Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


MUTU ASUHAN KEPERAWATAN DAN KOMPONEN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

Disusun Oleh:
Nadya Dwi Paramyta
P07220117029

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

selesainya makalah yang berjudul "Mutu Asuhan Keperawatan dan Komponen

Standar Asuhan Keperawatan". Atas dukungan moral dan materil yang diberikan

dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Ibu Ns. Andi Lis AG, M. Kep selaku ketua program studi D - III Keperawatan

2. Bapak Ns. Rizky Setiadi, S.Kep, M.KM selaku koordinator mata ajar

Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan

3. Bapak H. Edi Sukamto, S. Kp., M. Kep selaku dosen pembimbing mata ajar

Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan

makalah ini.

Samarinda

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4


A. Pengertian Mutu.........................................................................................4
B. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan......................................................5
C. Dimensi Mutu Asuhan Keperawatan.........................................................8
D. Ciri Mutu Asuhan Keperawatan..............................................................11
E. Pengertian Standar...................................................................................11
F. Tujuan SAK (Standar Asuhan Keperawatan)..........................................12
G. Komponen SAK (Standar I-IV)...............................................................14
1. Komponen SAK................................................................................14
2. Pelaksanaan Evaluasi Penerapan SAK: Instrumen A, B dan C........16

BAB III PENUTUP..............................................................................................17


A. Kesimpulan..............................................................................................17
B. Saran........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia telah berhasil

meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih merata. Kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi telah mengakibatkan golongan masyarakat yang

berpendidikan dan menguasai informasi semakin bertambah, sehingga mereka

dapat memilih dan menuntut untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang

berkualitas (Supriyanto dan Ernawaty, 2010).

Menurut UU No.38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, pelayanan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat

Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau

masyarakat, baik sehat maupun sakit.

Organisasi pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit perlu memiliki

karakter mutu pelayanan prima yang sesuai dengan harapan pasien. Semakin

baik penilaian pasien, maka semakin baik pula mutu pelayanan kesehatan

rumah sakit tersebut (Donabedian, 1980). Kualitas mutu pelayanan

keperawatan di rumah sakit bergantung pada keterampilan, kecepatan,

kemudahan dan ketepatan dalam melakukan tindakan praktek keperawatan

(Supriyanto dan Ratna, 2011). Pelayanan keperawatan yang bermutu

merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang. Sampai

1
2

saat ini para ahli dibidang kesehatan dan keperawatan berusaha meningkatkan:

mutu diri, profesi, peralatan keperawatan, kemampuan manajerial

keperawatan dan mutu asuhan keperawatan (Potter dan Perry, 2005).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan mutu?

2. Apa yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan?

3. Apa saja dimensi mutu asuhan keperawatan?

4. Apa saja ciri-ciri mutu asuhan keperawatan?

5. Apa yang dimaksud dengan standar?

6. Apa saja tujuan SAK (Standar Asuhan Keperawatan)?

7. Apa saja komponen SAK (Standar I-VI)?

8. Bagaimana pelaksanaan evaluasi penerapan SAK: instrumen A, B, dan C?

C. Tujuan Penelitian

Dalam pembuatan makalah ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis

yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian mutu

2. Untuk mengetahui pengertian mutu pelayanan kesehatan

3. Untuk mengetahui dimensi mutu asuhan keperawatan

4. Untuk mengetahui ciri-ciri mutu asuhan keperawatan

5. Untuk mengetahui pengertian standar


3

6. Untuk mengetahui tujuan SAK (Standar Asuhan Keperawatan)

7. Untuk mengetahui komponen SAK (Standar I-VI)

8. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi penerapan SAK: instrumen A, B,

dan C
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Mutu

Menurut kamus Bahasa Indonesia, mutu adalah ukuran, derajat, atau taraf

tentang baik buruknya suatu produk barang atau jasa. Mutu adalah perpaduan

sifat-sifat dan karakteristik produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan

pemakai atau pelanggan (Bustami, 2011). Menurut A.A. Gde Muninjaya

(2011), mutu adalah apa yang diharapkan atau ditentukan oleh konsumen.

Erwin Suryatama (2014) mendefinisikan bahwa mutu adalah gambaran

karakteristik langsung dari suatu produk. Kualitas bisa diketahui dari segi

bentuk, penampilan, performa suatu produk, dan juga bisa dilihat dari segi

fungsinya serta segi estetisnya. Dening dalam Wahid Iqbal Mubarak dan

Nurul Chayatin (2009) mendefinisikan mutu atau kualitas adalah kesesuaian

dengan kebutuhan pasar atau konsumen.

Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat diketahui bahwa mutu adalah

ukuran yang dibuat oleh konsumen terhadap produk atau jasa yang dilihat dari

segala dimensi atau karakteristik untuk memenuhi tuntutan kebutuhan,

keamanan, dan kenyamanan konsumen.

Berdasarkan uraian di atas, maka mutu dapat dikatakan sebagai kondisi

dimana hasil dari produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan, standar yang

berlaku dan tercapainya tujuan. Mutu tidak hanya terbatas pada produk yang

4
5

menghasilkan barang tetapi juga untuk produk yang menghasilkan jasa atau

pelayanan termasuk pelayanan keperawatan.

B. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan

menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau

puskesmas secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan

memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan

memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta masyarakat

konsumen (Bustami, 2011).

Menurut Kemenkes RI (2010) dalam A.A. Gde Muninjaya (2011), mutu

pelayanan kesehatan meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang dapat menimbulkan

kepuasan bagi pasien sesuai dengan kepuasan rata-rata penduduk tapi tetapi

juga sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Mutu

layanan kesehatan akan selalu menyangkut dua aspek yaitu pertama aspek

teknis dari penyedia layanan kesehatan itu sendiri dan kedua, aspek

kemanusiaan yang timbul sebagai akibat hubungan yang terjadi antara

pemberi layanan kesehatan dan penerima layanan kesehatan (Pohan, 2006).

Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan pasien walaupun merupakan

nilai subyektif, tetapi tetap ada dasar obyektif yang dilandasi oleh pengalaman

masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu pelayanan dan pengaruh

lingkungan. Khususnya mengenai penilaian performance pemberi jasa


6

pelayanan kesehatan terdapat dua elemen yang perlu diperhatikan yaitu teknis

medis dan hubungan interpersonal. Hal ini meliputi penjelasan dan pemberian

informasi kepada pasien tentang penyakitnya serta memutuskan bersama

pasien tindakan yang akan dilakukan atas dirinya. Hubungan interpersonal ini

berhubungan dengan pemberian informasi, empati, kejujuran, ketulusan hati,

kepekaan dan kepercayaan dengan memperhatikan privacy pasien.

Ware dan Snyder telah melakukan desain tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan sebagai berikut:

1. Perilaku tenaga medis dalam melakukan pelayanan kesehatan

2. Fungsi terapi yang terdiri dari:

a. Konsultasi / pemberian keterangan tentang penyakit yang diderita

b. Pencegahan

c. Tenggang rasa

d. Perawatan lebih lanjut

e. Kebijakan manajemen

f. Fungsi perawatan yang terdiri dari:

g. Nyaman dan menyenangkan

h. Adanya perhatian yang baik

i. Bersikap sopan

j. Tanggap terhadap keluhan pasien

k. Kebijakan manajemen

3. Sarana dan prasarana yang terdiri dari:

a. Adanya tempat perawatan


7

b. Mempunyai tenaga dokter spesialis

c. Mempunyai tenaga dokter

d. Fasilitas perkantoran yang lengkap

Sedangkan menurut Leboeuf, beberapa faktor yang mempengaruhi

mutu pelayanan kesehatan ialah:

1. Kompetensi/kemampuan yang terkait dengan pengetahuan, kemampuan

dan ketrampilan pemberi pelayanan;

2. Akses atau keterjangkauan pelayanan;

3. Efektivitas;

4. Hubungan antar manusia, merupakan interaksi pemberi pelayanan

kesehatan dengan pasien atau antar sesama tenaga kesehatan/hubungan

atasan-bawahan yang menimbulkan kepercayaan dan kredibilitas memberi

perhatian;

5. Efisiensi;

6. Kesinambungan pelayanan kesehatan;

7. Keamanan;

8. Kenyamanan dan kenikmatan;

9. Informasi;

10. Ketepatan waktu;

11. Keandalan yang mencakup dua hal pokok yaitu: konsistensi kerja dan

kemampuan untuk dipercaya;

12. Daya tanggap, yaitu suatu sikap tanggap para karyawan melayani saat

dibutuhkan pasien;
8

13. Kemampuan, yaitu memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang

dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu;

14. Mudah dihubungi dan ditemui;

Komunikasi, yaitu memberikan informasi kepada pelanggan dengan

bahasa yang dapat mereka pahami serta selalu mendengarkan keluhan

pelanggan.

C. Dimensi Mutu Asuhan Keperawatan

Sehubungan dengan proses pemberian pelayanan, maka terdapat beberapa

dimensi atau ukuran yang dapat dilihat melalui kacamata mutu. Ukuran-

ukuran inilah yang kemudian menjadi karakteristik dari mutu pelayanan

(Mukti, A.G., 2007). Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (2007) melalui

penelitiannya mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok, yaitu daya tanggap,

kehandalan, kompetensi, kesopanan, akses, komunikasi, kredibilitas,

kemampuan memahami pelanggan, keamanan dan bukti fisik (Bustami, 2011).

Pada penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Parasuraman, dkk (2010),

diperoleh lima dimensi utama yaitu bukti fisik, daya tanggap, kehandalan,

jaminan, dan empati, yang dikenal sebagai Service Quality (ServQual)

(Bustami, 2011):

1. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan

yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.

2. Responsiveness (daya tanggap), yaitu respon atau kesigapan karyawan

dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan

tanggap, yang meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan,


9

kecepatan karyawan dalam menangani traksaksi dan penanganan keluhan

pelanggan/pasien.

3. Assurance (keyakinan/jaminan), meliputi kemampuan karyawan atas:

pengetahuan terhadap produk/jasa secara tepat, kualitas keramahtamahan,

perhatian dan kesopananan dalam memberikan pelayanan, keterampilan

dalam memberikan informasi, kemampuan di dalam memberikan

keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan kemampuan

di dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.

Dimensi jaminanini merupakan gabungan dari dimensi:

a. Kompetensi, artinya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh

para karyawan untuk melakukan pelayanan.

b. Kesopanan, yang meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para

keryawan.

c. Kreadibilitas, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan

kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya.

4. Emphaty (empati), yaitu perhatian secara individual yang diberikan

perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi

perusahaan, kemampuan keryawan untuk berkomunikasi dengan

pelanggan dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan

kebutuhan pelanggannya. Dimensi emphaty ini merupakan penggabungan

dari dimensi:

a. Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang

ditawarkan.
10

b. Komunikasi, merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk

menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh

masukan dari pelanggan.

c. Pemahaman kepada pelanggan, meliputi usaha perusahaan untuk

mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.

5. Tangibles (berwujud), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung

dan ruang front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan

dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan

penampilan karyawan. Asuhan keperawatan sendiri merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga

keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan bantuan yang diberikan

karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta

kurangnya kemauan untuk melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara

mandiri. Menjadi harapan dari setiap pasien sebagai konsumen dari

layanan jasa rumah sakit bahwa perawat akan dapat memberikan bantuan

dan pertolongan kepada mereka. Pasien atau klien cenderung menilai

bahwa asuhan keperawatan itu bermutu atau tidak lebih banyak didasarkan

atas pengalaman atau persepsi subyektif, system nilai yang berlaku, latar

belakang sosial, pendidikan dan banyak faktor lagi yang terkait pada

masyarakat atau individu yang terkait dengan jasa pelayanan itu sendiri.
11

D. Ciri Mutu Asuhan Keperawatan

1. Memenuhi standarprofesi yang diterapkan

2. Sumberi daya untuk pelayanan askep di manfaatkan secara wajar, efisien

dan efektif

3. Aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan

4. Memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta

5. Aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat

diperhatikan dan dihormati.

E. Pengertian Standar

Standar adalah tingkat keprimaan dan digunakan sebagai dasar

perbandingan. Standar adalah suatu norma atau persyaratan yang biasanya

berupa suatu dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan

praktik rekayasa atau teknis yang seragam. Suatu standar dapat pula berupa

suatu artefak atau perangkat formal lain yang digunakan untuk kalibrasi

(Kamus Bahasa Indonesia).

Standar adalah tingkat minimum yang jika dicapai kemungkinan besar

akan menimbulkan kepuasan bagi pelanggan atau masyarakat. Standar adalah

model untuk dicontoh atau diteladani (Oxford dictionary). Standar adalah

kajibanding pencapaian (benchmarking) yang didasarkan pada tingkat

keprimaan yang diinginkan, standar dapat dijadikan model untuk dicontoh dan

digunakan sebagai dasar kajibanding (WHO).

