselina Rusmiyati, Tak terkira selama ini yang engkau sudah
berikan kepada aku baik materil atau pun moril. Maka Ku ucapkan trima kasih tak
- Kakak ku Alm Yustinus Danang Wicaksono Trima kasih atas dorongan suport
yang tak terlihat semoga engkau terberkati di surga dan selalu mendampingi aku
- Adik ku Fransiska Pangesti trima kasih semuanya atas dukungan dan hiburan
- Satu lagi yang tak terlupa adalah dia adek ”Ruri” yang telah menyemangati aq
Akhir kata …..”Tidak ada sesuatu hal yang tidak mungkin, Segala sesuatu dapat
terjadi oleh Nya, oleh sebab itu belajar terus jangan putus asa sampai tutup mata.”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Pengukuran Dosis Berkas Elektron Dari Mesin Berkas Elektron Pada Biji
Tumbuhan Menggunakan Spectrophotometer Genesys 5
Penelitian pengaruh dosis berkas elektron ini bertujuan untuk mengetahui hasil
berkas elektron dengan energi 277,2 keV dan arus berkas elektron sebesar 0,6
mA, 1,0 mA, 1,8 mA, 2,7 mA, dan 3,8 mA. Dari penelitian ini, dosis yang teramati
sampai mengenai bahan sebesar 18±1 kGy, 30±1 kGy, 49±2 kGy, 67±1 kGy, dan
92±1 kGy.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
By
Patrick Ageng Pangarso
the dosage of electron beam from electron beam machine on seed by using
Spectrophotometer Genesys 5. This research was done to find out the result from
the effect of electron beam from kinds of seed by differentiate the dosage of
electron beam. This electron beam machine emits electron beam at 277, keV with
electron beam current of 0,6 mA, 1.0 mA, 1,8 mA, 2,7 mA, and 3,8 mA. From this
research, the dosage that reached the material are 18±1 kGy, 30±1 kGy, 49±2
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
KATA PENGANTAR
Puji syukur pertama-tama saya haturkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas
segala kasih dan perlindungannya yang diberikan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasarat dalam
memperoleh gelar sarjana Sains Program Studi Fisika Jurusan Fisika Fakultas Sains dan
Pengaruh Dosis Berkas Elektron Dari Mesin Berkas Elektron Pada Biji Tumbuhan
Saya menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik
tanpa proses yang panjang dan dukungan berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung. Maka dalam kesempatan yang berbahagia ini saya secara khusus
1. Bapak Dr.Ir. Widi Setiawan, selaku Kepala Pusat Teknologi Akselerator dan
2. Bapak Ir. Suprapto selaku Kepala Bidang Teknologi Akselerator dan Fisika
Nuklir.
3. Bapak Drs. Tjipto Sujitno APU., yang telah menjembatani dalam penelitian
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Tabel
Halaman
Tabel 4.1. Data volume, massa , dan massa jenis biji .................................... 19
Tabel 4.2. Data hubungan arus berkas elektron (mA) terhadap dosis berkas
elektron (kGy) dengan kecepatan konveyer 2,7 cm/detik dan
energi 277,2 keV........................................................................... 21
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Gambar
Halaman
Gambar 4.2. Grafik hubungan dosis iradiasi (kGy) terhadap arus berkas elektron
(mA) dengan kecepatan konveyer 2,7 cm/det dan energi 277,2 kev.. 21
Gambar 4.4. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 18 kGy...22
Gambar 4.5. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 30 kGy...23
Gambar 4.6. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 49 kGy...23
Gambar 4.7. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 67 kGy...24
Gambar 4.8. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 92 kGy...24
Gambar 4.10. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 18 kGy...... 25
Gambar 4.11. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 30 kGy...... 26
Gambar 4.12. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 49 kGy..... 26
Gambar 4.13. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 67 kGy.... 26
Gambar 4.14. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 92 kGy...... 27
Gambar 4.15. Hasil penyemaian pada tumbuhan kangkung dengan dosis berkas
elektron dari k1 sampai dengan k5 dengan menggunakan
polybag.................................................................................... 28
Gambar 4.16. Hasil penyemaian pada tumbuhan sawi yang sudah dikenai berkas
elektron dengan dosis dari s1 sampai s5 dengan menggunakan polybag
............................................................................................................ 29
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar isi
Halaman
Halaman Persembahan............................................................................................... iv
Abstrak....................................................................................................................... vi
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mikroskop kamera…….................................................................................. 17
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.4. Pengaruh berkas elektron pada biji yang dilihat dengan mikroskop ............... 22
4.1.4.1. Hasil pengaruh berkas elektron pada biji kangkung dilihat pada mikroskop 22
4.1.4.2. Hasil pengaruh berkas elektron pada biji sawi dilihat pada mikroskop........ 24
4.1.5. Hasil pengamatan tanaman dari biji yang dikenai berkas elektron.................. 27
4.1.5.2. Hasil penyemaian pada biji sawi yang dipancarkan oleh berkas
elektron........................................................................................................... 28
4.2.2.2. Hasil pengaruh berkas elektron pada biji dengan ditanam ........................... 31
Daftar Pustaka............................................................................................................ 33
Lampiran.................................................................................................................... 34
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
bijian yang merupakan alat teknologi baru di Indonesia. Dalam penggunaannya mesin
berkas elektron tidak menggunakan bahan radioaktif sehingga aman untuk kesehatan.
