Irma Devita
Jika dalam artikel sebelumnya kita sudah membahas mengenai prosedur dan step by step proses pendirian PT.
PMA, maka kali ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai Izin Usaha atau lebih dikenal dengan IUT PT
PMA.
Jika suatu perusahaan telah berjalan selama lebih kurang 1 tahun dan telah memulai kegiatan usahanya, maka
PT PMA tersebut dapat mengajukan permohonan pembuatan Izin Usaha Tetap (IUT). Izin Usaha Tetap ini
merupakan Ijin yang diberikan kepada PT. PMA yang telah memiliki Izin Prinsip, untuk memulai
kegiatan/produksi.
Izin usaha tersebut hanya bisa diproses jika sebelumnya PT. PMA telah secara rutin membuat Laporan
Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), yang disampaikan secara online setiap tri wulannya. Mengenai LKPM
tersebut bisa di lihat di sini.
Sesudah memiliki Izin Prinsip, maka dan akan memulai usaha maka PT PMA tersebut harus punya Izin Usaha.
Satu hal yang harus diperhatikan di sini adalah: dalam hal ternyata ijin usaha PT. PMA tersebut sudah habis,
Izin usaha tidak bisa langsung diajukan, melainkan harus memperpanjang izin prinsip terlebih dulu.
Untuk mendapatkan Izin Usaha tersebut, Direktur PT PMA atau kuasanya dapat mengajukan permohonan
setelah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Mengisi form aplikasi II.
2. Melampirkan surat Izin Prinsip (yang masih berlaku)
3. Akta Pendirian Perusahaan dan persetujuannya dari Mentri Hukum dan HAM RI
4. Bukti legalitas lokasi proyek (keterangan domisili)
5. Surat ijin Tempat Usaha (SITU) atau ijin HO (ijin gangguan untuk usaha tertentu)
6. Bukti Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL)
7. Cek Lokasi untuk bisnis di sector perdagangan
8. Bukti penerimaan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)
9. Rekomendasi dari kementrian/instansi terkait (untuk jenis usaha tertentu)
10. Tanda tangan dari Direksi Perusahaan dan stempel perusahaan atau surat otorisasi.
Sebagai penutup perlu kami tegaskan di sini bahwa semua PT PMA yang sudah terdaftar dan sudah di sahkan
serta siap berproduksi/ beroperasi, wajib memiliki Izin Usaha. Izin Usaha ini setara dengan SIUP dan berlaku
sepanjang perusahaan masih melakukan kegiatan usaha.
Semoga bermanfaat!
Irma Devita
Dalam mendirikan suatu Perseroan Terbatas (PT), disyaratkan bahwa seluruh pemegang sahamnya adalah
Warga negara Indonesia. Dalam hal terdapat unsur asing baik sebagian ataupun seluruhnya, maka PT tersebut
harus berbentu PT. PMA (Penanaman Modal Asing). Suatu PT biasa yang dalam perkembangannya
memasukkan pemodal baru yang berstatus asing (baik itu perorangan maupun badan hukum) maka PT tersebut
harus merubah statusnya menjadi PT. PMA.
Sebelum memutuskan untuk mendirikan PT. PMA, tentunya kita terlebih dahulu harus mengetahui apakah
bidang usaha dari PT. PMA tersebut. Bidang usaha dari suatu PMA tersebut menjadi tolok ukur pertama
tentang boleh tidaknya bidang usaha tersebut dikerjakan oleh PT. PMA. Karena ada bidang2 usaha tertentu
yang masih tertutup untuk dikerjakan oleh PT. PMA, dan harus dikerjakan oleh PT yang pemegang sahamnya
seluruhnya WNI/badan hukum Indonesia. Jika memang bidang usaha tersebut terbuka untuk dikerjakan oleh
PT. PMA, maka tentunya kita harus mengetahui juga apakah bidang usaha tersebut mensyaratkan jumlah
prosentase kepemilikan maksimum pemegang saham asing. Hal ini bisa kita lihat dari Daftar Negatif Investasi
(DNI) atau dikenal juga sebagai Negative List of Investment. Daftar Negatif Investasi tersebut bisa di unduh di
sini.
Jika kita sudah mempelajari DNI dan mengetahui secara pasti mengenai dapat tidaknya bidang usaha tersebut
dikerjakan oleh PT. PMA, maka kita masuk ke langkah selanjutnya, yaitu pengajuan permohonan IZIN
PRINSIP – di BKPM. Detil tentang tahapan nya bisa di lihat di sini.
Secara umum, syarat-syarat untuk mengajukan Izin Prinsi pendirian PT. PMA di BKPM adalah sebagai
berikut:
A.Pengajuan Ijin Prinsip untuk memulai usaha baru dalam rangka pendirian PT. PMA melalui BPKM
1. Untuk mendapatkan ijin prinsip, maka tahapannya dimulai dengan melengkapi persyaratan yang dibutuhkan
serta mengisi aplikasi yang disediakan.
Setelah mendapatkan username dan password, maka dapat mengisi aplikasi yang ada, dengan mempersiapkan
dokumen2 sebagai berikut:
1. Untuk Pendiri/Pemegang Saham asing (perorangan asing atau Badan Hukum Asing).
a. Anggaran dasar Perusahaan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris berikut seluruh perubahan-
perubahannya, pengesahannya ataupun pelaporan/pemberitahuannya atau
b. Copy passport yang masih berlaku dari pemegang saham individual
3. Dokumen pendukung yang dibutuhkan untuk melengkapi persyaratan adalah sebagai berikut:
a. Flowchart proses produksi dan bahan baku (raw materials) yang dibutuhkan untuk proses industri tersebut
b. Deskripsi/penjelasan untuk proses kelangsungan bisnis
4. Asli surat kuasa (dalam hal pendiri diwakili oleh orang/pihak lain)
5.Untuk suatu bidang usaha khusus yang membutuhkan ijin tambahan dari instansi tertentu, maka aplikasi
permohonan tersebut harus pula disertai dengan kelengkapan dokumen berupa:
a. Kelengkapan data lain yang dibutuhkan oleh Kementrian terkait (bila ada) dan dinyatakan dalam “Technical
guidance’s book on investment implementation”.
b. Untuk sector tertentu, contohnya sektor pertambangan yang melakukan kegiatan ekstraksi, sektor energi,
perkebunan kelapa sawit dan perikanan, membutuhkan Surat Rekomendasi dari
Kementrian teknis terkait.
6. Dalam sector bisnis yang diperlukan dalam hal kerja sama ataupun kemitraan dengan pihak lokal, maka
dibutuhkan data pendukung berupa:
a. Perjanjian kerja sama (bisa berupa Joint Venture, Joint Operation, MOU, dll) antara pengusaha kecil dan
pengusaha menengah/besar yang menyebutkan pihak-pihaknya, system kerjasamanya,
hak dan kewajibannya.
b. Surat Pernyataan dari perusahaan kecil yang memenuhi kriteria sebagai Perusahaan Kecil berdasarkan
Peraturan No. 9/1995.
Catatan: untuk persyaratan No. 5 poin a dan b harus dikoordinasikan terlebih dahulu antara BKPM dengan
institusi/Kementrian terkait.
Setelah berkas lengkap, ijin baru dapat diproses di BKPM. Menurut aturan yang berlaku, sejak dokumen
dinyatakan lengkap, maka persetujuan dari Kepala BKPM bisa diperoleh dlam jangka waktu 12 hari kerja.
Namun, untuk memperoleh kepastian bahwa berkas permohonan yang dinyatakan lengkap, perlu mengalami
proses koreksi yang berulang kali.Sehingga, ada baiknya jika sebelum berkas dimasukkan, dilakukan
konsultasi terlebih dahulu dengan pejabat BKPM yang ada.
Ijin Prinsip BKPM tersebut harus ditindak lanjuti dengan pelaksanaan kegiatan yang nyata. Hal mana harus
didukung dengan pengisian LKPM (Laporan Kegiatan Penanaman Modal) yang harus di isi secara online dan
dilaporkan secara berkala setiap 3 bulanan. Setelah PT. PMA melakukan kegiatannya secara nyata terus
menerus, hal mana dibuktikan dengan pengisian LKPM, maka 12 bulan setelah Ijin Prinsip diberikan, PT.
PMA tersebut dapat mengajukan Ijin Usaha Tetap (IUT). IUT mana berlaku sebagaimana halnya Surat Ijin
Usaha Perdagangan (SIUP) pada PT biasa
C.Pengurusan Domisili dan NPWP atas nama PT. yang bersangkutan NPWP yang dibuat untuk PT. PMA
harus NPWP khusus PT. PMA
Waktunya sekitar 10 hari kerja.
Catatan: Pada saat ini bisa sekalian mengurus Surat PKP (Pengusaha Kena Pajak). Waktunya + 12 hari kerja,
karena ada survei dari Kantor Pajak setempat lokasi usaha.
D.Pembukaan rekening atas nama Perseroan dan menyetorkan modal saham dalam bentuk uang tunai ke kas
Perseroan. Bukti setornya diserahkan kepada Notaris untuk kelengkapan permohonan pengesahan pada
Departemen Kehakiman RI.
F.Setelah keluar pengesahan dari Kementrian Kehakiman, dapat diurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dalam
jangka waktu sekitar 14 hari kerja.
G.Setelah semua selesai, tinggal pengurusan Berita Negara nya. Waktunya + 3 bulan
Setelah semua prosedur dilewati, maka harus dilanjutkan dengan jenis usahanya. Apabila merupakan industri,
maka harus diurus Ijin Lokasi, Undang-Undang gangguan (HO) nya, Surat Ijin Usaha Industri.
Setelah itu, pada saat mesin akan masuk, ybs harus mengurus surat bebas bea
masuknya pada KPP PT PMA, yang disebut: “SKBPPN” dan dilanjutkan dengan
ijin dari Bea cukai berupa Surat Registrasi Produsen (SRP) atau Surat Registrasi Importir (SRI). Di pelabuhan
nanti PT PMA tersebut juga harus mengurus/mendapatkan PIB.
Jadi secara umum, setelah anggaran dasar PT. PMA memperoleh persetujuan dari Mentri, maka PT. PMA
tersebut dapat mulai mengurus perijinan yang terkait dengan usaha PT. PMA dimaksud di BKPM. antara lain:
Demikian garis besar proses pendirian PT. PMA sampai dengan PT. PMA tersebut dapat memulai kegiatan
usahanya. Detil selanjutnya bisa dipelajari di sini: http://www.bkpm.go.id/en/investment-procedures/setting-
up-your-company
Semoga bermanfaat!
*****
BACA JUGA YANG INI: