Anda di halaman 1dari 7

Dinamika Perdagangan Internasional

Hubungan Bilateral Indonesia-Tiongkok dalam Bidang Pertanian

Dosen Pengampu : Purnama Wulandari, M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 9

- Silvia Nur Khalifah (2018230010)

- Yustisia Novarinda (2018230011)

- Sabrina Anjali Ramadhanty (2018230015)


A. Perdagangan Internasional

Perdagangan merupakan aktivitas ekonomi yang paling penting dalam ekonomi


internasional. Sejak munculnya konsep negara-bangsa, aktivitas perdagangan sudah
warnai interaksi antarnegara. Bahkan Robert Giplin mengatakan, perdagangan (dan
perang) selalu menjadi pusat evolusi hubungan internasional. Perdagangan telah
menyebabkan perubahan-perubahan mendasar dalam hubungan antarbangsa. Dalam
perspektif ekonomi politik, masalah perdagangan internasional selalu terkait dengan
variabel politik. Artinya, perdagangan internasional bukanlah suatu arena yang bersifat
eksklusif. Setidaknya perdagangan internasional selalu kait mengait dengan politik,
meskipun keterkaitan itu kadang sangat kuat dan tidak jarang agak longgar.
Selama berabad-abad pajak perdagangan merupakan sumber kekayaan yang
paling penting bagi para elit politik dan kekuatan imperial. Banyak kekaisaran
berkembang di simpang perdagangan dan atau setidaknya mereka berjuang untuk bisa
mengontrol jalur-jalur perdagangan. Brooks Adams meyakini tentang pergeseran dan
penguasaan terhadap jalur perdagangan menjadi kunci dalam sejarah aktivitas manusia?
akhir abad ke-17, pertumbuhan ekonomi telah memungkinkan munculnya sumber
pendapatan domestik di luar sumber-sumber perdagangan. Ini menyebabkan pembiayaan
untuk birokrasi pemerintah dan tentara tidak lagi tergantung pada pendapatan dari tarif
perdagangan. Namun, di banyak negara terbelakang (LDC), pajak perdagangan tetap
menjadi sumber pendapatan utama bagi para elit politik dan pejabat pemerintah.
Menjelang abad ke-18, banyak negara menerapkan strategi pertumbuhan yang dipicu
melalui ekspor (pertumbuhan yang dipimpin ekspor) yang digunakan untuk memperoleh
barang-barang penting yang dibutuhkan, di samping untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi itu sendiri. Dengan menambah negara yang mengeluarkan strategi tersebut,
buatlah perdagangan antarnegara yang menggeliat dan mulai menjadi fenomena penting
dalam kajian ekonomi maupun politik internasional saat itu.
B. Teori-Teori Perdagangan

► Liberal
Teori liberal tentang perdagangan telah berkembang dari gagasan sederhana
Adam Smith tentang keunggulan absolute, semuanya meyakini bahwa spesialisasi
ekonomi akan menghasilkan keuntungan berupa efisiensi produktif dan pendapatan
nasional. Paham liberal percaya pada kemungkinan diadakan kerjasama untuk menyadari
keuntungan yang sama. Paham tersebut percaya bahwa dengan membangun organisasi-
organisasi internasional, institusi-institusi, dan norma-norma, negara dapat mengambil
keuntungan yang sama dari pertukaran-pertukaran ekonomi. Teori-teori liberal juga
percaya bahwa perdagangan akan memperbesar kemungkinan konsumsi. Oleh sebab itu,
perdagangan internasional mempunyai efek yang menguntungkan, baik dari ssi
penawaran maupun permintaan.
Selain Adam Smith, teoretisi liberal lainnya yang mengelaboras yang alamiah.
soal perdagangan internasional adalah David Ricardo dengan teori keunggulan
komparatif (comparative advantage). Jika Smith mengatakan bahwa negara yang
menghasilkan banvak sumber daya akan lebih diuntungkan, maka Ricardo meyakini
bahwa perdagangan internasional itu bersifat saling menguntungkan (mutual beneficial).
Tanpa bermaksud mengabaikan perbedaan-perbedaan teoretis tersebut, hampir semua
ahli ekonomi liberal mempertahankan komitmen dasar mereka mengenai: (1) sifat saling
menguntungkan (mutual beneficial) dari perdagangan internasional; (2) spesialisasi yang
didasarkan atas keunggulan komparatif; (3) pentingnya pem bagian kerja internasional.
Selain itu, dari para teoretisi klasik hingga yang kontemporer tetap mempertahankan
doktrin per-dagangan bebas. Bahwa perdagangan bebas akan menciptakan efisiensi dan
berpotensi untuk membuat semua orang menjadi lebih baik.Mereka semua meyakini
bahwa kesejahteraan internasional hanya bisa dimaksimalkan melalui perdagangan bebas.

► Merkantilisme
Umumnya memiliki kesamaan dengan realisme, bahwa setiap negara harus
melindungi kepentingannya sendiri dengan mengorbankan yang lain, tidak bergantung
pada organisasi internasional untuk menciptakan kerangka kerja demi keuntungan
bersama. Maka dari itu orang-orang merkantilis menekankan kekuatan relatif.  Sebagai
tambahan, merkantilisme seperti halnya realisme percaya bahwa kepentingan menjalin
transaksi ekonomi terdapat pada implikasinya bagi militer. Negara-negara khawatir
mengenai kekayaan relatif dan perdagangan karena hal-hal tersebut dapat diartikan
langsung kepada kekuatan militer. Pada akhirnya, meskipun kekuatan militer pada
umumnya tidak berguna dalam negosiasi ekonomi, merkantilis percaya bahwa hasil dari
negosiasi ekonomi adalah penting bagi kekuatan militer.

C. Keuntungan Perdagangan
Menurut (Krugman & Obstfeld, 1994) alasan perdagangan internasional dapat
menyumbangkan keuntungan perdagangan yaitu (1) negara berdagang karena mereka
berbeda satu sama lain, bangsa – bangsa sebagaimana individu – individu dapat
memperoleh keuntungan dari perbedaan – perbedaan mereka melalui suatu pengaturan di
mana satu sama lain dengan tujuan mencapai skala ekonomi (economies of scale) dalam
produksi, maksudnya jika setiap negara hanya menghasilkan sejumlah barang
tertentu, mereka dapat menghasilkan barang – barang tersebut dengan skala yang lebih
besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan jika negara tersebut mencoba untuk
memproduksi segala jenis barang. Dalam perdagangan internasional ada berbagai faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor suatu negara. Diantaranya dipengaruhi oleh
fakor distribusi pasar, komposisi komoditas, dan daya saing. Ketiga efek tersebut masing
– masing dapat diukur besaran efek yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekspor
suatu negara. Constant market share (CMS) merupakan suatu metode yang digunakan
untuk mengukur dinamika tingkat daya saing atau keunggulan dari suatu industry atau
negara di dalam perdagangan internasional. Pendekatan ini menggunakan pemahaman
bahwa laju pertumbuhan ekspor dari suatu negara bisa lebih besar, sama, atau lebih kecil
daripada laju pertumbuhan ekspor rata – rata dunia (Tambunan, 2004). Menurut Leamer
dan Stern dalam (Widodo, 2010) dijelaskan bahwa ekspor komoditas mungkin
terkonsentrasi secara relatif yang menjadikan permintaannya tumbuh perlahan. Kedua,
ekspor mungkin relatif tetap pada daerah tertentu. Ketiga, negara yang dimaksud
mungkin tidak bisa atau tidak mau bersaing secara efektif dengan negara lainnya. Nilai
inti dari CMS adalah pangsa ekspor suatu negara di pasar dunia harus tetap dari waktu ke
waktu, tetapi pada kenyataannya perdagangan secara dinamis pada pangsa pasar yang
terus berubah.

D. Studi Kasus
Hubungan bilateral antara Indonesia dan China terutama dalam bidang ekonomi saat ini terus
meningkat.Agar dapat menjalin hubungan kerjasama antara kedua negara maka kedua negara
harus melakukan perdagangan internasional. Hubungan perdagangan internasional merupakan
salah satu aspek penting dalam perekonomian yaitu sektor pertanian bagi setiap negara yang ada
di dunia. Dengan adanya perdagangan internasional ini maka, perekonomian diberbagai negara
akan saling tercipta dan terjalin antara satu negara dengan negara lainnya.
Perdagangan internasional pada zaman yang serba cepat ini secara tidak langsung mendorong
terjadinya globalisasi. Globalisasi ini terjadi seiring berkembangnya zaman ditandai dengan
berkembangnya inovasi baru mengenai teknologi informasi, politik, keuangan, perdagangan serta
investasi. Ini merupakan salah satu modal yang penting bagi suatu negara untuk menarik investor
agar mau masuk dan berinvestasi di negara tersebut. Hubungan kerjasama ini dapat terjalin
apabila mendapat dukungan baik dari berbagai sisi baik dari aspek ekonomi, politik, sosial,
budaya dan lingkungan di dalam sebuah negara maka, bukan masalah yang besar bagi suatu
negara untuk mengembangkan perekonomian negara tersebut ke arah yang lebih baik.

Kerjasama Indonesia dan China dalam memenuhi kebutuhan negara salah satunya berupa
kerjasama di bidang pertanian. Kerjasama yang termasuk dalam bidang pertanian antara lain:
perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan, dan hortikultura. Dalam bidang pertanian,
antara Indonesia dan China telah terbrntuk forum kerjasama bilateral di bidang pertanian yang
diharpkan mampu menjembatani kebutuhan kedua negara seperti dalam hal pertukaran
teknologi, kerjasama dalam pengembangan riset dan penelitian bidang pertanian ataupun
kepentinganpengembangan agrobisnis seperti peningkatan ekspor-impor produk-produk
pertanian kedua negara.
Selama periode Januari – Juni 2013, Indonesia melakukan ekspor komoditas pertanian ke
berbagai negara. Negara tujuan ekspor komoditas pertanian kedua setelah India adalah China,
dimana sub sektor perkebunan kembali memberikan kontribusi nilai ekspor terbesar mencapai
US$ 1,83 milyar. Komoditas utama sub sektor perkebunan yang diekspor ke China adalah kelapa
sawit yang mencapai US$ 997,84 juta dan karet sebesar US$724,17 juta. Komoditas perkebunan
lainnyayang juga banyak diekspor ke China adalah kelapa dan kakao walaupun dalam jumlah
yang tidak terlalu besar, yakni masing-masing sebesar US$ 42,97 juta dan US$ 19,89 juta.
Sementara, ekspor komoditas sub sektor lainnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan ekspor
komoditas perkebunan.Ekspor sub sektor peternakan ke China hanya menyumbang
devisaIndonesia sebesar US$ 16,00 juta dengan komoditas utamanya adalah kulit& jangat serta
lemak masing-masing sebesar US$ 11,04 juta dan US$ 3,34 juta. Sub sektor hortikultura
menyumbang devisa dari ekspor ke China dengan urutan berikutnya, yakni sebesar US$ 5,53
juta, dengan komoditas utamanya adalah anggur dan nenas. Komoditas tanaman pangan yang
diekspor ke China mencapai US$ 2,61 juta dengan komoditas utamanya adalah ubi kayu dan
jagung masing-masing sebesar US$ 1,25 juta dan US$796 ribu. Komoditas pertanian utama yang
diekspor ke China pada periodeJanuari-Juni 2013.

China merupakan salah satu negara yang mengekspor komoditas pertaniannya ke


Indonesia. Negara “Tirai Bambu” ini menduduki urutan ke empat dari negara asal impor
komoditas pertanian Indonesia. Dapat kita ketahui bahwa Indonesia memang banyak
melakukan impor produk hortikultura (pertanian) dari China. Terutama kebutuhan rumah tangga
didominasi oleh produk-produk hortikultura (pertanian), oleh karena itu impor ini dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Indonesia yang kurang terpeuhi oleh
produk dalam negeri.

C. ANALISA STUDI KASUS


Berdasarkan studi kasus tersebut Indonesia dan china melakkan kkerjasama yang saling
menguntungkan (Positive Sum game ) dimana perdagangan interasional ini membawa kedua
negara ini pada spesialisasi ekonomi berua efisiens produkif dan pendapatan nasional yang kita
liat Indonesia mengekpor Komoditas SDA unggulannya ke China, dan china mengirimkan
produk prodoknya ke indonesia. Hal tersebut tentuya memberikan devisa bagi kedua negara
masing masing .

Jadi perdagangan Internnasional yang terjadi diantara indoesia dan China menciptakan efisiensi
dan meiptaan potensi untuk membuat individu menjadi lebih baik. Mereka meyakini bahwa
kesejahteraan Internasional dpat dicapai dengan adanya perdagangan bebas ini
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku:

Bakry, Umar Suryadi. 2019. Ekonomi Politik Internasional Suatu Pengantar.

B. Website:

https://www.academia.edu/36513106/Kerjasama_Indonesia_Cina_di_Bidang_Ekonomi_dan_Per
dagangan_Sektor_Pertanian

http://www.portalhi.net/index.php/teori-teori-

Anda mungkin juga menyukai