Mesin berkas elektron dirancang untuk keperluan penelitian dan aplikasi dalam
Indonesia telah dimulai pada tahun 1987, tetapi penelitian dengan menggunakan
mesin berkas elektron untuk memancarkan berkas elektron ke biji tanaman belum
pernah dilakukan sampai saat ini. Berkas elektron memberikan pengaruh pada tepung
dengan berbagai perlakuan [Tanhindarto, 2005]. Berdasarkan pada hasil tersebut dan
untuk menjawab tantangan alternatif penggunaan mesin berkas elektron perlu adanya
penelitian proses memancarkan berkas elektron pada biji tanaman untuk mengetahui
Dalam penelitian ini, peneliti memvariasikan dosis berkas elektron pada biji
tumbuhan. Untuk mencapai hal tersebut digunakan mesin berkas elektron sebagai
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah menentukan dosis
berkas elektron pada beberapa biji tumbuhan. Mengetahui perubahan hasil dari tiap
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi pengaruh berkas elektron pada biji
kangkung, dan biji sawi. Memvariasikan dosis dari arus berkas elektron yang
digunakan.
1.4. Tujuan.
dipercepat pada beberapa biji tumbuhan. Dengan memvariasikan arus dari berkas
elektron yang menuju biji tanaman dapat diketahui dosis yang diterima.
dilakukan penelitian tentang pengaruh berkas elektron pada biji kangkung, dan biji
sawi dengan menggunakan mesin berkas elektron sehingga dapat berguna untuk
proses selanjutnya dan dapat dikembangkan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi
masa depan.
BAB I. Pendahuluan.
Bab ini menguraikan tentang teori yang digunakan dalam MBE dan yang
Bab ini menguraikan tentang alat dan bahan yang digunakan dalam
analisa data.
BAB V. Penutup.
Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap penelitian yang telah
BAB II
DASAR TEORI
muatan dan massa pada percobaan tersebut dihasilkan penemuan sebuah partikel
butiran-butiran kecil yang berasal dari dalam atom-atom yang menyusun bahan
katoda sendiri. Butiran yang kecil ini oleh Thomson disebut elektron. Elektron ini
bermuatan negatif sebab dipancarkan oleh katode dan ditarik oleh anode.
elektron yang dihasilkan dari kawat yang panas. Kemudian berkas elektron
dipercepat oleh perbedaan potensial listrik yang digunakan. Berkas elektron lalu
memasuki sebuah daerah dengan arah tegak lurus medan listrik dan medan
magnet. Elektron yang bergerak tersebut terlihat sebagai sebuah titik cahaya yang
mengarah pada layar pendar. Keseluruhan ruang pada saat elektron bergerak dari
sumber sampai layar pendar dibuat hampa udara agar tidak terjadi tumbukkan
antara berkas elektron yang bergerak dengan molekul udara [Halliday & Resnick,
1996].
