Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN KESEHATAN

MONITORING DAN EVALUASI


PROGRAM KESEHATAN GIGI
USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

Oleh :

Ginanjar Satya Narotama


15/382683/KG/10357

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Monitoring, pengendalian, dan evaluasi atau monev merupakan suatu fungsi
dari manajemen yang harus menjadi pendukung kompetensi seorang manajer
kesehatan. Monev diperlukan untuk meniali hasil akhir dari suatu program atau
kegiatan pelayanan yang dilakukan. Sementara pelaporan merupakan suatu sarana
untuk pemberian informasi dan pertanggungjawaban pelaksanaan program.
Seorang manajer kesehatan dan para supervisor perlu melakukan monev
terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan di tempatnya bekerja, namun seringkali
karena keterbatasan-keterbatasan yang ada maka evaluasi biasa difokuskan pada
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program pokok dari manajer tersebut.
Monev sesungguhnya merupakan bagian dari fungsi pengawasan dan berkaitan erat
dengan modul-modul lain yang menguatkan pelaksanaan semua fungsi manajemen,
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Tidak
menutup kemungkinan pada pelaksanaan setiap fungsi manajemen tersebut sudah
ditemukan penyimpangan yang segera perlu diperbaiki/ diluruskan, maka modul ini
sangat penting dikuasai manajer untuk menunjang pelaksanaan tugas
kepemimpinan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan oleh penulis, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa itu monitoring, pengendalian, dan evaluasi dalam kedokteran gigi?
2. Apa saja tujuan dari monitoring, pengendalian, dan dan evaluasi dalam
kedokteran gigi?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditarik tujuan penulisan dari
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu monitoring, pengendalian, dan evaluasi dalam
kedokteran gigi
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari monitoring, pengendalian, dan dan
evaluasi dalam kedokteran gigi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Monev
Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan untuk membandingkan antara
kerangka perencanaan suatu pengkajian dan atau diseminasi dengan pelaksanaan
di lapangan serta luaran yang diperoleh (Holloway, 1997).

B. Tujuan Monev
Tujuan monitoring dan evaluasi adalah untuk tercapainya derajat kesehatan
gigi dan mulut siswa yang optimal. Indikator derajat kesehatan gigi dan mulut
yang optimal berdasarkan Indonesia sehat tahun 2010 adalah 100% murid SD/MI
telah mendapat pemeriksaan gigi dan mulut (Dep. Kes. R.I., 2003).
Tujuan penting dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) adalah
untuk mengidentifikasi keberhasilan dan permasalahan tentang program kesehatan
gigi dan mulut yang sedang terjadi sedini mungkin. Dengan monev, efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan suatu kegiatan dapat dicapai. (Sugiyono, 2004).

C. Fungsi Dan Manfaat Monev


Fungsi monev adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap pasien maupun masyarakat luas
terhadap pelaksanaan program kesehatan gigi.
b. Mencegah terjadinya penyimpangan pelaksanaan program.
c. Memperbaiki kesalahan sedini mungkin agar pelaksanaan
program tanpa mengalami hambatan secara teknis dan kerugian.
d. Menjaga pelaksanaan program agar tetap efektif dan efisien.

Manfaat diadakannya monev adalah sebagai berikut :


1. Sebagai alat untuk mendukung perencanaan :
a. Penerapan sistem monev disertai dengan pemilihan dan penggunaan indikator
akan memperjelas tujuan dan arah kegiatan program kesehatan gigi
b. Pemilihan indikator keberhasilan program secara holistik, efektif, dan efisien
akan mendorong suksesnya program dan meningkatkan kepuasan pasien.
2. Sebagai alat untuk mengetahui kemajuan program
a. Berfungsi untuk mengetahui kemajuan serta hambatan atau hal-hal yang tidak
diduga yang secara potensial dapat menghambat jalannya program secara dini.
Hal terakhir bermanfaat bagi pelaksana program untuk melakukan tindakan
secara tepat waktu dalam mengatasi masalah.
b. Informasi hasil monev dapat memberikan umpan balik kepada tenaga
kesehatan dan pihak sekolah sebagai pelaksana program tentang hasil capaian
program, dalam arti sesuai atau tidak sesuai dengan yang diharapkan.
c. Apabila hasil program belum sesuai dengan harapan maka pelaksana program
dapat melakukan tindakan penyesuaian atau koreksi secara tepat dan cepat
sebelum program terlanjur berjalan tidak pada jalurnya. Dengan demikian
informasi hasil monev bermanfaat dalam memperbaiki jalannya implementasi
program kesehatan gigi.
3. Sebagai alat akuntabilitas program dan advokasi
a. Informasi pemantauan terhadap luaran dan hasil (output dan outcome) program
yang dipublikasikan dapat diakses oleh pemerintah akan meningkatkan
akuntabilitas program.
b. Informasi hasil monev dapat dipakai sebagai bahan masukan untuk advokasi
program kepada para pemerintah.

D. Komponen Monev
1. Input
Input merupakan komponen yang terlibat dalam pelaksanaan
program UKGS. Tenaga pelaksana UKGS terdiri dari : tenaga pelaksana
di sekolah meliputi guru olahraga dan dokter kecil yang telah dilatih
tentang kesehatan gigi dan mulut,serta tenaga pelaksana di puskesmas
meliputi dokter dan perawat gigi/ tenagakesehatan lain yang telah dilatih
(Dep. Kes. R.I., 1996).
Tenaga pelaksana UKGS dari sekolah yaitu :
a. Kepala Sekolah / Guru SD
Peran guru SD dalam kegiatan UKGS antara lain :
1) Membantu tenaga kesehatan gigi dalam pengumpulan data
(screening) yaitu pemeriksaan seluruh murid secara berkala.
2) Pendidikan kesehatan gigi pada murid seperti penyuluhan
tentangkesehatan gigi dan mulut pada waktu pelajaran Orkes.
3) Pembinaan dokter kecil.
4) Latihan gosok gigi.
5) Merujuk murid ke puskesmas untuk dilakukan perawatan
bilamenemukan murid dengan keluhan penyakit gigi.
6) Membina kerjasama dengan petugas kesehatan dalam
kesehatanlingkungan dan makanan yang dijual di lingkungan
sekolah.
7) Membantu guru dalam sikat gigi bersama
b. Dokter kecil
Peran Dokter kecil dalam kegiatan UKGS antara lain :
1) Membantu guru dalam memberi dorongan agar murid berani
untuk diperiksa giginya.
2) Membantu guru dalam memberikan penyuluhan kesehatan gigi.
3) Memberi petunjuk kepada murid mengenai tempat berobat gigi
(klinik gigi). Tenaga dari Puskesmas yaitu :
a. Kepala Puskesmas
Peran kepala puskesmas dalam kegiatan UKGS antara lain :
1) Sebagai koordinator pelaksanaan UKGS.
2) Sebagai pembimbing dan motivator.
3) Bersama dokter gigi melakukan perencanaan kesehatan gigi dan
mulut.
b. Dokter gigi
Peran dokter gigi dalam kegiatan UKGS antara lain :
1) Sebagai penanggung jawab pelaksanaan operasional UKGS.
2) Bersama kepala puskesmas dan perawat gigi menyusun rencana
kegiatan, memonitoring program, dan evaluasi.
3) Membina integrasi dengan unit terkait di tingkat Kecamatan, Dati
II dan Dati I
4) Memberi bimbingan dan pengarahan kepada tenaga perawat
gigi,UKS, guru SD, dan dokter kecil.
5) Dapat bertindak sebagai pelaksana UKGS jika tidak ada perawat
gigi.
c. Perawat gigi
Peran perawat gigi dalam kegiatan UKGS antara lain :
1) Bersama dokter gigi menyusun rencana UKGS dan pemantauan
SD.
2) Membina kerjasama dengan tenaga UKS dan Depdikbud.
3) Melakukan persiapan atau lokakarya mini untuk
menyampaikanrencana kepada pelaksana terkait.

4) Pengumpulan data yang diperlukan dalam UKGS


berupa data sosiodemografis dan data epidemiologis.
5) Melakukan kegiatan analisis teknis dan edukatif, seperti:
a) Pengarahan kepada tenaga UKS, Guru SD, dokter kecil,dan
orang tua murid.
b) Pembersihan karang gigi.
c) Pelayanan medik gigi (menerima rujukan dari guru dan
petugas kesehatan lainnya).
6) Monitoring pelaksanaan UKGS.
7) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
8) Evaluasi program.
d. Petugas UKS
Peran Petugas UKS dalam kegiatan UKGS antara lain :
1) Terlibat secara penuh dalam penentuan SD, pembinaan guru dan
dokter kecil, monitoring program, dan hubungan dengan
Depdikbud.
2) Pemeriksaan murid (screening).
3) Melaksanakan rujukan.
4) Menunjang tugas perawat gigi dalam penyuluhan dan pendidikan
kesehatan gigi.
e. Sarana dan prasarana pelaksanaan program UKGS
Sarana dan prasarana yang mendukung proses dari
pelaksanaan program adalah seperti UKGS kit. UKGS kit berupa alat
pemeriksaaan gigi dan mulut (oral diagnostic), model gigi untuk
penyuluhan, sikat dan pasta gigi untuk sikat gigi massal.
f. Sasaran UKGS
Menurut Departemen Kesehatan RI (1996), sasaran progam UKGS
adalah semua murid usia sekolah yang dalam lingkup wilayah kerja
puskesmas yaitu :
1) 100% SD melaksanakan pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi
dan mulut sesuaikurikulum Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
2) Minimal 80% SD/MI melaksanakan sikat gigi massal.
3) Minimal 50% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar
atas permintaan (care on demand ).

4) Minimal 30% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi atas


dasar kebutuhan perawatan (treatment need ).
Dalam Departemen Kesehatan RI tahun 2000 juga dijelaskan bahwa :
1) Frekuensi pembinaan UKGS ke SD minimal 2 kali per tahun
2) Minimal 75% murid SD mendapatkan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut
3) Minimal 80% murid SD mendapatkan perawatan medik gigi
dasar, dari seluruh murid SD yang telah terjaring untuk
mendapatkan perawatan lanjutan.
Tujuan pelaksanaan evaluasi adalah identifikasi tingkat
pencapaian dari tujuan atau sebuah program yang telah
diimplementasikan, sebagai salah satu contoh UKGS. Sebuah kajian
evaluasi diarahkan pada tiga komponen yakni keluaran (output), hasil
(outcome), dan dampak (impact).
2. Keluaran (Output)
Output dapat diartikan sebagai hasil dari suatu pelaksanaan
program dalam jangka waktu pendek, dapat diartikan sebagai hasil yang
langsung diperoleh dari suatu program. Contoh dalam UKGS output
yang diharapkan adalah sebuah penilaian volume atau jumlah murid
yang telah memperoleh penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut.
Materi yang diberikan kepada murid dalam program UKGS bisa berupa :
a. Pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut
b. Cara menyikat gigi yang benar
c. Pentingnya memeriksakan kesehatan rongga mulut ke dokter gigi
setiap 6 bulan
d. Mengetahui jenis makanan yang dapat mengganggu kesehatan gigi.
3. Hasil (Outcome)
Outcome merupakan hasil dari suatu pelaksaan program dalam
jangka waktu menengah, yang hasilnya tidak diperoleh secara langsung
dan diperlukan dukungan dari pihak lain. Contoh dalam program
kesehatan gigi adalah perubahan perilaku atau sikap dari para murid
yang telah dibimbing dan ikut penyuluhan mengenai kesehatan gigi,
mulai dari cara menyikat gigi yang benar dan tidak takut untuk pergi ke
dokter gigi. Dukungan dari pihak lain yang dimaksudkan dalam hal ini
adalah orang tua yang selalu mengingatkan dan memotivasi anaknya
untuk menjaga kebersihan mulut.

4. Dampak (Impact)
Impact adalah hasil jangka panjang yang diperoleh dari suatu
program. Salah satu contohnya adalah penilaian survei perubahan status
kesehatan gigi dan mulut dari murid yang telah mendapat penyuluhan
program UKGS. Penilaian bisa diperoleh dari :
a. Oral Hygiene Index – (OHI-S)
b. DMF-T
c. Periodontal index

E. Proses Pelaksanaan Monev


Langkah monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan perencanaa,
pelaksanaan, dan pelaporan.
1. Perencanaan
Penyusunan rancangan monitoring dan evaluasi program meliputi
menentukan fokus dan tujuannya, identifikasi hal-hal yang akan
dimonitor (komponen dan indikator yang sesuai tujuan program),
merancang dan mengumpulkan instrument pengumpulan data, dan
menyusun jadwal kegiatan. Variable-variabel yang akan dimonitor harus
jelas dan tepat sesuai tujuan program.
Contoh : program yang akan di monitoring dan evaluasi adalah
UKGS. Tujuan dari evaluasi program adalah sebagai berikut
diperolehnya gambaran mengenai pelaksanaan UKGS dan dapat
mengidentifikasi masalah atau kekurangan dalam pelaksanaan program
UKGS (komponen input, proses, output, dan pencapaian). Hal-hal yang
akan dimonitor adalah melingkupi :
a. tenaga yang terlibat dalam program UKGS,
b. sarana dan prasarana yang tersedia,
c. sumber dana, dan
d. sasaran dari program UKGS.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah document
review dan wawancara. Document review merupakan metode
pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang tersedia sebagai
acuan dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan evaluasi, misalnya laporan
tahunan. Document review dipilih sebagai metode karena biayanya yang murah
dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Wawancara merupakan metode
dengan mengajukan beberapa pertanyaan- pertanyaan secara lisan.
Metode wawancara ini digunakan untuk mendapat tambahan
informasi tentang pelaksanaan program sekaligus untuk melakukan
peninjauan ulang atau pencocokan dengan data yang ada, selain itu
metode ini juga digunakan untuk melengkapi data-data yang ada atau
penjelasan yang belum dituliskan pada laporan tahunan. Jadwal atau
timeline kegiatan dilaksanakan selama 3 minggu, mulai dari mengurus
surat izin, mengumpulkan data, hingga menyusun laporan hasil evaluasi.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan monitoring ini untuk mengukur ketepatan
dan tingkat capaian dari pelaksanaan program/kegiatan/proyek yang
sedang dilakukan dengan menggunakan standar (variable) yang telah
dipersiapkan di tahap perencanaan. Setelah memastikan definisi yang
tepat tentang variable yang dimonitor serta indikatornya, maka
laksanakan monitoring tersebut. Adapun indikator umum yang diukur
dalam melihat capaian pekerjaan antara lain :
a. Kesesuaian dengan tujuan proyek/kegiatan
b. Tingkat capaian pekerjaan sesuai target
c. Ketepatan belanja budget sesuai plafon anggaran
d. Adanya tahapan evaluasi dan alat evaluasinya
e. Kesesuaian metode kerja dengan alat evaluasi
f. Ketetapan dan pengelolaan waktu
g. Adanya tindak lanjut dari program tersebut

Pelaksanaan UKGS yang perlu dimonitor, antara lain :


a. Tenaga yang terlibat
1) Dokter gigi
Dokter gigi adalah lulusan Fakultas Kedokteran Gigi yang
bekerja pada sarana pelayanan mandiri kesehatan gigi promotif
dan preventif, termasuk dokter gigi yang baru lulus dan memilih
bekerja diluar jalur PTT dalam melaksanakan masa pengabdian
profesinya sesuai dengan Kepmenkes 1540/Menkes/SK/XII/2002
tentang penempatan tenaga medis melalui Masa Bakti dan cara
lain.
2) Perawat gigi
Perawat gigi yang ada di lapangan terdiri dari lulusan Sekolah
Pengatur Rawat Gigi (SPRG) dan lulusan kesehatan Gigi (JKG),
Politeknik Kesehatan (Poltekkes).
b. Sarana dan prasarana yang tersedia
Menyesuaikan fasilitas di sekolah tersebut.
c. Sumber dana
Dana pembiayaan pelayanan mandiri kesehatan gigi promotif
dan preventif dilakukan secara swadana yang dikelola komite
sekolah melalui dana sehat dari murid sekolah, bantuan dari sekolah.
Besar kecilnya biaya pelayanan ditentukan oleh jumlah peserta didik
dan jenis pelayanan.
d. Sasaran dari program UKGS
Mengingat UKGS bukanlah poliklinik, maka perawatan yang
diberikan hanyalah penambalan tetap, pencabutan gigi susu yang
sudah saatnya tanggal, pengobatan gigi untuk menghilangkan rasa
sakit/pencegahan kerusakan lebih lanjut.
Selain itu, contoh indikator bahwa promosi kesehatan gigi
yang dilakukan menjadi sukses adalah:
a. Adanya dukungan dari kepala sekolah dan guru-guru
b. Adanya minat dari orangtua siswa untuk pelaksanaan kegiatan
UKGS mandiri di sekolah, agar supaya anak mereka tidak perlu
lagi di bawa ke Dokter Gigi atau puskesmas untuk dilakukan
pemeriksaan giginya.
Dalam program UKGS tahap pelaksanaan berupa pertemuan bersama
orang tua, guru, dan petugas kesehatan gigi yang membahas :
a. Pemeriksaan awal keadaan gigi dan mulut
b. Pemberian Fluor untuk mencegah/ mengurangi karies gigi
c. Program sikat gigi bersama dengan jadwal tertentu
d. Pelaksanaan pendidikan kesehatan gigi di kelas-kelas yang
berintegrasi dalam kurikulum sekolah
e. Pelaksanaan program pencegahan dan perawatan secara kontinyu di
klinik UKGS

f. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

3. Laporan
Langkah selanjutnya dari evaluasi adalah proses pelaporan. Proses
pelaporan bertujuan untuk memberikan informasi hasil program yang
dijalankan dengan menerapkan standar yang telah ditentukan
sebelumnya. Kemudian hasil dari pelaksanaan program disajikan dalam
bentuk laporan yang akan dinilai keberhasilannya. Laporan berisi
informasi mengenai pemberitahuan tentang capaian suatu kegiatan.
Selain itu pelaporan juga menjadi sarana pertanggungjawaban dari
kegiatan yang telah dilakukan.
Bagian dari laporan yang perlu ditulis adalah:
a. Kepala
Bagian kepala laporan melingkupi judul laporan yang ditulis di tengah
menggunakan huruf capital
b. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh laporan meliputi :
1) Pendahuluan, yang berisi penjelasan secara umum, tujuan, ruang
lingkup, dan sistematika laporan.
2) Materi laporan, yang berisi kegiatan yang telah dilaksanakan,
faktor yang mempengaruhi, hambatan yang dihadapi, dan hal lain
yang sekiranya perlu dilaporkan.
3) Simpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan.
4) Penutup, yang merupakan bagian akhir dari laporan yang juga
berisi harapan maupun permintaan arahan.
Bagian penutup laporan meliputi,
a) Tempat dan tanggal pembuatan laporan.
b) Jabatan pejabat pembuat laporan.
c) Nama lengkap pejabat pembuat laporan.
d) Tanda tangan pejabat pembuat laporan.
e) Lampiran (bila ada)
Berisi lampiran hasil kegiatan yang dapat berupa formulir, data
maupun dokumentasi kegiatan yang dapat menjadi penunjang
laporan.
Laporan hasil evaluasi pada program kesehatan gigi contohnya adalah
laporan pada kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Susun
perencanaan program evaluasi yang akan dilaksanakan pada kegiatan
UKGS. Kemudian, lakukan tahap pelaksanaan rencana evaluasi yang sudah
disusun sebelumnya. Selanjutnya, analisis data yang ada pada kegiatan
evaluasi UKGS tersebut. Analisis data yang ada agar dapat dinilai
keberhasilan program yang dijalankan. Laporan ditulis untuk menjadi
informasi dan pemberitahuan serta pertanggungjawaban pelaksanaan
program sehingga dapat dinilai keberhasilannya dan dapat diketahui langkah
selanjutnya yang akan dilakukan setelah kegiatan evaluasi dilaksanakan.

F. Tahapan-Tahapan UKGS
Menurut Depkes RI (1996) terdapat tiga tahap UKGS berdasarkan
keadaan tenaga dan fasilitas kesehatan gigi di Puskesmas, yaitu:
1. UKGS Tahap I (paket minimal UKS)
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum
terjangkautenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang meliputi:
a. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh
guru sesuaidengan Kurikulum Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1994 (BukuPendidikan Kesehatan).
b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI yaitu sikat
gigimasal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai
pasta gigiyang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.
c. Untuk siswa SLTP/SLTA disesuaikan dengan program UKS daerah
masing- masing.
2. UKGS tahap II ( paket standar UKS)
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah
terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas. Paket
standar UKS yaitu UKGS tahap II meliputi seluruh paket minimal UKS
atau UKGS tahap Iditambah dengan:
a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi
(terintegrasi)
b. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan
pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal
c. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit
d. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada kelas I sampai
dengankelas VI (care on demand )
e. Rujukan bagi yang memerlukan
3. UKGS tahap III (paket optimal UKS)
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah
terjangkautenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai.
UKGS tahap IIImemakai sistem inkremental dengan pemeriksaan ulang
setiap 2 tahun untuk gigi tetap. Paket optimal UKS yaitu UKGS Tahap
III meliputi seluruh paketstandar UKS atau UKGS Tahap II ditambah
dengan pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan
(treatment need ).
BAB III

KESIMPULAN
 Monitoring merupakan tindakan mengumpulkan dan menganalisis informasi
berdasarkan indikator yang telah ditetapkan secara sistematis dan
berkelanjutan. Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan
pengungkapan permasalahan kinerja program untuk memberikan umpan balik
pada program.
 Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk :
1. Mengkaji kegiatan apakah telah sesuai dengan rencana
2. Mengidentifikasi masalah
3. Mengetahui kemajuan kegiatan
4. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah tanpa
menyimpang dari tujuan
DAFTAR PUSTAKA

Anonym., 2012, Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas,
Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

Awang, S. A, dkk., 2008, Panduan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa


Hutan (LMDH), Harapan Prima, Jakarta, hal. 97-100.

Dunn, W.N., 2000, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, edisi ke-2, Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.

Holloway, I., 1997, Basic Concepts for Qualitative Research, Oxford : Blackwell

Science. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Pedoman Usaha

Kesehatan Gigi (UKGS),


Jakarta, Indonesia, hal 20-21.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Pedoman Usaha Kesehatan


Gigi (UKGS), Kementrian Kesehatan RI, Jakarta, hal. 15-18.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Pedoman Tata Naskah Dinas


Kementerian Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, hal. 108.

Lestari, D.R., 2015, Evaluasi Penerapan Manajemen Usaha Kesehatan Gigi


Sekolah (UKGS) dalam Pengetahuan Merawat Gigi dan Mulut (Studi Kasus
di Sekolah Dasar Kelurahan Pudak Payung), Skripsi jurusan ilmu kesehatan
masyarakat UNNES, hal 49-51.

Nazir, A., Zakiyah, W., dan Winarso, U. T., 2013, Panduan Penerapan Sistem
Informasi Desa (SID) dan Monitoring Partisipatif, Merapy Recovery
Respone, Yogyakarta, hal. 136-148.
Sugiyono, 2004, Statistik Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.

Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah UKGS, Kementrian Kesehatan RI tahun


2012, Jakarta.

Pendoman Paket Dasar Pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas,


Kementrian Kesehatan RI tahun 2012, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai