0803 Ity Mektan
0803 Ity Mektan
JOB 1
HAND BOR
PB-000-76
(AASTHOT T-191-64)
(ASTM D – 1556 – 64)
Hari / tanggal : Minggu, 21 Juli 2019
Jam : 13.30 WIB - Selesai
Kelompok / Gel : II (Dua) / 12 (Dua belas )
Tempat : Tunggul Hitam
I. TUJUAN
1. Untuk mendapatkan keterangan/data untuk menggambarkan profil tanah
serta memperkirakan tentang keadaan struktur tanah secara visual (lanau
atau lempung), yang akan dibangun pondasi.
2. Pengambilan contoh tanah asli dan tidak asli untuk keperluan
penyelidikan lebih lanjut laboratorium.
II. PELAKSANAAN
Pemboran dilakukan pada tahap peninjauan lapangan pendahuluan untuk
menghasilkan stratifikasi/penggolongan, jenis tanah yang akan dijumpai, juga
kemungkinan letak muka air tanah. Pada praktek di lapangan satu atau lebih
pemboran harus dilakukan sampai batuan atau lapisan tanah keras
Hand bor dilaksanakan dengan menggunakan bermacam – macam bor pada
ujung bagian bawah dari serangkaian stang bor. Bagian atas terdiri dari stang
berbentuk T untuk memutar stang bor. Sebelum pemboran dilaksanakan perlu
diketahui beberapa hal antara lain :
1. Lokasi dan titik pengeboran.
2. Kedalaman pengeboran yang diharapkan.
III. PERALATAN
1. Batangan 3 buah
2. Kunci pipa 2 buah
3. Stang bor 2 buah
4. Plastik 10 buah
5. Mata bor 1 buah
Persiapan
Persiapan
Amati dan Catat Jenis Warna dan Sifat Tanah yang Masuk
Dalam Mata Bor
Pengolahan data
V. ANALISA DATA
ELEVASI
SYMBOL URAIAN TANAH
(M)
0
Tanah Humus
Warna kecoklatan, daya serap tinggi, sangat
subur, terdapat pada lapisan tanah teratas.
25
Tanah Humus
Warna kecoklatan, daya serap tinggi, sangat
subur, terdapat pada lapisan tanah teratas.
50 Tanah Lempung
Warna kecoklatan keabu-abuan, teksturnya
lengket dalam keadaan basah, dan keadaan
kering butirannya terpecah - pecah secara
halus.
75
Tanah Lempung
Warna kecoklatan keabu-abuan, teksturnya
lengket dalam keadaan basah, dan keadaan
kering butirannya terpecah - pecah secara
halus.
100
Tanah Lempung
Warna kecoklatan keabu-abuan, teksturnya
lengket dalam keadaan basah, dan keadaan
kering butirannya terpecah - pecah secara
125 halus.
Lempung Berpasir
Warna hitam, mudah menyerap air, butiran
pasirnya sangat banyak karena proses
pelapukan batuan kurang baik untuk
150 pertanian, mudah dilalui air.
Lempung Berpasir
Warna hitam, mudah menyerap air, butiran
175 pasirnya sangat banyak karena proses
pelapukan batuan kurang baik untuk
pertanian, mudah dilalui air.
KETERANGAN:
1. Stang Bor
2. Pemutar Bor
3. Batang Bor
4. Mata Bor
IX.KESIMPULAN
DOKUMENTASI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 7
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172
JOB 2
KADAR AIR TANAH
(PB-0117-76)
(ASTM D -2216-71)
Hari / tanggal : Minggu, 21 Juli 2019
Jam : 04.00 WIB - Selesai
Kelompok / Gel : II (Dua) / 12 (Dua belas)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah
I. TUJUAN
Tujuannya adalah untuk mengetahui kadar air tanah dari sampel yang telah
diambil di lapangan.
V. CARA MELAKUKAN
1. Benda uji mewakili tanah dari sampel 1 sampai dengan sampel 5 yang
diperiksa ditempatkan dalam cawan yang bersih, kering dan di ketahui
beratnya 50 gram.
2. Lalu tanah yang berada di dalam cawan tersebut di masukkan ke dalam
oven selama 24 jam.
3. Setelah dingin tanah ditimbang pada neraca dan beratnya di catat
berdasarkan sampel tanah masing-masing.
VI. PERHITUNGAN
Kadar air dapat dihitung sebagai berikut:
Kadar air dapat dihitung sebagai berikut :
Berat cawan + tanah basah : W1
Berat cawan + tanah kering : W2
Berat cawan : W3
Berat air : (W1-W2) = gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = gr
W 1−W 2
Kadar air : x100% = gr
W 2−W 3
S1
W1=50 gr
W2=48 gr
W3=8 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 48 = 2 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 48 - 8 = 40 gr
W 1−W 2
Kadar air ¿ x100%
W 2−W 3
2
×100 %
= 40
=5%
S2
W1=50 gr
W2= 45 gr
W3= 9 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 45 = 5 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 45 - 9 = 36 gr
W 1−W 2
Kadar air = x 100%
W 2−W 3
5
×100 %
= 36
= 13.88%
S3
W1=50 gr
W2= 43 gr
W3=4 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 43 = 7 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 43 - 4 = 39 gr
W 1−W 2
×100 %
Kadar air = W 2−W 3
7
×100 %
= 39
=17.94%
S4
W1=50 gr
W2= 40 gr
W3= 4 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 40 = 10 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 40 - 4 = 36 gr
W 1−W 2
Kadar air = x 100%
W 2−W 3
10
×100 %
= 36
= 27.7%
S5
W1=50 gr
W2= 39 gr
W3=9 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 39 = 11 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 39 - 9 = 30 gr
W 1−W 2
Kadar air ¿ x 100%
W 2−W 3
11
×100 %
= 30
= 36.6%
S6
W1= 50 gr
W2= 37gr
W3= 4 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 37 = 13 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 37 - 4 = 33 gr
W 1−W 2
Kadar air ¿ x100%
W 2−W 3
13
×100 %
= 33
=39.39%
S7
W1= 50 gr
W2= 34 gr
W3= 5 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 34 = 16 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 34 - 5 = 29 gr
W 1−W 2
Kadar air ¿ x100%
W 2−W 3
16
×100 %
= 29
=55.17%
S 1+ S 2+ S 3+ S 4 +S 5+ s 6 +s 7
Kadar air rata-rata =
jumlah sampel
VII. PELAPORAN
Kadar air dilaporkan dalam persen dengan ketelitian dua angka dibelakang
koma.