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mesin berkas elektron merupakan suatu unit alat untuk menghasilkan berkas
Tabung Akselerator
S
a
m
p
e
l
Magnet
Sumber elektron pemanyar
sangat penting yaitu sebagai penghasil berkas elektron yang akan memancarkan
berkas elektron pada suatu bahan. Pada bagian pemancar, elektron dihasilkan
dengan cara memanaskan logam dengan arus listrik dan selanjutnya elektron yang
dihasikan tersebut dikeluarkan dari dalam sumber dan dibentuk menjadi berkas
elektron. Catu daya sebagai sumber daya listrik digunakan untuk mengatur arus
berkas elektron yang dipancarkan oleh sumber elektron sehingga dapat masuk
dihasilkan dari sumber elektron sehingga berkas elektron tersebut dapat mencapai
kecepatan yang tinggi sesuai dengan kebutuhan mesin berkas elektron untuk
bergerak kearah samping kiri dan kanan terhadap sumbu tabung akselerator
sehingga berkas elektron yang keluar dari tabung akselerator mengenai keseluruh
permukaan sampel di bawah jendela pemayar. Catu daya sebagai sumber daya
listrik berfungsi untuk mengatur arus listrik. Arus listrik yang menuju rangkaian
jendela pemayar berkas elektron dilindungi oleh corong pemayar agar tidak
berbenturan dengan molekul udara lainnya. Dari jendela pemanyar menuju sampel
untuk mengetahui arus berkas elektron yang menuju sampel, jika sudah sesuai
dengan arus berkas elektron yang diinginkan maka penyetop berkas akan terbuka
secara otomatis.
Sempel yang dikenai berkas elektron dibawa sampai tepat di bawah corong
pemayar dengan konveyer. Koveyor merupakan roda besi yang diatur sedemikian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan dihubungkan dengan tali karet khusus sehingga dalam berjalan semua roda
Gejala pelepasan elektron bebas dari permukaan logam karena panas logam
disebut emisi termionik. Bila suhu katoda cukup tinggi sebagian elektron
memiliki cukup tenaga untuk lepas dari logam, seperti molekul-molekul yang
Elektron bebas yang terdapat pada bahan logam, baru dapat lepas dari
permukaan logam itu apabila tenaga geraknya cukup besar, sehingga dapat
mengatasi tenaga ikat permukaan pada elektron bebas tersebut. Tenaga ikat pada
elektron disebut fungsi kerja. Potensial yang mengikat elektron bebas untuk tidak
lepas dari permukaan dapat disebut potensial ambang [Soedojo, 1985]. Bahan
besar maka elektron dapat keluar dari tabung pemercepat dan digunakan untuk
Oleh karena itu di dalam tabung pemercepat harus dihasilkan suatu medan
listrik sedemikian rupa sehingga berkas elektron dapat dipercepat. Medan listrik
(DC) [Djoko, 2004]. Gaya yang terdapat pada elektron yang berada dalam medan
Elektron sebagai suatu massa jika ditarik oleh suatu gaya akan
pula. [Soetrisno,1978]:
ρ
ρ F
a= (2.2)
m
ρ
dengan F : gaya yang berkerja pada elektron.
ρ
a : percepatan elektron.
Interaksi antara muatan listrik yang bergerak dengan medan magnetik pada
muatan. Gaya tersebut tergantung pada kecepatan, muatan elektron, dan medan
magnetik. Hal ini dapat dituliskan dengan persamaan berikut [Johannes, 1978]:
ρ ρ ρ
F = qV × B (2.4)
ρ
dengan V : kecepatan muatan .
ρ
B : medan magnetik dengan satuan T.
gambar 2.1. Magnet pemanyar berkas elektron digunakan untuk menarik berkas
Dalam menentukan dosis serap pada bahan didasarkan pada hasil deteksi
berkas elektron yang mengenai CTA beserta bahan. Setelah berkas elektron
dosimeter yang telah diketahui nilai dosisnya secara pasti. Sedangkan respon
berkas elektron (abs) dikurangi dengan absorban dosimeter tanpa dikenai berkas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
elektron (bgd) dibagi dengan tebal dosimeter (t) yang diulis dalam rumus sebagai
R=
(abs − bgd ) (2.5)
t
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini digunakan peralatan yang terdiri dari beberapa bagian utama
yaitu :
2. Dosimeter CTA .
3. Spectrophotometer Genesys 5
6. Mikroskop Kamera.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Dosimeter CTA
Dosimeter CTA yang digunakan adalah tipe FUJI FTR-125 buatan jepang yang
berupa pita panjang, warna bening dengan dimensi lebar 8 mm, tebal 0,125 mm,
densitas 1,298 gr/cm3 dan dapat dibaca pada panjang gelombang 280 mm.
