3.b. Chapter II
3.b. Chapter II
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keputihan
Keputihan atau fluor albus atau leukorea atau vaginal discharge merupakan
istilah yang menggambarkan keluarnya cairan dari organ genitalia atau vagina yang
keputihan adalah cairan bukan darah yang keluar di luar biasanya dari liang vagina
baik berbau atau tidak, serta disertai adanya rasa gatal setempat. Menurut Monalisa,
a. Keputihan Fisiologis
mukus dan mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedangkan
perubahan hormon saat masa menjelang dan sesudah menstruasi, sekitar fase sekresi
antara hari ke 10-16 siklus menstruasi, pada saat terangsang, hamil, kelelahan, stres,
dan sedang mengkonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB, serta atrofi vulvo
b. Keputihan Patologis
Merupakan cairan eksudat dan mengandung banyak leukosit. Cairan ini terjadi
akibat reaksi tubuh terhadap luka (jejas). Luka (jejas) ini dapat diakibatkan oleh
10
dapat terjadi akibat benda asing yang tidak sengaja atau sengaja masuk ke dalam
menjadi keputihan yang patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Sekresi vagina
fisiologis terdiri atas lendir serviks (transudat dari epitel skuamos vagina) dan sel
skuamos vagina yang terkelupas. Suasana area vagina normal ditandai dengan adanya
laktobasilus (Döderlein) dan produksi asam laktat mengatur pH vagina sekitar 3,8-4,5
vagina bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari normal. Jika pH vagina naik (lebih
basa) mengakibatkan kuman penyakit mudah berkembang dan hidup subur serta
1. Bayi baru lahir sampai umur kira-kira sepuluh hari. Hal ini dikarenakan adanya
pengaruh sisa estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
11
rahim.
2012).
I. Infeksi
a. Infeksi Jamur
Infeksi jamur terjadi jika ada kelainan flora vagina (misalnya penurunan
laktobasil) dan 80-95% disebabkan oleh Candida albicans. Gejala yang biasanya
muncul adalah keputihan kental seperti keju, bewarna putih susu, rasa gatal, dan
pembengkakan pada mulut vagina. Infeksi kandida tidak dianggap sebagai penyakit
menular seksual dan dapat timbul pada wanita yang belum menikah. Kelompok
resiko khusus yang rentan mengalami kandidiasis adalah penderita diabetes mellitus,
pengguna kontrasepsi oral, pemakai antibiotika dan obat kortikosteroid yang lama,
dan wanita hamil. Selain itu, keputihan yang disebabkan kandida bisa disebabkan
pakaian dalam yang ketat dan terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat.
12
2. Bakteri
a. Gardnerella vaginalis
Bakteri ini terdapat kira-kira 30% dalam flora vagina wanita normal.
Mikroorganisme ini merupakan bakteri batang gram negatif yang biasanya ditemukan
ini menyebabkan peradangan vagina tidak spesifik, biasanya membentuk clue cell
(bakteri yang mengisi penuh sel-sel epitel vagina). Menghasilkan asam amino yang
akan diubah menjadi senyawa amin, berbau amis, dan berwarna keabu-abuan. Gejala
yang ditimbulkan ialah fluor albus yang berlebihan dan berbau disertai rasa tidak
b. Gonokokus
Penyakit ini disebut juga dengan Gonorrhoe yang disebabkan oleh bakteri
Neisseria gonorrhoe dan sering terjadi akibat hubungan seksual. Gejala yang
ditimbulkan ialah keputihan yang bewarna kekuningan atau nanah dan rasa nyeri saat
berkemih.
c. Klamidia trakomatis
sering menyebabkan penyakit mata trakoma dan menjadi penyakit menular seksual.
berbau dan gatal. Organisme ini paling baik dideteksi dengan asam amino terkait
3. Parasit
Trikomonas berbentuk seperti buah pir, terdapat flagela uniseluler dapat diamati
bergerak di sekitar daerah yang berisi banyak leukosit pada sediaan basah. T.
Vaginalis hampir selalu merupakan infeksi yang ditularkan secara seksual. Sumber
kuman seringkali berasal dari pria dan terdapat di bawah preputium atau dalam uretra
atau uretra bagian prostat. Tetapi penularan trikomonas dapat juga melalui pakaian,
handuk, atau karena berenang. Gejala yang ditimbulkan ialah fluor albus yang encer
sampai kental, bewarna kuning kehijauan, dan kadang-kadang berbusa disertai bau
4. Virus
yang sangat banyak dan sangat berbau. Sedangkan infeksi virus herpes bentuknya
seperti luka melepuh, terdapat di sekeliling liang vagina, mengeluarkan cairan gatal,
dan terasa panas. Infeksi virus dapat memicu terjadinya kanker mulut rahim.