VIII. CATATAN
1. Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan pengeringan dapat
dilakukan dengan cara :
a. Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan
organic atau bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan dapat
dilakukan diatas kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan
spritus. Penimbangan dan pengeringan dilakukan berulang – ulang,
sehingga setelah tiga kali penimbangan terakhir telah tercapai berat
konstan.
b. Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah
terbakar, maka tidak dilakukan pengeringan dengan cara dibakar dengan
spritus, tapi harus dikeringkan dengan kompor dengan temperatur tidak
lebih dari 60° C.
2. Masing – masing contoh harus dipakai cawan yang diberi tanda dan tidak
boleh sampai tertukar.
3. Untuk tiap contoh harus dipakai minimal 3 cawan, sehingga kadar air dapat
diambil rata – ratanya.
4. Susunlah benda uji didalam oven harus diatur sehingga pengeringan tidak
terganggu, serta saluran udara harus dibuka.
Pengolahan Data
Penarikan Kesimpulan
X. KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan ,maka didapatkan kadar air tiap sampel adalah :
a) Sampel 1 kadar air yang didapatkan adalah 5 %
b) Sampel 2 kadar air yang didapatkan adalah 13.88 %
c) Sampel 3 kadar air yang didapatkan adalah 17.94 %
d) Sampel 4 kadar air yang didapatkan adalah 27.73 %
e) Sampel 5 kadar air yang didapatkan adalah 36.6 %
f) Sampel 6 kadar air yang didapatkan adalah 39.39 %
g) Sampel 7 kadar air yang didapatkan adalah 55.17 %
Kadar air rata-rata pada pengujian kali ini adalah 29.94%. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tanah ini memiliki kadar air yang tidak terlalu besar. Faktor-faktor
yang mempengaruhi banyaknya kadar air dalam tanah adalah banyaknya curah hujan
atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan
langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan
organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum
tanah atau lapisan tanah.
DOKUMENTASI
JOB 3
BERAT JENIS TANAH
(PB-0108-76)
(AASTHO T-100-74)
(ASTM D-854-58)
Hari / tanggal : Selasa, 21 Mei 2019
Jam : 13.30 WIB - Selesai
Kelompok / Gel : II (dua) / 12 (Dua belas)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah
I. TUJUAN
1. Untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran lewat saringan
No.4 dengan picnometer.
2. Dapat memahami tentang berat jenis tanah.
III. PERALATAN
1. Picnometer dengan kapasitas maksimum 100 ml atau botol ukur dengan
kapasitas minimal 50 ml.
2. Desicator
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110
± 5)℃.
4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gr.
5. Thermometer ukuran 0° - 50° dengan ketelitian pembacaan 1°.
6. Saringan No. 4, 10, 40 dan penadahnya.
7. Botol berisi air suling.
8. Bak perendam.
9. Pompa hampa udara (vacuum, 1 – 1,05PK) atau tungku listrik (hot plate)
IV. BENDA UJI
Benda uji yang harus dipersiapkan sebagai berikut:
1. Saringlah benda yang akan diperiksa dengan saringan No. 4 jika bahan
tersebut terdiri dari butir yang tertahan pada saringan No. 4, maka
pemeriksaan berat jenis harus dilakukan menurut pemeriksaan PB-0202-
76. Jika bahan yang akan diperiksa mengandung campuran butir yang
tertahan dan yang lewat dari saringan No. 4 tersebut maka berat jenis butir
yang tertahan pada saringan No. 4 diperiksa menurut pemeriksaan PB-
0108-76.
2. Berat jenis bahan adalah harga rata – rata (sebanding dengan presentase
berat kering masing – masing ukuran) yaitu yang dicantumkan pada
pemeriksaan PB-0201-76. Untuk pemeriksaan berat jenis yang akan
dipakai sebagai pembantu untuk pemeriksaan hidrometer, maka contoh
harus dipilih yang melalui saringan No. 10. Benda uji dalam keadaan
kering oven tidak kurang dari 10 gr untuk botol ukur, 50 gr untuk
picnometer.
3. Keringkan benda uji pada 105° – 110 ℃ dan didinginkan dengan
desicator.
V. CARA MELAKUKAN
1. Cuci picnometer dengan air suling dan dikeringkan. Timbang picnometer
dan tutupnya dengan timbangan ketelitian 0,01gr(W1).
2. Masukkan benda uji kedalam picnometer dan timbang bersama tutupnya
dengan ketelitian 0,01(W2).
3. Tambahkan air suling sehingga picnometer terisi dua pertiga. Untuk bahan
mengandung lempung diamkan benda uji terndam selama 24 jam.
4. Didihkan isi picnometer dengan hati – hati selama 10 menit, dan
miringkan botol sekali sekali untuk membantu mempercepat pengeluaran
udara yang tersekap.
VI. PERHITUNGAN
W 2−W 1
Gs =
( W 4−W 1 )−(W 3−W 2)
Keterangan :
W1: Berat picnometer = 172 gram
W2: Berat picnometer dan tanah kering = 222 gram
W3: Berat picnometer, tanah, dan air = 692 gram
W4: Berat picnometer dan air = 668 gram
W 2−W 1
Gs =
( W 4−W 1 )−(W 3−W 2)
222−172
= (668−172 )−(692−222)
50
= 26
= 1,92 gram/cm3
VII. CATATAN
1. Picnometer dibersihkan, dikeringkan dan beratnya dicatat (W1).
Picnometer diisi air suling dan dimasukkan ke dalam bejana air pada suhu
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 22
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172
25℃, sesudah isi botol mencapai suhu 25℃ tutupnya dipasang. Bagian
luar picnometer dikeringkan dan picnometer beserta airnya ditimbang
(W25).
2. Dari nilai (W25) yang ditentukan pada suhu 25 ℃, susunlah table harga
(W4) untuk suatu urutan suhu kira – kira antara 18℃ sampai dengan 31℃
harga rata – rata (W4) dihitung sebagai berikut:
W4 : W25 x K
W4 : Berat picnometer dan air yang sudah dikoreksikan.
W25 : Berat picnometer dan air pada suhu 250 ℃.
K : Faktor koreksi (daftar N0. 1).
3. Faktor koreksi : K
4. Suhu :T
5. Untuk benda uji kering yang sudah ditumbuk dan diayak harus
dimasukkan kedalam oven kembali sampai beratnya konstan.
6. Untuk benda uji tanpa pengeringan oven harus diketahui berat keringnya
dengan perhitungan kadar air dan berat isi adalah sebagai (W2 – W1).
Siapkan Tanah
Bersihkan Picnometer
Pengolahan Data
VIII.ANALISIS DATA
IX.KESIMPULAN
Berat jenis merupakan besaran yang membandingkan berat butiran tanah
terhadap volume yang ditempatinya.Nilai berat jenis atau specific gravity dari sampel
tanah yang diuji adalah GS = 1,92 gr/cm3 , dengan kemungkinan tanah tersebut
adalah tanah organic.
Tipe of soil Gs
Sand 2,65 – 2,67
Silty Sand 2,67 – 2,70
Inorganic silt 2,70 – 2,80
Soil with micas or iron 2,75 – 3,00
Organic Soil < 2,00
DOKUMENTASI
JOB 4
ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR DAN HALUS
(PB-0201-76)
(AASTHO T-27-74)
(ASTM C -136-46)
Hari / tanggal : Senin, 22 Juli 2019
Jam : 13.00 WIB-Selesai
Kelompok / Gel : II (dua) / 15 (Dua belas)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah
I. TUJUAN
Untuk menentukan pembagian butiran (gradasi) agregat kasar dan halus
dengan menggunakan saringan.
II. PERALATAN
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,1% dari benda uji.
V. PERHITUNGAN
Hitunglah persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing
saringan terhadap berat total benda uji.
Saringan No. 4 (4,75 mm)
Berat masing-masing tertinggal : 4 gr
Berat jumlah tertinggal : 4 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%
4
= 500 x 100%
= 0,8%
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 0.8%
= 99,2%
147
= 500 x 100%
= 29,4 %
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 29,4%
=70,6%
Saringan No.50(0,36mm)
Berat masing-masing tertinggal : 122 gr
Berat jumlah tertinggal : 269 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%
269
= 500 x 100%
= 53,8 %
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 53,8%
= 46,2%
Pan
Berat masing-masing tertinggal : 13 gr
Berat jumlah tertinggal : 500 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%
500
= 500 x 100%
= 100 %
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 100%
= 0%
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 36
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172
Siapkan Tanah
Penimbangan Tanah
Pengayakan
Bersihkan ayakan dan susun sesuai urutannya, ayak
selama 15 menit
Penimbangan
Pencatatan Data
Hitung presentase berat benda uji di atas ayakan
tertahan berat total
BERAT
BERAT
MASING- JUMLAH JUMLAH
UKURAN JUMLAH
MASING
SARINGAN KETER
TERTINGG TERTING TERTINGG MELALU
ANGAN
AL GAL AL I
(%)
IN
CH Mm Gram Gram % %
I
4 4,75 4 4 0,8 99,2 99
8 2,38 17 21 4,2 95,8 96
12 1,6 4 25 5 95 95
20 0,84 25 50 10 90 90
30 0,6 35 85 17 83 83
40 0,42 62 147 29,4 70,6 71
50 0,36 122 269 53,8 46,2 46
80 0,177 126 395 79 21 21
100 0,149 43 438 87,6 12,4 12
200 0,074 49 487 97,4 2,6 3
Pan 13 500 100 0 0
120
100
Jumlah Melalui(%)
80
60
40
20
0
0.01 0.1 1 10
Ukuran Saringan(mm)
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan pratikum analisa saringan ini, dapat diperoleh pembagian butiran
( Gradasi) agregat halus dengan menggunakan saringan dari perhitungan persentase
berat bends uji yang tertahan diatas masing-masing saringan terhadap berat total
benda uji.
Pada saringan no 4 : jumlah tertinggal 0,8%
Pada saringan no 10 : jumlah tertinggal 4,2%
Pada saringan no 12 : jumlah tertinggal 5%
Pada saringan no 20 : jumlah tertinggal 10%
Pada saringan no 30 : jumlah tertinggal 17%
Pada saringan no 40 : jumlah tertinggal 29,4%
Pada saringan no 50 : jumlah tertinggal 53,8%
Pada saringan no 80 : jumlah tertinggal 79%
Pada saringan no 100 : jumlah tertinggal 87,6%
Pada saringan no 200 : jumlah tertinggal 97,4%
Pan : jumlah tertinggal 100%
Dengan analisa lolos ayakan tersebut dapat diketahui kualitas baik buruknya
agregat tersebut.Sebaliknya jika semakin banyak agregat yang tertahan dalam
saringan berdasarkan kriteria nomor saringan maka dapat disimpulkan bahwa
kualitas kehalusan agregat tersebut buruk.Oleh karena itu, maka angka kualitas
kehalusan agregat sangat mempengaruhi baik buruknya kualitas gradasi agregat.
DOKUMENTASI
JOB 5
UKURAN BUTIR TANAH DENGAN HIDROMETER
PB - 0107 – 76
Hari : Senin, 22 Juli 2019
Waktu : 11.40 WIB - Selasai
Kelompok / Gel : II (dua) / 5 (Lima)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah
I. TUJUAN
Untuk menentukan pembagian ukuran butir dari tanah yang lewat saringan No.
10, atau dapat menentukan ukuran butir tanah yang lebih kecil/partikel-partikel kecil.