Peraturan Pemerintah No.102/2000 dijelaskan bahwa standar adalah

spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metoda
12

yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan

memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan

hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman,

perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh

manfaat yang sebesar-besarnya, sedangkan dalam UU No 23/1992 pasal 53

ayat 2 disebutkan bahwa standar adalah pedoman yang harus dipergunakan

sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik.

Standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang

diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan keluaran (outcome)

sistem layanan kesehatan. Standar layanan kesehatan merupakan suatu alat

organisasi untuk menjabarkan mutu layanan kesehatan ke dalam terminologi

operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam layanan kesehatan akan

terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan kesehatan,

penunjang layanan kesehatan, ataupun manajemen organisasi layanan

kesehatan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan

perannya masing-masing.

F. Tujuan SAK (Standar Asuhan Keperawatan)

Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Depkes RI bersama dengan

Organisasi Profesi Keperawatan , telah menyusun Standar Asuhan

Keperawatan dan secara resmi Standar Asuhan Keperawatan diberlakukan

untuk diterapkan di seluruh rumah sakit, melalui “SK Direktur Jenderal

Pelayanan Medik, No.YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993 tentang berlakunya

Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit”. Ini berarti bahwa


13

seluruh tenaga keperawatan di rumah sakit dalam memberikan

Asuhan Keperawatan harus berpedoman kepada Asuhan Keperawatan

dimaksud.

UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dalam penjelasan tentang

Pasal 53 ayat 2 mendefinisikan standar profesi sebagai “pedoman

yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi

secara baik”. Atau secara singkat dapat dikatakan standar adalah

pedoman kerja agar pekerjaan berhasil dan bermutu. Berdasarkan

alasan ini maka kehadiran Standar Asuhan Keperawatan yang identik

dengan standar profesi keperawatan, berguna sebagai kriteria untuk mengukur

keberhasilan dan mutu asuhan keperawatan.

Selanjutnya yang dimaksud dengan Tujuan Keperawatan dalam

Standar Asuhan Keperawatan disini, adalah sebagai berikut :

1. Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang yang

memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan

Nasional.

2. Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

pasien dan mengurangi/menghilangkan kesenjangan.

3. Mengembangkan standar asuhan keperawatan yang ada.

4. Memberi kesempatan kepada semua tenaga keperawatan untuk

mengembangkan tingkat kemampuan profesionalnya.

5. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota

tim kesehatan.
14

6. Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan

kesehatan.

7. Menciptakan iklim yang menunjang proses belajar mengajar

dalam kegiatan pendidikan bagi perkembangan tenaga keperawatan.

Menunjang program pendidikan berkelanjutan bagi pertumbuhan

dan perkembangan pribadi tenaga keperawatan.

G. Komponen SAK (Standar I-IV)

1. Komponen SAK

Standar-standar yang ditetapkan dalam Standar Asuhan

Keperawatan dimaksud terdiri dari :

a. Standar I : Pengkajian Keperawatan

b. Standar II : Diagnosa Keperawatan

c. Standar III : Perencanaan Keperawatan

d. Standar IV : Intervensi Keperawatan

e. Standar V : Evaluasi Keperawatan

f. Standar VI : Catatan Asuhan Keperawatan

Dalam standar-standar dimaksud mencantumkan kriteria-kriteria

yang harus dipenuhi dalam pemberian asuhan keperawatan. Apabila

kriteria-kriteria tersebut dapat dipenuhi dianggap mutu asuhan

keperawatan dapat dipertanggung jawabkan secara profesional. Dengan

memahami dan mematuhi kriteria dalam Standar Asuhan

Keperawatan, yang selanjutnya diterapkan dalam pemberian asuhan

keperawatan, maka bukan hanya keprofesian dijaga dan


15

ditingkatkan, tetapi juga meliputi aspek-aspek keamanan dan kenyamanan

pasien. Dalam Standar Asuhan Keperawatan aspek keamanan

pasien mendapat perhatian dengan ketentuan tentang pencegahan

terjadinya kecelakaan dan hal-hal lain yang tidak diinginkan seperti :

a. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah di tempat tidur,

b. Mencegah infeksi nosokomial,

c. Mencegah kecelakaan pada penggunaan alat elektronika,

d. Mencegah kecelakaan pada penggunaan alat yang mudah

meledak serta,

e. Mencegah kekeliruan pemberian obat.

Sesuai dengan masukan dari sejawat dan hasil revisi Standar

asuhan keperawatan terbitan sebelumnya, edisi ketiga, maka

sistematika penyusunan Standar asuhan Keperawatan sebagai berikut:

a. Standar I : Pengkajian Keperawatan

b. Standar II : Diagnosa Keperawatan

c. Standar III : Perencanaan Keperawatan

d. Standar IV : Intervensi Keperawatan

1) Memenuhi kebutuhan oksigen

2) Memenuhi kebutuhan nutrisi keseimbangan

cairan dan elektrolit

3) Memenuhi kebutuhan eliminasi

4) Memenuhi kebutuhan keamanan

5) Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan


16

6) Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur

7) Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani

8) Memenuhi kebutuhan spiritual

9) Memenuhi kebutuhan emosional

10) Memenuhi kebutuhan komunikasi

11) Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis

12) Memenuhi kebutuhan pengobatan dan

membantu proses penyembuhan

13) Memenuhi kebutuhan penyuluhan

14) Memenuhi kebutuhan rehabilitasi

e. Standar V : Evaluasi Keperawatan

f. Standar VI : Catatan Asuhan Keperawatan

Standar asuhan keperawatan tidak harus baku, melainkan sewaktu-

waktu dapat ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan

IPTEK Kesehatan khususnya Keperawatan, serta sistem nilai masyarakat

yang berlaku.

2. Pelaksanaan Evaluasi Penerapan SAK: Instrumen A, B dan C


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Standar asuhan keperawatan mempunyai peranan penting karena

bermanfaat untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Standar asuhan

keperawatan tersebut dapat dimanfaatkan dan berfungsi sebagai alat

penilai, pedoman kerja serta pengendali mutu asuhan keperawatan.

Perawat profesional dalam memberikan pelayanan disesuaikan dengan

kebutuhan pasien, selalu bertindak secara komprehensif meliputi bio-psiko-

sosio-spiritual dan berdasarkan standar pelayanan keperawatan. Hal tersebut

merupakan wujud dari manajemen mutu pelayanan keperawatan. Adanya

standar dalam pelayanan akan membantu dalam kendali mutu, salah satu cara

untuk mengetahui sejauh mana standar itu berjalan dapat dilakukan

pengukuran kinerja dengan membandingkannya dengan standar yang telah

dibuat.

B. Saran

Setelah membaca makalah ini,diharapkan ada kritik dan saran yang dapat

membangun sehingga kami dapat menyempurnakan makalah kami.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Shelvi Ria A. H, S. Kep. 2012. Standar Asuhan Keperawatan (SAK). Diakses
pada tanggal 15 Januari 2020. https://kupdf.net/download/buku-standar-
asuhan-keperawatan-sak_59e9aa0a08bbc5d267e65472_pdf

Nursalam, Abdul Muhith. 2012. Mutu Asuhan Keperawatan Berdasarkan Analisis


Kinerja Perawat dan Kepuasan Perawat dan Pasien. Diakses pada tanggal
14 Januari 2020. http://eprints.uny.ac.id/7902/3/BAB%202-
05412144074.pdf

Rahmawati, Alfi Febriana dan Stefanus Supriyanto. 2013. Mutu Pelayanan


Kesehatan Berdasarkan Dimensi Dabholkar Di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam. Diakses pada tanggal 14 Januari 2020.
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/3.%20Alfi%20Febriana
%20Rahmawati_jakivol1no2.pdf

Tim Departemen Kesehatan R.I. 2005. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar


Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit. Cetakan Kelima. Jakarta:
Departemen Kesehatan R.I. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik. Diakses pada tanggal 14
Januari 2020. https://kupdf.net/download/instrumen-evaluasi-penerapan-
standar-asuhan-keperawatan-di-rumahsakitpdf_5a979237e2b6f5e73f198f8
8_pdf

Trimumpuni, Ester Nunuk. 2009. Analisis Pengaruh Persepsi Mutu Pelayanan


Asuhan Keperawatan Terhadap Kepuasan Klien Rawat Inap Di RSU Puri
Asih Salatiga. Diakses pada tanggal 14 Januari 2020.
http://eprints.undip.ac.id/17427/1/ESTER_NUNUK_TRIMUMPUNI.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai