Anda di halaman 1dari 11

KURIKULUM UNTUK PENDIDIKAN KEJURUAN

RESUME
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Teknologi dan
Vokasi yang diampu oleh Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd.

Oleh
Muhammad Fajar Fadlurahman
1802008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
KURIKULUM UNTUK PENDIDIKAN KEJURUAN
RESUME
Muhammad Fajar Fadlurahman
1802008
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Universitas Pendidikan Indonesia
E-Mail : fajarahman17@gmail.com

ABSTRAK
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi
yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum.
Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka
didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui
pemikiran dan penelitian secara mendalam, Kurikulum antar jenjang mempunyai
karakteristiknya sendiri-sendiri khsusunya SMK karakteristik khusus yang
berbeda dengan jenjang Sekolah lain di antaranya adalah : orientasi, justifikasi,
fokus, Kriteria keberhasilan di Sekolah dan Luar Sekolah (Dual Criteria),
Hubungan antara Sekolah –Masyarakat dan Keterlibatan Pemerintah, kepekaan,
dan Logistik/ Sarana Prasarana dan Pembiayaan. Dari karakteristik pendidikan
keujuruan jika diterapkan secara profesional akan memberi dampak pada
profesionalisme tenaga kerja sehingga output dari lulusannya akan mudah terserap
di dunia kerja dan dunia industri

PENDAHULUAN
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi
yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan berpusat kepada kurikulum.
Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana inti kegiatan pendidikan, maka di
dalam penyusunannya memerlukan landasan atau pondasi yang kuat, melalui
pemikiran dan penelitian secara mendalam
Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari
beberapa komponen. Setiap komponen yang menyusun kurikulum saling
berhubungan satu sama lain, sehingga dalam proses pengembangan kurikulum
harus memperoleh perjatian yang sama besarnya. Komponen-komponen tersebut
yaitu komponen tujuan, isi, metode, serta komponen evaluasi,
Kurikulum antar jenjang perlu dibedakan. Bahkan Sekolah Menegah
Kejuruan (SMK). memepunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan jenjang
sekolah lain diantaranya sebagai berikut : orientasi, justifikasi, fokus, Kriteria
Keberhasilan di Sekolah dan Luar Sekolah (Dual Criteria), Hubungan antara
Sekolah –Masyarakat dan Keterlibatan Pemerintah, kepekaan, dan Logistik/
Sarana Prasarana dan Pembiayaan. Dari karakteristik pendidikan kejuruan jika di
erapkan secara profesional akan memberi dampak pada profesionalisme tenaga
kerja sehingga output dari lulusannya akan mudah terserap di dunia kerja dan
dunia industri. Untuk diperoleh landasan yang kuat , terlebih dahulu dirumuskan
kriteria tentang ciri pendidikan yang relevan, dan dikelola oleh pimpinan yang
“tangguh ” untuk mengembangkan, melaksanakan dan mengadministrasikannya

IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai
berikut
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum pendidikan kejuruan ?
2. Bagaimana pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan ?
3. Bagaimana tahapan proses perencanaan kurikulum pendidikan kejuruan ?

TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulisan resume ini bertujuan
untuk
1. Mengetahui dan Memahami Kurikulum Pendidikan Kejuruan
2. Mengetahui dan Memahami Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Kejuruan
3. Mengetahui dan Memahami tahapan proses perencanaan kurikulum
pendidikan kejuruan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Konsep Dasar Kurikulum
Konsep dasar kurikulum di pendidikan kejuruan berkembang sejalan
dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan
aliran atau teori pendidikan yang dianutnya, Finch & Crunkilton mengemukakan
bahwa paling tidak ada dua poin yang harus diperhatikan yaitu bahwa fokus
utama kurikulum adalah siswa dan yang kedua bahwa bagian dari kurikulum tidak
hanya mata pelajaran akan tetapi semua aktivitas (olah raga, klub, dan kegiaatan
ektra kurikuler) memiliki pengaruh yang signifikan untuk pembentukan individu
siswa yang total dan untuk mencapai efektivitas dari kurikulum, apa yang
dikemukakan Finch & Crunkilton sejalan pula dengan pendapat Oliva dalam
bukunya Developing Curriculum (1992: 3) bahwa kurikulum adalah rencana atau
program yang menyangkut pengalaman yang dihayati anak didik di bawah
pengarahan sekolah. Substansi dari pengertian cocok untuk diterapkan dalam
konteks pendidikan teknologi dan kejuruan, dimana keberhasilan proses
pembelajaran dinilai dalam dua kriteria yaitu in school-success dan out of school-
success

Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah sebagai perencanaan untuk pembelajaran, tetapi
selanjutnya dijelaskan bahwa kurikulum itu dilengkapi dengan maksud dan tujuan
yang lebih spesifik yang adanya beberapa pilihan dan pengorganisasian pokok-
pokok materi, juga secara tidak langsung tergambar pola belajar dan pembelajaran
yang disesuaikan dengan tujuan dan rumusan yang diharapkan oleh para
pengguna, di dalamnya termasuk program evaluasi dan hasil yang diharapkan dari
lulusan sekolah yang bersangkutan

Karakteristik Kurikulum Kejuruan


Kurikulum Kejuruan disusun untuk memberikan bekal pengetahuan dan
keterampilan kepada peserta didik untuk kepentingan mereka melanjutkan
pelajaran dan terjun ke dunia kerja, inilah yang menjadi ciri khusus pendidikan
kejuruan di banding lainya
Karakteristik – karakteristik dasar dari kurikulum pendidikan teknologi
dan kejuruan yaitu
a. Future Oriented
Keberhasilan utama dari kurikulum kejuruan juga diukur dari
kemampuan para lulusan kelak di dunia kerja. Asumsi tersebut dilandasi
oleh pemikiran bahwa sifat pendidikan kejuruan yang merupakan
pendidikan untuk penyiapan tenaga kerja, maka dengan sendirinya
orientasi pendidikan kejuruan tertuju pada output atau lulusan. Dari hal ini
maka untuk menagntisipasi hal tersebut, kurikulum perlu menyiapkan
sarana dan prasarana yang di sesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan
dunia industri
b. Dinamik
Kurikulum Kejuruan selain mempersiapkan kebutuhan dunia usaha
dunia industri juga mempertimbangkan kebutuhan masyarakat saat ini.
Sebagai contoh di dunia otomotif, jika tadinya hanya kompetensi
pengelasan logam besi juga perlu di tambahkan pengelasan alumunium
atau pengelasan untuk radiator mobil yang lebih spesifik
c. Justifikasi
Justifikasi yang dimaksud ini adalah justikasi unutk eksistensi.
Inilah yang menjadi alasan mengapa pendidikan kejuruan perlu
”diselenggarakan”. Alasan keberadaan pendidikan kejuruan didasari oleh
asumsi adanya kebutuhan tenaga kerja di lapangan Pendidikan kejuruan
sebaiknya disesuaikan dengan lokasi setempat. Jika memang potensi
sumber daya alam sekitar memadai, perlu penyelenggaraan pendidikan
kejuruan yang jurusannya sesuai dengan kondisi setempat
d. Fokus
Fokus Kurikulum Pendidikan Kejuruan tidak hanya pada
psikomotorik seperti yang dipahami sebagian masyarakat, akan tetapi
kurikulum membantu siswa untuk mengembangkan diri dalam seluruh
aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang tujuan
akhirnya untuk memberikan kontribusi untuk keberhasilan lain seperti
keberhasilan mengembangkan minat dan bakat pada kegaitan
ekstrakurikuler
e. Kepekaan
Kurikulum Pendidikan Kejuruan memiliki karakteristik lain yaitu
kepekaan yang tinggi terhadap perkembangan masyarakat pada
umumnya dan dunia kerja pada khususnya, hal ini dimungkinkan
karena komitmen pendidikan teknologi dan kejuruan yang tinggi untuk
selalu berorientasi kepada dunia kerja. Perkembangan ilmu dan
teknologi, pasang surutnya suatu bidang pekerjaan, inovasi dan
penemuan-penemuan terbaru dalam bidang produksi dan jasa,
semuanya itu sangat besar pengaruhnya terhadap kecenderungan
pendidikan teknologi dan kejuruan. Tidak terkecuali adalah mobilitas
kerja baik vertikal maupun horisontal sebagai akibat perkembangan
sosial kemasyarakatan yang semuanya harus diantisipasi secara cermat
guna menjamin relevansi yang tinggi antara isi pendidikan teknologi
dan kejuruan dan kebutuhan dunia kerja
f. Kriteria Keberhasilan di Sekolah dan Luar Sekolah (Dual Criteria)
Berlainan dengan pendidikan umum, kriteria untuk menentukan
keberhasilan suatu lembaga pendidikan kejuruan pada dasarnya
menerapkan ukuran ganda, yaitu keberhasilan siswa di sekolah (in-
school success) dan keberhasilan di luar sekolah (out-of-school
success). Kriteria yang pertama meliputi aspek keberhasilan siswa
dalam menempuh proses pembelajaran di kelas, sedang kriteria
keberhasilan yang kedua diindikasikan oleh keberhasilan performance
lulusan setelah berada di dunia kerja. Sekolah berkewajiban selalu
memantau output lulusannya sampai sejauh mana keberhasilannya dan
itu dapat dilibatkan untuk penelusuran lulusan.
g. Hubungan antara Sekolah, Masyarakat dan Keterlibatan Pemerintah
Hubungan antara sekolah dan masyarakat lebih khususnya
dengan dunia industri merupakan karakteristik yang sangat penting
dalam konteks pendidikan teknologi dan kejuruan. Peran masyarakat
dan pemerintah dalam hal ini sama pentingnya. Masyarakat dan
pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan
pendidikan teknologi dan kejuruan. Perwujudan hubungan timbal
balik yang menunjang ini mencakup adanya dewan penasehat
kurikulum kejuruan (curriculum advisory committee), kesediaan dunia
usaha menampung siswa pendidikan teknologi dan kejuruan dalam
program kerjasama yang memungkinkan kesempatan pengalaman
lapangan, informasi kecenderungan ketenagakerjaan yang selalu
dijabarkan ke dalam perencanaan dan implementasi program
pendidikan
h. Sarana Prasarana dan Pembiayaan
Pendidikan kejuruan selain teori ada juga praktik (sarana dan
prasarana) yang di anggap sangat penting. Kelengkapan sarana
prasarana akan dapat membantu mewujudkan situasi atau pengalaman
belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara lebih
realistis dan edukatif. Bengkel dan laboratorium adalah kelengkapan
yang umum menyertai keberadaan / eksistensi pendidikan teknologi
dan kejuruan, selain pengalaman lapangan yang biasanya tercantum
dalam kerangka kurikulumnya

Model Pengembangan Kurikulum Kejuruan


1. Kurikulum Berdasarkan Kompetensi
Model kurikulum berdasarkan kompetensi (competencybased
curriculum) banyak diterapkan pada pendidikan kejuruan dan pendidikan
guru. Pada dasarnya kurikulum berdasarkan kompetensi yaitu
menginventarisasi kompetensi yang diasumsikan esensial dalam suatu
pekerjaan, jabatan atau karir tertentu. Ukuran pencapaian kompetensi
tersebut ditentukan secara eksplisit, yang akan dijabarkan dalam proses
pembelajaran sebagai tanggung jawab untuk membantu peserta didik
mencapai kriteria keberhasilan. Secara implisit dalam desain kurikulum ini
adalah konsep desain sistem, modul untuk kegiatan instruksional untuk
memungkinkan peserta didik belajar secara individual, dan mekanisme
perumusan perangkat kompetensi dan kriteria pencapain. Kompetensi
Kompetensi yang secara terpisah-pisah banyak dikritik, karena tidak
menjamin seseorang secara menyeluruh menguasai kompetensi dalam
bidang pekerjaan tertentu
2. Kurikulun Terbuka
Open-Based Curriculum (Kurikulum Terbuka) mulai menyebar
sekitar tahun 1970 yang didasarkan pada gagasan inovatif bahwa pada
dasarnya apa saja bisa diajarkan, pada siapa saja dan di mana saja, serta
pada umur berapa saja (Sukamto, 1988 : 51). Kurikulum terbuka ini
diilhami oleh pemikiran Jerome Bruner dalam bukunya The Process of
Education. Ciri pokok pengorganisasian kurikulum ini yaitu bahwa : a.
proses pembelajaran secara individual penuh, b. ditekankan pada belajar
para peserta didik, c. adanya diferensiasi tugas staf pengajar dan personal
penunjang, d. dalam hal keluar masuknya peserta didik dalam suatu
program yaitu multiple entry dan open exit, e. penggunaan multimedia dan
paket instruksional
3. Subject-centered Curriculum
Kurikulum ini yaitu peserta didik akan dipisahkan, misalnya jalur
akademik dan jalur kejuruan. Pemisahan jalur ini mengarahkan jalur
akademik untuk dapat melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi,
dan jalur Analisis Kebutuhan Perumusan Tujuan/Misi Penentuan Kriteria
Keberhasilan Studi Kelayakan Penentuan Strategi Instruksional Validasi &
Implementasi Evaluasi Program kejuruan lulusannya disiapkan untuk
memasuki lapangan kerja. Dari pengembangan sumber daya manusia
rancangan subject-centered curriculum terlalu kaku, karena tidak luwes
menghadapi realitas peserta didik yang beragam potensinya serta terlalu
membesarkan dikotomi antara belajar dan bekerja. Pada realitanya peserta
didik dari jalur kejuruan ada yang berpotensi melanjutkan dan sebaliknya
dari jalur akademik kurang berpotensi untuk melanjutkan studi ke tingkat
yang lebih tinggi
4. Kurikulum Inti
Rancangan kurikulum dengan model kurikulum inti yaitu bahwa
struktur kurikulum di sekolah akan dibagi menjadi beberapa komponen.
Komponen itu yaitu ada komponen inti yaitu mata pelajaran atau mata
diklat yang wajib diikuti oleh semua peserta didik, komponen wajib yaitu
mata pelajaran atau mata diklat yang wajib diikuti oleh semua peserta
didik yang mengambil spesialisasi tertentu yang relevan dengan minat,
bakat atau potensinya, dan ada komponen pilihan yang boleh diambil
sebagai peserta yang memilih mata pelajaran atau mata diklat efektif.
Model rancangan kurikulum ini memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mendapat materi-materi mendasar yang secara umum diperlukan,
selanjutnya akan mendapat materi yang spesifik untuk bidang studi
tertentu. Di samping itu peserta didik diberi kesempatan untuk
mengembangkan potensi dengan memilih mata pelajaran elektif yang
sesuai bakat, minat, dan potensinya.
5. Cluster-Based Curriculum
Pengorganisasian model cluster-based curriculum ini, kurikulum
diorganisasikan sedemikian rupa dengan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk tidak mengikuti program spesifik untuk suatu tujuan
tertentu. Di dalam program tersebut mengandung suatu keluwesan bahwa
lulusan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, khususnya
dunia kerja. Dasar dari pengorganisasian dengan model cluster-based
curriculum ini bahwa beberapa kelompok pekerjaan mempunyai dasar
komponen skill dan kemampuan yang kurang lebih sama, juga peserta
didik atau lulusan yang kelak memiliki skill dan kemampuan dasar akan
dapat beradaptasi secara luwes untuk memilih pekerjaan atau karirnya

Tahapan Proses Perencanaan Kurikulum


1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan diawali analisis kebutuhan yang
didasarkan pada kajian sosiologis, filosofis, dan kajian psikologis. Dalam
kajian sosiologis yaitu menganalisis karakteristik masyarakat kontemporer
termasuk struktur dan situasi lapangan kerja. Kajian filosofis menyangkut
karakteristik manusia dan kehidupan yang ideal menurut tatanan dan
norma yang dianut dalam masyarakat, sedangkan kajian psikologis
menyangkut kebutuhan manusia pada umumnya, dan khususnya
kebutuhan peserta didik. Semua tahapan ini dapat dikategorikan sebagai
penjajakan atau studi kelayakan. Setelah studi kelayakan dilanjutkan
dengan studi pengembangan desain program, yang mencakup rumusan
tujuan sesuai tingkatan hierarkinya, isi kurikulum, strategi pembelajaran,
dan pengembangan kriteria penilaian keberhasilan
2. Tahap Implementasi
Desain yang telah dikembangkan, maka pada tahap ini diuji
cobakan, dikelola dilaksanakan dan dalam proses selalu dilakukan
penyesuaian dengan kondisi lapangan dan karakteristik para peserta didik
sesuai tingkatan usia. Pada tahap implementasi ini juga sekaligus
dilakukan penelitian lapangan untuk keperluan validasi sistem kurikulum
tersebut
3. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi secara komprehensif untuk
menentukan keberhasilan atau kekurang berhasilan dari desain program
yang telah dibuat berdasarkan kriteria yang sudah disiapkan. Evaluasi
tersebut menyangkut kriteria efisiensi internal dan eksternal, juga kriteria
efektivitas program
Saran
Mahasiswa S-1 Pendidikan Teknik Bangunan B, sebagai calon guru SMK
sebaiknya mempelajari dan memahami tentang kurikulum untuk pendidikan
kejuruan agar kedepannya dapat mengaplikasikannya dengan baik, agar bisa
mengembangkan peserta didik yang lebih baik lagi untuk generasi selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, Dian (2012). Kurikulum Pendidikan Kejuruan. Bandung; Universitas
Pendidikan Indonesia
Finch Curtis.R and Crunkilton. (1999) . Curriculum Development In Vocational
And Technical Education : Planning, Content, and
Implementation. Sidney. Allyn and Bacon Inc
Sudira, Putu. (2012) . Pengembangan Kurikulum Menuju SMK International.
Yogyakarta. Prosiding Seminar nasional Pendidikan Boga Busana
UNY 15 Desember 2012

Anda mungkin juga menyukai