Makalah Manajemen Kesehatan Ja
Makalah Manajemen Kesehatan Ja
Oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
USA dan China. Pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia telah mencapai lebih
dari 203 juta orang (BPS, Sensus Penduduk Tahun 2000). Sekitar satu dasa warsa lalu,
jumlah penduduk Indonesia adalah 179,248 juta orang. Dengan demikian laju
adalah 1,97 persen, namun secara absolut jumlah penduduk tetap semakin meningkat
dapat dilalui pada tiga tingkatan, yaitu primer, sekunder dan tersier. Ranah ahli
kesehatan masyarakat yaitu pada tingkat primer. Pada tingkat ini, upaya yang
Selain bertindak dalam upaya pencegahan dan promosi, kesehatan masyarakat juga
Kesehatan Nasional yang akan “diketok palu” pada tanggal 1 Januari 2014,
2
B. Rumusan Masalah
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas serta lebih nyata dari masalah-
masalah yang akan diteliti, masalah tersebut harus dirumuskan lebih jelas.Adapun
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita khususnya para mahasiswa
3
BAB II
PEMBAHASAN
pada saat memiliki penyakit kronis seperti jantung atau kanker namun juga termasuk
Selain itu pelayanan jaminan kesehatan ini dapat diterima diberbagai Rumah
kontrak.Dimana mutu pelayanan yang diberikan merata terhadap setiap orang tidak
bergantung pada besarnya iuran, sehingga rakyat miskin tidak perlu khawatir
Seperti yang telah kita kenal bahwa jaminan asuransi kesehatan adalah seperti
Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) yang kesemuanya itu masuk
dalam bagian jaminan asuransi kesehatan di Indonesia belum termasuk yang swasta.
Semua warga negara Indonesia wajib menjadi peserta JKN termasuk warga
negara asing yang sudah tinggal di Indonesia lebih dari 6 bulan dan wajib membayar
iuran kepada BPJS, bagi yang tidak mampu iuran dibayarkan pemerintah (PBI) yang
pesertanya ditetapkan pemerintah. Konsep iuran BPJS bagi pekerja maupun PNS
1. Pengertian
4
Jaminan Kesehatan Nasional adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan
Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera.
3. Strategi
dan preventif.
5
e. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat
yang bertanggungjawab.
4. Nilai-Nilai
a. Pro Rakyat
b. Inklusif
c. Responsif
d. Efektif
e. Bersih
5. Karakteristik
a. Prinsip asuransi sosial meliputi (UU No. 40 Tahun 2004 Penjelasan Pasal 19
ayat 1 ):
sakit, yang tua dan muda, serta yang beresiko tinggi dan rendah
upah atau suatu jumlah nominal tertentu untuk peserta yang tidak
menerima upah
6
4. dikelola dengan prinsip nir-laba, artinya pengelolaan dana digunakan
kualitas layanan.
b. Prinsip ekuitas (UU No. 40 Tahun 2004 Penjelasan Pasal 19 ayat 1 ) yaitu
yang tidak terkait dengan besaran iuran yang telah dibayarkan. Prinsip ini
bagi yang memiliki penghasilan (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 17 ayat 1)dan
pemerintah membayarkan iuran bagi mereka yang tidak mampu (UU No. 40
layanan terkendali mutu dan biaya (managed care) (UU No. 40 Tahun 2004
Pasal 22 ayat 1,2, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26).
6. Kelembagaan
7
b. Organisasi, fungsi dan hubungan antar kelembagaan masih menunggu
7. Mekanisme Penyelenggaraan
a. Kepesertaan
1. Peserta adalah setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
sah, anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah dan anak angkat
keempat dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua dengan membayar iuran
yang tidak memiliki pekerjaan setelah enam bulan PHK atau mengalami
cacat tetap total dan tidak memiliki kemampuan ekonomi tetap menjadi
peserta dan iurannya dibayar oleh Pemerintah (UU No. 40 Tahun 2004
warga negara asing yang bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia
8
b. Iuran
upah atau suatu jumlah nominal tertentu untuk peserta yang tidak
menerima upah.
dapat diberikan dalam bentuk uang tunai. (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal
9
6. Badan penyelenggara jaminan sosial wajib membayar fasilitas kesehatan
atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 hari sejak
2).
muka kepada rumah sakit untuk melayani peserta, mencakup jasa medis,
ayat 2 ).
ketersediaan, efektifitas dan efisiensi obat atau bahan medis habis pakai
25 dan penjelasannya) .
pelayanan, peserta dikenakan urun biaya (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal
22 ayat 2) .
8. Peraturan Pelaksanaan
10
UU Nomor 40 Tahun 2004 Tentang SJSN mendelegasikan 4 aspek teknis
a. Kepesertaan
4. Kepesertaan bagi peserta mengalami cacat total tetap dan tidak mampu
b. Iuran
2. Besaran nominal iuran bagi peserta yang tidak menerima upah dan
2)
11
4. Batas upah untuk penghitungan iuran peserta penerima upah
1)
c. Paket Manfaat
2. Besar urun biaya dan jenis-jenis pelayan yang dikenakan urun biaya
d. Pemberian Pelayanan
23 ayat 3).
12
B. Dasar Hukum
1. Dasar Hukum pertama dari Jaminan Sosial ini adalah UUD 1945 dan
perubahannya tahun 2002, pasal 5, pasal 20, pasal 28, pasal 34.
a. Setiap Orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
dan keadilan.
2. Deklarasi HAM PBB atau Universal Declaration of Human Rights tahun 1948
1. Askes Sosial
13
Asuransi sosial, atau secara umum disebut SJSN (sistem jaminan sosial
d. Pengendalian ketat terhadap biaya (cost containment) oleh karena dana yang
pasien tidak bisa langsung ke rumah sakit tetapi melalui puskesmas dan
biaya : jika pasien memilih kelas yang lebih tinggi maka selisih antara kelas
yanng dipilih dengan kelas yang ditanggung dibayar sendiri oleh peserta
( untuk Jamkesda hal ini diberlakukan oleh karena peserta Jamkesda bukan
orang miskin sebagaimana Jamkesmas, sehingga iur biaya mutlak agar dana
Aloei Saboe hanya dilakukan jika kasusnya tidak bisa ditangani oleh kedua
rumah sakit tersebut. Jika peserta tidak melalui prosedur tersebut, maka
14
telah diberikan kepada peserta melalui verifikasi oleh tim pengendali yang
2. Askes Komersial
Askes Diamond, Askes Platinum, Askes Gold, Askes Silver, Askes Blue dan
premi
c. Paket pelayanan biasanya tidak dibatasi untuk menarik minat peserta untuk
masuk
tidak ada gate keeper, peserta bebas memilih tempat pelayanan yang
ada iur biaya oleh karena tidak ada pembatasan kelas pelayanan – klaim
15
biasanya diajukan oleh peserta dengan menunjukkan bukti/kuitansi
SJSN baik mengenai cara menetapkan besarnya pembayaran, waktu pembayaran dan
Kesehatan untuk setiap wilayah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara BPJS dan
kerja BPJS Kesehatan. Karena itu dalam peratuan pelaksanaan UU SJSN soal ini
perlu dijelaskan agar ada kepastian hukum. Mengenai waktu pembayaran ditentukan
bahwa BPJS wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan
kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak permintaan pembayaran
diterima.
menghendaki agar BPJS membayar Fasilitas Kesehatan secara efektif dan efisien.
BPJS dapat memberikan anggaran tertentu kepada suatu rumah sakit di suatu daerah
untuk melayani sejumlah peserta atau membayar sejumlah tetap per kapita per bulan
penunjang, dan biaya obat-obatan yang penggunaan rincinya diatur sendiri oleh
16
pimpinan rumah sakit. Dengan demikian, sebuah rumah sakit akan lebih leluasa
Jaminan Kesehatan. Ihwal pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan diatur secara rinci
hal tidak ada kesepakatan antara BPJS Kesehatan dan asosiasi Fasilitas
b. Peranan Menteri Kesehatan dalam hal ini diperlukan untuk memberi jalan
keluar jika tidak tercapai kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan asosiasi
17
2. Menetapkan asosiasi Fasilitas Kesehatan.
lengkap.
apa yang dimaksud dengan “dokumen klaim diterima lengkap”.Hal ini perlu
penjelasan agar tidak terjadi perselisihan antara BPJS Kesehatan dengan Fasilitas
ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 dilakukan
menentukannya.
18
Grups (INA CBG’s). Perlu ditambahkan bahwa besaran kapitasi dan INA
c. Untuk pelayanan gawat darurat yang dilakukan oleh Fasilitas Kesehatan yang
tidak menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan menurut Pasal 40 ayat (1)
biaya.
elemen penyangga, yang bila terabaikan akan menimbulkan rangkaian problem baru
yang justru akan menyerap keuangan negara lebih besar lagi. Sejenis pemborosan
1.Upaya Kesehatan
2.Pembiayaan Kesehatan
5.Pemberdayaan Masyarakat
6.Manajemen Kesehatan
maupun alokatif sesuai peruntukannya secara efisien dan efektif untuk terwujudnya
baik yang bersifat wajib maupun sukarela. Hal ini termasuk program bantuan sosial
dari pemerintah untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu
(Jamkesmas)
efisiensi biaya. Dalam rangka menjamin kendali mutu dan biaya, Menteri Kesehatan
miskin. Sedang upaya kesehatan perorangan penduduk mampu harus dibiayai sendiri
Dalam RUU JKN disebutkan asuransi bersifat wajib bagi seluruh penduduk.
sektor formal dipotong dari pendapatan, sedang premi sektor informal dikumpulkan
Sedang pengelola adalah badan-badan yang bersifat nirlaba. Jika SJSN diterapkan,
tenaga kerja (Jamsostek) akan diintegrasikan, sehingga hanya ada satu asuransi
Dalam JKN ada standar pelayanan dan standar mutu yang ditetapkan.
yang ikut serta harus mengikuti standar. Dalam sistem ada empat pihak terkait, yaitu
kesehatan. Dalam sistem itu ada ikatan kerja/kontrak, siklus kendali mutu,
pemantauan utilisasi dan penanganan keluhan. Dengan demikian ada kendali biaya
dan mutu.
Nantinya tidak boleh lagi ada pemeriksaan, pemberian obat atau tindakan yang
tak boleh kurang dari standar. Peserta berhak mengadu dan keluhan akan ditangani.
pelayanan, jika tidak ikut sistem mereka sulit mendapatkan pasien, karena hampir tak
ada lagi orang yang membayar dari kantung sendiri seperti saat ini.
22
BAB III
KESIMPULAN
upaya promotive dan preventif baik melalui UKP maupun UKM dengan integritas antara
UKP yang dilakukan oleh JKN dan UKM di Puskesmas maupun institusi kesehatan-
kesehatan lain.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kpmak-ugm.org/news/bpjs-update/555-“high-quality,-affordable-price”-jasa-
http://jamkesdabonebolango.wordpress.com/2009/02/14/sekilas-prinsip-pengelolaan-
http://asuransikeluargacerdas.wordpress.com/2012/01/02/artikel-asuransi-kesehatan-
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Jaminan_Sosial_Nasional#Dasar_Hukum, diakses
20 November 2019
24