Anda di halaman 1dari 206

“EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”


(Studi Kasus Sekolah Menengah Atas Diponegoro I Rawamangun Jakarta Timur)

TESIS

Oleh
MOHAMAD TISNA
NIM : 21140110000013

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M / 1438 H
LEMBAR PENGESAHAN PENGUЛ

Tesis yallg berJudul ``Evaluasi Pelaksanakan Pelldekatan Sainti■ k Mata


Pelajaran Pendidikan Agama lslam"(Studi Kasus Sekolah Menengah Atas
DiponegoFO I Rawalllangun Jakarta Timur)yallg diulis oloh Mohal■lad Tisna dengall
Nomor hdik Mahasiswa 2H40110000013 telall dittikan pada sidang prolnOsi teds oleh

Fakultas 1lmu Tarbiyah dall Kegttan(FITK)UIN Syarif Hidvatl11lah Jakalta.pada hari

SemL tangga1 21 Agustus 2017.Tesis ini telall diperbaiki sesuai sTall‐ sttan pcllguJl,

J2止 alta 29 Agustus 2017

Til■ PenguJl
Ketua Progr脚
Dr.H.Sapiudin Shidiq,M,Ag
卜IIP,196703282000031001

PenguJl I
NaFna :Prof Dr.Ruslnin TLll■langgor,Ll.A
卜IIP :194701141965101001

Peng可 i
9′ %
笏´
ll

Nttma lE)ra.Nurlena Rifaiラ ト A.,Ph.D


I・

卜IIP :195910201986032001

Pengtti Ⅲ
Narna :Dr.H.Sapiudin Shidiq,M,Ag
NIP :196703282000031001

Pembimbing
7/

Nalllla :Dr.Jtten Musfah,M.A り 、g‐ 201


NIP :197706022005011004

Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
lJIN S idayttu1/Jよ arta

ProE Dr.
NIP.1 504 1982031007
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama Mohamad Tisna


Tempat/Tgl Lahir Bckasi,16 Maret 1985
NIM 21140110000013
Pr03Tanl Studi Magister Pendidikan Agama lslam
Judul Tesis ``EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM"
(Studi Kasus Sekolah Menengah Atas Diponcgoro I Rawamangun
Jakarta Timur)

Dosen Pembimbing Dr.Jtten Musfah,MA

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya
bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Jakarta,29 Agustus 2017

NIM。 21140110000013
ABSTRAK

Mohamad Tisna, NIM: 21140110000013, Evaluasi Pelaksanaan Pendekatan


Saintifik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas
Diponegoro 1 Rawamangun Jakarta Timur
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah guru sudah
menyusun RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan komponen
dan sistematika Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 103 Tahun 2014; (2) apakah guru sudah menerapkan pendekatan saintifik
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014; (3) bagaimana
persepsi siswa terhadap guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam
menerapkan pendekatan saintifik pada pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini
merupakan penelitian evaluasi model countenance Stake. Penelitian evaluasi ini
dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta pada bulan
November 2016 sampai dengan Mei 2017. Subjek pada penelitian ini adalah guru
Pendidikan Agama Islam serta siswa kelas XI MIPA 1 dan XI IIS 2 dengan jumlah
keseluruhan 64 siswa di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta. Data
dikumpulkan menggunakan teknik kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil evaluasi Komponen Antecendence RPP
yang disusun oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam penyusunan RPP
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Beriman kepada Hari Akhir dan
Beriman Kepada Qadha dan Qadar, sesuai dengan Permendikbud Nomor 103
Tahun 2014 dengan skor RPP 1 adalah 65 dengan persentase 67,7% dengan kriteria
sesuai, RPP 2 adalah 65 dengan persentase 67,7% (2) Hasil evaluasi komponen
aktualitas ketercapaian pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam kategori sesuai
adalah 74,5 % pada kelas XI MIPA 1 dan 71,8% pada kelas XI IIS 2. dan (3)
Komponen yang dievaluasi pada outcome yaitu hasil belajar PAI ada kesesuaian
antara hasil belajar PAI dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Kata kunci : evaluasi model countenance Stake, RPP, Kurikulum 2013, Pendekatan
Saintifik,

iii
ABSTRACT

Mohamad Tisna, NIM: 21140110000013, Evaluation Of Performance Of


Learning Using a Scientific Approach At Subject Of Islamic Education In
Diponegoro 1 High School Rawamangun Jakarta Timur
The objectives of this study are: (1) to examine whether the teachers have
arranged the Learning Plans in the subject of Islamic Education in accordance with
the components and system of Regulation of the Minister of Education and Culture
of the Republic of Indonesia Number 103, 2014; (2) to examine whether the
teachers have applied the scientific approach in accordance with the learning steps
in the Regulation of the Minister of Education and Culture of Republic of
Indonesia Number 103, 2014; and to examine (3) how the perception of students on
teachers in the subject of Islamic Education in terms of applying a scientific
approach in the performance of learning. The study is a countenance Stake model
evaluation. The countenance Stake model evaluation study was conducted in
Diponegoro 1 High School Jakarta from November 2016 to Mei 2017. The
Subjects of the study were teachers in subject of Islamic Education of 64 students
of the eleven class of MIPA 1 and the eleven class of IIS 2. Data were collected by
using questionnaires, observation, and documentation. The results of the study
indicate that: (1) The result of Antecendence component of the Learning Plans
arranged by the teachers in subject of Islamic Education are in accordance with the
components and system of the Learning Plans in the Regulation of the Minister of
Education and Culture of the Republic of Indonesia Number 103, 2014 with the
score for Learning Plans 1 was 65 (67,7%); (2) The result of Transaction
Component of the learning activities was 74,5% for the eleven class of MIPA 1 and
71,8% for the eleven class of IIS 2. (3) The result of outcome component was the
final result of learning with school standardization (KKM)

Keywords: learning plans, the 2013 curricula, scientific approach, student


perception
iv
1

IIS XI I MIPA ) XI

67.7 65
67.7 65
74.5
XI IIS 2 71.8 1
PAI PAI
(KKM).

v
KATA PENGANTAR

Bismillahir rahmanir rahim


Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan
kehadirat Illahi Rabbi, Tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq dan
hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya
ilmiah dalam bentuk Tesis yang berjudul “EVALUASI PELAKSANAAN
PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM”. Untaian sholawat dan butiran-butiran mutiara salam semoga mengalir
deras keharibaan sang kekasih, lentera dunia, penenang jiwa, pengobat qalbu dan
pemberi syafa‟at sepanjang masa (Nabi Muhammad SAW).

Penulisan Tesis ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh Gelar Magister Pendidikan Agama islam (M.P.d.I.) Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,
meskipun telah mengerahkan segala kemampuan dan pengetahuan secara maksimal
dan optimal. Karena memang kesempurnaan hanyalah milik zat yang Maha
sempurna. Penulis berharap tesis ini memiliki nilai bagi diri pribadi maupun bagi
para pembaca. Penulis juga sadar bahwa tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan
berbagai pihak tesis ini tidak akan dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih dan


penghargaan setinggi-tingginya kepada, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Ketua Program
Magister FITK, Dr. H. Sapiudin Shidiq, M.Ag. Serta seluruh dosen dan segenap
stap Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dr. Jejen Musfah, MA. Dan Dr. YayahNurmaliah, MA.
selaku pembimbing penulisan tesis yang telah memberikan bimbingan, petunjuk
dan saran yang sangat berguna dalam tesis ini. Hanny Atie Sumarni, S.Pd.,
Jamaluddin, S.Ag dan Dra. Tutik Alawiyah disela kesibukan mereka masih
menyempatkan diri untuk diwawancari guna penelitian tesis ini. Teman-teman
angkatan 2014 Magister Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sebagai tempat berdiskusi dan berdialog peneliti.

Secara khusus ucapan terima kasih yang tak terhingga pula kepada
ayahanda Muyan Almarhum dan Ibunda Mas‟udah, dan mertua kami ayahanda H.
Dasuki dan Ibunda Nurjanah kedua belah pihak sebagai orang tua tercinta yang
selalu memberikan doa restu dan motivasinya untuk penyelesaian tesis. Siti Fajriah,
S.Pd, istri tercinta yang selalu memberikan semangat dan motivasi dan bantuan
vi
yang tiada henti dalam proses penyelesaian tesis ini. Begitu juga dengan dua buah
hati kami tersayang Hilwatul Fauziyah dan Ahmad Hannan Dzahabi yang selalu
memberikan kehangatan kesegaran kembali ditengah kepenatan dan kecapean
dalam penyusunan tesis ini. Drs. H. Muhammad Khotib, Maswati, S.Pd, Isnah,
S.Pd dan Abdul Holir kakak-kakakku terhormat, tercinta dan tersayang selalu
mendukung dan mendoakan hingga selesai penyusunan tesis ini. Serta ponakanku
Ahmad zamaksyari, MA.Pd dan Mifathul Huda, S.Si yang selalu memotivasi agar
selasai tesis ini. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah memberikan bantuan dalam proses penyelesaian tesis ini.

Akhirnya, peneliti berharap semoga tesis ini dapat dijadikan sebagai acuan
untuk memberikan masukkan kepada guru dalam proses Evaluasi Pelaksanaan
Pendekatan Saintifik Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Semoga budi baik
dan bantuan dari semua pihak kepada peneliti mendapatkan ganjaran kebaikan
yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.

Jakarta, 29 Agustus 2017


Penulis,

Mohamad Tisna

vii
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain. Misalnya,


dari aksara Arab ke aksara Latin.
Berikut ini adalah Surat keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun 1987 - Nomor: 0543 b/u/1997 tentang Transliterasi
Arab-Latin yang peneliti gunakan dalam penulisan Tesis ini.

A. Konsonan
ARAB NAMA Latin KETERANGAN RUMUS*
‫ا‬ Alif - - -
‫ة‬ Ba‟ B Be -
‫ت‬ Ta‟ T Te -
Es dengan titk di 1e60 &
‫ث‬ Ṡ a‟ Ṡ
atas 1e61
‫ج‬ Jim J Je -
Ha dengan titik di 1e24 &
‫ح‬ Ḥa‟ Ḥ
bawah 1e25
‫خ‬ Kha Kh Ka dan ha -
‫د‬ Dal D De -
Zet dengan titik di 017b &
‫ذ‬ Żal Ż
atas 017c
‫ر‬ Ra‟ R Er -
‫ز‬ Zai Z Zet -
‫ش‬ Sin S Es -
‫ش‬ Syin Sy Es dan ye -
Es dengan titik di 1e62 &
‫ص‬ Ṣ ad Ṣ
bawah 1e63
De dengan titik di 1e0c &
‫ض‬ Ḍ aḍ Ḍ
bawah 1e0d
Te dengan titik di 1e6c &
‫ط‬ Ṭa Ṭ
bawah 1e6d
Zet dengan titik di 1e92 &
‫ظ‬ Ẓa Ẓ
bawah 1e93
Koma terbalik di
‫ع‬ „Ain „ „_
atas
‫غ‬ Gain G Ge
‫ف‬ Fa F Fa

viii
‫ق‬ Qaf Q Qi
‫ك‬ Kaf K Ka
‫ل‬ Lam L El
‫م‬ Mim M Em
‫ى‬ Nun N En
‫و‬ Wau W We
‫ه‬ Ha‟ H Ha
‫ء‬ Hamzah ‟ Apostrof _‟
‫ي‬ Ya‟ Y ye
*
Rumus hanya dipergunakan untuk font yang tidak ada di kibor komputer gunanya
untuk mempermudah. Rumus dioperasikan dengan cara mengetik kode yang tersedia lalu
klik alt+x (kode pertama untuk huruf kapital dan kode kedua untuk huruf kecil).

B. Vokal
1. Vokal Tunggal
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
‫َا‬ Fatḥ ah A A
‫ِا‬ Kasrah I I
‫ُا‬ Ḍ ammah U U
Contoh:
‫كتت‬: kataba dan ‫سئل‬: su‟ila

2. Vokal Rangkap
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
ْ‫ىَي‬ Fatḥ ah dan ya‟ sakin Ai A dan I
ْ‫ىو‬
َ Fatḥ ah dan wau sakin Au A dan U
Contoh:
‫كيف‬: kaifa dan َ = ḥ aula
َ‫حوْل‬
3. Vokal Panjang
Tanda
Nama Latin Keterangan Rumus
Vokal
‫ىَب‬ Fatḥ ah dan alif Ā A dengan garis di atas 100 & 101
‫ىِي‬ Kasrah dan ya‟ Ī I dengan garis di atas 12a & 12b
‫ىُو‬ Ḍ ammah dan wau Ū U dengan garis di atas 16a & 16b
Contoh:
َ‫قَبل‬ : qāla َ‫قِيْل‬ : qīla dan ُ‫يَ ُقوْل‬ : yaqūlu

ix
C. Ta’ Matrbuṭ ah
1. Transliterasi untuk ta‟ matrbuṭ ah hidup
Ta‟ matrbuṭ ah yang hidup atau yang mendapat harakat Fatḥ ah, Kasrah, dan
Ḍ ammah, transliterasinya adalah “T/t”.
2. Transliterasi untuk ta‟ matrbuṭ ah mati
Ta‟ matrbuṭ ah yang mati atau mendapat harakat sakin, transliterasinya adalah “h”.
Contoh:
‫طلحة‬ : ṭ alḥ ah.
3. Transliterasi untuk ta‟ matrbuṭ ah jika diikuti oleh kata yang menggunakan kata
sandang “al-” dan bacaannya terpisah maka ta‟ matrbuṭ ah ditransliterasikan dengan “h”.
Contoh:
‫روضة األطفبل‬ : rauḍ ah al-aṭ fāl
‫الودينة الونورة‬ : al-Madīnah al-Munawwarah

D. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydīd)


Transliterasi Syaddah atau Tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan tanda tasydīd (ّ‫)ى‬, dalam transliterasi dilambangkan dengan huruf yang sama
(konsonan ganda).
Contoh:
‫رثّنب‬ : rabbanā
‫نسّل‬ : nazzala

E. Kata sandang alif-lam “‫”ال‬


Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan hurug alif-lam
ma„rifah “‫”ال‬. Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas kata sandang
yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah.
1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan
bunyi yaitu “‫ ”ال‬diganti huruf yang sama dengan huruf yang mengikuti kata sandang
tersebut.
Contoh:
‫الرّجل‬ : ar-rajulu
‫السيّدة‬ : as-sayyidah
2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan
aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Huruf sandang ditulis
terpisah dengan kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda sambung (-).
Aturan ini berlaku untuk kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah maupun kata
sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah.
Contoh: ‫القلن‬ : al-qalamu ‫الفلسفة‬ : al-falsafah
F. Hamzah
x
Aturan transliterasi huruf hamzah yaitu menjadi apostrof (‟) hanya berlaku bagi
hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Bila hamzah terletak di awal kata, hamzah
tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
‫شيئ‬ : syai‟un ‫اهرت‬ : umirtu ‫النوء‬ : an-nau‟u

G. Huruf Kapital
Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi huruf
kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti keterangan-
keterangan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak menggunakan huruf
kapital kecuali jika terletak di awal kalimat.
Contoh:
‫وهب هحود إال رسول‬ : Wamā Muhammadun illā rasūl
Abū Naṣ īr al-Farābīl
Al-Gazālī
Syahru Ramaḍ ān al-lażī unzila fīh al-Qur‟ān

H. Lafẓ al-Jalālah (‫)اهلل‬


Kata Allah yang didahului dengan partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya, atau
berkedudukan sebagai muḍ āf ilaih (frasa nomina), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.
Contoh:
‫دينبهلل‬ : dīnullāh
‫ثبهلل‬ : billāh
Adapun ta‟ matrbuṭ ah di akhir kata yang betemu dengan lafẓ al-jalālah,
ditransliterasikan dengan huruf “t”.
Contoh:
‫ هن في رحوة اهلل‬: hum fī raḥ matillah

I. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia


Kata, istilah, dan kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat
yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah
lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis
dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas.
Misalnya kata al-Qur‟an dari al-Qur‟ān, Sunah dari sunnah. Kata al-Qur‟an dan sunah
sudah menjadi bahasa baku Indonesia maka ditulis seperti bahasa Indonesia. Namun, bila
kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi
secara utuh.
Contoh:
Fī ẓ ilāl al-Qur‟ān As-Sunnah qabl at-tadwīn

xi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................. i


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................. ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah ................................................................... 8
2. Pembatasan Masalah .................................................................. 8
3. PerumusanMasalah .................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI


A. Konsep Dasar Evaluasi .................................................................... 11
1. Pengertian Evaluasi .................................................................... 11
2. Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran ...................................... 15
B. Pendekatan Saintifik Pembelajaran PAI .......................................... 24
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 38
1. Perencanaan ................................................................................ 38
2. Pelaksanaan ................................................................................. 42

xii
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................. 47
E. Kerangka Konseptual ....................................................................... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


1. Metode Penelitian ............................................................................ 51
2. Fokus Penelitian............................................................................... 53
3. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 54
4. Sumber Data .................................................................................... 56
5. Teknik Analisis Data ....................................................................... 60
6. Pengecekan Kredibilitas Data .......................................................... 62

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS


A. Temuan Lapangan ........................................................................... 65
1. Evaluasi Countenance Stake ...................................................... 65
2. Hasil Temuan Wawancara ......................................................... 71
B. Analisis Temuan Lapangan ............................................................. 82
1. Analisis Kerangka Konseptual ................................................... 82
2. Analisis Evaluasi Countenance Stake RPP dalam
Implementasi Kurikulum 2013 .................................................. 84
3. Analisis Pelaksanaan Pendekatan Saintifik ................................ 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ...................................................................................... 102
B. Saran ................................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................. 108

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. : Hasil Belajar PAI Siswa Kelas XI ..................................................... 6


Tabel 1.2. : Hasil Survei Awal Perilaku Siswa ..................................................... 6
Tabel 2.1. : Kegiatan Inti Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013................................................................................. 28
Tabel 3.1. : Komponen-komponen RPP berdasarkan Permendikbud No. 103
Tahun 2014 ........................................................................................ 57
Tabel 4.1. : Hasil Analisis Penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud No.
103 Tahun 2014 ................................................................................. 65
Tabel 4.2. : Countenance Matrix Komponen Antecedent .................................... 66
Tabel 4.3. : Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 68
Tabel 4.4. : Countenance Matrix Komponen Antecedent .................................... 68
Tabel 4.5. : Hasil Belajar PAI .............................................................................. 70
Tabel 4.6. : Countenance Matrix Komponen Outcomes ...................................... 71

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. : Konsep Evaluasi Countenance....................................................... 19


Gambar 2.2. : Model Pengolahan Data Deskripsi ............................................... 22
Gambar 3.1. : Desain Penelitian dengan model Countenance Stake .................. 52
Gambar 3.2. : Alur Analisis Data ......................................................................... 62

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah aspek yang penting dalam sebuah negara, karena
pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan dan kemajuan sebuah
negara. Salah satu strategi untuk mempersiapkan generasi muda dan juga
generasi-generasi berikutnya agar siap menyongsong masa depan dalam keadaan
apapun adalah dengan memberlakukan perubahan kurikulum dari KTSP menjadi
Kurikulum 2013 yang berpegang teguh pada ranah sikap, pengetahuan dan juga
keterampilan, pemerintah ingin membentuk generasi muda yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif, sehingga nantinya siswa bisa sukses dalam menghadapi
berbagai persoalan dan tantangan memasuki masa depan yang lebih baik.
Salah satu perubahan dan pengembangan kurikulum yang terjadi adalah
untuk menghadapi pesatnya tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu
juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan kualitas moral bangsa. Pada tanggal
5 Desember 2014 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anis
Baswedan mengeluarkan Surat Menteri Nomor /MPK/KR/2014 yang berisi
pemberhentian Kurikulum Peraturan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013
ini pada sekolah-sekolah yang baru menerapkan satu semester, yaitu sejak tahun
pelajaran 2014/2015. Sekolah-sekolah tersebut dihimbau untuk kembali
menerapkan Kurikulum 2006 mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015.
Untuk sekolah-sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga
semester, yaitu sejak tahun pelajaran 2013/2014 akan tetap menerapkan Kurikulum
Sekolah-sekolah tersebut akan dijadikan sekolah pengembangan dan percontohan
penerapan Kurikulum Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 pembelajaran adalah proses interaksi
antar peserta dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan potensi mereka menjadi
kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup, serta perkembangan fisik dan
psikologis peserta didik. Oleh karena itu pengembangan pada Kurikulum 2013 ini
diharapkan dapat mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi sesuai
dengan tujuan di atas
Adapun penerapan Kurikulum 2013 di jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasari oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A
tahun 2013 yang berisi; Permendikbud No 54 tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan, Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses,
Permendikbud No 66 tahun 2013 tenang Standar Penilain, Permendikbud No 67

1
2

tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum SD-MI, Permendikbud No 68


tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum SMP-MTs, Permendikbud No 69
tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum SMA-MA. Terbaru pada tahun
2016 pemerintah mengeluarkan Permendikbud No 20 Tahun 2016 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Ketercapaian suatu pengembangan kurikulum di sekolah adalah kontribusi
dan kerja sama yang baik antara kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Pada
proses pelaksanaan pembelajaran di kelas guru menjadi salah satu kunci
pengembangan kualitas pendidikan. Oleh karena itu guru harus benar-benar
memahami konsep kurikulum yang diterapkan. Ketika guru benar-benar
memahami kurikulum tentunya proses belajar mengajar akan berjalan secara
efektif. Pada umumnya keberhasilan suatu program kegiatan yang dilakukan sangat
ditentukan seberapa besar kualitas perencanaan yang dibuatnya. Sebelum proses
belajar mengajar dilakukan, pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru yang
mengacu pada silabus. Oleh karena itu setiap guru harus menyiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara benar karena itu menjadi salah satu kunci
keberhasilan dalam implementasi kurikulum. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus,
buku teks pelajaran dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas
sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI,
KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan
pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar. Melalui
rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru secara tepat
proses pelaksanaan pembelajaran akan berjalan dengan efektif.
Bercermin dari kebijakan penerapan Kurikulum 2013 yang telah diuraikan di
atas, ada beberapa elemen perubahan esensial dalam kurikulum 2013,
diantaranya adalah penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Hal ini mengindikasikan bahwa pendekatan saintifik dianggap lebih efektif
dalam pembelajaran daripada pendekatan tradisional karena proses pembelajaran
harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.
Elemen perubahan lain yang dijadikan ajang perubahan dan penataan dalam
kaitannya dengan pengelolaan pembelajaran kurikulum 2013.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah salah satu bidang pokok
dalam implementasi Kurikulum 2013. Pada tingkat Sekolah Menengah,
Pendidikan Agama Islam mempunyai pembelajaran istimewa karena disaat mata
pelajaran lain melebur menjadi pembelajaran tematik, namun Pendidikan
Agama Islam masih tetap eksis menjadi mapel tersendiri, bahkan mengalami
3

peningkatan waktu pembelajaran menjadi 4 jam pembelajaran dalam satu


minggu. Keistimewaan lain bagi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah
penyematan label Pendidikan Budi Pekerti sejalan dengan tujuan Kurikulum
2013 yang berbasis karakter dan kompetensi.
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyikapi
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran
agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain
dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa. Dengan demikian Pendidikan Agama Islam
berperan sekali dalam membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah Subhanahu wata’aladengan mengamalkan ajaran agama dalam setiap
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara kaaffah.
Perintah untuk mejalankan kehidupan melalui jalan keselamatan (Islam)
sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala dalam surat Al Baqarah ayat 208:
ً‫ّيَا أَّيُهَا اّلَذِّينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي اّلّسِلْمِ كَافَة‬
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya….... (QS al-Baqarah: 208)

Jika diadaptasikan pada siswa, maka ayat di atas menunjukkan bahwa


seorang siswa muslim haruslah totalitas dalam melaksanakan seluruh ajaran Islam,
baik hablumminallah (hubungan dengan Allah Subhanahu wata’ala) maupun
hablumminannaas (hubungan dengan sesama manusia). Terkait dengang hubungan
kepada sesama manusia, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah
menyatakan dalam hadits
ِ‫س أَنْفَعُهُ ْم لِلناس‬
ِ ‫خَيْ ُر النا‬
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR.
Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di
dalam Shahihul Jami’ no:3289).

Oleh karena itu pembelajaran Pendidikan Agama Islam diorientasikan pada


pembentukan akhlak yang mulia, penuh kasih sayang, kepada segenap manusia
serta unsur alam semesta lainnya. Hal tersebut selaras dengan Kurikulum 2013
yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi yang utuh antara pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Selain itu, peseta didik tidak hanya diharapkan bertambah
pengetahuan dan wawasannya, tapi juga meningkat kecakapan dan
keterampilannya serta semakin mulia karakter dan kepribadiannya atau yang
berbudi pekerti luhur.
4

Diperkuat oleh pendapat Fertman and van Linden (2008:14), bahwa:


“character education as formal instruction in honesty, trust, cooperation, respect,
responsibility, hope, determination, and loyalty”. Pendidikan karakter merupakan
formal pembelajaran formal dalam kejujuran, kepercayaan, kerjasama, rasa hormat,
tanggungjawab, harapan, tekad, danloyalitas. Maknanya bahwa siswa harus
memiliki semua karakter tersebut dalam pembelajaran.
Sejalan dengan pemikiran tersebut, Thomas Lickona, et.al (2007:151)
meyatakan bahwa; “Most students to model caring, honesty, fairness,
responsibility, and respect for self and others though classroom discussions”.
Bahwa yang diinginkan dalam proses pembelajaran adalah siswa bisa menjadi
model kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan menghormati diri
sendiri dan orang lain meskipun diskusi kelas.
Dukungan atas pernyataan di atas menurut Christie Blazer (2005:1)
“character education promote values that are generalized across contexts (such as
respect, integrity, responsibility, trustworthiness, and loyalty)”. Bahwa pendidikan
karakter mempromosikan nilai-nilai yang umum dalam konteks seperti rasa
hormat, integritas, tanggungjawab, kepercayaan dan loyalitas. Jadi demikianlah
yang diusung dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013.
Selain didasari oleh beberapa landasan berpikir di atas, penelitian terdahulu
sejenis juga mendukung penulisan ini, seperti yang dilakukan oleh Kusaeri &
Rangga Sa’adillah dengan penelitian yang berjudul “Evaluasi Penerapan
Pendekatan Saintifik Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam”. Penelitian
dilakukan pada Sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 di Kota Surabaya dan
Kabupaten Sidoarjo. Hasil temuan menunjukkan (1) Kendala penerapan
pendekatan saintifik pada kegiatan mengamati. (2) Pada desain RPP yang
dikembangkan, langkah mengamati diperluas. Hal yang berbeda, penelitian ini
hanya menguraikan problematika sedangkan rencana penulis selain
mendeskripsikan problematika juga akan merancang pembelajaran PAI dengan
pendekatan saintifik.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Zakiyah Wulansari dengan judul “
Implementasi Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) dan Penilaian Otentik
(Authentic Assessment) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Kurikulum 2013 (Studi Kasus di SMK Telekomunikasi TunasHarapanTengaran
Kab. Semarang dan SMK Negeri 1Tengaran Kab. Semarang). Hasil penelitian
tersebut menemukan (1) Guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti memahami
aturan yang tertera dalam PP No 65 dan 66, baik secara administratif berupa RPP,
pendekatan ilmiah dan penilaian otentik. (2) Respon positif diberikan guru mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti terhadap implementasi kurikulum 2013. Perbedaan
tersebut berbeda dengan yang akan penulis lakukan yaitu dalam hal evaluasi
pelaksanaan pembelajaran tersebut.
5

Penelitian lainnya sebagai pendukung dilakukan oleh Yunengsih yang


berjudul “Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SMP Kota
Bandung Tahun 2014”. Hasil penelitian menunjukkan adanya kendala yang
dihadapi guru, serta faktor pendukung pelaksanaan penilaian dalam pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Untuk Standar penilaian menurut BSNP terdiri dari
standar umum penilaian, standar perencanaan penilaian, standar pelaksanaan
penilaian, standar pengolahan dan pelaporan hasil penilaian, dan standar
pemanfaatan hasil penilaian sudah cukup baik. Adapun kendala yang dihadapi
guru dalam melaksanakan penilaian, yaitu menyebutkan bahwa kendala dalam
menyusun instrumen adalah membutuhkan banyak waktu. Guru juga
menyebutkan bahwa kendala dalam menentukan nilai praktik adalah
banyaknya jumlah siswa, dan dalam menentukan nilai akhir PAI adalah adanya
siswa yang belum mencapai standar ketuntasan materi. Berbeda dengan rencana
penelitian yang dilakukan penulis, penelitian di atas belum secara spesifik
mengukur pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Keunggulan yang dalam rencana penelitian yang akan dilakukan yaitu untuk
menilai keberhasilan manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program
kegiatan pendekatan saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Terlebih dalam rencana penelitian ini merupakan sekolah swasta umum yang
heterogen dilihat dari karakteristik siswa yang belajar.
Beberapa landasan di atas dapat memperkuat rencana penelitian yang akan
dilakukan, hanya saja saat berdasarkan kenyataan yang ada, masih banyak orang
beranggapan bahwa Pendidikan Agama Islam belum mampu menjadikan peserta
didik menguasai pengetahuan tentang ajaran agama Islam secara utuh, lebih-lebih
dalam hal pembangunan moralitas peserta didik. Hal yang menjadi tugas pendidik
adalah bagaimana caranya agar implementasi pendidikan agama Islam itu bisa
seiring dan sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan Islam,
yaitu menjadikan peserta didik yang memiliki pengetahuan agama Islam serta dapat
terealisasi dalam sikap dan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil temuan yang dilakukan oleh penulis di Sekolah Menengah Atas
Diponegoro 1 Jakarta, hasil belajar Pendidikan Agama Islam sudah memenuhi
kriteria penilaian Karena berada di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yang
ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
6

Tabel 1.1.
Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI Sekolah Menengah
Atas Diponegoro 1 Jakarta
TA 2015-2016
No Kelas KKM Nilai Rata-
Rata
1 XI MIPA 1 75 82
2 XI MIPA 2 75 84
3 XI IIS 1 75 80
4 XI IIS 2 75 85
5 XI IIS 3 75 79
6 XI IIS 4 75 78
Sumber : Data Base Nilai Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Diponegoro
1 Jakarta

Meski hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa melebihi nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), namun belum adanya perimbangan nilai rata-rata
siswa. Adapun penelitian pendahuluan yang dilakukan melalui penyebaran angket
ke siswa kelas XI di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta terkait dengan
sikap dan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari yang ditampilkan pada tabel
di bawah ini:
Tabel 1.2.
Hasil Survey Awal Tentang Perilaku 30 Siswa
Pilihan Prosentase
Jawaban Pilihan
No Indikator (siswa) Jawaban
Ya Tidak
Ya Tidak
(%) (%)
1 Saya melaksanakan sholat wajib 28 2 93,3 6,7
2 Saya membaca Qur’an setiap 15 15 50,0 50,0
hari
3 Saya mengucapkan salam
terlebih dahulu ketika bertemu 29 1 96,7 3,3
guru
4 Saya mengajarkan teman yang 26 4 86,7 13,3
tak mengerti pelajaran
5 Saya membiasakan makan dan 28 2 93,3 6,7
minum sambil duduk

Tabel di atas menggambarkan bahwa pengetahuan Pendidikan Agama Islam


yang dipelajari di sekolah sudah terealisasi dalam sikap dan perilaku siswa dalam
7

kehidupan sehari-hari. Hasil yang sudah baik tersebut perlu dievaluasi program
maupun pelaksanaan dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam, agar para guru
lebih mempersiapkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam lebih baik lagi.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terdapat tiga orang guru yang
mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas
Diponegoro 1 Jakarta. Berdasar diskusi dengan guru Pendidikan Agama Islam,
masih terdapat kendala yang dialami guru dalam menerapkan Kurikulum. Kendala
yang pertama proses penerimaan dan pemahaman dari ketiga guru tersebut dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013 berbeda-beda karena perbedaan
pengalaman mengajar. Guru mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
metode pembelajaran dalam Kurikulum 2013, hal ini dikarenakan mereka sudah
terbiasa dengan kurikulum dan cara mengajar yang selama ini sudah diterapkan
dalam kurikulum sebelumnya.
Kendala yang kedua kurangnya pemahaman dalam penyusunan RPP
Kurikulum 2013 dan sistem penilaian yang rumit. Untuk mengetahui seberapa jauh
pencapaian yang sudah dilakukan dan yang belum tercapai dalam penerapan
Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta perlu dilakukan
evaluasi baik program maupun pelaksanaannya. Evaluasi program adalah upaya
untuk mengumpulkan data mengenai kondisi nyata tentang suatu hal, kemudian
membandingkan dengan kriteria agar dapat diketahui seberapa jauh atau seberapa
tinggi kesenjangan yang ada antara kondisi nyata tersebut dengan kondisi yang
diharapkan (Arikunto & Jabar, 2014). Tujuan dari evaluasi adalah untuk
mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan
kegiatan program, karena evaluatorprogram ingin mengetahui dari komponen dan
subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya (Arikunto dan
Jabar, 2009).
Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan melalui
pendekatan saintifik ini merupakan salah satu pendekatan agar pembelajaran dapat
berjalan dengan baik. Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran ilmiah. Majid (2014: 193) mengungkapkan bahwa penerapan
pendekatan saintifik bertujuan untuk pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa
informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru.
Daryanto (2014:51) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan
ataumerumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum
atau prinsip yang ditemukan.
8

Dapat dikatakan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang


berpusat kepada siswa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan. Oleh karena itu maka penting bagi guru sebagai
pendidik untuk bisa mengevaluasi penerapan pendekatan saintifik pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka akan
ditelusuri lebih lanjut melalui sebuah penelitian yang berjudul, “Evaluasi
Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas
Diponegoro 1 Jakarta”.

B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, dapat
diidentifikasi bahwa guru perlu mengevaluasi pelaksanaan pendekatan saintifik
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Maka dalam hal ini peneliti dapat
mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Belum adanya evaluasi program pada pelaksanaan pendekatan saintifik
pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan para guru
2. Belum ada evaluasi yang bisa menyelaraskan perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari
3. Belum optimalnya pelaksanaan pendekatan saintifik pada Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
4. Guru dalam menyusun RPP untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
belum mengevaluasi apakah sudah sesuai dengan komponen dan
sistematika RPP menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014
5. Guru dalam melaksanakan pendekatan saintifik pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam belum mengevaluasi langkah-langkah
pembelajaran pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini maka penelitian ini dibatasi
pada masalah yang berkaitan dengan Evaluasi Pelaksanaan Pendekatan Saintifik
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
9

3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut; “ Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Pendekatan
Saintifik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas
Diponegoro 1 Jakarta”?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, tujuan penelitian adalah untuk: 1)
Mengetahui guru sudah menyusun RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
sesuai dengan komponen dan sistematika Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014. 2) Mengetahui guru
sudah menerapkan pendekatan saintifik sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 103 Tahun 2014. 3) Mengetahui persepsi siswa terhadap guru
mata pelajaran PAI dalam menerapkan pendekatan saintifik pada implementasi
pembelajaran

D. Manfaat Penelitian
Manfaat secara umum penelitian ini memberi inspirasi yang akurat mengenai
pelaksanaan pendekatan saintifik pada mata pelajaran PAI di Sekolah Menengah
Atas Diponegoro 1 Jakarta. Secara khusus, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memperkaya kajian tentang pelaksanaan pendekatan
saintifik kususnya lembaga-lembaga pendidikan dan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Manfaat Praktis
a. Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk
memberikan masukan kepada personal guru dalam evaluasi pelaksanaan
pendekatan saintifik.
b. Guru:
1) Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan kajian dan informasi
untuk meningkatkan pelaksanaan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran
2) Untuk menemukan gagasan baru dalam usaha mengoptimalkan peran
guru dalam pelaksanaan pendekatan saintifik
10

3) Mendorong guru untuk kreatif dalam mengembangkan pendekatan


pembelajaran
c. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam proses
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan evaluasi pelaksanaan
pembelajaran melalui Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Evaluasi


1. Pengertian Evaluasi
Menurut Stufflebeam dan Shinkfield (2007:9)“evaluation is a study designed
and conducted to assist some audience to assess an object‟s merit or
worth”.Evaluasi adalah studi dirancang dan dilakukan untuk membantu orang lain
untuk menilai prestasi suatu objek atau nilai". Pengertian tersebut bermakna bahwa
evaluasi dilakukan membantu membuat penilaian terhadap suatu kebijakan atau
pekerjaan orang lain. Selanjutnya Scriven yang dikutip Federica Calidoni
(2006:19) menyatakan bahwa;
Evaluation is the process of determining the merit, worth and value of things
and evaluations are the products of that process. Evaluation is not the mere
accumulation and summarizing of data that are clearly relevant for decision
making…gathering and analyzing the data that are needed for decision
making comprise only one of the two key components in evaluation, a second
element is required to get to conclusions about merit or net benefits:
evaluative premises or standards. Evaluation has two arms: one in engaged
in data gathering, the other collects, clarifies and verifies relevant values and
standards
Evaluasi adalah proses penentuan prestasi, hal-hal yang bernilai dan evaluasi
adalah produk dari proses tersebut. Evaluasi tidak hanya akumulasi ringkasan
datayang relevan untuk pengambilan keputusan mengumpulkan dan menganalisis
data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan terdiri hanya satu dari dua
komponen kunci dalam evaluasi, keduaelemen diperlukan untuk mendapatkan
kesimpulan tentang manfaat: tempat atau standar evaluatif. Evaluasi memiliki dua
lengan : satu sisi terlibat dalam pengumpulan data dan juga mengumpulkan data
yang lain,menjelaskan dan memverifikasi nilai-nilai dan standar yang relevan.
Definisi di atas mengandung makna bahwa evaluasi berkaitan dengan pengambilan
keputusan yang dilakukan dengan berbagai penilaian dari data-data yang
dikumpulkan.
Yumi Sera and Susan Beaudry (2007) menyatakan bahwa;
Evaluation is the systematic and objective assessment of an ongoing or
completed project, program, or policy, and its design, implementation and
results. The aim is to determine the relevance and fulfillment of objectives,
development efficiency, effectiveness, impact, and sustainability. An
evaluation should provide information that is credible and useful, enabling
the incorporation of lessons learned into the decision making process of both
recipients and donors.
11
12

Evaluasi adalah penilaian yang sistematis dan objektif melalui atau


terselesainya proyek, program, atau kebijakan, dan yang didesain, diimplementasi
dan memperoleh hasil. Tujuannya adalah untuk menentukan relevansi dan
pemenuhan tujuan, pengembangan efisiensi, efektivitas, dampak, dan
keberlanjutan. Sebuah evaluasi harus memberikan informasi yang kredibel dan
bermanfaat, memungkinkan penggabungan pelajaran ke dalam proses pembuatan
keputusan baik penerima dan donor.
Menurut Areti Stavropoulou dan Theodora Stroubouk (2014:1) menyatakan;
Evaluation has been defined as “a process of making judgements about
student learning and achievement, clinical performance, employee
competence, and educational programs, based on assessment data
Evaluasi telah didefinisikan sebagai suatu proses pembuatan keputusan tentang
belajar siswa dan prestasi, kinerja klinis, kompetensi karyawan dan program
pendidikan, berdasarkan data penilaian. Definisi tersebut bermakna bahwa evaluasi
salah satunya bermuara pada belajar siswa yang perlu diperbaiki.
Karen Phillips et al. (2014:3) menyatakan;
evaluation as a meaningless exercise to be endured and that to be effective,
evaluation must provide accurate assessment, be meaningful, and engage
teachers in dialogue about excellence in professional practice
Evaluasi sebagai bentuk latihan untuk bertahan dan efektif, evaluasi harus
memberikan informasi yang akurat tentang penilaian, bermakna dan terlibatnya
guru dalam dialog tentang keunggulan dalampraktik profesional. Jadi evaluasi jika
diadaptasikan pada kegiatan pembelajaran oleh guru merupakan penilaian yang
dilakukan secara akurat oleh guru terhadap murid.
Sudarwan Danim (2008:14) mengemukakan definisi evaluasi adalah:
“Proses pengukuran dan perbandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang
nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya. Ada beberapa hal yang
penting diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu:
1. Bahwa evaluasi merupakan fungsi organik karena pelaksanaan fungsi
tersebut turut menentukan mati hidupnya suatu organisasi.
2. Bahwa evaluasi itu adalah suatu proses yang berarti bahwa penilaian
adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan oleh administrasi dan
manajemen
3. Bahwa evaluasi menunjukkan jurang pemisah antara hasil pelaksanaan
yang sesungguhnya dengan hasil yang seharusnya dicapai”
Pendapat di atas dapat diperoleh gambaran bahwa evaluasi adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur serta membandingkan hasil-hasil
pelaksanaan kegiatan yang telah dicapai dengan hasil yang seharusnya menurut
rencana, sehingga diperoleh informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan,
serta dapat dilakukan perbaikan bila terjadi penyimpangan di dalamnya. Evaluasi
13

menurut Suharsimi Arikunto (2011:1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan


informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambilkeputusan.
Pengertian tersebut mengandung makna bahwa evaluasi berkaitan dengan
pengambilan keputusan
Menurut Djaali (2010:3) mendefinisikan evaluasi sebagai proses menilai
sesuatu berdasarkan kriteria atau standar objektif yang dievaluasi. Menurut
Wirawan (2011:7) evaluasi sebagai riset untuk mengemukakan, menganalisa, dan
menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi dan hasilnya
dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi.
Menurut Sofan Amri (2013:207) evaluasi meruapakan proses yang
menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini
menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan
mengukur derajat, di mana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya, evaluasi juga
merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan
mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan mengambil keputusan.
Sitiatava Rizema (2013:73), evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara
sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam
diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa atau
tidak.
Evaluasi menurut Sukardi (2008:1) merupakan proses yang menentukan
kondisi di mana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi tersebut menerangkan
secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur
derajat, di mana suatu tjuan dapat dicapai. Menurut Toha (2003:1) pengertian
evaluasi berarti penilaian atau penaksiran. Pengertian istilah evaluasi merupakan
kegiatan yang terencana untuk mengikuti keadaan sesuatu objek dengan
menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan.
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari
tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaandan akhirnya monitoring dan
evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi
kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan
alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan (Arikunto dan Jabar,
2009:2). Kurikulum diartikan sebagai rancangan dan proses pendidikan yang
dikembangkan oleh pengembang kurikulum sebagai jawaban terhadap tantangan
komunitas, masyarakat, bangsa dan umat manusia yang dilayani kurikulum
tersebut. (Hasan, 2008: 103)
14

Evaluasi memiliki arti dan makna yang luas, tetapi dalam penelitian ini
evaluasi diartikan khusus berkaitan dengan evaluasi pendidikan yang di dalamnya
mencakup evaluasi kurikulum, yang digunakan untuk melakukan penilaian bagi
seseorang yang melakukan program, yaitu guru dalam mengelola kelas, materi
pembelajaran dan bahan ajar kepada peserta didik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi
merupakan kegiatan : merencanakan, memperoleh, mengumpulkan, dan
menyediakan informasi yang dilakukan dengan cara membandingkan untuk menilai
sesuatu apakah sesuai dengan tujuan yang diharapkan yang hasilnya digunakan
untuk mengambil keputusan yang lebih baik di masa depan.
Evaluasi mempunyai karakteristik yang membedakannya dari metode-metode
analisis kebijakan lainnya yaitu:
1. Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada
penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari sesuatu kebijakan dan
program.
2. Interdependensi Fakta-Nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik ”fakta”
maupun “nilai”.
3. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau. Tuntutan evaluatif, berbeda
dengan tuntutan-tuntutan advokat, diarahkan pada hasil sekarang dan
masa lalu, ketimbang hasil di masa depan.
4. Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai
kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus
cara.
Berdasarkan penjelasan di atas, karakteristik evaluasi terdiri dari empat
karakter. Pertama yaitu fokus nilai, karena evaluasi adalah penilaian dari suatu
kebijakan dalam ketepatan pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan. Kedua yaitu
interdependensi fakta-nilai, karena untuk menentukan nilai dari suatu kebijakan
bukan hanya dilihat dari tingkat kinerja tetapi juga dilihat dari buktiatau fakta
bahwa kebijakan dapat memecahkan masalah tertentu. Ketiga yaitu orientasi masa
kini dan masa lampau, karena tuntutan evaluatif diarahkan pada hasil sekarang dan
masa lalu sehingga hasil evaluasi dapat dibandingkan nilai dari kebijakan tersebut.
Keempat yaitu kualitas nilai, karena nilai-nilai dari evaluasi mempunyai arti ganda
baik rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai yang ada maupun nilai yang
diperlukan dalam mempengaruhi pencapaian tujuan.
Kegiatan utama pada tahap evaluasi adalah menilai sejauh mana sebuah
kegiatan/ program kerja sudah dicapai, dan apakah hasilnya sudah sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Dengan kata lain evaluasi adalah parameter untuk
mengukur apakah suatu program/kegiatan sudah mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.
Susan S. Westin (2006:3) memberi pengertian evaluasi program dengan
manyatakan;
15

“Program evaluations are individual systematic studies conducted


periodically or on an ad hoc basis to assess how well a program is working.
They are often conducted by experts external to the program, either inside or
outside the agency, as well as by program managers”.
Evaluasi program studi sistematis individu yang dilakukan secara periodik
atau secara ad hoc untuk menilai seberapa baik program bekerja. Mereka sering
dilakukan oleh para ahli eksternal untuk program ini, baik di dalam atau di luar
badan, serta oleh manajer program. Selanjutnya para ahli evaluasi telah
mengembangkan beberapa jenis evaluasi program. Jenis evaluasi program tersebut
sangat beragam dan variatif, namun semuanya dapat disimpulkan bahwa pada
akhirnya hasil dari evaluasi digunakan sebagai kepentingan pengambilan
keputusan.
Evaluasi program menurut Suharsimi Arikunto (2004:18) adalah proses untuk
mendeskripsikan dan menilai suatu program dengan menggunakan kriteria tertentu
dengan tujuan untuk membantu merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik.
Pertimbangannya adalah untuk memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan
menilai komponen-komponen yang dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau
tidak. dalam pelaksanaan sebuah program keputusan yaitu :
1. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak
ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.
2. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan
harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit.
3. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukan bahwa
segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan
hasil yang bermanfaat.
4. Menyebarluaskan program (melaksanakan program ditempat-tempat lain
atau mengulangi lagi program dilain waktu) karena program tersebut
berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat
dan waktu yang lain.

2. Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran


Evaluasi pendidikan menurut Arikunto (2010:4) mencakup dua sasaran pokok
yaitu evaluasi makro (program) dan evaluasi mikro (kelas). Secara umum, evaluasi
terbagi dalam tiga tahap sesuai proses belajar mengajar yakni dimulai dari evaluasi
input, evaluasi prosess dan evaluasi output. Setiap jenis evaluasi memiliki fungsi
yang berbeda satu dengan yang lain. Evaluasi input mencakup fungsi kesiapan
penempatan dan seleksi. Evaluasi proses mencakup formatif, diagnostic dan
monitoring, sedangkan evaluasi output mencakup sumatif.
Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-
masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran
yang ada dalam kurikulum tersebut. Secara sederhana evaluasi kurikulum
16

dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan


penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian.
Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi
bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk
bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti.
Dengan melihat perkembangan zaman kurikulum tidak mungkin berlaku
sepanjang masa karena itu ada keterbatasan dalam konteks waktu. Oleh karena itu
kurikulum selalu berubah sesuai dengan kemajuan yang ditandai oleh kurun
waktu dimana kurikulum itu direncanakan. Kurikulum itu sendiri semakin
berkembang seiring berjalannya waktu dan praktik pendidikan yang harus
disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
maju pula. Karena kurikulum itu sendiri bersifat dinamis maka dalam praktik dan
perkembangannya membutuhkan evaluasi.
Melalui evaluasi kurikulum dapat menyajikan informasi mengenai
kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap tujuan yang
ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana informasi ini sangat
berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut masih
dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan
kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan informasi
mengenai area –area kelemahan kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat
dilakukan proses perbaikan menuju yang lebih baik.
Pada prinsipnya tujuan evaluasi kurikulum harus dirumuskan dengan titik
tolak tujuan kurikulum itu sendiri yang akan dievaluasi. Secara mendasar
tujuan suatu pekerjaan evaluasi kurikulum dan evaluasi lainnya, bersifat praktis.
Hasan mengatakan, secara mendasar tujuan suatu evaluasi kurikulum dan evaluasi
lainnya bersifat praktis. Hasan mengelompokan tujuan dari evaluasi sebagai
berikut (Hasan, 2008: 42-43) :
a. Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan
dan pelaksanaan suatu kurikulum sebagai masukan bagi pengambilan
keputusan.
b. Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum serta
factor-faktor yang berkontribusi dalam suatu lingkungan tertentu.
c. Mengembangkan berbagai alternative pemecahan masalah yang
dapat digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum
d. Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum dan
pelaksanaan
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:190), evaluasi merupakan salah satu
komponen sistem pembelajaran/ pendidikan. Hal ini berarti, evaluasi merupakan
kegiatan yang tak terelakkan dalam setiap kegiatan atau proses pembelajaran.
Dengan kata lain, kegiatan evaluasi merupakan bagian integral yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran/ pendidikan. Sitiatava Rizema (2013:17)
17

menyatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan nilai, kriteria judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
Guru merupakan salah satu orang yang terlibat di dalam kegiatan
pembelajaran, dan sudah tentu mereka ingin mengetahui hasil kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Untuk menyediakan informasi tentang baik
atau buruk proses dan hasil pembelajaran, maka seorang guru harus
menyelenggarakan evaluasi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang guru
memiliki kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Guru akan lebih menguasai
kemampuan ini apabila sejak dini dikenalkan dengan kegiatan evaluasi.
Berdasarkan definisi di atas maka evaluasi pembelajaran merupakan suatu
proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam
rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti)
pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya
berada dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar. Jika objek
evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan
pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran merupakan bagian dari evaluasi kurikulum, di mana
evaluasi kurikulum sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi
mengenai suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai nilai
dan arti dari kurikulum dalam suatu konteks (Hasan,2008:1). Menurut Hasan,
tujuan dari evaluasi adalah untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi.
Sehingga dalam penelitian ini dapat diketahui apakah peserta didik
mengalamai perubahan dalam nilai maupun kemampuan pengetahuan yang
diperoleh.
Terkait dengan dengan evaluasi pembelajaran maka pembelajaran merupan
salah satu program dalam pedidikan. Evaluasi program adalah proses untuk
mendeskripsikan dan menilai suatu program dengan menggunakan kriteriatertentu
dengantujuan untuk membantu merumuskan keputusan atau kebijakan yang lebih
baik. Pertimbangannya adalah untuk memudahkan evaluator dalam
mendeskripsikan dan menilai komponen-komponen yang dinilai, apakah sesuai
dengan ketentuan atau tidak. Menurut Arikunto dan Cepy (2014:23) evaluasi
program juga berarti upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu
kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui efektifitas masing-masing
komponennya. Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan
berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program, yaitu:
a. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak
ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.
18

b. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan


harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit).
c. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program sudah berjalan sesuai
dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.
d. Menyebarluaskan program, karena program berhasil dengan baik maka
sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.
Menurut Hasan (2008: 46-50) mengemukakan bahwa secara garis besar
fungsi penelitian evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yakni:
1. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif difungsikan untuk memberikan informasi dan
pertimbangan yang berkenaan dengan upaya untuk memperbaiki suatu
kurikulum. Perbaikan itu dapat saja dilakukan pada waktu konstruksi
kurikulum yang menghasilkan suatu dokumen kurikulum dan pada waktu
implementasi kurikulum. Fungsi formatif hanya dapat dilakukan ketika
kurikulum masih dalam proses pengembangan. untuk proses pengembangan.
konstruksi kurikulum maka fungsi evaluasi hanya dapat dilakukan pada waktu
pengembangan dokumen kurikulum belum selesai atau masih dalam keadaan
fluid
2. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif difungsikan untuk memberikan pertimbangan terhadap
hasil pengembangan kurikulum. Hasil pengembangan kurikulum dapat berupa
dokumen kurikulum, hasil belajar ataupun dampak kurikulum terhadap sekolah
dan masyarakat. Berdasarkan fungsi sumatif ini maka evaluator dapat
memberikan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dilanjutkan karena
keberhasilannya dan masih dianggap relevan dengan perkembangan serta
tuntutan masyarakat
Model evaluasi kurikulum sebagai fenomena sejarah merupakan suatu elemen
dalam proses sosial yang dihubungkan dengan perkembangan pendidikan. Model
evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh para ahli atau pakar
evaluasi.Model evaluasi dibuat untuk mengetahui apakah program yang telah
dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Terdapat beberapa model
evaluasi sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi kurikulum salah
satunya adalah model countenance stake (Hasan, 2008:179-255):
Model countenance adalah model pertama evaluasi kurikulum yang
dikembangkan oleh Stake. Stake mendasarkan modelnya pada evaluasi formal,
dimana dikatakannnya sebagai suatu kegiatan evaluasi yang sangat tergantung pada
pemakaian checklist, structured visitation by peers, controlled comparisons, and
standardized testing of student. Evaluasi formal adalah evaluasi yang dilakukan
oleh pihak luar yang tidak terlibat dalam evaluan. Model ini dikembangkan atas
keyakinan bahwa suatu evaluasi haruslah memberikan deskripsi dan pertimbangan
sepenuhnya mengenai evaluan.
19

Evaluasi countenance merupakan jenis evaluasi program yang dianggap


cukup memadai dalam menilai pembelajaran secara kompleks. Sedangkan secara
istilah evaluasi countenance berarti evaluasi yang menekankan pelaksanaan
deskripsi dan pertimbangan. Kaitan arti dengan asal kata di atas adalah pada
pertimbangan yang diperoleh dari evaluator sehingga menimbulkan keputusan atau
persetujuan tentang suatu hal. Menurut Farida Yusuf (2010:22) evaluasi ini
menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok; deskripsi dan pertimbangan,
serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi, yaitu; Anteceden (konteks
awal), Transaksi (Proses), dan Hasil (outcome).
Jadi selain mengungkapkan deskripsi dari evaluan juga mengutamakan
adanya pertimbangan terhadap hasil evaluasi. Model countenance adalah salah satu
model evaluasi yang memiliki komponen hasil. Evaluasi hasil didasarkan pada
kategori hasil belajar. Kategori hasil belajar yang umumnya digunakan adalah hasil
kerja Benjamin Bloom dan kawan-kawannyayang dikenal dengan nama taxonomy
Bloom. Yakni hasil belajar terbagi ataskemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa.
Model evaluasi countenance ini diajukan stake dalam bentuk gambar berikut:

Gambar 2.1.
Konsep Evaluasi Countenance
Berdasarkan gambar konsep evaluasi countenance di atas, penerapan evaluasi
model countenance dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Kategori pertama dari matriks deskripsi adalah sesuatu yang direncanakan
(intent) pengembang program. Program adalah silabus atau rencana program
pengajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru. Seorang guru sebagai
pengembang program merencanakan keadaan (persyaratan) yang diinginkannya
untuk suatu kegiatan dikelas tertentu. Baik persyaratan tersebut berhubungan
dengan peserta didiknya seperti minat, kemampuan, pengalamannya, dan lain
sebagainyayang biasa diistilahkan dengan entry behaviors, ataupun persyaratan
yang berhubungan dengan lingkungan di kelas, yang kesemuanya dapat
dicantumkan dalam antecedent yang direncanakan. Lebih lanjut, menurut Hasan
(2008:2018) guru tersebut merencanakan apa yang diperkirakan akan terjadi pada
waktu interaksi di kelas, dan kemampuan apa yang diharapkan dimiliki peserta
didik setelah proses interaksi berlangsung.
20

Kategori kedua dari matriks deskripsi, dinamakan observasi. Yakni


berhubungan dengan apa yang sesungguhnya terjadi sebagai implementasi dari
rencana di kategori pertama. Pada kategori ini evaluator harus melakukan observasi
(pengumpulan data) mengenai antecedent, transaksi dan hasil. Oleh karena itu
evaluator harus memahami apa yang direncanakan sebelumnya, menentukan data
yang diperlukan dan mengembangkan prosedur atau alat untuk mengumpulkan data
yang diperlukan.
Sedangkan matriks pertimbangan terdiri atas kategori standard dan
pertimbangan yang tetap fokus pada antecedent, transaksi dan hasil. Standar adalah
kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu program yang dijadikan evaluan. Dalam hal
ini adalah kriteriayang harus dipenuhi oleh proses belajar, evaluator dapat
mengambil standar yang telah ditentukan oleh sekolah.
Kategori kedua adalah kategori pertimbangan. Kategori ini menghendaki
evaluator melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan dari kategori
pertama dan kedua dari matriks deskripsi dan kategori pertama dari matriks
pertimbangan. Evaluator harus mengumpulkan data mengenai pertimbangan
tersebut dari sekelompok orang yang dianggap memiliki kualifikasi untuk
memberikan pertimbangan tersebut.
Model countenance stake terdiri atas dua matriks, yaitu: (Hamid, Hasan
2008:210-214)
1) Matriks deskripsi
Kategori pertama adalah sesuatu yang direncanakan pengembang
kurikulum atau program. Dalam konteks Kurikulum 2103, kurikulum tersebut
adalah kurikulum yang dikembangkan atau digunakan oleh satu satuan
pendidikan. Sedangkan program adalah silabus dan Rencana Program
Pengajaran (RPP) yang dikembangkan guru. Guru sebagai pengembang
program merencanakan keadaan/persyaratan yang diinginkannya untuk suatu
kegiatan kelas tertentu. Melihat apakah persyaratan tersebut berhubungan
dengan peserta didiknya seperti minat, kemampuan, pengalaman dan lain
sebagainya yang biasa diistilahkan dengan entry behaviors dari peserta didik.
Kategori kedua dinamakan observasi, berhubungan dengan apa yang
sesungguhnya sebagai implementasi yang diinginkan pada kategori yang
pertama. Kategori observasi ini terdiri atas antecedents, transaksi dan hasil.
Evaluator harus melakukan observasi (pengumpulan data) mengenai
antecendents, transaksi dan hasil yang ada di suatu satuan pendidikan.
2) Matriks Pertimbangan
Menurut model „Countenance‟, penilaian harus mengandung langkah-
langkah berikut; menerangkan program; melaporkan keterangan tersebut
kepada pihak yang berkepentingan; mendapatkan dan menganalisis „judgment;
melaporkan kembali hasil analisis kepada pelanggan. Seterusnya, model
21

responsif mencadangkan perhatian yang terus menerus oleh penilai dan


semua pihak yang terlibat dengan penilaian.
Model evaluasi Stake (1967), merupakan analisis proses evaluasi yang
membawa dampak yang cukup besar dalam bidang ini, meletakkan dasar
yang sederhana namun merupakan konsep yang cukup kuat untuk
perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Stake menekankan
pada dua jenis operasi yaitu deskripsi (descriptions) dan pertimbangan
(judgments) serta membedakan tiga fase dalam evaluasi program yaitu :
Persiapan atau pendahuluan (antecedents), proses/transaksi (transaction-
processes) dan keluaran atau hasil (outcomes, output).
Model ini menekankan kepada evaluator agar membuat keputusan/penilaian
tentang program yang sedang dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap. Stake
menunjukkan bahwa description di satu pihak berbeda dengan pertimbangan
(judgment) atau menilai. Di dalam model ini data tentang Antecendent (input),
Transaction (process) dan Outcomes (Product) data tidak hanya dibandingkan
untuk menentukan kesenjangan antara yang diperoleh dengan yang diharapkan,
tetapi juga dibandingkan dengan standar yang mutlak agar diketahui dengan jelas
kemanfaatan kegiatan di dalam suatu program.
Terdiri atas kategori standar dan pertimbangan, fokus antecendents,
transaction dan outcomes (hasil yang diperoleh). Standar adalah kriteria yang harus
dipenuhi oleh suatu kurikulum atau program. Standar dapat dikembangkan dari
karakteristik yang dimiliki kurikulum, tetapi dapat juga dari yang lain. Kategori ini
menghendaki evaluator melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan
dari kategori yang pertama dan kedua matriks Deskripsi sampai kategori pertama
matriks Pertimbangan. Suatu evaluasi harus sampai kepada pemberian
pertimbangan.
Matriks pertimbangan baru dapat dikerjakan oleh evaluator setelah matriks
Deskripsi diselesaikan. Matriks Deskripsi terdiri atas kategori rencana dan
observasi. Matriks Pertimbangan terdiri atas kategori standar dan pertimbangan.
Cara kerja model evaluasi Stake yaitu evaluator mengumpulkan data mengenai apa
yang diinginkan pengembang program baik yang berhubungan dengan kondisi
awal, pelaksanan dan hasil. Data dapat dikumpulkan melalui studi dokumen dapat
pula melalui wawancara. Analisis logis diperlukan dalam memberikan
pertimbangan mengenai keterkaitan antara prasyarat awal, transaksi dan hasil dari
kotak-kotak tujuan.
Evaluator harus dapat menentukan apakah prasyarat awal yang telah
dikemukakan pengembang program akan tercapai dengan rencana transaksi yang
dikemukakan. Atau sebetulnya ada model transaksi lain yang lebih efektif.
Demikian pula mengenai hubungan antara transaksi dengan hasil yang diharapkan.
Analisis kedua adalah analisis empirik. Dasar bekerjanya sama dengan analisis
logis tapi data yang digunakan adalah data empirik. Pekerjaan evaluator berikutnya
22

adalah mengadakan analisis congruence (kesesuaian) antara apa yang dikemukakan


dalam tujuan dengan apa yang terjadi dalam kegiatan (observasi). Perlu
diperhatikan apakah yang telah direncanakan dalam tujuan sesuai dengan
pelaksanaanya di lapangan atau terjadi penyimpangan-penyimpangan. Tugas
evaluator berikutnya adalah memberikan pertimbangan mengenai program yang
sedang dikaji, untuk itu evaluator memerlukan standar. Dalam melakukan evaluasi
sebelum melakukan pengumpulan data, maka evaluator harus membuat kerangka
acuan yang berhubungan dengan masukan, transaksi dan hasil. Hal tersebut
dilakukan tidak hanya untuk memperjelas tujuan evaluasi tetapi juga untuk melihat
apakah model Countenance Stakes konsisten terhadap transactions, antecedent dan
outcome.
Selanjutnya Sebelum langkah-langkah pelaksanaan evaluasi countenance
terlebih dahulu di jelaskan keseluruhan konsep countenance yang digambarkan
sebagai berikut:

Gambar 2.2.
Model Pengolahan Data Deskripsi
Contingency terdiri atas contingency logis dan contingency empirik.
Contingency logis adalah hasil pertimbangan evaluator terhadapketerkaitan atau
keselarasan logis antara kotak antecedents dengan transaksi dan hasil. Ini adalah
pertimbangan pertama yang harus dilakukan evaluator. Sedangkan contingency
empiric adalah hasil pertimbangan evaluator terhadap keterkaitan atau keselarasan
empirik antara kotak antecedents dengan transaksi dan hasil berdasarkan data
lapangan. Selain itu, evaluator juga harus memberikan pertimbangan mengenai
congruence atau perbedaan yang terjadi antara rencana dengan kenyataan di
lapangan.
23

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan evaluasi


countenance menurut Hamid Hasan (2008:212) tercakup dalam empat langkah
pasti berdasarkan empat matriks yang ada. Yaitu:
1) Sehubungan dengan kategori intent, evaluator dapat melakukan studi
dokumen atau wawancara kepada pengembang program, baik
berhubungan dengan antecedents (persyaratan awal), transaksi (proses)
serta hasil. Dalam hal pembelajaran dapat dilakukan dengan
mempersiapkan rencana yang dituangkan dalam silabus dan RPP.
2) Sehubungan dengan kategori observasi, evaluator harus megadakan
analisis kongruen, yaitu menganalisa implementasi dari rencana pada
intent. Apakah sesuai atau terjadi penyimpangan, jika terjadi
menyimpangan faktor-faktor apa yang menyebabkannya.
3) Tugas evaluator berikutnya adalah memberikan pertimbangan mengenai
program yang sedang dikaji, oleh karenanya perlu standar yang dapat
diperoleh dari sekolah.
4) Dan yang terakhir adalah memberi pertimbangan terhadap hasil dari
analisis ketiga kategori sebelumnya. Pertimbangan dapat diperoleh
dengan mengumpulkan data dari sekelompok orang yang memiliki
kualifikasi untuk memberikan pertimbangan. Dalam pembelajaran
pertimbangan dapat berdasarkan factor karakteristik siswa, sarana sekolah
ataupun faktor-faktor yang lain.
Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan evaluasi
model countenance adalah:
1. Memberikan gambaran yang sangat detail terhadap suatu program, mulai
dari konteks awal hingga hasil yang dicapai.
2. Lebih komprehensif, lebih lengkap dalam menyaring informasi.
3. Dengan adanya pertimbangan terhadap standar, evaluasi tidak hanya
mengukur keterlaksanaan program sesuai rencana, akan tetapi juga dapat
mengetahui ketercapaian standar yang telah ditentukan.
4. Dengan adanya pertimbangan dari sekelompok orang yang berkualifikasi
di bidangnya, evaluator dapat mengetahui hambatan atau faktor-faktor
yang mempengaruhi ketercapaian program.
Adapun kelebihan dari evaluasi model countenance antara lain:
a. Memiliki pendekatan yang holistic dalam evaluasi yang bertujuan
memberikan gambaran yang sangat detail atau luas terhadap suatu proyek,
mulai dari konteknya hinggasaat proses penerapannya.
b. Lebih komprehensif atau lebih lengkap menyaring informasi.
c. Mampu memberikan dasar yang baik dalam mengambil keputusan dan
kebijakan maupun penyusunan program selanjutnya.
24

d. Dengan adanya pertimbangan evaluasi dapat mengetahui ketercapaian


standar yang telah ditentukan serta dapat mengidentifikasi faktor-faktor
yang menghambat ataupun mendukung keberhasilan program.
Sedangkan beberapa kelemahan dari evaluasi model countenance adalah:
a. Terlalu mementingkan dimana proses seharusnya dari pada kenyataan
dilapangan.
b. Cenderung fokus pada rational management dari pada mengakui
kompleksitas realiatas empiris.
c. Penerapan dalam bidang pembelajaran dikelas mempunyai tingkat
keterlaksanaan yang kurang tinggi.
Karena pada penelitian ini hanya membatasi terhadap evaluasi RPP mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang disusun oleh guru, pelaksanaan
pembelajaran yang diterapkan oleh guru menggunakan pendekatan saintifik,
analisis deskriptif terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam
menerapkan pendekatan saintifik, oleh karena itu deskriptif kualitatif menurut Nana
Syaodih Sukmadinata (2011: 73) tepat untuk digunakan pada penelitian ini.

B. Pendakatan Saintifik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Pendeketan menurut Hamruni (2012:6) adalah konsep dasar yang mewadahi,
menginspirasi, menguatan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode
pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu banyak
pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode
Pendekatan saintifik disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Proses
pembelajaran dapat dipadankan dengan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu
kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan
sikap, ketrampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pendekatan ilmiah berarti
konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode
mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran
ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada
pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasai penerapan metode ilmiah.
Dalam beberapa referensi, banyak yang telah mengungkapkan definisi
tentang pendekatan saintifik ini dan semua memang mengacu pada sebuah
proses pembelajaran yang ilmiah.
M. Hosnan (2014:34) mengatakan bahwa : Pendekatan saintifik adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik aktif
mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
tekhnik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
25

Menurut Sani (2014:5) terkait pendekatan sintifik yaitu : Pendekatan


saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik pada umumnya
melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan
hipotesis atau mengumpulkan data. Metode ilmiah ini pada umumnya dilandasi
dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.
Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh
informasi dari berbagai sumber.
Menurut Nur dan Wikandari (2000:4)., dalam teorinya menyatakan bahwa
pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-
tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan
kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah
terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai
kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau
teman sebaya yang lebih mampu.
Kemendikbud (2013:208) menyatakan bahwa metode ilmiah merupakan
teknik merumuskan pertanyaan dan menjawabnya melalui kegiatan observasi dan
melaksanakan percobaan. Dalam penerapan metodeilmiah teradpat aktivitas yang
dapat diobservasi seperti mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan.
Menurut Said dan Sutadji (2016:68),. Pendekatan ilmiah atau metode ilmiah
adalah penelusuran pengetahuan melalui dua cara, yaitu cara berfikir (alasan) dan
observasi. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para
ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) ketimbang
penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena
umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran
induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas.
Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan
detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
Pembelajaran Saintifik menurut Majid dan Rochman (2014:3) merupakan
pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun
pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah
yang memungkinkan berbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangnya
sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Jadi implementasi pendekatan saintifik yang penulis maksud disini yaitu
pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang menekankan pada
keaktifan peserta didik dan hasil belajar yang bermakna dalam pembelajaran yang
didalamnya terdapat beberapa komponen kegiatan pembelajaran seperti
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan
mengkomunikasikan dengan harapan berbagai ranah kompetensi peserta didik
seperti afektif, kognitif dan psikomotorik dapat tercapai dan terus berkembang.
26

Menurut Daryanto (2014:55), metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik


investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (methode of inquiry) harus berbasis
pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan
prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya
memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau
eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi,
dan menguji hipotesis. Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif
hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian
membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru
sebesar 10 persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar
25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari
guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman
kontekstual sebesar 50-70 persen.
Pada hakikatnya, sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas-kelas
bisa kita dipadankan sebagai sebuah proses ilmiah. Oleh sebab itulah, dalam
Kurikulum 2013 diamanatkan tentang apa sebenarnya esensi dari pendekatan
saintifik pada kegiatan pembelajaran. Ada sebuah keyakinan bahwa pendekatan
ilmiah merupakan sebentuk titian emas perkembangan dan pengembangan sikap
(ranah afektif), keterampilan (ranah psikomotorik), dan pengetahuan (ranah
kognitif) siswa.
Menurut Kemendikbud (2013:1) menyatakan bahwa proses pembelajaran
pada kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SMA atau yang sederajat
dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh
tiga ranah, yaitu sikap, pengetahan, dan ketrampilan. Dalam proses pembelajaran
berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi subtansi atau
materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”. Ranah ketrampilan menggamit
transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah
pengetahuan menggamit transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu apa”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill) dan manusia yang
memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari
peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta untuk semua mata pelajaran,
materi atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat
diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses
pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan sifat-
sifat non ilmiah.
27

Menurut Kuhlthau, Maniotes, dan Caspari dalam Abidin, (2014:125), model


pembelajaran proses saintifik merupakan model pembelajaran yang menuntut
siswa beraktivitas sebagaimana seorang ahli sains. Dalam praktiknya siswa
diharuskan melakukan serangkaian aktivitas selayaknya langkah-langkah
penerapan metode ilmiah. Serangkaian aktivitas dimaksud meliputi (1)
merumuskan masalah, (2) mengajukan hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4)
mengolah dan menganalisis data, dan (5) membuat kesimpulan.
Abidin (2014:125) mengungkapkan bahwa pembelajaran proses saintifik
merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis
dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat.
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran sangat erat kaitannya dengan tata cara
melaksanakan sebuah penelitian secara ilmiah. Sepintas terlihat sulit ketika harus
menerapkan langkah-langkah yang ada pada sebuah penelitian, diterapkan pada
sebuh proses pembelajaran. Akan tetapi, dengan adanya pendekatan ini, para siswa
akan lebih kritis dalam memahami sebuah konsep pembelajaran. Siswa tidak hanya
mendengarkan pengetahuan dari gurunya, tetapi juga diharuskan untuk mencari
informasi atau data secara mandiri.
Harapan yang dituju siswa akan lebih paham tentang konsep yang telah
mereka temukan secara mandiri, bukan sekedar diberikan oleh guru. Dengan
adanya pendekatan saintifik pula, akan memberikan rasa ingin tahu yang tinggi
terhadap siswa untuk lebih menggali informasi. Hal ini dikarenakan guru tidak
memberikan konsep secara langsung melainkan hanya memberi pengarahan saja
dalam pembelajaran, sementara siswa yang akan melaksanakan prosesnya. Dengan
ini siswa akan berperan lebih aktif dalam sebuah pembelajaran, dimana mereka
tidak hanya terpaku pada buku atau berdiam diri mendengarkan guru mengajar.
Pendekatan saintifik ini akan sangat menstimulasi siswa untuk lebih aktif
dalam sebuah pembelajaran.
Kemendikbud (2013:15) mengemukakan bahwa pendekatan saintifik
(scientific appoacch ) dalam pembelajaran, di dalamnya mencakup komponen : (1)
mengamati (observasi) (2) menanya (Questioning) (3) menalar (associating) (4)
mencoba (experimenting) (5) membentuk jejaring (networking). Menurut Peraturan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan no 103 tahun 2014, langkah-langkah
pembelajaran dan pendekatan saintifik meliputi kegiatan pembuka, kegiatan inti
(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
b. Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan
dikembangkan
28

c. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam


kehidupan sehari-hari
d. Menyampaikan garis besar cakupan materi yang akan dilakukan

2. Kegiatan Inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,


mengkomunikasikan)
Tabel 2.1.
Kegiatan Inti Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013
Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Mengamati (observing), mengamati (observing), perhatian pada waktu
Mengamati dengan indra mengamati suatu
(membaca, mendengar, objek/membaca suatu
menyimak, melihat, tulisan/mendengar suatu
menonton, dan sebagainya) penjelasan, catatan yang
dengan atau tanpa alat dibuat tentang yang
diamati, kesabaran,
waktu (on task) yang
digunakan untuk
mengamati
Menanya (questioning) membuat dan mengajukan jenis, kualitas, dan
pertanyaan, tanya jawab, jumlah pertanyaan yang
berdiskusi tentang informasi diajukan peserta didik
yang belum dipahami, (pertanyaan faktual,
informasi tambahan yang konseptual, prosedural,
ingin diketahui, atau sebagai dan hipotetik)
klarifikasi
Mengumpulkan mengeksplorasi, mencoba, jumlah dan kualitas
informasi berdiskusi, sumber yang
(experimenting) mendemonstrasikan, meniru dikaji/digunakan,
bentuk/gerak, melakukan kelengkapan informasi,
eksperimen, membaca validitas informasi yang
sumber lain selain buku teks, dikumpulkan, dan
mengumpulkan data dari instrumen/alat yang
nara sumber melalui angket, digunakan untuk
wawancara, dan mengumpulkan data
memodifikasi/
menambahi/mengembangkan
Menalar (associating) mengolah informasi yang fakta/konsep/teori,
29

sudah dikumpulkan, menyintesis dan


menganalisis data dalam argumentasi serta
bentuk membuat kategori, kesimpulan keterkaitan
mengasosiasi atau antar berbagai jenis
menghubungkan fakta/konsep/teori/
fenomena/informasi yang pendapat;
terkait dalam rangka mengembangkan
menemukan suatu pola dan interpretasi, struktur
menyimpulkan baruargumentasi, dan
kesimpulan yang
menunjukkan hubungan
fakta/konsep/teori dari
dua sumber atau lebih
yang tidak bertentangan;
mengembangkan
interpretasi, struktur
baru, argumentasi dan
kesimpulan dari
konsep/teori/pendapat
yang berbeda dari
berbagai jenis sumber
Mengkomunikasikan menyajikan laporan dalam menyajikan hasil kajian
(communicating) bentuk bagan, diagram, atau (dari mengamati sampai
grafik; menyusun laporan menalar) dalam bentuk
tertulis; dan menyajikan tulisan, grafis, media
laporan meliputi proses, elektronik, multi media
hasil, dan kesimpulan secara dan lain-lain
lisan

3. Kegiatan Penutup Kegiatan Penutup


Kegiatan Penutup terdiri atas:
a. Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran;
b. Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c)
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
30

Menurut Kurniasih (2014:141) komponen-komponen tersebut seyogyanya


dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran, tetapi bukanlah sebuah
siklus pembelajaran. Keterangan menurutnya sebagai berikut.
a. Mengamati
Pendekatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Pendekatan ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam
rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan
matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan
mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Pendekatan mengamati sangat bemanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi. Dengan pendekatan mengamati peserta didik menemukan fakta bahwa
ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang
digunakan oleh guru.
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan;
melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
b. Menanya
Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik.
Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi
yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang
ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang
beragam.
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing
atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan peserta didik, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk
menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
c. Menalar
Kegiatan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati. Istilah “menalar”
dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut
dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik
merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi
31

peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses berpikir
yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diamati untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan
penalaran ilmiah, meski penalaran non ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
Istilah menalar di sini merupakan penalaran dari associating, bukan
merupakan terjemahan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar
atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks
pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk
pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.
Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran akan berhasil secara efektif
jika terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Pola interaksi
itu dilakukan melalui stimulus dan respon (S-R). Teori ini dikembangkan
berdasarkan hasil eksperimen Thorndike, yang kemudian dikenal dengan teori
asosiasi. Jadi, prinsip dasar proses pembelajaran yang dianut oleh Thorndike
adalah asosiasi, yang dikenal dengan teori Stimulus Respon (S-R). Menurut
Thorndike, proses pembelajaran lebih khusus lagi proses belajar peserta didik
terjadi secara perlahan atau bertahap, bukan secara tiba-tiba.
d. Mencoba
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik
dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek
yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut
terkumpul sejumlah informasi. Anak perlu dibiasakan untuk menghubung-
hubungkan antara informasi satu dengan yang lain, untuk mengambil
kesimpulan.
e. Membentuk Jejaring
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru
sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Anak
perlu dibiasakan untuk mengemukakan dan mengkomunikasikan ide,
pengalaman, dan hasil belajarnya kepada orang lain (teman atau guru bahkan
orang tua).
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut: a.
Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan b. Berpikir tingkat
tinggi peserta didik, c. Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
suatu masalah secara sistematik, d. Memperoleh hasil belajar yang tinggi, e.
Melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis karya ilmiah, serta f. Mengembangkan karakter peserta didik.
32

Terkait dengan Pendekatan saintifik, dalam penelitian ini difokuskan pada


pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Nana Sudjana (2009:13)
memberi pengertian pembelajaran adalah satu kegiatan yang berdampak pada
pembelajar/siswa melalui berbagai fasilitas pembelajaran. .
Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di mana menurut Zakiah (1994:25) Pendidikan Agama Islam dalam bahasa Arab
adalah “Tarbiyah Islamiyah” asal kata tarbiyah Islamiyah tersebut adalah
“Rabba” yang berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar
ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam atau bimbingan
terhadap seseorang agar siswa menjadi muslim semaksimal mungkin. Pendidikan
Agama Islam dapat merubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak baik
menjadi baik sebagaimana dikehendaki oleh Islam (Jurnal At-Ta‟dib, Vol. II, No.
1, 2010: 14).
Pendidikan Islam adalah nama kegiatan atau usaha-usaha dalam
mendidikkan Agama Islam. Secara formal, Pendidikan Agama Islam dipahami
sebagai mata pelajaran yang diberikan kepada siswa di setiap satuan
pendidikan. Dalam struktur kurikulum di sekolah, mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam memiliki posisi setara dengan mata pelajaran lain, seperti IPS, IPA,
Bahasa Indonesia, serta mata pelajaran lain.
Menurut Usman (2012:4) pendidikan agama diartikan sebagai suatu kegiatan
yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah
keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi
manusiayang taqwa kepada Allah Swt. Pengertian Pendidikan dalam bahasa Arab
berarti Ta‟dib yang tekanannya tidak hanya pada unsur-unsur ilmu pengetahuan
(„ilm) dan pengajaran (ta‟lim) belaka, tetapi lebih menitik beratkan pada
pendidikan diri manusia seutuhnya (tarbiyatunafs wal akhlaq).
Pusat Kurikulum Depdiknas (2005:2) mengemukakan bahwa Pendidikan
Agama Islam di Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan, peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaan kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berangkat dari pemahaman makna dan tugas berat yang diemban oleh
PAI di sekolah, menurut maka pembelajaran pendidikan agama Islam diarahkan
bagi terbentuknya kepribadian yang memiliki integritas diniyah (tafakkuh fi al
din) dan loyalitas nasional. Suatu kepribadian yang utuh tidak saja taat beragama
lebih dari itu memiliki kesanggupan untuk menjaga dan mengawal Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dan untuk mencapai tujuan yang demikian mulia
itu rasanya tidak mungkin terwujud apabila kurikulum atau GBPP PAI
menggunakan model organisasi Corelated Subyek Curriculum, Kompetensi
33

dasarnya hanya rajin berdzikir dan berdoa, gemar membaca Al –Quran, sholat
lima waktu dan terbiasa berakhlak mulia. Dengan alokasi waktu 2-3 jam
seminggu dan harus mengajarkan materi Al-Quran dan Al-Hadits, akhlak
tauhid, fiqih ibadah, muamalah dan sejarah Islam. Dengan wawasan
metodologi dan kecakapan Guru Agama Islam yang terbatas, maka sulit
rasanya mewujudkan output pendidikan yang memiliki integritas diniyah dan
loyalitas nasional dalam era global dan abad informasi ini.
Secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bangsa
dan Negara.
Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Syahminan Zaini (2006:3) adalah:
a) Agar anak didik dapat memahami ajaran Islam secara elementer (sederhana)
dan bersifat menyeluruh sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hidup dan
amalan perbuatannya, baik dalam hubungan dirinya dengan Allah SWT,
hubungan dirinya dengan masyarakat maupun hubungan dirinya dengan alam
sekitar
b) Membentuk pribadi yang berakhlak mulia, sesuai dengan ajaran agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Serta untuk dapat melanjutkan pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Dengan memperhatikan dari dua pengertian tujuan Pendidikan Agama Islam
dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan Agama Islam khususnya
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama adalah agar anak didik
dapat memahami ajaran agama isalam secara sederhana dalam rangka untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pembinaan dan pemupukan
berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat berkembang dalam hal keimanannya
serta berakhlak mulia. Selanjutnya dapat tercerminkan dalam bentuk tingkah laku
kepribadiannya.
Untuk mencapai tujuan dan kemampuan-kemampuan tersebut maka ruang
lingkup pendidikan agama islam meliputi keserasian, keselarasan dan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan sesama
manusia, dirinya sendiri dan dengan makhluk lainnya (lingkungannya). Dari ruang
lingkup tersebut kemudian dijabarkan ke dalam bahan-bahan pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang meliputi 7 unsur pokok yaitu: keimanan, ibadah, AlQur‟an,
akhlak, muamalah, syariah, dan tarikh atau sejarah (kebudayaan) Islam.
34

Menurut Ahmad Tafsir (2012:7), ada tujuh fungsi Pendidikan Agama Islam
yaitu:
a) Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada
dasarnya yang pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan
ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.
b) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat.
c) Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d) Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e) Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatife dan lingkungannya atau
dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata
dan mr nyata), sistem dan fungsionalnya.
g) Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara
optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang
lain.
Pendapat lain dikemukakan oleh Nur Uhbiyati (2006:18) bahwa fungsi
Pendidikan Agama Islam adalah menumbuhkan habit forming (pembentukan
kebiasaan) dalam melakukan amal ibadah serta akhlak yang mulia, mendorong
tumbuhnya iman yang kuat, mendorong tumbuhnya semangat untuk mengolah
alam sekitar sebagai anugerah Allah SWT kepada manusia.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi
Pendidikan Agama Islam pada intinya adalah menyalurkan bakat-bakat peserta
didik yang telah dimiliki khususnya Pendidikan Agama Islam sehingga bakat
tersebut dapat berkembang secara optimal dan dapat diwujudkan dalam
perilakunya, sehingga dapat memperkuat iman dan memiliki akhlaq yang mulia.
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar-dasar
yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuharini dkk (2012:11) dapat ditinjau dari
berbagai segi, yaitu:
a) Dasar Yuridis atau Hukum
Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dari perundang-undangan yang
secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan
agama di sekolah secara formal
b) Segi Religius
35

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran
Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan
merupakan perwujudan ibadah KepadaNya. Dalam Al Qur‟an banyak ayat yang
menunjukkan perintah tersebut, antara lain: (1) Q.S. Al Ashr: “orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran”. (2)
Q.S. Al Imron: 104: “ dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari
yang mungkar…. ”. (3) Al Hadits: “ sampaikanlah ajaran kepada orang lain
walaupun hanya sedikit ”
c) Aspek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan
bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal
yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan
adanya pasangan hidup bahwa semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan
adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam
jiwanya ada suatu perasaan yang megakui adanya zat Yang Maha Kuasa tempat
mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolonganNya. Hal
semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun masyarakat
yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka
dapat mendekat dan mengabdi kepada zat Yang Maha Kuasa.
Adapun pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam :
1) Sekolah dalam fungsi pendidikan nasional :
a) Mengembangkan kemampuan
b) Membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
c) Mencerdaskan kehidupan bangsa
d) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
e) Berakhlak mulia
f) Menjadi warga Negara yang demokratis dan tanggung jawab ( Ps.3 UU RI
No.20/2003 ttg Sisdiknas) Kurikulum disusun dengan memperhatikan
peningkatan iman taqwa akhlak mulia serta wajib berisi pendidikan agama
terutama untuk jenjang Diknas dan Dikmenengah. ( Ps.36 dan 37 UU RI
No.30/2003 Sisdiknas )
2) Visi PAI pada sekolah umum:
Terwujudnya pelaksanaan pendidikan yang mendukung perkembangan
Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum, berkualitas yang mampu
mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki kepribadian
dilandasi keimanan dan ketaqwaan serta tertanamnya nilai- nilai akhlak mulia,
berbudi pekerti yang tercermin dalam keseluruhan sikap dan perilaku sehari-
hari.
3) Misi PAI pada sekolah umum:
36

a) Penyelengaraan PAI sebagai bagian integral dari keseluruhan proses


Pendidikan
b) Menyelenggarakan PAI dengan mengintegrasikan aspek pembelajaran
(kognitif, afektif, dan psikomotor), kunjungan dan memperhatiakan
lingkungn sekitar serta penerapan nilai-nilai dan norma-norma akhlak
dalam perilaku sehari- hari
c) Melakukan upaya bersama antara guru agama dan kepala sekoalh serta
seluruh komponen pendidikan untuk mewujudkan School Culture yang
dijiwai oleh suasana dan disiplin keagamaan dalam keseluruhan interaksi
antar unsur pendidikan di sekolah dan luar sekolah.
d) Melakukan penguatan posisi peran GPAI secara berkelanjutan, baik sebagai
pendidik, pembimbing, penasehat, komunikator dan penggerak bagi
terciptanya suasana keagamaan yang kondusif disekolah.
4) Strategi dan Upaya Pembelajaran PAI
a) Mampu mengajarkan akidah kepada peserta didik sebagai landasan
keberagamaanya
b) Mampu mengajarkan pengetahuan kepada peserta didik tentang ajaran
agama islam
c) Mampu mengajarkan pengetahuan agama sebagai landasan bagi semua
mata pelajaran yang diajarkan disekolah
d) Menjadi landasan moral dan etika social dalam kehidupan sehari- hari
5) Materi PAI
Dikembangkan dari ketiga kerangka dasar ajaran agama islam
a) Akidah penjabaran konsep iman
b) Syariah (ibadah) penjabaran konsep islam
c) Akhlak penjabaran konsep ihsan
6) Tujuan PAI di sekolah umum
Meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta
didik terhadap ajaran agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhak mulia dalam kehidupan pribadi
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
7) Fungsi PAI di sekolah umum
a) Pengembangan, menumbuhkembangkan dan peningkatan keimanan dan
ketaqwaan peserta didik yang telah ditanamkan di linkungan keluarga
b) Penyaluran bakat yang dilandasi dengan agama agar berkembang secara
optimal dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain
c) Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan
peserta didik dalam hal keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran
agama islam dalam kehidupan sehari-hari
d) Pecegahan, menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau budaya luar
yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangan menuju
manusia seutuhnya
e) Penyesuaian agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan
dapat merubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam
37

f) Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai


kebahagiaan dunia dan akhirat.
8) Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler PAI di Sekolah
Peraturan Direktur Jendral Pendidikan Islam No. Dj.1/12A Tahun 2009
Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler Pendidikan Agama Islam
Pada Sekolah.
a) Kegiatan ekstrakulikuler PAI adalah upaya pemantapan, pengayan dan
perbaikan nilai- nilai, norma serta pengembangan bakat, minat dan
kepribadian peserta didik dalam aspek pengamalan dan penguasaan kitab
suci, keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, ibadah, sejarah, seni dan
kebudayaan, dilakukan diluar jam intrakulikuler, melalui bimbingan guru
PAI, guru mata peljaran lain, tenaga kependidikan dan tenaga lainnya yang
berkompeten, dilaksanakan di sekolah atau diluar sekoalah.
b) Sekolah adalah taman kanak- kanak(TK), sekolah dasar (SD), sekolah
menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah
menengah kejuruan(SMK).
c) Panduan umum adalah panduan yang secara garis besar mengatur
penyelenggaraan kegiatan ekstrakulikuler PAI di sekolah.
d) Panduan khusus adalah panduan yang secara khusus mengatur pelaksanaan
9) Jenis- jenis kegiatan ekstrakulikuler PAI di sekolah:
a) Pesantren kilat
b) Pembiasaan akhlak mulia
c) Tuntas baca tulis al-qur‟an
d) Ibadah ramadhan
e) Wisata rohani
f) Kegiatan rohani islam
g) Pekan ketrampilan dan seni
h) Peringatan hari besar islam
Jadi pendidikan agama Islam, sistem pendidikan yang mengupayakan
terbentuknya akhlak mulia peserta didik serta memiliki kecakapan hidup
berdasarkan nilai-nilai Islam. Karena pendidikan agama Islam mencakup dua hal,
a) mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak
Islam, (b) mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran Islam
yang sekaligus menjadi pengetahuan tentang ajaran Islam itu sendiri. Karena
pendidikan merupakan subsistem dari sistem pendidikan nasional, maka di
dalamnya terdapat komponen-komponen yang antara satu dengan lainnya saling
memiliki keterkaitan dan hubungan yang tak bisa dipisahkan. Komponen tersebut
antara lain, kurikulum, pendidik, sarana dan prasarana pendidikan dan lingkungan
belajar. Hal ini sekaligus menjadi faktor pendidikan yang mendukung tercapainya
tujuan pendidikan baik pendidikan secara umum maupun pendidikan Islam secara
khusus.
PAI mengharapkan siswa didiknya dapat menerapkan ajaran Islam dan
mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai
38

dengan tujuan pendidikan Islam dan sesuai dengan kriteria manusia yang
baik. Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai. Cerdas ditandai
oleh adanya kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat,
sedangkan cerdas ditandai dengan banyak memiliki pengetahuan.

