Anda di halaman 1dari 86

DELTI MASLIANA

LAPORAN PRAKTIKUM TOBING


MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

JOB 1
HAND BOR
PB-000-76
(AASTHOT T-191-64)
(ASTM D – 1556 – 64)
Hari / tanggal : Minggu, 21 Juli 2019
Jam : 13.30 WIB - Selesai
Kelompok / Gel : II (Dua) / 12 (Dua belas )
Tempat : Tunggul Hitam

I. TUJUAN
1. Untuk mendapatkan keterangan/data untuk menggambarkan profil tanah
serta memperkirakan tentang keadaan struktur tanah secara visual (lanau
atau lempung), yang akan dibangun pondasi.
2. Pengambilan contoh tanah asli dan tidak asli untuk keperluan
penyelidikan lebih lanjut laboratorium.

II. PELAKSANAAN
Pemboran dilakukan pada tahap peninjauan lapangan pendahuluan untuk
menghasilkan stratifikasi/penggolongan, jenis tanah yang akan dijumpai, juga
kemungkinan letak muka air tanah. Pada praktek di lapangan satu atau lebih
pemboran harus dilakukan sampai batuan atau lapisan tanah keras
Hand bor dilaksanakan dengan menggunakan bermacam – macam bor pada
ujung bagian bawah dari serangkaian stang bor. Bagian atas terdiri dari stang
berbentuk T untuk memutar stang bor. Sebelum pemboran dilaksanakan perlu
diketahui beberapa hal antara lain :
1. Lokasi dan titik pengeboran.
2. Kedalaman pengeboran yang diharapkan.

III. PERALATAN
1. Batangan 3 buah
2. Kunci pipa 2 buah
3. Stang bor 2 buah
4. Plastik 10 buah
5. Mata bor 1 buah

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 1


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


Langkah awal praktikum:
1. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk praktikum ke tempat
melakukan pengeboran.
2. Menentukan titik yang akan dilakukakan pengeboran.
3. Membersihkan tempat pengambilan sampel dari rumput dan batuan kecil
di sekitar titik pengeboran.

Cara kerja praktikum:


1. Mempersiapkan alat – alat pengeboran, lalu dirakit sesuai dengan
susunannya yang telah diketahui.
2. Letakkan batangan pada satu titik pengeboran.
3. Batangan diletakkan tegak lurus pada titik yang akan dibor.
4. Memutar bor searah dengan arah jarum jam dengan diberi beban
diatasnya.
5. Melakukan pengeboran dengan kedalaman setiap galian 25 cm, sampai
ditemukannya Muka Air Tanah (MAT).
6. Setiap tanah hasil galian dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label
berdasarkan kedalaman galian.
7. Tanah yang telah dimasukkan ke dalam plastik dibawa ke laboratorium.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 2


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

SKEMA PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBORAN TANGAN


(HAND BORING)

Persiapan
Persiapan

Satu Set Peralatan Hand Boring

Tentukan Lokasi Pengujian

Diberikan Alat Hand Boring _ Permukaan Tanah dan Putar


Sambil Ditekan
Putar Searah Jarum Jam

Setelah Penuh Angkat Alat Hand Boring tsb Dengan Cara


Diputar
Putaran Berlawanan Arah Jarum Jam
Pengujian

Amati dan Catat Jenis Warna dan Sifat Tanah yang Masuk
Dalam Mata Bor

Tambahkan Tangkai Bor apabila Kedalaman Muka Air Tanah


Belum Tercapai

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 3


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Tambahkan Tangkai Bor apabila Kedalaman Muka Air Tanah


Belum Tercapai

Tentukan Perubahan Warna, Sifat dan Jenis Tanah Tiap Mata


Bor Terisi Penuh

Pengolahan data

Pelaporan Hasil Pengujian

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 4


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

V. ANALISA DATA

ELEVASI
SYMBOL URAIAN TANAH
(M)
  0
  Tanah Humus
  Warna kecoklatan, daya serap tinggi, sangat
  subur, terdapat pada lapisan tanah teratas.
 
  25
Tanah Humus
   
Warna kecoklatan, daya serap tinggi, sangat
 
subur, terdapat pada lapisan tanah teratas.
 
 
  50 Tanah Lempung
    Warna kecoklatan keabu-abuan, teksturnya
  lengket dalam keadaan basah, dan keadaan
  kering butirannya terpecah - pecah secara
  halus.
  75
    Tanah Lempung
 
Warna kecoklatan keabu-abuan, teksturnya
lengket dalam keadaan basah, dan keadaan
 
kering butirannya terpecah - pecah secara
 
halus.
  100
  Tanah Lempung
  Warna kecoklatan keabu-abuan, teksturnya
  lengket dalam keadaan basah, dan keadaan
  kering butirannya terpecah - pecah secara
  125 halus.
   
  Lempung Berpasir
 
Warna hitam, mudah menyerap air, butiran
pasirnya sangat banyak karena proses
 
pelapukan batuan kurang baik untuk
  150 pertanian, mudah dilalui air.
   
 
  Lempung Berpasir
  Warna hitam, mudah menyerap air, butiran
  175 pasirnya sangat banyak karena proses
pelapukan batuan kurang baik untuk
    pertanian, mudah dilalui air.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 5


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Gambar proses HandBor beserta peralatannya

KETERANGAN:
1. Stang Bor
2. Pemutar Bor
3. Batang Bor
4. Mata Bor

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 6


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

IX.KESIMPULAN

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap percobaan di lapangan,


maka diperoleh bermacam – macam jenis, warna dan kedalaman dari suatu titik
sampai tanah dimana untuk kedalaman tertentu. Tanah memiliki jenis, bentuk yang
berbeda, diantaranya :
1. Kedalaman 0,0 – 0,25 m, jenis tanah humus berwarna kecoklatan
2. Kedalaman 0,50 – 1,25 m, jenis tanah lempung berwarna coklat keabuan
3. Kedalaman 1,25 – 1,75 m, jenis tanah lempung.
Pada percobaan bor tangan ini hanya praktis dilakukan untuk pengeboran
tanah yang kedalamannya kurang dari 10 m. Pengeboran dan pengambilan contoh
tanah adalah untuk mengetahui karateristik tanah, sifat tanah, dan keadaan tanah itu
sendiri.
Dari hasil pengeboran diperoleh contoh tanah asli dan tanah terganggu,
dimana pengambilan contoh tanah asli dilakukan pada kedalaman 1 - 2 m karena
pada kedalaman itu diperkirakan tanah benar-benar asli dan belum terganggu.
Contoh tanah asli ini yang akan diuji harus terhindar dari penguapan air tanah oleh
sebab itu contoh tanah yang didalam tabung setelah diangkat lansung ditutup dengan
plastik

DOKUMENTASI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 7
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Gambar 1.1 Proses Pembersihan Tanah Sebelum Di Hand Bor

Gambar 1.2 Proses pengeboran

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 8


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Gambar 1.3 Proses Pengambilan Sampel Tanah

Gambar 1.4 Ditemukannya Muka Air Tanah

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 9


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

JOB 2
KADAR AIR TANAH
(PB-0117-76)
(ASTM D -2216-71)
Hari / tanggal : Minggu, 21 Juli 2019
Jam : 04.00 WIB - Selesai
Kelompok / Gel : II (Dua) / 12 (Dua belas)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah

I. TUJUAN
Tujuannya adalah untuk mengetahui kadar air tanah dari sampel yang telah
diambil di lapangan.

II. DASAR TEORI


1. Kadar air tanah adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam
tanah dengan berat kering tanah tersebut. Untuk mengetahui kadar air
tanah maka perlu diterapkan kadar air total. Kadar air tanah total adalah
kadar air tanah yang diperoleh dengan jalan pengeringan tanah kering
udara di dalam oven dengan suhu (110 ± 5) °C hingga bobotnya tetap.
2.
III.ALAT DAN BAHAN
3. Oven yang di lengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi (110 ± 5)

4. Cawan tersebut kedap udara dan tidak berkarat, dengan ukuran yang
cukup, cawan dapat terbuat dari gelas atau logam misalnya alumunium
5. Neraca dengan ketelitian yang telah ditentukan.

IV. BENDA UJI


Jumlah benda uji yang di butuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung
pada ukuran butir maksimum dari contoh yang di periksa dengan ketelitian
No.10
Ukuran butiran Jumlah benda uji
Ketelitian
maksimum minimum (gram)
Lewat saringan No. 10 100 0.1

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 10


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

V. CARA MELAKUKAN
1. Benda uji mewakili tanah dari sampel 1 sampai dengan sampel 5 yang
diperiksa ditempatkan dalam cawan yang bersih, kering dan di ketahui
beratnya 50 gram.
2. Lalu tanah yang berada di dalam cawan tersebut di masukkan ke dalam
oven selama 24 jam.
3. Setelah dingin tanah ditimbang pada neraca dan beratnya di catat
berdasarkan sampel tanah masing-masing.

VI. PERHITUNGAN
Kadar air dapat dihitung sebagai berikut:
Kadar air dapat dihitung sebagai berikut :
Berat cawan + tanah basah : W1
Berat cawan + tanah kering : W2
Berat cawan : W3
Berat air : (W1-W2) = gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = gr
W 1−W 2
Kadar air : x100% = gr
W 2−W 3

S1
W1=50 gr
W2=48 gr
W3=8 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 48 = 2 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 48 - 8 = 40 gr
W 1−W 2
Kadar air ¿ x100%
W 2−W 3
2
×100 %
= 40
=5%

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 11


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

S2
W1=50 gr
W2= 45 gr
W3= 9 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 45 = 5 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 45 - 9 = 36 gr
W 1−W 2
Kadar air = x 100%
W 2−W 3
5
×100 %
= 36

= 13.88%
S3
W1=50 gr
W2= 43 gr
W3=4 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 43 = 7 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 43 - 4 = 39 gr
W 1−W 2
×100 %
Kadar air = W 2−W 3
7
×100 %
= 39
=17.94%

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 12


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

S4
W1=50 gr
W2= 40 gr
W3= 4 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 40 = 10 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 40 - 4 = 36 gr
W 1−W 2
Kadar air = x 100%
W 2−W 3
10
×100 %
= 36

= 27.7%
S5
W1=50 gr
W2= 39 gr
W3=9 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 39 = 11 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 39 - 9 = 30 gr
W 1−W 2
Kadar air ¿ x 100%
W 2−W 3
11
×100 %
= 30
= 36.6%

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 13


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

S6
W1= 50 gr
W2= 37gr
W3= 4 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 37 = 13 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 37 - 4 = 33 gr
W 1−W 2
Kadar air ¿ x100%
W 2−W 3
13
×100 %
= 33
=39.39%
S7
W1= 50 gr
W2= 34 gr
W3= 5 gr
Berat air : (W1-W2) = 50 - 34 = 16 gr
Berat tanah kering : (W2-W3) = 34 - 5 = 29 gr
W 1−W 2
Kadar air ¿ x100%
W 2−W 3
16
×100 %
= 29
=55.17%

S 1+ S 2+ S 3+ S 4 +S 5+ s 6 +s 7
Kadar air rata-rata =
jumlah sampel

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 14


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

5+13 .88+17 .94 +27 . 7+36 .6 +39 .3+55 . 17


=
7
=27.94%

VII. PELAPORAN
Kadar air dilaporkan dalam persen dengan ketelitian dua angka dibelakang
koma.

VIII. CATATAN
1. Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan pengeringan dapat
dilakukan dengan cara :
a. Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan
organic atau bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan dapat
dilakukan diatas kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan
spritus. Penimbangan dan pengeringan dilakukan berulang – ulang,
sehingga setelah tiga kali penimbangan terakhir telah tercapai berat
konstan.
b. Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah
terbakar, maka tidak dilakukan pengeringan dengan cara dibakar dengan
spritus, tapi harus dikeringkan dengan kompor dengan temperatur tidak
lebih dari 60° C.
2. Masing – masing contoh harus dipakai cawan yang diberi tanda dan tidak
boleh sampai tertukar.
3. Untuk tiap contoh harus dipakai minimal 3 cawan, sehingga kadar air dapat
diambil rata – ratanya.
4. Susunlah benda uji didalam oven harus diatur sehingga pengeringan tidak
terganggu, serta saluran udara harus dibuka.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 15


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

SKEMA PROSEDUR PELAKSANAAN


PENGUJIAN KADAR AIR

Menyiapkan Benda Uji Menyiapkan Peralatan

Masukkan Tanah ke Dalam Cawan

Timbang Benda Uji dan Cawan


Menggunakan Timbangan

Oven selama ± 24 jam

Timbang Benda Uji

Pengolahan Data

Penarikan Kesimpulan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 16


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

IX. ANALISIS DATA

PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH


Sampel Satu (1) Sampel Dua (2)
Berat Contoh Basah + Cawan : 50 gr Berat Contoh Basah + Cawan : 50 gr
Berat Contoh Kering + Cawan : 48 gr Berat Contoh Kering + Cawan : 45 gr
Berat Cawan : 8 gr Berat Cawan : 9 gr
Berat Air : 2 gr Berat Air : 5 gr
Berat Tanah Kering : 40 gr Berat Tanah Kering : 36 gr
Kadar Air : 5% Kadar Air : 13.88%
Sampel Tiga (3) Sampel Empat (4)
Berat Contoh Basah + Cawan : 50 gr Berat Contoh Basah + Cawan : 50 gr
Berat Contoh Kering + Cawan : 43 gr Berat Contoh Kering + Cawan : 40 gr
Berat Cawan : 4 gr Berat Cawan : 4 gr
Berat Air : 7 gr Berat Air : 10 gr
Berat Tanah Kering : 39 gr Berat Tanah Kering : 36 gr
Kadar Air :17.94% Kadar Air : 27.7%
Sampel Lima (5) Sampel Enam (6)
Berat Contoh Basah + Cawan : 50 gr Berat Contoh Basah + Cawan : 50 gr
Berat Contoh Kering + Cawan : 39 gr Berat Contoh Kering + Cawan : 37 gr
Berat Cawan : 9 gr Berat Cawan : 4 gr
Berat Air : 11 gr Berat Air : 13 gr
Berat Tanah Kering : 30 gr Berat Tanah Kering : 33 gr
Kadar : 36.6% Kadar Air : 39.39 %
Sampel Tujuh (7)  
Berat Contoh Basah + Cawan : 50 gr  
Berat Contoh Kering + Cawan : 34 gr  
Berat Cawan : 5 gr  
Berat Air : 16 gr  
Berat Tanah Kering : 29 gr  
Kadar Air : 55.17%  
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 17
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Kadar Air Rata-Rata adalah 27.94%

X. KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan ,maka didapatkan kadar air tiap sampel adalah :
a) Sampel 1 kadar air yang didapatkan adalah 5 %
b) Sampel 2 kadar air yang didapatkan adalah 13.88 %
c) Sampel 3 kadar air yang didapatkan adalah 17.94 %
d) Sampel 4 kadar air yang didapatkan adalah 27.73 %
e) Sampel 5 kadar air yang didapatkan adalah 36.6 %
f) Sampel 6 kadar air yang didapatkan adalah 39.39 %
g) Sampel 7 kadar air yang didapatkan adalah 55.17 %
Kadar air rata-rata pada pengujian kali ini adalah 29.94%. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tanah ini memiliki kadar air yang tidak terlalu besar. Faktor-faktor
yang mempengaruhi banyaknya kadar air dalam tanah adalah banyaknya curah hujan
atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan
langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan
organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum
tanah atau lapisan tanah.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 18


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

DOKUMENTASI

Gambar 2.1 Sampel Sebelum Di Oven

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 19


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Gambar 2.2 Sampel Ketika Akan Di Oven

JOB 3
BERAT JENIS TANAH
(PB-0108-76)
(AASTHO T-100-74)
(ASTM D-854-58)
Hari / tanggal : Selasa, 21 Mei 2019
Jam : 13.30 WIB - Selesai
Kelompok / Gel : II (dua) / 12 (Dua belas)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah

I. TUJUAN
1. Untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran lewat saringan
No.4 dengan picnometer.
2. Dapat memahami tentang berat jenis tanah.

II. DASAR TEORI


Berat jenis tanah sering juga disebut specific gravity, dapat dinyatakan
sebagai perbandingan antara berat isi butir tanah dengan berat isi air. Nilai
daripada berat isi butir tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dengan
volumenya. Sedangkan berat isi air adalah perbandingan antara berat air dengan
volume airnya, biasanya mendekati nilai 1 g/cm3 . Jika terdapat keadaan dimana
volume butiran tanah sama dengan volume air, maka dengan demikian berat jenis
tanah dapat diambil sebagai perbandingan, diukur pada suhu tertentu, antara berat
butir tanah dengan berat air suling.

III. PERALATAN
1. Picnometer dengan kapasitas maksimum 100 ml atau botol ukur dengan
kapasitas minimal 50 ml.
2. Desicator

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 20


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110
± 5)℃.
4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gr.
5. Thermometer ukuran 0° - 50° dengan ketelitian pembacaan 1°.
6. Saringan No. 4, 10, 40 dan penadahnya.
7. Botol berisi air suling.
8. Bak perendam.
9. Pompa hampa udara (vacuum, 1 – 1,05PK) atau tungku listrik (hot plate)
IV. BENDA UJI
Benda uji yang harus dipersiapkan sebagai berikut:
1. Saringlah benda yang akan diperiksa dengan saringan No. 4 jika bahan
tersebut terdiri dari butir yang tertahan pada saringan No. 4, maka
pemeriksaan berat jenis harus dilakukan menurut pemeriksaan PB-0202-
76. Jika bahan yang akan diperiksa mengandung campuran butir yang
tertahan dan yang lewat dari saringan No. 4 tersebut maka berat jenis butir
yang tertahan pada saringan No. 4 diperiksa menurut pemeriksaan PB-
0108-76.
2. Berat jenis bahan adalah harga rata – rata (sebanding dengan presentase
berat kering masing – masing ukuran) yaitu yang dicantumkan pada
pemeriksaan PB-0201-76. Untuk pemeriksaan berat jenis yang akan
dipakai sebagai pembantu untuk pemeriksaan hidrometer, maka contoh
harus dipilih yang melalui saringan No. 10. Benda uji dalam keadaan
kering oven tidak kurang dari 10 gr untuk botol ukur, 50 gr untuk
picnometer.
3. Keringkan benda uji pada 105° – 110 ℃ dan didinginkan dengan
desicator.

V. CARA MELAKUKAN
1. Cuci picnometer dengan air suling dan dikeringkan. Timbang picnometer
dan tutupnya dengan timbangan ketelitian 0,01gr(W1).
2. Masukkan benda uji kedalam picnometer dan timbang bersama tutupnya
dengan ketelitian 0,01(W2).
3. Tambahkan air suling sehingga picnometer terisi dua pertiga. Untuk bahan
mengandung lempung diamkan benda uji terndam selama 24 jam.
4. Didihkan isi picnometer dengan hati – hati selama 10 menit, dan
miringkan botol sekali sekali untuk membantu mempercepat pengeluaran
udara yang tersekap.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 21


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

5. Dalam hal ini menggunakan pompa vakum tekanan udara didalam


picnometer atau botol ukur tidak boleh dibawah 100 mm Hg. Kemudian
isilah picnometer dengan air suling dan biarkan picnometer beserta isinya
untuk mencapai suhu konstan, tambahkan air suling seperlunya sampai
tanda batas atau sampai penuh. Tutuplah picnometer keringkan bagian
luarnya dan timbangdengan ketelitian 0,01 gr (W3). Ukur suhu dari
picnometer dengan ketelitian 10℃.
6. Bila isi picnometer belum diketahui maka tentukan isinya sebagai berikut:
kosongkan picnometer dan bersihkan , isi picnometer dengan air suling
yang suhunya sama dengan suhu pada C dengan ketelitian 1℃ dan pasang
tuutpnya. Keringkan bagian luarnya lalu timbang dan dikoreksi terhadap
suhu, lihat cacatan (W4).
7. Pemeriksa dilakukan ganda (double)

VI. PERHITUNGAN

W 2−W 1
Gs =
( W 4−W 1 )−(W 3−W 2)

Keterangan :
W1: Berat picnometer = 172 gram
W2: Berat picnometer dan tanah kering = 222 gram
W3: Berat picnometer, tanah, dan air = 692 gram
W4: Berat picnometer dan air = 668 gram

W 2−W 1
Gs =
( W 4−W 1 )−(W 3−W 2)
222−172
= (668−172 )−(692−222)
50
= 26
= 1,92 gram/cm3

VII. CATATAN
1. Picnometer dibersihkan, dikeringkan dan beratnya dicatat (W1).
Picnometer diisi air suling dan dimasukkan ke dalam bejana air pada suhu
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 22
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

25℃, sesudah isi botol mencapai suhu 25℃ tutupnya dipasang. Bagian
luar picnometer dikeringkan dan picnometer beserta airnya ditimbang
(W25).
2. Dari nilai (W25) yang ditentukan pada suhu 25 ℃, susunlah table harga
(W4) untuk suatu urutan suhu kira – kira antara 18℃ sampai dengan 31℃
harga rata – rata (W4) dihitung sebagai berikut:
W4 : W25 x K
W4 : Berat picnometer dan air yang sudah dikoreksikan.
W25 : Berat picnometer dan air pada suhu 250 ℃.
K : Faktor koreksi (daftar N0. 1).
3. Faktor koreksi : K
4. Suhu :T
5. Untuk benda uji kering yang sudah ditumbuk dan diayak harus
dimasukkan kedalam oven kembali sampai beratnya konstan.
6. Untuk benda uji tanpa pengeringan oven harus diketahui berat keringnya
dengan perhitungan kadar air dan berat isi adalah sebagai (W2 – W1).

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 23


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

SKEMA PROSEDUR PELAKSANAAN


PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH

Siapkan Tanah

Ambil Tanah yang Sudah Kering

Ayak Menggunakan Saringan No. 10

Timbang Benda Sebanyak 10 gram

Oven Selama ± 24 jam

Masukkan Tanah Kedalam Picnometer 1/3 Bagian,


Timbang Benda Uji dan Picnometer Panaskan di atas Hot
Plat

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


A 24
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Masukkan Air ke Dalam Picnometer Hingga 2/3 Bagian


Panaskan di atas Hot Plat

Masukkan Benda Uji ke dalam Desicator

Tambahkan Air sampai Leher Picnometer

Pelaporan Hasil Pengujian

Masukkan ke Dalam Water Bath

Timbang Benda Uji

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 25


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Timbang Benda Uji

Keluarkan Air dan Tanah dari Dalam Picnometer

Bersihkan Picnometer

Isi Air Suling ke Dalam Picnometer

Pengolahan Data

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 26


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

VIII.ANALISIS DATA

PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH (GS)


Lokasi : Tunggul Hitam
Bor : Hand bor
Tanggal : Minggu, 21 Juli 2019
Berat Picnometer + Contoh W2 : 222 gram
Berat Picnometer W1 : 172 gram
Berat Contoh (Wt) W2 – W 1 : 50 gram
Suhu :-
Berat Picnometer + Air + Contoh W3 : 692 gram
0
Berat Picnometer + Air pada C W4 : 668 gram
W5 = W2 - W1 + W4 : 718 gram
Isi Tanah W5 – W3 : 26 gram
Wt 50
BeratJenis(Gs ) W 5−W 3 = 718−692 =1,92 gram/ cm3

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 27


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

IX.KESIMPULAN
Berat jenis merupakan besaran yang membandingkan berat butiran tanah
terhadap volume yang ditempatinya.Nilai berat jenis atau specific gravity dari sampel
tanah yang diuji adalah GS = 1,92 gr/cm3 , dengan kemungkinan tanah tersebut
adalah tanah organic.
Tipe of soil Gs
Sand 2,65  – 2,67
Silty Sand 2,67  –  2,70
Inorganic silt 2,70 – 2,80
Soil with micas or iron 2,75 –  3,00
Organic Soil < 2,00

Faktor – faktor yang mempengaruhi berat jenis adalah kandungan organic


tanah, struktur tanah, berat isi tanah dan topografi. Semakin dalam tanah maka Gs
nya semakin tinggi. 

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 28


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

DOKUMENTASI

Gambar 3.1 Sampel pada picnometer

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 29


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Gambar 3.2 Proses penambahan air pada picnometer

Gambar 3.3 Pendiaman picnometer selama 24 jam

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 30


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Gambar 3.4 Proses Pendidihan

JOB 4
ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR DAN HALUS
(PB-0201-76)
(AASTHO T-27-74)
(ASTM C -136-46)
Hari / tanggal : Senin, 22 Juli 2019
Jam : 13.00 WIB-Selesai
Kelompok / Gel : II (dua) / 15 (Dua belas)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah

I. TUJUAN
Untuk menentukan pembagian butiran (gradasi) agregat kasar dan halus
dengan menggunakan saringan.

II. PERALATAN
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,1% dari benda uji.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 31


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

2. Satu set sarinagan 4.75 mm ( 4” ), 2,38 mm ( 8” ), 1.6 mm ( 12” ), 0.84


mm( 20” ), 0.6 mm ( 30” ), 0.42 mm ( 40” ), 0.36 mm ( 50” ), 0.177 mm (
80” ), 0.149 mm( 100” ), 0.074 mm ( 200” ).
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu.
4. Alat pemisah contoh.
5. Mesin pengguncang saringan.
6. Talam, kuas, sikat kuningan, sendok dll

III. BENDA UJI


1. Ukuran maksimum 4” : 4 gr
2. Ukuran maksimum 8” : 17 gr
3. Ukuran maksimum 12” : 4 gr
4. Ukuran maksimum 20” : 25 gr
5. Ukuran maksimum 30” : 35 gr
6. Ukuran maksimum 40” : 62 gr
7. Ukuran maksimum 50” : 122 gr
8. Ukuran maksimum 80” : 126 gr
9. Ukuran maksimum 100” : 43 gr
10. Ukuran maksimum 200” : 49 gr
11. Ukuran maksimum pan : 13 gr
Jumlah agregat yang dipakai 500 gr

IV. CARA MELAKUKAN


1. Benda uji dikeringkan dalam oven (110 ,5)0C.
2. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling
besar ditempatkan dipaling atas. Benda uji diayak dengan mesin ayakan
selama 15 menit.

V. PERHITUNGAN
Hitunglah persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing
saringan terhadap berat total benda uji.
 Saringan No. 4 (4,75 mm)
Berat masing-masing tertinggal : 4 gr
Berat jumlah tertinggal : 4 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 32


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

4
= 500 x 100%
= 0,8%
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 0.8%
= 99,2%

 Saringan No. 10 (2 mm)


Berat masing-masing tertinggal : 17 gr
Berat jumlah tertinggal : 21 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%
21
= 500 x 100%
= 4,2%
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 4,2%
= 95,8%

 Saringan No. 12 (1,6 mm)


Berat masing-masing tertinggal : 4 gr
Berat jumlah tertinggal : 25 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%
25
= 500 x 100%
= 5%
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 5 %
= 95%
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 33
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

 Saringan No. 20 (0,84 mm)


Berat masing-masing tertinggal : 25 gr
Berat jumlah tertinggal : 50 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%
50
= 500 x 100%
= 10 %
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 10%
= 90%

 Saringan No. 30 ( 0,6 mm)


Berat masing-masing tertinggal : 35gr
Berat jumlah tertinggal : 85 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%
85
=
500 x 100%
= 17%
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 17%
= 83%

 Saringan No. 40 (0,42mm)


Berat masing-masing tertinggal : 62 gr
Berat jumlah tertinggal : 147 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 34


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

147
= 500 x 100%
= 29,4 %
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 29,4%
=70,6%

 Saringan No.50(0,36mm)
Berat masing-masing tertinggal : 122 gr
Berat jumlah tertinggal : 269 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%
269
= 500 x 100%
= 53,8 %
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 53,8%
= 46,2%

 Saringan No. 80(0,177 mm)


Berat masing-masing tertinggal : 126 gr
Berat jumlah tertinggal : 395 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%
395
= 500 x 100%
= 79 %
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 79%
= 21%

 Saringan No. 100 (0,149 mm)


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 35
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Berat masing-masing tertinggal : 43 gr


Berat jumlah tertinggal : 438 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%
438
= 500 x 100%
= 87,6 %
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 87,6%
= 12,4%

 Saringan No. 200 (0,074 mm)


Berat masing-masing tertinggal : 49 gr
Berat jumlah tertinggal : 487 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%
487
= 500 x 100%
= 97,4%
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 97,4%
= 2,6%

 Pan
Berat masing-masing tertinggal : 13 gr
Berat jumlah tertinggal : 500 gr
berat jumlah tertinggal
% jumlah tertinggal = x
berat total
100%
500
= 500 x 100%
= 100 %
% jumlah melalui = 100% - % jumlah tertinggal
= 100% - 100%
= 0%
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 36
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

SKEMA PROSEDUR PELAKSANAAN


ANALISA SARINGAN

Siapkan Tanah

Penimbangan Tanah

Oven Tanah Selama ± jam

Pengayakan
Bersihkan ayakan dan susun sesuai urutannya, ayak
selama 15 menit

Penimbangan

Pencatatan Data
Hitung presentase berat benda uji di atas ayakan
tertahan berat total

Perhitungan dan Pelaporan


Hitung presentase tanah dan buat nilai dalam persen

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 37


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

ANALISA PEMBAGIAN BUTIRAN


Tanggal : Rabu, 19 Juni 2019
Kelompok : II (dua)

BERAT
BERAT
MASING- JUMLAH JUMLAH
UKURAN JUMLAH
MASING
SARINGAN KETER
TERTINGG TERTING TERTINGG MELALU
ANGAN
AL GAL AL I
(%)
IN
CH Mm Gram Gram % %
I
4 4,75 4 4 0,8 99,2 99
8 2,38 17 21 4,2 95,8 96
12 1,6 4 25 5 95 95
20 0,84 25 50 10 90 90
30 0,6 35 85 17 83 83
40 0,42 62 147 29,4 70,6 71
50 0,36 122 269 53,8 46,2 46
80 0,177 126 395 79 21 21
100 0,149 43 438 87,6 12,4 12
200 0,074 49 487 97,4 2,6 3
Pan 13 500 100 0 0

Berat Total Contoh : 500 Gram

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 38


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Grafik Analisa Saringan

120

100
Jumlah Melalui(%)

80

60

40

20

0
0.01 0.1 1 10
Ukuran Saringan(mm)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 39


