Nim : 11194761920230
Kelas : Farmasi IV A
I. Pendahuluan
Perubahan yang terjadi di dunia dewasa ini terasa begitu cepat sehingga
menyebabkan seluruh tatanan yang ada di dunia ini ikut berubah, sementara
tatanan yang baru belum terbentuk. Hal ini menyebabkan sendi-sendi kehidupan
yang selama ini diyakini kebenarannya menjadi usang. Nilai-nilai yang menjadi
panutan hidup telah kehilangan otoritasnya, sehingga manusia menjadi bingung.
Upaya di bidang pendidikan khususnya pendidikan tinggi berupa
perubahanperubahan di bidang kurikulum. Kurikulum pengajaran di perguruan
tinggi harus mampu menjawab problem transformasi nilai-nilai tersebut. Sesuai
dengan acuan strategi pembangunan pendidikan nasional (UU No.20 tahun 2003
tentang Sisdiknas) , maka ditetapkan bahwa :
1. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah kualifikasi atau ukuran kemampuan dan
kecakapan seseorang yang mencakup seperingkat pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Dengan demikian standar kompetensi pendidikan
kewarganegaraan (Civic Education) adalah menjadi warga negara yang cerdas
dan berkeadaban (intelligent and civilized citizenf). Civic intelligence menurut
rumusan massachussepts inftitutf of technology encyclop of cognitive sciences
yang dikutip oleh tilar adalah “kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri,
memilih dan mengembangkan lingkungannya”. Tilar menyatakan bahwa
inteligensi berkenaan dengan 3 kemampuan individu berinteraksi dengan
lingungannya, yaitu kemampuan adaptasi, konstruktif, dan selektif.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar atau yang sering disebut dengan kompetensi minimal,
yang akan ditransformasikan dan dipransmisikan pada peserta didik terdiri dari 3
jenis:
Pertama, kompetensi pengetahuan kewargaan (Civic knowledge), yaitu
kemampuan dan kecakapan yang terkait dengan materi inti pendidikan
kewarganegaraan (Civic education), yaitu demokrasi, hak asasi manusia, dan
masyarakat madani: kedua, kompetensi sikap kewargaan (civic disfosition), yaitu
kemampuan dan kecakapan yang terkait dengan kesadaran dan komitmen warga
negara antara lain komitmen akan kesetaraan gender, toleransi, kemajemukan,
dan komitmen untuk peduli serta terlibat dalam penyelesaian persoalan-
persoalan warga negara yang terkait dengan pelanggaran ham: dan ketiga,
kompetensi keterampilan kewargaan (civic skills), yaitu kemampuan dan
kecakapan mengartikulasikan keterampilan kewargaan seperti kemampuan
berpartisifasi dalam proses pembuatan kebijakan publik, kemampuan melakukan
kontrol terhadap penyelenggaraan negara dan pemerintahan.