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


1. Perencanaan
Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
a. Hakikat RPP
RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci
mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP
mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2)
alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi
pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan,
dan sumber belajar.
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk
kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD/MI dan untuk guru mata
pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun pelajaran
dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau
berkelompok dikoordinasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah.
b. Prinsip Penyusunan RPP
1. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD
dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan
keterampilan (KD dari KI-4).
2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
3. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan
memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat,
motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.
4. Berpusat pada peserta didik proses pembelajaran dirancang dengan berpusat
pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif,
inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan
39

saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,


menalar/mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
5. Berbasis konteks Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan
sekitarnya sebagai sumber belajar.
6. Berorientasi kekinian Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
7. Mengembangkan kemandirian belajar Pembelajaran yang memfasilitasi
peserta didik untuk belajar secara mandiri.
8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran RPP memuat
rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,
dan remedial.
9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antar kompetensi dan/atau antar
muatan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran
tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan
keragaman budaya.
10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
c. Komponen dan Sistematika RPP (Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014)
Komponen-komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk
format berikut ini:
40

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti (KI)


B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
2. KD pada KI-2
3. KD pada KI-3
4. KD pada KI-4
C. Indikator Pencapaian Kompetensi*)
1. Indikator KD pada KI-1
2. Indikator KD pada KI-2
3. Indikator KD pada KI-3
4. Indikator KD pada KI-4
D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan
guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks
pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk
pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial)
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti **)
- Mengamati
- Menanya
- Mengumpulkan informasi/mencoba
- Menalar/mengasosiasi
- Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti **)
- Mengamati
- Menanya
- Mengumpulkan informasi/mencoba
- Menalar/mengasosiasi
- Mengomunikasika
41

c. Kegiatan Penutup
3. Pertemuan seterusnya.
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik penilaian \
2. Instrumen penilaian
a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan seterusnya
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian.
G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar
Sumber: Permendikbud, 2014
1) Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda. Indikator untuk KD
yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku
umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai
dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4. Indikator untuk KD yang
diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik
yang dapat diamati dan terukur.
2) Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul
seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada pertemuan
berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran. Setiap langkah
pembelajaran dapat digunakan berbagai metode dan teknik pembelajaran.
d. Langkah Penyusunan RPP
1) Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3)
proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6)
sumber belajar
2) Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 3.
3) Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku
panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian,
konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi
materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial;
4) Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk
yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan
kondisi peserta didik dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media,
alat, bahan, dan sumber belajar;
42

5) Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu


pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup;
6) Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup,
teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran;
7) Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan
penilaian; dan
8) Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar disesuaikan dengan
yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan Pendahuluan
1) mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan
2) mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan
dikembangkan
3) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan
5) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi,
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan
karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,
menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap
peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri
karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai
pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.
c. Kegiatan Penutup
1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan
43

yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran; dan
2) Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c)
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik
adalah proses pembelajaran yang mendorong anak untuk melakukan kegiatan
ilmiah dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, dan
mengkomunikasikan.
Menurut Slavin (2008:134);
“Learning is usually defined as a change in an individual caused by
experience. Changes caused by development (such as growing taller) are not
instances of learning. Neither are characteristics of individuals that are
present at brith (such as reflexes and respons to hunger or pain). However,
humans do so much learning from the day of brith (and some say earlier) that
learning and development are inseparably linked.”
Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi
melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya
atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan
bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Belajar bukan merupakan sesuatu
yang instan, tetapi suatu proses yang membutuhkan waktu lama dan berlangsung
sepanjang waktu.
Pembelajaran terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak
disengaja dan menuju pada suatu perubahan pada diri seseorang. Perubahan
perilaku berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang
diperoleh individu, sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu
dengan lingkungannya sebagai sumber belajar.
Definisi pembelajaran menurut Houwer, Holmes & Agnes Moors (2013:1),
Learning as a change in behavior that is due to experience. This is essentially
a very basic functional definition of learning in that learning is seen as a
function that maps experience onto behavior. In other words, learning is
defined as an effect of experience on behavior.
Pembelajaran sebagai perubahan perilaku melalui pengalaman. Hal ini
esensinya adalah definisi pembelajaran yang sangat mendasar bahwa pembelajaran
dipandang sebagai fungsi yang memetakan pengalaman menuju perilaku. Dengan
kata lain, pembelajaran didefinisikan sebagai efek dari pengalaman pada perilaku.
Perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasi sebagai pola-pola respon yang
baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
44

Rossum dan Hamer (2010:2) menjelaskan lima konsep pembelajaran;


1) Learning as the increase of knowledge.
2) Learning as memorising.
3) Learning as the acquisition of facts, procedures etcetera, which can be
retained and/or utilised in practice.
4) Learning as the abstraction of meaning.
5) Learning as an interpretative process aimed at the understanding of
reality.
Ada lima konsep pembelajaran yaitu; 1) Pembelajaran sebagai peningkatan
pengetahuan. 2) Pembelajaran sebagai hafalan.3) Pembelajaran sebagai akuisisi
fakta, prosedur dan sebagainya, yang dapat dipertahankandan/atau digunakan
dalam praktik.4) Pembelajaran sebagai abstraksi makna. 5) Pembelajaran sebagai
proses interpretatif ditujukan pada pemahaman realitas.Pembelajaran merupakan
suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu.
Dalam proses pembelajaran, baik guru dan siswa bersama sama menjadi
pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembalajaran akan tercapai pada
hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif. Sejalan dengan
pemikiran Rossum dan Hamer (2010:13)
the student has become an active participant in the teaching-learning
process, while the teacher‟s role lies more in coaching the learning process.
Both focus more on understanding and how solutions are found within a
particular discipline (building expertise), and less on finding „the correct
answer.
Siswa telah menjadi peserta aktif dalam proses belajar mengajar, sedangkan
peran guru terletak lebih dalam pembinaan proses pembelajaran. Keduanya lebih
fokus pada pemahaman dan bagaimana solusi yang ditemukan dalam tertentu
disiplin, dan kurang pada menemukan “jawaban yang benar”. Sejalan pendapat
tersebut menurut Wilson dan Peterson (2006:2) secara teori;
One behavior leads to another, behavioral learning theorists argued, and so
if teachers act in a certain way, students will likewise act in a certain way.
Central to behaviorism was the idea of conditioning, that is, training the
individual to respond to stimuli.
Salah satu perilaku mengarah ke yang lain di mana teori perilaku belajar
berpendapat, dan jika guru bertindak dengan cara tertentu, siswa juga akan
bertindak dengan cara tertentu pula. Pusat teori belajan behaviorisme adalah ide
pengkondisian yang melatih individu untuk menanggapi rangsangan.
Dari beberapa uraian di tentang pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa, melainkan suatu
proses kegiatan, yaitu interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan
45

siswa. Pembelajaran hendaknya tidak menganut paradigma transfer of knowledge,


yang mengandung makna bahwa siswa merupakan obyek dari belajar. Tetapi upaya
untuk membelajarkan siswa.
Pembelajaran yang diterapkan dalam Pelajaran Pendidikan Agama Islam
melalui pendekatan Kurikulum 2013, yaitu kurikulum terbaru yang diluncurkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 ini sebagai bentuk
pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu. Hal ini senada dengan apa yang ditegaskan dalam
pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-
2014 melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah
siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013
dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I dan IV Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtida‟iyah (SD/MI), Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran
2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas X
sampai dengan Kelas XII.
Kurikulum 2013 juga memiliki prinsip dalam pengembangannya. Sesuai
dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai perkembangan serta
perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, dalam pengembangan kurikulum
2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu memperhatikan dan
mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standart nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasikan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
3. Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian
kompetensi.
4. SKL dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan
masyarakat, negara serta perkembangan global.
5. SI dijabarkan dari SKL
6. Standart proses dijabarkan dari SI
7. Standart Penilaian dijabarkan dari SKL, SI, dan Standart Proses.
8. Standart Kompetensi Lulusan dijabarkan kedalam Standart Inti
9. Kompetensi Inti dijabarkan kedalam Kompetensi Dasar yang
dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran.
46

10. Kurikuklum Satuan Pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat


nasional, daerah, dan satuan pendidikan
11. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
12. Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk
13. Proses belajar dengan pendekatan ilmiah (scientific approach).
Untuk menunjang berjalannya sebuah kurikulum dengan baik dan
sesuai dengan apa yang diharapkan tentunya juga sangat berkaitan dengan
bagaimana jalannya proses pembelajaran. Pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki
karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006.
Implementasi kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan insan Indonesia
untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Tujuan merupakan
dasar untuk mengukur hasil pembelajaran dan juga menjadi landasan untuk
menentukan isi pelajaran dan metode mengajar. Berdasarkan isi dan metode
tersebut lalu menentukan kondisi kegiatan pembelajaran sebagai kondisi internal.
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan
dalam merencanakan pembelajaran, karena kegiatan pembelajaran muaranya pada
tujuan tersebut. Kunci utama dalam tujuan pembelajaran adalah siswa, mata
pelajaran, dan guru, karena dilihat dari kebutuhan siswa yang ditentukan hasil
belajar dengan kaitan terhadap kurikulum yang diterapkan. Menurut Hamalik
(2005:77) guru merupakan sumber utama tujuan siswa dalam mencapai tujuan
yang bermakna dan dapat diukur.
Metode pembelajaran pada kurikulum 2013 diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu.
1. Problem Based Learning adalah metode yang menempatkan siswa untuk
berperan sebagai pemecah masalah yang tidak terstruktur dalam real world
sebagai kegiatan belajar mereka. Problem based learning merupakan metode
pembelajaran yang berorientasikan pada peran aktif siswa dengan cara
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan dengan tujuan siswa mampu
untuk menyelesaikan masalah yang ada secara aktif dan kemudian menarik
kesimpulan dengan menentukan sendiri langkah apa saja yang harus dilakukan.
Melalui metode ini, siswa diberi sebuah permasalahan, kemudian dengan
adanya suatu masalah tersebut siswa dituntut untuk menemukan jalan
keluarnya. Bersamaan dengan proses mencari jalan keluar untuk sebuah
masalah ini, siswa akan mengalami proses belajar. Siswa tidak dibekali materi
atau informasi yang dipelajari, siswa akan memahami bahwa mereka lebih
banyak mempelajari cara belajar dengan membangun kemampuan dalam
47

menarik sebuah kesimpulan dari permasalahan yang dihadapi. Sukmadinata


(2006:40) menegaskan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan
keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Hamalik (2005:80) mengatakan
bahwa metode problem based learning memiliki karakteristik adalah (1)
adanya permasalahan yang mendasari proses belajar siswa; (2) proses
pembelajaran yang berpusat pada siswa; (3) proses pembelajaran yang
dikendalikan oleh siswa; dan (4) refleksi terhadap proses pembelajaran dan
hasil pembelajaran yang dilakukan sendiri oleh siswa
2. Project Based Learning merupakan pendekatan yang memusat pada prinsip dan
konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dan
tugas penuh makna lainnya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri
membangun pembelajaran, dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata. Bern
dan Erickson, (2001:34) Melalui metode proyek ini, siswa akan memiliki hasil
kerja dirinya yang diperoleh dari belajar, karya ini berupa produk akhir dari
aktivitas belajar.
3. Discovery Learning merupakan metode pembelajaran yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu konsep. Hal ini diungkapkan
Hamalik (2005:80) yang mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-
contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Discovery merupakan metode
yang mengharuskan siswa untuk menemukan jawaban tanpa bantuan khusus.

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Penelitian pendekatan saintifik dalam pembelajaran sudah banyak dilakukan
oleh berbagai ahli dan peneliti, sehingga terdapat hasil yang relevan dengan
penelitian ini di antaranya:
1) Penelitian yang dilakukan Kusaeri dan Rangga Sa‟adillah dengan judul Evaluasi
Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada
tahun 2015. Penelitian dilakukan pada 10 sekolah sasaran Kurikulum 2013 di
Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini mengkombinasi field
research dan development research. Hasil penelitian menunjukkan:
(1) Kendala penerapan pendekatan saintifik pada kegiatan mengamati.
Utamanya pada materi aqidah. Guru sering mengartikan kegiatan mengamati
dengan tayangan visual, dan (2) Pada desain RPP yang dikembangkan, langkah
mengamati diperluas. Tidak hanya mengamati objek yang empiris, namun
juga mengamati gejala fenomenologis.
2) Baeni Nur Faroida (2016) melakukan penelitian dengan judul Implementasi
Pendekatan Saintifik Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
48

Kurikulum 2013 di SMP Karangmoncol Kabupaten Purbalingga. Hasil penelitian


ini menunjukan bahwa dalam implementasi pendekatan saintifik pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 1
Karangmoncol secara keseluruhan guru sudah sesuai dengan langkah-langkah
pendekatan saintifik kurikulum 2013, yang meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengolah informasi/ mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.
3) Mohamad Fauzan (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pendekatan
Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”. Penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan aktifitas pengalaman belajar peserta didik dalam
pendekatan saintifik, bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan proses
pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013, dengan demikian diharapkan
pemahaman yang sebelumnya terdapat pada guru PAI dapat berubah. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan studi
literatur pada buku, jurnal dan beberapa peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan yang berkaitan dengan Kurikulum 2013. Hasil kajian yang diperoleh
menjelaskan bahwa pendekatan saintifik dapat diterapkan dalam mata pelajaran
PAI, karena aktifitas yang terdapat dalam pendekatan ini dapat mengembangkan
kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum 2013.
4) Reni Sintawati. (2014) Implementasi Pendekatan Saintifik Model
Discovery Learning pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1
Jetis Bantul. Hasil penelitian ini menunjukkan : 1) Penerapan pendekatan saintifik
model discovery learning dalam pembelajaran PAI menunjukan bahwa guru dalam
melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran melalui beberapa langkah
pembelajaran pendekatan saintifik model discovery learnig dengan mengamati
melalui problem statement, menanya melalui stimulasi, mengumpulkan data
melalui data colection, mengasosiasi melalui data prosessing dan generalisasi
serta mengkomunikasikan melalui verification, dengan memperhatikan prinsip-
prinsip pembelajaran meskipun tidak maksimal. 2) Hasil Penerapan pendekatan
saintifik model discovery learning dalam pembelajaran PAI dapat membuat peserta
didik antusias dalam mengikuti pembelajaran PAI, rasa ingin tahunya berkembang,
aktif, berpusat pada peserta didik, dan dapat mengembangkan kemampuan
berkomunikasi. 3) Kelebihan dan kelemahan pendekatan saintifik model discovery
learnig pada pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Jetis Bantul yaitu ada pada
sumber belajar, metode dan strategi pembelajaran, media pembelajaran, potensi
peserta didik yang berbeda-beda, pengelolaan kelas, dan peserta didik aktif atau
berpusat pada peserta didik.
5) Dina Amalia (2015), Implementasi Kurikulum 2013 Melalui Model
Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik pada Kelas X di SMA N 1
Kedungwuni Kabupten Pekalongan. Penelitian ini menghasilkan temuan
pelaksanaan pembelajaran PAI kelas X di SMA N 1 Kedungwuni telah
dilaksanakan melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
49

mengasosiasi atau menalar dan mengkomunikasikan, namun belum maksimal


karena pembelajarannya masih terbatas pada kegiatan membaca buku, melihat
tayangan, tanya jawab, penugasan, diskusi dan presentasi didalam kelas. Faktor
pendukungnya antara lain siswa yang aktif, guru yang berkompeten, metode
pembelajaran yang bervariatif, dan sarana prasarana yang memadai. Sedangkan
yang menjadi faktor penghambatnya adalah belum adanya buku pelajaran
Pendidikan Agma Islam dan Budi Pekerti dari pusat dan alokasi waktu mengajar
yang sedikit. Faktor pendukung dan penghambat ini mempengaruhi pelaksanaan
pembelajaran di SMAN 1 Kedungwuni. Upaya yang dilakukan oleh SMA N 1
Kedungwuni untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan
pembelajaarn PAI berbasis pendekatan saintifik antara lain mengadakan
pelatihan atau workshop tentang kurikulum 2013, mengikutkan guru dalam
pelatihan kurikulum 2013, serta mengembangkan strategi dan metode
pembelajaran yang baik. Upaya ini mampu mengatasi hambatan dalam
pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik.
6) Mulyaningsih Nurul (2015) melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan
Pendekatan Saintifik Pada Kurikulum 2013 di SMA Kota Yogyakarta”. Penelitian
ini menghasilkan tiga temuan yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pertama, kualitas perencanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti di SMA Kota Yogyakarta dengan pendekatan saintifik
termasuk dalam kategori baik. Kedua, kualitas pelaksanaan proses pembelajaran
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Kota
Yogyakarta dengan pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013 termasuk dalam
kategori baik. Ketiga, penilaian hasil belajar termasuk dalam kategori baik
Berdasar temuan-temuan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
yang dilakukan Kusaeri dan Rangga Sa‟adillah, Baeni Nur Faroida, Mohamad
Fauzan, Reni Sintawati, Dina Amalia, serta Mulyaningsih Nurul adalah sama-sama
mengkaji tentang pendekatan saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Hanya saja penelitian peneliti berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut.
Penelitian yang dilakukan Kusaeri dan Rangga Sa‟adillah merupakan field
research dan development research di 10 Sekolah yang ada kendala penerapan
pendekatan saintifik pada kegiatan mengamati, sedangkan peneliti hanya meneliti
1 sekolah yang tidak terkendala dalam kegiatan mengamati. Adapun penelitian
yang dilakukan Dina Amalia, penelitian yang dilakukan terbatas dalam hal
pembelajaran yang masih pada kegiatan membaca buku, melihat tayangan, tanya
jawab, penugasan, diskusi dan presentasi didalam kelas, adapun yang dilakukan
peneliti adalah banyak aspek yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di
antaranya untuk menilai keberhasilan manfaat, kegunaan, sumbangan dan
kelayakan suatu program kegiatan pendekatan saintifik pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
50

Kajian tentang evaluasi pelaksanaan pendekatan saintifik pada mata pelajaran


Pendidikan Agama Islam sangat penting mengingat evaluasi merupakan bagian
dari manajemen lembaga pendidikan dalam rangka menjaga kualitas pendidikan di
sekolah.

E. Kerangka Konseptual

Faktor yang Proses Evaluasi Dampak


melatarbelakangi menggumakan evaluasi
model Countenance
Evaluasi Stake Pembelajaran PAI
Pelaksanaan Sesuai standar
Pembelajaran evaluasi model Proses permendikbud
Pendekatan countenance Stake No 103 tahun 2014
Saintifik Mapel PAI masing-masing 3
komponen program
yang dikelompokan
menurut antecedent,
transaction, dan
outcomes atas
Pembelajaran PAI
pendekatan saintifik
(1) RPP, (2)
pelaksanaan
pembelajaran, (3)
hasil belajar.

Proses Pendekatan
Saintifik
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian
Penelitian ini melalui pendekatan kualitatif di mana jenis penelitian ini
melalui prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, menurut Sudarwan
Danim (2002:35) mempunyai ciri-ciri: (a) fokus penelitiannya bersifat kompleks
dan luas (b) bermaksud untuk memberi makna atas fenomen secara holistik, dan (c)
menempatkan diri peneliti secara aktif dalam seluruh proses penelitian. Adapun
model evaluasi yang dilakukan adalah dengan evaluasi
Selain itu, menurut Sudarwan Danim (2002:36-37) penelitian kualitatif
dilakukan untuk membangun pengetahuan melalui pemaknaan dan penemuan
(meaning and discovery). dengan menggunakan observasi terstruktur dan tidak
terstruktur, interaksi komunikatif, wawancara mendalam (in depth interview), serta
peneliti itu sendiri sebagai instrumen. Relevan dengan pendapat sebelumnya,
Sudjana dan Ibrahim (2002:197-200) menjelaskan ciri-ciri penelitian kualitatif
adalah (a) Sumber data menggunakan lingkungan alamiah; (b) Sifatnya deskriptif
analitik yang berarti data yang diperoleh dari penelitian yang disusun di lokasi
penelitian dituangkan dalam analisis data dengan memperkaya informasi; (c)
Tekanan penelitian pada proses bukan pada hasil; (d) Induktif atau data yang
bersifat empiris dianalisis kemudian diambil kesimpulan; (e) mengutamakan
makna, artinya makna yang diungkap berkisar pada asumsi-asumsi apa yang
dimiliki orang mengenai hidupnya.
Sudarman Danim (2002:51) menyatakan, ada lima ciri utama penelitian
kualitatif, yaitu (a) mempunyai setting alami sebagai sumber data; (b) Bersifat
deskriptif, yaitu data yang terkumpul berupa kata-kata; (c) menekankan proses
dibandingkan hasil; (d) Cenderung menggunakan pendekatan induktif; (e) Memberi
tekanan pada makna. Lebih rinci lagi menurut Creswell (2007:37-39) bahwa
terdapat beberapa karakteristik dalam penelitian kualitatif, yakni: Natural setting,
researcher as key instrument, multiple sources of data, inductive data analysis,
participant;s meaning, emergent design, theoretical lens, interpretive inquirí, and
holistic account.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan model evaluasi
yang digunakan adalah Coutenance Stake. Model evaluasi Stake merupakan
analisis proses evaluasi yang menekankan pada dua jenis operasi yaitu
deskripsi (descriptions) dan pertimbangan (judgments) serta membedakan tiga
fase dalam evaluasi program yaitu: (1) persiapan (antecedents) dalam penelitian
ini adalah perencanaan pembelajaran; (2) transaksi adalah pelaksanaan
pembelajaran; dan (3) outcome dari program ini yakni hasil belajar peserta
didik. Matriks deskripsi berhubungan dengan intens program pembelajaran PAI
dan hasil observations dari program ini di sekolah. Matriks judgement
51
52

berhubungan dengan standar atau kriteria dalam hal ini adalah Permendikbud
No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pembelajaran dan judgement
(pertimbangan) evaluator. Penekanan paling besar pada model ini adalah pendapat
bahwa evaluator membuat keputusan tentang program yang sedang dievaluasi.
Desain penelitian ini menggunakan model evaluasi countenance yang di
kembangkan Stake seperti pada Gambar di bawah ini:

Gambar 3.1.
Desain Penelitian dengan model Countenance Stake
Alur evaluasi model Countenance Stake terdiri dari empat langkah, yaitu
langkah awal, mengumpulkan data, analisis logis, dan analis empiris. Setiap
langkah dijelaskan sebagai berikut. Langkah awal yang dilakukan adalah
menyusun rasional dari program pembelajaran PAI di SMA Diponegoro 1
Jakarta. Pada bagian ini dikumpulkan data awal tentang program yang telah
dilaksanakan oleh guru yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan hasil
belajar peserta didik erdasarkan kajian teoretis, dukungan peraturan yang
berlaku, serta kondisi nyata sekolah.
Tahap pengumpulan data mengenai intens ini dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang tujuan dari program pembelajaran PAI SMA dan
efek yang diharapkan dari program tersebut. Analisis tujuan ini dilakukan pula
pada tiga bagian komponen evaluasi yaitu antecedent berupa RPP, transaction
(proses) yakni pelaksanaan, dan juga hasil belajar PAI sebagai outcomes dalam
program ini. Analisis dilakukan dengan memperhatikan kondisi objektif program
53

tersebut kemudian dilakukan pengolahan data matriks deskripsi, dengan dua


konsep yaitu contigency dan congruence. Kedua konsep ini berbeda dalam
penggunaannya. Contigency dipergunakan untuk menganalisis data secara
vertikal, mencari keterhubungan/keselarasan antara antecedent, transaksi, dan
juga outcome. Analsis Contigency ini dilakukan dengan dua cara yaitu
keterhubungan secara logika dan keterhubungan secara empirik.
Analisis logis terhadap data dalam penelitian ini digunakan untuk
memberikan pertimbangan mengenai keterhubungan antara antecedent (RPP),
transaksi (pelaksanaan pembelajaran), dan hasil belajar PAI yang ada di dalam
matrik intents. Hasil analisis ini menemukan apakah RPP yang dibuat guru PAI
sebagai persyaratan awal dalam program pembelajaran PAI akan tercapai
dengan rencana transaksi yang dikemukakan. Demikian pula mengenai hubungan
antara pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar PAI yang diharapkan.
Analisis empiris dilakukan untuk mempertimbangkan keterhubungan
antara antecedent (RPP), transaksi (pelaksanaan pembelajaran), dan juga hasil
belajar. Analisis ini berdasarkan data empirik yang diperoleh dilapangan. Selain
mencari kontigensi peneliti kemudian memberikan pertimbangan mengenai
congruence atau perbedaan yang terjadi antara apa yang direncanakan dengan
apa yang terjadi di lapangan. Analisis congruence dilakukan terlebih dahulu
dengan cara menyusun standar pengukuran keterlaksanaan program pada semua
tahap evaluasi dengan menyusun kriteria-kriteria yang jelas dan terukur. Standar
yang akan digunakan berdasarkan pertimbangan teoretis dan pertimbangan
praktis pada kondisi lapangan penelitian. Analisis terhadap kesesuaian standar
dengan data hasil penelitian akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan
(judgment). Pengambilan keputusan ini dilaksanakan untuk ketiga komponen
evaluasi yaitu antecedent, transaksi, dan juga outcome. Langkah terakhir dari
penelitian ini adalah memberikan rekomendasi dan pertimbangan berdasarkan hasil
evaluasi.
2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian lebih ditekankan kepada, bagaimana evaluasi program
pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta. Di
mana evaluasi ini menyangkut kegiatan dalam pembelajaran terkait dengan
perencanaan dan pelakasanaan di kelas, faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan evaluasi serta solusi yang dapat ditawarkan terhadap masalah yang
dihadapi guru, sebelum, pada saat dan setelah evaluasi dilaksanakan.
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah;
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang disebut dengan RPP adalah rencana pembelajaran yang disusun oleh guru
54

yang dikembangkan mengacu pada silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


yang disusun oleh guru harus sesuai sistematika RPP yang tercantum pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103
Tahun 2014. Indikatornya penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud Nomor.
103 Tahun 2014 mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan
kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian
kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian;
dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar.
b. Implementasi pembelajaran dengan pendekatan saintifik sesuai langkah-
langkah pembelajaran pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014
Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan langkah-langkah
pembelajaran adalah pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan kegiatan
pembuka, kegiatan inti yang terdiri dari lima pengalaman belajar, yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
mengkomunikasikan, serta kegiatan penutup. Indikatornya adalah kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa pada saat kegiatan pembuka,
kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
observasi, dokumentasi dan wawancara. Observasi digunakan pada pelaksanaan
pembelajaran di kelas meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup
dengan menggunakan lembar observasi sesuai dengan standar proses. Observasi
dilakukan oleh observer yakni peneliti dan kepala sekolah. Hal ini dilakukan agar
kredibilitas observer dapat dipercaya, dengan mempertimbangkan kepala sekolah
lebih mengetahui kondisi sekolah.
Dokumentasi digunakan untuk melakukan penilaian RPP yang dibuat guru
PAI. Penilaian RPP dilakukan dengan cara memberi kor sesuai kuantifikasi
ketersediaan RPP yang dimiliki guru dengan menggunakan instrumen penilaian
sesesuai dengan standar proses. Di samping itu studi dokumen digunakan untuk
data nilai harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Instrumen
yang digunakan adalah instrumen yang tercantum dalam standar proses
pembelajaran Permendikbud No. 103 Tahun 2014 yang terdiri dari standar
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Wawancara
dilakukan kepada guru dan kepala sekolah untuk memperoleh data kesiapan
guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta upaya kepala
sekolah dalam melaksanakan supervisinya pada pembelajaran PAI.
Analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan secara deskriptif kualitatif.
Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis tematik yaitu membandingkan data
55

pada tiga tahapan Stake yaitu: antecedent, transaction dan outcomes pada matriks
deskripsi dengan standar yang ada pada matriks pertimbangan, kemudian
disimpulkan. Dalam analisis tematik ini ditempuh alur analisis yang terdiri dari
pengumpulan data, reduksi data dan kesimpulan verifikasi.
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui (1) pengamatan; (2)
angket, (3) wawancara mendalam; dan (4) analisis dokumen. Teknik pengamatan
yang dipilih adalah pengamatan yang terlibat (participant observer). Alasannya
adalah bahwa penelitian ini berupaya mengungkapkan bagaimana individu
memproses dan mengkonstruksikan makna dalam setiap perilakunya. Hal ini hanya
dapat dilakukan melalui interaksi sosial yang mendalam. Dengan demikian, melalui
kegiatan pengamatan terlibat, peneliti dapat dengan mudah membangun
komunikasi dengan para pelaku sehingga dapat memahami bagaimana mereka
mengkonstruksikan pekerjaannya sebagai seorang guru. Implementasi dari ketiga
teknik penelitian yang telah diuraikan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada
awal kegiatan direncanakan peneliti berusaha masuk ke dalam dengan mengadakan
pendekatan (approach) informan dengan melakukan wawancara.
Wawancara dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
umum terlebih dahulu untuk setiap tema yang menjadi fokus penelitian. Dalam
setiap wawancara peneliti berupaya agar tidak menyela setiap ucapan para
informan, jika terjadi penyelaan, hal itu semata-mata hanya untuk mendapatkan
klarifikasi atau dalam rangka menggali keterangan tambahan. Dalam kegiatan ini,
di samping keterangan verbal yang diberikan informan, peneliti juga
memperhatikan dan mencatat ekspresi wajah mereka. Setelah beberapa pertanyaan
dalam kegiatan wawancara, peneliti berupaya agar para informan memegang
kendali perbincangan.
Konsistensi ungkapan dan ekspresi para informan ini merupakan penampakan
diri (self exposure) yang sangat berharga sebagai bahan informasi. Konsistensi
penampakan diri ini juga diuji melalui teknik interaksi langsung (face-to face
interaction) dan dalam kelompok (collective interaction).
Pelaksanaan penelitian Multicase studies yang dilaksanakan, khususnya
dalam penelitian kualitatif dengan studi komparasi, maka seperti yang dikatakan
Bogdan (2007:70), most qualitative researcher do not do fieldwork at more than
one site at a time. They do their fieldwork at for one case an tan move to the next.
Dalam penelitian kualitatif studi komparasi yang dilaksanakan maka peneliti
melakukan pengumpulan data tidak dalam satu waktu di dua tempat penelitian
tetapi dilakukan secara bergantian. Dalam setiap kegiatan wawancara, peneliti
menggunakan alat perekam ditambah dengan catatan-catatan untuk
mendeskripsikan ekspresi para informan.
56

Hasil rekaman wawancara dan catatan ini kemudian dituangkan ke dalam


catatan lapangan (field notes). Catatan lapangan merupakan pencatatan hal-hal
yang pokok dalam penelitian kualitatif, baik yang menyangkut deskripsi orang,
tempat, kejadian, kegiatan, pembicaraan, maupun pencatatan refleksi. Selanjutnya
dijelaskan bahwa pada dasarnya catatan lapangan terdiri dari dua bentuk, yaitu (1)
catatan deskripsi ialah catatan yang menjelaskan kejadian yang sebenarnya baik
yang menyangkut interaksi, tempat, maupun hal-hal menarik, dan (2) catatan
analitik, yaitu catatan berupa komentar peneliti terhadap sesuatu.
Pada saat „tidak ke lapangan‟ peneliti mempelajari dokumen-dokumen yang
berasal dari laporan resmi dari kantor pemerintah, laporan dari para pengelola,
tulisan dari koran-koran dan majalah setempat. Hasil analisis terhadap dokumen-
dokumen ini kemudian menjadi bahan rujukan jika relevan dengan tema
pembicaraan pada kegiatan wawancara berikutnya.
4. Sumber Data
Menurut Lexy J. Moleong (2010:157-159), sumber data dalam penelitian
kualitatif dapat dibagi dalam tiga bagian, yakni: (1) kata-kata dan tindakan
(informan), (2) sumber tertulis (dokumentasi), dan (3). photo. Masing-masing
sumber data tersebut juga digunakan dalam penelitian ini dan dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Kata-kata dan tindakan (Informan Penelitian)
Informan penelitian adalah para guru, pimpinan, pengawas dan konsultan
Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta. Hal ini sejalan dengan pendapat
Borg dan Gall yang dikutip Moleong (2010:160), yaitu (1) mempunyai
pengetahuan atau informasi luas sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti
(key informant), (2) mempunyai track record yang baik pada bidang yang
diteliti; dan (3) pihak-pihak lain yang terkait yang dapat memberikan informasi
tambahan. Jika dikaji dari perspektif lain, informan penelitian ini terdiri dari
atas: (1) Direktorat Kasi Bidang Kurikulum, (2) Pengawas Agama TK dan SD,
(3) Kepala Sekolah, (4) Wakil Kepala Sekolah, (5) Guru Pendidikan Agama
Islam berjumlah 5 orang guru.
b. Dokumentasi
Untuk menambah informasi yang diperlukan, penelitian ini juga
menggunakan dokumen-dokumen yang relevan dengan fokus penelitian. Hal
ini sejalan dengan pernyataan Creswell (2007:121) yang menjelaskan bahwa
dokumen resmi, pribadi ataupun yang ditulis oleh pihak lain dapat dijadikan
sumber informasi.
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dari buku-buku yang
relevan dengan masalah penelitian, dokumen-dokumen, arsip-arsip, catatan-
57

catatan yang berhubungan dengan objek penelitian. Dokumen yang


dikumpulkan oleh peneliti adalah RPP untuk mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang disusun oleh guru. Peneliti akan menganalisis RPP yang disusun
oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kisi-kisi kesesuaian
komponenan sistematika RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1.
Kisi-kisi kesesuaian komponen RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014
Aspek Kriteria Penilaian Skor
Indentitas Mata Pelajaran Mencantumkan lengkap empat komponen, 4
yaitu identitas mata pelajarn (sekolah, mata
pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu)
Mencatumkan tiga komponen identitas
Mencantumkan dua komponen identitas
Mencantumkan satu komponen identitas
Komponen Inti Mencantumkan lengkap empat kompetensi 4
inti (kompetensi inti satu, kompetensi inti
dua, kompetensi inti tiga, dan kompetensi
inti empat)
Mencantumkan tiga komponen inti
Mencantumkan dua komponen inti
Mencantumkan satu komponen inti
Kompetensi Dasar Mencantumkan lengkap kompetensi dasar
pada empat kompetensi inti
Mencantumkan lengkap kompetensi dasar
pada tiga kompetensi inti
Mencantumkan lengkap kompetensi dasar
pada dua kompetensi inti
Mencantumkan lengkap kompetensi dasar
pada satu kompetensi inti
Indikator Mencantumkan minimal dua indikator pada
empat kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indikator pada
tiga kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indikator pada
dua kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indikator pada
58

satu kompetensi inti


Materi Pembelajaran Mencantumkan materi belajar dari empat
atau lebih sumber belajar dan dijabarkan
secara lengkap sesuai materi yang akan
dipelajari
Mencantumkan materi belajar kurang dari
empat atau lebih sumber belajar dan
dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang
akan dipelajari
Mencantumkan materi belajar kurang dari
empat atau lebih sumber belajar tetapi tidak
dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang
akan dipelajari
Mencantumkan materi belajar dari empat
atau lebih sumbr belajar tetapi tidak
dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang
akan dipelajari
Kegiatan Pembelajaran Mencantumkan lengkap tiga kegiatan, yaitu
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup pada setiap pertemuan
Mencantumkan lengkap kurang dari tiga
kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada
setiap pertemuan
Mencantumkan lengkap tiga kegiatan yaitu
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup tetapi tidak dijabarkan pada
setiap pertemuan
Mencantumkan kurang dari tiga kegiatan
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup tetapi tidak dijabarkan
pada setiap pertemuan
Kegiatan Pendahuluan Mencantumkan lima kegiatan pendahuluan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan pendahuluan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan tiga kegiatan pendahuluan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan dua kegiatan pendahuluan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan pendahuluan
59

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014


Kegiatan Inti
a. Mengamati Mencantumkan langkah pembelajaran dan
deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014 kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
1 Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
b. Menanya
c. Mengumpulkan Mencantumkan langkah pembelajaran dan
informasi deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014 kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan salah satu antara langkah


pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
d.Mengasosiasi Mengasosiasi Mencantumkan langkah
pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
e. Mengkomunikasikan Mencantumkan langkah pembelajaran dan
deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014 kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Kegiatan Penutup Mencantumkan enam kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan lima kegiatan penutup sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
60

Mencantumkan empat kegiatan penutup


sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan tiga kegiatan penutup sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan dua kegiatan penutup sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan satu kegiatan penutup sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
Penilaian, Remedial, dan Mencantumkan teknik penilaian (instrumen
Pengayaan penilaian), remedial, dan pengayaan
Mencantumkan hanya dua
Mencantumkan hanya satu
Tidak mencantumkan sama sekali
Media, Bahan, dan Mencantumkan media, bahan, dan sumber
Sumber Belajar belajar
Mencantumkan hanya dua
Mencantumkan hanya satu
Tidak mencantumkan sama sekali
Lampiran-lampiran Mencantumkan Lampiran teknik penilaian,
kisi-kisi soal, kunci jawaban, rubik
Mencantumkan hanya tiga lampiran
Mencantumkan hanya dua lampiran
Mencantumkan hanya satu lampiran

c. Photo
Sumber informasi lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah photo.
Menurut Creswell (2007:22) photo sebagai dokumen dapat dijadikan “nara
sumber” sebab photo bukan hanya sekedar gambar, tetapi memiliki makna,
seperti dalam konteks apa photo itu diambil, menggambarkan kondisi apa yang
sedang terjadi dan siapa yang ada dalam photo tersebut. Dokumen-dokumen,
catatan-catatan, serta photo-photo yang terkumpul dijadikan sebagai bahan
kajian permulaan dan kemudian diikuti dengan menggali persepsi dan
keterangan para informan untuk pendalaman kajian mengenai fokus yang akan
diteliti.
5. Teknik Analisis Data
Moleong (2013:139) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu
wawancara, pengamatan, dokumentasi sebagai berikut. Setelah itu mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat
61

rangkuman, kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat koding


atau pengelolaan data.
Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3 komponen penting,
yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Modul
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif, yaitu
analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen. Peneliti
menggunakan analisis interaktif dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif
menggunakan proses siklus, yaitu pada waktu pengumpulan data peneliti selalu
membuat reduksi data dan sajian data, kemudian data tersebut dikumpulkan berupa
field notes/catatan dilapangan yang terdiri dari berbagai disertasi dan refleksi.
Kemudian peneliti menyusun peristiwa tersebut reduksi data dan diteruskan dengan
penyusunan sajian data yaitu berupa cerita sistematis yang didukung dengan
perabot seperti printer dan dokumen yang lainnya.
Terdapat tiga tahapan dalam analisis data, yaitu:
1) Reduksi Data (Data Reduction )
Setelah data dikumpulkan, peneliti melakukan seleksi data sesuai dengan
fokus penelitian. Data yang kurang relevan atau kurang berhubungan dengan
fokus penelitian direduksi agar lebih mudah meringkas dan membuat abstraksi
terhadap data mentah, sehingga menjadi jelas. Reduksi data ini merupakan
proses pemilihan, memfokuskan pada penyederhanaan, pengabstraksian dan
transformasi data mentah yang muncul dari data catatan-catatan tertulis di
lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan hal-hal
yang penting, membuang hal-hal yang tidak relevan dengan fokus penelitian
agar sistematis dan bermakna.
2) Menyajikan data (Display Data)
Penyajian data merupakan proses penyampaian sejumlah informasi yang
sudah disusun, yang memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan mengambil
tindakan. Penyajian data merupakan gambaran sementara keseluruhan dan
sekelompok data yang diperoleh agar mudah dibaca secara menyeluruh. Pada
tahap ini data dapat disajikan dalam bentuk narasi, matriks, grafik dan
didiskusikan dengan berbagai pihak dan sumber. Dengan menyajikan data,
peneliti dapat memahami apa yang terjadi dalam penelitian baik menyangkut
validitas data maupun hal- hal yang kurang dalam penelitian.
3) Membuat Kesimpulan
Pada tahap ini peneliti membuat kesimpulan dan memverifikasi serta
mencocokkan kembali pada data atau hasil lapangan atau menelaah dengan
sejawat. Kemudian diproses agar menjadi data yang siap disajikan untuk
selanjutnya dibuat kesimpulan hasil penelitian. Kesimpulan merupakan suatu
62

konfigurasi yang utuh. Selanjutnya dijelaskan bahwa analisis data ini dilakukan
semenjak pengumpulan data, artinya tidak harus menunggu data itu terkumpul
semua tetapi dalam waktu proses pengumpulan data pun dapat dilakukan
analisis data.
Alur analis data dapat digambarkan sebagai berikut:
Pengumpulan Penyajian
Data Data

Simpulan:
Verifikasi
Reduksi
Data

Temuan
Penelitian

Gambar 3.2.
Alur Analisis Data

Jika merujuk pada kedua pendapat di atas, dibandingkan yang dikemukakan


terakhir ini merupakan teknik analisis yang lebih sederhana. Dengan demikian,
teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengikuti tahapan yang
dikemukakan oleh pendapat yang terakhir. Dalam bentuk yang lebih operasional,
implementasi dari langkah-langkah analisis tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
Pertama: hasil pengumpulan data yang diperoleh dari setiap kegiatan
pengamatan terlibat, wawancara, dan analisis dokumen menghasilkan transkrip
yang diorganisasikan dalam bentuk file-file yang terpisah sesuai temanya. Kedua,
dilanjutkan dengan mengkompilasi dan memilah-milah dalam kategori yang lebih
kecil dengan menggabungkan tema yang serupa atau memiliki kemiripan. Ketiga,
adalah pemilahan yang lebih lanjut atas sub tema hingga ke sub-sub tema yang
terakhir dengan isu spesifik dalam bentuk “struktur pohon” (tree structure) yang
relevan untuk masing- masing kategori. Keempat, analisis terhadap masing-masing
isu spesifik tersebut untuk menghasilkan deskripsi konseptual dan teoretik bagi
data secara keseluruhan.
6. Pengecekan Kredibilitas Data
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, semua data dan informasi yang
diperoleh dalam penelitian dicatat dalam sebuah catatan lapangan. Data/informasi
yang terekam pada catatan lapangan belum tentu bersifat bebas nilai. Dengan kata
63

lain, tidak mustahil ekspresi-ekspresi dan ungkapan-ungkapan yang dikemukakan


masih bersifat subjektif sehingga diperlukan upaya lain untuk menguji
keabsahannya. Keabsahan data/informasi, menurut Goetz dan LeCompte, harus
memenuhi dua persyaratan utama, yaitu (1) validitas dan (2) reliabilitas.
Lincoln dan Guba menegaskan keabsahan data dalam penelitian kualitatif
disebut kepercayaan yang bernilai (trustworthiness) yang di dalamnya terkandung
nilai-nilai: (1) nilai kebenaran (truth value); (2) dapat diterapkan (applicability); (3)
konsistensi; dan (4) netralitas.
Selanjutnya untuk mengoperasionalkan keempat nilai ini, maka setiap
data/informasi yang diterima hendaklah mempertimbangkan aspek (a) kredibilitas,
untuk memenuhi nilai kebenaran data/informasi yang dikumpulkan; (b) dapat
ditransfer (transferability) untuk memenuhi keterterapan data/informasi; (c)
tergantung pada informasi lain (dependability) dan (d) dapat ditanyakan pada
pihak lain (confirmability).
Teknik untuk memelihara aspek kredibilitas ini selama aktivitas penelitian di
lapangan dapat dilakukan dengan cara: (a) memperpanjang kegiatan penelitian; (b)
melakukan pengamatan secara terus menerus; dan (c) melakukan trianggulasi, baik
trianggulasi sumber, metode, dan investigasi. Di samping itu, dapat juga dilakukan
dengan cara: (1) komentar rekan sejawat (peer debriefing); (2) analisis kasus
negatif (negative case analysis); (3) menambah rujukan yang memadai (referential
adequacy); dan (4) pemeriksaan anggota (member check), baik selama proses
penelitian, maupun setelah melakukan perumusan.
Untuk memelihara transferabilitas dapat dilakukan dengan cara membuat
deskripsi yang sebanyak-banyaknya (thick description). Sedangkan untuk menjaga
dependabilitas dan konfirmabilitas dapat dilakukan dengan cara melakukan audit,
termasuk audit kesalahan yang diperbuat.

Senada dengan pendapat sebelumnya, Owens menegaskan upaya untuk


menjaga kredibilitas data dan informasi dapat dilakukan dengan mengikuti enam
prosedur, yakni: (1) memperpanjang waktu untuk mendapatkan data; (2)
triangulasi; (3) pemeriksaan anggota; (4) referensi lainnya; (5) membuat uraian
khusus; dan (6) konsultasi sejawat.
Mengacu pada landasan teori di atas, maka pemeriksaan keabsahan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik (a) memperpanjang waktu
penelitian; (b) diskusi dengan teman sejawat (peer debriefing); (c) pemeriksaan
anggota; (d) observasi yang terus menerus; dan (e) trianggulasi (dengan sumber
dan metode).
Pemeriksaan anggota dilakukan dengan mengecek keabsahan informasi
pihak-pihak yang membantu peneliti melakukan pengamatan. Observasi yang
64

terus-menerus dilakukan tidak hanya pada saat penelitian, tetapi juga sesudah
laporan ini dibuat. Terakhir trianggulasi dilakukan tidak hanya dengan melakukan
pemeriksaan silang (cross check) dengan informan atau sumber lain , tetapi juga
dengan melakukan metode yang berbeda.
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Temuan Lapangan
Pada temuan lapangan, penelitian yang dilakukan melalui observasi evaluasi
model countenance Stake dan wawancara terhadap sumber data dari hasil evaluasi
yang telah dilakukan.
1. Evaluasi Countenance Stake
Analisis data dan pembahasan berdasarkan model evaluasi countenance
Stake. Hasil penelitian untuk setiap tahapan evaluasi disajikan pada matriks
Countenance Stake pada tabel yang meliputi intens, observasi, standar dan
judgment untuk masing-masing 3 komponen program yang dikelompokan
dalam tabel menurut antecedent, transaction, dan outcomes. Selanjutnya hal
itu dianalisis congruence dan contingency.
a. Perencanaan atau Komponen Antecendence
Komponen yang dievaluasi pada antecedent ini adalah RPP yang dibuat guru
PAI SMA Diponegoro 1 Jakarta yang menerapkan Kurikulum 2013. Untuk
mengetahui apakah guru Pendidikan Agama Islam kelas XI sudah menyusun RPP
untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014, peneliti
mengumpulkan dokumen berupa RPP yang sudah dibuat oleh guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) yang pertama
dengan materi Beriman kepada Hari Akhir, RPP kedua dengan materi Beriman
Kepada Qadha dan Qadar. Dari kedua RPP tersebut kemudian dianalisis tingkat
kesesuainya berdasarkan Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014. Hasil analisis
RPP Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel. 4.1.
Tabel 4.1.
Hasil Analisis Penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014
No Skor Kriteria Skor Penilaian
RPP 1 RPP 2
1 70 - 96 Sangat sesuai - -
2 43 - 69 Sesuai 65 65
3 16 - 42 Tidak sesuai - -
Sumber: Data primer diolah, 17 Mei 2017
Berdasarkan hasil data di atas, skor RPP 1 adalah 65 dengan persentase
67,7% dengan kriteria sesuai, RPP 2 adalah 65 dengan persentase 67,7% dengan
kriteria sesuai. Berdasarkan skor tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyusunan
RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Beriman kepada Hari Akhir
dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar, sesuai dengan Permendikbud Nomor. 103

65
66

Tahun 2014. Berikut ini disajikan countenance matrix komponen antecedent pada
berikut:
Tabel 4.2.
Countenance Matrix Komponen Antecedent
Description Matrix Judgment Matrix
Intens Observasi Standar Judgments
RPP yang dibuat Aktualitas Komponen RPP Sebagian RPP yang
guru PAI sesuai ketercapaian berdasarkan Standar dibuat guru PAI
dengan standar RPP Proses Pembelajaran belum sesuai
proses yang dibuat meliputi:1) Identitas dengan
permendikbud No guru ekolah; 2) Identitas mata Permendikbud No
103 tahun 2014 PAI sebanyak pelajaran; 3) materi 103 tahun 2014
67,7% kategori pokok; 4) alokasi waktu; tentang standar
sesuai, 5) tujuan pembelajaran proses. Beberapa
meskipun belum yang dirumuskan faktor yang
semua guru PAI berdasarkan KD; 6) menyebabkan belum
merencanakan kompetensi dasar dan terpenuhinya adalah :
pembelajaran indikator pencapaian 1. Pemenahaman
sesuai dengan kompetensi; 7) materi guru dalam
kriteria yang pembelajaran, memuat menyusun RPP, 2.
telah ditetapkan fakta, konsep, prinsip, Guru belum
dalam standar dan prosedur yang memahami
proses relevan; 8) metode sepenuhnya tentang
permendikbud pembelajaran yang Permendikbud No
No 103 tahun digunakan pendidik guna 103 tahun 2014
2014 mencapai KD yang tentang standar
disesuaikan dengan proses. Hal yang
karakteristik siswa; 9) perlu dilakukan
media pembelajaran guna dalam penanganan
membantu proses tersebut adalah; 1.
menyampaikan materi Pelatihan
pelajaran; 10) sumber penyusunan RPP
belajar dapat berupa buku, yang sesuai dengan
media cetak dan K13 dan
elektronik, alam sekitar, mengikutkan seminar
atau sumber belajar lain maupun penataran
yang relevan ;11) tentang isi
langkah-langkah Permendikbud No
pembelajaran dilakukan 103 tahun 2014
melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan
penutup; 12) penilaian
hasil pembelajaran
Berdasarkan Tabel 4.2. RPP yang dibuat guru PAI SMA Diponegoro 1
Jakarta yang menerapkan Kurikulum 2013 termasuk dalam kategori sesuai
67

(67,7%). Kesesuaian intens dengan observasi, pada matriks deskripsi ditemukan


semuanya ada kesesuaian antara ketersediaan RPP yang dibuat guru PAI dengan
Standar Proses Pembelajaran, terutama dalam komponen pemilihan sumber belajar
pada indikator kesesuaian dengan pendekatan saintifik, dan karakteristik siswa;
komponen pemilihan media belajar pada indikator kesesuaian dengan pendekatan
saintifik dan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga
membuat siswa aktif belajar; komponen metode pembelajaran dan skenario
pembelajaran pada indikator kegiatan pembelajaran dirancang membuat siswa
aktif belajar, sedangkan pada komponen penutup yaitu dalam indikator membuat
rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan, memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil belajar, dan merencanakan kegiatan tindak lanjut (remedial, pengayaan,
konseling, dan/atau tugas) dan menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
b. Pelaksanaan Program atau Komponen Transaction
Untuk mengetahui apakah guru sudah menerapkan pendekatan saintifik dan
langkah-langkah pembelajaran pada implementasi pembelajaran peneliti
melakukan observasi dikelas XI MIPA 1 dan XI IIS 2. Observasi dilakukan
menggunakan 50 pernyataan dengan empat pilihan jawaban SL (selalu) dengan
skor empat, S (sering) dengan skor tiga, KK (kadang-kadang) dengan skor dua, dan
TP (tidak pernah) dengan skor satu.
Ada tiga kegiatan yang digunakan untuk menilai implementasi pembelajaran
dengan pendekatan saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Langkah yang pertama
adalah kegiatan guru dan siswa saat :
a. Pembukaan pembelajaran, pernyataan termuat pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7;
b. Kegiatan mengamati guru dan siswa termuat pada nomor 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15,16;
c. Kegiatan guru dan siswa pada saat menanya termuat pada pernyataan nomor
17, 18, 19, 20, 21, 22;
d. Kegiatan guru dan siswa pada saat mengumpulkan informasi termuat pada 23,
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30;
e. Kegiatan guru dan siswa pada saat mengasosiasi termuat pada pernyataan 31,
32, 33, 34, 35, 36, 37, 38;
f. Kegiatan guru dan siswa saat mengkomunikasikan termuat pada 85 nomor 39,
40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47; dan
g. Kegiatan yang terakhir adalah guru dan siswa saat menutup pelaksanaan
pembelajaran termuat pada nomor 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55.
68

Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama


Islam dengan menerapkan kurikulum 2013 yang dilakukan dua kali pertemuan
secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 4.3.
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
No Skor Kriteria Skor Penilaian
Observasi Observasi
Kelas XI Kelas XI
MIPA 1 IIS 2
1 165- 220 Sangat sesuai - -
2 109 - 164 Sesuai 164 158
3 55 - 108 Tidak sesuai - -
Sumber: Data primer diolah, 19 Mei 2017
Berdasarkan data di atas, hasil observasi yang dilakukan pada kelas XI MIPA
1 pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
pendekatan saintifik memiliki skor 164 atau 74,5% dengan kriteria sesuai. Hasil
observasi 2 yang dilakukan pada kelas XI IIS 2 pelaksanaan pembelajaran mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik memiliki skor 158
atau 71,8% dengan kriteria sesuai.
Komponen yang dievaluasi pada Transaction ini adalah kegiatan
pelaksanaan pembelajaran PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta yang menerapkan
Kurikulum 2013.
Tabel 4.4.
Countenance Matrix Komponen Antecedent
Description Matrix Judgment Matrix
Intens Observasi Standar Judgments
Guru PAI dapat Aktualitas Pembelajaran PAI Keterlaksanaan
melaksanakan ketercapaian dengan menggunakan pembelajaran PAI
pembelajaran pelaksanaan pendekatan saintifik di SMA Diponegoro
sesuai dengan pembelajaran PAI anatarnya adalah : 1) 1 Jakarta masih
Standar Proses adalah 74,5 % Mengamati (Observing) ada yang belum
Permendikbud No pada kelas XI di mana aktivitas yang sepenuhnya sesuai
103 tahun 2014 MIPA 1 dan dilakukan adalah dengan dengan standar
71,8% pada kelas Melihat, Membaca, dan proses. Guru PAI
XI IIS 2 dengan Mendengar materi masih perlu
kategori sesuai. pembelajaran. 2) meningkatkan
Belum semua Menanya (Questioning) profesionalismenya
guru PAI Menanya siswa dengan melalui kegiatan
melaksanakan Memberi umpan balik, kelompok kerja
Mengungkapkan Dialog guru (KKG),
69

pembelajaran mendalam secara forum diskusi dan


sesuai dengan klasikal untuk bimbingan dari
kriteria yang telah mengungkap bagaimana kepala sekolah.
ditetapkan dalam siswa menunjukkan Hal-hal lain
standar proses sikap: rasa hormat dan tentang pendekatan
permendikbud No kata hatinya berdasarkan saintifik, guru
103 tahun 2014 hasil pengamatan dituntut
terhadap pembelajaran. mengeksplore
3) Mengumpulkan metode pendekatan
informasi saintifik dari
(experimenting), siswa berbagai macam
mendemosnstrasikan sumber yang dapat
serta membaca sumber mendukung
pelaksanaan
lain selain buku teks
pembelajaran di
tentang materi yang kelas.
diajarkan. 4) Menalar
(associating), siswa
mengolah informasi
yang sudah
dikumpulkan terkait
dengan materi
pelajaran yang telah
disampaikan. 5)
Mengkomunikasikan
(communicating) siswa
Menyusun dan
menyajikan laporan
dalam bentuk tertulis
tentang materi yang
dipelajari.

Tabel 4.4. menjelaskan bahwa aktualitas ketercapaian pelaksanaan


pembelajaran termasuk dalam kategori sesuai adalah 74,5 % pada kelas XI MIPA
1 dan 71,8% pada kelas XI IIS 2. Dari tabel tersebut juga ditemukan sudah sesuai
namun belum semuanya tercapai hingga sangat sesuai antara pelaksanaan
pembelajaran yang ada di sekolah dengan standar proses pelaksanaan
pembelajaran yang ada pada tujuan. Belum tercapainya hingga sangat sesuai ini
terdapat pada komponen pendahuluan yakni dalam indikator mengajukan
pertanyaan yang menantang, menyampaikan manfaat materi pembelajaran,
mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema, dan mengecek prilaku awal
(entry behavior). Demikian halnya dalam kegiatan inti pembelajaran belum
70

semua guru PAI melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang


memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, sebagai dampak pengiring hasil
pembelajaran (nurturant effect atau suasana kondusif yang tercipta dengan
sendirinya (hidden curriculum).
Selain itu, ditemukan pula kesulitan guru PAI dalam menerapkan pendekatan
pembelajaran saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba,
mengkomunikasikan). Temuan lainnya pada indikator kemampuan mengkaitkan
materi dengan pengetahuan lain yang relevan, dan kehidupan nyata, mengelola
pembahasan materi pembelajaran dan pengalaman belajar dengan tepat,
memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi serta memberikan pertanyaan siswa untuk menalar (proses berpikir
yang logis dan sistematis). Pada kegiatan penutup ditemukan ketidak sesuaian
pada indikator melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa, mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio, serta
melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan
tugas pengayaan.
c. Komponen Outcomes
Komponen yang dievaluasi pada outcome ini adalah hasil belajar PAI
SMA Diponegoro 1 Jakarta yang menerapkan Kurikulum 2013. Hasil belajar PAI
yang dilakukan, khususnya pada kelas XI MIPA 1 dan kelas XI IIS 2 yaitu dapat
dilihat pada tabel yang ditampilkan berikut ini
Tabel 4.5.
Hasil Belajar PAI
No Kelas KKM Nilai Rata- Kategori
Rata
1 XI MIPA 1 75 82 Sesuai
2 XI IIS 2 75 85 Sesuai

Berikut ini disajikan countenance matriks komponen outcome pada Tabel


berikut. Tabel 4.5 menjelaskan bahwa sudah ada kesesuaian antara hasil belajar
PAI dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini ditunjukan oleh
aktualitas ketercapaian hasil belajar siswa pada kategori sesuai. Faktor kesesuaian
ini adalah pada penentuan proses penilaian.
71

Tabel 4.6.
Countenance Matrix Komponen Outcomes
Description Matrix Judgment Matrix
Intens Observasi Standar Judgments
Hasil belajar Aktualitas Nilai siswa pada Hasil belajar siswa
PAI memenuhi ketercapaian hasil ulangan harian, secara rata-rata sudah
Kriteria belajar PAI adalah tugas, memenuhi KKM.
Ketuntasan kategori sesuai. ujian tengah Guru PAI seyogyanya
Minimal (KKM) Meskipun ditemukan semester, ujian lebihmenggunakan
sebesar 75% masih ada siswa yang akhir semester pendekatan penilaian
tidak tuntas pada dan buku rapor otentik (authentic
ulangan harian, tugas, memenuhi KKM assesment) yang
ujian tengah semester menilai kesiapan
dan ujian akhir siswa, proses, dan
semester hasil belajar secara
utuh.

Belum semua guru menguasai penilaian otentik dan tidak tersedianya


dokumen penilaian. Penilaian pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru belum
memadukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui proses penilaian otentik.
Bahwasannya kesesuaian ketersediaan dokumen pendukung pembelajaran dengan
realisasi pelaksanaannya, mencakup: jurnal guru, modul/bahan ajar, LKS, bank
soal. Terkait dengan kreativitas siswa ditemukan belum adanya kesesuaian antara
perencanaan dengan proses pembelajaran terkait dengan kreativitas siswa.

2. Hasil Temuan Wawancara


Wawancara yang dilakukan peneliti kepada para sumber data dilakukan
melalui tatap muka dan terdokumentasi melalui alat perekam. Wawancara
dilakukan setelah dilakukannya evaluasi untuk meminta pendapat para informan
terkait dengan Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta.
a. Persiapan melalui Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam
Implementasi Kurikulum 2013
Guru pada lembaga pendidikan formal seperti sekolah memiliki
berbagai macam karakteristik mengajar. Antara guru yang satu denganyang lain
tentu memiliki gaya mengajar yang berbeda dan strategi pembelajaran sesuai
dengan kreatifitasnya. Menurut pandangan penulis, karakteristik mengajar
adalah ciri khas atau bentuk gaya mengajar dari seorang guru yang melekat
pada diri orang tersebut. Sesuai dengan hasil wawancara dengan guru
72

mata pelajaran PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta, bapak Jamaluddin selaku


guru PAI Kelas XI yang mengatakan, bahwa :
Hubungan Strategi, Metode dan Teknik sangat erat sekali karena
tanpa itu proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar. Dan
juga setiap anak tidak sama pasti berbeda yang satu dengan yang
lainnya. Maka dari itu sebagai seorang guru/pendidik harus pandai-
pandai menggunakan strategi, metode dan teknik yang tepat guna
menunjang motivasi belajar siswa
Seorang guru dalam pembelajaran harus berorientasi pada tujuan
pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut secara otomatis guru harus
mempunyai perencanaan yang matang sekaligus mendesain strategi dan
metode pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Peneliti
mencoba menelaah salah satu dokumen Rencana Persiapan Pembelajaran
(RPP) Kurikulum 2013 yang disusun oleh bapak Jamaluddin selaku guru mata
pelajaran PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta. Dalam dokumen RPP yang
peneliti telaah tersebut memuat Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari : 1)
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, 2)
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan,gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-
aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia, 3) Memahami dan menerapkan pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah, 4) Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori dan sekaligus memuat Kompetensi Dasar (KD) yang
terdiri dari : (1) Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Hari Akhir, (2)
Menunjukkan sikap mawas diri dan taat beribadah sebagai cerminan dari
kesadaran berIman kepada Hari Akhir. (3) Memahami makna Iman kepada Hari
Akhir. (4) Berperilaku yang mencerminkan kesadaran berIman kepada Hari
Akhir.
Kemudian peneliti melacak Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) yang termaktub pada Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI ternyata
peneliti dapati rumusan KI seuai Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
73

Nomor 000912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Berarti, redaksi KI dan KD yang
dimuat dalam RPP yang disusun oleh bapak Jamaluddin selaku guru PAI
di SMA Diponegoro 1 Jakarta adalah benar-benar sama persis (identik)
dengan rumusan KI dan KD yang termaktub dalam permenag Kurikulum
Madrasah 2013.
Kemudian berpijak pada setiap rumusan KD, guru menindaklanjuti
dengan mengembangkan kreatifitasnya untuk menentukan indikator hasil belajar
melalui penentuan Kata Kerja Operasional (KKO) yang tepat, skop materi
pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, teknik dan model pembelajaran yang dipandang sesuai dengan
taraf perkembangan fisik dan psikis para siswa. Dan berdasarkan observasi
yang dilakukan oleh peneliti ini, berarti penyusunan RPP tersebut memang
sudah sesuai lagi sejalan dengan kurikulum 2013. Hal ini didukung oleh
pernyataan bapak Jamaluddin selaku guru PAI Kelas XL, bahwa :
Penyusunan RPP ini saya susun berdasarkan kurikulum 2013. Termasuk
dari pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran danmodel
pembelajaran. Maka dari itu sebagai pendidik harus pandai-pandai
memilih pendekatan, strategi, metode dan teknik dengan harapan siswa
dapat menerima hasil yang maksimal.
Sejalan dengan pendapat di atas, ibu Tutik Alawiyah selaku guru PAI
kelas X menyatakan:
Ketika saya menyusun RPP yang berbasiskan pada Kurikulum 2013 saya
juga harus memperhatikan bagiman cara penyampaian materi yang ada pada
RPP tersebutm hmm….artinya bahwa melalui cara menyampaikan materi
pelajaran tentunya akan memudahkan guru dalam pembelajaran, pun siswa
akan mudah menangkap materi tersebut.
Dua pernyataan diatas menunjukkan bahwa pada lembaga pendidikan
tidak bisa lepas dari peran guru dan tanggung jawab seorang guru. Peran dari
seorang guru penting sekali untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus paham betul peran dari
posisinya. Tugas seorang guru adalah mengajar, sedangkan siswa belajar.
Antara keduanya saling berkaitan dalam proses pendidikan dengan
semangat siswa yang tinggi akan saling berkaitan dalam proses pendidikan
dengan semangat siswa yang tinggi akan tercipta pembelajaran yang aktif-
interaktif demi penciptakan interaksi-edukatif.
Sebelum memulai pelajaran hal pertama yang guru lakukan adalah
melihat situasi, kondisi dan karakter kelas baik dari siswa maupun
keadaan lingkungan kelas, barulah setelah itu mengadakan sedikit dialog
74

ataupun cerita dengan tujuan mengkondisikan siswa untuk belajar. Pada


saat dimulai pembelajaran, guru memulai pelajaran dengan salam, berdoa
bersama, guru menyuruh siswa untuk mempersiapkan peralatan belajar,
guru memberi pengantar. Dalam penggunaan media, guru menggunakan buku
paket PAI dan LKS.
Lalu setelah itu guru memulai proses pembelajaran dengan menggunakan
metode ceramah sebagai permulaan lalu diteruskan tanya jawab dan diskusi.
Hal ini sesuai dengan penuturan oleh bapak Jamaluddin selaku guru pengampu
mata pelajaran PAI, bahwa :
Sebelum memulai pelajaran hal pertama yang saya lakukan adalah
melihat situasi, kondisi dan karakter kelas baik dari siswa maupun
keadaan lingkungan kelas, barulah setelah itu mengadakan sedikit
dialog ataupun cerita dengan tujuan mengkondisikan siswa untuk
belajar.
Dalam pembelajaran di kelas berdasarkan hasil observasi, guru
melaksanakan perencanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dibuat. Selain itu pendidik sebelum mengajar terlebih dahulu mempelajari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan matang sehingga nantinya
proses belajar mengajar berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan. Seperti
yang diungkapkan oleh ibu Tutik Alawiyah selaku guru PAI Kelas X,
bahwa :
Namanya juga guru mas.., ya saya itu tetap belajar kalau saya tidak
belajar terus apa nantinya yang saya akan berikan kepada siswa ?.
Sebelum mengajar malamnya saya mempelajari RPP nya,melihat
materinya, media, metode dan tugas-tugas siswa. Dengan harapan nanti
dalam pembelajaran siswa bisa belajar dengan efektif dan sesuai dengan
harapan
Beliau menambahkan bahwa dalam perencanaan pembelajaran selain
menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai dengan ketentuan, guru harus
siap dalam psikisnya, menjaga kestabilan emosinya sehingga dalam
pembelajaran bisa menyampaikan materi dengan efektif dan efisien.
Menurut beliau, guru harus mempersiapkan strategi yang sesuai
dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan serta mempersiapkan
strategi alternatif jika kondisi pembelajaran tidak sesuai dengan RPP.
Terkadang pembelajaran bisa sesuai dengan perencanaan akan tetapi
adakalanya tidak sesuai dengan pembelajaran. Hal ini karena situasi dan
kondisi sehingga beliau menggunakan strategi baru yang dalam penerapannya
efektif sebagai salah satu upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.
Ditambahkan lagi ibu Tutik Alawiyah menyatakan bahwa :
75

Kadang pembelajaran sesuai dengan perencanaan akan tetapi


adakalanya tidak sesuai, hal ini karena situasi dan kondisi sehingga
saya menggunakan strategi baru sampai-sampai saya belum menemukan
nama strateginya
Melihat pernyataan di atas, setiap guru dituntut berkompeten dalam
merencanakan pembelajaran, yakin dengan menemukan strategi baru yang
dalam pemaparannya efektif sebagai salah satu upaya meningkatkan motivasi
belajar siswa. Perangkat pembelajaran menyebutkan beberapa metode
diantaranya ceramah, tanya jawab, diskusi. Media yang digunakan diantaranya
audio visual, papan tulis, lingkungan. Sedangkan sumber yang digunakan yaitu
buku LKS, buku paket, buku yang relevan, perpustakaan. Strategi yang
digunakan adalah menggunakan pendekatan saintifik melalui active learning,
think pair share, ceramah dan information research.
Ibu Hanny selaku kepala SMA Diponegoro 1 Jakarta menjelaskan,
bahwa :
Seorang guru wajib hukumnya untuk membuat perencanaan
pembelajaran. Mengingat keberhasilan pendidikan adalah di tangan
guru, dengan perangkat pembelajaran yang baik harapan pembelajaran
nantinya sesuai dengan tujuan, disamping guru harus mengembangkan
kompetensinya sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.
Sesuai dengan hal di atas seorang guru, tentunya memiliki kekurangan
dalam mengajar. Maka dari itu untuk menyempurnakan pembelajaran perlu
adanya berbagai perencanaan yang sebaik mungkin agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Adapun selama ini perencanaan yang dilakukan guru PAI dalam
pembelajaran terlihat sudah sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh
seorang guru. Salah seorang siswa kelas XI IIS 2Yuki Zabrina menyatakan
bahwa:
Guru-guru PAI di sekolah ini kelihatannya selalu mempersiapkan
pembelajaran dengan serius, setiap awal pembelajaran beliau-beliay
menyampaikan rencana yang akan diajarkan ke siswa baik secara
langsung maupun tak langsung
Pernyataan siswa tersebut menunjukkan bahwa dalam pembelajaran PAI
dengan mengimplementasikan Kurikulum 2013, para guru sudah membuat
perencanaan pembelajaran dengan baik. Adapun terkait dengan kesempurnaan
keterlaksanaan pembelajaran sesuai atau tidak dalam komponen RPP maka
tergantung dari kesiapan guru dalam mengajar.
76

RPP sangat penting sebagai acuan guru dalam melaksanakan kegiatan


pembelajaran. RPP dalam Kurikulum 2013 tentunya memandang berbagai
aspek dalam target pencapaian, baik tercapainya materi pembelajaran PAI oleh
guru maupun tercapainya hasil pembelajaran yang diperoleh siswa. Hasil
pembelajaran siswa tersebut menjadi tolak ukur ketercapaian kualitas
pendidikan di sekolah.
b. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dengan Kurikulum 2013
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar
adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk perangkat
program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya
tujuan. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didikpun
diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu
menanti perintah dari guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak
lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah
satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan
penentuan strategi yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan
pengajaran. Sesuai dengan hasil wawancara dengan guru PAI di SMA
Diponegoro 1 Jakarta, bapak Jamaluddin mengatakan, bahwa :
Karena di sekolah ini telah menggunakan kurikulum 2013 yang
mengharuskan siswanya berpikir secara saintifik maka pendekatan
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa
(student oriented approach). Maka dari itu strategi yang saya gunakan
ketika pembelajaran di kelas adalah strategi pembelajaran
inquiry/discovery learning. Dan untuk metode yang relevan dengan
strategi ini adalah metode diskusi, eksperimen dan tanya jawab.
Sedangkan untuk model pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran yang variatif seperti kooperatif, think pair and share.
Alasan saya menggunakan strategi ini adalah pertama, menyesuaikan
dengan kurikulum 2013 dan supaya siswa mampu mengembangkan
keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial rasa
ingin tau, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik, kedua, mampu mengembangkan sikap, pengetahuan,
dan ketrampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di
madrasah dan masyarakat, ketiga, karena tuntutan perkembangan
zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir serta pendalaman dan
perluasan materi, keempat, jika masih menggunakan strategi satu arah
guru ke murid, anak 50% masih belum bisa menyerap materi tersebut dan
yang kelima, siswa mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah
77

ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber


belajar.
Sesuai dengan pernyataan bapak Jamaluddin, maka dapat diketahui
bahwa strategi yang dilakukan dalam pembelajaran PAI adalah strategi
pembelajaran inquiry/discovery learning. Karena di sekolah tersebut telah
menerapkan kurikulum 2013, yang mana pada kurikulum tersebut, siswa
dituntut untuk berpikir secara saintifik. Dan pada strategi pembelajaran
inquiry menekankan supaya siswa dapat berpikir secara kritis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang ditanyakan, artinya
strategi ini menempatkan siswa sebagai objek belajar sesuai dengan
tuntutan kurikulum 2013.
Pendekatan yang berpusat pada siswa, pada prinsip ini menekankan
bahwa siswa yang belajar adalah makhluk individu dan makhluk sosial.
Sebagai makhluk individu, setiap siswa memiliki perbedaan antara satu dengan
yang lainnya, dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan gaya
belajar. Sebagai makhluk sosial, setiap siswa memiliki kebutuhan berinteraksi
dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan penuturan ibu Hanny Atie Sumarni
selaku kepala SMA Diponegoro 1 Jakarta, bahwa :
Prinsip pendekatan yang berpusat pada siswa adalah bahwa siswa yang
belajar adalah makhluk individu dan makhluk sebagai makhluk individu,
setiap siswa memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya,
dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan gaya belajar.
Sebagai makhluk sosial, setiap siswa memiliki kebutuhan berinteraksi
dengan orang lain.
Pembelajaran juga harus diarahkan untuk mengasah siswa untuk
membangun hubungan baik dengan pihak lain. Oleh karena itu, pembelajaran
harus dikondisikan untuk memungkinkan siswa melakukan interaksi dengan
siswa lain, pendidik dan masyarakat.
Berkaitan dengan ini, kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi
pembelajaran, waktu belajar, alat bantu pembelajaran, bahan ajar, dan cara
penilaian perlu disesuaikan dengan karakteristik siswa. Pembelajaran juga
harus diarahkan untuk mengasah siswa untuk membangun hubungan baik
dengan pihak lain. Oleh karena itu, pembelajaran harus dikondisikan untuk
memungkinkan siswa melakukan interaksi dengan siswa lain, pendidik dan
masyarakat. Kegiatan pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan semangat berkompetisi sehat, bekerjasama, dan
solidaritas. Untuk itu kegiatan pembelajaran dapat dirancang dengan strategi
diskusi, kunjungan ke tempat-tempat yatim piatu, ataupun pembuatan laporan
secara berkelompok.
78

Pendidik harus memahami bahwasanya setiap siswa memiliki tingkat


keragaman yang berbeda satu sama lain. Dalam konteks ini, kegiatan
pembelajaran perlu didesain agar masing-masing siswa dapat mengembangkan
potensinya secara optimal, dengan memberikan kesempatan dan kebebasan
secara konstruktif. Ini merupakan bagian dari pengembangan kreativitas siswa.
Selain itu peneliti mengamati dan mengobservasi proses pembelajaran
tersebut dari awal sampai akhir sebagaimana observasi sebelumnya. Pada
kegiatan awal di kelas guru memberi salam kepada siswa dan siswa membalas
salam dari guru. Setelah itu siswa berdoa bersama-sama untuk mengawali
proses pembelajaran lalu guru mengabsen siswa dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi, tempat duduk dan kebersihan kelas. Lalu setelah itu siswa
menyimak penjelasan guru tentang indikator yang akan dicapai pada materi
yang akan disampaikan.
Kemudian masuk ke kegiatan inti, dimulai dari pengamatan. Di sini siswa
mengamati gambar yang ada di buku paket LKS mereka kemudian siswa
mengemukakan hasil pengamatan terhadap gambar yang ada lalu guru
mengarahkan pengamatan siswa dan memberi penguatan terhadap hasil
pengamatan siswa. Kemudian masuk ke kegiatan menanya, di sini guru
memotivasi siswa untuk mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan materi lalu melalui think pair share, siswa mengajukan
pertanyaan tentang apa yang diamati kepada teman ataupun kepada guru.
Kemudian lanjut ke kegiatan mengumpulkan data, melalui searching
information guru meminta siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut lalu guru meminta siswa untuk mencatat jawaban-
jawaban berdasarkan referensi.
Kemudian lanjut ke kegiatan mengasosiasi, guru membuat 4 kelompok
besar yang beranggotakan 9 orang, dari tiap kelompok kemudian dibentuk
3 kelompok kecil untuk membahas dan mendiskusikan materi yang telah
disampaikan oleh guru. Lalu yang terakhir kegiatan mengkomunikasikan, guru
meminta perkelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain
memberikan tanggapan lalu setelah itu siswa melaporkan kesimpulan hasil
presentasi dalam bentuk tulisan pada guru.
Yang terakhir kegiatan penutup, siswa merefleksi pembelajaran dan
menyimak kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas-tugas individu yang
diberikan guru. Lalu guru menyampaikan tema materi yang akan disampaikan
pada pertemuan yang akan datang dan guru mengingatkan siswa untuk belajar
di rumah dan menutup pembelajaran dengan doa penutup
Secara subtansial, mata pelajaran PAI memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi siswa untuk mengenal, memahami, menghayati PAI
yang mengandung nilainilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih
79

kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian siswa sesuai dengan


indikator yang terdapat pada RPP tersebut. Hal ini sesuai dengan peryataan
bapak Jamaluddin selaku guru mata pelajaran PAI, bahwa :
Di dalam setiap indikator RPP tersebut disebutkan bahwa siswa mampu
menjelaskan, memahami dan menerapkan apa yang ada pada materi
tersebut. Maka dari itu manfaat dari mempelajari PAI antara lain yang
pertama membangun kesadaran siswa tentang pentingnya mempelajari
landasan ajaran, nilai-nilai norma Islam yang dibangun Rasulullah
dalam rangka mengajarkan Islam, kedua melatih daya kritis siswa untuk
memahami aqidah secara benar, ketiga mengembangkan kemampuan
siswa dalam mengambil ilmu-ilmu agama yang terkait tauhid, fiqih,
akhlak dan lain-lain.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Jamaluddin tersebut, dapat
dipahami bahwa pentingnya mempelajari Pendidikan Agama Islam sebagai
pijakan untuk menjalani kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian
metode justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran.
Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya
disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang
bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan
metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan
pengajaran. Karena itu dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang
memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya
adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.
Selain itu peneliti mengamati ketika pembelajaran di kelas, guru
berpakaian rapi dan menjelaskan dengan suara lantang dan penuh semangat
sehingga siswa memperhatikan dan antusias dalam mengikuti pelajaran.
Strategi guru dalam mengajar berkembang sesuai dengan zaman. Tidak
hanya menggunakan metode yang lama akan tetapi harus lebih dikembangkan
dan sesuai dengan perkembangan pendidikan saat ini. Dalam pandangan Ibu
Tutik Alawiyah selaku guru mata pelajaran PAI, bahwa :
Memang untuk pelajaran agama sebagian besar metode yang sering
digunakan guru adalah ceramah makanya siswa sering merasa jenuh
pada saat pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari pandangan siswa yang
kosong, mengantuk dan bermain sendiri. Hal ini dapat diatasi dengan
cara guru mengatur strategi untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Jadi jangan sampai siswa diam, guru dituntut mampu
menggunakan gaya mengajar yang bervariasi misalnya dengan
memberikan penjelasan berupa contoh-contoh yang disesuaikan dengan
kenyataan atau kejadian yang sedang terjadi, sehingga minat siswa
80

akan bertambah akan muncul sikap tanggap dari mereka serta


memberikan sedikit hiburan dengan lelucon tetapi mengenang
terhadap materi yang disampaikan. Hal ini berguna untuk mencegah dan
mengatasi gangguan-gangguan pada siswa yang nantinya membuat
kegiatan belajar mengajar tidak berjalan sesuai dengan harapan.
Seorang guru harus pandai-pandai dalam memilih metode yang tepat guna
mengaktifkan proses pembelajaran di kelas. Metode ceramah memang metode
yang paling mudah dalam pembelajaran tetapi yang perlu diingat bahwa metode
tersebut bukan tanpa hambatan karena banyak siswa yang merasa bosan dan
mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain. Untuk media LCD memang
sudah sebagai penunjang pembelajaran.
Media yang masih bersinggungan langsung dengan pembelajaran PAI
adalah media cetak. Misalnya buku paket PAI, LKS, dan sarana pendukung
lain yang mendukung materi pelajaran. Sedangkan sarana tulisnya
menggunakan papan tulis dan kapur.
Selain itu upaya ibu Hanny Atie Sumarni selaku Kepala Sekolah untuk
mengembangkan potensi guru-guru di SMA Diponegoro 1 Jakarta di antaranya
adalah mengembangkan SDM, mengikuti pelatihan-pelatihan karena di sini
punya semboyan selalu berinovasi untuk meraih kesuksesan, sesuai yang
dituturkan oleh beliau bahwa :
Yang saya lakukan untuk mengembangkan potensi guru-guru di SMA
Diponegoro 1 Jakarta antara lain dengan mengembangkan SDM,
mengikuti pelatihan-pelatihan karena di sini punya semboyan selalu
berinovasi untuk meraih kesuksesan, selalu mengikutsertakan tenaga
guru workshop, seminar dan selalu menjaga ketika KBM siswa tidak
dibiarkan jam kosong dan melayani anak-anak sebisa mungkin.
Selain itu, peneliti mengamati lagi ketika pembelajaran di kelas
menggunakan strategi pembelajaran inquiry/discovery learning terlihat banyak
siswa yang aktif di dalam kelas. Mereka yang dulunya pasif menjadi aktif dan
pola pembelajaran yang dulunya satu arah (interaksi guru-peserta didik),
menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-siswa-masyarakat lingkungan
alam, sumber/media lainnya
Sebagaimana penuturan Ansa Widiani salah satu siswa kelas XI MIPA 1,
bahwa:
Menurut saya, beliau (bapak Jamaluddin) ketika menjelaskan materi
pelajaran sangat mudah dipahami dan disiplin dalam pemberian tugas.
Dan dalam pembelajaran sebelum memberi pelajaran beliau membahas
terlebih dahulu dan menerangkan yang tidak dipahami oleh siswa
81

Dengan taktik pembelajaran yang santai namun bersemangat untuk


mengajar dari guru, membuat siswa pun termotivasi dalam belajar, kelas
terkesan tidak menegangkan karena siswa dapat belajar dengan nyaman dan
muncul perasaan yang saling menyenangi dan guru dengan siswa di dalam
kelas yang menimbulkan suatu situasi dan kondisi belajar yang kondusif
sehingga guru dapat menyampaikan bahan pelajaran.
c. Evaluasi Pelaksanaan Pendekatan Saintifik sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dengan Kurikulum
2013
Setelah perencanaan dan pelaksanaan strategi guru dalam pembelajaran,
rancangan evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan.
Hal ini disebabkan melalui evaluasi yang tepat, guru dapat menentukan
efektifitas program dan keberhasilan siswa melaksanakan kegiatan
pembelajaran, sehingga informasi dari kegiatan evaluasi seorang guru dapat
mengambil keputusan apakah program pembelajaran yang dirancangnya perlu
diperbaiki atau tidak, bagian-bagian mana yang dianggap memiliki kelemahan
sehingga perlu diperbaiki.
Pelaksanaan evaluasi mempunyai manfaat yang sangat besar berkaitan
dengan proses belajar mengajar. Evaluasi sebagai sebuah sistem yang tidak
dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar dan di dalamnya melibatkan
guru dan siswa. Seorang guru tidak bisa mengabaikan evaluasi dalam
pendidikan, sekalipun seni, cara dan teknik pelaksanaannya bergantung pada
guru masing-masing. Tetapi yang perlu diingat agar evaluasi yang dilakukan
tidak menjadi suatu hal yang menakutkan bagi siswa dan memberikan
masukan pada proses pembelajaran berikutnya. Seperti yang dikatakan oleh
Bapak Jamaluddin selaku guru mata pelajaran PAI, bahwa :
Evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar dan setiap guru juga memiliki cara tersendiri untuk
mengevaluasi hasil belajar siswa. Saya mengevaluasi hasil belajar siswa
yaitu setiap kali pertemuan sesudah penyampaian materi pembelajaran
saya memberikan pertanyaan, terkadang lisan ataupun tulis. Ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang
telah saya sampaikan dengan menggunakan metode yang berbeda tiap
pertemuan, tetapi jika hasilnya siswa kurang baik maka saya membuat
strategi baru untuk penyampaian berikutnya.
Sejalan dengan pendapat bapak Jamaluddin, ibu Tutik Alawiyah selaku
guru PAI menyatakan :
Namanya kegiatan pembelajaran harus dilakukan evaluai…nah evaluasi
ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Kalau saya sih bukan hanya di
akhir pembelajaran dalam melakukan evaluasi tapi di awal mau mulai
82

pelajaran saya juga melakukan evaluasi, tujuannya untuk mengukur


sejauh mana kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang
disampaikan
Dari pernyataan bapak Jamaluddin dan ibu Tuti Alawiyah, evaluasi
merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan, karena
bagi guru evaluasi dapat menentukan efektifitas kinerjanya selama ini. Evaluasi
sering dianggap sebagai salah satu hal yang menakutkan bagi siswa. Karena,
memang melalui kegiatan evaluasi dapat ditentukan nasib siswa dalam proses
pembelajaran selanjutnya. Evaluasi mestinya dipandang sebagai sesuatu
yang wajar yakni sebagai suatu bagian dari suatu proses kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian, mestinya evaluasi dijadikan kebutuhan
oleh siswa sebab dengan evaluasi siswa tahu tentang keberhasilan pembelajaran
yang dilakukannya.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap evaluasi pelaksanaan strategi guru
yaitu yang pertama dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa, baik
pertanyaan lisan maupun pertanyaan dalam bentuk tulisan. Pertanyaan yang
diajukan bersumber dari materi yang disampaikan sebelumnya, untuk
mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam menjawab pertanyaan guru. Kedua,
jika pertanyaan yang diajukan guru belum dapat dijawab oleh siswa, maka
guru perlu mengulangi kembali bagian materi yang belum dikuasai siswa
sampai betul-betul mengerti dan paham. Ketiga untuk menambah pengetahuan
siswa, guru dapat memberikan pekerjaan rumah (PR) yang berhubungan
dengan materi yang telah disampaikan. Keempat, seorang guru harus
mengingatkan siswa waktu pendidikan atau pelajaran yang akan dipelajari
berikutnya, pokok-pokok materi yang akan dipelajari serta tugas yang perlu
disiapkan untuk pertemuan berikutnya

B. Analisis Atas Temuan Lapangan


1. Analisis Kerangka Konseptual
a. Faktor yang Melatarbelakangi
Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses
pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan
saintifik/ilmiah. Upaya penerapan Pendekatan saintifik/ilmiah dalam
proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi
kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013, yang tentunya
menarik untuk dipelajari dan dielaborasi lebih lanjut. Upaya penerapan
pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran bukan hal yang
aneh dan mengada-ada tetapi memang itulah yang seharusnya terjadi
83

dalam proses pembelajaran, karena sesungguhnya pembelajaran itu sendiri


adalah sebuah proses ilmiah (keilmuan).
Banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan
saintifik/ilmiah, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam
mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong
siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari
suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses pembelajaran, siswa
dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan
diajak untuk beropini apalagi fitnah dalam melihat suatu fenomena. Para
siswa dilatih untuk mampu berfikir logis, runut dan sistematis, dengan
menggunakan kapasistas berfikir tingkat tinggi.
Dalam rumusan kurikulum baru : (1) Perubahan yang mempengaruhi pola
pikir yaitu pebelajaran disusun seimbang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan dan ketrampilan. (2) Lintasan yang berbeda untuk proses
pembentukan tiap kompetensi. (3) Ketrampilan ditekankan pada
ketrampilan berpikir menuju terbentuknya kreatifitas, kemampuan
psikomotorik adalah penunjang ketrampilan. (4) Pembelajaran melalui
pendekatan scientific yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengkomunikasikan. (5) Model pembelajaran meliputi Discovery
Learning, Project Based Learning, Collaborative Learning
b. Proses Evaluasi Menggunakan Evaluasi Countenance Stake
Analisis logis terhadap data dalam penelitian ini digunakan untuk
memberikan pertimbangan mengenai keterhubungan antara antecedent
(RPP), transaksi (pelaksanaan pembelajaran), dan hasil belajar PAI
yang ada di dalam matrik intents. Hasil analisis ini menemukan apakah RPP
yang dibuat guru PAI sebagai persyaratan awal dalam program
pembelajaran PAI akan tercapai dengan rencana transaksi yang
dikemukakan.
Demikian pula mengenai hubungan antara pelaksanaan pembelajaran
dengan hasil belajar PAI yang diharapkan. Analisis empiris dilakukan
untuk mempertimbangkan keterhubungan antara antecedent (RPP),
transaksi (pelaksanaan pembelajaran), dan juga hasil belajar. Analisis ini
berdasarkan data empirik yang diperoleh di lapangan.
Selain mencari kontigensi peneliti kemudian memberikan pertimbangan
mengenai congruence atau perbedaan yang terjadi antara apa yang
direncanakan dengan apa yang terjadi di lapangan. Analisis congruence
dilakukan terlebih dahulu dengan cara menyusun standar pengukuran
keterlaksanaan program pada semua tahap evaluasi dengan menyusun
kriteria-kriteria yang jelas dan terukur. Standar yang akan digunakan
berdasarkan pertimbangan teoretis dan pertimbangan praktis pada kondisi
84

lapangan penelitian. Analisis terhadap kesesuaian standar dengan data


hasil penelitian akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan
(judgment). Pengambilan keputusan ini dilaksanakan untuk ketiga
komponen evaluasi yaitu antecedent, transaksi, dan juga outcome.
Langkah terakhir dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi dan
pertimbangan berdasarkan hasil evaluasi.

c. Dampak dari Evaluasi


Dari hasil temuan penelitian, Model evaluasi Stake dapat membawa
dampak yang cukup besar dalam penilaian, dan merupakan konsep yang
cukup kuat untuk perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi.
Dalam model ini, evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara satu
program dengan program lain yang dianggap standar. Hasil positif yang
diperoleh di antaranya adalah guru sebagai pengembang program
merencanakan keadaan/persyaratan yang diinginkannya untuk suatu
kegiatan kelas tertentu. Misalnya yang berhubungan dengan minat,
kemampuan, pengalaman,dan lain sebagainya dari peserta didik

2. Analisis Evaluasi Countenance Stake Perencanaan Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) dalam Implementasi Kurikulum 2013
a. Komponen Antecendence
Data yang sudah dikumpulkan peneliti melalui RPP yang sudah dibuat oleh
guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. RPP pertama dengan materi
Beriman kepada Hari Akhir, RPP kedua dengan materi Beriman Kepada
Qadha dan Qadar. Dari kedua RPP tersebut kemudian dianalisis tingkat
kesesuainya berdasarkan Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014.
Komponen yang terdapat pada Kurikulum 2013 adalah identitas mata
pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian, media, bahan dan sumber belajar (Permendikbud,
Nomor 103 Tahun 2014).
Berdasarkan hasil analisis, dapat dijelaskan bahwa skor RPP 1 adalah 65
dengan persentase 67,7% dengan kriteria sesuai, RPP 2 adalah 65 dengan
persentase 67,7% dengan kriteria sesuai. Berdasarkan skor tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penyusunan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
materi Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar sesuai
dengan Permendikbud no. 103 tahun 2014.
Dilihat dari RPP 1 pada materi Beriman kepada Hari Akhir dan RPP 2 pada
materi Beriman Kepada Qadha dan Qadar, memiliki skor yang sama pada masing-
masing aspek. Pada aspek identitas mata pelajaran diberi skor 4, artinya guru
85

mencantumkan lengkap empat komponen, yaitu identitas mata pelajaran (sekolah,


mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu). Pada aspek kompetensi inti,
guru sudah mencantumkan pada setiap RPP. Pada aspek kompetensi dasar
memiliki skor 4, artinya guru mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada empat
kompetensi inti.
Pada aspek indikator memiliki skor 4, artinya guru mencantumkan minimal
dua indikator pada empat kompetensi inti. Pada aspek materi pembelajaran
memiliki skor 1, artinya guru mencantumkan materi belajar hanya satu dari empat
atau lebih sumber belajar yaitu Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada
Qadha dan Qadar, serta tidak dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan
dipelajari. Pada aspek kegiatan pembelajaran memiliki skor 4, artinya guru
mencantumkan lengkap tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup pada setiap pertemuan. Sebagaimana menurut Peraturan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan no 103 tahun 2014, (2013:15) langkah-
langkah pembelajaran dan pendekatan saintifik meliputi kegiatan pembuka,
kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup.
Kegiatan pendahuluan merupakan awal dari pembelajaran yang akan
dimulai. Setiap guru wajib melaksanakan setiap langkah yang ada pada poin
kegiatan pendahuluan. Pada umumnya di setiap RPP, melaksanakan langkah
kegiatan yang sama karena hal ini biasa dilakukan oleh guru sebelum mulai
pembelajaran. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014:281-282), dalam setiap
kegiatan pendahuluan, terdapat empat kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
guru, yaitu orientasi, apersepsi, motivasi, dan pemberian acuan.
Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014:283), kegiatan inti yang pertama
dalam langkah pembelajaran saintifik adalah mengamati. Banyak kegiatan yang
dapat dilakukan guru untuk mengimplementasikan proses mengamati ini. Cara
yang digunakan guru menurut RPP ini adalah dengan membaca buku bacaan
materi, mengamati gambar atau tayangan tentang materi, dan menyimak
penjelasan guru. Hal ini dapat dilakukan dengan bimbingan guru agar dapat
berjalan baik, untuk lebih jelas gambaran tentang pelaksanaannya akan
dijelaskan pada poin berikutnya di dalam pelaksanaan pembelajaran.
Adapun menurut Ridwan Abdullah Sani (2014:285) kegiatan penutup perlu
dilakukan untuk memantapkan penguasaan pengetahuan siswa dengan
mengarahkan siswa dalam menyimpulkan bersama-sama materi pembelajaran.
Agar siswa dapat menangkap poin penting yang harus diingat dan dihafal
untuk pembelajaran selanjutnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi belum tercapainya hingga sangat sesuai
capaian tersebut dikarenakan latar belakang guru PAI. Para guru masih ada yang
belum memiliki kualifikasi bidang Pendidikan Agama Islam melainkan dari
86

jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Manajemen Dakwah dan Hukum Ekonomi


Syariah sehingga dalam merencanakan pembelajaran PAI mengalami kesulitan.
Hal ini yang menyebabkan guru kurang kreatif dalam memilih sumber dan media
belajar yang berkesesuaian dengan pendekatan saintifik sehingga pembelajaran
dirancang tidak dapat membuat siswa aktif bahkan siswa enggan untuk
mengemukakan pertanyaan yang kritis.
Dengan demikian, guru PAI diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan
guru utama untuk mengawali pengalamannya dari merancang pembelajaran,
praktik mengajar dan merefleksikannya, serta belajar bagaimana membelajarkan
siswa dengan beragam kepentingan dan pengalaman dalam memahami ide-ide
ilmiah.
b. Komponen Transaction
Aktualitas ketercapaian pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam
kategori sesuai adalah 74,5 % pada kelas XI MIPA 1 dan 71,8% pada kelas XI IIS
2. Dari tabel tersebut juga ditemukan sudah sesuai namun belum semuanya
tercapai hingga sangat sesuai antara pelaksanaan pembelajaran yang ada di sekolah
dengan standar proses pelaksanaan pembelajaran yang ada pada tujuan.
Pada aspek kegiatan pendahuluan memiliki skor 5, artinya guru
mencantumkan lima kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun
2014. Pada aspek kegiatan inti kategori mengamati memiliki skor 2, artinya guru
mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud
no 103 tahun 2014, pada kategori menanya memiliki skor 2, artinya guru
mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud
no 103 tahun 2014, pada kategori mengumpulkan informasi memiliki skor 2,
artinya guru mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014, pada kategori mengasosiasi memiliki skor 2,
artinya guru mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014, dan pada kategori mengkomunikasikan
memiliki skor, artinya guru tidak mencantumkan keduanya.
Pada aspek kegiatan penutup memiliki skor 4, artinya guru hanya
mencantumkan empat kegiatan penutup yang sesuai permendikbud no 103 tahun
2014. Pada aspek penilaian, remedial dan pengayaan memiliki skor 2, artinya guru
mencantumkan satu penilaian. Pada aspek media, bahan dan sumber belajar
memiliki skor 3, artinya guru mencantumkan hanya dua, yaitu media dan sumber
belajar. Pada aspek yang terakhir yaitu lampiran-lampiran memiliki skor 2, artinya
guru mencantumkan hanya dua lampiran, yaitu rubrik dan teknik penilaian
Berdasarkan hasil skor RPP yang disusun oleh guru Pendidikan Agama Islam kelas
XI penyusunan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Beriman
kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar dapat dikatakan sesuai
dengan Permendikbud no. 103 tahun 2014. RPP yang disusun oleh guru dapat
87

dikatakan sesuai karena sudah memenuhi komponen meskipun belum 100% masih
ada komponen yang tidak di susun secara lengkap dan tepat sesuai yang
dicantumkan pada permendikbud no 103 tahun 2014.
Meskipun sudah masuk kategori sesuai namun masih ada kelemahan
pelaksanaan pembelajaran PAI dengan standar proses berpangkal dari RPP, guru
serta faktor-faktor pendukung pembelajaran seperti media dan metode mengajar.
RPP yang dibuat guru PAI masih ada yang belum optimal, karena keterbatasan
kemampuan guru dalam melakukan pembaharuan metode dan strategi
pembelajaran, serta guru sulit dalam mengelola waktu. Hal ini berdampak pada
cara mengajar guru yang selalu hanya membentuk budaya menghapal dibanding
dengan membentuk pola berpikir kritis anak. Padahal pelaksanaan pembelajaran
PAI dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman konseptual dan
kemampuan untuk menyelidiki (membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan-
pertanyaan ilmiah), dapat berkomunikasi dan membenarkan temuan, produknya
diperlukan untuk membangun warga negara yang produktif.
Terkait dengan kondisi keterbatasan kemampuan guru dalam strategi
pembelajaran merupakan masalah sumber daya sekolah yang, menurut Naisbitt
yang dikutip Usep Supriyatna (2016:320) menegaskan bahwa“Education and
traning must be a major priority, they are the keys to maintaining
competitiveness”. Sumber daya manusia yang berkualitas, dengan pegangan norma
dan nilai yang kuat, kinerja dan disiplin tinggi yang dihasilkan oleh pendidikan
yang berkualitas dapat menjadi kekuatan utama untuk mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi. Sebaliknya sumber daya manusia yang tidak berkualitas, lemah
dalam pegangan norma dan nilai, rendah disiplin dan kinerja yang dihasilkan oleh
pendidikan yang kurang berkualitas dapat merupakan pangkal dari permasalahan
yang dihadapi.
Adapun berkaitan dengan kreativitas mengajar guru, menurut Abdullah
(2016:61) guru juga dituntut lebih kreatif dalam mengembangkan soal berikut
rubrik dan penskorannya sesuai dengan kebutuhan siswa, dan guru diharapkan
untuk memiliki catatan sikap atau nilai-nilai karakter yang dimiiki siswa selama
dalam proses pembelajaran.
c. Komponen Outcome
Hasil belajar siswa rata-rata sudah memenuhi KKM meskipun masih ada
siswa yang belum memenuhi KKM. Hal tersebut menunjukkan ketercapaian hasil
belajar siswa pada kategori sesuai.
Contingency, keterhubungan antara antecedent dengan transaction,
transaction dengan outcome dan antecedent, transaction dan outcomes, baik pada
intens dan observation, semua hasil evaluasi dalam kategori sesuai. Hal ini
sesuai dengan fenomena hasil observasi bahwa masih ada sebagian guru PAI
yang belum memahami cara menyusun RPP yang baik serta melaksanakan
88

pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang dibuat. Sebagian guru PAI masih
melakukan “copy paste“ RPP dan ini terkadang berdampak pada tidak berhasilnya
pembelajaran yang dilakukan guru. Hal ini memberikan gambaran bahwa terdapat
contingency antara perencanaan, pelaksanaan dengan hasil belajar PAI.
RPP yang dibuat guru menggambarkan kemampuan guru PAI dalam
merencanakan pembelajaran termasuk dalam kategori cukup. Hal ini dipengaruhi
oleh sebagian guru tidak paham menyusun RPP sehingga rancangan pembelajaran
sulit untuk diimplementasikan di kelas, Hal ini berdampak pada pelaksanaan
pembelajaran di kelas belum optimal.
Pelaksanaan pembelajaran menggambarkan kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran masih ada yang belum sesuai dengan standar proses.
Faktor ini dipengaruhi oleh guru kesulitan dalam merencanakan pembelajaran
terutama dalam indikator menyebabkan siswa aktif dan siswa mampu mengajukan
pertanyaan yang menantang dalam kelas. Jika guru dapat menyusun RPP yang baik
maka pelaksanaan pembelajaran di kelas baik pula sehingga berdampak pada hasil
belajar siswa yang baik. Secara umum hasil belajar PAI dalam kategori sesuai
KKM yang menggambarkan RPP dan pelaksanaan pembelajaran PAI sepenuhnya
sesuai dengan standar proses pembelajaran namun masih ada siswa yang belum
memenuhi KKM.
Selanjutnya berkaitan dengan penilaian otentik yang masih belum dikuasai
sepenuhnya oleh para guru, tidak sepenuhnya disalahkan pada guru. Masalah
umum yang terjadi menurut Abdullah (2016:61) :
Implementasi kurikulum 2013 yang diterapkan di sekolah masih banyak
terdapat kendala, mulai dari kesiapan madrasah, baik sarana dan prasarana
dalam menunjang proses belajar mengajar, kesiapan guru, buku paket siswa
yang belum didistribusikan ke madrasah, beban mengajar guru yang terlalu
banyak. Sampai dengan sistem penilaian pembelajaran yang begitu rumit,
yang dikenal dengan penilaian autentik
Penilaian autentik menjadi salah satu penekanan dalam Kurikulum 2013.
Kunandar mengungkapkan bahwa melalui Kurikulum 2013 penilaian autentik
menjadi penekanan yang serius dimana guru harus menerapkan penilaian autentik
dalam setiap proses pembelajaran. Kunandar (2014:35) juga mengungkapkan
bahwa penilaian bertujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan sekaligus mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan
kompetensi yang telah ditentukan. Guru dapat melakukan refleksi dan evaluasi
terhadap kualitas pembelajaran yang telah dilakukan melalui kegiatan penilaian.
Imas Kurinasih dan Berlin Sani (2014:48) juga menjelaskan bahwa penilaian
autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
89

Selanjutnya dalam penilaian autentik selain memiliki beberapa keunggulan


penilaian autentik juga memiliki beberapa kelemahan. Adapun keunggulan dan
kelemahan dalam penilaian autentik tersebut akan dijabarkan oleh Ismet Basuki
dan Hariyanto (2014:175):

3. Analisis Pelaksanaan Pendekatan Saintifik sesuai dengan langkah-langkah


pembelajaran pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dengan
Kurikulum 2013
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dan
langkah-langkah pembelajaran. Dengan kata lain adalah pembelajaran yang
berbasis keilmuan. Kegiatan pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran adalah kegiatan pembuka,
lima proses pengalaman belajar yaitu, mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, serta kegiatan penutup.
Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran langsung (direct instructional)
dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah
pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan
90

keterampilan menggunakan pengetahuan siswa melalui interaksi langsung dengan


sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran
langsung siswa melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik dan langkah-langkah
pembelajaran pada kelas XI MIPA 1 memiliki skor 164 dengan kriteria S (sesuai).
Hasil observasi 2 yang dilakukan pada kelas XI IIS 2 pelaksanaan pembelajaran
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik dan langkah-
langkah pembelajaran memiliki skor 158 dengan kriteria S (sesuai). Hasil tersebut
membuktikan bahwa guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI sudah
sesuai dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan
langkah-langkah pembelajaran.
Untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan strategi
yang telah dilaksanakan tersebut, maka perlu diadakannya evaluasi. Kegiatan
belajar yang melibatkan tujuh indikator proses mengajar, yaitu kegiatan pembuka,
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi,
mengkomunikasikan dan kegiatan penutup.
Peneliti melakukan observasi setiap minggunya satu kali pertemuan pada
kelas XI MIPA 1 dan satu kali pertemuan pada kelas XI IIS 2, dan total
keseluruhan peneliti melakukan observasi dua kali pertemuan.
Observasi dilakukan menggunakan 55 pernyataan dengan empat pilihan
jawaban SL (selalu) dengan skor empat, S (sering) dengan skor tiga, KK (kadang-
kadang) dengan skor dua, dan TP (tidak pernah) dengan skor satu.
Berdasarkan hasil observasi 1 yang dilakukan pada kelas XI MIPA 1
pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
pendekatan saintifik memiliki skor 164 atau 74,5% dengan kriteria sesuai pada
interval antara 109-164. Hasil observasi 2 yang dilakukan pada kelas XI IIS 2
pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
pendekatan saintifik memiliki skor 158 atau 71,8% dengan kriteria sesuai pada
interval antara 109-164. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan menerapkan kurikulum 2013
berdasarkan dengan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran dalam
Permendikbud no. 103 tahun 2014. Hasil tersebut didukung dan hasil masing-
masing indikator.
a. Kegiatan Pedahuluan
Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas XI MIPA 1 dan XI IIS 2.
Guru sering menyampaikan terlebih dahulu kompetensi pembelajaran yang akan
dicapai secara lisan. Pada saat observasi materi yang akan diajarkan adalah
mengenai Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar.
91

Selain itu guru juga sering menyampaikan manfaat pembelajaran dan mengaitkan
materi pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dengan yang akan
dipelajari. Guru selalu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga
membuat siswa belajar dengan semangat tanpa ada rasa tegang.
b. Kegiatan Mengamati
Kegiatan inti yang pertama dalam langkah pembelajaran saintifik adalah
mengamati. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk
mengimplementasikan proses mengamati ini. Cara yang digunakan guru menurut
RPP ini adalah dengan membaca buku bacaan materi, mengamati gambar atau
tayangan tentang materi, dan menyimak penjelasan guru. Hal ini dapat dilakukan
dengan bimbingan guru agar dapat berjalan baik, untuk lebih jelas gambaran
tentang pelaksanaannya akan dijelaskan pada poin berikutnya di dalam
pelaksanaan pembelajaran
Pada kegiatan mengamati guru memberikan sebuah kasus yang berhubungan
Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar dan
menjelaskan secara detail sambil terkadang memberikan pertanyaan kepada siswa
agar ikut aktif dalam mengamati materi pada kasus tersebut.
Guru memberikan berbagai sumber belajar untuk dijadikan referensi, tetapi
guru juga sering meminta siswa untuk aktif mencari informasi dari sumber lain.
Dengan memberikan arahan untuk mencari sumber informasi lain, guru juga sering
meminta siswa untuk melakukan pengamatan sendiri.
Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas XI MIPA 1 siswa sering
mengikuti instruksi guru untuk mencari informasi dari sumber lain. Jika guru
memberikan tugas, siswa sering melakukan pengamatan sesuai intruksi guru dan
mencatat hasil pengamatan. Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas XI IIS
2 siswa kadang-kadang tidak mengikuti intruksi guru untuk mencari dan
mengamati informasi dari sumber lain. Tetapi jika mendapatkan tugas dari guru,
siswa sering melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan.
Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya
memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif
banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan
pembelajaran. Proses mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin
tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada
hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang
digunakan oleh guru.
c. Kegiatan Menanya
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
92

menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka
pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang,
biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna
serta tujuan pembelajaran. Proses mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan
rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan
fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi
pembelajaran yang digunakan oleh guru
Kegiatan menanya, dalam RPP ini dilaksanakan setelah kegiatan mengamati
selesai. Guru telah menjelaskan materi pada kegiatan mengamati dan siswa
menyimak apa yang guru paparkan, setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya-
jawab antara guru dan siswa, siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang
materi yang baru saja dijelaskan. Setiap siswa dipersilahkan mengajukan
pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Kegiatan dilanjutkan dengan
proses ketiga yaitu mencari data dan informasi tentang materi ajar dari berbagai
sumber. Guru biasanya mengizinkan siswa untuk mengakses internet guna mencari
informasi yang lebih dalam sehingga tidak terpaku pada buku paket yang ada
Pada kegiatan menanya guru kadang-kadang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membuat daftar pertanyaan. Tetapi guru sering memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan informasi atau materi yang belum
dipahami dengan cara berdiskusi terlebih dahulu dengan teman lain. Guru selalu
menjawab pertanyaan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Dari hasil yang diteliti pada kelas XI MIPA 1 siswa termasuk sering aktif
bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Namun berbeda dengan
siswa kelas XI IIS 2, dari hasil observasi siswa kadang-kadang atau kurang aktif
bertanya kepada guru jika ada materi yang kurang dipahami. Hal itu dapat dilihat
ketika guru memberikan pertanyaan mengenai materi ada yang masing belum bisa
menjawab.
d. Kegiatan Mengumpulkan Informasi
Pada kegiatan ini guru sering memberikan waktu yang cukup kepada siswa
untuk mengumpulkan materi yang sedang dibahas sebagai bahan tugas atau
penilaian. Guru juga sering mengarahkan bagaimana cara mencari informasi yang
relefan. Tetapi guru tidak pernah memberikan tugas untuk mengumpulkan data
melalui angket atau wawancara.
Dari hasil observasi kegiatan mengumpulkan informasi siswa kelas XI MIPA
1 sering mengumpulkan informasi mengenai materi dengan membaca sumber lain
dan mengeksplorasi hasil informasi tersebut sesuai dengan intruksi guru. Untuk
hasil observasi pada kelas XI IIS 2 siswa sering mengumpulkan informasi sesuai
93

intruksi guru, tetapi kadang-kadang kurang dalam mengeksplorasi dan mencari dari
sumber belajar yang lain.
e. Kegiatan Mengasosiasi
Istilah “mengasosiasi” dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan
bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran
adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud
merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak
bermanfaat.
Istilah mengasosiasi di sini merupakan padanan dari associating; bukan
merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna
mengasosiasi atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas mengasosiasi dalam
konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak
merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi
dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi
penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,
pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-
pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan
pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi
atau mengasosiasi. Dari persepektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi
antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran
atau kedekatan dalam ruang dan waktu.
Dalam kegiatan ini guru sering memberikan perintah untuk mengolah
informasi dengan berdiskusi bersama teman terlebih dahulu dan memberikan waktu
untuk menganalisi hasil dari informasi tersebut. \
Dari hasil observasi kelas XI MIPA 1 dan X IIS 2 siswa sama-sama
melakukan semua intruksi guru dalam kegiatan mengasosiasi, seperti mengolah
informasi, menganalisis informasi dan menyimpulkan hasil dari informasi yang
sudah dikumpulkan.
f. Kegiatan Mengkomunikasikan
Setelah mengumpulkan informasi, mengolah dan menganalisi, guru sering
meminta siswa menyusun laporan secara tertulis dan memberikan kesempatan
untuk menyampaikan hasil laporan didepan kelas. Guru juga sering memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau memberikan pendapat kepada siswa
yang sedang menyampaikan hasil laporan.
Guru selalu memberikan apresiasi kepada siswa yang telah melaporkan atau
menyajikan laporan. Dari hasil observasi kepada siswa kelas XI MIPA 1 dan IIS 2
hasilnya sama yaitu siswa berani menyampaikan hasil laporan didepan kelas tetapi
94

kadang-kadang kurang aktif dalam memberikan pendapat kepada siswa yang


sedang menyajikan laporan.
g. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup guru sering mengajak siswa untuk merangkum atau
menyimpulkan terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan. Diakhir pelajaran
guru selalu menilai setiap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa. Guru juga
seringmemberikan tugas sebagai bahan pendalaman materi, tetapi kadang-kadang
tidak mengarahkan tugas sebagai bahan remidial. Guru sering mengakhiri pelajaran
dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya dan
menutup dengan salam.
Kegiatan penutup perlu dilakukan untuk memantapkan penguasaan
pengetahuan siswa dengan mengarahkan siswa dalam menyimpulkan bersama-
sama materi pembelajaran. Agar siswa dapat menangkap poin penting yang
harus diingat dan dihafal untuk pembelajaran selanjutnya. Kemudian guru
melakukan refleksi terhadap pembelajaran, biasanya dilakukan dengan
menemukan manfaat pembelajaran untuk kehidupan sehari-hari siswa, sehingga
siswa dapat mengamalkan apa yang telah diajarkan. Dalam RPP tersebut
terdapat pemberian reward pada kelompok terbaik, hal ini sangat bagus untuk
dilakukan agar siswa semakin semangat dalam belajar dan terus termotivasi
untuk selalu berprestasi.
Selanjutnya, guru harus menginformasikan materi yang akan dibahas pada
pertemuan mendatang, agar siswa dapat mempersiapkan materi sebelum
pembelajaran. Tentu harus ada pemberian tugas dan tindak lanjut, agar siswa
senantiasa kembali mempelajari apa yang telah disampaikan di dalam kelas.
Untuk menutup pembelajaran, guru membimbing siswa bersama-sama berdoa
setelah belajar, agar menjadi pembiasaan bagi siswa untuk selalu berdoa setelah
mengerjakan sesuatu.
Langkah pembelajaran saintifik sudah terdapat juga pada RPP yang lain di
setiap pertemuannya. Hal yang membedakan hanya materi ajar yang
dibawakan pada setiap pertemuan pasti berbeda sehingga langkah-langkah
saintifik yang ada disesuaikan kegiatannya dengan materi pembahasan. Pada
prinsipnya langkah-langkah pembelajaran ini memiliki inti yang sama yaitu
mengamati, menanya, mencari informasi, menyimpulkan, dan
mengkomunikasikan.
Komponen terakhir RPP dalam kurikulum 2013 adalah penilaian hasil
pembelajaran. Pada bagian ini harus dituliskan secara jelas
jenis/ragam/prosedur/bentuk penilaian yang akan digunakan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, harus dituliskan juga instrumen
penilaian dan kunci jawaban atau pedoman penilaian yang akan digunakan.
95

Menurut Abidin (2014:303-304) penilaian harus mencakup tiga ranah, yaitu sikap,
keterampilan, dan pengetahuan .
Adapun strategi kegiatan pembelajaran PAI melalui pendekatan saintifik di
mana strategi guru merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam
melaksanakan rencana secara menyeluruh dan berjangka panjang, guna mendidik,
membimbing dan mengarahkan peserta didik ke arah yang lebih baik. Setiap
strategi yang dipilih guru memiliki manfaat yang dapat digunakan dalam mencapai
tujuan yang diharapkan. Dengan berpijak pada pandangan ini, maka dapat
disajikan pembahasan mengenai temuan yang terkait dengan strategi pembelajaran
PAI yang diterapkan di SMA Diponegoro 1 Jakarta seperti di bawah ini:
a. Guru menerapkan empat tahap pekerjaannya secara profesional, yaitu
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran,
tindak lanjut. Ini sesuai pernyataan Wina Sanjaya (2009:77), mekanisme
model sistem pembelajaran secara umum meliputi :
1) Tahap persiapan; persiapan proses pembelajaran yang menyangkut
penyusunan desain (rancangan) kegiatan belajar mengajar yang akan
diselenggarakan, di dalamnya meliputi tujuan, metode, media, sumber,
evaluasi dan kegiatan belajar siswa.
2) Tahap pelaksanaan; pelaksanaan proses pembelajaran menggambarkan
dinamika kegiatan belajar siswa yang dipandu dan dibuat dinamis oleh
guru.
3) Tahap evaluasi; evaluasi merupakan laporan dari proses pembelajaran,
khususnya laporan tentang kemajuan dan prestasi belajar siswa.
4) Tahap refleksi; tindaklanjut dalam proses pembelajaran dapat dipilah
menjadi dua hal, yakni promosi dan rehabilitasi. Promosi adalah penetapan
untuk melangkah dan peningkatan lebih lanjut atas keberhasilan siswa.
Rehabilitasi adalah perbaikan atas kekurangan yang telah terjadi dalam
proses pembelajaran.
b. Guru menerapkan pendekatan yang berpusat pada siswa (student oriented
approach) dengan semakin mantap terhadap group and individual learning,
sambil memastikan diri memperlemah penerapan teacher oriented approach.
Ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran menurut Wina Sanjaya (2009:127)
adalah “suatu titik tolak atau sudut pandang mengenai terjadinya proses
pembelajaran secara umum berdasarkan cakupan teoritik tertentu ”Pendekatan
pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu student centered approach (pendekatan
yang berpusat pada siswa) dan teacher centered approach (pendekatan yang
berpusat pada guru).
c. Guru menerapkan strategi pembelajaran inquiry/discovery learning dengan
semakin mantap, sambil memastikan diri memperlemah penerapan
exposition/expository learning.
96

Menurut Wina Sanjaya (2009:191) strategi pembelajaran inkuiri menekankan


kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara
langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan
sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir kritis
dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui
tanya jawab antara guru dan siswa.
Langkah-langkah lainnya dalam pembelajaran PAI melalui pendekatan
saintifik dapat dilakukan dengan :
a. Langkah guru menstimulasi siswa terhadap konsep yang diajarkan
Pada kegiatan ini, sebuah objek harus ada untuk dijadikan sebagai bahan
pengamatan siswa. Oleh karena itu, guru senantiasa harus memfasilitasi siswa
untuk pengamatan ini. Guru menyiapkan objek pengamatan atau benda yang akan
diamati dalam pembelajaran sesuai dengan materi ajar. Kreativitas guru dalam
memfasilitasi objek pengamatan untuk siswa sangat ditekankan, agar dapat menarik
atau menstimulasi siswa dalam belajar, terutama mengembangkan pemikirannya
tentang konsep yang akan diajarkan. Banyak sekali objek yang dapat digunakan
guru seperti buku, artikel, gambar, video, benda asli, lingkungan, dll. Objek ini
dapat disesuaikan dengan materi yang sedang dibahas dan kegiatan atau tugas
siswa adalah membaca, menyimak, melihat, mendengar, dan kegiatan lainnya.
Hal ini terjadi pada pelaksanaan proses pembelajaran yang peneliti amati di
sekolah yang menjadi tempat penelitian. Secara keseluruhan, proses pembelajaran
yang dilakukan oleh para narasumber telah mencakup kegiatan mengamati objek
dengan baik. Dari hasil observasi peneliti, kegiatan mengamati yang dilakukan
guru selama proses pembelajaran yang muncul adalah melihat tayangan video,
menyimak presentasi kelompok atau penjelasan guru, mengamati power point
materi, melihat atau mengamati gambar dan membaca buku.
Cara-cara tersebut sesuai dengan kegiatan mengamati pada pembelajaran
saintifik. Melalui penayangan video, guru menstimulasi siswa agar mereka mampu
membuat persepsi awal terhadap konsep yang akan diajarkan. Sebelum guru
menjelaskan materi, siswa akan mencoba menanggapi seputar tayangan video
tersebut atau bertanya tentang video tersebut. Dengan begitu, siswa akan mampu
membangun konsep awal materi dan menambah rasa ingin tahu tentang materi.
Demikian juga dengan melihat atau mengamati gambar, kegiatan ini diharapkan
membuat siswa menjadi ingin tahu lebih tentang hubungan antara gambar yang
diamati dan materi yang akan dipelajari. Tujuannya agar siswa belajar menanggapi
gambar yang nampak dan hubungannya dengan materi, atau siswa dapat
97

mengajukan berbagai pertanyaan tentang gambar, ini menunjukan rasa ingin tahu
siswa tinggi.
Media lain yang dapat digunakan guru untuk menstimulasi siswa adalah peta
konsep, power point, atau buku ajar siswa. Guru dapat menyiapkan media tersebut
untuk proses mengamati, sebagaimana yang dilakukan dengan menggunakan media
power point. Jika media ini dibuat oleh guru untuk kegiatan mengamati maka
tugas siswa adalah menyimak penjelasan guru dan mengamati power point.
b. Langkah guru menstimulasi siswa untuk bertanya tentang konsep yang
diajarkan
Kegiatan guru dalam hal ini adalah mendorong, membimbing, dan menilai
kemampuan berpikir siswa, mengarahkan perhatian siswa pada aspek yang belum
diketahuinya, membimbing siswa agar dapat mengajukan pertanyaan tentang hasil
pengamatan objek, atau membuka kesempatan secara luas kepada siswa untuk
bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca, ketika proses
mengamati dilakukan sebagaimana pendapat Hosnan (2014:49).
Sebagaimana pendapat di atas, guru PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta
melakukan hal-hal yang sama. Berdasarkan hasil selama observasi peneliti
mengikuti pembelajaran, ada beberapa langkah guru dalam menstimulasi siswa
untuk bertanya yang muncul ketika pembelajaran berlangsung yaitu:
1) Tanya-jawab setelah presentasi selesai dilakukan antara siswa dengan
siswa atau per kelompok siswa
2) Siswa bertanya kepada guru saat pembelajaran berlangsung (pada
proses mengamati dan pemaparan materi dari guru)
3) Menstimulasi siswa untuk bertanya dengan reward
Guru memfasilitasi siswa agar mereka bebas bertanya melalui presentasi.
Dengan presentasi ini, siswa lebih dulu menjelaskan materi.Kemudian guru
membuka sesi tanya jawab bagi siswa lain yang menyimak untuk bertanya dan
siswa yang berpresentasi menjawabnya sehingga siswa dapat bertanya apapun
tentang materi yang belum dipahaminya dan teman yang lain dapat membantu
mencari jawabannya.
Keaktifan inilah yang diharapkan, pertanyaan dari siswa dan dijawab oleh
siswa. Sebuah pembelajaran bagi mereka agar dapat menemukan jawaban
sendiri dari setiap pertanyaan yang diajukan dan tanya-jawab tidak berjalan
satu arah, tetapi melibatkan semua siswa. Tugas guru adalah menilai proses tanya-
jawab, menilai penanya, dan mengapresiasi penjawab. Sejauh yang diamati
peneliti, guru lebih sering diam, memperhatikan, dan menilai siswa ketika proses
ini berlangsung.
Sementara siswa sangat aktif dan antusias dalam tanya jawab ini, bahkan
tidak jarang terjadi debat dan kegaduhan dalam jalannya kegiatan. Selain itu,
98

guru juga memotivasi siswa untuk bertanya ketika proses mengamati berlangsung
atau ketika guru sedang menjelaskan. Dalam setiap proses mengamati, guru
memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang objek atau hal lain
yang sedang diamati dan belum dipahami. Dengan demikian, guru dapat
menjelaskan jawabannya. Guru juga memberi kesempatan pada siswa yang ingin
bertanya ditengah pemaparan materi.
Hal ini terjadi hanya satu arah, antara siswa dengan guru atau guru dengan
siswa. Beberapa guru menstimulasi siswa dengan sistem reward, biasanya siswa
akan lebih antusias apabila dimotivasi dengan reward, seperti nilai atau hal lainnya.
c. Langkah guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan berbagai informasi
terkait konsep yang diajarkan
Langkah ketiga pembelajaran saintifik adalah mengumpulkan informasi.
Proses ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah membaca buku,
memperhatikan fenomena atau objek, mencari data/informasi dari internet, atau
melakukan eksperimen seperti yang diungkapkan oleh Hosnan (2014:57).
Sebagaimana dijelaskan dalam
Permendikbud No. 81A Tahun 2013 yang dikutip oleh M. Hosnan (2014:
57) mencantumkan bahwa aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui
eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber, dan sebagainya. Kegiatan
mengumpulkan data dan informasi ini dapat dilakukan secara bersamaan dengan
proses mengamati. Selama siswa mengamati objek, dari sana mereka juga
akan memperoleh informasi, misalnya guru menugaskan siswa untuk membaca
buku teks dan menggali informasi tentang materi, ini artinya bahwa ketika
siswa membaca buku, dengan otomatis mereka akan mendapatkan informasi.
Sementara guru dapat kegiatan sebagai berikut (Hosnan, 2014, hal. 57):
1) Guru harus membuat siswa aktif terlibat dalam kegiatan mengamati,
dengan membangun suasana belajar yang semangat dan menyenangkan
2) Guru harus menampung semua pendapat siswa dan membimbingnya
untuk memperbaiki yang kurang tepat tanpa membuat patah semangat
3) Mengoreksi setelah siswa selesai mengungkapkan pendapatnya dan
jangan memotong ketika siswa sedang berbicara
4) Memfasilitasi siswa dengan sumber data dan informasi agar ia dapat
mencari secara mandiri
Berdasarkan hasil observasi, guru telah memfasilitasi siswa untuk mencari
data dan informasi secara mandiri bersamaam dengan proses pengamatan melalui
buku dan internet. Sebagian besar cara yang dilakukan guru adalah
99

menugaskan siswa mencari informasi tentang materi pada buku paket dan
internet secara berkelompok.
Guru memberi subtema materi yang berbeda pada setiap kelompoknya,
kemudian ketika mereka ditugaskan untuk mengamati buku bacaan dan
membacanya, pada saat itu pula proses pencarian informasi berlangsung.
Informasi dan data yang telah diperoleh dapat dibuat dalam beberapa cara,
diantaranya dirangkum dengan menuliskan poin-poin penting materi, dibuat
dalam bentuk power point untuk dipresentasikan, dibuat dalam bentuk makalah,
atau dibuat dalam bentuk peta konsep.
d. Langkah guru membimbing siswa untuk membangun argumentasi dari
konsep yang diajarkan
Langkah keempat adalah kegiatan mengkomunikasikan. Menurut M.
Hosnan (2014: 76) kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di depan
kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa.
Masih dalam pendapat dan sumber yang sama, berikut beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan dalam proses mengkomunikasikan :
1) Siswa membacakan hasil kerja mereka di depan kelas
2) Setiap kelompok mendengarkan dengan baik presentasi yang
dibawakan kelompok lain
3) Setiap anggota kelompok bergiliran membacakan hasil kerja
kelompoknya
4) Guru mengarahkan dan memastikan kegiatan ini berjalan dengan baik
5) Semua siswa harus terlibat aktif dalam kegiatan mengkomunikasikan
ini
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, setiap kegiatan untuk
mengimplementasikan proses keempat ini adalah dengan cara presentasi kelompok
atau individual. Presentasi adalah cara yang utama dan paling sering dilakukan
oleh guru ketika proses mengkomunikasikan berlangsung. Melalui presentasi
siswa, guru dapat melihat kemampuan berbicara siswa di depan umum dan
membelajarkan mereka tampil berani bicara serta terampil dalam berkomunikasi.
Hal ini sesuai dengan kompetensi yang diharapkan pada proses ini yaitu
mengembangkan keberanian, toleransi, berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, serta dapat mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar. Jadi, kegiatan presentasi dalam setiap
pembelajaran merupakan langkah rutin yang dilakukan guru untuk membimbing
siswa dalam membangun keberanian berargumentasi.
Seluruh kegiatan observasi yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran
PAI, mengimplementasikan proses mengkomunikasikan ini dengan cara presentasi.
100

Siswa sudah tampil kreatif dengan adanya media dan objek yang dimanfaatkan
sebagai pendukung presentasinya. Selain itu, guru menstimulasi kekreatifan siswa
dengan menugaskan mereka membuat peta konsep pada materi sejarah sehingga
mereka tidak hanya membaca atau bercerita. Namun juga menghasilkan kreasi
berupa peta konsep yang beragam sesuai dengan submateri yang ditugaskan
pada setiap kelompok.
Langkah ini mendorong siswa untuk lebih berkreasi, sementara guru menilai
kerja sama yang dilakukan kelompok selama proses pembuatan peta konsep
tersebut. Biasanya guru membawa jurnal penilaian siswa untuk diisi sebagai
nilai proses pembelajaran siswa. Setelah peta konsep selesai, setiap kelompok
mempresentasikannya sesuai dengan apa yang ada di dalam peta konsep.
Dalam setiap presentasi, guru selalu mendorong siswa agar berbicara secara
bergantian sehingga tidak hanya satu atau beberapa orang saja yang berbicara
menyampaikan materi, tetap semua anggota kelompok harus dapat bagian dalam
penyampaiannya. Para guru pun berpendapat sama bahwa harus ada pembagian
tugas dalam presentasi, agar rasa percaya diri dan keberanian siswa lebih
terasah.
e. Langkah guru membimbing siswa untuk menyimpulkan konsep yang
diajarkan
Langkah terakhir dari pembelajaran saintifik adalah kegiatan menyimpulkan.
Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan membuat intisari atau
seluruh proses kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Menurut Abidin
(2014:140) simpulan biasanya harus menjawab poin-poin inti materi yang telah
dipelajari pada pertemuan itu. Dalam menyimpulkan materi pembelajaran,
biasanya ada yang disampaikan pada saat akhir kegiatan inti atau pada saat
kegiatan penutup. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siswa secara mandiri,
guru, atau bersama-sama antara guru dan siswa.
Berdasarkan observasi pembelajaran, guru melakukan hal yang sama pada
saat pembelajaran. Beberapa narasumber menugaskan siswa untuk
menyimpulkan sendiri apa yang telah mereka diskusikan dan menyampaikan
simpulannya pada saat presentasi. Beberapa pendapat mengatakan bahwa
proses menyimpulkan dilakukan bersamaan dengan proses mengasosiasi atau
menganalisis data sehingga ketika siswa selesai membuat hasil diskusi, pada saat
itu juga mereka menyimpulkan data hasil temuan tersebut sebelum
dipresentasikan. Menurut Abidin 2014:143) hasil temuan dapat dapat diartikan
juga sebagai simpulan yang dibuat oleh siswa dan selanjutnya menjadi
pengetahuan yang benar-benar dikontruksi oleh siswa sendiri
Kegiatan ini dapat juga dilakukan pada saat kegiatan penutup. Artinya setelah
kegiatan inti selesai, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang
telah disampaikan pada pertemuan itu. Biasanya, guru bertanya tentang poin inti
101

materi dan siswa menjawabnya. Dalam proses menyimpulkan ini, guru juga
memberi tambahan informasi materi dan penguatan.
Penguatan materi berarti guru menyebutkan kembali dengan tegas poin inti
materi yang harus diingat dan dihafal siswa, juga memberi penjelasan tambahan
tentang apa yang belum dibahas siswa pada saat presentasi.
Pada saat kegiatan menyimpulkan, guru dapat sekaligus memberi penjelasan
tentang materi tambahan yang penting untuk dibahas. Dengan teknik ceramah,
guru menjelaskan materi secara satu arah pada siswa. Sementara siswa menyimak
atau menulis rangkuman dari apa yang dijelaskan guru. Pada saat itulah guru
menyampaikan kesimpulan pembelajaran.
Beberapa cara tersebut dilakukan oleh guru dalam mengaplikasikan kegiatan
terakhir ini. Keterampilan menyimpulkan akan muncul jika siswa dapat fokus pada
materi yang disampaikan selama pembelajaran berlangsung. Maka guru harus
selalu memperhatikan setiap siswanya agar mereka tetap fokus selama
pembelajaran, dan diakhir pembelajaran guru harus mengecek pemahaman siswa
dengan cara menyimpulkan materi pembahasan pada saat itu. Baik secara individu
ataupun kelompok, dengan demikian akan terlihat siswa mana yang telah paham
dan tidak. Pencatatan dalam proses menyimpulkan juga sangat penting, karena
siswa sewaktu-waktu dapat lupa dan catatan itulah yang akan mengingatkannya
kembali.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penyusunan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Beriman
kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar, sesuai dengan
Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014 namun masih ada kelemahan pelaksanaan
pembelajaran PAI dengan standar proses berpangkal dari RPP, guru serta faktor-
faktor pendukung pembelajaran seperti media dan metode mengajar. RPP yang
dibuat guru PAI masih ada yang belum optimal, karena keterbatasan kemampuan
guru dalam melakukan pembaharuan metode dan strategi pembelajaran, serta guru
sulit dalam megelola waktu. Berdasarkan hasil data, skor RPP 1 adalah 65 dengan
persentase 67,7% dengan kriteria sesuai, RPP 2 adalah 65 dengan persentase 67,7%
dengan kriteria sesuai
RPP yang dibuat guru menggambarkan kemampuan guru PAI dalam
merencanakan pembelajaran termasuk dalam kategori cukup. Hal ini dipengaruhi
oleh sebagian guru tidak paham menyusun RPP sehingga rancangan pembelajaran
sulit untuk diimplementasikan di kelas, Hal ini berdampak pada pelaksanaan
pembelajaran di kelas belum optimal.
Pelaksanaan pembelajaran menggambarkan kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran masih ada yang belum sesuai dengan standar proses.
Faktor ini dipengaruhi oleh guru kesulitan dalam merencanakan pembelajaran
terutama dalam indikator menyebabkan siswa aktif dan siswa mampu mengajukan
pertanyaan yang menantang dalam kelas. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik memiliki skor 164 atau
74,5% dengan kriteria sesuai. Hasil observasi 2 yang dilakukan pada kelas XI IIS 2
pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
pendekatan saintifik memiliki skor 158 atau 71,8% dengan kriteria sesuai.
Sudah ada kesesuaian antara hasil belajar PAI dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini ditunjukan oleh aktualitas ketercapaian hasil
belajar siswa pada kategori sesuai. Faktor kesesuaian ini adalah pada penentuan
proses penilaian

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut.
1. Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
a. Hendaknya guru PAI meningkatkan kemampuannya dalam strategi
pembelajaran yang meliputi: penggunaan media, metode pembelajaran dan
pendekatan pembelajaran

102
103

b. Pelaksanaan pembelajaran hendaknya dirancang sehingga dapat


mendorong pelaksanaan pembelajaran yang aktif, efektif dan
menyenangkan
c. Hendaknya guru PAI menggunakan penilaian otentik (authentic
assesment) dalam pembelajaran.
2. Siswa
a. Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam setiap belajar mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, sehingga pengetahuan dan kemampuannya semakin
meningkat.
b. Pada tahap pengembangan pemahaman, siswa dapat memanfaatkan teknologi
informasi, seperti internet untuk mencari sumber belajar lain yang dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
c. Diperlukan partisipasi aktif siswa dalam melakukan belajar kelompok dengan
cara berkerjasama lebih serius dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru.
3. Peneliti selanjutnya
Peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama dengan penelitian
ini dapat menambahkan masalah lain lebih mendalam dengan perspektif yang
berbeda, sehingga hasil penelitian lebih kuat lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.


(Bandung: Refika Aditama, 2014)
Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012)
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Syafruddin Abdul Jabar, Evaluasi program
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)
Arikunto, Suharsimi dan Jabar. Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta:Bumi
Aksara, 2004)
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2010)
Basuki, Ismet dan Hariyanto. Asesmen Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014)
Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. Qualitative Research for Education: An Introduction
to Theories and Methods (Fifth Edition). (Boston: Pearson Education Inc,
2007)
Calidoni, Federica. Evaluation: definitions, methods and models, (Östersund:
Swedish Institute For Growth Policy Studies, 2006)
Creswell, Jhon W. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among
Five Traditions (London: SAGE Publication,2007)
Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. (Bandung :PustakaSetia, 2002)
Daryanto. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. (Yogyakarta:
Gava Media, 2104)
Departemen Pendidikan Nasional,Garis Garis besar pembelajaran /GBPP /PAI di
Sekolah, (Jakarta:Balai Pustaka, 2005).
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2009).
Djaali, Puji Mulyono & Ramly. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. (Jakarta:
PPs UNJ, 2010)
Erickson and Bern. Contextual Teaching and Learning. iJournal of Economy No.
2. 2001
Evaluation of Educational Programmes – the Contribution of History to Modern
Evaluation Thinking.Health Science Journal.2014;8 (2)
Hamruni, Strategi Pembelajaran (Yogyakarta: Insan Madani, 2012)
104
105

Hasan, S. Hamid. Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remaja rosda karya, 2008)


Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
(Bogor : Ghalia Indonesia, 2014)
Houwer, Jan De & Dermot Barnes-Holmes & Agnes Moors. What is learning? On
the nature and merits of a functionaldefinition of learning.
(Belgium:Psychonomic Society, Inc. 2013)
Kemendikbud, Pendekatan, Jenis Dan Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: T.P.
2013)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan no. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses. (Jakarta: BSNP,
2014)
Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan
Contoh, Ed. Rev. (Jakarta: Rajawali Pers, 2014.)
Kurinasih, Imas dan Berlin Sani. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan
Penerapan. (Surabaya: Kata Pena, 2014)
Lickona, Thomas. Character Matters: HowTo Help Our Children Develop Good
Judgement, Integrity and Other Essential Virtues (New York:Simmon and
Schuster, 2007)
Linden, van J., and C. I. Fertman. . Youth leadership: A guide to understanding
leadership development in adolescents. (San Francisco, Calif.: Jossey-Bass,
2008)
Lukum, A. Evaluation of Science Learning Supervision on SecondarySchool”,
International Journal of Education. 2014. Vol. 5, no:74, pp. 61-81
Majid, Abdul & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi
Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014)
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Remaja Rosda
Karya
Mulyasa, Enco. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2014)
Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2006)
Oerman, M. H. and Gaberson K.B. Evaluation and Testing in Nursing Education.
3rd edition. (New York:Springer Publishing Company, 2009)
Phillips, Karen. Rose Balan, dan Tammy Manko. Teacher Evaluation: Improving
the Process. Transformative Dialogues: Teaching & Learning Journal
Volume 7 Issue 3. 2014
106

Putra, Nusa dan Santi Lisnawati. Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam.
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012)
Putra, Sitiatava Rizema. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
(Yogyakarta: Diva Press, 2008)
Rogers, Alan. What is thedifference?A new critique of adult learning and teaching.
(Oxford:NIACE’s publications, 2003)
Rossum, Jan van and Rebecca Hamer, The Meaning of Learning and Knowing.
(Rotterdam: Sense Publishers, 2010)
Said, Isa Muhammad. Eddy Sutadj. The Scientific Approach-Based Cooperative
Learning Tool for Vocational Students Vocation Program of Autotronic
(Automotive Electronic) Engineering. IOSR Journal of Research & Method
in Education (IOSR-JRME) e-ISSN: 2320–7388,p-ISSN: 2320–737X
Volume 6, Issue 3 Ver. IV (May. - Jun. 2016), PP 67-73.
Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum
2013. (Jakarta: Bumi Aksaram 2014)
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009)
____________. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:Kencana,
2009)
____________. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta: Kencana 2009)
Sera, Yumidan Susan Beaudry. Monitoring and Evaluation: Tips for
Strengthening Organizational Capacity. (World Bank:2007)
Slavin, R.E. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. (Boston:
Allyn and Bacon, 2000)
Sofan, Amri. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013,
(Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2013)
Stavropoulou, Aretiand Theodora Stroubouk. 2014. Evaluation of Educational
Programmes the Contribution of History to Modern Evaluation Thinking.
Health Science Journal.VOLUME 8 (2014),ISSUE 2
Stufflebeam, Daniel L. and Anthony J.Shinkfield, Evaluation Theory, Models, and
Applications, (San Francisco: A Wiley Imprint, 2007)
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. (Bandung: PT. Remaja,
2009)
Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008)
107

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : Rosdakarya,


2002)
Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk
Program PendidikandanPenelitian. (Jakarta: RinekaCipta, 2008)
Toha, Chabib. Tekhnik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003)
Usman, M. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta:Ciputat
Pers,2002)
Westin, Susan S. Performance Measuremnt and Evaluation Definition and
Relationship. GAO. 2006.
Wilson, Suzanne M. and Penelope L. Peterson. Theories of Learning and Teaching
What Do They Mean for Educators? (New York:National Education
Association, 2006)
Wirawan Ismail, Evaluasi :Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi, (Jakarta,
Rajagrafindo Persada, 2011)
Wood, B.B. Stake’s Countenance Model: Evaluating an Enveronmental Education
Proffesional Development Course. The Journal of Environmental
Education, 2011. Vol.32, No.2, pp. 18-27
Zuhairini dkk. Sejarah Pendidikan Islam, Cet.III; (Jakarta : Bumi Aksara,2002)
108

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam rangka menjalankan proses belajar mengajar dilingkungan sekolah dan kegiatan
menunjang lainya maka diperlukan garis besar kebijakan yang dituangkan dalam program kerja.
Program kerja merupakan arahan bagi aparatur sekolah dalam melaksanakan proses belajar
mengajar dan sebagai acuan dalam mengevaluasi/mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan
sekolah,selain itu pula program kerja berguna untuk kepala sekolah dalam mengendalikan
sekolah dan bermanfaat bagi pengawas sekolah dalam membina sekolah.
Sehubungan dengan hal tersebut maka setiap sekolah sebagai institusi pendidikan yang
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar perlu menyusun program kerja sebagai arahan
pelaksanaan kegiatan.

2. Landasan operasional
Program kerja tahunan sekolah disusun berdasarkan:
a. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003
b. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
c. Permendiknas No. 19 tahun 2007 tentang standar Pengelolaan
d. Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang standar Sarana Prasarana
e. Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar Proses
f. Permendikbud No.54 tahun 2013 tentang standar Kompetensi Lulusan
g. Permendikbud No.59 tahun 2014 tentang standar Isi
h. Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti
i. Permendikbud No.53 tahun 2015 tentang standar Penilaian
j. Permendikbud no. 18 tahun 2016 tentang pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa
baru
k. Pedoman Umum Penyelenggaraan Administrasi Sekolah Menengah DKI Jakarta,
wilayah Jakarta Timur.
l. Juknis Penerimaan Siswa Baru Perguruan Diponegoro
m. Panduan Penyelenggaraan Masa Orientasi Sekolah Bagi Siswa SMP – SMA
n. Kalender Pendidikan Dinas Pendidikan DKI Jakarta

3. Maksud dan Tujuan Penyusunan program tahunan/rencana kerja


a. Maksud penyusunan rencana kerja tahunan :
1) Memberikan arah kerja untuk aparatur sekolah dalam melaksanakan tugas.
2) Pedoman bagi kepala sekolah dalam mengendalikan sekolah.
3) Bahan acuan untuk pengawas sekolah dalam membina sekolah.
4) Bahan acuan dalam mengevaluasi/mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan sekolah.

b. Tujuan penyusunan rencana kerja tahunan agar seluruh aparatur sekolah memahami dan
mengaktualisasikan diri terhadap:
1) Latar belakang permasalahan yang dihadapi sekolah dalam mencapai tujuan
109

2) Kebijakan yang digariskan kepala sekolah untuk mencapai tujuan sekolah


3) Pembagian tugas serta hubungan kerja masing-masing
4) Standar pelaksanaan kegiatan –kegiatan yang akan dilakukan sepanjang tahun
pelajaran
5) Pendayagunaan sarana prasarana dan anggaran sekolah

4. VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH


a. VISI
“Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK serta berwawasan kebangsaan “
b. MISI
1) Meningkatkan iman dan taqwa, akhlak mulia serta ilmu pengetahuan dan teknologi
2) Melaksanakan belajar mengajar secara aktif, kreatif dan inovatif serta menjalankan 18
karakter bangsa
3) Menumbuh kembangkan potensi peserta didik melalui berbagai kegiatan sekolah
4) Berperan aktif dalam kegiatan lokal dan nasional

c. Tujuan dan sasaran sekolah pada tahun 2016/2017:


1) Membentuk pribadi peserta didik yang beriman, bertaqwa dan memiliki kepedulian
terhadap sesama
2) Memberikan layanan belajar yang terbaik bagi peserta didik
3) Memaksimalkan teknologi informasi untuk melahirkan inovasi
4) Memberikan layanan bakat dan minat sesuai potensi peserta didik
5) Menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi terbaik
6) Memberikan kesempatan dan memfasilitasi peserta didik dalam berbagai kegiatan
pada tingkat lokal dan nasional
d. Target pada tahun 2016/2017
1) Peserta didik sebanyak 75% menjalankan ibadah dan memiliki kepedulian terhadap
kebersihan lingkungan, kepedulian sosial, (program : dzikir, tadarus, shalat wajib
berjamaah, anti bullying, anti tindak kekerasan, bakti sosial, bersih kelas bersama)
2) Sebanyak 70% guru mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan baik dan
benar (Layanan instruksional, layanan administrasi dan layanan bantuan)
3) Sebanyak 70% guru dan siswa mampu memanfaatkan TIK dalam proses belajar
mengajar (pelatihan, bim tik)
4) Sebanyak 70% siswa terfasilitasi dalam kegiatan ekskul sesuai minat dan bakatnya
(Program Ekskul dlm lamp)
5) Meningkatkan Indeks integritas ujian nasional
6) Mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan OSN, O2SN dan FL2SN minimal
tingkat wilayah (pencarian bibit melaui class meeting dan Ekskul)
110

BAB II
RENCANA KERJA SEKOLAH TAHUN 2016/2017

1. Organisasi dan Manajemen


Struktur Organisasi Sekolah pada tahun pelajaran 2016/2017 terdiri dari :
a. Kepala Sekolah : Hanny Atie Sumarni, S.Pd
b. Wakil Kepala bid.akademik : Dwi Yuniarti, S.Pd
c. Wakil Kepala bid.Kesiswaan : Urip Supriadi, S.Kom
d. Kepala Tata Usaha : Slamet Riyadi
e. Koordinator Akademik : Hans Darusman, S.Pd
Vitri Lestari, S.Pd
Ilham Wahyudin, S.Pd
f. Pembina Kesiswaan : Harry Cahyadi, S.Si
Jamaluddin, S.Ag
Mardiyana, S.Pd
Ricky Saputro, S.Pd
Gemah Gerriani, S.Pd
g. Kepala Perpustakaan : Vitri Lestari, S.Pd
h. Kepala Laboratorium IPA : Dra. Tety Herawati

2. Pengembangan pelaksanaan Kegiatan belajar mengajar dan sistem evaluasi


a. Kegiatan belajar mengajar menggunakan kurikulum nasional
b. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian
berbasis proses
c. Mengembangkan muatan lokal yang berlatar belakang keunggulan lokal
d. Kegiatan Mengajar guru menggunakan/berbasis TIK
e. Program sukses Ujian nasional : dengan mengadakan penguatan dan pendalaman materi
untuk pelajaran yang akan di uji nasionalkan untuk kelas 12
f. Program layanan bagi peserta didik yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu
program remedial dan klinis mata pelajaran.
g. Sistem Evaluasi menggunakan komputerisasi pengolahan data (SIP MKKS), nilai dan
perangkat lainya
111

3. Pengembangan program Kesiswaan:


a. Mengaktifkan dan mengefektifkan kegiatan Pengembangan diri yang disesuaikan dengan
bakat dan minat peserta didik
b. Menambah jenis kegiatan pengembangan diri sesuai dengan kondisi peserta didik
c. Meningkatkan kemampuan setiap personel pelatih ekstrakulikuler
d. Mengaktifkan/menggiatkan peserta didik dalam organisasi kesiswaan OSIS dan
PRAMUKA
e. Aktif mengikuti berbagai kegiatan kesiswaan yang diselenggarakan sekolah
lain/lembaga/dinas pendidikan

4. Pengembangan Peningkatan Pendidik dan Tenaga kependidikan:


a. Melakukan peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran berbasis TIK
b. Mengaktifkan kegiatan MGMP baik dilingkungan sanggar 16 maupun di internal perguruan
Diponegoro
c. Mengadakan pelatihan/workshop pengembangan Kurikulum Nasional
d. Aktif dalam berbagai seminar yang diselenggarakan Dinas Pendidikan maupun lembaga
lain
e. Memberikan kesempatan belajar untuk menyelesaikan S1 dan S2 tanpa menggangu
kegiatan belajar mengajar

5. Pengembangan lingkungan sekolah


a. Penataan lingkungan areal parkir siswa dan guru
b. Penataan lingkungan taman sekolah
c. Penataan lingkungan areal kantin sekolah
d. Penataan ruang belajar dan kegiatan penunjang lainya

6. Pengembangan Sarana Prasarana:


a. Penambahan sarana prasarana belajar mengajar seperti buku-buku,alat peraga guru, LCD ,
Laptop dan Audio visual
b. Penambahan ruang tamu sebagai wujud pelayanan terhadap masyarakat
112

7. Pengembangan kerja sama


a. Bekerjasama dengan WEBSIS untuk mengembangkan pembelajaran berbasis TIK
b. Bekerjasama dengan PAMFLET dalam mengembangkan alat peraga pada mata pelajaran
Sejarah, Sosiologi dan PPKn
c. Melanjutkan kegiatan program pendampingan kurikulum nasional dengan SMAN 21
Jakarta
d. Bekerjasama dengan Pihak kedua dalam melaksanakan Program Pembelajaran Luar Kelas
113

BAB III
PROGRAM KERJA DAN JADWAL KEGIATAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Waktu Sumber Penanggung Personil


No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai yang terlibat
pelaksanaan dana jawab
Akademik/Kurikulum

1
RAPAT KERJA  Guru mengetahui visi misi 15 Juli 2016 SPMP Kep. Sek Seluruh guru
a. Rapat persiapan sekolah dan program dan
mengajar kegiatan sekolah selama 1 karyawan
tahun pelajaran
 Persiapan program kerja dan
administrasi mengajar guru

 Membagi mata pelajaran


kepada masing-masing guru
sesuai dengan bidang studi
yang diampuhnya
 Menginformasikan tugas
b. Rapat pembagian
kepada seluruh guru agar
tugas mengajar
dapat melaksanakan tugas
sesuai dengan ketentuan
yang berlaku

 Peserta didik mengetahui


mata pelajaran yang 18 Juli 2016 - Waka Koordinator
diberikan setiap hari oleh Kurikulum tingkat
sekolah
 Guru mengetahui kelas dan
114

Waktu Sumber Penanggung Personil


No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai yang terlibat
pelaksanaan dana jawab
c. Penyusunan jadwal waktu proses kegiatan
pelajaran mengajar sesuai dengan
waktu yang telah di
jadwalkan

 Mengukur/evaluasi
kemampuan peserta didik
melalui tes harian untuk Per Kompetensi - Waka Seluruh guru
mencapaian kompetensi per dasar/per bulan Kurikulum
indikator

d. Pelaksanaan kegiatan  Guru mengetahui


belajar mengajar dan pencapaian kompetensi Guru dan
evaluasi hasil peserta didik persemester Akhir semester BOP 80% Waka karyawan
(ulangan harian) sebagai evaluasi kenaikan ganjil/genap BOS Kurikulum
kelas 20%
e. Penyelenggaraan
tes/ulangan akhir
semester(UAS/UKK)  Memberikan pelajaran yang
langsung diperoleh dari Koordinator
alam/sosial 9 – 11 November BOP Wakasek tingkat
2016 kurikulum
f. Kegiatan  Memberikan bekal kepada
pembelajaran luar peserta didik dalam
kelas menyusun penelitian
lapangan

 Pembentukan Wali kelas


karakter peserta didik Awal juli s/d BOP Waka
115

Waktu Sumber Penanggung Personil


No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai yang terlibat
pelaksanaan dana jawab
 Meningkatkan hasil ujian April Kurikulum
nasional
g. Bimbingan  Memberikan materi Seluruh guru
Belajar/matrikulasi tambahan kepada peserta
didik untuk menghadapi
ujian nasional Koordinator
 Mengetahui gambaran Mulai September Waka tingkat dan
kemampuan peserta didik 2016 sampai BOP Kurikulum seluruh guru
dalam menghadapi UN menjelang mapel UN
UN(satu bulan
h. Uji coba /TryOut  Ajang informasi ke sekali)
Perguruan Tinggi Seluruh guru
BOP
 Sebagai alat ukur untuk 31 Januari 2017 Waka Koordinator
mengetahui keberhasilan Kurikulum tingkat dan
pembelajaran peserta didik BOP guru mapel
 Sebagai tolak ukur April – Mei 2017 Kepsek UN
keberhasilan proses belajar
mengajar
i. Career Day Sebagai bahan evaluasi out
put sekolah

j. Ujian Sekolah dan  Mengetahui tingkat BOP


Ujian Nasional kemampuan dan minat 22 Juli 2016 Wakasek Guru BP/BK
peserta didik untuk program kurikulum
peminatan dan kelanjutan
studi
116

Waktu Sumber Penanggung Personil


No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai yang terlibat
pelaksanaan dana jawab

k. Psikotest

2 Kesiswaan:
a. Penerimaan peserta  Terlayaninya peserta didik
28 Maret – 17 Formulir Kepsek Panitia
didik baru baru yang akan masuk ke
SMA Juli 2017 PPDB
 Memperoleh peserta didik
baru guna mempertahankan
kelangsungan sekolah

b. LDKS dan lari lintas  Penggantian kepengurusan Agustus – BOP dan Wakasek Pembina
juang OSIS
september 2017 OSIS kesiswaan Kesiswaan
 Peserta didik mendapatkan
pengalaman berorganisasi
 Pembentukan karakter
bangsa

 Menumbuhkembangkan Terjadwal BOP Wakasek Pembina


c. Pengembangan Diri
minat dan bakat peserta kesiswaan Kesiswaan
didik dibidang olah raga dan
seni

d. Pesatren Ramadhan  Menambah keimanan dan 30 – 31 Juni 2017 BOP Wakasek Pembina
ketaqwaan terhadap allah (kelas 11) kesiswaan Kesiswaan
SWt
1-2 Juli 2017
117

Waktu Sumber Penanggung Personil


No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai yang terlibat
pelaksanaan dana jawab
 Meningkatkan tali (kelas 11)
e. Buka puasa bersama silaturahmi antara warga
sekolah
2 Juni 2017

 Melatih peserta didik untuk BOP Wakasek Seluruh guru


f. Qurban
berqurban pada Idul Adha kesiswaan

 Menjalin pertemanan
g. Trip Obsevasi dengan teman lain kelas 13 September Panitia idul
 Pembentukan karakter
peserta didik 2017 BOP Pembina qurban
 Peningkatan keimanan Kesiswaan

4 – 7 Oktober Panitia Trip


h. Pentas Seni  Ajang unjuk kreasi seni 2016 BOP Waka Observasi
peserta didik
 Promosi sekolah Kesiswaan
 Pembentukan karakter siswa

i. Dipo Fest  Penguatan karakter siswa


 Menumbuhkan jiwa
kewirausahan peserta didik 12 Mei 2017 Panitia Pensi
 Menumbuhkan jiwa BOP Waka
ekonomi kreatif
 Mengenalkan ragam budaya Kesiswaan
Indonesia
 Penguatan karakter siswa
118

Waktu Sumber Penanggung Personil


No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai yang terlibat
pelaksanaan dana jawab
j. Pameran  Menumbuhkan kecintaan 12 Mei 2017 BOP Wakasek Panitia
pada seni Dipofest
kesiswaan
 Wadah aktualisasi hasil karya
terbaik siswa

Seluruh guru
k. Jambore  Penguatan karakter siswa 22 Desember BOP Waka seni dibantu
2017 Kurikulum dan pembina
 Pelantikan anggota pramuka
kesiswaan
baru Kesiswaan

 Ajang pencarian bakat dan 3 – 4 April 2017 BOP Waka Pembina


minat siswa Kesiswaan
 Pencarian bibit unggul untuk Kesiswaan dan guru
FL2 SN dan O2SN yang
ditunjuk
l. Class Meeting Pembina
13 – 21 Desember OSIS Waka Kesiswaan
2017 Kesiswaan dan guru
yang
ditunjuk
3 Tendik:
a. Pengisian formasi  Formasi guru untukdapat
Juli 2016 SPP Kepsek Perguruan
untukguruyang terisi dengan personil yang
kosong tepat sesuai dengan
kebutuhannya

b. Pengurusan data guru  Adanya kerapihan


dan karyawan administrasi sekolah
119

Waktu Sumber Penanggung Personil


No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai yang terlibat
pelaksanaan dana jawab
 Kepala sekolah memiliki
data guru /karyawan yang
Juli 2016 SPP Ka. TU Staf Tu
dapat digunakan untuk
berbagai keperluan
Agustus – SPP Kepsek Waka Kur
c. Pembinaan profesi  Guru mengetahui
/supervisi guru dan kekuranganya sehingga bisa Februari 2016
karyawan memperbaiki diri dalam
upaya peningkatan kualitas
diri
4 Sarana prasarana:
 Tercatatnya kondisi barang
a. Inventarisasi barang Juli SPP Ka. TU Staf TU
inventaris dan non
inventaris

b. Perencanaan dan  Tersusunnya rencana


penggunaan barang keperluan barang
Juli SPP Ka. TU Staf TU
 Tersedianya barang yang
diperlukan untuk proses
belajar mengajar

c. Penghapusan barang
 Penambahan/penggantian
Agustus SPP Ka. TU Staf TU
barang yang tercatat untuk
dihapuskan
5 Keuangan:
a. Penyusunan RAPBS  Menyusun RAPBS sesuai Januari SPP/BOP/ Kep Sek Perguruan
dengan plafon anggaran
yang telah ditetapkan SPMP
120

Waktu Sumber Penanggung Personil


No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai yang terlibat
pelaksanaan dana jawab

b. Pelaksanaan APBS  Menerima dan menyalurkan


Sepanjang tahun SPP/BOP/ Kep Sek Wakasek
anggaran sesuai dengan pos
kegiatan ajaran SPMP Ka,Tu

 Melaksanakan pembukuan
uang sesuai peraturan yang
berlaku

c. Pelaporan keuangan  Adanya dokumen laporan


Setiap akhir SPP/BOP/ Kep Sek Penanggung
keuangan sebagai bentuk
pertanggung jawaban dan kegiatan SPMP jawab
evaluasi anggaran
kegiatan
6 Lain-lain:
Menjalin hubungan
kerjasama dengan:
 Menjalankan semua garis Sepanjang tahun SPP/BOP Kep Sek Seluruh guru
a. Perguruan kebijakan yang ditentukan dan
Diponegoro ajaran
perguruan karyawan

b. Dinas Pendidikan  Pembinaan dan pengawasan Seluruh guru


Sepanjang tahun SPP/BOP Kep Sek
dari diikannas pendidik dan
ajaran karyawan
c. Orang tua/wali  Terbentuknya wadah
peserta didik Agustus SPMP Kepsek
organisasi wali orang tua
Wali kelas
siswa tingkat kelas (WOTK)
121

BAB IV
PEMBAGIAN TUGAS DAN APBS
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

1. JADWAL PELAJARAN SEMESTER GANJIL

KELAS
JAM
HARI WAKTU
KE- 12 IPS
10MIPA1 10MIPA2 10 IPS 1 10 IPS 2 10 IPS 3 10 IPS 4 11 MIPA1 11 MIPA2 11 IPS 1 11 IPS 2 11 IPS 3 11 IPS 4 12MIPA1 12MIPA2 12 IPS 1 12 IPS 2 12 IPS 4 PIKET
3
RA,
06.30 - 06.45 TADARUS QUR'AN GG,
R
1 06.45 - 07.30 BI/YS PK/IW A/TA EN/HW OR/RS EK/G A/UJ K/VL SO/EP G/SB P/RY SO/M K/BI F/HC M/NE EN/HD P/DH EK/DA

2 BI/YS PK/IW A/TA EN/HW OR/RS EK/G A/UJ K/VL SO/EP G/SB P/RY SO/M K/BI F/HC M/NE EN/HD P/DH EK/DA
07.30 - 08.15
3 08.15 - 09.00 M/RV EN/HW A/TA BI/ID OR/RS EK/G A/UJ EK/K BI/FF M/OD OR/PM P/RY F/HC BIO/D PK/IH EN/HD M/NE SO/M

4 09.00 - 09.45 M/RV EN/HW OR/RS BI/ID pramuka BK/L BK/S EK/K BI/FF M/OD OR/PM P/RY F/HC BIO/D PK/IH BTQ M/NE SO/M

09.45 - 10.00 ISTIRAHAT


SENIN

5 10.00 - 10.45 EK/K M/RV OR/RS G/SB SB/WD BI/ID M/OD F/HC P/RY SO/EP OR/PM pramuka BIO/D BI/YS A/TA SO/M EN/HD P/DH

6 10.45 - 11.30 EK/K M/RV OR/RS G/SB SB/WD BI/ID M/OD F/HC P/RY SO/EP EN/HW OR/PM BIO/D BI/YS A/TA SO/M EN/HD P/DH

7 11.30 - 12.15 EK/K BK/L M/RV G/SB BI/ID SB/WD P/RY pramuka M/OD BI/FF EN/HW OR/PM A/UJ M/NE A/TA P/DH EN/HD PK/IH

8 12.15 - 13.00 pramuka K/TH M/RV BK/L BI/ID SB/WD P/RY S/EP M/OD BI/FF SO/M OR/PM A/UJ M/NE EK/DA P/DH BI/YS PK/IH

13.00 - 13.30 ISTIRAHAT

9 13.30 - 14.15 SB/WD K/TH BI/ID M/RV P/DH BTQ BIO/D S/EP pramuka BK/S SO/M G/SB A/UJ EK/G EK/DA BK/N BI/YS EN/HD

10 14.15 - 15.00 SB/WD K/TH BI/ID M/RV P/DH pramuka BIO/D PK/IW EN/HW EK/IH K/VL G/SB M/NE EK/G BK/N BI/YS EK/DA EN/HD

11 15.00 - 15.45 pramuka PK/IW EN/HW EK/IH K/VL BK/S M/NE BK/N BTQ BI/YS EK/DA EN/HD
122

RS,
06.30 - 06.45 TADARUS QUR'AN HW ,
G
1 06.45 - 07.30 M/RV EK/K EN/HD SO/EP A/TA K/BI F/HC P/RY G/SB SP/EA K/VL PK/DA OR/IM M/NE P/DH BJ/JK G/R S/RA

2 M/RV EK/K EN/HD SO/EP A/TA K/BI F/HC P/RY G/SB SP/EA K/VL PK/DA OR/IM M/NE P/DH BJ/JK G/R S/RA
07.30 - 08.15
3 08.15 - 09.00 K/TH EK/K EN/HD SO/EP A/TA K/BI PK/IW F/HC A/UJ OR/PM M/OD EK/IH OR/IM BIO/D G/R EK/DA BJ/JK SB/GG

4 09.00 - 09.45 K/TH BI/YS BTQ/T M/RV SP/EA P/DH PK/IW F/HC A/UJ OR/PM M/OD EK/IH BK/N BIO/D G/R EK/DA BJ/JK SB/GG

09.45 - 10.00 ISTIRAHAT


SELASA

5 10.00 - 10.45 K/TH BI/YS PK/DA M/RV SP/EA P/DH MP/DY M/OD A/UJ OR/PM G/SB BI/FF BIO/D OR/IM BJ/JK SB/GG S/RA M/NE

6 10.45 - 11.30 F/IW SB/WD PK/DA A/TA SP/EA SO/EP MP/DY M/OD OR/PM A/UJ G/SB BI/FF BIO/D OR/IM BJ/JK SB/GG S/RA M/NE

7 11.30 - 12.15 F/IW SB/WD P/DH A/TA M/RV SO/EP EK/K BIO/D OR/PM A/UJ EK/IH K/VL M/NE OR/IM S/RA G/R SB/GG SO/M

8 12.15 - 13.00 F/IW P/DH A/TA M/RV SO/EP EK/K BIO/D OR/PM A/UJ EK/IH K/VL M/NE EN/HD S/RA G/R SB/GG SO/M
MP/DY
13.00 - 13.30 ISTIRAHAT

9 13.30 - 14.15 S/RA SM/DF SR/W BK/L M/RV K/VL BI/FF SO/EP EK/IH PK/DA M/OD PK/IW EN/HD M/NE BI/YS SO/M BJ/JK
MP/DY
10 14.15 - 15.00 S/RA SM/DF SR/W Bim TIK M/RV K/VL BI/FF SO/EP EK/IH PK/DA M/OD PK/IW EN/HD M/NE BI/YS SO/M BJ/JK
MP/DY

HC,
06.30 - 06.45 TADARUS QUR'AN VL,
W
1 06.45 - 07.30 BI/YS M/RV G/R BI/ID G/SB S/RA S/EP MP/DY SP/EA PK/DA BI/FF EK/IH EK/G PK/IW OR/IM A/TA BTQ BJ/JK

2 BI/YS M/RV G/R BI/ID G/SB S/RA S/EP MP/DY SP/EA PK/DA BI/FF EK/IH EK/G PK/IW OR/IM A/TA BK/N BJ/JK
07.30 - 08.15
3 08.15 - 09.00 PK/IW P/DH G/R OR/RS G/SB BI/ID BIO/D En/HW M/OD SP/EA EK/IH SO/M K/BI SB/GG OR/IM A/TA BJ/JK SP/So

4 09.00 - 09.45 PK/IW P/DH BK/L OR/RS M/RV BI/ID BIO/D En/HW M/OD SP/EA EK/IH SO/M K/BI SB/GG EN/HD OR/IM BJ/JK SP/So

09.45 - 10.00 ISTIRAHAT


RABU

5 10.00 - 10.45 MP/DY En/HW S/RA OR/RS M/RV Bim TIK M/OD BIO/D BI/FF SB/GG SP/EA G/SB P/DH K/BI EN/HD OR/IM EK/DA BI/YS

6 10.45 - 11.30 MP/DY En/HW S/RA EK/G BI/ID A/TA M/OD BIO/D BI/FF SB/GG SP/EA G/SB P/DH K/BI EN/HD OR/IM EK/DA BI/YS

7 11.30 - 12.15 MP/DY En/HW M/RV EK/G BI/ID A/TA BI/FF A/UJ KL/TH M/OD SO/M S/EP S/RA P/DH SP/So BJ/JK M/NE EK/DA

8 12.15 - 13.00 En/HW F/IW M/RV EK/G K/BI A/TA BI/FF A/UJ KL/TH M/OD SO/M S/EP S/RA P/DH SP/So BJ/JK M/NE EK/DA

13.00 - 13.30 ISTIRAHAT

9 13.30 - 14.15 En/HW F/IW BI/ID P/DH K/BI M/RV MP/DY A/UJ PK/DA SO/EP G/SB BI/FF BI/YS M/NE BJ/JK PK/IH SP/So BK/N

10 14.15 - 15.00 En/HW F/IW BI/ID P/DH K/BI M/RV MP/DY BK/S PK/DA SO/EP G/SB BI/FF BI/YS M/NE BJ/JK PK/IH SP/So BTQ
123

DH,
06.30 - 06.45 TADARUS QUR'AN PM,
IW
1 06.45 - 07.30 Bim TIK BI/YS SO/EP S/RA EN/HD En/HW K/VL EK/K G/SB P/RY A/UJ SP/EA EK/G F/HC G/R M/NE OR/IM A/US

2 OR/RS BI/YS SO/EP S/RA EN/HD En/HW K/VL EK/K G/SB P/RY A/UJ SP/EA EK/G F/HC G/R M/NE OR/IM A/US
07.30 - 08.15
3 08.15 - 09.00 OR/RS Pramuka SO/EP K/BI EN/HD SP/EA F/HC M/OD BK/S BI/FF A/UJ En/HW M/NE EK/G SB/GG EK/DA OR/IM A/US

4 09.00 - 09.45 OR/RS BIO/D Bim TIK K/BI BTQ/T SP/EA F/HC M/OD BTQ BI/FF Pramuka En/HW M/NE EK/G SB/GG EK/DA SP/So OR/IM

09.45 - 10.00 ISTIRAHAT


KAMIS

5 10.00 - 10.45 En/HW BIO/D SP/HA K/BI EK/G SP/EA BI/FF SB/W KL/TH Pramuka SB/GG M/OD BI/YS S/RA SO/M SP/So OR/IM
G/R
6 10.45 - 11.30 En/HW BIO/D SP/HA Pramuka EK/G OR/RS BI/FF SB/W KL/TH BTQ/S SB/GG M/OD BI/YS S/RA SO/M PK/IH OR/IM
G/R
7 11.30 - 12.15 BTQ/T S/RA SP/HA PK/DA EK/G OR/RS EK/K BI/FF SB/W KL/TH M/OD BTQ/S BTQ/J K/BI BI/YS SP/So PK/IH G/R

8 12.15 - 13.00 BIO/D S/RA Pramuka PK/DA SO/EP OR/RS EK/K BI/FF SB/W KL/TH M/OD A/UJ EN/HD K/BI BI/YS SP/So A/US G/R

13.00 - 13.30 ISTIRAHAT

9 13.30 - 14.15 BIO/D BTQ/T En/HW Bim TIK SO/EP PK/DA SB/W K/VL EK/IH G/SB BI/FF A/UJ EN/HD BI/YS SP/So SO/M A/US M/NE

10 14.15 - 15.00 BIO/D Bim TIK En/HW BTQ/T SO/EP PK/DA SB/W K/VL EK/IH G/SB BI/FF A/UJ EN/HD BI/YS SP/So SO/M A/US M/NE

FF,
06.00 - 06.45 Dzikir / Lari Pagi RY,
RV
1 06.45 - 07.30 A/TA OR/RS K/BI EN/HD S/RA G/SB En/HW OR/PM SP/EA KL/TH S/EP K/VL SB/GG M/NE BI/YS SP/So SO/M G/R

2 A/TA OR/RS K/BI EN/HD S/RA G/SB En/HW OR/PM SP/EA KL/TH S/EP K/VL SB/GG M/NE BI/YS SP/So SO/M G/R
07.30 - 08.15
JUM'AT

3 08.15 - 09.00 A/TA OR/RS K/BI EN/HD PK/DA G/SB BTQ/S OR/PM S/EP En/HW SP/EA SB/GG F/HC BTQ SO/M M/NE G/R BI/YS

09.00 - 09.20 ISTIRAHAT

4 09.20 - 10.05 P/DH A/TA EK/G SP/HA PK/DA EN/HD OR/PM BTQ/S S/EP En/HW SP/EA SB/GG F/HC A/UJ SO/M M/NE G/R BI/YS

5 10.05 - 10.55 P/DH A/TA EK/G SP/HA En/HW EN/HD OR/PM MP/DY EK/IH S/EP BTQ/S SP/EA M/NE A/UJ EK/DA S/RA BI/YS SP/So

6 10.55 - 11.35 BK/L A/TA EK/G SP/HA En/HW EN/HD OR/PM MP/DY EK/IH S/EP BK/S SP/EA M/NE A/UJ EK/DA S/RA BI/YS SP/So
124

2. KALENDER KEGIATAN

SMA DIPONEGORO 1
TAHUN PELAJARAN 2016-2017

Juli
Tanggal Keterangan
2016 HBE = 10
Sn 4 11 18 25 1-2 Libur Semester
Sl 5 12 19 26 4 - 16 Libur Hari Raya Idul Fitri
Rb 6 13 20 27 18 Hari pertama masuk sekolah
MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan
Km 7 14 21 28 19 - 21
Sekolah)
Jm 1 8 15 22 29 22 Psikotest kls 10 dan 12
Sb 2 9 16 23 30 29 AMT Kelas 12
Mg 3 10 17 24 24/31 30 In House Training (IHT)

Agustus
Tanggal Keterangan
2016 HBE = 22
Sn 1 8 15 22 29 1-5 Seleksi akademik LDKS
Sl 2 9 16 23 30 6 Tes Kesehatan LDKS
Pertemuan orang tua peserta didik dan
Rb 3 10 17 24 31 6
sekolah
Km 4 11 18 25 9 Tes Fisik LDKS
Jm 5 12 19 26 10 Tes Wawancara LDKS
Sb 6 13 20 27 13 LDKS Teori
Mg 7 14 21 28 22 - 31 Supervisi kelas
23 - 25 LDKS Lapangan
30 Pemilu Raya OSIS

September 2016 HBE = 21 Tanggal Keterangan


Sn 5 12 19 26 1-2 Supervisi kelas
Sl 6 13 20 27 3 Lari lintas juang
Rb 7 14 21 28 12 Hari Raya Idul Adha
Km 1 8 15 22 29 13 Pemotongan hewan kurban
Jm 2 9 16 23 30 17, 24 Pra Trip Observasi (TO)
Sb 3 10 17 24 19 - 23 TO UN Ke-1 Materi Kelas 10
Mg 4 11 18 25
125

Oktober
Tanggal Keterangan
2016 HBE = 21
Sn 3 10 17 24/31 1 Pra TO
Sl 4 11 18 25 3 Peringatan Tahun Baru Islam
Rb 5 12 19 26 4-7 Trip Observasi (TO)
Km 6 13 20 27 17 - 21 TO UN Ke-2 Materi Kelas 11
Penerimaan laporan evaluasi belajar
Jm 7 14 21 28 22
mid semester
Sb 1 8 15 22 29
Mg 2 9 16 23/30

November 2016 HBE = 22 Tanggal Keterangan


Sn 7 14 21 28 9 - 11 Pembelajaran Luar Kelas (PLK)
Sl 1 8 15 22 29 21 - 25 TO UN Ke-3 Materi Kelas 12 Smt Ganjil
Rb 2 9 16 23 30 25 AMT Kelas 11
Km 3 10 17 24
Jm 4 11 18 25
Sb 5 12 19 26
Mg 6 13 20 27

Desember 2016 HBE = 16 Tanggal Keterangan


Sn 5 12 19 26 12 Maulid Nabi Muhammad SAW
Sl 6 13 20 27 5-9 Ulangan Akhir Semester
Rb 7 14 21 28 13 - 15 Remedial
Km 1 8 15 22 29 13 - 21 Class Meeting
Jm 2 9 16 23 30 22 Penerimaan raport semester ganjil
Sb 3 10 17 24 31 22 Pameran dan Dipo Fest
Mg 4 11 18 25 25 Hari Natal
26 - 31 Libur Semester
126

Januari 2017 HBE = 17 Tanggal Keterangan


Sn 2 9 16 23/30 2-7 Libur semester ganjil
Sl 3 10 17 24/31 9 Hari pertama semester genap
Rb 4 11 18 25 23 - 30 Perkiraan Simulasi UNBK Ke-1
Km 5 12 19 26 23 - 31 Supervisi kelas
Jm 6 13 20 27 28 Tahun Baru Imlek
Sb 7 14 21 28 31 Career Day
Mg 1 8 15 22 29

Februari
Tanggal Keterangan
2017 HBE= 20
Sn 6 13 20 27 1-3 Supervisi kelas
Sl 7 14 21 28 6 - 13 Try Out UNBK Sekolah Ke-1
Rb 1 8 15 22 13 - 17 Ujian Praktik Kelas 12
Km 2 9 16 23 20 - 28 Perkiraan Simulasi UNBK Ke-2
Jm 3 10 17 24 22 - 28 UN Perbaikan
Sb 4 11 18 25
Mg 5 12 19 26

Maret 2017 HBE = 22 Tanggal Keterangan


Sn 6 13 20 27 1-5 UN Perbaikan
Sl 7 14 21 28 6 - 14 Perkiraan Ujian Sekolah Kelas 12
Rb 1 8 15 22 29 20 - 27 Try Out UNBK Sekolah Ke-2
Penerimaan Hasil Belajar Mid Semester
Km 2 9 16 23 30 25
Genap
Jm 3 10 17 24 31 28 Hari Raya Nyepi
Sb 4 11 18 25
Mg 5 12 19 26

April 2017 HBE = 18 Tanggal Keterangan


Sn 3 10 17 24 3-4 Jambore
Sl 4 11 18 25 4 - 13 Perkiraan UN
Rb 5 12 19 26 14 Wafat Isa Al Masih
Km 6 13 20 27 24 Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW
Jm 7 14 21 28
Sb 1 8 15 22 29
Mg 2 9 16 23/30
127

Mei
Tanggal Keterangan
2017 HBE = 18
Sn 1 8 15 22 29 1 Hari Buruh
Sl 2 9 16 23 30 11 Hari Raya Waisak
Rb 3 10 17 24 31 12 Petunia (Pensi)
Km 4 11 18 25 17 - 23 UKK
Jm 5 12 19 26 24 Wisuda
Sb 6 13 20 27 25 Kenaikan Isa Al Masih
Mg 7 14 21 28 26 - 29 Libur awal Ramadhan
Pesantren Ramadhan Kelas 10
30 - 31
Remedial Kelas 11

Juni 2017 HBE = 8 Tanggal Keterangan


Sn 5 12 19 26 Pesantren Ramadhan Kelas 11
1-2
Sl 6 13 20 27 Remedial Kelas 10
Rb 7 14 21 28 2 Buka Puasa Bersama
Km 1 8 15 22 29 10 Penerimaan raport kenaikan kelas
Jm 2 9 16 23 30 19 - 24 Libur Ramadhan
Sb 3 10 17 24 25 - 26 Hari Raya Idul Fitri
Mg 4 11 18 25 27 Juni - 8 Juli Libur Semester
10 Juli Hari Pertama Tahun Ajaran 2017/2018
128

3. JADWAL MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

MATA
NO NAMA GURU HARI MGMP KOORDINATOR
PELAJARAN
1 PEND. AGAMA Jamaluddin S. Ag SELASA Dra. Tutik Alawiyah
Dra. Tutik Alawiyah
Drs. Saripudin
2 PKn Drs. Dodo Hidayat SENIN Drs. Dodo Hidayat

Retno Yulianti S. Pd

3 B. INDONESIA Drs. Yono Subagyo JUM’AT Drs. Yono Subagyo

Fifi Fildzah, S.Pd

Irra Dwi purwita, M.Pd

4 B. INGGRIS Hans Darusman, S.Pd KAMIS Hans Darusman S. Pd

Hesty Wulandari S. Pd

5 MATEMATIKA Dwi Yuniarti S, Pd KAMIS Neni Erliyana S. Pd


Neni Erliyana S. Pd
Richala Vinda S. Pd
Oktiza Devina ZY S. Pd
6 PENJASKES Ricki Saputro S. Pd SELASA Ricki Saputro S. Pd
Iqbal Mutaqien S.Pd
Pandapotan Manurung,
S.Pd
7 SENI BUDAYA Gemah Gerriani S. Pd SENIN Gemah Geriani S. Pd
Wahyudi S. Pd
8 FISIKA Harry Cahyadi S. Si JUM’AT Harry Cahyadi S. Si
Ilham Wahyudin, S.Pd
9 BIOLOGI Drh. Darwono KAMIS Drh. Darwono
10 KIMIA Dra. Tety Herawati JUM’AT Dra. B. Indriastuti
Dra. B. Indriastuti
Vitri Lestari
11 SEJARAH Hanny Atie Sumarni S. Pd RABU Elly Alpes Jusa, S.Pd
Gr
Elly Alpes Jusa, S.Pd Gr
Solikin, S.Pd Gr
129

MATA
NO NAMA GURU HARI MGMP KOORDINATOR
PELAJARAN
Dra. Eny Purwanti
Robby Amrullah, S.Pd
12 EKONOMI Gunaryo SELASA Dewi Andayani,
Dewi Andayani, M.Pd M.Pd

Imas Hujaimah,M.Pd
Kusmiati S. Pd
13 GEOGRAFI Dra. Sri Budi Purwanti RABU Dra. Sri Budi P
Riandi, S.Pd
14 SOSIOLOGI Dra. Eny Purwanti KAMIS Dra. Eny Purwanti
Mardiyana S. Pd
15 BIMBINGAN TIK Urip Supriadi, S.Kom SELASA Urip Supriadi, S.Kom
16 B. ASING Julkifli , S.Pd JUM’AT Julkifli , S.Pd
17 PRAKARYA DAN Dewi Andayani S. Pd JUM’AT Ilham Wahyudin,
KEWIRAUSAHAAN S.Pd
Ilham Wahyudin, S.Pd
Imas Hujaimah, M.Pd
18 BK Nurhay Abdurrahman RABU Nurhay
Abdurrahman, S.Sos
Esa
Lina Marina, S.Pd
130

4. DAFTAR KOORDINATOR KEGIATAN SEKOLAH

No Kegiatan Ketua Pelaksana Tanggal Pelaksanaan Bidang Anggaran

1 MPLS Ricki Saputro 19 - 21 Juli 2017 Kesiswaan Rp 32.300.000


2 LDKS Harry Cahyadi 9 - 30 Juni 2016, 3 September 2016 Kesiswaan Rp 90.601.500
3 Qurban Dodo Hidayat 13 September 2016 Kesiswaan Rp 39.833.500
4 Tahun Baru Islam Saripudin 3 Oktober 2016 Kesiswaan Rp 1.000.000
5 Trip Observasi Jamaluddin 4 - 7 Oktober 2016 Kesiswaan Rp 193.800.000
6 PLK Ilham Wahyudin 9 - 11 November 2016 Akademik Rp 251.940.000
7 Ulangan Umum Smt 1 Hans Darusman 5 - 9 Desember 2016 Akademik Rp 85.357.500
8 Class Meeting Risky Batista Sandi 13 - 21 Desember 2016 Kesiswaan Rp 10.000.000
9 Pameran Wahyudi 22 Desember 2016 Kesiswaan Rp 51.061.625
10 Dipo Fest Hesty Wulandari 22 Desember 2016 Kesiswaan Rp 56.905.000
11 Career Day Basuki Indriastuti 31 januari 2017 Akademik Rp 57.814.875
Ujian Sekolah & Ujian
12 Nasional Dwi Yuniarti 6 - 14 Maret 2017, 4 - 13 April 2017 Akademik Rp 81.652.500
Pembina Ekskul
13 Jambore Pramuka 3 - 4 April 2017 Kesiswaan Rp 42.750.000
14 Pentas Seni Gemah Gerriani 12 Mei 2017 Kesiswaan Rp 65.892.000
15 Wisuda Vitri Lestari 21 Mei 2017 Akademik Rp 72.580.000
16 Ulangan Umum Smt 2 Tutik Alawiyah 17 - 23 Mei 2017 Akademik Rp 72.675.000
17 Pesantren Ramadhan Mardiyana 30-31 Mei 2017, 1-2 Juni 2017 Kesiswaan Rp 15.504.000
18 Buka Puasa Bersama Neni Erliyana 2 Juni 2017 Kesiswaan Rp 23.256.000
19 PPDB Yono Subagyo 4 April - 8 Juli 2017 Kesiswaan Rp 12.000.000
131

5. PENGAJUAN PROGRAM SEKOLAH YANG PERLU DUKUNGAN / PERAN SERTA KOMITE SEKOLAH
Bentuk dukungan masyarakat/komite yang diperlukan
No Kegiatan sekolah
Dana Materi Nara Sumber Lain-lain
1 Kegiatan kurikulum:
a. Program sukses UN: Dana diperlukan untuk Diperlukan nara
 Seminar motivasi melaksanakan kegiatan sumber buat
tersebut karena tidak kegiatan AMT
dianggarkan pada peserta didik kelas
RAPBS tahun ini 12

b. Pembelajaran Luar Diperlukan dana


Kelas(kelas11) tambahan untuk
bimbingan penulisan
karya tulis dan LKS

c. Hadiah/reward untuk peserta Dana berupa buku Diperlukan hadiah Diperlukan nara
didik yg berprestasi(juara kls) tabungan berupa alat sumber untuk
tulis/pembelajaran/buku memotivasi
semangat belajar
d. Career day(ajang informasi ke Diperlukan dana Diperlukan buku peserta didik kelas
PERGURUAN TINGGI) tambahan untuk informasi tentang PTN 12.
mengundang motivator

2 Kegiatan Kesiswaan
a. Pemotongan hewan Qurban Diperlukan :
a. Sumbangan hewan
Qurban
b. Ember Plastik
c. Kantong plastik yg
132

Bentuk dukungan masyarakat/komite yang diperlukan


No Kegiatan sekolah
Dana Materi Nara Sumber Lain-lain
disablon
d. Alat untuk
memotong hewan
e. Konsumsi pagi

b. Program orang tua asuh Diperlukan dana


subsidi silang untuk
peserta didik yg
berasal dari ekonomi
lemah dan kemampuan
akademik lemah

Diperlukan bantuan
c. Programpemeriksaan kesehatan tambahan dana Obat/ vitamin Tenaga medis
peserta didik operasional untuk
pelaksanaan kegiatan
tersebut

d. Perpisahan peserta didik kelas Diperlukan bantuan Gedung pertemuan yang


12 tambahan dana memadai,terjangkau dan
operasional untuk mudah transportasinya
pelaksanaan kegiatan
tersebut Alat-alat Pemikiran dan
panggung/musik konsep tentang
e. Pentas Seni pensi
133

Bentuk dukungan masyarakat/komite yang diperlukan


No Kegiatan sekolah
Dana Materi Nara Sumber Lain-lain
Brosur, kalender, profil Pemikiran dan
sekolah konsep untuk
promosi
sekolah
f. Promosi Sekolah
3 Pendidik dan tenaga kependidikan
a. Program Jumat Barokah Diperlukan bantuan Beras dan lauk pauk
tambahan dana
operasional untuk
pelaksanaan kegiatan
tersebut

b. Bubur kacang hijau setiap habis Diperlukan bantuan Bubur kacang hijau dan
lari pagi Jum’at tambahan dana roti
operasional
untukpelaksanaan
kegiatan tersebut

Diperlukan bantuan Tempat penginapan di


c. AMT /Raker tambahan dana luar kota Pelatih/instruktur
operasional untuk untuk AMT guru
pelaksanaan kegiatan
tersebut
134

PROFIL SEKOLAH

A. DATA SEKOLAH
1. Nama Sekolah : SMA DIPONEGORO 1
2. Alamat : Jl. Sunan Giri No. 5
Kelurahan Rawamangun
Kecamatan Pulogadung
Kota Jakarta Timur
No. Telp (021) 4757826
No. Fax (021) 47860364
Websiter : perguruandiponegoro.sch.id
Email : sma_dipo1@yahoo.co.id
3. Status Sekolah : Swasta
Jenjang Akreditasi : A
Tahun 2011 s.d 2017
Tanggal akreditasi terakhir 24 Nov 2014
4. Nama Yayasan/pengelola : Yayasan Al-Hidayah Jakarta
5. N.S.S : 302016402010
N.P.S.N : 20103205
6. Luas tanah : 4800 m2
Luas bangunan : 1500 m2
Status tanah dan bangunan : Milik sendiri
7. Jumlah ruang belajar : 18 lokal kelas
8. Waktu belajar : Pagi, pukul 06.30 s.d 15.00
1 jam pelajaran 45 menit
9. Kurikulum yang dipakai : Kurikulum 2013
10. Muatan lokal : Informasi dan teknologi
11. Jenis kegiatan pengembangan diri/ekstrakurikuler :
a. Pramuka j. Renang
b. Karate k. Rohis/Hadroh
c. Paduan Suara l. Futsal
d. Paskibra m. Bulutangkis
e. Seni lukis dan Desain Grafis n. Jurnalsitik dan Fotografi
f. Palang Merah Remaja o. Tari Modern
g. Taekwondo p. Tari Tradisional
h. Basket q. Bahasa Jepang
i. Gitar
12. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
Visi :
Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK serta berwawasan kebangsaan.
135

Misi :
1. Meningkatkan iman dan taqwa, akhlak mulia serta ilmu pengetahuan dan
teknologi
2. Melaksanakan belajar mengajar secara aktif, kreatif dan inovatif serta
menjalankan 18 karakter bangsa
3. Menumbuh kembangkan potensi siswa melalui berbagai kegiatan sekolah
4. Berperan aktif dalam kegiatan lokal dan nasional
Tujuan dan sasaran sekolah pada tahun 2016/2017 :
1. Membentuk pribadi siswa yang beriman, bertaqwa dan memiliki kepedulian
terhadap sesama
2. Memberikan layanan belajar yang terbaik bagi siswa
3. Memaksimalkan teknologi informasi untuk melahirkan inovasi
4. Memberikan layanan bakat dan minat sesuai potensi siswa
5. Menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi terbaik
6. Memberikan kesempatan dan memfasilitasi siswa dalam berbagai kegiatan
pada tingkat lokal dan nasional

B. IDENTITAS KEPALA SEKOLAH


1. Nama Kepala Sekolah :
Hanny Atie Sumarni, S.Pd
2. NIP. :
197703112007102004
3. Tempat/Tanggal Lahir :
Jakarta, 11 Maret 1977
Alamat rumah :
Jl. Pasar Jumat Rt. 009/002 Lebak Bulus Cilandak
Jakarta Selatan
HP : 081511936218
6. Tanggal pengangkatan Kepala di sekolah ini : 2 Mei 2016
7. Pendidikan dua jenjang terakhir :

Jenjang Jurusan Tahun Institusi


S1 Sejarah 2001 UNJ

C. WAKIL KEPALA SEKOLAH DAN STAF


Masa Kerja
Wakil Kepala Nama dan No telefon Pendidikan dan
Sebagai Dalam
Sekolah Bidang rumah/HP Jurusan
guru jabatan
1. Kurikulum Dwi Yuniarti, S. Pd S1/Matematika 8 1
2. Kesiswaan Urip Supriadi, S. Kom S1/Komputer 5 1

D. IDENTITAS KEPALA URUSAN TATA USAHA SEKOLAH


1. Nama Kepala urusan : Slamet Riyadi
2. Tempat tanggal lahir : Cilacap, 13 Januari 1972
136

3. Alamat rumah : Vila Gading Harapan Jl Sunan Gunung Jati IV Rt.


004/36 No. 22A Kel. Bahagia, Babelan Bekasi
HP : 0813 890 8686
4. Tanggal pengangkatan Kaur TU di sekolah ini : 1 Juli 2012

E. SISWA/PESERTA DIDIK
1. Masukan tahun 2015/2016
Jumlah Persentase NUN SMP yang diterima
Peminat Diterima diterima Tertinggi Terendah
315 227 72% 34 23,4

2. Jumlah Rombongan Belajar


Kelas X Kelas XI Kelas XII Semua
MIPA IPS MIPA IPS MIPA IPS kelas
2 4 2 4 2 4 18

3. Jumlah peserta didik


Kelas 10 Jumlah Kelas 11 Jumlah Kelas 12 Jumlah Total
MIPA IPS MIPA IPS MIPA IPS
63 145 208 70 138 208 63 130 193 609

4. Tamatan/Keluaran Tahun 2015/2016


Jumlah Peserta Ujian Peserta yang lulus ujian
Bhs IPA IPS Total Bhs IPA IPS Total
- 73 132 205 - 73 132 205

F. KETENAGAAN
1. Guru
Jumlah semua guru
Guru Guru Guru Guru Jumlah
Pendidikan terakhir
tetap Honor DPK bantu/PTT Guru
Pasca Sarjana (S2-S3)
a. Kependidikan - 1 1 - 2
b. Non kependidikan - - - - -
Sarjana / S1 17 22 2 - 41
Sarmud/D3 dan lebih
- 1 - - 1
rendah
Jumlah guru 17 24 3 - 44
137

2. Pegawai
Jumlah Pegawai
Pendidikan Pegawai Pegawai Jumlah
Pegawai DPK
Terakhir Tetap Honor Pegawai
Pasca Sarjana - - - -
Sarjana 2 - - 2
Sarmud/D3 - 1 - 1
D2/D1 - - - -
SLTA/KPAA 3 - - 3
SLTP&SD - - - -
Jumlah semua 5 1 - 6

Jakarta, 01 Juni 2016


Kepala Sekolah

Hanny Atie Sumarni, S.Pd


NIP. 197703112007102004
138

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA Diponegoro 1 Jakarta


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : XI / 3(Ganjil)
Materi Pokok : Beriman kepada Hari Akhir
Alokasi Waktu : 2 X 3 Jam Pelajaran

A. Kompetisi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
1.1. Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Hari Akhir.
2. KD pada KI-2
2.5. Menunjukkan sikap mawas diri dan taat beribadah sebagai cerminan dari kesadaran berIman
kepada Hari Akhir.
3. KD pada KI-3
3.3. Memahami makna Iman kepada Hari Akhir.
4. KD pada KI-4
4.3. Berperilaku yang mencerminkan kesadaran berIman kepada Hari Akhir.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI-1
Peserta didik mampu:
1.1.1. Membiasakan diri untuk mengamalkan perilaku Iman kepada Hari Akhir.
2. Indikator KD pada KI-2
Peserta didik mampu:
2.5.1. Membiasakan diri untuk bersikap mawas diri dalam hidup.
2.5.2. Membiasakan diri untuk taat menjalankan ibadah.
3. Indikator KD pada KI-3
Peserta didik mampu:
3.3.1. Menyebutkan dalil naqli dan aqli terkait dengan Iman pada Hari Akhir.
3.3.2. Menjelaskan pengertian Iman kepada Hari Akhir.
3.3.3. Menjelaskan pengertian Hari Akhir.
3.3.4. Membedakan antara kiamat kubra dan shugra.
3.3.5. Menyebutkan tanda-tanda datangnya Hari Akhir.
3.3.6. Mengidentifikasi periodesasi Hari Akhir.
3.3.7. Menyebutkan macam-macam surga.
3.3.8. Menyebutkan macam-macam neraka
3.3.9. Menjelaskan tanda-tanda penghayatan Iman kepada Hari Akhir.
3.3.10. Menyebutkan dampak beriman kepada adanya Hari Akhir.
4. Indikator KD pada KI-4
Peserta didik mampu:
4.3.1. Mengidentifikasi contoh perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman pada Hari Akhir.
4.3.2. Melaksanakan perintah Allah atas dasar Iman kepada Hari Akhir
139

D. Materi Pembelajaran : Beriman kepada Hari Akhir


Konsep : Hari Akhir menurut bahasa artinya Hari Penghabisan (QS Al
Baqarah {2} 177), juga disebut Hari Pembalasan (‫)الدين يوم‬/(QS. Al
Fātihah {1}: 4). Sedangkan menurut istilah, Hari Akhir adalah
hari mulai hancurnya alam semesta berikut isinya dan
berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah SWT. Hari
Akhir juga disebut Hari Kiamat, yaitu hari penegakan hukum
Allah SWT yang seadil-adilnya (QS Al Mumtahanah {60}: 3).
Adapun pengertian Iman kepada Hari Akhir adalah percaya
dengan penuh keyakinan adanya hidup yang kekal abadi di
akhirat kelak.
Fakta : Adanya bencana alam.

Prinsip/dalil/Teori/hukum : QS Al Baqarah {2} : 177, QS Al A’raf {7}: 187, dan QS Al


Kahfi {18}: 94, QS Ali Imran {3): 185, QS Al An’am {6}: 93, QS
Ar Ruum {30}: 55-56, QS At Takwir {81}: 1-3, 6, QS Al
Mujadallah {58}: 6, QS Al Kahfi {18}: 47 dan 49, QS Al Anbiya
{21}: 47, QS Al Mu’min {40}: 17.

Prosedur : Melalui model pembelajaran Colaborative Learning


diharapkan peserta didik memiliki kesadaran tentang pentingnya
beriman pada Hari Akhir.
Dampak/Hikmah/manfaat : 1. Membiasakan hidup hati-hati karena sekecil apa pun
perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban di kemudian
hari.
2. Tidak menunda-nunda amal shaleh
3. Segera bertaubat sebelum ajal tiba, karena tidak seorang pun
mengetahui kapan ajalnya tiba.
4. Menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya sementara.
5. Menyadari bahwa azab di akhirat sangat pedih dan abadi.
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Peserta didik berdoa untuk mengawali pembelajaran 20 menit
 Melakukan konfirmasi tentang kehadiran peserta didik,
memperhatikan kerapihan pakaian dan kebersihan kelas.
 Aku {singkatan SMA Diponegoro 1}. Peserta didik
menjawab:A(tangan di atas), Kkemauan dan kemampuan
(tangan menunjuk ke dada),U (tangan mengepal ke kedepan ),
takbir dan tepuk semangat
 Peserta didik bertadarus sesuai dengan tema yang akan
dipelajari
 Dilanjutkan dengan membaca terjemahannya dan bertanya jawab
tentang makna yang terkandung pada ayat tersebut
Peserta didik mengisi kegiatan tadarrus pada buku praktikum
sebagai kegiatan portofolio
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Meminta informasi dari peserta didik tentang Iman kepada Hari Akhir
yang diketahuinya.

Inti:  Menginformasikan Tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang “Iman 110 menit
Mengamati kepada Hari Akhir”
 Mencermati teks bacaan tentang beriman kepada Hari Akhir secara
individu maupun kelompok.
Menanya  Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang makna beriman kepada
Hari Akhir?,
 Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk
menjawab.
 Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak di dominasi oleh
140

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
salah satu peserta didik saja).
 Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani memberikan
jawaban.
 Mengamati keberanian dan sikap peserta didik dalam menjawab
dan memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban
dari peserta didik lain.
Ekslorasi  GPAI memilih 4 orang peserta didik yang memiliki pengetahuan
agama yang baik, dan diangkat sebagai ketua kelompok. Kemudian
alur pembelajaran tugas diatur sebagai berikut:
 Kelompok I mendiskusikan tentang dalil naqli dan dalil akli terkait
dengan Iman pada Hari Akhir.
 Kelompok II mendiskusikan tentang Hari Akhir.

 Kelompok III mendiskusikan tentang periodesasi Hari Akhir.


 Kelompok IV mendiskusikan tentang manfaat beriman kepada
Hari Akhir.
 Ketika diskusi kelompok sedang berlangsung, peserta didik selalu
dimotivasi, dibimbing, difasilitasi dan diingatkan guru agar dapat
bekerjasama, toleran, santun, responsif dan bertanggung jawab
untuk melakukan tugas diskusi kelompok. Selama pembelajaran
berlangsung guru melakukan pengamatan sikap terhadap peserta
didik terkait dengan tanggung jawab, kerjasama, toleran, responsip
dan santun peserta didiknya, serta mencatat di lembar pengamatan
semua hal yang terjadi di kelas (penilaian proses: memperhatikan
cara peserta didik berdiskusi dan menyusun resume (sekaligus
menilai keberanian mengemukakan pendapat dan ketepatan dalam
menyusun resume. Jika ada peserta didik yang tidak aktif dalam
mengemukakan pendapat dan pembuatan resume, langsung
diingatkan dan diberi catatan)
Asosiasi  Setelah peserta didik dalam kelompok mendapatkan jawaban dari
berbagai informasi, kemudian diminta untuk menyimpulkan
jawaban, membuat resume hasil diskusi berupa gambar atau
simbol, dan selanjutnya menyiapkan bahan untuk menjual informasi
melalui market place activity pembelajaran.
Komunikasi  Selanjutnya:
 Setiap ketua kelompok menjadi penjual informasi materi yang sudah
didiskusikan dalam kelompoknya melalui gambar atau simbol.
 Sementara anggota kelompok secara bergantian mendatangi
kelompok lain untuk membeli informasi materi.
 Setelah selesai membeli informasi dari kelompok lain, kemudian
kembali ke kelompok masing-masing dan menjelaskan secara
bergantian apa yang sudah didapat atau di beli dari kelompok lainnya
kepada ketua kelompok.
 Setelah pembeli melaporkan pada ketua kelompok, seluruh pembeli
memberi penilaian dengan mendatangi kelompok lain, untuk
memberi tanda bintang pada kelompok yang dianggap memiliki
poster yang sesuai dengan tema dan memiliki kemampuan menjadi
penjual informasi yang baik.
 Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di akhir
penampilan peserta didik pada kegiatan market place activity.
 Peserta didik mengumpulkan hasil kerja kelompok
Penutup  Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses belajar 15 menit
yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada masukan untuk
perbaikan pembelajaran selanjutnya.
 Peserta didik menyimak penjelasan tentang topik materi serta tugas
yang diberikan guru PAI terkait dengan pembelajaran selanjutnya
 Mengajak semua peserta didik berdoa untuk mengakhiri
pembelajaran
Pertemuan II:
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
141

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Waktu
Pendahuluan 20 menit
 Peserta didik berdoa untuk mengawali pembelajaran
 Melakukan konfirmasi tentang kehadiran peserta didik,
memperhatikan kerapihan pakaian dan kebersihan kelas. 3)
 Peserta didik berdinamika dengan yel-yel. Contoh: guru
berkata: Aku {singkatan SMA Diponegoro 1}. Peserta didik
menjawab:A(tangan di atas), Kkemauan dan kemampuan
(tangan menunjuk ke dada),U (tangan mengepal ke kedepan ),
takbir dan tepuk semangat.
 Peserta didik bertadarus sesuai dengan tema yang akan
dipelajari
 Dilanjutkan dengan membaca terjemahannya dan bertanya jawab
tentang makna yang terkandung pada ayat tersebut
 Peserta didik mengisi kegiatan tadarrus pada buku praktikum
sebagai kegiatan portofolio
 Guru mengingatkan kembali tentang tujuan pembelajaran
 Meminta informasi dari peserta didik tentang implementasi
beriman pada Hari Akhir, yang diketahuinya.
 Menginformasikan Tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang “Iman
kepada Hari Akhir”

Inti:  Mencermati video terkait dengan Iman pada Hari Akhir 110 menit
Mengamati  Mencermati gambar-gambar terkait dengan bencana alam
Menanya  Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang bagaimana fungsi
berIman kepada Hari Akhir dalam kehidupan?, pentingnya
berIman kepada Hari Akhir?
 Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk
menjawab.
 Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak di dominasi oleh
salah satu peserta didik saja).
 Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani
memberikan jawaban.
 Mengamati keberanian dan sikap peserta didik dalam
menjawab dan memberikan klarifikasi tentang benar dan
tidaknya jawaban dari peserta didik lain.
Ekslorasi  Peserta didik membagi diri menjadi 4 kelompok dan duduk sesuai
dengan kelompoknya untuk memberikan komentar pada gambar
terkait dengan Hari Kiamat (Permasalahan-penyebab-solusi).
Pembagian tugas diatur sebagai berikut:
o Kelompok I memberikan komentar pada bencana alam di daratan;
o Kelompok II memberikan komentar pada bencana alam di lautan;
o Kelompok III memberikan komentar pada bencana alam di udara.
o Kelompok IV memberikan komentar pada bencana akibat ulah
manusia.
 Selanjutnya peserta didik dalam kelompoknya masing-masing
melakukan brain storming.
 Ketika brain storming sedang berlangsung, peserta didik selalu
dimotivasi, dibimbing, difasilitasi dan diingatkan guru agar dapat
bekerjasama, toleran, peduli, responsif dan bertanggung jawab
untuk melakukan tugas diskusi kelompok
 Setelah peserta didik dalam kelompok mendapatkan jawaban dari
berbagai informasi, kemudian diminta untuk
Asosiasi menyimpulkan jawaban, membuat resume hasil pengamatan
gambar (poster coment), dan selanjutnya menyiapkan diri untuk
celebration exebition di depan kelas.
 Selanjutnya setiap kelompok melakukan celebration exebition atas
hasil kerja kelompoknya, kelompok lain memperhatikan dan
Komunikasi mengajukan pertanyaan/sanggahan dengan menggunakan kata-kata
santun. Adapun urutan celebration exebition, sebagai berikut:
 Kelompok I
142

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Kelompok II
 Kelompok III
 Kelompok IV
 Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di akhir
celebration exebition.
 Peserta didik mengumpulkan hasil kerja kelompok
 Tes Formatif
Penutup  Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses belajar 15 menit
yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada masukan
untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.
 Peserta didik menyimak penjelasan tentang topik materi serta tugas
yang diberikan guru PAI terkait dengan pembelajaran selanjutnya
 Mengajak semua peserta didik berdoa untuk mengakhiri
pembelajaran

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Tehnik penilaian
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi siswa (Bukti terlampir pada Buku Praktikum dan Penilaian PAI dan Budi
Pekerti) . Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran.
Tugas (Terstuktur)
• Mengisi rubrik tentang Iman kepada Hari Akhir.

a. Penilaian Sikap
1) Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi terkait dengan:
“Implementasi Iman kepada Hari Akhir dalam kehidupan sehari-hari”.
2) Penilaian antar teman (lembar penilaian antar teman terlampir)
3) Penilaian diri (lembar penilaian diri terlampir)
4) Jurnal (lembar jurnal terlampir)
b. Penilaian pengetahuan
Tes tulis; essay (soal, kunci, penskoran terlampir)
c. Penilaian keterampilan
1) Projek
• Membuat makalah tentang “Implementasi Iman kepada Hari Akhir dalam kehidupan sehari-hari”.
2) Praktik
• Mempresentasikan poster coment terkait dengan materi Iman kepada Hari Akhir.
3) Portofolio
• Tuliskanlah semua aktivitas keagamaan, baik di sekolah, rumah, dan masyarakat di buku Penilaian
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Tugas mandiri).

2. Instrumen Penilaian
(Terlampir)

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


(Terlampir)

G. Media/Alat/Sumber Pembelajaran
1. Media : Gambar/ Poster, video, Power point,
2. Alat dan Bahan : LCD, Laptop, Wolf Vission.
3. Sumber Belajar :
a. Al Qur’an dan Terjemahnya, Kemenag RI, halaman 109, 1019, 1028, 1032, 1086, 1093
b. Buku PAI dan Budi Pekerti SMK kelas XII, penerbit Kemendikbud
c. www. YouTube: Keajaiban Al-Qur’an.
Mengetahui Jakarta, 01 Juli 2016
Kepala SMA Diponegoro 1 Jakarta Guru Mata Pelajaran Agama Islam,

Hanny Atie Sumarni, S.Pd Jamaluddin, S.Ag


NIP. 197703112007102004 NIP.
143

FORMAT RUBRIK IMAN KEPADA HARI AKHIR


Isilah dengan memberikan tanda () pada kolom jawaban yang sesuai dengan keadaan kalian!

Kebiasaan
No Pernyataan Tidak
Selalu Sering Jarang
pernah
1 Saya berusaha melaksanakan shalat 5 waktu dengan khusuk.
2 Saya berusaha membaca Al Qur’an dengan ikhlas.
3 Saya menjalankan puasa Ramadhan.
Setelah melaksanakan shalat 5 waktu, saya melaksanakan
4
shalat sunnah.
5 Saya melakukan puasa Senin dan Kamis.
144

INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN


(KERJA KELOMPOK)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI/3
Topik : Iman Kepada Hari Akhir

Kelompok :
Nama Siswa :
1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai dengan perilaku peserta didik dalam kerja kelompok
selama proses pembelanjaran berlangsung.

Hasil Pengamatan
No Aspek yang di observasi
1 2 3 4
1 Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok
2 Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok
3 Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok
4 Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok
5 Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain
Jumlah
Total
Nilai Akhir (total/5)

RUBRIK PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP DALAM PROSES PEMBELAJARAN


( TUGAS KELOMPOK )
Aspek Kriteria Skor
Selalu tampak 4
Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Keterangan:
MK = 4,00
MB = 3,00 - 3,99
MT = 2,00 - 2,99
BT = 1,00 - 1,99
145

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku
yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan
dalam indikator secara konsisten).
DAFTAR NILAI SISWA ASPEK SIKAP DALAM PEMBELAJARAN
TEKNIS NON TES BENTUK PENGAMATAN

Skor Aktivitas Siswa


NA
No Nama Siswa Interaksi Kerjasa Kesung Menghargai Menghargai Jumlah (Jml:
ma guhan dlm kelompok 5)
kelompok lain
1
2
3
4
5

dst

Kualifikasi Nilai Akhir (NA) Penilaian Sikap


Skor Kualifikasi
1,00-1,99 Sikap kurang (K)
2,00-2,99 Sikap cukup (C)
3,00-3,99 Sikap baik (B)
4,00 Sikap Sangat Baik (SB)
146

INSTRUMEN ANTAR TEMAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI / 5
Topik : Iman Kepada Hari Akhir

Nama Siswa :
NIS :

A. Petunjuk
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti.
2. Berikanlah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari.
Tanggapan Verifikasi Guru
No KD/Pernyataan
TP KD SR SL Ya Tidak
1 Melaksanakan syari’at Islam
2 Mentaati peraturan sekolah
3 Perduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar
4 Membantu teman yang sedang menghadapi
kesulitan dalam belajar
5 Membantu teman yang sedang menghadapi
kesulitan ekonomi atau menghadapi masalah

B. Tabel Pedoman Penyekoran


Tanggapan Keterangan Skor
SL Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 4
SR Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak 3
melakukan.
KD Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak 2
melakukan.
TP Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan 1

C. Tabel Penilaian

Nomor
Skor Jumlah Nilai Predikat
1 2 3 4 5
Maksimal 4 4 4 4 4
Perolehan
Nilai = ∑ Skor Pernyataan/Skor Maksimal * 4
147

INSTRUMEN PENILAIAN DIRI

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI / 5
Topik : Iman Kepada Hari Akhir

Nama Siswa :
NIS :

A. Petunjuk
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti.
2. Berikanlah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari.
Tanggapan Verifikasi Guru
No KD/Pernyataan
TP KD SR SL Ya Tidak
1 Saya menjalankan shalat lima waktu.
2 Saya melaksanakan shalat sunnah baik di rumah
atau di sekolah
3 Saya melaksanakan tadarrus di sekolah
4 Saya melaksanakan tadarrus di rumah
5 Saya mendengarkan atau membaca tentang
siraman rohani

B. Tabel Pedoman Penyekoran


Tanggapan Keterangan Skor
SL Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 4
SR Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak 3
melakukan.
KD Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak 2
melakukan.
TP Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan 1

C. Tabel Penilaian

Nomor
Skor Jumlah Nilai Predikat
1 2 3 4 5
Maksimal 4 4 4 4 4 20
Perolehan
Nilai = ∑ Skor Pernyataan/Skor Maksimal * 4
148

INSTRUMEN LEMBARAN JURNAL

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI / 5
Topik : Iman Kepada Hari Akhir

Aspek yang Tanda tangan


No Hari/tanggal Kejadian Keterangan
diamati GPAI Mentor
1
2

dst
149

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN


(KERJA INDIVIDUAL)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI / 5
Topik : Iman Kepada Hari Akhir

Nama Siswa :
Kelas :
No Absen :

Petunjuk Mengerjakan:
1. Kerjakan Soal - soal berikut dengan cermat, teliti, jujur dan secara mandiri
2. Perhatikan Intruksi dari Bapak / Ibu Guru dan sikap dalam mengerjakan soal akan diamati oleh guru

Soal
1. Sebutkan satu dalil naqli terkait dengan Iman kepada Hari Akhir
2. Sebutkan dalil akli terkait dengan Iman kepada Hari Akhir
3. Jelaskan pengertian Iman kepada Hari Akhir.
4. Apa yang dimaksud dengan Hari Akhir!
5. Coba bedakan antara kiamat kubra dan kiamat shugra?
6. Sebutkan tanda-tanda datangnya Hari Akhir?
7. Coba identifikasikan periodesasi Hari Akhir?
8. Sebutkan nama-nama surga dan nama-nama neraka?
9. Coba identifikasikan contoh perilaku orang yang berIman kepada Hari Akhir!
10. Sebutkan manfaat berIman kepada Hari Akhir!.

Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran


Penilaian Kemampuan Pengetahuan

Kunci Jawaban:
No Kunci Jawaban Skor
1 QS Takwir {81}: 1-3 dan 6 5
2 Dalil akli tentang Iman kepada Hari Akhir adalah segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, 10
tidak ada yang bersifat abadi, suatu saat akan punah, begitu juga alam semesta beserta seluruh
isinya.
3 Percaya dengan penuh keyakinan adanya hidup yang kekal abadi di akhirat kelak 5 5
4 Peristiwa berakhirnya kehidupan seluruh makhluk dan hancur leburnya alam semesta 10 10
secara total dan serentak.

5 Kiamat kubra adalah peristiwa hancurnya alam semesta secara total dan kehidupan 10 10
semua makhluk berakhir, sementara kiamat shugra adalah peristiwa datangnya kematian
bagi setiap makhluk termasuk manusia yang bersifat lokal dan individu.

6 a. Tanda-tanda kecil: Hamba sahaya wanita melahirkan anak majikannya, ada sekelompok 10
orang yang tidak beralas kaki lengkap (sebelah saja), dan apabila telah ada penggembala yang
berlomba -lomba membangun gedung yang tinggi dan lain sebagainya.
b. Tanda-tanda besar: Datangnya Ya’juj dan Ma’juj, adanya malam yang panjang dan
terbitnya matahari dari sebelah barat.
7 a. Yaumul Ba’tsi
b. Yaumul Hasyr
c. Yaumul Hisab
d. Yaumul Mizan
e. Yaumul Fashl
f. Yaumul Jaza’
g. Ash-Shirath
h. Surga dan neraka
8 a. Macam-macam surga: Firdaus, Adn, Na’īm, Ma’wā, Dārussalām, Dārul Muqāmah, Al 10
Maqāmul Amīn, Khuldi.
150

No Kunci Jawaban Skor


b. Macam-macam neraka: Jahannam, Jahīm, HāwiyahWail, Sa’īr, Ladhā, Saqar, Huthamah.
9 a. BerIman kepada Hari Akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu merasa bahwa 20
hidup di dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua manusia pasti akan
kembali pada Allah SWT. Semua perbuatannya selama hidup di dunia akan dipertanggung-
jawabkan pada Allah SWT. Sejalan dengan itu, hidup yang dijalaninya akan ditempuh dengan
penuh kehati -hatian, sikap dan perilaku senantiasa didasari dengan kebaikan sesuai tuntunan
agama.
b. Mengimani Hari Akhir, membuat manusia sadar, bahwasanya manusia itu sangat tidak
ada artinya, kalau bukan karena kebesaran Allah SWT. Dengan demikian diharapkan
manusia dapat menghilangkan sikap takabur, sombong atau membanggakan diri atas
kelebihan yang dimilikinya baik berupa kekayaan, kecantikan, ketampanan, kedudukan
atau keturunan.
c. Mempercayai akan datangnya hari akhir, membuat manusia untuk menghindari dari
perbuatan tidak baik, sehingga apapun yang diperbuat akan dipikirkan terlebih dahulu,
sesuai tidaknya dengan norma-norma agama.
d. Mengantarkan manusia untuk tetap melakukan amal shaleh, meskipun tidak
menghasilkan keuntungan materi.
e. Tumbuhnya perilaku akhlakul karimah, seperti mawas diri yaitu suatu sikap
bertanya tentang kekurangan yang terdapat pada diri mengenai ibadah yang dilakukan,
sikap semangat untuk mempersiapkan bekal sebanyak -banyaknya untuk menghadapi akhirat,
ikhlas dalam berbuat yang didasarkan hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT.
10 a. Membiasakan hidup hati-hati karena sekecil apa pun perbuatan akan dimintai 15
pertanggungjawaban di kemudian hari.
b. Tidak menunda-nunda amal shaleh
c. Segera bertaubat sebelum ajal tiba, karena tidak seorang pun mengetahui kapan ajalnya
tiba.
d. Menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya sementara.
e. Menyadari bahwa azab di akhirat sangat pedih dan abadi

Jumlah Skor 100


Penskoran Nilai = Jumlah Skor
L (Lulus) = Nilai > 78
U (Ulang) = Nilai < 78
151

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KETRAMPILAN


DALAM BENTUK PENUGASAN PROJEK
(KERJA KELOMPOK)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI/3
Topik : Iman kepada Hari Akhir

Kelompok :……………………………...
Nama Siswa :………………………………..

1……………………… 5………………………………..
2……………………… 6………………………………..
3……………………… 7………………………………..

Petunjuk Penugasan Individual :


1. Bersama teman Anda, buatlah makalah dengan tema “Implementasi Iman kepada Hari Akhir .
2. Kumpulkan pada saat pertemuan berikutnya

Aspek yang dinilai/Skor Maksimal NA


Kesesuaian Teknik Kedalaman Setting Jumlah (Jumlah
No Nama Siswa
isi makalah penulisan materi layout skor skor: 4)
dengan tema
1
2
3
4
Dst

I. Kesesuaian isi makalah dengan tema


3. Isi makalah relevan dengan tema yang telah ditentukan
2. Isi makalah kurang relevan dengan tema yang telah ditentukan
1. Isi makalah tidak relevan dengan tema yang telah ditentukan

II. Teknik Penulisan


3. Sesuai
2. Cukup sesuai
1. kurang sesuai

III. Kedalaman materi


3. Pembahasan sangat dalam
2. Pembahasan cukup dalam
1. Pembahasan kurang dalam

IV. Setting layout


3. Menarik
2. Cukup menarik
1. Kurang menarik

Catatan :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Sedang
1 = Kurang Baik
152

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KETERAMPILAN


DALAM BENTUK PENUGASAN PRATIKUM
(PELAKSANAAN DISKUSI)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI/3
Topik : Iman kepada Hari Akhir

Kelompok :……………………………...
No Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Maks Nilai Ketuntasan Tindak Lanjut
1 2 3 R P
1
2

Dst

Aspek dan rubrik penilaian:


1) Kejelasan dan kedalaman informasi.
a. Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman informasi lengkap dan
sempurna, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi lengkap
dan kurang sempurna, skor 20.
c. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi kurang lengkap, skor
10.
2) Keaktifan dalam diskusi.
a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30.
b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20.
c. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10.
3) Kejelasan dan kerapian presentasi
a. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan rapi, skor 40.
b. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan rapi, skor 30.
c. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan kurang rapi, skor 20.
d. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas dan tidak rapi, skor 1
153

PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN

Nama Sekolah : SMA DIPONEGORO 1 Jakarta


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : XI/3
Materi Pokok : Iman kepada Hari Akhir

Program Perbaikan
Sasaran perbaikan : Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 78
Bentuk perbaikan : Tes perbaikan
Jenis perbaikan : Individual
Materi pokok : Iman kepada Hari Akhir

Proses perbaikan : Peserta didik diberikan kesempatan belajar di bawah bimbingan teman dalam satu
kelompoknya
Pelaksanaan
Hari/Tanggal : ...
Waktu : ...
Hasil : ...

Program Pengayaan
Sasaran pengayaan : Siswa yang memeproleh nilai di atas 78
Bentuk pengayaan : Pemberian materi tambahan
Jenis pengayaan : Individual
Materi Pokok : Iman kepada Hari Akhir

Pelaksanaan
Hari/Tanggal : ...
Waktu : ...
Hasil : ...

Lampiran Pelaksanaan Perbaikan/Pengayaan


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi Pokok : Iman kepada Hari Akhir
Kelas/Semester : XII/3
Ulangan Harian ke : ...
Tanggal : ...

PERBAIKAN
Nomor Nilai
Tanggal Hasil Bentuk
Urut Absen Nama Siswa Sebelum Ket.
Perbaikan Perbaikan Perbaikan
Perbaikan

PENGAYAAN
Nomor Nilai
Tanggal Hasil Bentuk
Urut Absen Nama Siswa Sebelum Ket.
Pengayaan Pengayaan Pengayaan
Pengayaan
154

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA Diponegoro 1 Jakarta


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : XI/3
Materi Pokok : Beriman Kepada Qadha dan Qadar
Alokasi Waktu : 2 X 3 Jam Pelajaran

A. Kompetisi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
1.2. Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Qadha dan Qadar.
2. KD pada KI-2
2.6. Menunjukkan sikap optimis, berikhtiar dan bertawakal sebagasi cerminan dari kesadaran
beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT.
3. KD pada KI-3
3.4. Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar.
4. KD pada KI-4
4.6. Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Indikator KD pada KI-1
Peserta didik mampu:
1.2.1. Membiasakan diri untuk mengamalkan perilaku beriman pada Qadha dan Qadar.
2. Indikator KD pada KI-2
Peserta didik mampu:
2.6.1. Membiasakan diri bersikap optimis dalam hidup.
2.6.2. Membiasakan diri untuk selalu berikhtiar.
2.6.3. Membiasakan diri untuk selalu bertawakal
3. Indikator KD pada KI-3
Peserta didik mampu:
3.4.1. Menyebutkan dalil naqli dan aqli terkait dengan Iman pada Qadha dan Qadar.
3.4.2. Menjelaskan pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar.
3.4.3. Membedakan antara Qadha dan Qadar.
3.4.4. Menjelaskan macam-macam taqdir.
3.4.5. Membedakan antara ikhtiar lahir dan ikhtiar batin.
3.4.6. Membedakan antara ikhtiar dan tawakal.
3.4.7. Mengidentifikasi tanda-tanda penghayatan Iman kepada Qadha dan Qadar.
3.4.8. Menyebutkan dampak beriman kepada adanya Qadha dan Qadar.
4. Indikator KD pada KI-4
Peserta didik mampu:
4.6.1. Mengidentifikasi contoh perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman pada Qadha dan
Qadar.
155

4.6.2. Melaksanakan perintah Allah atas dasar iman kepada Qadha dan Qadar.

D. Materi Pembelajaran : Beriman kepada Qadha dan Qadar


Konsep : Qadha menurut bahasa berarti “menentukan atau memutuskan,”
sedangkan menurut istilah artinya “segala ketentuan Allah SWT
sejak zaman azali.”Adapun pengertian Qadar menurut bahasa
adalah “memberi kadar, aturan, atau ketentuan”, sedangkan
menurut istilah berarti “ketetapan Allah SWT terhadap seluruh
makhluk-Nya tentang segala sesuatunya.”

Fakta : Adanya keinginan yang terkabul.


keinginan yang tidak terkabul.
Prinsip/dalil/Teori/hukum : QS Fusshilat {41}: 11-12, QS Al Balad {90}: 10, QS An Nisa {4}: 79,
QS Al Ahqaf {46}: 9, QS Al Baqarah {2}: 216
Prosedur : Melalui model pembelajaran Colaborative Learning
diharapkan peserta didik memiliki kesadaran untuk selalu
beriman kepada Qadha dan Qadar.
Dampak/Hikmah/manfaat : 1. Bertawakkal kepada Allah SWT setelah melakukan suatu
usaha, karena setiap usaha yang dilakukan dan hasil yang
diharapkan, akan diperolehnya (baik di dunia maupun di
akhirat). Semua itu terjadi dengan Qadha dan Qadar Allah
SWT.
2. Memperoleh ketenangan jiwa dan kedamaian hati, karena
semua yang terjadi berkat Qadha dan Qadar Allah SWT.
3. Tidak sombong dan membanggakan diri ketika memperoleh
apa yang diinginkan.
4. Tidak merasa sedih dan kesal hati di saat apa yang diinginkan
tidak tercapai.
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Peserta didik berdoa untuk mengawali pembelajaran 20 menit
 Melakukan konfirmasi tentang kehadiran peserta didik,
memperhatikan kerapihan pakaian dan kebersihan kelas.
 Peserta didik berdinamika dengan yel-yel. Contoh: guru berkata:
“ Aku {singkatan SMA Diponegoro 1}. Peserta didik
menjawab:A(tangan di atas), Kkemauan dan kemampuan
(tangan menunjuk ke dada),U (tangan mengepal ke kedepan ),
takbir dan tepuk semangat
 Peserta didik bertadarus sesuai dengan tema yang akan dipelajari
Dilanjutkan dengan membaca terjemahannya dan bertanya jawab
tentang makna yang terkandung pada ayat tersebut
 Peserta didik mengisi kegiatan tadarrus pada buku praktikum sebagai
kegiatan portofolio
 Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan
kompetensi dasar yang akan dicapai.
 Meminta informasi dari peserta didik tentang Iman pada Qadha dan
Qadar, yang diketahuinya.
 Menginformasikan Tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang
“Iman kepada Qadha dan Qadar”

Inti: 110 menit


Mengamati  Mencermati teks bacaan tentang ketentuan beriman kepada Qadha
dan Qadar secara individu maupun kelompok.
Menanya  Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang makna beriman kepada
Qadha dan Qadar
 Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk
menjawab.
 Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak didominasi oleh
salah satu peserta didik saja).
 Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani memberikan
156

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
jawaban.
 Mengamati keberanian dan sikap peserta didik dalam menjawab
Ekslorasi dan memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban
dari peserta didik lain.
 Peserta didik membagi diri menjadi 4 kelompok dan duduk sesuai
dengan kelompoknya. Pembagian tugas, diatur sebagai berikut:
 Kelompok I mendiskusikan tentang prinsip-prinsip keimanan
kepada Qadha dan Qadar.
 Kelompok II mendiskusikan tentang hubungan antara taqdir,
ikhtiar, doa dan tawakal.
 Kelompok III mendiskusikan tentang tanda-tanda penghayatan
beriman kepada Qadha dan Qadar.
 Kelompok IV mendiskusikan tentang dampak beriman kepada
Qadha dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari.
 Ketika diskusi kelompok sedang berlangsung, peserta didik selalu
dimotivasi, dibimbing, difasilitasi dan diingatkan guru agar dapat
bekerjasama, toleran, santun, responsif dan bertanggung jawab
untuk melakukan tugas diskusi kelompok.
 Selama pembelajaran berlangsung guru melakukan pengamatan
Asosiasi sikap terhadap peserta didik, dan mencatat di lembar pengamatan
semua hal yang terjadi di kelas.
 Setelah peserta didik dalam kelompok mendapatkan jawaban dari
berbagai informasi, kemudian diminta untuk menyimpulkan
Komunikasi jawaban, membuat Resume Hasil Diskusi, dan selanjutnya
menyiapkan bahan untuk dipresentasikan di depan kelas.
 Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya, kelompok lain mengajukan pertanyaan/sanggahan
dengan menggunakan kata-kata santun. Adapun urutan
mempresentasikannya adalah sbb:
 Kelompok I mempresentasikan tentang prinsip-prinsip keimanan
kepada Qadha dan Qadar.
 Kelompok II mempresentasikan tentang hubungan antara taqdir,
ikhtiar, doa dan tawakal.
 Kelompok III mempresentasikan tentang tanda-tanda
penghayatan beriman kepada Qadha dan Qadar.
 Kelompok IV mempresentasikan tentang dampak beriman
kepada Qadha dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari.
 Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di akhir
presentasi.
 Peserta didik mengumpulkan hasil kerja kelompok
Penutup  Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses belajar 15 menit
yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada masukan
untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.
 Peserta didik menyimak penjelasan tentang topik materi serta tugas
yang diberikan guru PAI terkait dengan pembelajaran selanjutnya
 Mengajak semua peserta didik berdoa untuk mengakhiri
pembelajaran
Pertemuan II:
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Peserta didik berdoa untuk mengawali pembelajaran 20 menit
 Melakukan konfirmasi tentang kehadiran peserta didik,
memperhatikan kerapihan pakaian dan kebersihan kelas.
 Peserta didik berdinamika dengan yel-yel. Contoh: guru berkata:
“ Aku {singkatan SMA Diponegoro 1}. Peserta didik
menjawab:A(tangan di atas), Kkemauan dan kemampuan
(tangan menunjuk ke dada),U (tangan mengepal ke kedepan ),
takbir dan tepuk semangat.
 Peserta didik bertadarus sesuai dengan tema yang akan dipelajari
Dilanjutkan dengan membaca terjemahannya dan bertanya jawab
tentang makna yang terkandung pada ayat tersebut
 Peserta didik mengisi kegiatan tadarrus pada buku praktikum
sebagai kegiatan portofolio
 Guru mengingatkan kembali tentang kompetensi dasar yang akan
dicapai.
 Meminta informasi dari peserta didik tentang contoh perilaku
157

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
beriman kepada Qadha dan Qadar, yang diketahuinya.
 Menginformasikan Tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang
“Iman kepada Qadha dan Qadar”
Inti: 110 menit
Mengamati  Mencermati tayangan terkait dengan mengimani kepada Qadha dan
Menanya Qadar.
 Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang bagaimana fungsi
Qadha dan Qadar dalam kehidupan?, pentingnya beriman kepada
Qadha dan Qadar?
 Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk
menjawab.
 Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak di dominasi oleh
salah satu peserta didik saja).
 Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani memberikan
jawaban.
Ekslorasi  Mengamati keberanian dan sikap peserta didik dalam menjawab
dan memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban
dari peserta didik lain.
 Peserta didik membagi diri menjadi 4 kelompok dan duduk sesuai
dengan kelompoknya untuk membuat naskah drama dengan
dengan tema “Mengaplikasikan sifat-sifat mengimani Qadha dan
Qadar Allah SWT dalam kehidupan”.
 Selanjutnya peserta didik dalam kelompoknya masing-masing
melakukan brain storming.
 Ketika brain storming sedang berlangsung, peserta didik selalu
dimotivasi, dibimbing, difasilitasi dan diingatkan guru agar dapat
bekerjasama, toleran, peduli, responsif dan bertanggung jawab
Asosiasi untuk melakukan tugas diskusi kelompok
 Setelah peserta didik dalam kelompok selesai membuat naskah
drama, kemudian berlatih berulang-ulah. Dan selanjutnya
menyiapkan diri untuk bermain peran di depan kelas.
 Selanjutnya setiap kelompok melakukan bermain peran sesuai
dengan, secara bergantian. Ketika kelompok melakukan happy
performing kelompok lain memperhatikan. Adapun urutan happy
performing, sebagai berikut:

Komunikasi 


 Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di akhir happy
performing.
 Peserta didik mengumpulkan hasil kerja kelompok
 Tes Formatif
Penutup  Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses belajar 15 menit
yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada masukan untuk
perbaikan pembelajaran selanjutnya.
 Peserta didik menyimak penjelasan tentang topik materi serta tugas
yang diberikan guru PAI terkait dengan pembelajaran selanjutnya
3) Mengajak semua peserta didik berdo’a untuk mengakhiri
pembelajaran

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Tehnik penilaian
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi siswa (Bukti terlampir pada Buku Praktikum dan Penilaian PAI dan Budi
Pekerti) . Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran.

Tugas (Terstuktur)
• Mengisi rubrik tentang Iman kepada Qadha dan Qadar.

a. Penilaian Sikap
1) Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi terkait dengan:
“Implementasi Iman kepada Qadha dan Qadardalam kehidupan sehari-hari”.
158

2) Penilaian antar teman (lembar penilaian antar teman terlampir)


3) Penilaian diri (lembar penilaian diri terlampir)
4) Jurnal (lembar jurnal terlampir)

b. Penilaian pengetahuan
Tes tulis; essay (soal, kunci, penskoran terlampir)

c. Penilaian keterampilan
1) Projek
Membuat makalah tentang “Mengaplikasikan sifat-sifat mengimani Qadha dan Qadar Allah
SWT dalam kehidupan”.
2) Praktik
Memperagakan melalui bermain peran dengan tema “Mengaplikasikan sifat-sifat mengimani
Qadha dan Qadar Allah SWT dalam kehidupan”.
3) Portofolio
Tuliskanlah semua aktivitas keagamaan, baik di sekolah, rumah, dan masyarakat di buku
Penilaian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Tugas mandiri).

2. Instrumen Penilaian
(Terlampir)

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


(Terlampir)

G. Media/Alat/Sumber Pembelajaran
1. Media : Gambar/ Poster, video, Power point,
2. Alat dan Bahan : LCD, Laptop, Wolf Vission.
3. Sumber Belajar :
a. Al Qur’an dan Terjemahnya, Kemenag RI, halaman 559, 946
b. Buku PAI dan Budi Pekerti SMK kelas XII, penerbit Kemendikbud
c. www. YouTube: Api dan mukjizat para Nabi, hewan dan mukjizat para Nabi (Khazanah
Ensiklopedi
d. Electronic Book

Mengetahui Jakarta, 01 Juli 2016


Kepala SMA Diponegoro 1 Jakarta Guru Mata Pelajaran Agama Islam

Hanny Atie Sumarni, S.Pd Jamaluddin, S.Ag


NIP. 197703112007102004 NIP.
159

FORMAT RUBRIK IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR


Isilah dengan memberikan tanda () pada kolom jawaban yang sesuai dengan keadaan kalian!

Kebiasaan
No Pernyataan Tidak
Selalu Sering Jarang
pernah
Saya berusaha bersikap ridha terhadap apa yang saya
1
miliki.
Saya beriktiar dengan sepenuh hati atas apa yang saya
2
cita-citakan.
Saya berusaha untuk bersikap tabah, ketika mendapat
3
cobaan dari Allah SWT.
Apabila saya diberi anugerah oleh Allah SWT, saya
4
bersyukur
Setelah berikhtiar lahir dan batin, sya bertawakal pada
5
Allah SWT.
160

INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN


(KERJA KELOMPOK)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI/3
Topik : Iman Kepada Qadha dan Qadar

Kelompok :
Nama Siswa :
1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai dengan perilaku peserta didik dalam kerja
kelompok selama proses pembelanjaran berlangsung.

Hasil Pengamatan
No Aspek yang di observasi
1 2 3 4
1 Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok
2 Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok
3 Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok
4 Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok
5 Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain
Jumlah
Total
Nilai Akhir (total/5)

RUBRIK PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP DALAM PROSES PEMBELAJARAN


( TUGAS KELOMPOK )
Aspek Kriteria Skor
Selalu tampak 4
Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Sering tampak 3
Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Keterangan:
MK = 4,00
MB = 3,00 - 3,99
MT = 2,00 - 2,99
BT = 1,00 - 1,99
161

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku
yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan
dalam indikator secara konsisten).

DAFTAR NILAI SISWA ASPEK SIKAP DALAM PEMBELAJARAN


TEKNIS NON TES BENTUK PENGAMATAN

Skor Aktivitas Siswa


NA
No Nama Siswa Interaksi Kerjasa Kesung Menghargai Menghargai Jumlah (Jml:
ma guhan dlm kelompok 5)
kelompok lain
1
2
3
4
5

dst

Kualifikasi Nilai Akhir (NA) Penilaian Sikap


Skor Kualifikasi
1,00-1,99 Sikap kurang (K)
2,00-2,99 Sikap cukup (C)
3,00-3,99 Sikap baik (B)
4,00 Sikap Sangat Baik (SB)
162

INSTRUMEN ANTAR TEMAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI / 5
Topik : Iman Kepada Qadha dan Qadar

Nama Siswa :
NIS :

A. Petunjuk
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti.
2. Berikanlah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari.
Tanggapan Verifikasi Guru
No KD/Pernyataan
TP KD SR SL Ya Tidak
1 Melaksanakan syari’at Islam
2 Mentaati peraturan sekolah
3 Perduli terhadap kebersihan lingkungan
sekitar
4 Membantu teman yang sedang menghadapi
kesulitan dalam belajar
5 Membantu teman yang sedang menghadapi
kesulitan ekonomi atau menghadapi masalah

B. Tabel Pedoman Penyekoran


Tanggapan Keterangan Skor
SL Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 4
SR Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang 3
tidak
melakukan.
KD Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering 2
tidak melakukan.
TP Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan 1

C. Tabel Penilaian

Nomor
Skor Jumlah Nilai Predikat
1 2 3 4 5
Maksimal 4 4 4 4 4
Perolehan
Nilai = ∑ Skor Pernyataan/Skor Maksimal * 4
163

INSTRUMEN PENILAIAN DIRI

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI / 5
Topik : Iman Kepada Qadha dan Qadar

Nama Siswa :
NIS :

A. Petunjuk
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti.
2. Berikanlah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari.
Tanggapan Verifikasi Guru
No KD/Pernyataan
TP KD SR SL Ya Tidak
1 Saya menjalankan shalat lima waktu.
2 Saya melaksanakan shalat sunnah baik di
rumah atau di sekolah
3 Saya melaksanakan tadarrus di sekolah
4 Saya melaksanakan tadarrus di rumah
5 Saya mendengarkan atau membaca tentang
siraman rohani

B. Tabel Pedoman Penyekoran


Tanggapan Keterangan Skor
SL Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 4
SR Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang 3
tidak
melakukan.
KD Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering 2
tidak melakukan.
TP Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan 1

C. Tabel Penilaian

Nomor
Skor Jumlah Nilai Predikat
1 2 3 4 5
Maksimal 4 4 4 4 4 20
Perolehan
Nilai = ∑ Skor Pernyataan/Skor Maksimal * 4
164

INSTRUMEN LEMBARAN JURNAL

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI / 5
Topik : Iman Kepada Qadha dan Qadar

Aspek yang Tanda tangan


No Hari/tanggal Kejadian Keterangan
diamati GPAI Mentor
1
2

dst
165

Lampiran Aspek Pengetahuan


INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
(KERJA INDIVIDUAL)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI / 5
Topik : Iman Kepada Qadha dan Qadar

Nama Siswa :
Kelas :
No Absen :

Petunjuk Mengerjakan:
1. Kerjakan Soal - soal berikut dengan cermat, teliti, jujur dan secara mandiri
2. Perhatikan Intruksi dari Bapak / Ibu Guru dan sikap dalam mengerjakan soal akan diamati oleh guru

Soal
1. Sebutkan satu dalil naqli terkait dengan Iman kepada Qadha dan Qadar
2. Sebutkan dalil akli terkait dengan Iman kepada Qadha dan Qadar
3. Jelaskan pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar!.
4. Coba bedakan antara Qadha dan Qadar?
5. Ada berapa macam taqdir? Jelaskan
6. Coba bedakan antara ikhtiar lahir dan ikhtiar batin?
7. Mengapa manusia harus berikhtiar?
8. Coba bedakan antara ikhtiar dan tawakal!
9. Coba identifikasikan tanda-tanda orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar!
10. Jelaskan implementasi sikap mengimani Qadha dan Qadar yang sudah Anda lakukan!.

Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran


Penilaian Kemampuan Pengetahuan

Kunci Jawaban:
No Kunci Jawaban Skor
1 QS Al Furqan {25}: 2 5
2 Dalil akli tentang Iman kepada Qadha dan Qadar adalah takdir Allah SWT berupa 10
hukum-hukum alam semesta yang berjalan secara adil, tertib, dan teratur. Takdir
Allah SWT disebut pula sunnatullah. Takdir, yang baik maupun yang buruk, sedikitpun
tidak mengandung makna bahwa Allah SWT mengendalikan manusia seperti dalang
memainkan wayang. Adanya takdir baik dan buruk, tidak menutup ruang gerak manusia
untuk melakukan segala perbuatan menurut pilihan dan kemauannya.

3 Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT sudah menetapkan 5


ketentuannya atas seluruh makhluk-Nya.

4 Qadha menurut bahasa berarti “menentukan atau memutuskan,” sedangkan menurut 10


istilah artinya “segala ketentuan Allah SWT sejak zaman azali.” Adapun pengertian
Qadar menurut bahasa adalah “memberi kadar, aturan, atau ketentuan ”, sedangkan
menurut istilah berarti “ketetapan Allah SWT terhadap seluruh makhluk -Nya tentang
segala sesuatunya.”

5 Takdir terbagi dua: Pertama, Takdir Mubrom yakni takdir semata-mata ketentuan Alla 10
SWT seperti mati, kelahiran dan jenis kelamin. Kedua, Takdir Mu’allaq yakni takdir
yang tergantung ikhtiar dan potensi yang ada pada manusia seperti sembuh dengan
berobat, sukses dalam studi, sukses dalam karir, dan lain-lain.

6 Ikhtiar lahir adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dengan mengunakan akal dan 10
fisik, sementara ikhtiar batin berusaha dengan sungguh -sungguh dengan cara memohon
kepada Sang Maha Pencipta.
166

No Kunci Jawaban Skor


7 a. Takdir berjalan menurut hukum “sunnatullah.” Artinya keberhasilan hidup sangat 20
tergantung sejalan atau tidaknya dengan Sunnatullah. Misalnya malas belajar
berakibat bodoh, tidak mau bekerja akan miskin, menyentuh api akan merasakan
panas, menanam benih akan menuai padi.
b. Kenyataan menunjukkan bahwa siapa pun orangnya tidak mampu mengetahui
takdirnya. Jangankan peristiwa masa depan, hari esok terjadi apa, tidak ada yang
mampu mengetahuinya (QS. Al-Ahqaf {46}: 9).
c. Siapa pun yang berusaha dengan sungguh -sungguh, otomatis hampir seratus persen
akan memperoleh keberhasilan dan mendapatkan cita -cita sesuai tujuan yang
ditetapkan. Pepatah Arab mengatakan: ‫دجو ّ دج نم‬
Artinya: “Siapa pun orangnya yang bersungguh-sungguh akan memperoleh
keberhasilan.”

8 Ikhtiar adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati dalam menggapai 10
cita-cita dan tujuan. Sementara tawakal adalah menyerahkan segala urusan dan hasil
ikhtiarnya hanya kepada Allah SWT .

9 a. Memberi keyakinan kepada manusia bahwasanya segala sesuatu yang terjadi di 15


alam ini tidak lepas dari sunnatullah, baik yang tertulis dalam ayat -ayat Al Qur’an
(Qauliyah) maupun yang terhampar di alam semesta yang disebut ayat -ayat
kauniyah. Persamaan antara keduanya adalah sama-sama dari Allah SWTdan
dijamin mutlak kebenarannya.
b. Menambah keyakinan pada manusia untuk senantiasa berikhtiar atau berusaha
untuk lebih giat lagi dalam mengejar cita -citanya.
c. Meningkatkan keyakinan pada manusia untuk berdo ’a agar lebih fokus pada
sasaran yang diharapkan dengan izin Allah SWT.
d. Memberi keyakinan pada manusia untuk senantiasa bertawakkal kepada Allah
SWT atas segala ikhtiarnya, sehingga apabila gagal tidak mudah berputus asa,
sejalan dengan itu bila berhasil selalu bersyukur kepada-Nya (QS. At-Taubah {9}:
51).
e. Menyadarkan manusia bahwa dalam kehidupannya dibatasi oleh aturan - aturan
Allah SWT, yang tujuannya adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri.

10 a. Belajar dengan sungguh-sungguh. 5


b. Ridha terhadap taqdir-Nya
c. Gemar berdoa
d. Tidak mudah putus asa bila gagal
e. Tidak sombong bila berhasil

Jumlah Skor 100


Penskoran Nilai = Jumlah Skor
L (Lulus) = Nilai > 78
U (Ulang) = Nilai < 78
167

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KETRAMPILAN


DALAM BENTUK PENUGASAN PROJEK
(KERJA KELOMPOK)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI/3
Topik : Iman kepada Qadha dan Qadar

Kelompok :……………………………...
Nama Siswa :………………………………..

1……………………… 5………………………………..
2……………………… 6………………………………..
3……………………… 7………………………………..

Petunjuk Penugasan Individual :


1. Bersama teman Anda, buatlah naskah drama dengan tema “Mengaplikasikan sifat-sifat mengimani
Qadha dan Qadar Allah SWT dalam kehidupan”.
2. Selanjutnya setiap kelompok bermain peran sesuai naskah yang sudah dibuat, kelompok yang lain
memperhatikan dan bertanya berkaitan dengan drama tersebut
3. Penilaian Penulisan Naskah Drama

Aspek yang dinilai/Skor Maksimal NA


Tema atau Latar Alur Cerita Penyampaian Jumlah (Jumlah
No Nama Siswa
Isi Belakang Amanat skor skor: 4)
Cerita
1
2
3
4
Dst

I. Tema atau Isi


3. Isi cerita relevan dengan tema yang telah ditentukan
2. Isi cerita kurang relevan dengan tema yang telah ditentukan
1. Isi cerita tidak relevan dengan tema yang telah ditentukan

II. Latar Belakang Cerita


3. Cerita dikembangkan dengan kreatifitas tanpa keluar dari tema yang ditentukan
2. Pengembangan latar cerita kurang kreatif
1. Tidak ada pengembangan latar cerita

III. Alur Cerita


3. Urutan cerita logis, runtut, dan tidak terpotong - potong
2. Urutan cerita logis, runtut, namun terpotong-potong/tidak lengkap
1. Urutan cerita tidak logis, tidak runtut, dan terpotong-potong

IV. Amanat Cerita


3. Adanya penyampaian amanat, suasana yang disertai contoh baik tersirat ataupun tersurat
2. Adanya penyampaian amanat dan suasana tidak disertai contoh baik tersirat ataupun tersurat
1. Tidak adanya penyampaian amanat dan suasana tidak disertai contoh baik tersirat ataupun tersurat

Catatan :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Sedang
1 = Kurang Baik
168

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KETERAMPILAN


DALAM BENTUK PENUGASAN PRATIKUM (BERMAIN PERAN)
(KERJA KELOMOK)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : XI/3
Topik : Iman kepada Qadha dan Qadar

Kelompok :……………………………...
Nama Siswa :……………………………...
Kelas :……………………………...
No Absen :……………………………...
Penilaian Bermain Drama:
No Nama Aspek yang dinilai Skor Maks Nilai
Siswa Tokoh Ekspresi Intonasi Penguasaan
1
2

Dst

Aspek dan rubrik penilaian:


I. Tokoh/Perwatakan
3. Kesesuaian karakter tokoh baik
2. Karakter tokoh kurang
1. Karakter tokoh tidak sesuai

II. Ekspresi/Gesture
3. Sesuai
2. Kurang sesuai
1. Tidak sesuai

III. Intonasi Vokal


3. Tepat
2. Kurang tepat
1. Tidak tepat
IV. Penguasaan Panggung
3. Menguasai
2. Kurang menguasai
1. Tidak menguasai
169

PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN

Nama Sekolah : SMA Diponegoro 1 Jakarta


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : XI/3
Materi Pokok : Iman kepada Qadha dan Qadar

Program Perbaikan
Sasaran perbaikan : Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 78
Bentuk perbaikan : Tes perbaikan
Jenis perbaikan : Individual
Materi pokok : Iman kepada Qadha dan Qadar

Proses perbaikan : Peserta didik diberikan kesempatan belajar di bawah bimbingan teman dalam satu
kelompoknya
Pelaksanaan
Hari/Tanggal : ...
Waktu : ...
Hasil : ...

Program Pengayaan
Sasaran pengayaan : Siswa yang memeproleh nilai di atas 78
Bentuk pengayaan : Pemberian materi tambahan
Jenis pengayaan : Individual
Materi Pokok : Iman kepada Qadha dan Qadar

Pelaksanaan
Hari/Tanggal : ...
Waktu : ...
Hasil : ...

Lampiran Pelaksanaan Perbaikan/Pengayaan


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi Pokok : Iman kepada Qadha dan Qadar
Kelas/Semester : XII/3
Ulangan Harian ke : ...
Tanggal : ...

PERBAIKAN
Nomor Nilai
Tanggal Hasil Bentuk
Urut Absen Nama Siswa Sebelum Ket.
Perbaikan Perbaikan Perbaikan
Perbaikan

PENGAYAAN
Nomor Nilai
Tanggal Hasil Bentuk
Urut Absen Nama Siswa Sebelum Ket.
Pengayaan Pengayaan Pengayaan
Pengayaan
170

Analisis Penyusunan RPP 1 (Permendikbud No. 103 Tahun 2014)


Aspek Kriteria Penilaian Skor
Indentitas Mata Pelajaran Mencantumkan lengkap empat
komponen, yaitu identitas mata pelajarn
(sekolah, mata pelajaran, kelas/semester,
dan alokasi waktu) 4
Mencatumkan tiga komponen identitas
Mencantumkan dua komponen identitas
Mencantumkan satu komponen identitas
Komponen Inti Mencantumkan lengkap empat
kompetensi inti (kompetensi inti satu,
kompetensi inti dua, kompetensi inti tiga,
dan kompetensi inti empat) 0
Mencantumkan tiga komponen inti
Mencantumkan dua komponen inti
Mencantumkan satu komponen inti
Kompetensi Dasar Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada empat kompetensi inti
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada tiga kompetensi inti
4
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada dua kompetensi inti
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada satu kompetensi inti
Indikator Mencantumkan minimal dua indicator
pada empat kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indicator
pada tiga kompetensi inti
4
Mencantumkan minimal dua indicator
pada dua kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indicator
pada satu kompetensi inti
Materi Pembelajaran Mencantumkan materi belajar dari empat
atau lebih sumber belajar dan dijabarkan
secara lengkap sesuai materi yang akan
dipelajari
Mencantumkan materi belajar kurang
2
dari empat atau lebih sumbr belajar dan
dijabarkan secara lengkap sesuai materi
yang akan dipelajari
Mencantumkan materi belajar kurang
dari empat atau lebih sumber belajar
171

tetapi tidak dijabarkan secara lengkap


sesuai materi yang akan dipelajari
Mencantumkan materi belajar dari empat
atau lebih sumbr belajar tetapi tidak
dijabarkan secara lengkap sesuai materi
yang akan dipelajari
Kegiatan Pembelajaran Mencantumkan lengkap tiga kegiatan,
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup pada setiap
pertemuan
Mencantumkan lengkap kurang dari tiga
kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada
setiap pertemuan
4
Mencantumkan lengkap tiga kegiatan
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak
dijabarkan pada setiap pertemuan
Mencantumkan kurang dari tiga kegiatan
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak
dijabarkan pada setiap pertemuan
Kegiatan Pendahuluan Mencantumkan lima kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan tiga kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no 5
103 tahun 2014
Mencantumkan dua kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Kegiatan Inti
a. Mengamati Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014 2
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
172

1 Mencantumkan sa lah satu antara


langkah pembelajaran atau deskripsi
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
b. Menanya Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
2
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
a. Mengumpulkan Mencantumkan langkah pembelajaran
informasi dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
2
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
b.Mengasosiasi Mengasosiasi Mencantumkan langkah
pembelajaran dan deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
2
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
c. Mengkomunikasikan Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103 0
tahun 2014
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
173

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014


kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
Kegiatan Penutup Mencantumkan enam kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan lima kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
4
Mencantumkan tiga kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan dua kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan satu kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Penilaian, Remedial, dan Mencantumkan teknik penilaian
Pengayaan (instrumen penilaian), remedial, dan
pengayaan
2
Mencantumkan hanya dua
Mencantumkan hanya satu
Tidak mencantumkan sama sekali
Media, Bahan, dan Mencantumkan media, bahan, dan
Sumber Belajar sumber belajar
Mencantumkan hanya dua 3
Mencantumkan hanya satu
Tidak mencantumkan sama sekali
Lampiran-lampiran Mencantumkan Lampiran teknik
penilaian, kisi-kisi soal, kunci jawaban,
rubik
2
Mencantumkan hanya tiga lampiran
Mencantumkan hanya dua lampiran
Mencantumkan hanya satu lampiran
174

Analisis Penyusunan RPP 2 (Permendikbud No. 103 Tahun 2014)


Aspek Kriteria Penilaian Skor
Indentitas Mata Pelajaran Mencantumkan lengkap empat
komponen, yaitu identitas mata pelajarn
(sekolah, mata pelajaran, kelas/semester,
dan alokasi waktu) 4
Mencatumkan tiga komponen identitas
Mencantumkan dua komponen identitas
Mencantumkan satu komponen identitas
Komponen Inti Mencantumkan lengkap empat
kompetensi inti (kompetensi inti satu,
kompetensi inti dua, kompetensi inti tiga,
dan kompetensi inti empat) 0
Mencantumkan tiga komponen inti
Mencantumkan dua komponen inti
Mencantumkan satu komponen inti
Kompetensi Dasar Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada empat kompetensi inti
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada tiga kompetensi inti
4
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada dua kompetensi inti
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada satu kompetensi inti
Indikator Mencantumkan minimal dua indicator
pada empat kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indicator
pada tiga kompetensi inti
4
Mencantumkan minimal dua indicator
pada dua kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indicator
pada satu kompetensi inti
Materi Pembelajaran Mencantumkan materi belajar dari empat
atau lebih sumber belajar dan dijabarkan
secara lengkap sesuai materi yang akan
dipelajari
Mencantumkan materi belajar kurang
2
dari empat atau lebih sumbr belajar dan
dijabarkan secara lengkap sesuai materi
yang akan dipelajari
Mencantumkan materi belajar kurang
dari empat atau lebih sumber belajar
175

tetapi tidak dijabarkan secara lengkap


sesuai materi yang akan dipelajari
Mencantumkan materi belajar dari empat
atau lebih sumbr belajar tetapi tidak
dijabarkan secara lengkap sesuai materi
yang akan dipelajari
Kegiatan Pembelajaran Mencantumkan lengkap tiga kegiatan,
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup pada setiap
pertemuan
Mencantumkan lengkap kurang dari tiga
kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada
setiap pertemuan
4
Mencantumkan lengkap tiga kegiatan
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak
dijabarkan pada setiap pertemuan
Mencantumkan kurang dari tiga kegiatan
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak
dijabarkan pada setiap pertemuan
Kegiatan Pendahuluan Mencantumkan lima kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan tiga kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no 5
103 tahun 2014
Mencantumkan dua kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Kegiatan Inti
a. Mengamati Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014 2
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
176

1 Mencantumkan sa lah satu antara


langkah pembelajaran atau deskripsi
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
b. Menanya Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
2
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
d.Mengumpulkan Mencantumkan langkah pembelajaran
informasi dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
2
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
e. Mengasosiasi Mengasosiasi Mencantumkan langkah
pembelajaran dan deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
2
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
f. Mengkomunikasikan Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103 0
tahun 2014
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
177

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014


kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
Kegiatan Penutup Mencantumkan enam kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan lima kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
4
Mencantumkan tiga kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan dua kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan satu kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Penilaian, Remedial, dan Mencantumkan teknik penilaian
Pengayaan (instrumen penilaian), remedial, dan
pengayaan
2
Mencantumkan hanya dua
Mencantumkan hanya satu
Tidak mencantumkan sama sekali
Media, Bahan, dan Mencantumkan media, bahan, dan
Sumber Belajar sumber belajar
Mencantumkan hanya dua 3
Mencantumkan hanya satu
Tidak mencantumkan sama sekali
Lampiran-lampiran Mencantumkan Lampiran teknik
penilaian, kisi-kisi soal, kunci jawaban,
rubik
2
Mencantumkan hanya tiga lampiran
Mencantumkan hanya dua lampiran
Mencantumkan hanya satu lampiran
178

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta

No PERNYATAAN SL SR KK TP
I KEGIATAN PENDAHULUAN
1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat
pembelajaran dan media pembelajaran sebelum 
pelajaran dimulai
2 Guru memeriksa kesiapan dan kelengkapan siswa

dengan cara mengabsen siswa
3 Guru menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan guru mengajar penuh 
semangat
4 Guru mengaitkan pembelajaran yang sudah
dipelajari sebelumnya dengan pembelajaran yang 
akan dipelajari
5 Guru menyampaikan kompetensi pembelajaran

yang akan dicapai
6 Guru menyampaikan manfaat pembelajaran untuk

kehidupan sehari-hari
7 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi

yang akan dipelajari
II KEGIATAN INTI
A MENGAMATI
8 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengamati objek atau fenomena sebagai 
sumber informasi
9 Guru memberikan berbagai sumber belajar untuk
dijadikan referensi selama melakukan 
pengamatan
10 Guru meminta siswa untuk membaca sumber
informasi lain untuk mendukung informasi 
tentang objek yang telah diamati
11 Guru meminta siswa untuk mencatat secara detail

hasil pengamatan
12 Guru meminta siswa untuk melakukan
pengamatan berdasarkan instruksi yang telah 
dijelaskan oleh guru
13 Siswa mencari sumber informasi dengan
mengamati objek atau fenomena sesuai instruksi 
guru
14 Siswa mencari sumber informasi lain untuk 
179

mendapat informasi tambahan tentang objek yang


sudah diamati
15 Siswa melakukan pengamatan sesuai instruksi

guru
16 Siswa mencatat secara detail hasil pengamatan 
B MENANYA
17 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk membuat daftar pertanyaan
18 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengajukan pertanyaan
19 Guru meminta siswa untuk berdiskusi terlebih

dahulu tentang informasi yang belum dipahami
20 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang informasi yang belum 
dipahami
21 Guru menjawab semua pertanyaan siswa dengan
jelas dengan bahasa yang mudah dipahami oleh 
siswa
22 Siswa aktif bertanya kepada guru tentang materi

atau informasi yang belum dimengerti
C MENGUMPULKAN INFORMASI
23 Guru memberikan waktu yang cukup kepada

siswa untuk mengumpulkan informasi
24 Guru menjelaskan cara mengumpulkan informasi

yang relavan dengan topik yang sedang dibahas
25 Guru meminta siswa untuk mengeksplorasi,

mencoba, berdiskusi, dan melakukan eksperimen
26 Guru meminta siswa untuk membaca sumber lain
selain buku teks untuk mendukung informasi 
yang diperoleh
27 Guru meminta siswa untuk mengumpulkan data
dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan
instrument lain
28 Siswa mengumpukan informasi sesuai instruksi

guru
29 Siswa mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, dan
melakukan eksperimen terhadap informasi yang 
sedang mereka kumpulkan
30 Siswa membaca sumber lain selain buku teks

untuk mendukung informasi yang diperoleh
D MENGASOSIASI
31 Guru meminta siswa untuk mengolah informasi

yang sudah dikumpulkan
180

32 Guru meminta siswa untuk mengolah informasi



dengan cara mendiskusikannya dengan teman
33 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk
menganalisis data atau informasi yang sudah 
dikumpulkan
34 Guru meminta siswa untuk mengasosiasi atau
menghubungkan fenomena/informasi yang terkait

dalam rangka menemukan suatu pola dan
menyimpulkan
35 Guru meminta siswa untuk menyimpulkan

informasi yang telah didiskusikan bersama teman
36 Siswa mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik individu atau berdiskusi 
dengan teman
37 Siswa menganalisis informasi yang sudah

didapatkan
38 Siswa menyimpulkan fenomena atau informasi

yang sudah dikumpulkan
E MENGKOMUNIKASIKAN
39 Guru meminta siswa menyusun laporan tertulis
dari informasi yang telah diperoleh secara 
individu dan kelompok
40 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyampaikan hasil laporan didepan kelas
41 Guru meminta siswa untuk memberikan pendapat

pada siswa yang sedang menyajikan laporan
42 Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang

telah menyajikan laporan
43 Guru meminta kepada siswa untuk memberikan

kesimpulan secara lisan hasil laporan
44 Siswa menyusun laporan dari informasi yang
telah diperoleh baik secara individu atau 
kelompok
45 Siswa berani menyampaikan hasil laporan

didepan kelas
46 Siswa berani memberikan pendapat kepada siswa

yang sedang menyajikan laporan
47 Siswa memberikan kesimpulan secara lisan

tentang hasil laporan yang sudah dikumpulkan
III KEGIATAN PENUTUP
48 Guru mengajak siswa untuk membuat rangkuman
atau kesimpulan terhadap pembelajaran yang 
sudah dilakukan
181

49 Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi


terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dan

nilai-nilai pembelajaran yang bisa didapatkan
siswa
50 Guru menilai setiap pekerjaan yang dilakukan

oleh siswa
51 Guru mengumumkan arahan, kegiatan atau tugas

sebagai bahan remedian
52 Guru memberikan arahan, kegiatan atau tugas
sebagai bagian dari pengayaan atau pendalaman 
materi
53 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

membahas materi diluar jam pembelajaran
54 Guru Memberikan tugas individual atau tugas

kelompok
55 Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya
164

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta

No PERNYATAAN SL SR KK TP
I KEGIATAN PENDAHULUAN
1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat

pembelajaran dan media pembelajaran sebelum
182

pelajaran dimulai
2 Guru memeriksa kesiapan dan kelengkapan siswa

dengan cara mengabsen siswa
3 Guru menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan guru mengajar penuh 
semangat
4 Guru mengaitkan pembelajaran yang sudah
dipelajari sebelumnya dengan pembelajaran yang 
akan dipelajari
5 Guru menyampaikan kompetensi pembelajaran

yang akan dicapai
6 Guru menyampaikan manfaat pembelajaran untuk

kehidupan sehari-hari
7 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi

yang akan dipelajari
II KEGIATAN INTI
A MENGAMATI
8 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengamati objek atau fenomena sebagai 
sumber informasi
9 Guru memberikan berbagai sumber belajar untuk
dijadikan referensi selama melakukan 
pengamatan
10 Guru meminta siswa untuk membaca sumber
informasi lain untuk mendukung informasi 
tentang objek yang telah diamati
11 Guru meminta siswa untuk mencatat secara detail

hasil pengamatan
12 Guru meminta siswa untuk melakukan
pengamatan berdasarkan instruksi yang telah 
dijelaskan oleh guru
13 Siswa mencari sumber informasi dengan
mengamati objek atau fenomena sesuai instruksi 
guru
14 Siswa mencari sumber informasi lain untuk
mendapat informasi tambahan tentang objek yang 
sudah diamati
15 Siswa melakukan pengamatan sesuai instruksi

guru
16 Siswa mencatat secara detail hasil pengamatan 
B MENANYA
17 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk membuat daftar pertanyaan
183

18 Guru memberikan kesempatan kepada siswa



untuk mengajukan pertanyaan
19 Guru meminta siswa untuk berdiskusi terlebih

dahulu tentang informasi yang belum dipahami
20 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang informasi yang belum 
dipahami
21 Guru menjawab semua pertanyaan siswa dengan
jelas dengan bahasa yang mudah dipahami oleh 
siswa
22 Siswa aktif bertanya kepada guru tentang materi

atau informasi yang belum dimengerti
C MENGUMPULKAN INFORMASI
23 Guru memberikan waktu yang cukup kepada

siswa untuk mengumpulkan informasi
24 Guru menjelaskan cara mengumpulkan informasi

yang relavan dengan topik yang sedang dibahas
25 Guru meminta siswa untuk mengeksplorasi,

mencoba, berdiskusi, dan melakukan eksperimen
26 Guru meminta siswa untuk membaca sumber lain
selain buku teks untuk mendukung informasi 
yang diperoleh
27 Guru meminta siswa untuk mengumpulkan data
dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan
instrument lain
28 Siswa mengumpukan informasi sesuai instruksi

guru
29 Siswa mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, dan
melakukan eksperimen terhadap informasi yang 
sedang mereka kumpulkan
30 Siswa membaca sumber lain selain buku teks

untuk mendukung informasi yang diperoleh
D MENGASOSIASI
31 Guru meminta siswa untuk mengolah informasi

yang sudah dikumpulkan
32 Guru meminta siswa untuk mengolah informasi

dengan cara mendiskusikannya dengan teman
33 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk
menganalisis data atau informasi yang sudah 
dikumpulkan
34 Guru meminta siswa untuk mengasosiasi atau
menghubungkan fenomena/informasi yang terkait 
dalam rangka menemukan suatu pola dan
184

menyimpulkan
35 Guru meminta siswa untuk menyimpulkan

informasi yang telah didiskusikan bersama teman
36 Siswa mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik individu atau berdiskusi 
dengan teman
37 Siswa menganalisis informasi yang sudah

didapatkan
38 Siswa menyimpulkan fenomena atau informasi

yang sudah dikumpulkan
E MENGKOMUNIKASIKAN
39 Guru meminta siswa menyusun laporan tertulis
dari informasi yang telah diperoleh secara 
individu dan kelompok
40 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyampaikan hasil laporan didepan kelas
41 Guru meminta siswa untuk memberikan pendapat

pada siswa yang sedang menyajikan laporan
42 Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang

telah menyajikan laporan
43 Guru meminta kepada siswa untuk memberikan

kesimpulan secara lisan hasil laporan
44 Siswa menyusun laporan dari informasi yang
telah diperoleh baik secara individu atau 
kelompok
45 Siswa berani menyampaikan hasil laporan

didepan kelas
46 Siswa berani memberikan pendapat kepada siswa

yang sedang menyajikan laporan
47 Siswa memberikan kesimpulan secara lisan

tentang hasil laporan yang sudah dikumpulkan
III KEGIATAN PENUTUP
48 Guru mengajak siswa untuk membuat rangkuman
atau kesimpulan terhadap pembelajaran yang 
sudah dilakukan
49 Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dan

nilai-nilai pembelajaran yang bisa didapatkan
siswa
50 Guru menilai setiap pekerjaan yang dilakukan

oleh siswa
51 Guru mengumumkan arahan, kegiatan atau tugas

sebagai bahan remedian
185

52 Guru memberikan arahan, kegiatan atau tugas


sebagai bagian dari pengayaan atau pendalaman 
materi
53 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

membahas materi diluar jam pembelajaran
54 Guru Memberikan tugas individual atau tugas

kelompok
55 Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya
158
186
187
188

Anda mungkin juga menyukai