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan pratikum analisa saringan ini, dapat diperoleh pembagian butiran
( Gradasi) agregat halus dengan menggunakan saringan dari perhitungan persentase
berat bends uji yang tertahan diatas masing-masing saringan terhadap berat total
benda uji.
Pada saringan no 4 : jumlah tertinggal 0,8%
Pada saringan no 10 : jumlah tertinggal 4,2%
Pada saringan no 12 : jumlah tertinggal 5%
Pada saringan no 20 : jumlah tertinggal 10%
Pada saringan no 30 : jumlah tertinggal 17%
Pada saringan no 40 : jumlah tertinggal 29,4%
Pada saringan no 50 : jumlah tertinggal 53,8%
Pada saringan no 80 : jumlah tertinggal 79%
Pada saringan no 100 : jumlah tertinggal 87,6%
Pada saringan no 200 : jumlah tertinggal 97,4%
Pan : jumlah tertinggal 100%

Dengan analisa lolos ayakan tersebut dapat diketahui kualitas baik buruknya
agregat tersebut.Sebaliknya jika semakin banyak agregat yang tertahan dalam
saringan berdasarkan kriteria nomor saringan maka dapat disimpulkan bahwa
kualitas kehalusan agregat tersebut buruk.Oleh karena itu, maka angka kualitas
kehalusan agregat sangat mempengaruhi baik buruknya kualitas gradasi agregat.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 40


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

DOKUMENTASI

Gambar 4.1 Proses penyaringan tanah dengan saringan

Gambar 4.2 Tanah setelah disaring

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 41


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

JOB 5
UKURAN BUTIR TANAH DENGAN HIDROMETER
PB - 0107 – 76
Hari : Senin, 22 Juli 2019
Waktu : 11.40 WIB - Selasai
Kelompok / Gel : II (dua) / 5 (Lima)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah

I. TUJUAN
Untuk menentukan pembagian ukuran butir dari tanah yang lewat saringan No.
10, atau dapat menentukan ukuran butir tanah yang lebih kecil/partikel-partikel kecil.

II. DASAR TEORI


Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis
suatu zat cair. Nilai massa jenis suatu zat cair dapat diketahui dengan membaca
skala pada hidrometer yang ditempatkan mengapung pada zat cair. Hidrometer
terbuat dari tabung kaca. Agar tabung kaca terapung tegak di dalam zat cair,
bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbale. Diameter bagian bawah
tabung kaca dibuat lebih besar supaya volume zat cair yang dipindahkan
hydrometer lebih besar. Dengan demikian, dihasilkan gaya ke atas yang lebih
besar dan hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair. Tangkai tabung kaca
didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda yang dipindahkan (sama
artinya dengan perubahan kecil dalam massa jenis zat cair) menghasilkan
perbahan besar pada kedalaman tangkai yang tercelup di dalam zat cair. Ini
berarti perbedaan bacaan pada skala untuk berbagai jenis zat cair menjadi lebih
jelas.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 42


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

III. PERALATAN
1. Hidrometer denagn skala konsentrasi ( 5 - 60 gr/lt) atau untuk pembacaan
berat jenis campuran (0,995 – 1,038)
2. Tabung gelas ukur 1000 ml dengan diameter ± 6,5 cm
3. Termometer C-50°C ketelitian 0,1°C
4. Pengaduk mekanis dan mangkok dispersi
5. Saringan No. 10, 20, 80, 100, 200
6. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
7. Oven dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi (1100 ± 5)°C
8. Tabung gelas ukuran 50 ml dan 100 ml
9. Batang pengaduk dari gelas
10. Stop watch

IV. BENDA UJI


Benda uji disiapkan dengan cara mempersiapkan contoh PB-0105-76 atau
PB-0106-76 atau secara langsung seperti berikut :
1. Jenis – jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua
butirannya lebih halus dari saringan No. 2,00 mm (No. 10). Dalam hal ini
benda uji tidak perlu disaring dengan saringan No. 2,00 (No. 10).
2. Jenis – jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung banyak
butiran yang lebih kasar dari saringan 2,00 mm (No. 10). Keringkan
contoh diudara sampai bisa disaring. Ambil benda uji yang bisa lewat
saringan No. 2,00 (No. 10). Keringkan contoh diudara terbuka sampai
bisa disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan 2,00 mm (No. 10)
3. Tentukan kadar airnya untuk menentukan berat benda uji sesuai PB-0106-
76

V. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Rendamlah benda uji tersebut dengan 100 ml air suling dan bahan
dispresi (Sodium Hexametaphospat) sebanyak 100 ml, aduklah sampai
merata dengan pengaduk gelas dan biarkan terendam selama 24 jam.
2. Sesudah perendaman pindahkan campuran semuanya kedalam mangkok
pengaduk dan tambahkan air suling / air bebes mineral sampai kira – kira
setengah penuh. Aduklah campuran selama 15 menit.
3. Pindahkan campuran semuanya kedalam tabung gelas ukur dan
tambahkan air suling / air bebas mineral sampai campuran menjadi 100

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 43


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

ml. Tutuplah rapat – rapat mulut tabung tersebut dengan telapak tangan,
kocoklah dalam arah mendatar selama 1 menit
4. Segera setelah dikocok letakkan tabung denga hati – hati dan masukkan
hidrometer. Biarkan hidrometer terapung bebas, tekanlah stop watch.
Bacalah pada puncak meniscusnya dan catatlah pembacaan – pembacaan
itu sampai 0,5 gr / lt yang terdekat atau 0,001 berat jenis (Rh). Sesudah
pembacaan menit ke-2, angkatlah hidrometer dengan hati hati, cuci
dengan air suling, dan masukkan kedalam tabung yang berisi air suling
yang bersuhu sama seperti suhu tabung percobaan.
5. Masukkan kembali hidrometer dengan hati – hati kedalam tabung dan
lakukan percobaan hidrometer pada saat 5, 15, dan 30 menit 1, 4 dan 24
jam. Sesudah setiap pembacaan cuci dan kembalikan hidrometer kedalam
tabung air suling. Lakukan proses memasukkan dan mengangkat
hidrometer masing selama 10 detik
6. Ujur suhu, sekali dalam 15 menit yang pertama dan kemudian pada setiap
pembacan berikutnya.
7. Sesudah pembacaan terakhir, pindahkan campuran kedalam saringan No.
200 dan cucilah sampai air pencucinya jernih dan biarkan air ini mengalir
terbuang. Fraksi yang tertinggal diatas saringan No. 200 harus
dikeringkan dan dilakukan pemeriksaam saringan dengan cara
pemeriksaan Analisa Saringan agregat halus dan kasar PB-0201-76.

VI. CATATAN
1. Bahan – bahan dispresi yang dipakai adalah :
a. Larutan Waterglass (Sidium Silicate) dengan berat jenis ± 1.023
b. Larutan Sodium Hexamethapospat yang mengandung 33 gram Sodium
Hexamethapospat dan 7 gram Anhydrous Sodium Carbonate per liter
larutan harus diperbarui sebulan sekali.
2. Hr dalam efektif dari hidrometer didapatkan dari rumus :
Vh
Hr = HI + 0,5 (h ) cm
A
Hr : Jarak dari pembacaan Rh keleher Hidrometer (lihat nomogram) cm
h : Tinggi kepala dari leher sampai dasar kepala
vh: Kepala Hidrometer
HI : Berat Hidrometer

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 44


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

A :Luas penampang silinder ukur cm² didapat dengan membagi volume


silinder ( 1000 cm³ dengan jarak antara tanda 0 dan 1000 )
Kalibrasi Hidrometer dan Silinder Ukur
Untuk setiap hidrometer dan silinder ukur yang berlainan diperlukan
kalibrasi yang dilakukan sebagai berikut :
1. Tentukan volume kepala hidrometer (Vh) dengan menimbang
hidrometer sampai 0,1 gram yang terdekat. Catat berat ini sebagai
volume dalamml dari kepala hidrometer.
2. Tentukan luas penampang silinder 1000 ml dengan mengukur jarak
antara dua garis pembagi skala dengan jarak yang diukur itu untuk
mendapatkan luas penampang (A)
3. Ukur dan catat jarak H dari tanda kalibrasi yang terendah pada tangkai
hidrometer ke tiap – tiap tanda kalibrasi utama lainnya (Rh)
4. Ukur dan catat jarak (r) dari leher kepala sampai tanda kalibrasi yang
terdekat
5. Hitung HI = H + r untuk masing – masing tanda kalibrasi Rh
6. Ukur tinggi kepala dari leher dampai dasar kepala. Bila kepalanya
simetris catat jarak h sama dengan dua kali jarak dari leher kepala
sampai kepusat volumenya
7. Hitung dalam efektif Hr cm yang sesuai dengan masing 0 masing tanda
kalibrasi utama Rh dari rumus :
Hr = HI + 0,5 ¿ )
8. Gambarkan hubungan antara Hr dan Rh sebagai lengkungan halus
9. Koreksi K merupakan jumlah koreksi – koreksi yaitu koreksi meniscus
(km) koreksi bahan dispresi (ka) dan koreksi suhu (kt). Nilai K yang
tercantum dalam table 1 hanya berlaku untuk konsentrasi bahan dipresi
yang diberikan diatas dan untuk hidrometer dengan diameter 0,5 cm
10. Bahan dipersi yang mudah didapat di Indonesia adalah Waterglass yang
ternyata cukup memuaskan. Bila dalam penggunaan waterglass tidak
berhasil dapat digunakan Sodium Hexamethapospat (calgon).

VII. PERHITUNGAN
1. Perhitungan analisa saringan dapat dilakukan seperti dalam cara
pemeriksaan PB-0201-76
2. Dari pembacaan Rh tentukan diameter dengan menggunakan nomogram
terlampir

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 45


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

3. Hitung persen berat dari butiran yang lebih kecil dari diameter rumus –
rumus berikut:
a. Untuk hidrometer dengan pembacaan 5 – 60 gr/lt
a(Rh+ K )
P= x 100
W3
b. Untuk hidrometer dengan pembacaan berat jenis 0,995 -1,038. 1606
A (Rh+ K−1)
P= x 100
W3
Bila benda uji yang diambil adalah tanah yang mengandung fraksi diatas
sringan No.10 hitunglah persen seluruh contoh lebih dari (D), dengan rumus :
Persen seluruh lebih kecil = P x persen melalui saringan No. 10.
Perhitungan :
( Rh+ K )
Diketahui :% Mengendap = x 100 %
Berat Kering
Berat Kering = 80 gram
Berat Jenis = 1,92
( Rh+ K )
 % Mengendap : x 100 %
Berat Kering
 % Mengendap =
40+(−0,7)
80
x 100 %
= 49,1%
% Mengendap seluruh contoh = 50,9%

 % Mengendap =
40+(−0,7)
80
x 100 %
= 49,1%
% Mengendap seluruh contoh = 50,9%

40+(−0,7)
 % Mengendap = 80
x 100 %
= 49,1%
% Mengendap seluruh contoh = 50,9%

37 +(−0,3)
 % Mengendap = 80
x 100 %
= 45,8%

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 46


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

% Mengendap seluruh contoh = 54,2%

36 +(−0,3)
 % Mengendap = 80
x 100 %
= 42,1%
% Mengendap seluruh contoh = 57,9%

 % Mengendap =
35 +(−0,3)
80
x 100 %
= 43,3%
% Mengendap seluruh contoh = 56,7 %

 % Mengendap =
34 +(−0,3)
80
x 100 %
= 42,1 %
% Mengendap seluruh contoh = 57,9%

 % Mengendap =
32 +(−0,3 )
80
x 100 %
= 39,6 %
% Mengendap seluruh contoh = 60,4 %

 % Mengendap =
31 +(−0,3 )
80
x 100 %
= 38,3 %
% Mengendap seluruh contoh = 61,7 %

 % Mengendap =
25 +(−0,3)
38
x 100 %
= 30,8%
% Mengendap seluruh contoh = 69,2 %

VIII. PELAPORAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 47
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Dilaporkan dalam bentuk grafik


1. Butir 2 mm %
2. Pasir Kasar 0,2 – 0,42 mm %
3. Pasir Halus 0,42 – 0,074 mm %
4. Lanau 0,074 – 0,002

SKEMA PROSEDUR PELAKSANAAN


ANALISA HIDROMETER

Siapkan Tanah

Keringkan dengan Cahaya Matahari dan Pisahkan

Pengayakan
Bersihkan Ayakan dan Susun sesuai Urutannya,
Kemudian Ayak Tanah Tersebut

Penimbangan

Masukkan air dan Larutan Sodium Hexametaphospat ke


Dalam Gelas Ukur Kemudian Aduk sampai Larut

Masukkan Tanah ke Dalam Gelas Ukur dan Diamkan


Selama ± 24 Jam
Aduk Campuran Tersebut Sampai Homogen

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 48


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Masukkan Tanah ke Dalam Gelas Ukur dan Diamkan


Selama ± 24 Jam
Aduk Campuran Tersebut Sampai Homogen

Lakukan Pembacaan Hydrometer pada Suhu ¼ Menit


Pertama Kemudian Diamkan Benda Uji Tersebut

Lakukan Pembacaan Hydrometer pada Suhu ¼ Menit


Pertama Kemudian Diamkan Benda Uji Tersebut

Ulangi Pembacaan Hydrometer pada Waktu 0.5, 1, 2, 5,


10, 15, 30, 45, 60 Menit

Pengolahan Data

Pelapor Hasil Pengujian

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 49


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

IX. ANALISA DATA HIDROMETER


Lokasi : Laboratorium Mekanika Tanah
Tanggal : Selasa, 23 Juli 2019
Berat Kering : 80 gr
Berat jenis : 2 gr/ cm3

Persentase % Lewat
Saringan Berat Jumlah Terhadap
Tertahan berat Tertahan Lewat Seluruh
tertahan Contoh
4 0 0 0 100 99
10 1 1 3,2 96,8 95
20 17 18 54,8 45,2 93
40 4 22 12,9 87,1 82
80 3 25 9,6 90,4 63
100 3 28 9,6 90,4 87
200 2 30 6,7 93,3 86
DEBU 1 31 3,2 96,8 95

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 50


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

% Mengendap
Pembacaan Diameter Pembacaan % Mengendap
Waktu Suhu Koreksi Kalibrasi Terhadap
Pukul (Jam) o Hidrometer (D) Terkoreksi ( Rh+ K )
(Menit) C (K) (a) x 100 % Seluruh
(Rh) (mm) (Rh+K) Berat Kering
Contoh
12.35 0,5 30 40 0,0625 -0,7 39,3 1,10 49,1 50,9
12.35,5 1 30 40 0,0450 -0,7 39,3 1,10 49,1 50,9
12.36,5 2 30 40 0,0310 -0,7 39,3 1,10 49,1 50,9
12.39,5 5 29 37 0,0210 -0,3 36,7 1,10 45,8 54,2
12.44,5 10 29 36 0,0140 -0,3 35,7 1,10 44,6 55,4
12.49,5 15 29 35 0,0120 -0,3 34,7 1,10 43,3 56,7
13.04,5 30 29 34 0,00860 -0,3 33,7 1,10 42,1 57,9
13.19,5 45 29 32 0,00710 -0,3 31,7 1,10 39,6 60,4
13.34,5 60 29 31 0,00625 -0,3 30,7 1,10 38,3 61,7
16.35 24 jam 29 25 0,00340 -0,3 24,7 1,10 30,8 69,2
Catatan :

Berat Kering = 80 gr

JURUSAN TEKNIK SIPIL 51


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Berat Jenis Water Glass Hexa metha pospat


Koreksi a Suhu oC Koreksi K Suhu oC Koreksi K
2,90 0,95 20 -0,5 20 -3,0
2,85 0,96 21 -0,2 21 -2,7
2,80 0,97 22 +0,2 22 -2,3
2,75 0,98 23 +0,5 23 -2,0
2,70 0,99 24 +0,8 24 -1,7
2,65 1,00 25 +1,2 25 -1,3
2,60 1,01 26 +1,5 26 -1,0
2,55 1,02 27 +2,0 27 -0,5
2,50 1,04 28 +2,4 28 -0,1
2,45 1,05 29 +2,8 29 -0,3
2,40 1,10 30 +3,2 30 -0,7
NILAI-NILAI HASIL FAKTOR KOREKSI
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

IX. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan hidrometer maka didapatkan diameter butiran tanah yang
mendekati ukuran sebenarnya. Hal ini akan lebih jelas apabila telah dimasukkan kedalam
grafik pembagian butiran tanah.
Dengan menggunakan larutan sodium hexamethaphospat yang berfungsi sebagai
pemisah butiran tanah menurut keadaan sebenarnya. Setelah dicek dengan menggunakan
rumus ukuran diameter yang didapat jauh sekali perbedaannya hal ini disebabkan karena
penarikan nilai rh yang kurang jelas serta kurang akuratnya grafik yang ada. Semakin
beragam jenis tanah yang didapatkan maka akan berpengaruh pada daya ikat tanah tersebut
sehingga daya dukung tanah semakin tinggi.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 53


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

DOKUMENTASI

Gambar 5.1 Proses pengadukan

Gambar 5.2 Proses pencampuran tanah dengan Sodium Hexametapospat

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 54


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Gambar 5.3 Proses memasukkan air

GAMBAR 5.4 TABUNG HIDROMETER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 55


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

JOB 6
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)
PB-0109-76
(AASTHO T-89-74) (ASTM D-423-66)
Hari / Tanggal : Rabu, 24 Juli 2019
Jam : 13.30 WIB - Selesai
Kelompok /Gel : II (dua) / 12 (Dua belas)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah

I. TUJUAN PERCOBAAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu Tanah pada
keadaan batas cair. Batas cair ialah kadar air batas dimana suatu Tanah berobah dari
keadaan air menjadi palstis.

II. DASAR TEORI


Batas cair(LL), didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas antara keadaan cair
dan keadaan plastis, yaitu batas atas dari daerah plastis.
Berdasarkan kadar air yang dikandung tanah, tanah dapat dipisahkan ke dalam 4
(empat) keadaan dasar, yaitu :
1. Padat ( solid )
2. Semi padat ( semi – solid )
3. Plastis ( plastic )
4. Cair ( liquid )
Dari pengujian ini dapat diketahui batas Plastis atau keadaan antar plastis dan semi
padat (Plastis Limit), batas cair yaitu batas atau keadaan antara cair dan plastis (Liquid
Limit),dan batas susut yaitu keadaan antara semi padat dan padat (Shrinkage
Limit). Batas-batas tersebut lebih dikenal dengan batas-batas Atterberg (Atterberg
Limits).
Batas cair adalah kadar air dalam persen berat kering,dimana kedua penampang
tanah yang hampir bersentuhan tetapi tidak saling melimpahi satu terhadap yang lainnya,
ketika dalam cawan mengalami pukulan dari arah bawah. Dalam pengujian ini hasil-
hasilnya sangat dipengaruhi oleh unsur manusia. Untuk menghilangkan faktor inimaka
digunakan piranti yang dibakukan (Standardized Mechanical Device) atau (A.
Casagrande 1932a).

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 56


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

III. PERALATAN
1. Alat batas cair standar
2. Alat pembuatan alur (Groving Tool)
3. Sendok Dempul
4. Pelat kaca 45x45x0.9 cm
5. Neraca dengan ketelitian 0.01 gr
6. Cawan kadar air minimal 4 bh
7. Spatula dengan panjang 2,5 cm
8. Botol tempat air suling
9. Air suling
10. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai (110± 5 ¿℃

IV. BENDA UJI


Benda uji disiapkan sesuai dengan cara mempersiapkan seperti berikut :
1. Jenis-jenis Tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua butirannya
lebih halus dari saringan No. 60. Dalam hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan
dan tidak perlu disaring dengan saringan No. 60.
2. Jenis-jenis Tanah yang mengandung batu atau mengandung banyank butiran yang
lebih kasar dari saringan No. 60 keringkan contoh Tanah diudara terbuka sampai
bisa disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan No. 60.

V. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Letakkan 100 gr benda uji yang sudah dipersiapkan dalam pelat kaca pengaduk
2. Dengan mempergunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan
menambahkan air suling sedikit demi sedikit homogen
3. Setelah contoh menjadi campuran yang merata, ambil sebahagian benda uji ini
dan letakkan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaannya sedemikian
sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal ± 1cm
4. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan
menggunakan alat pembuat alur (Grooving tool) melalui garis tengah pemegang
mangkok dan simetris. Pada waktu membuat alur posisi alat pembuat alur
(Grooving tool) harus tegak lurus permukaan mangkok
5. Putarlah alat, sehingga mangkok naik / jatuh dengan kecepatan 2 putaran perdetik.
Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan
sepanjang kira-kira 1.25 cm dan catat jumlahnya waktu bersinggungan
6. Ulangi pekerjaan (3) sampai dengan (5) beberapa kali sampai diperoleh jumlah
pukulan yang sama, hal ini dimksudkan untuk meyakinkan apakah pengaduan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 57


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

contoh sudah betul-betul merata kadar airnya. Jika ternyata pada 3 kali percobaan
telah jumlah pukulan ± sama, maka ambillah benda uji langsung dari mangkok
pada alur, kemudian masukkan kedalam cawan yang telah dipersiapkan dan
periksalah kadar airnya
7. Kembalikan benda uji keatas kaca pengaduk, mangkok alat batas cair bersihkan.
Benda uji diaduk kembali dengan merobahkadar airnya. Kemudian ulangi langkah
(2) sampai (6) minimal 3 kali berturut-turut dengan fariasi kadar yang berbeda,
sehingga diperoleh perbedaan jumlah pukulan sebesar 8 – 10.

VI. PERHITUNGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 58
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

1. Jumlah Pukulan = 10 pukulan


Berat Sampel Basah + Cawan (gr) (W1) = 35 gr
Berat Sampel Kering + Cawan (gr) (W2) = 24 gr
Berat Cawan (gr) (W3) = 16 gr
Berat Air (gr) = W1 – W2
= 24 - 16
= 8 gr

Berat Tanah Kering = W2 – W3


= 16 - 5
= 11 gr

W 1−W 2
Kadar Air (%) = x 100 %
W 2−W 3
8
= x 100 %
11
=72,72%

2. Jumlah Pukulan = 20 pukulan


Berat Sampel Basah + Cawan (gr) (W1) = 31 gr
Berat Sampel Kering + Cawan (gr) (W2) = 21 gr
Berat Cawan (gr) (W3) = 5 gr
Berat Air (gr) = W1 – W2
= 31 – 21
= 10 gr

Berat Tanah Kering = W2 – W3


= 21 – 5
= 16 gr

W 1−W 2
Kadar Air (%) = x 100 %
W 2−W 3
10
= x 100 %
16
= 62,5 %

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 59


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

3. Jumlah Pukulan = 30 pukulan


Berat Sampel Basah + Cawan (gr) (W1) = 35 gr
Berat Sampel Kering + Cawan (gr) (W2) = 25 gr
Berat Cawan (gr) (W3) = 5 gr
Berat Air (gr) = W1 – W2
= 35 - 25 gr
= 10gr

Berat Tanah Kering = W2 – W3


= 25 – 5
= 20 gr

W 1−W 2
Kadar Air (%) = x 100 %
W 2−W 3
10
= x 100 %
20
= 50%

4. Jumlah Pukulan = 40 pukulan


Berat Sampel Basah + Cawan (gr) (W1) = 37 gr
Berat Sampel Kering + Cawan (gr) (W2) = 27 gr
Berat Cawan (gr) (W3) = 5 gr
Berat Air (gr) = W1 – W2
= 37 – 27
= 10 gr

Berat Tanah Kering = W2 – W3


= 27 – 5
= 22 gr

W 1−W 2
Kadar Air (%) = x 100 %
W 2−W 3
10
= x 100 %
22
= 45,45 %

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 60


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Jumlah Seluruh Kadar Air


Kadar Air Rata – Rata =
Banyak Sampel
=
4¿
72 ,72 +62 , 5+50+45 , 45 ¿ ¿
¿
= 57,6%

VII. CATATAN
1. Alat-alat yang dipakai harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan harus dalam
keadaan kering.
a. Periksa tinggi jatuh mangkok, alat batas cair apakah sudah tepat 1.0 cm
mangkok harus bersih, kering dan tidak goyang.
b. Alat pembuat alur harus bersih, kering dan tidak aus.
c. Cawan kadar air yang akan dipakai diberi tanda kemudian ditimbang untuk
menentukan beratnya.
2. Beberapa jenis lempung akan mengalami kesulitan untuk diaduk dan kadang-
kadang jika terlalu banyak atau lama pengadukannya akan berobah sifat. Agar
pengadukan dapat dilakukan lebih mudah dan lebih cepat, maka adukan disimpan
dulu dan ditutup dengan kain basah atau contoh yang telah disiapkan direndam
dulu selama 24 jam
3. Beberapa jenis tanah lempung menunjukkan bahwa pada waktu pemukulan
ternyata bersinggungan alur disebabkan karena kedua bagian massa tanah diatas
mangkok bergeser terhadap permukaan mangkok, sehingga jumlah pukulan yang
didapat lebih kecil. Jumlah pukulan yang betul adalah jika proses berimpitnya
dasar alur disebabkan massa tanah seolah-olah mengalir dan bukan karena
tergeser. Kalau ternyata terjadi pergeseran, maka percobaan harus diulangi
beberapa kali dengan kadar air berbeda, dan kalau masih terjadi pergeseran ini
maka harga batas cair ini tidak dapat diperoleh.
4. Selama berlangsungnya percobaan pada kadar air tertentu, benda uji tidak boleh
dibiarkan mengering atau terjadi perobahan kadar air
5. Untuk memperoleh hasil yang teliti, maka jumlah pukulan diambil antara 40 – 30,
30 – 20, 20 – 10 sehingga akan diperoleh 3 titik
6. Alat pembuat alur Cassagrande dipergunakan untuk tanah cohesive, alat pembuat
alur ASTM untuk tanah kepasiran.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 61


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

SKEMA PROSEDUR PELAKSANAAN


BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)

Letakkan 100 gram benda uji di plat kaca

Aduklah benda uji menggunakan spatula dan menambahka


n air suling sedikit demi sedikit

Sebagian benda uji diletakkan diatas mangkok penguji bata


s cair, ratakan permukaannya dengan ketebalan ± 1cm

Buatlah alur dengan membagi 2 benda uji didalam mangko


k tersebut menggunakan grooving tool

Putarlah alat penguji benda cair tersebut dengan 10, 20, 30


hingga 40 ketukan sambil diambil data nya

Ulangi pekerjaan yang sama dengan merubah kadar air nya


.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 62


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

VIII. KESIMPULAN

Setelah melakukan pengujian ini kita dapat menyimpulkan bahwa nilai batas plastis
dapat dilihat dari besaran kadar air dalam persen yang ditentukan dari pukulan pada
pengujian batas plastis,maka nilai kadar air tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yaitu
57,6 %.
Dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada 10 pukulan diperoleh kadar air sebesar :72,72 %,
2. Pada 20 pukulan diperoleh kadar air sebesar :62,5 %,
3. Pada 30 pukulan diperoleh kadar air sebesar :50 %,
4. Pada 40 pukulan diperoleh kadar air sebesar :45,4 5%.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 63


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

DOKUMENTASI

Gambar 6.1 Proses pengetukan

Gambar 6.2 Hasil pengetukan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 64


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Gambar 6.3 Penimbangan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 65


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

JOB 7
BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)
PB-0110-76
(AASTHO T-90-74)(ASTM D-424-74)
Hari / Tanggal : Rabu , 24 Juli 2019
Jam : 11.00 WIB-Selesai
Kelompok / Gel : II (dua) / 12 (Dua belas)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah

I. TUJUAN
Batas plastis merupakan kadar air minimum dimana tanah dalam keadaan plastis,
maka tujuan dari praktikum ini ialah untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas plastis.

II. PERALATAN
a. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
b. Cawan ladar air minimal 2 buah
c. Pelat kaca 45x45x0.9 cm
d. Sendok dempul panjang 12,5 cm
e. Batang pembanding dengan diameter 3mm panjang 10 cm
f. Air suling
g. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)ºC
h. Botol tempat air suling

III. BENDA UJI


Benda uji disiapkan sesuai dangan cara mempersiapkan contoh PB-0105-78
dan PB-0106-76 atau pada kadar air asli sebanyak ±20 gram.

IV. PROSEDUR PELAKSANAAN


a. Letakkan benda uji diatas pelat kaca kemudian diaduk sehingga kadar airnya
merata
b. Timbang berat cawan
c. Setelah kadar air cukup merata ,buatlah bola bola tanah dari benda uji seberat 8
gram , kemudian ambil sedikit demi sedikit dan lakukan penggelengan dengan
telapak tangan. Penggelengan dilakukan dengan kecepatan 80-90 gelengan
permenit.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 66


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

d. Lakukan penggelengan sampai benda uji membentuk cacing dengan diameter


3mm dan terjadi retak rambut.
e. Masukkan benda uji kedalam cawan kemudian ditimbang dengan neraca
ketelitian 0,01 gram.
f. Kemudian masukkan cawan kedalam oven selama 24 jam.
g. Setelah 24 jam cawan ditimbang kembali

V. DASAR TEORI
Suatu hal yang penting pada tanah berbutir halus adalah sifat plastisitasnya.
Plastisitas disebabkan oleh adanya partikel mineral lempung dalam tanah. Istilah
plastisitas menggambarkan kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan
bentuk pada volume yang konstan tanpa retak-retak atau remuk.
Bergantung pada kadar air, tanah dapat berbentuk cair, plastis, semi padat,
atau padat. Kedudukan fisik tanah berbutir halus pada kadar air tertentu disebut
konsistensi. Konsistensi bergantung pada gaya tarik antara partikel mineral
lempung. Sembarang pengurangan kadar air menghasilkan berkurangnya tebal
lapisan kation yang menyebabkan bertambahnya gaya tarik partikel. Bila tanah
dalam kedudukan plastis, besarnya jaringan gaya antar partikel akan sedemikian
hingga partikel bebas menggelincir antara satu dengan yang lain, dengan kohesi
yang tetap terpelihara.

VI. ANALISA DATA


Tentukan kadar air rata – rata sebagai harga batas cair.
No. Cawan =1
Berat Sampel Basah + Cawan (gr) (W1) = 15
Berat Sampel Kering + Cawan (gr) (W2) = 13
Berat Cawan (gr) (W3) =9
Berat Air (gr) = W1 – W2
= 15-13
= 2 gr

Berat Tanah Kering = W2 – W3


= 13-9
= 4 gr

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 67


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

W 1−W 2
Kadar Air (%) = x 100 %
W 2−W 3
15−13
= x 100 %
13−9
2
= x 100 %
4
= 50%

No. Cawan =2
Berat Sampel Basah + Cawan (gr) (W1) = 17
Berat Sampel Kering + Cawan (gr) (W2) = 14
Berat Cawan (gr) (W3) =9
Berat Air (gr) = W1 – W2
= 17 - 14
= 3 gr

Berat Tanah Kering = W2 – W3


= 14 - 9
= 5 gr

W 1−W 2
Kadar Air (%) = x 100 %
W 2−W 3
17−14
= x 100 %
14−9
3
= x 100 %
5
= 60 %

Jumlah Seluruh Kadar Air


Kadar Air Rata – Rata = %
Banyak Sampel
50+60
= %
2
= 55%

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 68


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

BATAS-BATAS ATTERBERG

Tipe Tes LL LL LL LL PL PL
No. Cawan 1 2 3 4 1 2
Jumlah Pukulan 10 20 30 40
Berat Sampel Basah + Cawan (gr) 35 31 21 37 17 15
Berat Sampel Kering + Cawan (gr) 25 21 16 27 14 13
Berat Cawan (gr) 5 5 5 5 9 9
Berat Air (gr) 12 11 10 9 1 1
Berat Tanah Kering (gr) 20 16 11 22 5 4
Kadar Air (%) 72,72 62,5 50 45,45 50 60
Rata-rata(%) 57,6 55

80
72.72
70
62.5
60

50 50
45.45
40

30

20

10

0
10 20 30 40
IP = LL – PL
= 57,6 – 55
= 2,6%

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 69


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

VII. KESIMPULAN

Setelah melakukan pengujian ini dapat disimpulkan bahwa nilai batas cair dapat
dilihat dari besaran kadar air dalam persen yang ditentukan dari nilai kadar air yang
diperoleh adalah 55 % hal ini didapat pada saat pengujian benda uji pada plat
kaca,dimana benda uji tersebut mengalami retak rambut.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 70


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

VIII. DOKUMENTASI

Gambar 7.1 Sampel tanah batas plastis

Gambar 7.2 Proses membuat gulungan tanah


berbentuk cacing

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 71


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

JOB 8
KEPADATAN
PB-0111-76
(AASTHO-99-74) (ASTM D-1556-70)
Hari / Tanggal : Selasa, 23 Juli 2019
Jam : 13.00 WIB-Selesai
Kelompok / Gel : II (dua) / 12 (Dua belas)
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah

I. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan Tanah dengan memadatkan didalam cetakan silinder berukuran tertentu
dengan menggunakan alat penumbuk 2.5 kg (5.5 lbs) dan tinggi jatuh 30 cm (12”).
Pemeriksaan kepadatan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Cara A : Cetakan diameter 102 mm (4”) bahan lewat saringan 4.75 mm (No.4)
2. Cara B : Cetakan diameter 152 mm (6”) bahan lewat saringan 4.75 mm (No.4)
3. Cara C : Cetakan diameter 102 mm (4”) bahan lewat saringan 19 mm (3/4)
4. Cara D : Cetakan diameter 102 mm (6”) bahan lewat saringan 19 mm (3/4)

II.DASAR TEORI
Pemadatan merupakan usaha untuk mempertinggi kerapatan tanah dengan
pemakaian energi mekanis untuk menghasilkan pemampatan partikel.Dilaboratorium,
contoh uji untuk mendapatkan pemadatan dengan menggunakan daya tumbukan (atau
dinamik), alat penekan.
Beberapa keuntungan yang didapat dengan adanya pemadatan ini adalah :
1. Berkurangnya penurunan permukaan tanah yaitu vertikal didalam masa tanah itu
sendiri akibat berkurangnya angka pori
2. Bertambahnya kekuatan tanah
3. Berkurangnya penyusutan karena berkurangnya volume akibat berkurangnya
kadar air dari nilai patokan pada saat pengeringan.
Kerugian utamanya adalah bahwa pemuaian (bertambahnya kadar air).

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 72


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

III. PERALATAN
1. Cetakan diameter 102 mm (4”) kapasitas 0.000943 ↓0.000098 m3 (0.0333↓
0.0003 cu fe) dengan diameter dalam 161.6 ↓ 0.406 mm (4.000” ↓ 0.016”)
tinggi 116.43 ↓ 0.1270 mm (4.584 ↓ 0.005”)
2. Cetakan diameter 152 mm (6”) kapasitas 0.002124 – 0.00021 m 3 (0.07500-
0.00075 cu fe) dengan diameter dalam 152.4 – 0.660 mm (6.000” – 0.24”)
tinggi 116.43-0.1270 mm (4.584-0.005”). Cetakan harus dari logam yang
mempunyai dinding teguh dan dibuat teguh dan dibuat sesuai dengan ukuran
diatas. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung, dibuat dari bahan yang
sama dengan tinggi lebih kurang 60 mm (2 2/3) yang dipasang kuat dan dapat
dilepaskan. Cetakan yang telah dipergunakan beberapa lama sehingga tidak
memenuhi syarat toleransi diatas masih dapat dipergunakan bila toleransi
tersebut tidak dilampaui lebih dari 50%.
3. Alat tumbuk tangan dari logam yang mempunyai permukaan tumbuk rata
diameter 50.8 – 0.27 mm (2.000” – 0.005”) berat 2.485 – 0.009 kg (5.50 – 0.02
lb) dilengkapi dengan selubung yang bisa mengatur tinggi jatuh secara bebas
setinggi 304.8 – 1.524 mm (12.00” – 0.006”). Selubung harus sedikitnya
mempunyai 2x4 buah lobang udara yang berdiameter tidak lebih kecil dari 9.5
mm (3/8”) dengan poros tegak lurus satu sama lainberjarak19 mm dari kedua
ujung selubung harus cukup longgar sehingga batang penumbuk dapat jatuh
bebas tidak terganggu.
4. Dapat juga dipergunakan alat tumbuk mekanis dari logam yang dilengkapi alat
pengontrol tinggi jatuh bebas 304.8 – 1.524 mm (12.00” – 0.06”) dan dapat
membagi-bagi tumbukan secara merata diatas permukaan. Alat penumbuk harus
mempunyai permukaan tumbuk yang rata berdiameter 50.8 – 0.127 mm (2.000”
– 0.85”) dan berat 2.495 – 0.009 kg (5.50 – 0.02 lb)
5. Alat pengeluar contoh
6. Timbangan kapasitas 11.5 kg dengan ketelitian 5 gr
7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu umtuk memanasi sampai (110 –
5)oC
8. Alat perata besi (Straight edge) panjang 25 cm salah satu sisi memanjang harus
tajam dan sisi lain datar (0.01 dari panjang)
9. Saringan 50 mm (2”) 8 mm (3/4”) dan 4.75 mm (No. 40)
10. Talam, alat pengaduk dan sendok.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 73


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

IV. BENDA UJI


1. Bila contoh tanah yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan basah,
keringkan contoh Tanah tersebut sehingga menjadi gembur. Pengembangan
dapat dilakukan diudara atau dengan alat pengering lain dengan suhu tidak lebih
dari 60oC. Kemudian gumpalan Tanah tersebut ditumbuh tapi butir Tanah asli
tidak pecah.
2. Tanah yang sudah gembur disaring dengan saringan No. 4 untuk cara A dan B
dengan saringan 13 mm (3/4”) untuk cara C dan D.
3. Jumlah contoh yang sesuai untuk masing-masing cara pemeriksaan adalah
sebagai berikut :
a. Cara A sebanyak 5 kg
b. Cara B sebanyak 5 kg
c. Cara C sebanyak 5 kg
d. Cara D sebanyak 5 kg
4. Benda uji dibagi menjadi 5 bagian dan tiap-tiap bagian dicampur dengan air yang
ditentukan dan diaduk sampai rata. Penambahan air diatur sehingga didapat
benda uji sebagai berikut :
a. 3 (tiga) contoh dengan kadar air kira-kira dibawah optimum
b. 3 (tiga) contoh dengan kadar air kira-kira diatas optimum

Perbedaan kadar air dari benda uji masing-masing antara 1 s/d 3 %

V. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Timbang cetakan diameter 102 mm (4”) dan keeping las dengan ketelitian 5 gr
(B1 gr)
2. Cetakan, leher dan keeping alas dipasang jadi satu, dan tempatkan pada landasan
yang kokoh.
3. Ambil salah satu dari kelima contoh diaduk dan dipadatkan didalam cetakan
dengan cara sebagai berikut : Jumlah seluruh Tanah dipergunakan harus tepat
sehingga tinggi kelebihan Tanah yang diratakan setelah leher sambung dilepas
tidak lebih dari 0.5 cm. Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2.5
kg (5.5 pound) dengan tinggi jatuh 30.5 cm (12”) Tanah dipadatkan dalam tiga
lapisan tiap-tiap lapisan dipadatkan dengan 25 tumbukan.
4. Potong kelebihan Tanah dari bagian keliling leher dengan menggunakan pisau
dan lepaskan leher sambung.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 74
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

5. Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan Tanah sehingga betul-betul


rata dengan permukaan cetakan.
6. Timbang cetakan berisi benda uji serta keeping alas dengan ketelitian 5 gr (B 2)
gr.
7. Keluarkan benda uji tersebut serta dengan mempergunakan alat pengeluar contoh
(exstruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruhan tingginya
untuk pemeriksaan kadar airnya (W) sesuai dengan PB-0210-76.

VI. PERHITUNGAN
1. Hitung berat isi basah dengan mempergunakan rumus sebagai berikut :
B2−B 1
γ= (gram/cm ³)
V
ɣ = Berat isi basah (gr/cm³)
B1 = Berat cetakan dan keeping alas (gr)
B2 = Berat cetakan, keeping alas dan benda uji (gr)
V = Isi cetakan (cm³)

Hitung berat isi kering dengan menggunakan rumus


berikut :
γ x 100
γd = ( gram/ cm³)
(100+W )
γd = Berat isi kering (gr/cm³)
W = Kadar air

a. Perhitungan Berat Isi :


 Sampel 1
- Berat Tanah Basah + Cetakan (B2) = 4.962 gr
- Berat Cetakan (B1) =3.570 gr
- Berat Tanah Basah = 1.392 gr
Untuk mencari volume :
Jari – jari = 5,35 cm
Tinggi = 11,6 cm
Volume = π r 2t
= 3,14x5,35x5,3 x11,6
= 1042,5 cm³
Berat Jenis (Gs) = 1,92 gr/cm³

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 75


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

B 2−B 1
Berat Isi Basah (ɣ) =
V
4. 962 −3 .570
= 1042, 5
= 1,33 gr/cm³
Untuk mencari Kadar Air (%) (W)
Berat Tanah Basah + Cawan (W1) = 50
Berat Tanah Kering + Cawan (W2) = 45
Berat Air (W1 – W2) = 50-45 gr
= 5 gr
Berat Cawan (W3) = 9 gr
Berat Tanah Kering (W2 – W3) = 45gr – 9 gr
= 36 gr

W 1−W 2
Kadar Air (%) (W) = x 100 %
W 2−W 3
5
= x 100 %
36
= 13,89%

γ x 100
Berat Isi Kering (ɣd) =
100+W
1,3 x 100
=
100+13,89
= 1,14gr/cm³

 Sampel 2
- Berat Tanah Basah + Cetakan (B2) = 5.068 gr
Berat Cetakan (B1) = 3.570 gr
Berat Tanah Basah =1,498 gr
Untuk mencari volume :
Jari – jari = 5,35 cm
Tinggi = 11,6 cm
Volume =3,14x5,35 x 5,35 x 11,6
= 1042,5 cm³
Berat Jenis (Gs) = 1,92 gr/cm³
B 2−B 1
Berat Isi Basah (ɣ) =
V
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 76
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

5 . 068−3.570
= 1042 , 5

= 1,43 gr/cm³
Untuk mencari Kadar Air (%) (W) :
Berat Tanah Basah + Cawan (W1) = 50 gr
Berat Tanah Kering + Cawan (W2) = 44 gr
Berat Air (W1 – W2) = 50 gr – 44 gr
= 6 gr
Berat Cawan (W3) = 9 gr
Berat Tanah Kering (W2 – W3) = 44 gr – 9 gr
= 35 gr

W 1−W 2
Kadar Air (%) (W) = x 100 %
W 2−W 3
6
= x 100 %
35
= 17,14%

γ x 100
Berat Isi Kering (ɣd) =
100+W
1,43 x 100
=
100+13,8
=1,25 gr/cm³

 Sampel 3
Berat Tanah Basah + Cetakan (B2) = 5.074 gr
Berat Cetakan (B1) = 3,570 gr
Berat Tanah Basah = 1,504 gr
Untuk mencari volume :
Jari – jari = 5,3 cm
Tinggi = 11,6 cm
Volume = π r 2t
=3,14x5,35 x 5,35 x 11,6
= 1042,5 cm³
Berat Jenis (Gs) = 1,92 gr/cm³
B 2−B 1
Berat Isi Basah (ɣ) =
V

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 77


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

5 . 074−3 ,570
= 1042, 5
= 1,44 gr/cm³

Untuk mencari Kadar Air (%) (W) :


Berat Tanah Basah + Cawan (W1) = 50 gr
Berat Tanah Kering + Cawan (W2) = 43 gr
Berat Air (W1 – W2) = 50 gr – 43 gr
= 7 gr
Berat Cawan = 9 gr
Berat Tanah Kering (W2 – W3) = 43 gr - 9 gr
= 34 gr

W 1−W 2
Kadar Air (%) (W) = x 100 %
W 2−W 3
50 gr −43 gr
= x 100 %
43 gr−9 gr
7 gr
= x 100 %
34 gr
= 20,58 %

γ x 100
Berat Isi Kering (ɣd) =
100+W
1 , 44 x 100
=
100+17,14
= 1,22 gr/cm³

 Sampel 4
Berat Tanah Basah + Cetakan (B2) = 5.082 gr
Berat Cetakan (B1) = 3,570 gr
Berat Tanah Basah = 1,512 gr
Untuk mencari volume :
Jari – jari = 5,3 cm
Tinggi = 11,6 cm
Volume = π r 2t
= 3,14x5,35x5,35x 11,6
= 1042,5 cm³
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 78
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Berat Jenis (Gs) = 1,92 gr/cm³


B 2−B 1
Berat Isi Basah (ɣ) =
V
5.082 gr−3,570 gr
=
1042,5
1.512 gr
=
1023,1
= 1,47 gr/cm³

Untuk mencari Kadar Air (%) (W) :


Berat Tanah Basah + Cawan (W1) = 50 gr
Berat Tanah Kering + Cawan (W2) = 42 gr
Berat Air (W1 – W2) = 50 gr - 42 gr
= 8 gr
Berat Cawan = 9 gr
Berat Tanah Kering (W2 – W3) = 42 gr - 9 gr
= 33 gr
W 1−W 2
Kadar Air (%) (W) = x 100 %
W 2−W 3

50 gr −42 gr
= x 100 %
42 gr −9 gr
8 gr
= x 100 %
33 gr
=24,24%

γ x 100
Berat Isi Kering (ɣd) =
100+W
1,47 x 100
=
100+20,5
=1,21 gr/cm³
 Sampel 5
- Berat Tanah Basah + Cetakan (B2) = 5.087 gr
- Berat Cetakan (B1) = 3,570 gr
- Berat Tanah Basah = 1,517 gr
Untuk mencari volume :
Jari – jari = 5,3 cm

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 79


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Tinggi = 11,6 cm
Volume = π r 2t
=3,14x 5,35 x 5,35 x11,6
= 1042,5 cm³

- Berat Jenis (Gs) = 1,92 gr/cm³


B 2−B 1
- Berat Isi Basah (ɣ) =
V
5.087−3,570
=
1042,5
1.517
=
1042,5
= 1,45 gr/cm³

Untuk mencari Kadar Air (%) (W) :


Berat Tanah Basah + Cawan (W1) = 50 gr
Berat Tanah Kering + Cawan (W2) = 41gr
Berat Air (W1 – W2) = 50 gr - 41 gr
= 9 gr

Berat Cawan = 9 gr
Berat Tanah Kering (W2 – W3) = 41 gr – 9 gr
= 32 gr

W 1−W 2
Kadar Air (%) (W) = x 100 %
W 2−W 3
50 gr −41 gr
= x 100 %
41 gr −9 gr
9 gr
= x 100 %
32 gr
= 28,12 %

γ x 100
Berat Isi Kering (ɣd) =
100+W
1,45 x 100
=
100+20,5

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 80


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

= 1,20 gr/cm³

VII. PELAPORAN
Gambarkan grafik berat isi kering terhadap kadar air dari hasil percobaan.
Kemudian gambarkan sebuah kurva yang halus yang paling mendekati dengan titik–titik
yang digambarkan dan tentukan berat isi kering maksimum dari kurva tesebut dengan
ketelitian 0.01 gr/cm³. Kadar air yang sesuai dengan berat isi kering maksimum ini
adalah kadar air optimum dan harus dicatat dengan ketelitian 0.5 %. Setelah diketahui W
optimum dan γd maksimum gambar Zero Air Void Line (ZAV) dengan rumus

Gs. γw
γZAV =
1+ Gs. W
γd= Berat isi kering (gr/cm³)
Gs = Berat jenis tanah
γw = Berat isi air (gr/cm³)
W = Kadar air (%)

SKEMA PROSEDUR PELAKSANAAN


KEPADATAN

Timbang cetakan berdiameter 102 mm (4”) dan keeping


alas dengan ketelitian 5 gram

Cetakan, leher dan keeping alas dipasang menjadi satu

Ambil salah satu dari kelima contoh diaduk dan dipadatkan


didalam cetakan

Tanah dipadatkan dalam tiga lapisan tiap-tiap lapisan


dipadatkan dengan 25 tumbukan.

Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 81


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan tanah


sehingga betul-betul rata dengan permukaan cetakan.

Penimbangan

Keluarkan benda uji tersebutdan potong sebagian kecil dari


benda uji untuk pemeriksaan kadar air(W)

VIII. ANALISIS DATA

PEMADATAN ( PROCTOR )
Proyek / Pekerjaan : Pemadatan
Lokasi : Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Bung Hatta

Berat tanah basah ( gr ) 2500 2500 2500 2500 2500


Penambahan air ( % ) 2 4 6 8 10
Penambahan air ( ML ) 50 100 150 200 250

Berat isi
Berat tanah basah +cetakan 4.962 5.068 5.074 5.082 5.087
Berat cetakan 3.570 3.570 3.570 3.570 3.570
Berat tanah basah 1.392 1.498 1.504 1.512 1.517
Isi cetakan 902,75 902,75 902,75 902,75 902,75
Berat isi basah ( γ ) (gr/cm3) 1,13 1,43 1,44 1,47 1,45
Berat isi kering ( γ d ) (gr/cm3) 1,14 1,25 1,22 1,21 1,20

Kadar air
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 82
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Berat tanah basah +cawan (gr) 50 50 50 50 50


Berat tanah kering +cawan (gr) 45 44 43 42 41
Berat air (gr) 5 6 7 8 9
Berat cawan (gr) 9 9 9 9 9
Berat tanah kering (gr) 36 36 34 34 34
Kadar air (%) 13,89 17,14 20,58 20,24 28,12

PEMADATAN
1.40
1.30
1.20
1.10
G(?d)

1.00
ERIN

0.90
TISIK

0
0 10 20 30 40 50
BERA

KADAR AIR ( % )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 83


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

IX. KESIMPULAN
Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air
tersebut akan berfungsi sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah. Untuk
usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila kadar air
dalam tanah  meningkat. Harap dicatat bahwa pada saat kadar air w = 0, berat volume
basah dari tanah adalah sama dengan berat volume keringnya.
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan
yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga
meningkat secar bertahapmpula.Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya
penambahan kadar air justru cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah.
Hal ini disebabkan karena air tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam
tanah yang sebetulnya dapat ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air
dimana harga berat volume kering maksimum tanah dicapai tersebut kadar air
optimum. Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk
mendapatkan berat volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah proctor
compaction (uji pemadatan Proctor).

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 84


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

DOKUMENTASI

Gambar 8.1 Proses pengadukan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 85


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
DELTI MASLIANA
LAPORAN PRAKTIKUM TOBING
MEKANIKA TANAH 1 1810015211172

Gambar 8.2 Proses pemadatan

Gambar 8.3 Proses pengeluaran

Gambar 8.4 Penimbangan tanah yang sudah dipadatkan


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 86
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA

Anda mungkin juga menyukai