3. Spectrophotometer Genesis 5.
massa biji digunakan untuk mengukur massa jenis biji yang dikenai berkas elektron.
5. Gelas Ukur.
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume biji yang akan dikenai berkas
elektron.
6. Mikroskop kamera.
12. Miktroskop tersebut digunakan untuk melihat perubahan biji yang sudah dikenai
berkas elektron.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Dalam eksperimen tersebut langkah dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 3.1
MBE
Dosimeter
+Sampel
Spctrophotometer
Genesys 5
Mikroskopik
biji
Uji
tanaman
bahan yang sudah disiapkan dalam wadah. Dosimeter Cellulose Triacetat (CTA)
digunakan sebagai alat untuk mengetahui dosis berkas elektron. Untuk mengetahui
14
Setelah dikenai berkas elektron biji dilihat dengan mikroskop kamera untuk
melihat morfologi pada biji. Sesudah dilakukan penelitian fisik pada biji maka
selanjutnya biji kemudian ditanam untuk melihat efek berkas elektron pada
pertumbuhan biji.
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu: pengukuran massa jenis
biji, tahap memancarkan berkas elektron, tahap perhitungan dosis pada bahan dengan
berkas elektron dengan mikroskop, dan tahap menanam biji yang sudah dikenai berkas
elektron.
Sampel dalam penelitian ini adalah biji tanaman pertanian. Untuk mengetahui
massa jenis biji dilakukan pengukuran massa dan volume pada biji. Dari data tersebut
massa jenis biji dapat diketahui dengan membagi massa biji dengan volume pada biji.
Dalam mencari massa dari biji kangkung, dan biji sawi digunakan timbangan
digital Scout Pro. Untuk mengetahui volume pada biji menggunakan gelas ukur yang
diisi air. Perubahan air yang naik pada gelas ukur menunjukkan volume biji.
Elektron 300 keV / 10 mA milik P3TM_ BATAN. Proses operasi Mesin Berkas
15
Dalam menjalankan mesin berkas elektron dipastikan tidak ada personil di dalam
ruangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengoprasikan mesin berkas elektron:
- Suhu ruang dalam mesin berkas elektron tidak lebih dari 25 derajat Celsius.
- Suhu pendingin pada Osilator dan Shuter tidak lebih dari 20 derajat Celsius.
Dalam menjalankan mesin berkas elektron, tegangan tinggi diatur agar sampel
dapat dikenai berkas elektron dengan baik. Hal-hal yang penting dalam menjalankan
30 detik.
-Untuk menaikkan tegangan tinggi dengan cara menekan tombol Riliase dan
16
sendirinya.
bertahap sambil menjaga kondisi kevakuman tetap tinggi sekitar 5 x 10-5 milibar.
Tegangan anoda diatur untuk memperoleh arus berkas elektron pada nilai yang
dikehendaki.
Jalankan konveyor serta sampel yang akan dikenai berkas elektron sesuai dengan
dosis yang diinginkan. Sampel dimasukkan dalam plastik tipis agar mudah untuk
dikenai berkas elektron, kemudian diletakkan pada wadah khusus diatas bantalan
konveyer.
Reset.
17
- Matikan sumber daya tegangan tinggi, sesuai prosedur yang ada melalui
panel kontrol operasi, hingga bola pelucut muatan menempel pada terminal
Mesin berkas elektron ini dijalankan dengan energi tertentu. Energi yang
diperkenankan hanya sampai 300 keV meskipun dirancang untuk 350 keV. Ini
dilakukan untuk menjaga keadaan alat agar tidak ada lompatan energi yang lebih besar
digunakan CTA dosimeter yang sudah diketahui dosisnya secara pasti. Nilai absorbansi
dari CTA yang sudah diketahui dosisnya digunakan untuk mencari respons. Data dari
respon pada dosimeter akan didapatkan grafik persamaan kalibrasi dosis elektron
terhadap respons dosimeter. Dari persamaan dapat digunakan sebagai acuan untuk
mencari dosis setelah dikenai berkas elektron. Persamaan kalibrasi dapat dilihat pada
gambar 4.1.
Persamaan kalibrasi pada gambar grafik 4.1 digunakan untuk mencari dosis dari
CTA. Dengan perhitungan absorbansi dari CTA yang sudah dikenai berkas elektron
akan diketahui respons dosimeter. Dari respons akan diketahui dosis berkas elektron.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3.3.4. Melihat biji yang sudah dikenai berkas elektron menggunakan mikroskop
kamera.
Untuk melihat biji yang sudah dikenai berkas elektron digunakan mikroskop
kamera merek olympus DP.12. Mikroskop ini merupakan mikroskop yang secara
otomatis dapat melihat gambar hasil perbesaran pada layar yang sudah diatur. Hasil
Untuk melihat pertumbuhan biji yang sudah dikenai berkas elektron ditanam
dalam palstik polybag, dengan cara mengisikan kantung polibag tersebut dengan tanah
dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Siapkan lahan yang dijadikan tempat
penyemaian agar mudah dalam pengawasan dan dapat teramati dengan baik.
Dalam mengisikan tanah dan pupuk tersebut kedalam polibag menjadi 5 untuk
masing-masing perlakuan dosis dan satu sebagai kontrol dengan ketinggian setengah
tinggi polibag. Setelah ditanam dilakukan penyiraman pada polibag tersebut. Diamati
BAB IV
mengetahui volume dan timbangan digital Scout Pro untuk mengetahui massanya
hasil pengukuran ditunjukkan pada tabel 4.1. Selengkapnya dari perhitungan massa
jenis biji terlampir di lampiran 1. Berikut hasil perhitungan massa jenis biji .
No. Jenis biji tanaman Massa biji (gr) Volume (ml) Massa jenis (gr/ml)
1. Kangkung 3,1 2,5 1,24±0,02
2. Sawi 0,7 0,7 1,04±0,05
Tabel 4.1. Data volume, massa, dan massa jenis tiap-tiap biji.
kalibrasi agar memperoleh perhitungan standar untuk mendeteksi dosis. Data dicari
dari CTA yang sudah diketahui dosisnya secara pasti. Kemudian dicari absorbansi
dari setiap dosis yang sudah diketahui tersebut yang kemudian dapat dicari respon
dari dosis tersebut. Hasil kalibrasi dapat dilihat pada gambar 4.1. Hasil selengkapnya
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
80
R = 0,659 D - 1,4211
70
60
Response (cm
50
40 Respons (cm )
30 Linear (Respons (cm ))
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
-10
Dosis kalibrasi (kGy)
Gambar 4.1. Grafik hubungan respon dosimeter terhadap dosis kalibrasi pada spectrophotometer
Genesys 5.
4.1.3. Data arus berkas elektron yang digunakan untuk memancarkan berkas elektron.
berkas elektron yang berbeda hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan dosis yang
bervariasi. Data dosis dari mesin berkas elektron ini diperoleh dari pengukuran pada
nilai absorbansi yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam persamaan kalibrasi alat
untuk mendapatkan nilai dosis yang dipakai hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2.
Dari tabel 4.2 dapat dibuat grafik hubungan dosis berkas elektron (kGy) terhadap arus
berkas elektron (mA) seperti pada gambar 4.2. Data pengukuran absorbansi ada pada
lampiran 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tabel 4.2. Data hubungan arus berkas elektron (mA) terhadap dosis berkas elektron (kGy) dengan
kecepatan konveyer 2,7 cm/detik dan energi 277,2 keV.
80
70
20
10
0
0 1 2 3 4
Arus berkas elektron (mA)
Gambar 4.2. Grafik hubungan dosis berkas elektron (kGy) terhadap arus berkas elektron (mA) dengan
kecepatan konveyer 2,7 cm/det dan energi 277,2 keV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4.1.4. Pengaruh berkas elektron pada biji yang dilihat pada mikroskop.
4.1.4.1. Hasil pengaruh berkas elektron pada biji kangkung dilihat pada mikroskop.
DP 12 dengan perbesaran 20 kali. Gambar 4.3 merupakan biji kontrol tanpa pengaruh
berkas elektron. Sedangkan pada gambar 4.4, gambar 4.5, gambar 4.6, gambar 4.7,
dan gambar 4.8 merupakan biji kangkung yang sudah dikenai berkas elektron dengan
dosis 18±1 kGy, 30±1 kGy, 49±2 kGy, 67±1 kGy, dan 92±1 kGy.
Gambar 4.3 merupakan sampel biji kangkung tanpa dikenai berkas elektron.
Gambar 4.4 adalah sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron 18±1 kGy.
Terlihat dari gambar 4.4 memiliki warna yang lebih tua dan bintik hitam yang sedikit
karena dosis yang digunakan pada biji kangkung pada gambar 4.4 masih kecil.
Gambar 4.4. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 18±1 kGy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Pada gambar 4.5 terlihat mulai adanya bercak-bercak kehitaman pada biji hal
ini dimungkinkan karena pengaruh dosis yang diberikan dari mesin berkas elektron
sebesar 30±1 kGy. Pada permukaan biji juga terlihat adanya seperti bekas terbakar.
Terlihat pada gambar seperti adanya kawasan berkas elektron yang menumbuk
Gambar 4.5. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 30±1 kGy.
Pada gambar 4.6 merupakan sampel biji kangkung dengan dosis berkas
elektron sebesar 49±2 kGy terlihat bercak hitam pada permukaan biji semakin besar
dan meluas. Terlihat pula pada gambar tersebut bintik-bintik hitam dan bercak hitam
yang semakin besar. Hal ini menandakan adanya berkas elektron yang sampai ke biji
kangkung.
Gambar 4.6 Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 49±2 kGy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pada gambar 4.7 bintik hitam semakin jelas dan terlihat hampir menutupi
lapisan biji dan terlihat mengumpul. Hal ini menandakan adanya berkas elektron yang
mengenai biji pada dosis 67±1 kGy sehingga terbentuk menjadi bintik-bintik kecil.
Gambar 4.7. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 67±1 kGy.
Pada gambar 4.8 merupakan dosis berkas elektron yang terakhir sebesar 92±1
kGy pada biji kangkung. Pada gambar tersebut terlihat bintik bintik hitam yang
mengumpul dan merata keseluruh permukaan biji yang dikenai berkas elektron.
Gambar 4.8. Sampel biji kangkung dengan dosis berkas elektron sebesar 92 ± 1 kGy.
4.1.4.2. Hasil pengaruh berkas elektron pada biji sawi dilihat pada mikroskop.
Biji sawi ini juga diperbesar dengan mikroskop yang sama dengan perbesaran
10 kali. Gambar 4.9 merupakan biji kontrol sawi tanpa pengaruh berkas elektron.
Sedangkan pada gambar 4.10, gambar 4.11, gambar 4.12, gambar 4.13, dan gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
4.14 merupakan biji sawi yang sudah dikenai berkas elektron dengan dosis yang sama
sebesar 18±1 kGy, 30±1 kGy, 49±2 kGy, 67±1 kGy, dan 92±1 kGy.
Terlihat pada gambar 4.9 biji tidak ada yang bintik bintik hal ini karena biji
Pada gambar 4.10 permukaan biji mulai nampak bintik-bintik kecil dan
terlihat pada pinggir biji. Biji ini dikenai berkas elektron dengan dosis 18±1 kGy.
Pada gambar ini juga terlihat adanya bekas tumbukan dengan partikel terlihat adanya
titik- titik pada biji sawi yang diberikan berkas elektron tersebut.
Gambar 4.10. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 18±1 kGy.
Pada gambar 4.11 biji sawi dikenai berkas elektron dengan dosis berkas
elektron sebesar 30±1 kGy. Dari gambar terlihat biji yang seperti bintik-bintik yang
banyak dan lebih menyebar. Hal ini dapat diketahui dari bintik pada biji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 4.11. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 30±1 kGy.
Pada gambar 4.12 biji sawi dipancarkan berkas elektron dengan dosis berkas
elektron sebesar 49±2 kGy. Dari uji foto mikroskopik ini dalam biji terlihat adanya
bintik hitam yang lebih banyak lagi dan warnanya juga berubah .
Gambar 4.12. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 49±2 kGy.
Pada gambar 4.13 biji ini dipancarkan berkas elektron dengan dosis dari
berkas elektron sebesar 67±1 kGy. Dari gambar mikroskopik ini terlihat berkas yang
menembus permukaan biji dan terjadi perubahan pada kulit biji yang terlhat agak
kemerahan dan bintik yang ada lebih luas dari yang sebelumnya.
Gambar 4.13. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 67±1 kGy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pada gambar 4.14 biji sawi ini dikenai berkas elektron dengan dosis berkas
elektron sebesar 92±1 kGy. Dalam gambar ini biji yang dikenai berkas elektron
terlihat berkas yang keseluruh permukaan biji dan berkas yang banyak.
Gambar 4.14. Sampel biji sawi dengan dosis berkas elektron sebesar 92±1 kGy.
4.1.5. Hasil pengamatan tanaman dari biji yang dikenai berkas elektron.
Pada penyemaian biji ini di lakukan pada polibag dengan isi tanah sebagai
Dari hasil penanaman biji kangkung menurut dosis berkas elektron yang
merupakan tumbuhan kangkung kontrol yang tanpa dikenai berkas elektron. Terlihat
pada tumbuhan tersebut tumbuh dengan normal. Pada K1, K2, K3, K4, dan K5
merupakan tumbuhan kangkung yang bijinya sudah dikenai dosis berkas elektron dari
18±1 kGy, 30±1 kGy, 49±2 kGy, 67±1 kGy, dan 92±1 kGy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
K0 K1 K2 K3 K4 K5
Gambar 4.15. Hasil penyemaian pada tumbuhan kangkung dengan dosis berkas elektron dari k1
sampai k5 dengan menggunakan polybag.
Pada K0 merupakan biji kontrol pada biji kangkung dapat tumbuh dengan
baik. Dari menvariasikan dosis berkas elektron tersebut tanaman yang terlihat paling
banyak daunnya pada dosis K1 dan daunnya kecil-kecil. Pada K2 biji kangkung
terlihat juga dapat tumbuh dilihat dari adanya daun yang tumbuh. Pada K3 daun yang
terlihat hanya sedikit dimungkinkan akibat pengaruh dari dosis berkas elektron yang
diberikan. Tumbuhan K4 terlihat lebih kecil lagi dan agak lebih keriting hal ini juga
dimungkinkan akibat dosis berkas elektron yang diberikan. Pada tumbuhan K5 daun
yang semi juga sedikit dan daunnya lebih kecil dari yang sebelumnya.
4.1.5.2. Hasil penyemaian pada biji sawi yang dipancarkan oleh berkas elektron.
Dari hasil penanaman biji sawi yang sudah dikenai berkas elektron terlihat di
gambar 4.16. Pada gambar tersebut S0 merupakan kontrol dari biji sawi, sedangkan
untuk S1, S2, S3, S4, dan S5 merupakan tumbuhan yang bijinya sudah dikenai berkas
elektron dengan masing-masing dosis berkas elektron sebesar 18±1 kGy, 30±1 kGy,
49±2 kGy, 67±1 kGy, dan 92±1 kGy. Pada biji kontrol S0 biji sawi dapat tumbuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dengan baik. Sedangkan pada biji sawi S1, S3, S4, dan S5 tidak ada biji sawi yang
tumbuh, hanya S2 saja yang dapat tumbuh setelah dikenai berkas elektron, hal ini
S0 S1 S2 S3 S4 S5
Gambar 4.16 Hasil penyemaian pada tumbuhan sawi yang sudah diiradiasi dengan dosis iradiasi dari
S1 sampai S5 dengan menggunakan polybag.
4.2.Pembahasan hasil.
dengan sampel. Setelah CTA dikenai berkas elektron tersebut dianalisa absorbansinya
dengan otomatis dapat diketahui respons dosimeter. Untuk mengetahui dosis tersebut
menggunakan persamaan kalibrasi yang dibuat dari dosis yang sudah diketahui secara
pasti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dalam gambar 4.2 grafik hubungan dosis berkas elektron (kGy) terhadap arus
berkas elektron (mA) dengan kecepatan konveyer 2,7 cm/det dan energi 277,2 keV
terlihat bahwa arus berkas elektron memiliki peranan untuk menaikkan dan
menurunkan dosis. Dari gambar grafik dapat diketahui persamaan dosis terhadap arus
memancarkan berkas elektron pada beberapa biji tumbuhan. Dari hasil uji
mikroskopik dan penanaman dapat dilihat adanya pengaruh berkas elektron terhadap
biji.
Pada hasil foto mikroskopik pada biji kangkung dan sawi terlihat perubahan
struktur kulit pada biji dari penambahan dosis yang dilakukan. Dari hasil foto ini
terlihat pada biji kangkung semakin besar dosis yang dilakukan maka semakin
terlihat pengaruh dari berkas elektron, ini terlihat dari bercak-bercak kehitaman yang
menandakan adanya pengaruh dosis dari berkas elektron tersebut. Pada biji sawi juga
terlihat nampak adanya bintik-bintik kehitaman hal ini juga menandakan adanya
31
Dari hasil penanaman biji kangkung dan biji sawi sesudah dikenai berkas
elektron memiliki hasil yang berbeda. Terlihat dari hasil penanaman biji kangkung,
biji dapat tumbuh semua dengan baik dan terlihat adanya perubahan tanaman dari
perlakuan dosis pada masing-masing biji. Pada biji sawi yang ditanam terlihat
beberapa tanaman sawi yang mendapatkan perlakuan berkas elektron tidak bisa
tumbuh semua hal ini dibandingkan pada kontrol atau biji tanaman yang tanpa
dikenai berkas elektron. Dari tabel 4.1 biji kangkung lebih besar massa jenisnya dari
pada biji sawi. Dari dosis yang sama tampak bahwa pertumbuhan biji kankung dapat
tumbuh lebih baik dibandingkan dengan biji sawi. Hal ini dikarenakan penetrasi
berkas elektron pada biji kangkung lebih pendek dibanding biji sawi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
dosis. Hubungan dosis berkas elektron terhadap arus berkas elektron memiliki
hubungan yang linier terlihat pada gambar 4.2 . Semakin besar dosis berkas elektron
yang mengenai pada biji semakin banyak pula bercak yang ditimbulkannya.
5.2. Saran.
elektron.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Alonso,M, & Finn,E. 1992. Dasar-dasar Fisika Universitas edisi kedua. jilid 2
Medan dan Gelombang. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Djoko, S, P. 2004. Teknologi Mesin Berkas Elektron. Diktat Materi Kuliah BATAN
Accelerator School 2004.
Saptaaji,R, et.al . 2006. Penentuan Keseragaman Dosis dan Penetrasi Berkas Mesin
Berkas Elektron 350 keV/ 10 mA. Prosiding Seminar Nasional Penelitian
dan Pengelolaan Perangkat Nuklir. Yogyakarta, 19 September
2006.PTAPB.
Soedojo,P. 1985. Asas-asas Ilmu Fisika Listrik Magnet. Gajah Mada University
Press.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 1.
kangkung:
-Massa III biji kangkung + wadah = 5,2 gr. Massa bi III = 2,7 gr.
Dalam, menghitung volume tiap biji menggunakan gelas ukur sebesar 5ml
- Tinggi I air awal= 5,1 ml menjadi =7,9 ml, Volume kangkung I = 2,8 ml.
- Tinggi III air awal = 5,1 ml menjadi = 7,3 ml, Volume kangkung III= 2,2ml.
- Tinggi IV air awal = 5,2 ml menjadi = 7,4 ml, Volume kangkung IV = 2,2ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
m massa
Untuk perhitungan massa jenisnya ρ = = maka dari itu hasil
V Volume
yang diperoleh dari massa dan volume sampel dapat dicari massa jenis dari
36
Lampiran 2
37
Rata2
BGD Tebal (cm)
0,119 0,0125
80
R = 0,659 D - 1,4211
70
60
Response (cm
50
40 Respons (cm )
30 Linear (Respons (cm ))
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
-10
Dosis kalibrasi (kGy)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 3
Dalam lampiran berikut disajikan hasil analisa radiasi lewat CTA reader
Date : 05/31/07
Operator : Rani/Patrik
Comment : Iradiasi Mesin Berkas Elektron
Target Dose (kGy) : 15
Dosimeter N° Absorbance
1 0,252
2 0,24
3 0,243
4 0,238
5 0,239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BGD = 0,119 A
t= 0,0125 cm
40
Lampiran 4
dosis yang telah diberikan dari nilai absorbansi dari alat Spectrophotometer
Genesis 5.
41