III. PERALATAN
1. Hidrometer denagn skala konsentrasi ( 5 - 60 gr/lt) atau untuk pembacaan
berat jenis campuran (0,995 – 1,038)
2. Tabung gelas ukur 1000 ml dengan diameter ± 6,5 cm
3. Termometer C-50°C ketelitian 0,1°C
4. Pengaduk mekanis dan mangkok dispersi
5. Saringan No. 10, 20, 80, 100, 200
6. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
7. Oven dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi (1100 ± 5)°C
8. Tabung gelas ukuran 50 ml dan 100 ml
9. Batang pengaduk dari gelas
10. Stop watch
V. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Rendamlah benda uji tersebut dengan 100 ml air suling dan bahan
dispresi (Sodium Hexametaphospat) sebanyak 100 ml, aduklah sampai
merata dengan pengaduk gelas dan biarkan terendam selama 24 jam.
2. Sesudah perendaman pindahkan campuran semuanya kedalam mangkok
pengaduk dan tambahkan air suling / air bebes mineral sampai kira – kira
setengah penuh. Aduklah campuran selama 15 menit.
3. Pindahkan campuran semuanya kedalam tabung gelas ukur dan
tambahkan air suling / air bebas mineral sampai campuran menjadi 100
ml. Tutuplah rapat – rapat mulut tabung tersebut dengan telapak tangan,
kocoklah dalam arah mendatar selama 1 menit
4. Segera setelah dikocok letakkan tabung denga hati – hati dan masukkan
hidrometer. Biarkan hidrometer terapung bebas, tekanlah stop watch.
Bacalah pada puncak meniscusnya dan catatlah pembacaan – pembacaan
itu sampai 0,5 gr / lt yang terdekat atau 0,001 berat jenis (Rh). Sesudah
pembacaan menit ke-2, angkatlah hidrometer dengan hati hati, cuci
dengan air suling, dan masukkan kedalam tabung yang berisi air suling
yang bersuhu sama seperti suhu tabung percobaan.
5. Masukkan kembali hidrometer dengan hati – hati kedalam tabung dan
lakukan percobaan hidrometer pada saat 5, 15, dan 30 menit 1, 4 dan 24
jam. Sesudah setiap pembacaan cuci dan kembalikan hidrometer kedalam
tabung air suling. Lakukan proses memasukkan dan mengangkat
hidrometer masing selama 10 detik
6. Ujur suhu, sekali dalam 15 menit yang pertama dan kemudian pada setiap
pembacan berikutnya.
7. Sesudah pembacaan terakhir, pindahkan campuran kedalam saringan No.
200 dan cucilah sampai air pencucinya jernih dan biarkan air ini mengalir
terbuang. Fraksi yang tertinggal diatas saringan No. 200 harus
dikeringkan dan dilakukan pemeriksaam saringan dengan cara
pemeriksaan Analisa Saringan agregat halus dan kasar PB-0201-76.
VI. CATATAN
1. Bahan – bahan dispresi yang dipakai adalah :
a. Larutan Waterglass (Sidium Silicate) dengan berat jenis ± 1.023
b. Larutan Sodium Hexamethapospat yang mengandung 33 gram Sodium
Hexamethapospat dan 7 gram Anhydrous Sodium Carbonate per liter
larutan harus diperbarui sebulan sekali.
2. Hr dalam efektif dari hidrometer didapatkan dari rumus :
Vh
Hr = HI + 0,5 (h ) cm
A
Hr : Jarak dari pembacaan Rh keleher Hidrometer (lihat nomogram) cm
h : Tinggi kepala dari leher sampai dasar kepala
vh: Kepala Hidrometer
HI : Berat Hidrometer
VII. PERHITUNGAN
1. Perhitungan analisa saringan dapat dilakukan seperti dalam cara
pemeriksaan PB-0201-76
2. Dari pembacaan Rh tentukan diameter dengan menggunakan nomogram
terlampir
3. Hitung persen berat dari butiran yang lebih kecil dari diameter rumus –
rumus berikut:
a. Untuk hidrometer dengan pembacaan 5 – 60 gr/lt
a(Rh+ K )
P= x 100
W3
b. Untuk hidrometer dengan pembacaan berat jenis 0,995 -1,038. 1606
A (Rh+ K−1)
P= x 100
W3
Bila benda uji yang diambil adalah tanah yang mengandung fraksi diatas
sringan No.10 hitunglah persen seluruh contoh lebih dari (D), dengan rumus :
Persen seluruh lebih kecil = P x persen melalui saringan No. 10.
Perhitungan :
( Rh+ K )
Diketahui :% Mengendap = x 100 %
Berat Kering
Berat Kering = 80 gram
Berat Jenis = 1,92
( Rh+ K )
% Mengendap : x 100 %
Berat Kering
% Mengendap =
40+(−0,7)
80
x 100 %
= 49,1%
% Mengendap seluruh contoh = 50,9%
% Mengendap =
40+(−0,7)
80
x 100 %
= 49,1%
% Mengendap seluruh contoh = 50,9%
40+(−0,7)
% Mengendap = 80
x 100 %
= 49,1%
% Mengendap seluruh contoh = 50,9%
37 +(−0,3)
% Mengendap = 80
x 100 %
= 45,8%
36 +(−0,3)
% Mengendap = 80
x 100 %
= 42,1%
% Mengendap seluruh contoh = 57,9%
% Mengendap =
35 +(−0,3)
80
x 100 %
= 43,3%
% Mengendap seluruh contoh = 56,7 %
% Mengendap =
34 +(−0,3)
80
x 100 %
= 42,1 %
% Mengendap seluruh contoh = 57,9%
% Mengendap =
32 +(−0,3 )
80
x 100 %
= 39,6 %
% Mengendap seluruh contoh = 60,4 %
% Mengendap =
31 +(−0,3 )
80
x 100 %
= 38,3 %
% Mengendap seluruh contoh = 61,7 %
% Mengendap =
25 +(−0,3)
38
x 100 %
= 30,8%
% Mengendap seluruh contoh = 69,2 %
VIII. PELAPORAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 47
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172
Siapkan Tanah
Pengayakan
Bersihkan Ayakan dan Susun sesuai Urutannya,
Kemudian Ayak Tanah Tersebut
Penimbangan
Pengolahan Data
Persentase % Lewat
Saringan Berat Jumlah Terhadap
Tertahan berat Tertahan Lewat Seluruh
tertahan Contoh
4 0 0 0 100 99
10 1 1 3,2 96,8 95
20 17 18 54,8 45,2 93
40 4 22 12,9 87,1 82
80 3 25 9,6 90,4 63
100 3 28 9,6 90,4 87
200 2 30 6,7 93,3 86
DEBU 1 31 3,2 96,8 95
% Mengendap
Pembacaan Diameter Pembacaan % Mengendap
Waktu Suhu Koreksi Kalibrasi Terhadap
Pukul (Jam) o Hidrometer (D) Terkoreksi ( Rh+ K )
(Menit) C (K) (a) x 100 % Seluruh
(Rh) (mm) (Rh+K) Berat Kering
Contoh
12.35 0,5 30 40 0,0625 -0,7 39,3 1,10 49,1 50,9
12.35,5 1 30 40 0,0450 -0,7 39,3 1,10 49,1 50,9
12.36,5 2 30 40 0,0310 -0,7 39,3 1,10 49,1 50,9
12.39,5 5 29 37 0,0210 -0,3 36,7 1,10 45,8 54,2
12.44,5 10 29 36 0,0140 -0,3 35,7 1,10 44,6 55,4
12.49,5 15 29 35 0,0120 -0,3 34,7 1,10 43,3 56,7
13.04,5 30 29 34 0,00860 -0,3 33,7 1,10 42,1 57,9
13.19,5 45 29 32 0,00710 -0,3 31,7 1,10 39,6 60,4
13.34,5 60 29 31 0,00625 -0,3 30,7 1,10 38,3 61,7
16.35 24 jam 29 25 0,00340 -0,3 24,7 1,10 30,8 69,2
Catatan :
Berat Kering = 80 gr
IX. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan hidrometer maka didapatkan diameter butiran tanah yang
mendekati ukuran sebenarnya. Hal ini akan lebih jelas apabila telah dimasukkan kedalam
grafik pembagian butiran tanah.
Dengan menggunakan larutan sodium hexamethaphospat yang berfungsi sebagai
pemisah butiran tanah menurut keadaan sebenarnya. Setelah dicek dengan menggunakan
rumus ukuran diameter yang didapat jauh sekali perbedaannya hal ini disebabkan karena
penarikan nilai rh yang kurang jelas serta kurang akuratnya grafik yang ada. Semakin
beragam jenis tanah yang didapatkan maka akan berpengaruh pada daya ikat tanah tersebut
sehingga daya dukung tanah semakin tinggi.
DOKUMENTASI
JOB 6
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)
PB-0109-76
(AASTHO T-89-74) (ASTM D-423-66)
Hari / Tanggal : Rabu, 24 Juli 2019
Jam : 13.30 WIB - Selesai
Kelompok /Gel : II (dua) / 12 (Dua belas)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah
I. TUJUAN PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu Tanah pada
keadaan batas cair. Batas cair ialah kadar air batas dimana suatu Tanah berobah dari
keadaan air menjadi palstis.
III. PERALATAN
1. Alat batas cair standar
2. Alat pembuatan alur (Groving Tool)
3. Sendok Dempul
4. Pelat kaca 45x45x0.9 cm
5. Neraca dengan ketelitian 0.01 gr
6. Cawan kadar air minimal 4 bh
7. Spatula dengan panjang 2,5 cm
8. Botol tempat air suling
9. Air suling
10. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai (110± 5 ¿℃
V. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Letakkan 100 gr benda uji yang sudah dipersiapkan dalam pelat kaca pengaduk
2. Dengan mempergunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan
menambahkan air suling sedikit demi sedikit homogen
3. Setelah contoh menjadi campuran yang merata, ambil sebahagian benda uji ini
dan letakkan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaannya sedemikian
sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal ± 1cm
4. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan
menggunakan alat pembuat alur (Grooving tool) melalui garis tengah pemegang
mangkok dan simetris. Pada waktu membuat alur posisi alat pembuat alur
(Grooving tool) harus tegak lurus permukaan mangkok
5. Putarlah alat, sehingga mangkok naik / jatuh dengan kecepatan 2 putaran perdetik.
Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan
sepanjang kira-kira 1.25 cm dan catat jumlahnya waktu bersinggungan
6. Ulangi pekerjaan (3) sampai dengan (5) beberapa kali sampai diperoleh jumlah
pukulan yang sama, hal ini dimksudkan untuk meyakinkan apakah pengaduan
contoh sudah betul-betul merata kadar airnya. Jika ternyata pada 3 kali percobaan
telah jumlah pukulan ± sama, maka ambillah benda uji langsung dari mangkok
pada alur, kemudian masukkan kedalam cawan yang telah dipersiapkan dan
periksalah kadar airnya
7. Kembalikan benda uji keatas kaca pengaduk, mangkok alat batas cair bersihkan.
Benda uji diaduk kembali dengan merobahkadar airnya. Kemudian ulangi langkah
(2) sampai (6) minimal 3 kali berturut-turut dengan fariasi kadar yang berbeda,
sehingga diperoleh perbedaan jumlah pukulan sebesar 8 – 10.
VI. PERHITUNGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 58
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172
W 1−W 2
Kadar Air (%) = x 100 %
W 2−W 3
8
= x 100 %
11
=72,72%
W 1−W 2
Kadar Air (%) = x 100 %
W 2−W 3
10
= x 100 %
16
= 62,5 %
W 1−W 2
Kadar Air (%) = x 100 %
W 2−W 3
10
= x 100 %
20
= 50%
W 1−W 2
Kadar Air (%) = x 100 %
W 2−W 3
10
= x 100 %
22
= 45,45 %
VII. CATATAN
1. Alat-alat yang dipakai harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan harus dalam
keadaan kering.
a. Periksa tinggi jatuh mangkok, alat batas cair apakah sudah tepat 1.0 cm
mangkok harus bersih, kering dan tidak goyang.
b. Alat pembuat alur harus bersih, kering dan tidak aus.
c. Cawan kadar air yang akan dipakai diberi tanda kemudian ditimbang untuk
menentukan beratnya.
2. Beberapa jenis lempung akan mengalami kesulitan untuk diaduk dan kadang-
kadang jika terlalu banyak atau lama pengadukannya akan berobah sifat. Agar
pengadukan dapat dilakukan lebih mudah dan lebih cepat, maka adukan disimpan
dulu dan ditutup dengan kain basah atau contoh yang telah disiapkan direndam
dulu selama 24 jam
3. Beberapa jenis tanah lempung menunjukkan bahwa pada waktu pemukulan
ternyata bersinggungan alur disebabkan karena kedua bagian massa tanah diatas
mangkok bergeser terhadap permukaan mangkok, sehingga jumlah pukulan yang
didapat lebih kecil. Jumlah pukulan yang betul adalah jika proses berimpitnya
dasar alur disebabkan massa tanah seolah-olah mengalir dan bukan karena
tergeser. Kalau ternyata terjadi pergeseran, maka percobaan harus diulangi
beberapa kali dengan kadar air berbeda, dan kalau masih terjadi pergeseran ini
maka harga batas cair ini tidak dapat diperoleh.
4. Selama berlangsungnya percobaan pada kadar air tertentu, benda uji tidak boleh
dibiarkan mengering atau terjadi perobahan kadar air
5. Untuk memperoleh hasil yang teliti, maka jumlah pukulan diambil antara 40 – 30,
30 – 20, 20 – 10 sehingga akan diperoleh 3 titik
6. Alat pembuat alur Cassagrande dipergunakan untuk tanah cohesive, alat pembuat
alur ASTM untuk tanah kepasiran.
VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengujian ini kita dapat menyimpulkan bahwa nilai batas plastis
dapat dilihat dari besaran kadar air dalam persen yang ditentukan dari pukulan pada
pengujian batas plastis,maka nilai kadar air tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yaitu
57,6 %.
Dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada 10 pukulan diperoleh kadar air sebesar :72,72 %,
2. Pada 20 pukulan diperoleh kadar air sebesar :62,5 %,
3. Pada 30 pukulan diperoleh kadar air sebesar :50 %,
4. Pada 40 pukulan diperoleh kadar air sebesar :45,4 5%.
DOKUMENTASI
JOB 7
BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
PB-0110-76
(AASTHO T-90-74)(ASTM D-424-74)
Hari / Tanggal : Rabu , 24 Juli 2019
Jam : 11.00 WIB-Selesai
Kelompok / Gel : II (dua) / 12 (Dua belas)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah
I. TUJUAN
Batas plastis merupakan kadar air minimum dimana tanah dalam keadaan plastis,
maka tujuan dari praktikum ini ialah untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas plastis.
II. PERALATAN
a. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
b. Cawan ladar air minimal 2 buah
c. Pelat kaca 45x45x0.9 cm
d. Sendok dempul panjang 12,5 cm
e. Batang pembanding dengan diameter 3mm panjang 10 cm
f. Air suling
g. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)ºC
h. Botol tempat air suling
V. DASAR TEORI
Suatu hal yang penting pada tanah berbutir halus adalah sifat plastisitasnya.
Plastisitas disebabkan oleh adanya partikel mineral lempung dalam tanah. Istilah
plastisitas menggambarkan kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan
bentuk pada volume yang konstan tanpa retak-retak atau remuk.
Bergantung pada kadar air, tanah dapat berbentuk cair, plastis, semi padat,
atau padat. Kedudukan fisik tanah berbutir halus pada kadar air tertentu disebut
konsistensi. Konsistensi bergantung pada gaya tarik antara partikel mineral
lempung. Sembarang pengurangan kadar air menghasilkan berkurangnya tebal
lapisan kation yang menyebabkan bertambahnya gaya tarik partikel. Bila tanah
dalam kedudukan plastis, besarnya jaringan gaya antar partikel akan sedemikian
hingga partikel bebas menggelincir antara satu dengan yang lain, dengan kohesi
yang tetap terpelihara.
W 1−W 2
Kadar Air (%) = x 100 %
W 2−W 3
15−13
= x 100 %
13−9
2
= x 100 %
4
= 50%
No. Cawan =2
Berat Sampel Basah + Cawan (gr) (W1) = 17
Berat Sampel Kering + Cawan (gr) (W2) = 14
Berat Cawan (gr) (W3) =9
Berat Air (gr) = W1 – W2
= 17 - 14
= 3 gr
W 1−W 2
Kadar Air (%) = x 100 %
W 2−W 3
17−14
= x 100 %
14−9
3
= x 100 %
5
= 60 %
BATAS-BATAS ATTERBERG
Tipe Tes LL LL LL LL PL PL
No. Cawan 1 2 3 4 1 2
Jumlah Pukulan 10 20 30 40
Berat Sampel Basah + Cawan (gr) 35 31 21 37 17 15
Berat Sampel Kering + Cawan (gr) 25 21 16 27 14 13
Berat Cawan (gr) 5 5 5 5 9 9
Berat Air (gr) 12 11 10 9 1 1
Berat Tanah Kering (gr) 20 16 11 22 5 4
Kadar Air (%) 72,72 62,5 50 45,45 50 60
Rata-rata(%) 57,6 55
80
72.72
70
62.5
60
50 50
45.45
40
30
20
10
0
10 20 30 40
IP = LL – PL
= 57,6 – 55
= 2,6%
VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengujian ini dapat disimpulkan bahwa nilai batas cair dapat
dilihat dari besaran kadar air dalam persen yang ditentukan dari nilai kadar air yang
diperoleh adalah 55 % hal ini didapat pada saat pengujian benda uji pada plat
kaca,dimana benda uji tersebut mengalami retak rambut.
VIII. DOKUMENTASI
JOB 8
KEPADATAN
PB-0111-76
(AASTHO-99-74) (ASTM D-1556-70)
Hari / Tanggal : Selasa, 23 Juli 2019
Jam : 13.00 WIB-Selesai
Kelompok / Gel : II (dua) / 12 (Dua belas)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah
I. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan Tanah dengan memadatkan didalam cetakan silinder berukuran tertentu
dengan menggunakan alat penumbuk 2.5 kg (5.5 lbs) dan tinggi jatuh 30 cm (12”).
Pemeriksaan kepadatan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Cara A : Cetakan diameter 102 mm (4”) bahan lewat saringan 4.75 mm (No.4)
2. Cara B : Cetakan diameter 152 mm (6”) bahan lewat saringan 4.75 mm (No.4)
3. Cara C : Cetakan diameter 102 mm (4”) bahan lewat saringan 19 mm (3/4)
4. Cara D : Cetakan diameter 102 mm (6”) bahan lewat saringan 19 mm (3/4)
II.DASAR TEORI
Pemadatan merupakan usaha untuk mempertinggi kerapatan tanah dengan
pemakaian energi mekanis untuk menghasilkan pemampatan partikel.Dilaboratorium,
contoh uji untuk mendapatkan pemadatan dengan menggunakan daya tumbukan (atau
dinamik), alat penekan.
Beberapa keuntungan yang didapat dengan adanya pemadatan ini adalah :
1. Berkurangnya penurunan permukaan tanah yaitu vertikal didalam masa tanah itu
sendiri akibat berkurangnya angka pori
2. Bertambahnya kekuatan tanah
3. Berkurangnya penyusutan karena berkurangnya volume akibat berkurangnya
kadar air dari nilai patokan pada saat pengeringan.
Kerugian utamanya adalah bahwa pemuaian (bertambahnya kadar air).
III. PERALATAN
1. Cetakan diameter 102 mm (4”) kapasitas 0.000943 ↓0.000098 m3 (0.0333↓
0.0003 cu fe) dengan diameter dalam 161.6 ↓ 0.406 mm (4.000” ↓ 0.016”)
tinggi 116.43 ↓ 0.1270 mm (4.584 ↓ 0.005”)
2. Cetakan diameter 152 mm (6”) kapasitas 0.002124 – 0.00021 m 3 (0.07500-
0.00075 cu fe) dengan diameter dalam 152.4 – 0.660 mm (6.000” – 0.24”)
tinggi 116.43-0.1270 mm (4.584-0.005”). Cetakan harus dari logam yang
mempunyai dinding teguh dan dibuat teguh dan dibuat sesuai dengan ukuran
diatas. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung, dibuat dari bahan yang
sama dengan tinggi lebih kurang 60 mm (2 2/3) yang dipasang kuat dan dapat
dilepaskan. Cetakan yang telah dipergunakan beberapa lama sehingga tidak
memenuhi syarat toleransi diatas masih dapat dipergunakan bila toleransi
tersebut tidak dilampaui lebih dari 50%.
3. Alat tumbuk tangan dari logam yang mempunyai permukaan tumbuk rata
diameter 50.8 – 0.27 mm (2.000” – 0.005”) berat 2.485 – 0.009 kg (5.50 – 0.02
lb) dilengkapi dengan selubung yang bisa mengatur tinggi jatuh secara bebas
setinggi 304.8 – 1.524 mm (12.00” – 0.006”). Selubung harus sedikitnya
mempunyai 2x4 buah lobang udara yang berdiameter tidak lebih kecil dari 9.5
mm (3/8”) dengan poros tegak lurus satu sama lainberjarak19 mm dari kedua
ujung selubung harus cukup longgar sehingga batang penumbuk dapat jatuh
bebas tidak terganggu.
4. Dapat juga dipergunakan alat tumbuk mekanis dari logam yang dilengkapi alat
pengontrol tinggi jatuh bebas 304.8 – 1.524 mm (12.00” – 0.06”) dan dapat
membagi-bagi tumbukan secara merata diatas permukaan. Alat penumbuk harus
mempunyai permukaan tumbuk yang rata berdiameter 50.8 – 0.127 mm (2.000”
– 0.85”) dan berat 2.495 – 0.009 kg (5.50 – 0.02 lb)
5. Alat pengeluar contoh
6. Timbangan kapasitas 11.5 kg dengan ketelitian 5 gr
7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu umtuk memanasi sampai (110 –
5)oC
8. Alat perata besi (Straight edge) panjang 25 cm salah satu sisi memanjang harus
tajam dan sisi lain datar (0.01 dari panjang)
9. Saringan 50 mm (2”) 8 mm (3/4”) dan 4.75 mm (No. 40)
10. Talam, alat pengaduk dan sendok.
V. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Timbang cetakan diameter 102 mm (4”) dan keeping las dengan ketelitian 5 gr
(B1 gr)
2. Cetakan, leher dan keeping alas dipasang jadi satu, dan tempatkan pada landasan
yang kokoh.
3. Ambil salah satu dari kelima contoh diaduk dan dipadatkan didalam cetakan
dengan cara sebagai berikut : Jumlah seluruh Tanah dipergunakan harus tepat
sehingga tinggi kelebihan Tanah yang diratakan setelah leher sambung dilepas
tidak lebih dari 0.5 cm. Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2.5
kg (5.5 pound) dengan tinggi jatuh 30.5 cm (12”) Tanah dipadatkan dalam tiga
lapisan tiap-tiap lapisan dipadatkan dengan 25 tumbukan.
4. Potong kelebihan Tanah dari bagian keliling leher dengan menggunakan pisau
dan lepaskan leher sambung.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 74
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172
VI. PERHITUNGAN
1. Hitung berat isi basah dengan mempergunakan rumus sebagai berikut :
B2−B 1
γ= (gram/cm ³)
V
ɣ = Berat isi basah (gr/cm³)
B1 = Berat cetakan dan keeping alas (gr)
B2 = Berat cetakan, keeping alas dan benda uji (gr)
V = Isi cetakan (cm³)
B 2−B 1
Berat Isi Basah (ɣ) =
V
4. 962 −3 .570
= 1042, 5
= 1,33 gr/cm³
Untuk mencari Kadar Air (%) (W)
Berat Tanah Basah + Cawan (W1) = 50
Berat Tanah Kering + Cawan (W2) = 45
Berat Air (W1 – W2) = 50-45 gr
= 5 gr
Berat Cawan (W3) = 9 gr
Berat Tanah Kering (W2 – W3) = 45gr – 9 gr
= 36 gr
W 1−W 2
Kadar Air (%) (W) = x 100 %
W 2−W 3
5
= x 100 %
36
= 13,89%
γ x 100
Berat Isi Kering (ɣd) =
100+W
1,3 x 100
=
100+13,89
= 1,14gr/cm³
Sampel 2
- Berat Tanah Basah + Cetakan (B2) = 5.068 gr
Berat Cetakan (B1) = 3.570 gr
Berat Tanah Basah =1,498 gr
Untuk mencari volume :
Jari – jari = 5,35 cm
Tinggi = 11,6 cm
Volume =3,14x5,35 x 5,35 x 11,6
= 1042,5 cm³
Berat Jenis (Gs) = 1,92 gr/cm³
B 2−B 1
Berat Isi Basah (ɣ) =
V
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 76
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172
5 . 068−3.570
= 1042 , 5
= 1,43 gr/cm³
Untuk mencari Kadar Air (%) (W) :
Berat Tanah Basah + Cawan (W1) = 50 gr
Berat Tanah Kering + Cawan (W2) = 44 gr
Berat Air (W1 – W2) = 50 gr – 44 gr
= 6 gr
Berat Cawan (W3) = 9 gr
Berat Tanah Kering (W2 – W3) = 44 gr – 9 gr
= 35 gr
W 1−W 2
Kadar Air (%) (W) = x 100 %
W 2−W 3
6
= x 100 %
35
= 17,14%
γ x 100
Berat Isi Kering (ɣd) =
100+W
1,43 x 100
=
100+13,8
=1,25 gr/cm³
Sampel 3
Berat Tanah Basah + Cetakan (B2) = 5.074 gr
Berat Cetakan (B1) = 3,570 gr
Berat Tanah Basah = 1,504 gr
Untuk mencari volume :
Jari – jari = 5,3 cm
Tinggi = 11,6 cm
Volume = π r 2t
=3,14x5,35 x 5,35 x 11,6
= 1042,5 cm³
Berat Jenis (Gs) = 1,92 gr/cm³
B 2−B 1
Berat Isi Basah (ɣ) =
V
5 . 074−3 ,570
= 1042, 5
= 1,44 gr/cm³
W 1−W 2
Kadar Air (%) (W) = x 100 %
W 2−W 3
50 gr −43 gr
= x 100 %
43 gr−9 gr
7 gr
= x 100 %
34 gr
= 20,58 %
γ x 100
Berat Isi Kering (ɣd) =
100+W
1 , 44 x 100
=
100+17,14
= 1,22 gr/cm³
Sampel 4
Berat Tanah Basah + Cetakan (B2) = 5.082 gr
Berat Cetakan (B1) = 3,570 gr
Berat Tanah Basah = 1,512 gr
Untuk mencari volume :
Jari – jari = 5,3 cm
Tinggi = 11,6 cm
Volume = π r 2t
= 3,14x5,35x5,35x 11,6
= 1042,5 cm³
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 78
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172
50 gr −42 gr
= x 100 %
42 gr −9 gr
8 gr
= x 100 %
33 gr
=24,24%
γ x 100
Berat Isi Kering (ɣd) =
100+W
1,47 x 100
=
100+20,5
=1,21 gr/cm³
Sampel 5
- Berat Tanah Basah + Cetakan (B2) = 5.087 gr
- Berat Cetakan (B1) = 3,570 gr
- Berat Tanah Basah = 1,517 gr
Untuk mencari volume :
Jari – jari = 5,3 cm
Tinggi = 11,6 cm
Volume = π r 2t
=3,14x 5,35 x 5,35 x11,6
= 1042,5 cm³
Berat Cawan = 9 gr
Berat Tanah Kering (W2 – W3) = 41 gr – 9 gr
= 32 gr
W 1−W 2
Kadar Air (%) (W) = x 100 %
W 2−W 3
50 gr −41 gr
= x 100 %
41 gr −9 gr
9 gr
= x 100 %
32 gr
= 28,12 %
γ x 100
Berat Isi Kering (ɣd) =
100+W
1,45 x 100
=
100+20,5
= 1,20 gr/cm³
VII. PELAPORAN
Gambarkan grafik berat isi kering terhadap kadar air dari hasil percobaan.
Kemudian gambarkan sebuah kurva yang halus yang paling mendekati dengan titik–titik
yang digambarkan dan tentukan berat isi kering maksimum dari kurva tesebut dengan
ketelitian 0.01 gr/cm³. Kadar air yang sesuai dengan berat isi kering maksimum ini
adalah kadar air optimum dan harus dicatat dengan ketelitian 0.5 %. Setelah diketahui W
optimum dan γd maksimum gambar Zero Air Void Line (ZAV) dengan rumus
Gs. γw
γZAV =
1+ Gs. W
γd= Berat isi kering (gr/cm³)
Gs = Berat jenis tanah
γw = Berat isi air (gr/cm³)
W = Kadar air (%)
Penimbangan
PEMADATAN ( PROCTOR )
Proyek / Pekerjaan : Pemadatan
Lokasi : Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Bung Hatta
Berat isi
Berat tanah basah +cetakan 4.962 5.068 5.074 5.082 5.087
Berat cetakan 3.570 3.570 3.570 3.570 3.570
Berat tanah basah 1.392 1.498 1.504 1.512 1.517
Isi cetakan 902,75 902,75 902,75 902,75 902,75
Berat isi basah ( γ ) (gr/cm3) 1,13 1,43 1,44 1,47 1,45
Berat isi kering ( γ d ) (gr/cm3) 1,14 1,25 1,22 1,21 1,20
Kadar air
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 82
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172
PEMADATAN
1.40
1.30
1.20
1.10
G(?d)
1.00
ERIN
0.90
TISIK
0
0 10 20 30 40 50
BERA
KADAR AIR ( % )
IX. KESIMPULAN
Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air
tersebut akan berfungsi sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah. Untuk
usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila kadar air
dalam tanah meningkat. Harap dicatat bahwa pada saat kadar air w = 0, berat volume
basah dari tanah adalah sama dengan berat volume keringnya.
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan
yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga
meningkat secar bertahapmpula.Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya
penambahan kadar air justru cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah.
Hal ini disebabkan karena air tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam
tanah yang sebetulnya dapat ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air
dimana harga berat volume kering maksimum tanah dicapai tersebut kadar air
optimum. Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk
mendapatkan berat volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah proctor
compaction (uji pemadatan Proctor).
DOKUMENTASI