Anda di halaman 1dari 13

MODEL-MODEL PEMNELAJARAN KEJURUAN

RESUME
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Teknologi dan
Vokasi yang diampu oleh Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd.

Oleh
Muhammad Fajar Fadlurahman
1802008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KEJURUAN
RESUME
Muhammad Fajar Fadlurahman
1802008
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Universitas Pendidikan Indonesia
E-Mail : fajarahman17@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang ditandai
dengan pesatnya perkembangan teknologi, sehingga menuntut adanya penyesuaian
sistem pendidikan yang selaras dengan tuntutan dunia kerja Pendidikan harus
mencerminkan proses memanusiakan manusia dalam arti mengaktualisasikan semua
potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-haridi masyarakat luas
Pendidikan kejuruan yang dikembangkan di Indonesia diantaranya adalah
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu pendidikan vokasi yang
menghasilkan tenaga kerja harus memiliki keuggulan komparatif dan keunggulan
kompetetif, Untuk mencapai kedua keunggulan tersebut, SMK perlu
mengupayakan agar lulusannya mampu bersaing dalam mendapatkan pekerjaan
atau menciptakan lapangan kerja di dunia/industry, tujuan dari penulisan resume
ini adalah untuk mengetahui dan memahami model-model pembelajaran kejuruan
agar kelak bisa diterapkan di masa yang akan datang

PENDAHULUAN
Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang ditandai
dengan pesatnya perkembangan teknologi, sehingga menuntut adanya penyesuaian
sistem pendidikan yang selaras dengan tuntutan dunia kerja Pendidikan harus
mencerminkan proses memanusiakan manusia dalam arti mengaktualisasikan semua
potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-haridi masyarakat luas
Pendidikan kejuruan yang dikembangkan di Indonesia diantaranya adalah
SekolahMenengah Kejuruan (SMK), dirancang untuk menyiapkan atau lulusan
yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di
bidang kejuruan. Lulusan pendidikan kejuruan, diharapkan menjadi individu yang
produktif yang mampu bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan memiliki
kesiapan untuk menghadapi persaingan di dunia kerja. Kehadiran SMK sekarang
ini semakin didambakan masyarakat khususnya masyarakat yang berkecimpung
langsung dalam dunia kerja. Dengan catatan, bahwa lulusan pendidikan kejuruan
memang mempunyai kualifikasi sebagai (calon) tenaga kerja yang memiliki
keterampilan vokasional tertentu sesuaidengan bidang keahliannya.
Pendidikan kejuruan yang dikembangkan di Indonesia diantaranya adalah
SekolahMenengah Kejuruan (SMK), dirancang untuk menyiapkan peserta didik
atau lulusan yangsiap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap
profesional di bidangkejuruan. Lulusan pendidikan kejuruan, diharapkan menjadi
individu yang produktif yangmampu bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan
memiliki kesiapan untukmenghadapi persaingan kerja. Kehadiran SMK sekarang
ini semakin didambakanmasyarakat khususnya masyarakat yang berkecimpung
langsung dalam dunia kerja.Dengan catatan, bahwa lulusan pendidikan kejuruan
memang mempunyai kualifikasisebagai (calon) tenaga kerja yang memiliki
keterampilan vokasional tertentu sesuaidengan bidang keahliannya.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran ?
2. Bagaimana model-model pembelajaran dalam kejuruan ?

TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan resume ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami definisi model-model pembelajaran
2. Mengetahui dan memahami model-model pembelajaran kejuruan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Definisi Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang
atau dikembangkan dengan menggunakan pola pembelajaran tertentu. Pola
pembelajaran yang dimaksud dapat menggambarkan kegiatan guru dan peserta
didik dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang
menyebabkan terjadinya proses belajar. Pola pembelajaran menjelaskan
karakteristik serentetan kegiatan yang dilakukan oleh guru-peserta didik. Pola
pembelajaran dikenal dengan istilah sintak ( Bruce Joyce, 1985)
Model Pembelajaran Kejuruan yang dianjurkan oleh Direktorat Pembinaan
SMK adalah sebagai berikut :
a. Model Pembelajaran penemuan (discovery)
b. Model Pembelajaran inquiry
c. Model Pembelajaran berbasis masalah
d. Model Pembelajaran berbasis karya
e. Model Pembelajaran training berbasis produksi
f. Model Pembelajaran berbasis industry
Model Pembelajaran dalam berbagai sumber dokumen kurikulum 2013 sering
dikaitkan dengan kata sintak atau sintaks, artinya sistem atau susunan yang
teratur, sistem yang terdiri atas beberapa bagian atau langkah yang berhubungan
satu sama lain secara urut dan teratur
Model-model Pembelajaran di Kejuruan
Model Pembalajaran SMK yang dianjurkan oleh Direktorat Pembinaan
SMK adalah sebagai berikut
1. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Model Pembelajaran Penemuan mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Meningkatkan kesempatan peserta didik terlibat aktif dalam
pembelajaran.
b. Peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi konkret
maupun abstrak.
c. Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak
rancu dan memperoleh informasi yang bermanfaat dalam
menemukan.
d. Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang
efektif, saling membagi informasi serta mendengarkan dan
menggunakan ide- ide orang lain.
e. Meningkatkan keterampilan konsep dan prinsip peserta didik yang
lebih bermakna.
f. Dapat mentransfer keterampilan yang dibentuk dalam situasi
belajar penemuan ke dalam aktivitas situasi belajar yang baru
Sintaksis model pembelajaran discovery learning adalah sebagai
berikut.
a. Pemberian rangsangan (Stimulation)
Dapat berupa cerita atau gambar dari suatu kejadian, sehingga
memberikan arahan pada kesiapan menemukan suatu
konsep/prinsip atau formula.
b. Pernyataan/identifikasi masalah (Problem statement)
Peserta didik diajak mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan
masalah dari kejadian, selanjutnya dikembangkan jawaban
sementara atau hipotesis terhadap konsep/prinsip atau formula.
c. Pengumpulan data (Data collection)
Dapat berupa observasi terhadap objek atau uji coba sesuai hipotesis.
d. Pembuktian (Data processing dan verification)
Pada tahap ini dilakukan pengolahan dan verifikasi data terhadap
hipotesis.
e. Menarik simpulan/generalisasi (Generalization)
Melakukan generalisasi konsep/prinsip atau formulasi yang sudah
dibuktikan.

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)


Model Pembelajaran Berbasis Masalah bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan menerapkan konsep pada permasalahan
baru/nyata, yakni pengembangan kemampuan berpikir kritis,
kemampuan pemecahan masalah dan secara aktif mengembangkan
keinginan dalam belajara dengan mengragkan belajar diri sendiri dan
keterampilan belajar
Sintaksis model pembelajaran problem basedlearning adalah sebagai
berikut.
a. Mengidentifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah melalui curah pendapat dari kasus
yang diberikan.
b. Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan informasi
yang relevan
Peserta didik mendata sejumlah fakta pendukung sesuai
masalah, serta pengetahuan deklaratif berupa konsep dan prinsip yang
harus dikuasai berkenaan dengan masalah.
c. Mengembangkan solusi melalui identifikasi alternatif, tukar-pikiran
dan mengecek perbedaan pandangan
Peserta didik diajak berpikir untuk mengembangkan pemecahan
masalah melalui berpikir prosedural melakukan penelaahan penyebab
masalah, melalui pengumpulan informasi dari setiap langkah
pemeriksaan hingga ditemukan penyebab utama masalah.
d. Melakukan tindakan strategis
Peserta didik mengembangkan tindakan strategis yang
didasarkan atas temuan untuk memecahkan masalah.
e. Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang
dilakukan
Peserta didik diajak memeriksa pengaruh hasil tindakan
terhadap permasalahan yang terjadi di dalam sistem, menggunakan
rujukan seperti “service manual”, hingga sistem dapat bekerja secara
normal sesuai rujukan.

3. Model Pembelajaran Inquiri (Inquiry Learning)


Model Pembelajaran Inquiri bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis sebagai bagian
dari proses mental.
Sintaksis model pembelajaran inquiry erbimbing adalah sebagai berikut
a. Orientasi masalah
Memberikan satu permasalahan yang harus dipecahkan kepada
peserta didik. Contoh bola lampu putus.
b. Pengumpulan data dan verifikasi
Peserta didik mengumpulkan data berkaitan dengan
bahan/bagian/kondisi yang berhubungan dengan permasalahan.
c. Pengumpulan data melalui eksperimen
Peserta didik mengumpulkan data dengan memeriksa fungsi
bahan/bagian dan kondisi.
d. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi
Peserta didik merumuskan atau memformulasikan hasil eksperimen
berkaitan dengan permasalahan.
e. Analisis proses inkuiri
Peserta didik melakukan generalisasi berkaitan dengan permasalahan
Sintaksis model pembelajaran inquiry sains adalah sebagai berikut.

a. Siswa disajikan suatu bidang penelitian


Disajikan bidang penelitian seperti “pencemaran sungai”,
termasuk metodologi yang digunakan pada penelitian tersebut.
b. Menstrukturkan (menyusun) problem/masalah
Peserta didik diajak untuk mengembangkan dan
mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam penelitian. Boleh jadi
peserta didik akan mengalami berbagai kesulitan yang harus diatasi,
seperti interpretasi data, generalisasi data, kontrol uji coba, atau
pembuatan simpulan.
c. Mengidentifikasi masalah dalam penelitian
Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang masalah
tersebut; sehingga mengidentifikasi kesulitan dalam proses penelitian.
d. Menyelesaikan kesulitan/masalah
Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang cara mengatasi
kesulitan/masalah, dengan merancang kembali uji coba, mengolah
data dengan cara yang berbeda, menggeneralisasi data dan
mengembangkan konstruksinya

4. Model Pembelajaran Berbasis Karya (Project Base Learning)


Model Pembelajaran Berbasis Karya memiliki tujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan berkolaborasi dalam
pencapaian kemampuan akademik, kreativitas yang dibutuhkan pada
zaman sekarang
Sintaksis Model Pembelajaran Berbasis Karya adalah sebagai berikut.
a. Penentuan pertanyaan mendasar (start withtheessentialquestion)
Peserta didik secara kelompok/individu dihadapkan pada situasi
adanya permasalahan dan menentukan proyek yang paling tepat cara
mengatasi masalah.
b. Mendesain perencanaan proyek
Peserta didik merancang proyek baik desain/perencanaan,
gambar, bahan, maupun teknis pengerjaannya.
c. Menyusun jadwal (create a schedule)
Peserta didik menyusun jadwal (waktu pelaksanaan), distribusi
pekerjaan, dan presentasi.
d. Memonitor kemajuan proyek (monitor theprogressoftheproject)
Peserta didik mengerjakan proyek sesuai rancangan dan
distribusi kerja serta menyampaikan progres/kemajuan pengerjaan
proyek.
e. Menguji hasil (assesstheoutcome)
Peserta didik memeriksa hasil proyek, membandingkan dengan
rancangan dan pendidik menilai kemajuan peserta didik.
f. Mengevaluasi pengalaman (evaluatetheexperience)
Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
5. Model Pembelajaran Training Berbasis Produksi
Tujuan Pembelajaran Training Berbasi Produksi adalah untuk
menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi kerja yang
berkaitan dengan kompetensi teknis serta kemampuan kerja sama
(berkolaborasi) sesuai tuntutan organisasi kerja
Sintaksis Model Pembelajaran Training Berbasis Produksi adalah
sebagai berikut :
a. Membuat rancangan produk
Membuat rancangan produk dapat berupa benda hasil
produksi, layanan jasa, rencana pertunjukan. Dapat dilakukan
dari mulai menggambar detail, membuat pamflet (waktu
pertunjukan, isi pertunjukan), perhitungan kebutuhan
bahan/kostum, peralatan, teknik pengerjaan serta alur
kerja/koordinasi kerja.
b. Melaksanakan proses produksi
Peserta didik melakukan tahapan produksi berdasarkan
rencana produk benda/ layanan jasa/rencana pertunjukan,
alur /koordinasi kerja serta memonitor proses produksi.
c. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu)
Peserta didik memeriksa hasil produk melalui
membandingkan dengan tuntutan perencanaan teknis.
d. Mengembangkan rencana pemasaran
Peserta didik mempersiapkan rancangan pemasaran baik
dalam jejaring (daring) maupun luar jejaring (luring) berbentuk
brosur/pamflet dan mempresentasikannya

6. Model Pembelajaran Berbasis Industri


Model Pembelajaran Berbasis Industri mempunyai tujuan sebagai
berikut.
a. Menyiapkan lulusan SMK menjadi pekerja dan atau
wirausahawan.
b. Membantu peserta didik memilih bidang kerja yang sesuai
dengan kompetensinya.
c. Menumbuhkan kreativitas peserta didik melalui
learningbydoing.
d. Mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia
kerja.
e. Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan
SMK.
f. Membantu peserta didik mempersiapkan diri menjadi tenaga
kerja, serta menjalin kerja sama dengan dunia kerja secara
aktual.
g. Memberi kesempatan kepada peserta didik melatih
keterampilannya, sehingga dapat membuat keputusan tentang
karier yang akan dipilih
Sintaks Model Pembelajran Berbasis industri menurut
Martawijaya adalah sebagai berikut
a. Menerima order
Peserta didik berperan sebagai penerima order dan
berkomunikasi dengan pemberi order berkaitan dengan
pesanan/layanan jasa yang diinginkan. Terjadi komunikasi
efektif dan santun serta mencatat keinginan/keluhan pemberi
order. Misalnya pada gerai perbaikan smartphone atau
reservasi kamar hotel.
b. Menganalisis order
Peserta didik berperan sebagai teknisi melakukan analisis
terhadap pesanan pemberi order berupa produk barang atau
layanan jasa sehubungan dengan gambar detail, spesifikasi,
bahan, waktu pengerjaan, dan harga di bawah supervisi guru
yang berperan sebagai supervisor.
c. Menyatakan kesiapan mengerjakan order
Peserta didik menyatakan kesiapan untuk melaksanakan
pekerjaan berdasarkan hasil analisis order dan kompetensi
yang dimilikinya, sehingga menumbuhkan motivasi dan
tanggung jawab.
d. Mengerjakan order
Melaksanakan pekerjaan sesuai tuntutan spesifikasi kerja
yang sudah dihasilkan melalui proses analisis order. Peserta
didik sebagai pekerja harus menaati prosedur kerja yang
ditentukan, keselamatan kerja, dan langkah kerja secara
sungguh-sungguh untuk menghasilkan produk sesuai
spesifikasi yang ditentukan.
e. Mengevaluasi produk
Melakukan penilaian terhadap benda produk
kerja/layanan jasa dengan cara membandingkan parameter
benda kerja/layanan jasa yang dihasilkan data parameter pada
spesifikasi order pesanan atau spesifikasi service manual.
f. Menyerahkan order
Peserta didik menyerahkan order benda produk kerja/layanan
jasa, setelah yakin semua persyaratan spesifikasi order telah
terpenuhi, sehingga terjadi komunikasi produktif dengan
pelanggan
SIMPULAN
Model pembelajaran adalah suatu pola/acuan/pedoman yang digunakan
agar peserta didik dapat mencapai kompetensi sesuai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan, Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
dirancang atau dikembangkan dengan menggunakan pola pembelajaran tertentu.
Pola pembelajaran yang dimaksud dapat menggambarkan kegiatan guru dan
peserta didik dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang
menyebabkan terjadinya proses belajar. Pola pembelajaran menjelaskan
karakteristik serentetan kegiatan yang dilakukan oleh guru-peserta didik. Pola
pembelajaran dikenal dengan istilah sintak
Model pembelajaran dipilih dengan mempertimbangkan Kompetensi
Dasar (KD) dan atau materi pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya
tepat digunakan untuk materi pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi
pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan model
pembelajaran tertentu pula

SARAN
Mahasiswa S-1 Pendidikan Teknik Bangunan B, sebagai calon guru SMK
sebaiknya mempelajari dan memahami tentang Model-Model Pembelajaran
kejuruan agar kedepannya dapat mengaplikasikannya dengan baik, agar bisa
mengembangkan peserta didik yang lebih baik lagi untuk generasi selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Ade, Rusliana (2010). Model-Model Pembelajran di SMK, Sukabumi,
SMK Negeri 1 Gununguruh
Nurul, Muhammad. (2018). Model Penyelenggaran Pendidikan Teknologi
Kejuruan. Banten, Universitas Sultan Agung Tirtayasa
Martawijaya, D.H. (2011). Model Pembelajaran Teaching Factory untuk
Meningkatkan Kompetensi Siswa dalam Mata pelajaran Produktif.Jurnal
Ilmu Pendidikan Jilid 17,(4). 270-278.

Anda mungkin juga menyukai