Anda di halaman 1dari 3

2.1.

1 Etiologi Gagal Ginjal Kronik


Gagal ginjal kronis sering kali menjadi penyakit komplikasi dari penyakit lainnya,
sehingga dinamakan penyakit sekunder (secondary illness). Walau bagaimanapun,
penyebab utama GGK adalah diabetes dan tekanan darah tinggi. Diabetes terjadi
apabila kadar gula darah melebihi batas normal, yang menyebabkan kerusakkan
organ-organ vital tubuh seperti jantung dan ginjal, serta pembuluh darah, syaraf dan
mata. Tekanan darah yang tinggi atau hipertensi, terjadi apabila tekanan darah pada
pembuluh darah meningkat dan jika tidak dikawal, hipertensi bisa menjadi puncak
utama kepada serangan jantung, strok dan gagal ginjal kronik (NKF, 2010).

Menurut Indonesian Renal Registry (2015) penyebab gagal ginjal pasien


hemodialisis di Indonesia, yaitu :
a. Glumerulopati Primer/GNC 8%,
b. Nefropati Diabetika 22%,
c. Nefropati Lupus/SLE 1%,
d. Penyakit Ginjal Hipertensi 44%,
e. Ginjal Polikistik 1%,
f. Nefropati Asam urat 1%,
g. Nefropati obstruksi 5%,
h. Pielonefritis kronik/PNC 7%,
i. Lain-lain 8%,
j. Tidak Diketahui 3%.

2.1.2 Patofisiologi
Patofisiologi gagal ginjal kronis tergantung dari penyakit yang mendasarinya.
Perubahan massa ginjal dapat mengakibatkan hipertrofi sruktur dan fungsi nefron,
hal ini sebagai upaya kompensasi fungsi ginjal itu sendiri. Hal tersebut dipengaruhi
oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan growth factors yang mengakibatkan
terjadinya hiperfiltrasi, kemudian diikuti oleh peningkatan tekanan dan aliran darah
glomerulus. Proses adaptasi ini tidak berlangsung lama, akhirnyadiikuti oleh proses
maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masihtersisa. Proses ini akan diikuti oleh
penrunan fungsi nefron yangprogresif, walaupun penyakit dasarnya sudah tidak
aktif lagi. Adanyaaktifitas renin-angiotensin-aldosteron-intrarenal ikut
berkontribusiterhadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis, dan progresifitas tersebut.
Beberapa hal yang dianggap berperan terhadap terjadinya progresifitaspenyakit
ginjal kronik adalah albuminuria, hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia (Nurul
Hidayah, 2014).

Nefropati diabetika terjadi akibat adanya hambatan aliran pembuluh darah ke


ginjal, yang akan meningkatkan tekanan glomerular sehingga terjadi ekspansi
mesangial dan hipertrofi glomerular. Hal itu akan menyebabkan berkurangnya area
filtrasi glomerulus yang akan cenderung memicu terjadinya glomerulosklerosis
(Sudoyo dkk., 2009).

Tingginya tekanan darah pada pasien hipertensi sangat erat kaitannya dengan
penyakit ginjal. Hipertensi yang sudah berlangsung lama dapat mengakibatkan
perubahan struktur pada arteriol diseluruh tubuh yang ditandai dengan fibrosis dan
sklerosis dinding pembuluh darah. Salah satu organ sasaran dari keadaan ini adalah
ginjal. Tingginya tekanan darah juga menyebabkan perlukaan pada arteriol aferen
ginjal sehingga dapat terjadi penurunan filtrasi pada ginjal tersebut (NIDDK, 2016).

Pada stadium dini penyakit ginjal kronik, terjadi kehilangan daya cadang ginjal,
pada keadaan basal LFG masih normal atau malah meningkat. Kemudian secara
perlahan tapi pasti, akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif, yang
ditandai dengan peningkatan kadar serum urea dan kreatinin serum.Sampai pada
LFG sebesar 60%, pasien masih belum merasakan keluhan (asimptomatik), tapi
sudah terjadi peningkatan kadar serum urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG
30%, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti,nokturia, badan lemah, mual, nafsu
makan kurang dan penurunan berat badan. Sampai pada LFG di bawah 30%, pasien
memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti, anemia, peningkatan
tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah.
Pada LFG di bawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius,
Fungsi ginjal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya
dieksresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah dan uremia mempengaruhi
sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produksi sampah, maka gejala akan
semakin berat. dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal antara lain
dialisis atau transplantasi ginjal. Pada keadaan ini pasien dikatakan sampai pada
stadium gagal ginjal (Suwitra, 2010).

Anda mungkin juga menyukai