Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“KEGAWAT DARURATAN PSIKIATRI PERCOBAAN BUNUH DIRI ”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gawat Darurat Psikiatri

Dosen Pengampu : Ns. Asnah, S.Kep.,M.Pd

Disusun Oleh :
Fahdilia Suryanti (P07220118081)
Fiqhi Syahrifatun Nisa (P07220118083)
Hana Huwaida (P07220118084)
Inafatul Hamidah (P07220118087)
Indah Nurul Kamilia (P07220118088)
Nanda Yorika Kusasih (P07220118096)
Nur Apsari (P07220118097)
Octaviana Nur Ardiyati (P07220118098)
Putri Cahayty (P07220118099)
Rica Nur Safitri (P07220118100)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM


PRODI D-III KEPERAWATAN KELAS C
TAHUN AJARAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur  saya panjatkan  kehadirat  Tuhan Yang Maha Esa, karena 
atas berkat dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat  terselesaikan. Melalui makalah
ini,kita dapat mengetahui tentang " Kegawat daruratan psikiatri percobaan bunuh
diri"

           Pembuatan  makalah ini menggunakan metode data-data  kami  peroleh  dari
beberapa  sumber  dan  pemikiran  yang  kami  gabungkan  menjadi  sebuah makalah 
yang semoga dapat bermanfaat  bagi  pembaca.

            Kami  menyadari  akan  kelemahan  dan  kekurangan  dari  makalah  ini. Oleh 
sebab  itu,saya  membutuhkan  kritik  dan  saran  yang sifatnya  membangun,agar 
makalah  ini  akan  semakin  baik  sajiannya.

Balikpapan, 11 Mei 2020

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3

PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Definisi..................................................................................................................3

B. Etiologi.................................................................................................................3

C. Patofisiologi.........................................................................................................4

D. Manifestasi Klinis ..............................................................................................5

E. Jenis-jenis Tentamen Suicide............................................................................6

F. Pemeriksaan Penunjang......................................................................................6

BAB III Asuhan Keperawatan....................................................................................8

A. Pengkajian............................................................................................................8

B. Diagnosa & Intervensi Keperawatan.................................................................9

C. Evaluasi..............................................................................................................17

BAB IV PENUTUP....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Percobaan bunuh diri dapat dipengaruhi oleh motivasi-motivasi yang
mendorong pelaku untuk mengakhiri hidupnya. Motivasi ini didasarkan pada
dua motivasi yaitu, motivasi ekstrinsik yang berasal dari luar dirinya ataupun
motivasi instrinsik yang berasal dari dalam diri. Misalnya seseorang
memutuskan untuk bunuh diri dikarenakan berharap bahwa mereka akan
dirindukan atau dikenang setelah kematian mereka, orang yang hidup akan
merasa bersalah karena telah salah memperlakukan mereka atau dikarenakan
ingin melarikan diri dari stress, kehancuran, rasa sakit atau kekosongan
emosional. Secara umum bunuh diri merupakan upaya individu untuk
menyelesaikan masalah, yang dilakukan dalam kondisi stress berat ditandai
pertimbangan atas alternative yang sangat terbatas dimana akhirnya penilaian
diri muncul sebagai solusi terbaik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari percobaan bunuh diri ?

2. Apa etiologi dari percobaan bunuh diri ?

3. Apa patofisiologi dari percobaan bunuh diri ?

4. Apa manifestasi klinis dari percobaan bunuh diri ?

5. Apa saja jenis jenis dari percobaan bunuh diri ?

6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari percobaan bunuh diri ?

7. Bagaimana asuhan keperawatan dari percobaan bunuh diri ?

1
C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami definisi percobaan bunuh diri

2. Mengetahui dan memahami etiologi percobaan bunuh diri

3. Mengetahui dan memahami patofisiologi percobaan bunuh diri

4. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis percobaan bunuh diri

5. Mengetahui dan memahami jenis jenis percobaan bunuh diri

6. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang percobaan bunuh diri

7. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan percobaan bunuh diri

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
American Psychiatric Association (APA) mendefinisikan perilaku
bunuh diri sebagai upaya yang merugikan diri sendiri dengan hasil yang fatal
disertai bukti bahwa orang tersebut ingin mati (Jacobs, 2003). Sementara itu,
Camus (Darmaningtyas, 2002) dalam karyanya Shisypus secara tegas
menyatakan bahwa sebenarnya hanya ada satu masalah falsafah yang benar-
benar serius yakni bunuh diri. Menilai bahwa hidup ini layak atau tidak layak
dijalani, itulah jawaban pertanyaan dasar filsafat.
Kartono (2000) mendefinisikan bunuh diri adalah perbuatan manusia
yang disadari dan bertujuan untuk menyakiti diri sendiri dan menghentikan
kehidupan sendiri. Definisi yang diungkapkan Kartono (2000) mengandung 5
hal penting yaitu
1. Merupakan perbuatan manusia
2. Ada keinginan yang disadari untuk mati
3. Memiliki motivasi-motivasi tertentu
4. Bertujuan menggapai kematian
5. Ada instropeksi penuh kesadaran mengenai satu konsep tentang
kematian atau penghentian kehidupan.
B. Etiologi
1. Penyebab bunuh diri pada anak
a. Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan
b. Situasi keluarga yang kacau
c. Perasaan tidak disayang atau selalu dikritik
d. Gagal sekolah
e. Takut atau dihina disekolah
f. Kehilangan orang yang dicintai
g. Dihukum orang lain
2. Penyebab bunuh diri pada remaja

3
a. Sulit mempertahankan hubungan interpersonal
b. Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan
c. Perasaan tidak dimengerti orang lain
d. Keadaanfisik
e. Depresi
f. Masalah orangtua
3. Penyebab bunuh diri pada mahasiswa
a. Self ideal terlalu tinggi
b. Cemas akan tugas akademik yang banyak
c. Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih
sayang orangtua.
4. Penyebab bunuh diri pada usia lanjut
a. Perubahan status dari mandiri ketergantung
b. Penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsi
c. Perasaan tidak berarti dimasyarakat.
d. Kesepian dan isolasi sosial
e. Kehilangan ganda (seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan)
C. Patofisiologi
Dalam kehidupan, individu selalu menghadapi masalah atau stressor,
respon individu terhadap stressor, tergantung pada kemampuan menghadapi
masalah serta tingkat stress yang dialami. Dalam menghadapi masalah
seseorang dapat menggunakan respon yang adaptif maupun respon yang
maladaptive, respon seseorang yang adaptif membuat seseorang mempunyai
harapan dalam menghadapi masalah, dimana harapan tersebut menimbulkan
rasa yakin, percaya, ketetapan hati dalam menghadapi masalah dan dapat
menimbulkan ispirasi. Respon maladaptive seseorang membuat seseorang
merasa putus harapan dalam menghadapi masalah, menimbulkan rasa tidak
percaya diri dalam menghadapi masalah menyebabkan seseorang merasa
rendah diri.
Jika seseorang tidak mampu mengatasi masalah kemungkinan besar

4
seseorang akan menjadi depresi, mengalami perasaan gagal, putus asa, dan
merasa tidak mampu dalam mengatasi masalah yang menimbulkan koping
tidak efektif. Putus harapan juga mengakibatkan seseorang merasa
kehilangan, sehingga menimbulkan perasaan rendah diri, depresi. Rendah
diri dan depresi merupakan salah satu indikasi terjadinya bunuh diri, salah
satu percobaan bunuh diri dilakukan dengan penyalahgunaan obat, dimana
obat-obatan yang dosisnya besar dapat bersifat toksin bagi tubuh terutama
lambung.
Intoksikasi dapat memacu atau meningkatkan sekresi asam lambung,
dimana asam lambung ini mengiritasi/ membuat trauma jaringan mukosa
lambung, merusak mukosa lambung, merangsang saraf. Saraf pada lambung
membuka gate kontrol menuju rangsang saraf aferen ke cortex cerebri yang
meningkatkan sensitifitas saraf nyeri, kemudian kembali ke saraf eferen dan
menimbulkan rasa nyeri, rasa nyeri ini menstimulasi nervus vagus dan
meningkatkan respon mual dan gangguan rasa nyaman, gangguan saluran
makanan pada lambung, duodenum, usus halus, usus besar, hati, empedu dan
salurannya sering memberikan keluhan di perut atas atau di daerah
epigastrium yang sering disebut dengan istilah nyeriepigastrik.
D. Manifestasi Klinik
1. Tak langsung
a. Merokok
b. Mengebut
c. Tindakan kriminal
d. Terlibat dalam tindakan rekreasi beresiko tinggi
e. Penyalahgunaan zat
f. Perilaku yang menyimpang secara sosial
g. Ketidakpatuhan pada tindakan medik
2. Langsung
a. Keputusasaan
b. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga

5
c. Alami perasaan depresi
d. Agitasi dan gelisah
e. Insomnia yang menetap
f. Penurunan berat badan berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari
lingkungan
E. Jenis-Jenis Tentamen Suicide
1. Ancaman Bunuh Diri
Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang tersebut mungkin
menunjukkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita
lebih lama lagi atau mungkin juga mengkomunikasikan secara nonverbal
melalui pemberian hadiah, merevisi wasiatnya dan sebagainya. Pesan-
pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa kehidupan
terakhir. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang
kematian. Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan
untuk melakukan tindakan bunuhdiri.
2. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh
individu yang dapat mengarah kematian jika tidak dicegah.
3. Bunuhdiri
Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak
benar-benar ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut
tidak diketahui tepat pada waktunya.
F. Pemeriksaan Penunjang
Koreksi penunjang dari kejadian tentamen suicide akan menentukan
terapi resisitasi dan terapi lanjutan yang akan dilakukan pada klien dengan
tentamen suicide. Pemeriksaan darah lengkap dengan elektrolit akan
menunjukan seberapa berat syok yang dialami klien, pemeriksaan EKG dan

6
CT scan bila perlu bia dilakukan jika dicurigai adanya perubahan jantung dan
perdarahan cerebral.

7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN

Pengkajian pasien destruktif diri meliputi pengkajian lingkungan


upaya bunuh diri seperti kehidupan yang menghina/menyakitkan, tindakan
persiapan metode yang dibutuhkan, mengatur rencana, membicarakan tentang
bunuh diri, memberikan milik berharga sebagai hadiah, catatan untuk bunuh
diri. Penggunaan cara kekerasan atau obat/racun yang lebih mematikan
pemahaman letalitas dari metode yang dipilih.
Kewaspadaan yang dilakukan meliputi :
1. Petunjuk gejala
a. Keputusasaan
b. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga
alam perasaan depresi.
c. Agitasi dan gelisah
d. Insomnia yang menetap
e. Penurunan berat badan
f. Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial
2. Penyakit psikratrik
a. Upaya bunuh diri sebelumnya
b. Kelainan afektif
c. Alkoholisme dan/atau penyalahgunaan obat
d. Kelainan tindakan dan depresi pada remaja
e. Demensia diri dan status kekacauan mental pada lansia
f. Kombinasi dari kondisi diatas.
3. Riwayat Psikososial
a. Baru berpisah bercerai, atau kehilangan
b. Hidup sendiri
c. Tidak bekerja, perubahan atau kehilangan pekerjaan yang baru

8
dialami stress kehidupan multiple (pindah, kehilangan, putus
hubungan yang berarti, masalah sekolah, ancaman terhadap
krisisdisiplin).
d. Penyakit medik kronik
e. Minum yang berlebihan dan penyalahgunaan zat
4. Faktor-faktor kepribadian
a. Impulsif, agresif, rasa bermusuhan
b. Kekakuan kognitif dan negatif
c. Keputusasaan
d. Harga diri rendah
e. Batasan atau gangguan kepribadian anti social
5. Riwayat keluarga
a. Riwayat keluarga berperilaku bunuh diri
b. Riwayat keluarga gangguan afektif, alkoholisme atau keduanya.
B.
C. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Resiko bunuh diri ditandai dengan masalah social (D.0135)


No Tujuan Kriteria hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan -Verbalisasi ancaman 1.observasi
tindakan kepada orang lain -identifikasi mood (mis,
keperawatan menurun (5) tanda, gejala, riwayat
selama 1x24 jam -verbalisasi umpatan penyakit)
diharapkan menurun (5) -identifikasi risiko
kontrol -perilaku menyerang keselamatan diri atau
diri(L.09076) menurun (5) orang lain
meningkat -perilaku melukai diri -monitor fungsi kognitif
sendiri/orang lain (5) (mis, konsentrasi ,
-perilaku merusak memori, kemampuan
lingkungan sekitar (5) membuat keputusan)
-perilaku agresif /amuk -monitor aktivitas dan

9
(5) tingkat stimulasi
-suara keras menurun (5) lingkungan.
-bicara ketus menurun (5) 2. Teraupetik
-Verbalisasi keinginan -fasilitas pengisian
bunuh diri menurun (5) kuesioner self-report
-verbalisasi isyarat bunuh (mis, beck depression
diri (5) inventory, skala status
-verbalisasi ancaman fungsional),jika perlu
bunuh diri menurun (5) -berikan kesempatan
-verbalisasi rencana bunuh untuk menyampaikan
diri menurun (5) perasaan dengan cara
-verbalisasi kehilangan yang tepat (mis,
hubungan yang penting sandsack, terapi seni ,
menurun (5) aktivitas fisik).
-perilaku merencanakan 3. Edukasi
bunuh diri menurun (5) -jelaskan tentang
gangguan mood dan
penanganannya
-anjurkan berperan aktif
dalam pengobatan dan
rebalitiasi , jika perlu
-anjurkan rawat inap
sesuai indikasi (mis,
risiko keselamatan ,
defisit perawatan diri ,
social)
-ajarkan mengenalu
pemicu gangguan mood
(mis, skala stress,
masalah fisik).

10
- ajarkan keterampilan
koping dan penyelesaian
masalah baru
4. kolaborasi
-kolaborasi pemberian
obat , jika perlu
-rujuk untuk psikoterapi
(mis, perilaku, hubungan
interpersonal, keluarga ,
kelompok)jika perlu.

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


1. Pasien
a. Strategi Pelaksaan I :
1) Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayaka npasien
2) Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
3) Melakukan kontrak treatment
4) Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
5) Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
b. Strategi Pelaksanaan II :
1) Mengidentifikasi aspek positif pasien
2) Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadapdiri
3) Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang
berharga
c. Stategi Pelaksanaan III:
1) Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
2) Menilai pola koping yang biasa dilakukan
3) Megidentifikasi pola koping yang konstruktif
4) Menganjurkan pasien memilih pola koping yangk onstruktif

11
5) Menganjurkan pasien menerapkan pola koping yang konstruktif
dalam kegiatan harian
d. Strategi Pelaksanaan IV :
1) Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
2) Mengidentifiksai cara mencapai rencana masa deapan yang
realistis
3) Member dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka
meraih masa depan yang realistis
2. Keluarga
a. Startegi Pelaksaan I :
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala resiko bunuh diri, dan
jenis perilaku bunuh diri yang dialami pasien beserta
prosesterjadinya
3) Menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko bunuh diri
b. Strategi Pelaksanaan II :
1) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan
resiko bunuh diri
2) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien resiko bunuh diri
c. Strategi Pelaksanaan III :
1) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat
2) Mendiskusikan sumber rujukan yang bias dijangkau oleh keluarga

12
2. Resiko Harga diri rendah situasional ditandai dengan gangguan
peran social (D.0102)
No. Tujuan kriteria hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan -penilaian diri positif 1.Observasi
tindakan keperawatan meningkat (5) - identifikasi peran yang
selama 1x24 jam -perasaaan memiliki kelebihan ada dalam keluarga
diharapkan Harga atau kemampuan positif -identifikasi adanya
Diri(L.09069) meningkat (5) peran yang tidak
Meningkat -penerimaan penilaian positif terpenuhi
terhadap diri sendiri 2. teraupetik
meningkat (5) - fasilitasi adaptasi
-minat mencoba hal baru peran keluarga terhadap
meningkat (5) perubahan peran yang
-berjalan menampakkan wajah tidak diinginkan.
meningkat (5) - fasilitasi bermain
-postur tubuh menampakkan peran dalam
wajah meningkat (5) mengantisipasi reaksi
-kontak mata meningkat (5) orang lain terhadap
-percaya diri berbicara perilaku
meningkat (5) -fasilitasi diskusi
-kemampuan membuat tentang peran orang
keputusan meningkat (5) tua , jika perlu
- fasilitasi diskusi
harapan dengan
keluarga dalam peran
timbal balik.

3. edukasi
-diskusikan perilaku
yang dibutuhkan untuk

13
pengembangan peran
-diskusikan perubahan
peran yang diperlukan
akibat penyakit atau
ketidakmampuan
-diskusikan perubahan
peran dalam menerima
ketergantungan orang
tua.
-diskusikan strategi
positif untuk mengelola
perubahan peran.
4. kolaborasi
- rujuk dalam kelompok
untuk mempelajari
peran baru

Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


1. Pasien
a. Strategi Pelaksanaan I :
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien
2) Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan
3) Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan pasien
4) Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
5) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
6) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

14
b. Strategi Pelaksanaan II :
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harianpasien
2) Melatih kemampuankedua
3) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Keluarga
a. Strategi Pelaksanaan I :
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2) Menjelaskan pengertaian, tanda dan gejala haega diri rendah
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3) Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
b. Strategi Pelaksanaan II :
1) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan
harga diri rendah
2) Melatih keluaraga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien harga diri rendah
c. Strategi Pelaksanaan III :
1) Membantu keluaraga membuat jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat (discharge planning)
2) Menjelaskan follow up pasien setelahpulang.

D. EVALUASI

Pada tingkah laku bunuh diri memerlukan pemantauan yang teliti


tentang tingkah Evaluasi laku klien setiap hari. Perubahan dapat segera terjadi
yang memerlukan modifikasi perencanaan. Peran serta klien pada
perencanaan, evaluasi dan modifikasi rencana sangat membantu pencampuran
tujuan asuhan keperawatan.
Tujuan utama asuhan keperawatan adalah melindungi klien sampai
klien dapat melindungi diri sendiri. Melalui intervensi yang aktif dan efektif
diharapkan klien dapat mengembangkan alternatif pemecahan masalah bunuh

15
diri.

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Percobaan bunuh diri dilakukan selain karena adanya rasa kehilangan juga
dilakukan sebagai sarana untuk mengungkapkan emosi emosi negative
yang dirasakannya, hal ini terjadi karena ego yang lemah.
2. Percobaan bunuh diri merupakan jalan keluar dari masalah yang dihadapi,
percobaan bunuh diri juga dianggap sebagai suatu cara untuk mengubah
realistis yang terjadi, realistis disini yaitu kehilangan cinta dan kondisi
keluarga yang menimbulkan emosi emosi negative
B. Saran
Bunuh diri tidak bisa digunakan sebagai sarana untuk menyelesaikan
masalah, melainkan bentuk pelarian diri yang merugikan diri sendiri. Hal hal
yang perlu dilakukan Ketika terdapat pikiran untuk bunuh diri :
1. Menjauhkan dari benda benda atau informasi yang dapat memicu Tindakan
bunuh diri
2. Tidak membiarkan orang yang depresi menyendiri dan menganjurkan
untuk bergaul dengan orang lain. Selain itu bagi orang disekitarnya juga
harus mendukung dengan cara mengawasi, menemani dan menanamkan
pikiran positif pada orang tersebut
3. Melakukan kegiatan kegiatan yang sifatnya positif

17
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography

sudjarwadi, I. (2013). asuhan-keperawatan-tentamen-suicide-percobaan-bunuh-diri-.html.


Retrieved from https://adoc.tips: https://adoc.tips/asuhan-keperawatan-tentamen-
suicide-percobaan-bunuh-diri-.html

http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/942/3/5.%20BAB%20II.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai