INDUSTRI
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Teknologi dan
Vokasi yang diampu oleh Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd.
Oleh
Muhammad Fajar Fadlurahman
1802008
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha kuasa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
dengan judul “Model Bimbingan untuk Sekolah, Pelatihan, dan Industri” tepat
pada waktunya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dan berkontribusi dalam proses penulisan makalah ini.
Penulis menyadari masi banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
maaka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca agar dapat meningkatkan kualitas karya tulis yang lainnya
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan Penunlisan..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Definisi Model Bimbingan......................................................................3
2.2 Model-model Bimbingan untuk Sekolah...............................................5
2.3 Model-model Bimbingan untuk Industri..............................................6
2.4 Model-model Bimbingan untuk Pelatihan............................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1 Simpulan.................................................................................................11
3.2 Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk filosofis, artinya bahwa manusia
memilikisebuah pengetahuan dan kemampuan untuk berfikir, manusia juga
memiliki suatu sifat yang unik, serta memiliki perbedaan dengan makhluk yang
lain dalam perkembangannya. Keterkaitan dari keragaman ini adalah bahwa setiap
peserta didik itu memiliki kebebasan untuk menentukan dan mengembangkan
dirinya berdasarkan pada keunikan atau tiap-tiap potensi yang ada pada dirinya
tanpa menimbulkan adanya suatu masalah dengan lingkungan disekitarnya, maka
dalam prosesnya diperlukan proses bimbingan
Proses bimbingan ditunjukkan untuk membantu/membimbing peserta
didik dalam menghadapi dan mengatasi problematiknya dalam berbagai bidang
yang sedang dihadapi, dan membuat peserta didik menjadi berkembang, Ada
prosedur yang perlu diketahui oleh para pendidik maupun calon pendidik dalam
membimbing pesert didik ke arah perkembangan yang optimal maka diperlukan
pengetahuan tentang model-model pelayanan bimbingan untuk sekolah, pelatihan
dan industri, Model-model bimbingan dimaksudkan untuk membekali mahasiswa
calon guru agar mampu menyelenggarakan/mengaplikasikannya di waktu yang
akan datang
1
BAB II
PEMBAHASAN
11
4
b. Job Analysis
Peserta Didik mempelajari tentang berbagai dunia pekerjaan, apa
persyaratannya, bagaimana peluangnya, dan bagaimana prospek pekerjaan
tersebut
c. Joint and Cooperative Comparison of These Two Sets of Analysis
Dengan menganalisis indvidu itu sendiri dan pekerjaan yang akan
dipilih, hasil dari kedua analisis tersebut digabungkan untuk membuat
keputusan mengeai pekerjaan yang diambil
Model ini memberikan kontribusi dalam perkembangan bimbingan, terutama
dalam membantu individu memilih pekerjaan
dengan tipe induktif karena informasi kebutuhan belajar yang diperoleh dapat
digunakan untuk penyelenggaraan proses belajar dalam pelatihan secara umum.
Namun demikian, model ini mempunyai kelemahan dari segi efektivitasnya,
karena belum tentu semua peserta pelatihan(sasaran) diduga memiliki
karakteristik yang sama akan memanfaatkan, dan membutuhkan hasil identifikasi
tersebut. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwakeanekaragaman peserta
pelatihan (sasaran) cenderung memiliki minat dan kebutuhan belajar yang berbeda
3. Model Klasik
11
DAFTAR PUSTAKA
12