Pada neoplasma jinak maupun ganas dapat ditemukan leukorea atau keputihan
bila permukaan sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat genitalia.
Gejala yang ditimbulkan ialah cairan yang banyak, berbau busuk disertai darah tak
segar.
IV. Menopause
Kadar hormon estrogen pada saat menopause menurun sehingga vagina kering
dan mengalami penipisan, ini mengakibatkan mudah luka dan disertai infeksi.
V. Fisik
Akibat penggunaan alat kontrasepsi IUD (intra uterine device), trauma pada
VI. Iritasi
e. Pembersih vagina
1. Pola hidup sehat meliputi diet seimbang, waktu istirahat yang cukup, tidak
3. Selalu menjaga kebersihan daerah genitalia agar tidak lembab dan tetap kering,
misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat dan
perkembangbiakan bakteri.
dipakai bila sudah terasa lembab dengan yang kering dan bersih, menggunakan
pakaian dalam dari bahan katun karena katun menyerap kelembaban dan menjaga
5. Membasuh vagina dengan cara yang benar yaitu dari depan ke belakang tiap kali
7. Hindari penggunaan bedak talkum, tisu, atau sabun dengan pewangi pada daerah
terutama kloset duduk harus hati-hati, hindari duduk di atas kloset atau dengan
kanker leher rahim yang memiliki gejala keputihan berupa sekret encer, bewarna
merah muda, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk (Monalisa,
2012).
diberikan obat golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi jamur dan golongan
metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat yang
diberikan dapat berupa sediaan oral (berupa pil, tablet, kapsul), sediaan topikal seperti
krim yang dioleskan, dan uvula yang dimasukkan ke dalam liang vagina. Pada
pengobatan, serta diberi anjuran untuk tidak berhubungan seksual selama dalam
dan ditetesi dengan NaCl 0,9% dan atau KOH 10% kemudian dilihat di bawah
5. Pewarnaan gram
9. Pap Smear
tuba fallopi, dan serviks menyebabkan terjadinya penyakit inflamasi pada panggul
(PID) yang sering menimbulkan infertilitas dan perlengketan saluran tuba yang
A. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini tejadi setelah seseorang
melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, penciuman, rasa, raba, dan
telinga.
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan sikap
seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek di
(Notoadmodjo, 2015).
B. Tingkat Pengetahuan
1. Tahu (Know)
(Recal ) terhadap yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan
yang telah di terima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
2. Memahami (Comprehension)
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat diinterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,
3. Aplikasi (Aplication)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di
20
sebagainya.
5. Sintesis (Syntesis)
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu
6. Evaluasi (Evaluation)
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kuesioner atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat pengetahuan tersebut di atas. Sedangkan
Menurut hasil penelitian Sari 2012 di SMA Negeri I Seunuddon Aceh Utara
dari 72 responden, yang berpengetahuan kurang sebanyak 39 orang (54,2%) dan dari
orang (55,6%). Dan dari penelitian Mokodongan 2015 pada 4 SMA di Manado dan
tingkat pengetahuan tentang keputihan dengan kejadian keputihan pada remaja putri,
Vagina adalah organ yang berbentuk tubulus dengan panjang 8-10 cm, terdiri
dari kanal fibromuskular panjang yang dilapisi oleh membran mukus yang bermula
dari bagian eksterior tubuh hingga ke serviks uterus. Berfungsi sebagai organ
kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi. Di dalam vagina ditemukan selaput
rahim dengan dunia luar. Bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot sfingter
ani (otot dubur) sehingga dapat dikendalikan dan dilatih. Dinding vagina mempunyai
lipatan sirkuler (berkerut) yang disebut rugae. Dinding depan vagina berukuran 9 cm
22
dan dinding belakangnya 11 cm. Selaput vagina tidak mempunyai kelenjar sehingga
cairan yang selalu membasahi berasal dari kelenjar rahim atau lapisan dalam rahim.
Sebagian dari rahim yang menonjol pada vagina disebut porsio (leher rahim). Vagina
bagian, yaitu bagian luar (genitalia eksterna) dan bagian dalam (genitalia interna).
Jalan masuk vagina disebut introitus, merupakan bagian dari vulva atau bagian luar
1. Labia mayora (bibir luar kemaluan). Bagian samping kanan atau kiri dari
mons veneris disebut labia majora yang secara harfiah artinya bibir besar.
Bagian ini merupakan lipatan kulit luar vagina yang berambut. Bagian ini
kelembapan vagina bagian luar. Bagian ini akan mengeluarkan cairan pelumas
2. Labia minora (bibir dalam kemaluan). Di antara lipatan labia majora terdapat
labia minora atau bibir kecil. Labia minora akan menebal karena terisi darah
selama terjadi senggama. Bagian ini merupakan lipatan kulit vagina yang
terletak di bagian dalam vagina dan tidak berambut. Fungsinya adalah untuk
3. Clitoris. Bagian ini terletak di tengah labia minora, dan berupa lipatan kulit.
Bagian ini sangat peka karena memiliki banyak serabut saraf. Inilah bagian
4. Lubang vagina. Bagian ini berupa rongga yang menghubungkan antara rahim
dan dunia luar. Bagian ini terletak di antara lubang saluran kencing dan anus
24
(dubur). Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh
bulan di belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan, dari saluran
kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh
kelenjar bartolin.
5. Hymen (selaput dara). Bagian ini merupakan jaringan tipis berbentuk cincin
yang terletak pada mulut lubang vagina. Bagian ini dapat sobek saat seorang
wanita melakukan hubungan seks pertama kali. Karena itulah, banyak orang
diketahui adalah selaput dara ini tidak hanya dapat robek akibat hubungan
seks saja, tetapi juga dapat disebabkan oleh hal-hal yang lain, misalnya
terjatuh, melakukan olahraga yang rumit, seperti senam lantai, berkuda, dan
lain-lain. Saat selaput dara robek, biasanya terjadi sedikit pendarahan, tetapi
ada juga yang tidak. Kondisi tersebut berhubungan dengan tingkat kekenyalan
otot selaput dara. Selaput dara ini sebenarnya tidaklah tertutup sama sekali,
merobeknya. Pada beberapa wanita, selaput dara ini bahkan sangat elastis
senggama. Bahkan setelah selaput dara robek terkadang masih ada lapisan
tipis yang tersisa di sekeliling lubang vagina. Di belakang selaput dara ini
terletak bagian dalam dari vagina. Pada seorang gadis yang belum melewati
6. Pubic hair (rambut kemaluan). Bagian yang paling menonjol dari vulva
disebut mons veneris atau bagian kelamin yang berambut. Bagian ini berupa
rambut yang tumbuh pada kulit yang menyelimuti tulang pubik (tulang
vagina. Selain itu, rambut tersebut juga berfungsi untuk menjaga kesehatan
masuk ke dalam vagina dan dapat menjaga alat kelamin agar tetap hangat,
juga melindungi alat kelamin dari gesekan. Di sisi lain, rambut kelamin
tersebut dapat menjadi sarang kuman dan jamur. Oleh karena itu, dibutuhkan
C. Kebersihan vagina
termasuk menjaga kebersihan vagina yang bertujuan agar vagina tetap bersih, normal,
sehat dan terhindar dari kemungkinan adanya penyakit, termasuk keputihan. Daerah
vagina mudah terserang bakteri sehingga mudah mengalami infeksi. Adapun cara
menggunakan air bersih setelah buang air kecil, buang air besar dan mandi.
alergi (parfun atau gel) dan merekat dengan baik pada celana dalam.
pertumbuhan bakteri.
5. Menggunakan celana dalam yang bersih, kering dan terbuat dari bahan
katun.
mengeringkan vagina.
Diperoleh data dari 103 responden ditemukan sebagian besar tidak menjaga menjaga
yang mempengaruhi terjadinya flour albus (keputihan) pada remaja putri di SMA
PGRI Pekanbaru tahun 2013. Diperoleh data dari 125 responden terdapat 45
patologis.
Ekosistem ini dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu pathogen dan laktobasillus
(bakteri baik), jika keseimbangan ini terganggu bakteri laktobasillus akan mati dan
bakteri pathogen agan tumbuh subur dan salah satu faktor pemicu ketidakseimbangan
adalah penggunaan sabun pembersih vagina yang terlalu sering. Sangat banyak
pilihan produk pembersih vagina ini dipasaran, bahkan hampir setiap hari ada iklan
dapat merusak kulit dan lingkungan. Sabun memiliki beberapa defisi tergantung
seberapa besar yang dibutuhkan. Secara teknis sabun adalah hasil reaksi kimia antara
fatty acid dan alkali. Fatty acid adalah lemak yang diperoleh dari lemak hewani dan
nabati.
dan membersihkan daerah kewanitaan yang bekerja dengan bantuan air. Sedangkan
28
surfaktan merupakan singkatan dari surface active agents, bahan berupa gas ataupun
penyebaran dan pemerataan. Sabun dihasilkan dari proses saponifikasi yaitu hidrolisis
lemak menjadi asam lemak dan gliselor dam kondisi basa. Penggunaan sabun bisa
dipasaran, dari sekian banyak yang beredar rata-rata memiliki tiga bahan dasar :
a. Provide lodine, bahan ini merupakan anti infeksi untuk terapi jamur dan
b. Kombinasi lactoserum dan asam laktat (lactic acid), laktoserum berasal dari
hasil fermentasi susu sapi yang mengandung senyawa laktat, lactose dan
c. Ekstrak daun sirih (piper betle, L), efektif digunakan sebagai antiseptik,
(Suryandari, 2013).
berdasarkan kandungan bahan kimia, kandungan antiseptik dari bahan alami dan
2. Mengandung pewarna
3. Mengandung menthol
busa.
1. Daun sirih
2. Daun kemangi
3. Daun pandan
4. Kunyit
5. Manjakani
1. Pekat
2. Cair
pada keadaan normal pH vagina 3,5 – 5,5. Keseimbangan pH vagina dapat terganggu
mengakibatkan infeksi yang akhirnya menyebabkan keputihan yang berbau, gatal dan
mengikis flora normal, sedangkan bakteri pathogen semakin mudah masuk dan
berkembang di liang vagina. Pada kondisi yang semakin parah dapat menyebabkan
radang panggul, bahkan salah satu pemicu kanker serviks (Prawirohardjo, 2011).
menggunakan air bersih. Satu hal yang harus diperhatikan dalam membasuh vagina
adalah dengan teknik yang tepat yaitu dari arah depan ke belakan, hindari
2.2.4. Pantyliner
keputihan. Pantyliner (pantliner, panty shield) merupakan salah satu jenis pembalut
wanita yang digunakan pada saat diluar periode menstruasi. Pantyliner memiliki
susunan yang sama dengan pembalut ketika menstruasi namun ukurannya lebih tipis.
darah, sisa darah menstruasi dan terkadang juga dipakai sebagai penyerap urin bagi
vagina sebagai flora normal. Pemakaian pantyliner juga dapat mentransfer flora
intestinal seperti Eschericia coli ke dalam vagina dan pemakaian pantyliner non
Biasanya masalah alergi tersebut terkait dengan dermatosis vulva, infeksi vulva dan
Kejadian Fluor Albus pada Siswi SMA di Kota Padang didapatkan bahwa lebih dari
separuh responden yang memakai pantyliner mengalami fluor albus (69,2%) dan
80% diantaranya mengganti pantyliner <2 kali perhari. Sejalan dengan penelitian
Mariza 2014 tentang analisis faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian flour
albus pada siswi SMPN di wilayah Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar
mengalami keputihan.
A. Klasifikasi Pantyliner
2. Mengandung menthol
Remaja berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh ke arah
kematangan. Menurut WHO, remaja adalah periode usia antara 12 sampai 24 tahun,
sedangkan menurut Depkes RI batasan usia remaja ialah antara 10 sampai 19 tahun
dan belum kawin. Menurut BKKBN usia remaja yaitu 10 sampai 19 tahun, suatu
periode pematangan organ reproduksi, yang sering disebut masa pubertas. Masa
remaja atau adolescence merupakan masa transisi yang ditandai adanya perubahan
fisik, psikis, dan emosi. Pada masa ini terjadi perubahan fisik (organobiologik) yang
cepat dan tidak seimbang dengan perubahan psikis (kejiwaan), oleh karena itu
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-
sifat khas dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam
masyarakat orang dewasa. Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa
remaja.
Dikatakan remaja awal adalah 12-15 tahun. Masa ini berlangsung hanya
dalam waktu singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja
sehingga sering kali disebut dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka
Dikatakan remaja madya adalah 16-18 tahun. Pada masa ini mulai tumbuh
dalam arti remaja dorongan untuk hidup kebutuhan akan adanya teman yang dapat
memahami, dan menolongnya, teman yang turut merasakan suka dukanya. Pada masa
ini, sebagai masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang dapat bernilai,
pantas dijunjung dan dipuja-puja sehingga masa ini masa merindu dan ini merupakan
gejala remaja.
Masa remaja akhir adalah masa transisi perkembangan antara masa remaja
menuju dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 19-22 tahun. Pada masa ini
dengan orang tua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan
proses pembentukan orientasi masa depan. Pada masa ini terjadinya proses peralihan
dari masa remaja ke masa dewasa. Jadi masa ini merupakan masa penutup dari masa
remaja. Masa ini tidak berlangsung lama, oleh karena itu dengan kepandaiannya,
seseorang yang dalam waktu relatif singkat telah sampai ke masa dewasa.
34
yang memengaruhi kejadian keputihan pada siswi MTsN Batang Toru Kabupaten
1. Pengetahuan
2. Kebersihan Vagina
Kejadian Keputihan
3. Penggunaan Sabun Pembersih Vagina
4. Penggunaan Pantyliner
2.5. Hipotesis
keputihan