Anda di halaman 1dari 54

Pedoman Tata Cara Pengadaan dan

Evaluasi Penawaran Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi Pascakualifikasi
Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur Kontrak Lump Sum
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 07/PRT/M/2011

TENTANG

STANDAR DAN PEDOMAN


PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa


konsultansi di bidang pekerjaan umum yang memenuhi tata
nilai pengadaan dan kompetitif sangat diperlukan bagi
ketersediaan infrastruktur yang berkualitas sehingga akan
berdampak pada peningkatan pelayanan publik;
b. bahwa dengan telah diterbitkannya Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, perlu pengaturan
mengenai tata cara pengadaan pekerjaan konstruksi dan
jasa konsultansi yang jelas dan komprehensif sehingga
dapat menjadi pengaturan yang efektif dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan
Menteri;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun


2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3955) sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun
2010 (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 157);
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran
Negara RI Nomor 64 Tahun 2000, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3957) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 (Lembaran
Negara RI Nomor 95 Tahun 2010);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran
Negara RI Tahun 2000 Nomor 65 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3957);
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
i
5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara Republik Indonesia;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 53 Tahun 2010;
8. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum.
11. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 15/M-IND/PER/2/2011 tentang Pedoman
Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG STANDAR
DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA
KONSULTANSI.

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan :
1. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran pemerintah.
2. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah
untuk menggunakan APBD.
3. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah Satuan Kerja yang
menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari dana anggaran pemerintah.
4. Kepala Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Kasatker adalah Kuasa Pengguna
Anggaran dan/atau Barang.
5. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
6. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi yang
berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang ditetapkan oleh Menteri dan
bersifat permanen.
7. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan
Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
8. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh
PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
9. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi.
10. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
11. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu
diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware).
12. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai
risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang
bernilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah).

ii
13. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan
hukum antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Penyedia Barang/Jasa dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
14. Ahli Hukum Kontrak adalah seorang/pejabat ahli yang dapat memberikan pendapat
terhadap Kontrak untuk pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang bernilai di atas
Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dan/atau yang bersifat kompleks sebelum
di tandatangani oleh para pihak.
15. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
16. Pejabat Eselon I atau Pimpinan Unit Kerja setara Eselon I adalah Sekretaris
Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris Utama/Sekretaris Daerah, Inspektur Jenderal,
Kepala Badan, dan Direktur Jenderal/Deputi.

Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa
konstruksi.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan agar pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi dan
jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi lebih operasional dan efektif.

Pasal 3
Ruang lingkup berlakunya Peraturan Menteri ini adalah untuk:
(1) Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa
konstruksi yang pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari
anggaran pembangunan pemerintah (pusat/daerah).
(2) Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang dananya bersumber dari
pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup Pengadaan pekerjaan
konstruksi dan jasa konsultansi yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari
pinjaman atau hibah dalam negeri.

Pasal 4
Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa harus mematuhi
ketentuan sebagai berikut:
(1) Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai
sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;
(2) Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Dokumen
Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;
(3) Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat
terjadinya persaingan tidak sehat;
(4) Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai
dengan kesepakatan tertulis para pihak;
(5) Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang
terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan
Barang/Jasa;
(6) Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara
dalam Pengadaan Barang/Jasa;
(7) Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan negara; dan
(8) Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau
menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau kepada
iii
siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.
(9) Proses pelaksanaan pelelangan/seleksi harus segera dimulai setelah rencana kerja dan
anggaran K/L/D/I disetujui DPR/DPRD sampai dengan penetapan pemenang,
penandatanganan kontrak dilakukan setelah Dokumen Anggaran disahkan.

Pasal 5
Untuk pekerjaan konstruksi yang bernilai diatas Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah)
dan jasa konsultansi yang bernilai diatas Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah),
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) setelah
Rencana Perkiraan Biaya yang disusun mendapat persetujuan dari Pejabat Eselon I.

Pasal 6
(1) Dalam rangka menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dilakukan berdasarkan metode
pelaksanaan/kerja dan spesifikasi teknis dengan memperhatikan data harga pasar
setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survey menjelang dilaksanakannya
pengadaan dengan mempertimbangkan informasi yang meliputi:
a. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik
(BPS);
b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait dan
sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
c. daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal;
d. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan
faktor perubahan biaya;
e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank
Indonesia;
f. hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi
lain maupun pihak lain;
g. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana (engineer’s
estimate);
h. norma indeks yaitu tentang nilai harga terendah dan harga tertinggi dari suatu
barang/jasa yang diterbitkan oleh instansi teknis terkait atau Pemerintah Daerah
setempat; dan/atau
i. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Dalam melakukan evaluasi penawaran harus berpedoman pada tata cara/kriteria yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, khusus untuk harga penawaran peserta
lelang/seleksi di bawah 80% HPS wajib dilakukan evaluasi kewajaran harga dengan
meneliti dan menilai konsistensi rincian/uraian Analisa Harga Satuan Pekerjaan Utama
terhadap syarat teknis/spesifikasi sehingga tidak terjadi penyimpangan yang
mempengaruhi lingkup, kualitas, dan hasil/kinerja serta diyakini dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Pasal 7
Kontrak untuk pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang bernilai di atas
Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dan/atau yang bersifat kompleks sebelum di
tandatangani oleh para pihak, terlebih dahulu harus memperoleh pendapat Ahli Hukum
Kontrak.

Pasal 8
(1) Ahli Hukum Kontrak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 yang ditunjuk untuk
memberikan pendapat hukum, harus berdasarkan persetujuan para pihak.
(2) Dalam hal tidak diperoleh Ahli Hukum Kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

iv
maka pendapat hukum dapat diperoleh dari Tim Pendapat/Opini Hukum Kontrak.

Pasal 9
(1) Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi meliputi :
a. Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi, terdiri atas :
1. Buku PK 01 A
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan.
2. Buku PK 01 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur
Kontrak Harga Satuan.
3. Buku PK 02 A
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur Kontrak Lump Sum.
4. Buku PK 02 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur
Kontrak Lump Sum.
5. Buku PK 03 A
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan.
6. Buku PK 03 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur
Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan.
7. Buku PK 04 A
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan.
8. Buku PK 04 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur
Kontrak Harga Satuan.
9. Buku PK 05 A
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi Metode Dua Tahap dan Evaluasi
Sistem Nilai Kontrak Lump Sum.
10. Buku PK 05 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Prakualifikasi Metode Dua Tahap dan Evaluasi Sistem Nilai Kontrak
Lump Sum.
11. Buku PK 06 A
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur (Ambang Batas) Kontrak Harga Satuan.
v
12. Buku PK 06 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur
(Ambang Batas) Kontrak Harga Satuan.
13. Buku PK 07 A
Standar Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Konstruksi.
14. Buku PK 07 B
Pedoman Evaluasi Kualifikasi.
15. Buku PK 08
Pedoman Penyusunan Dokumen Pelelangan.

b. Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konsultansi, terdiri atas :


1. Buku JK 09 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas Kontrak Harga Satuan.
2. Buku JK 09 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dengan Kontrak
Harga Satuan.
3. Buku JK 10 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas Kontrak Lump Sum.
4. Buku JK 10 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas Kontrak Lump
Sum.
5. Buku JK 11 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan Biaya Kontrak Harga Satuan.
6. Buku JK 11 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan Biaya
Kontrak Harga Satuan.
7. Buku JK 12 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan Biaya Kontrak Lump Sum.
8. Buku JK 12 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan Biaya
Kontrak Lump Sum.
9. Buku JK 13 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak Harga Satuan.
10. Buku JK 13 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak
Harga Satuan.

vi
11. Buku JK 14 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak Lump Sum.
12. Buku JK 14 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak
Lump Sum.
13. Buku JK 15 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak Harga Satuan.
14. Buku JK 15 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak
Harga Satuan.
15. Buku JK 16 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak Lump Sum.
16. Buku JK 16 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak
Lump Sum.
17. Buku JK 17 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Perseorangan.
18. Buku JK 17 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi
Perseorangan.
19. Buku JK 18 A
Standar Dokumen Kualifikasi Jasa Konsultansi.
20. Buku JK 18 B
Pedoman Evaluasi Kualifikasi Jasa Konsultansi.
21. Buku JK 19
Pedoman Penyusunan Dokumen Seleksi.
(2) Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi di bidang pekerjaan umum
dilaksanakan sesuai dengan Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
dan Jasa Konsultansi yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri ini.
(3) Kontrak pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dapat menggunakan:
a. kontrak Lump Sum, Harga Satuan, Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan untuk
pekerjaan tunggal atau terintegrasi.
b. kontrak Lump Sum Jasa Konsultansi didasarkan atas produk/keluaran (Output
based) yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR.
Jenis pekerjaan pada kelompok ini yaitu feasibility study, design, study, evaluasi,
kajian, telaah, pedoman, petunjuk, produk hukum, sertifikasi, dan lainnya.
Kontrak Harga Satuan Jasa Konsultansi didasarkan atas input (tenaga ahli dan
biaya-biaya langsung terkait termasuk perjalanan dinas) yang harus disediakan
konsultan (Input based) untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja/TOR. Jenis pekerjaan pada kelompok ini yaitu supervisi/pengawasan
pekerjaan fisik, monitoring dan evaluasi, manajemen kontrak, survey, dan lainnya.

vii
LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


NO : 07/PRT/M/2011

TENTANG

STANDAR DAN PEDOMAN


PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

BUKU 02 B :

Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur Kontrak Lump Sum
DAFTAR ISI

BAB I KETENTUAN UMUM ................................................................


................................................................................................
...........................................................................
........................................... 1
A. PENGERTIAN ISTILAH .................................................................................................................. 1
B. TUJUAN ......................................................................................................................................... 3
C. RUANG LINGKUP.......................................................................................................................... 3
BAB II PENGUMUMAN, PENDAFTARAN, PEMBERIAN PENJELASAN, PENYAMPAIAN,
PEMBUKAAN, DAN EVALUASI DOKUMEN PENAWARAN ................................................ ................................................ 4
A. PENGUMUMAN PASCAKUALIFIKASI ......................................................................................... 4
B. PENDAFTARAN DAN PENGAMBILAN DOKUMEN PENGADAAN ............................................ 5
C. PEMBERIAN PENJELASAN ............................................................................................................ 5
D.PENYAMPAIAN/PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN ...................................................... 7
E. PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN .................................................................................. 8
F. EVALUASI DOKUMEN PENAWARAN ..................................................................................... 10
G. PEMBUATAN BERITA ACARA HASIL PELELANGAN ............................................................... 19
BAB III PENETAPAN, PENGUMUMAN, SANGGAHAN DAN SANGGAHAN BANDING .............. 20
A. PENETAPAN PEMENANG LELANG ........................................................................................... 20
B. PENGUMUMAN PEMENANG LELANG .................................................................................... 20
C. SANGGAHAN DAN SANGGAHAN BANDING ......................................................................... 21
BAB IV PELELANGAN GAGAL DAN DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL ..................... 23
A. PELELANGAN GAGAL ................................................................................................................ 23
B. TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL .................................................................................. 24
BAB V LAIN-
LAIN-LAIN ................................................................
................................................................................................
.........................................................................................
......................................................... 26
CONTOH FORMAT BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN .......................................................
....................................................... 28
CONTOH FORMAT BERITA ACARA PEMBUKAAN PENAWARAN LELANG .................................... .................................... 30
CONTOH FORMAT BERITA ACARA HASIL PELELANGAN ...............................................................
............................................................... 32
BAB I
KETENTUAN UMUM

A. PENGERTIAN ISTILAH
Dalam Pedoman Tata Cara Pengadaan Dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak
Lump Sum ini yang dimaksud dengan :
1. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
2. Pengguna Anggaran
Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran pemerintah.
3. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala
Daerah untuk menggunakan APBD.
4. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.
5. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan
oleh KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
6. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada Institusi lain
yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
7. Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan/melaksanakan Pekerjaan
Konstruksi.
8. Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja dengan
penyedia penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan
(subkontrak).
9. Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia nasional
maupun penyedia asing, yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban
dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.
10. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan,
Jaminan adalah jaminan tertulis yang
bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan
oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang
diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP untuk menjamin terpenuhinya
kewajiban penyedia.
11. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah
perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia yang mencakup Syarat-Syarat
Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta
dokumen lain yang merupakan bagian dari kontrak.
12. Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam
Kontrak.
13. Hari adalah hari kalender untuk pelaksanaan kontrak dan jaminan-jaminan,
sedangkan hari kerja untuk pelaksanaan proses pemilihan.
14. Direksi lapangan adalah tim pendukung yang dibentuk/ditetapkan oleh PPK,
terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih, yang ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
15. Direksi teknis adalah tim pendukung yang ditunjuk/ditetapkan oleh PPK untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

1
16. Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran) adalah daftar kuantitas
yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran.
17. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan biaya pekerjaan
yang disusun oleh PPK, dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang
dapat dipertanggungjawabkan serta digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai
kewajaran penawaran termasuk rinciannya.
18. Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung menunjang
terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan.
19. Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per
satu satuan tertentu;
20. Analisa Teknis Satuan Pekerjaan adalah uraian perhitungan kebutuhan per
satuan tenaga kerja bahan dan peralatan untuk mendapatkan satu satuan jenis
pekerjaan tertentu.
21. Metoda pelaksanaan pekerjaan adalah metode/cara kerja yang layak, realistik
dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dan diyakini
menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan tahap
pelaksanaan yang sistimatis dari awal sampai akhir dan dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis berdasarkan sumber daya yang dimiliki penawar.
22. Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan kebutuhan waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas tahap pelaksanaan
yang disusun secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
23. Personil inti adalah tenaga yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Dokumen
Pengadaan serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.
24. Bagian
Bagian pekerjaan yang disubkontrakan
disubkontrakan adalah bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Dokumen
Pengadaan, yang pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain dan disetujui
terlebih dahulu oleh PPK.
25. Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia yang dinyatakan pada
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang diterbitkan oleh PPK.
26. Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama pekerjaan
selesai, dinyatakan dalam Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan yang
diterbitkan oleh PPK.
27. Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir.
28. Masa pemeliharaan
pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan
sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
29. Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak baik sebagian
maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna atau penyedia dalam
periode pelaksanaan kontrak.
30. Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan
oleh penyedia kepada PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta diterima oleh
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan
kerja, dan/atau keselamatan umum.

2
B. TUJUAN
Pedoman Tata Cara Pengadaan Dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak
Lump Sum ini disusun dengan tujuan:
1. Sebagai pedoman Kelompok Kerja (Pokja) ULP dalam melaksanakan evaluasi
penawaran;
2. Untuk mendapatkan penyedia yang diyakini mampu melaksanakan pekerjaan
dengan baik, dengan harga penawaran yang paling menguntungkan negara;
3. Agar pelaksanaan pengadaan dilakukan secara efisien, efektif, transparan, terbuka,
bersaing, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel.

C. RUANG LINGKUP
Pedoman Tata Cara Pengadaan Dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak
Lump Sum ini digunakan untuk pelaksanaan pelelangan dan evaluasi penawaran
mencakup:
1. Pengadaan pekerjaan konstruksi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi yang
pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari anggaran
pembangunan pemerintah (pusat/daerah).
2. Pengadaan pekerjaan konstruksi yang dananya bersumber dari pemerintah
mencakup pengadaan pekerjaan konstruksi yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari pinjaman atau hibah dalam negeri.

3
BAB II
PENGUMUMAN, PENDAFTARAN, PEMBERIAN PENJELASAN,
PENYAMPAIAN, PEMBUKAAN, DAN EVALUASI DOKUMEN PENAWARAN
Pokja ULP melakukan penelitian/pemeriksaan terhadap proses pemilihan dengan tahapan
sebagai berikut :
A. Pengumuman Pascakualifikasi
B. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan
C. Pemberian Penjelasan
D. Penyampaian/Pemasukan Dokumen Penawaran
E. Pembukaan Dokumen Penawaran
F. Evaluasi Dokumen Penawaran
1. Koreksi Aritmatik
2. Evaluasi Administrasi
3. Evaluasi Teknis
4. Evaluasi Harga
5. Evaluasi Kualifikasi
6. Pembuktian Kualifikasi
G. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan

A. PENGUMUMAN PASCAKUALIFIKASI
1. ULP mengumumkan Pelelangan Umum Pascakualifikasi melalui website K/L/D/I
dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional
melalui LPSE atau jika diperlukan melalui media cetak dan/atau elektronik paling
kurang 7 (tujuh) hari kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Pengumuman Pelelangan Umum Pascakualifikasi paling sedikit memuat :
a. nama dan alamat Pokja ULP yang akan mengadakan pelelangan;
b. uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
c. nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
d. syarat-syarat peserta pelelangan; dan
e. tempat, tanggal, hari dan waktu untuk mengambil Dokumen Pengadaan;
3. Dalam pengumuman DILARANG mencantumkan persyaratan :
a. peserta harus berasal dari provinsi/kabupaten/kota tempat lokasi pelelangan;
b. pendaftaran harus dilakukan oleh :
1) direktur utama/pimpinan perusahaan;
2) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang
yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau
perubahannya;
3) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan
dengan dokumen otentik; atau
4) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan
yang bekerja sama.
c. pendaftaran harus membawa asli dan/atau rekaman/fotocopy/legalisir Akta
Pendirian, Izin Usaha, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), kontrak kerja sejenis,
Sertifikat Badan Usaha (SBU) dan/atau dokumen-dokumen lain yang sejenis;
d. persyaratan lainnya yang sifatnya diskriminatif; dan
e. persyaratan selain yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor

4
54 Tahun 2010 kecuali diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi.
4. Apabila dari hasil identifikasi ternyata tidak ada penyedia dalam negeri yang mampu
mengerjakan, maka Pelelangan Umum diumumkan di website komunitas
internasional (seperti www.dgmarket.com, www.undp.org dan lain-lain) serta
diberitahukan kepada penyedia yang diyakini mampu mengerjakan.

B. PENDAFTARAN DAN PENGAMBILAN


PENGAMBILAN DOKUMEN PENGADAAN
1. Peserta melakukan pendaftaran, dengan cara :
a. pendaftaran langsung; atau
b. pendaftaran tidak langsung, yaitu melalui :
1) faksimili;
2) e-mail; atau
3) pos/jasa pengiriman.
2. Peserta dapat mengambil Dokumen Pengadaan sesuai hari, tanggal, waktu dan
tempat pengambilan yang ditentukan dalam pengumuman.
3. Semua peserta wajib melakukan pendaftaran sebelum mengambil Dokumen
Pengadaan.
4. Pada tahap pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan, Pokja ULP:
a. mencatat nama pendaftar, nama dan alamat perusahaan serta nomor telepon,
nomor faksimili dan/atau alamat e-mail pihak yang dapat dihubungi, untuk
keperluan korespondensi;
b. memberikan Dokumen Pengadaan dalam bentuk file (softcopy) dan/atau
cetakan (hardcopy); dan
c. dapat mengunggah (upload) Dokumen Pengadaan melalui website K/L/D/I
yang dapat diunduh (download) oleh peserta.
5. Pokja ULP dilarang memungut biaya apapun dari peserta.
6. Apabila yang mendaftar adalah orang yang ditugaskan oleh direktur
utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang, pendaftar melampirkan surat tugas
dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal.
7. Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam pendaftaran dan
pengambilan dokumen.

C. PEMBERIAN PENJELASAN
1. Pemberian penjelasan dilakukan di tempat dan pada waktu yang ditentukan, serta
dihadiri oleh para peserta yang terdaftar.
2. Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian penjelasan tidak dapat dijadikan dasar
untuk menolak/menggugurkan penawaran.
3. Perwakilan peserta yang hadir pada saat pemberian penjelasan menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
4. Dalam pemberian penjelasan, harus dijelaskan kepada peserta mengenai :
a. metode pemilihan;
b. cara penyampaian Dokumen Penawaran;
c. kelengkapan yang harus dilampirkan bersama Dokumen Penawaran;
d. pembukaan Dokumen Penawaran;
e. metode evaluasi;
f. hal-hal yang menggugurkan penawaran;

5
g. jenis kontrak yang akan digunakan;
h. ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas
penggunaan produksi dalam negeri;
i. ketentuan tentang penyesuaian harga;
j. risiko K3 yang mungkin timbul akibat pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya
(apabila diperlukan);
k. ketentuan dan cara sub kontrak sebagian pekerjaan kepada Usaha Mikro dan
Usaha Kecil serta koperasi kecil;
l. besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat mengeluarkan jaminan; dan
m. Dokumen lain yang dipersyaratkan seperti Pra Rencana Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Kontrak (Pra RK3K), tingkat risiko pekerjaan (tinggi, sedang,
kecil), dan barang yang diimpor (apabila ada), dan Analisa Teknis Satuan
Pekerjaan.
5. Apabila dipandang perlu, Pokja ULP dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan
cara melakukan peninjauan lapangan.
6. Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen Pengadaan, pertanyaan dari peserta,
jawaban dari Pokja ULP, perubahan substansi dokumen, hasil peninjauan lapangan,
serta keterangan lainnya harus dituangkan dalam Berita Acara Pemberian Penjelasan
(BAPP) yang ditandatangani oleh anggota pokja ULP dan minimal 1 (satu) wakil dari
peserta yang hadir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Pengadaan.
7. Apabila tidak ada satupun peserta yang hadir atau yang bersedia menandatangani
BAPP, maka BAPP cukup ditandatangani oleh anggota pokja ULP yang hadir.
8. Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada angka 6 terdapat hal-
hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu ditampung, maka Pokja ULP
menuangkan ke dalam Adendum Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.
9. Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, gambar dan/atau nilai total HPS,
harus mendapatkan persetujuan PPK sebelum dituangkan dalam Adendum Dokumen
Pengadaan.
10. Apabila PPK tidak sependapat dengan usulan perubahan sebagaimana dimaksud
pada angka 9, maka ULP menyampaikan keberatan PPK kepada KPA untuk
diputuskan dan:
a. apabila KPA sependapat dengan PPK, tidak dilakukan perubahan; atau
b. apabila KPA sependapat dengan Pokja ULP, KPA memutuskan perubahan dan
bersifat final, serta memerintahkan Pokja ULP untuk membuat dan mengesahkan
Adendum Dokumen Pengadaan.
11. Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak dituangkan dalam
Adendum Dokumen Pengadaan, maka ketentuan baru atau perubahan tersebut
dianggap tidak ada dan ketentuan yang berlaku adalah Dokumen Pengadaan awal.
12. Dalam Adendum Dokumen Pengadaan, Pokja ULP dapat memberikan tambahan
waktu pemasukan Dokumen Penawaran.
13. Pokja ULP memberitahukan kepada semua peserta untuk mengambil salinan
Adendum Dokumen Pengadaan.
14. Pokja ULP diwajibkan untuk menyediakan salinan BAPP dan Adendum Dokumen
Pengadaan (apabila ada) dan dapat mengunggah (upload) dokumen tersebut melalui
website K/L/D/I yang dapat diunduh (download) oleh peserta.

6
PENYAMPAIAN
D. PE NYAMPAIAN/PEMASUKAN
NYAMPAIAN/PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN
1. Metode penyampaian/pemasukan dan tata cara pembukaan Dokumen Penawaran
harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pengadaan.
2. Dokumen Penawaran meliputi :
a. surat penawaran yang didalamnya tercantum masa berlaku penawaran dan
mencantumkan harga penawaran;
b. Jaminan Penawaran asli;
c. rincian harga penawaran (daftar kuantitas dan harga);
d. surat kuasa dari direktur utama/pimpina perusahaan kepada penerima kuasa
yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya (apabila
dikuasakan);
e. surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila ada);
f. dokumen penawaran teknis;
g. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
h. dokumen isian kualifikasi; dan
i. dokumen lain yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pengadaan seperti
Formulir Pra RK3K, daftar barang yang diimpor (apabila ada), dan Analisa
Teknis Satuan Pekerjaan.
3. Dokumen Penawaran disampaikan sebanyak 2 (dua) rangkap, yang terdiri dari:
dokumen asli 1 (satu) ditandai “ASLI” dan rekamannya 1 (satu) ditandai
“REKAMAN”.
4. Dokumen Penawaran dimasukkan dalam sampul dan ditulis “Dokumen
Penawaran” dan ditulis nama paket pekerjaan, nama dan alamat peserta, serta
ditujukan kepada Pokja ULP dengan alamat yang ditentukan dalam Dokumen
Pengadaan.
5. Peserta menyampaikan langsung Dokumen Penawaran kepada Pokja ULP sesuai
jadwal yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, dan Pokja ULP memasukkan
ke dalam kotak/tempat pemasukan.
6. Peserta dapat menyampaikan Dokumen Penawaran melalui pos/jasa pengiriman
dengan ketentuan sudah diterima Pokja ULP sebelum batas akhir pemasukan
penawaran serta segala risiko keterlambatan dan kerusakan menjadi risiko peserta.
7. Dalam hal Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos/jasa pengiriman, maka
sampul penutup dimasukkan ke dalam sampul luar yang mencantumkan nama
paket pekerjaan dan alamat Pokja ULP.
8. Untuk Dokumen Penawaran yang diterima melalui pos/jasa pengiriman:
a. Pokja ULP mencatat waktu dan tanggal pemasukan penawaran pada sampul
luar dan memasukkan ke dalam kotak/tempat pemasukan; dan
b. apabila terlambat diterima, Pokja ULP membuka sampul luar untuk
mengetahui alamat peserta. Pokja ULP segera memberitahukan kepada peserta
yang bersangkutan untuk mengambil kembali seluruh Dokumen Penawaran.
Pengembalian Dokumen Penawaran disertai dengan bukti serah terima.
9. Peserta boleh menarik, mengganti, mengubah dan menambah dokumen
penawarannya, sebelum batas akhir waktu pemasukan Dokumen Penawaran.
10. Penarikan, penggantian, pengubahan, atau penambahan Dokumen Penawaran
harus disampaikan secara tertulis dan disampul serta diberikan tanda dengan
penambahan pencantuman kata “PENARIKAN”, “PENGGANTIAN”,
“PENGUBAHAN” atau ”PENAMBAHAN”, sesuai dengan isi sampul tanpa
mengambil Dokumen Penawaran yang sudah disampaikan sebelumnya.

7
11. Penawaran harus disampaikan kepada dan harus sudah diterima oleh Pokja ULP
paling lambat di tempat dan pada waktu sebagaimana tercantum dalam Dokumen
Pengadaan.
12. Setiap penawaran yang disampaikan dan diterima oleh Pokja ULP setelah batas
akhir waktu pemasukan penawaran akan ditolak dan dikembalikan kepada peserta
yang bersangkutan dalam keadaan tertutup (sampul tidak dibuka) disertai dengan
bukti serah terima.
13. Terhadap penawaran terlambat yang disampaikan melalui pos/jasa pengiriman,
Pokja ULP membuka sampul luar untuk mengetahui nama dan alamat peserta,
serta memberitahukan kepada peserta yang bersangkutan untuk mengambil
kembali penawaran tersebut disertai dengan bukti serah terima.
14. Pokja ULP membuat daftar peserta yang memasukkan penawaran.
15. Pokja ULP membuat tanda terima Dokumen Penawaran.
16. Pokja ULP menolak semua dan/atau sebagian tambahan Dokumen Penawaran
yang masuk setelah batas akhir pemasukan penawaran.
17. Pada batas akhir pemasukan penawaran, salah satu anggota pokja ULP menutup
pemasukan penawaran dengan mencoret tepat di bawah daftar peserta terakhir
serta membubuhkan tanda tangan.
18. Segera setelah batas akhir pemasukan penawaran, Pokja ULP menyatakan kepada
peserta bahwa saat pemasukan penawaran telah ditutup sesuai waktunya, menolak
Dokumen Penawaran yang terlambat dan/atau sebagian tambahan Dokumen
Penawaran, serta membuka Dokumen Penawaran yang masuk.
19. Tidak diperkenankan mengubah tempat dan waktu batas akhir pemasukan
penawaran kecuali keadaan kahar. Apabila terpaksa dilakukan perubahan tempat
dan waktu penutupan pemasukan penawaran maka perubahan tersebut harus
dituangkan dalam Adendum Dokumen Pengadaan dan disampaikan kepada
seluruh peserta.

E. PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN


1. Dokumen Penawaran dibuka di hadapan peserta pada waktu dan tempat sesuai
ketentuan dalam Dokumen Pengadaan.
2. Ketidakhadiran peserta pada saat pembukaan Dokumen Penawaran tidak dapat
dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran.
3. Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan Dokumen Penawaran
menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
4. Pembukaan Dokumen Penawaran dilakukan pada hari yang sama segera setelah
batas akhir pemasukan penawaran, yang dihadiri paling kurang 2 (dua) peserta
sebagai saksi.
5. Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu) peserta sebagai saksi, maka Pokja
ULP menunda pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua) jam.
6. Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya ada 1 (satu) atau tidak ada
peserta sebagai saksi, maka pembukaan Dokumen Penawaran tetap dilanjutkan
dengan menunjuk saksi tambahan di luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
7. Pokja ULP membuka kotak/tempat pemasukan Dokumen Penawaran dihadapan
para peserta.
8. Pokja ULP meneliti isi kotak/tempat pemasukan Dokumen Penawaran dan
menghitung jumlah Dokumen Penawaran yang masuk dihadapan peserta.
9. Jika penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka pelelangan
dinyatakan gagal.

8
10. Dokumen Penawaran dengan sampul bertanda “PENARIKAN”, “PENGGANTIAN”,
“PENGUBAHAN” atau ”PENAMBAHAN”, harus dibuka dan dibaca terlebih dahulu.
11. Dokumen Penawaran yang telah masuk tidak dibuka apabila dokumen dimaksud
telah disusuli dokumen dengan sampul bertanda “PENARIKAN”.
12. Pokja ULP membuka sampul Dokumen Penawaran di hadapan peserta, kemudian
dokumen penawaran tersebut dijadikan lampiran Berita Acara Pembukaan
Dokumen Penawaran.
13. Pokja ULP memeriksa dan menunjukkan dihadapan peserta mengenai kelengkapan
Dokumen Penawaran yang terdiri dari :
a. surat penawaran yang didalamnya tercantum masa berlaku penawaran dan
mencantumkan harga penawaran;
b. Jaminan Penawaran asli;
c. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada penerima
kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya
(apabila dikuasakan);
d. surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila ada);
e. dokumen penawaran teknis;
f. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
g. dokumen isian kualifikasi; dan
h. dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pengadaan seperti
Formulir Pra RK3K, daftar barang yang diimpor (apabila ada), dan Analisa
Teknis Satuan Pekerjaan.
14. Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran pada waktu pembukaan
penawaran kecuali untuk yang terlambat memasukkan penawaran.
15. Salah satu anggota Pokja ULP bersama 1 (satu) orang saksi memaraf Dokumen
Penawaran asli yang bukan miliknya antara lain pada bagian surat penawaran dan
daftar kuantitas dan harga.
16. Pokja ULP segera membuat Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran yang
paling sedikit memuat :
a. jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b. jumlah Dokumen Penawaran yang lengkap dan tidak lengkap;
c. kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Dokumen Penawaran (apabila ada);
d. keterangan lain yang dianggap perlu;
e. tanggal pembuatan Berita Acara; dan
f. tanda tangan anggota pokja ULP dan wakil peserta yang hadir atau saksi yang
ditunjuk oleh Pokja ULP apabila tidak ada saksi dari peserta.
17. Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran, maka penyebab
penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.
18. Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara ditandatangani oleh anggota Pokja
ULP yang hadir dan 2 (dua) orang saksi.
19. Berita acara dilampiri Dokumen Penawaran.
20. Salinan berita acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa dilampiri
Dokumen Penawaran dan Pokja ULP dapat mengunggah salinan tersebut melalui
website K/L/D/I yang dapat diunduh oleh peserta.

9
F. EVALUASI DOKUMEN PENAWARAN
1. KETENTUAN UMUM
Dalam melakukan evaluasi penawaran perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
a. Informasi yang berhubungan dengan penelitian, evaluasi, klarifikasi,
konfirmasi dan usulan calon pemenang tidak boleh diberitahukan kepada
peserta, atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai keputusan
pemenang diumumkan.
b. Evaluasi terhadap data administrasi, teknis, dan harga hanya dilakukan
terhadap hal-hal yang tidak dinilai pada saat penilaian kualifikasi.
c. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi, mengganti dan/atau mengubah
isi Dokumen Pengadaan.
d. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi, mengganti,
dan/atau mengubah isi Dokumen Penawaran.
e. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan
ketentuan antara lain disampaikan oleh penawar yang berhak, pada waktu
yang telah ditentukan, untuk paket pekerjaan yang dilelangkan, memenuhi
syarat-syarat yang ditetapkan meliputi syarat administrasi, syarat teknis dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan dan harga yang wajar dapat dipertanggung
jawabkan tanpa ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat.
f. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pengadaan ini yang mempengaruhi lingkup,
kualitas dan hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang akan
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak adil diantara
peserta yang memenuhi syarat.
g. Para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada Pokja
ULP selama proses evaluasi.
h. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha yang tidak
sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) antara
peserta, Pokja ULP dan/atau PPK termasuk penyalahgunaan wewenang, dengan
tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta lain yang
terlibat dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) anggota Pokja ULP dan/atau PPK yang terlibat persekongkolan diganti,
dikenakan sanksi administrasi dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta lainnya yang
tidak terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana dimaksud pada angka 3), maka
pelelangan dinyatakan gagal.
i. Setiap usaha peserta lelang untuk mencampuri proses evaluasi dokumen
penawaran atau keputusan pemenang akan mengakibatkan ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.
j. Untuk menunjang penelitian dan evaluasi dokumen penawaran, pokja ULP
dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam dokumen
penawaran. Peserta harus memberikan tanggapan atas klarifikasi. Klarifikasi
tidak boleh mengubah substansi dan harga penawaran. Klarifikasi dan
tanggapan atas klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.

10
k. Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan dokumen penawaran,
Pokja ULP dapat melakukan konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan
lapangan kepada pihak-pihak/instansi terkait.

2. KOREKSI ARITMATIK
a. Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi aritmatik dengan ketentuan
penawaran yang melampirkan daftar kuantitas dan harga hanya dilakukan
untuk menyesuaikan volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga dengan yang tercantum dalam Dokumen pengadaan tanpa
mengubah total nilai penawaran.
b. Total harga penawaran yang melebihi nilai total HPS dinyatakan gugur.
c. Pokja ULP menyusun urutan penawaran dimulai dari nilai penawaran terendah.
d. Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan oleh Pokja ULP untuk
mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang memenuhi syarat yang dimulai dari
penawaran terendah.
e. Apabila terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar yang menawarkan harga kurang
(di bawah) dari HPS maka proses lelang tetap dapat dilanjutkan dengan
melakukan evaluasi penawaran.

3. EVALUASI ADMINISTRASI
a. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila :
1) syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen Pengadaan
ini dipenuhi/dilengkapi :
a) Surat penawaran
b) Jaminan penawaran asli;
c) surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa yang namanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya (apabila dikuasakan);
d) surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila ada);
e) dokumen penawaran teknis:
(1) metode pelaksanaan;
(2) jadwal waktu pelaksanaan;
(3) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan;
(4) spesifikasi teknis (apabila mengajukan spesifikasi yang berbeda dari
yang ditetapkan);
(5) daftar personil inti yang akan ditempatkan secara penuh;
(6) daftar bagian pekerjaan yang akan dsubkontrakkan.
f) formulir rekapitulasi perhitungan TKDN (khusus untuk peserta yang
tidak menyampaikan formulir TKDN, penawarannya tidak digugurkan;
dan nilai TKDNnya dianggap nol).
g) dokumen lainnya seperti Formulir Pra RK3K, daftar barang yang
diimpor (apabila ada), dan Analisa Teknis Satuan Pekerjaan.
2) surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a) ditandatangani oleh :
(1) direktur utama/pimpinan perusahaan;
(2) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang
nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya;

11
(3) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik; atau
(4) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama.
b) jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan, dengan
ketentuan:
(1) apabila ada perbedaan nilai penulisan antara angka dan huruf
maka yang diakui adalah tulisan huruf;
(2) apabila nilai yang tertulis dalam angka jelas sedangkan nilai dalam
huruf tidak jelas, maka nilai yang diakui adalah nilai yang tertulis
dalam angka; atau
(3) apabila nilai dalam angka dan nilai yang tertulis dalam huruf tidak
jelas, maka penawaran dinyatakan gugur.
c) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi
jangka waktu sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan,
dengan ketentuan :
(1) apabila ada perbedaan nilai penulisan antara angka dan huruf
maka yang diakui adalah tulisan huruf;
(2) apabila nilai yang tertulis dalam angka jelas sedangkan nilai dalam
huruf tidak jelas, maka nilai yang diakui adalah nilai yang tertulis
dalam angka; atau
(3) apabila nilai dalam angka dan nilai yang tertulis dalam huruf tidak
jelas, maka penawaran dinyatakan gugur.
d) Bertanggal.
3) Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a) diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan atau perusahaan
asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship)
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
b) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan
penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
c) nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
d) besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
e) besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan
huruf;
f) nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang mengadakan pelelangan;
g) paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
h) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional)
sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP diterima
oleh Penerbit Jaminan;
i) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO;
j) substansi jaminan memenuhi syarat dan keabsahan/keaslian Jaminan
Penawaran telah dikonfirmasi dan diklarifikasi secara tertulis oleh
Pokja ULP kepada penerbit jaminan;

12
4) surat kuasa :
a) harus ditandatangani direktur utama /pimpinan perusahaan;
b) nama penerima kuasa harus tercantum dalam akte pendirian atau
perubahannya;
c) dalam hal kemitraan, surat kuasa ditandatangani oleh anggota
kemitraan yang diwakili menurut perjanjian kerja sama.
b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara tertulis terhadap hal-hal yang
kurang jelas dan meragukan namun tidak boleh mengubah substansi;
c. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan evaluasi
teknis;
d. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
e. apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
pelelangan dinyatakan gagal.

4. EVALUASI TEKNIS
a. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang ditetapkan;
b. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan ketentuan :
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis minimal yang harus dipenuhi dengan
membandingkan pemenuhan persyaratan teknis sebagaimana tercantum
dalam Dokumen Pengadaan;
2) penilaian persyaratan teknis minimal dilakukan terhadap :
a) metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan berdasarkan sumber daya
yang dimiliki, serta diyakini menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan termasuk pengendalian terhadap risiko K3.
Metoda pelaksanaan dilengkapi metode kerja untuk jenis-jenis pekerjaan
utama dan pekerjaan penunjang atau pekerjaan sementara yang ikut
menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dan diyakini
menggambarkan penguasaan penawar untuk melaksanakan pekerjaan,
misalnya :
(1) Pembuatan saluran pengelak (diversion channel);
(2) Pengeringan tempat pekerjaan (dewatering/unwatering) yang berat;
(3) Pembuatan konstruksi pengaman (protection construction);
(4) Pengaturan lalu lintas (traffic management).
Yang diteliti dalam evaluasi metoda pelaksanaan adalah tahapan dan cara
pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal
sampai dengan akhir dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.
b) jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui
batas waktu sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
c) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang disediakan
untuk menghasilkan produksi alat yang dibutuhkan sesuai dengan yang
dibutuhkan sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
Dalam hal jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal
berbeda dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan harus
dibandingkan produktifitasnya.
d) spesifikasi teknis memenuhi persyaratan; bagi penawar yang
menyampaikan spesifikasi teknis yang berbeda dari yang ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan maka spesifikasi teknis tidak boleh kurang

13
dari yang disyaratkan, dan bagi penawar yang tidak menyampaikan
perubahan spesifikasi teknis dianggap sama dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan;
e) personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan
persyaratan sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan serta
posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
organisasi pelaksanaan yang diajukan;
f) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
g) Pra RK3K memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang
akan dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Apabila
terdapat hal yang meragukan dapat dilakukan klarifikasi untuk
menegaskan bahwa K3 akan dilaksanakan. Tidak dapat menggugurkan
teknis berdasarkan Pra RK3K.

Catatan :
Apabila dalam evaluasi menggunakan ambang batas minimal maka evaluasi teknis
dilakukan dengan membandingkan pemenuhan persyaratan teknis (perolehan
nilai) yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.
Penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur maupun nilai
total keseluruhan unsur memenuhi ambang batas minimal sebagaimana tercantum
dalam Dokumen Pengadaan. Pembobotan dilakukan sebagai berikut:
“Ambang batas: ..................
unsur teknis yang dinilai :
(1) metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan menggambarkan penguasaan
dalam penyelesaian pekerjaan, bobot max…%, min…%;
(2) jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas
waktu, bobot max…%, min…%;
(3) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang disediakan,
bobot max…%, min…%;
(4) spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan ini, bobot max…%, min…%;
(5) personil inti yang akan ditempatkan secara penuh serta posisinya dalam
manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang
diajukan, bobot max…%, min…%;
(6) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan, bobot max…%, min…%;
(7) Pra RK3K memenuhi persyaratan, max…%, min…%.

Catatan : angka (4) digunakan apabila mengajukan spesifikasi yang berbeda dari
yang ditetapkan.”
3) Untuk menilai konsistensi dan kewajaran antara metode pelaksanaan,
jadwal waktu pelaksanaan, penggunaan peralatan dan bahan (material
konstruksi), tenaga kerja, maupun pencapaian produktivitas dan spesifikasi
teknis, Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi dengan meminta
rincian/uraian Analisa Teknis Satuan Pekerjaan untuk pekerjaan utama
meliputi komponen tenaga kerja, peralatan, dan bahan (material konstruksi)
terhadap jenis pekerjaan yang perlu dinilai konsistensinya. Selanjutnya
meneliti dan melakukan analisis terhadap uraian analisa teknis satuan
pekerjaan tersebut antara lain :
a) komposisi bahan (material konstruksi) untuk memperoleh suatu produk
konstruksi yang memenuhi syarat teknis (misal komposisi untuk
mencapai pemenuhan spesifikasi dan kualitas beton K ...., maka

14
diperlukan semen/PC .... Kg, pasir ..... m3, agregat .... m3, dst. ).
b) Analisa penggunaan peralatan yang meliputi komposisi, kapasitas
produk, bahan penunjang untuk menghasilkan konstruksi yang
memenuhi syarat teknis (misal pemadatan tanah diperlukan peralatan
jenis ......, kapasitas ......, komposisi ...... dan jumlah ...... untuk mengetahui
produktifitas yang dihasilkan diperhitungkan terhadap waktu
pelaksanaan serta metode kerja yang ditunjukkan berkaitan dengan
konsistensi metode pelaksanaan).
Apabila dinilai tidak konsisten dan/atau tidak wajar maka penawaran tidak
memenuhi syarat dan dalam evaluasi penawaran harus dinyatakan gugur
teknis.
4) Pokja ULP dapat meminta uji mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
5) apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas atau
meragukan, Pokja ULP melakukan klarifikasi dan konfirmasi dengan peserta.
Dalam klarifikasi peserta tidak diperkenankan mengubah substansi
penawaran. Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
c. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan ke tahap evaluasi
harga;
d. apabila peserta yang lulus evaluasi teknis kurang dari 3 (tiga), maka evaluasi
tetap dilanjutkan dengan evaluasi harga;
e. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis maka pelelangan
dinyatakan gagal.
Catatan :
Peralatan dan personil yang disampaikan dalam penawaran hanya untuk 1 (satu) paket
pekerjaan yang dilelangkan, apabila penawar mengikuti beberapa paket pekerjaan maka
peralatan dan personil untuk paket pekerjaan lain harus dari peralatan dan personil yang
berbeda.

5. EVALUASI HARGA
a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok atau penting,
dengan ketentuan :
1) total harga penawaran dibandingkan terhadap nilai total HPS:
a) apabila total harga penawaran melebihi nilai total HPS, dinyatakan
gugur; dan
b) apabila semua harga penawaran di atas nilai total HPS, pelelangan
dinyatakan gagal.
b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
berbeda dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
2) klarifikasi kewajaran harga apabila harga penawaran dibawah 80%
(delapan puluh perseratus) HPS dengan ketentuan:
a) apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai pemenang lelang, harus
bersedia untuk menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5%
(lima perseratus) dari nilai total HPS; dan
b) apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia menaikkan nilai
Jaminan Pelaksanaan, maka penawarannya digugurkan dan Jaminan
Penawaran disita untuk negara serta dimasukkan dalam Daftar Hitam.
c. Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri
(apabila memenuhi persyaratan diberlakukannya preferensi harga) dengan

15
ketentuan Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian sendiri (self assessment),
digunakan dalam evaluasi penawaran harga apabila pelelangan pekerjaan
tersebut diberlakukan preferensi harga yaitu apabila memenuhi ketentuan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri diberlakukan pada
Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku
untuk Pengadaan Barang/Jasa bernilai diatas Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah)
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada Barang/Jasa dalam negeri dengan
TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan formulir perhitungan TKDN maka
peserta dianggap tidak menginginkan diberlakukan preferensi harga bagi
penawarannya dan tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN merujuk pada ketentuan yang
ditetapkan oleh Menteri yang membidangi urusan perindustrian dengan
tetap berpedoman pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana
diatur dalam Peraturan Presiden nomor 54 Tahun 2010.
3) rumus penghitungan sebagai berikut :

 1 
HEA     HP
 1  KP 

HEA= Harga Evaluasi Akhir.


KP = Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
dikali Preferensi tertinggi Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga Penawaran yang memenuhi persyaratan
lelang dan telah dievaluasi).

4) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA yang sama,
penawar dengan TKDN terbesar adalah sebagai pemenang;
5) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga Penawaran dan hanya
digunakan oleh Pokja ULP untuk keperluan perhitungan HEA guna
menetapkan peringkat pemenang.
c) Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar akibat
terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan
bersama (kolusi/persekongkolan) sebagaimana ketentuan peraturan dan
perundang-undangan, maka pelelangan dinyatakan gagal dan peserta
yang terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam.
d) Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga penawaran
yang sama, maka Pokja ULP memilih peserta yang mempunyai
kemampuan teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita Acara.

16
FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI
(TKDN)
NIlai Gabungan Barang dan
TKDN
Jasa (Rp)
Uraian Pekerjaan
KDN KLN Total Barang/Jasa Gabungan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Barang*)

I. Material
langsung (1A) (1B) (1C) (1D)
(Bahan
Baku)
II. Peralatan (2A) (2B) (2C) (2D)
(Barang Jadi)
A. Sub Total (3A) (3B) (3C) (3D)
Barang
Jasa**)

III. Manajemen
Proyek dan (4A) (4B) (4C) (4D)
Perekayasaan
IV. Alat
Kerja/Fasilita (5A) (5B) (5C) (5D)
s Kerja
V. Konstruksi (6A) (6B) (6C) (6D)
dan Fabrikasi
VI. Jasa Umum (7A) (7B) (7C) (7D)

B. Sub Total Jasa (8A) (8B) (8C) (8D)

C. Total Biaya (9A) (9B) (9C) (9D) (9E)


(A+B)

Catatan :
*) diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.
**) dilakukan perhitungan sendiri (self assessment)

1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung


(Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan
Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa
lainnya dari dalam negeri.
2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung (Bahan
Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek dan Perekayasaan, Alat
Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari luar
negeri.
3. Formulasi perhitungan:
Biaya Gabungan (9C) – Biaya Gabungan LN (9B)
% TKDN Gabungan
= X 100%
Barang & Jasa (9E)
Biaya Gabungan (9C)

17
d. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar akibat terjadinya
persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan), maka pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang
terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam.
e. Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga penawaran yang
sama, maka Pokja ULP memilih peserta yang mempunyai kemampuan teknis
lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita Acara.
f. Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).

6. EVALUASI KUALIFIKASI
a. Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 apabila ada.
b. Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode penilaian sistem
gugur.
c. Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum pemasukan
penawaran.
d. Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam
Dokumen Kualifikasi. Tata cara evaluasi kualifikasi dijelaskan pada Pedoman
Evaluasi Kualifikasi.
e. Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus evaluasi kualifikasi, maka lelang
dinyatakan gagal.

7. PEMBUKTIAN KUALIFIKASI
a. Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi
dilakukan setelah evaluasi kualifikasi.
b. Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen dari
dokumen asli atau salinan dokumen yang sudah dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang (sesuai dengan tugas dan fungsinya) dan meminta salinan dokumen
tersebut. Dalam pembuktian kualifikasi harus dihadiri oleh penanggung jawab
penawaran atau yang menerima kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian
atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat yang menurut
perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
c. Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit dokumen,
apabila diperlukan.
d. Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data, maka peserta
digugurkan, badan usaha dan/atau pengurusnya dimasukkan dalam Daftar
Hitam.
e. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) setelah
dilakukan evaluasi, tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi
dengan alasan yang tidak dapat diterima maka jaminan penawaran dapat
dicairkan.
f. Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus pembuktian kualifikasi, maka
lelang dinyatakan gagal.

18
G. PEMBUATAN BERITA ACARA HASIL PELELANGAN
1. BAHP merupakan kesimpulan dari hasil evaluasi administrasi, teknis, dan harga
yang dibuat oleh pokja ULP dan ditandatangani oleh paling kurang seperdua dari
jumlah anggota pokja ULP.
2. BAHP bersifat rahasia sampai dengan pengumuman pemenang.
3. BAHP harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a. nama semua peserta;
b. harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi, dari masing-masing
peserta;
c. metode evaluasi yang digunakan;
d. unsur-unsur yang dievaluasi;
e. rumus yang dipergunakan;
f. keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal ikhwal
pelaksanaan pelelangan;
g. jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi; dan
h. tanggal dibuatnya Berita Acara.
4. Apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat, BAHP harus mencantumkan
pernyataan bahwa pelelangan dinyatakan gagal dan harus segera dilakukan
pelelangan ulang. Apabila peserta yang memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga), maka
peserta tersebut tetap diusulkan sebagai calon pemenang.

19
BAB III
PENETAPAN, PENGUMUMAN, SANGGAHAN DAN SANGGAHAN BANDING

A. PENETAPAN PEMENANG LELANG


1. ULP membuat Surat Penetapan Pemenang berdasarkan BAHP untuk nilai sampai
dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah). Dalam hal ULP permanen
belum terbentuk maka pengaturan dan kewenangan penetapan pemenang diatur
oleh masing-masing K/L/D/I.
2. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi membuat Surat
Penetapan Pemenang untuk nilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) setelah mendapat usulan dari ULP, dengan ketentuan:
a. usulan penetapan pemenang ditembuskan kepada PPK dan APIP K/L/D/I; dan
b. apabila Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi tidak
setuju dengan usulan ULP, maka Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi mengembalikan usulan tersebut dan memerintahkan evaluasi
ulang atau menyatakan pelelangan gagal.
3. Dalam hal peserta mengikuti beberapa paket pekerjaan yang dilelangkan oleh ULP
dalam waktu yang bersamaan, dan beberapa penawarannya terendah serta
berdasarkan kemampuan menangani paket (SKP), akan ditetapkan sebagai calon
pemenang oleh ULP pada paket berdasarkan perhitungan kombinasi yang
menguntungkan negara.
4. Dalam hal peserta mengikuti beberapa paket pekerjaan yang dilelangkan oleh ULP
dalam waktu yang bersamaan, dan dalam penawarannya peserta mengajukan
personil dan/atau peralatan yang sama, penawaran tidak dapat digugurkan.
Apabila berdasarkan hasil evaluasi semua penawarannya terendah maka akan
ditetapkan sebagai calon pemenang oleh ULP pada paket berdasarkan perhitungan
kombinasi yang menguntungkan negara.
5. Penetapan pemenang disusun sesuai dengan urutannya dan harus memuat :
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia serta harga penawaran terkoreksi;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
d. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis dan harga.
6. Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang adalah :
a. Dokumen Pengadaan beserta adendum (apabila ada);
b. BAPP;
c. BAHP; dan
d. Dokumen Penawaran dari pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila
ada) yang telah diparaf anggota pokja ULP dan 2 (dua) wakil peserta.
7. Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang dan mengakibatkan
surat penawaran dan Jaminan Penawaran habis masa berlakunya, maka dilakukan
konfirmasi kepada seluruh peserta untuk memperpanjang surat penawaran dan
Jaminan Penawaran. Calon pemenang yang tidak bersedia memperpanjang surat
penawaran dan Jaminan Penawaran dapat mengundurkan diri tanpa dikenakan
sanksi.

20
B. PENGUMUMAN PEMENANG LELANG
Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) di
website K/L/D/I dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat yang memuat
sekurang-kurangnya :
1. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
2. nama dan alamat penyedia;
3. harga penawaran terkoreksi;
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
5. hasil evaluasi pelelangan untuk seluruh peserta yang dievaluasi.

C. SANGGAHAN DAN SANGGAHAN BANDING


1. Peserta dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis atas penetapan pemenang
kepada Pokja ULP dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman
pemenang, disertai bukti terjadinya penyimpangan, dengan tembusan kepada PPK,
PA/KPA dan APIP K/L/D/I sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan.
2. Sanggahan diajukan oleh peserta yang memasukkan penawaran baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan peserta lain, ditanda tangani oleh :
a. direktur utama/ pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan perusahaan yang nama
penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan
dengan bukti otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan
yang bekerja sama.
3. Sanggahan diajukan apabila terjadi penyimpangan prosedur meliputi :
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 dan yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan;
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan usaha yang
sehat; dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP dan/atau pejabat yang berwenang
lainnya.
4. Pokja ULP wajib memberikan jawaban tertulis atas semua sanggahan paling lambat
5 (lima) hari kerja setelah menerima surat sanggahan.
5. Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja ULP menyatakan pelelangan
gagal.
6. Sanggahan yang disampaikan bukan dari peserta sebagaimana yang dimaksud
dalam C.2. atau disampaikan bukan kepada Pokja ULP atau disampaikan dan
diterima diluar masa sanggah, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti.
7. Peserta sebagaimana yang dimaksud dalam C.2. apabila tidak sependapat dengan
jawaban sanggahan dari Pokja ULP, dapat mengajukan sanggahan banding secara
tertulis kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi,
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima jawaban sanggahan, dengan
tembusan kepada PPK, Pokja ULP, dan APIP K/L/D/I sebagaimana tercantum dalam
Dokumen Pengadaan.

21
8. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi wajib memberikan
jawaban secara tertulis atas semua sanggahan banding paling lambat 15 (lima
belas) hari kerja setelah surat sanggahan banding diterima. Jawaban sanggahan
banding bersifat final.
9. Peserta yang akan melakukan sanggahan banding harus memberikan Jaminan
Sanggahan Banding sebesar sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan
dengan masa berlaku 20 (dua puluh) hari kerja sejak tanggal pengajuan
sanggahan banding.
10. Penerima Jaminan Sanggahan Banding adalah Pokja ULP.
11. Sanggahan banding menghentikan proses pelelangan.
12. Sanggahan banding yang disampaikan bukan dari peserta sebagaimana yang
dimaksud dalam C.2. atau disampaikan bukan kepada Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi atau disampaikan dan diterima oleh
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi di luar masa sanggah
banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti sebagai
pengaduan serta tidak menghentikan proses pelelangan.

22
BAB IV
PELELANGAN
PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL
A. PELELANGAN GAGAL
1. Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila :
a. jumlah peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran kurang dari 3 (tiga)
peserta;
b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
c. dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi persaingan tidak
sehat;
d. harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi dari HPS;
e. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang tidak sesuai dengan
ketentuan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dan Dokumen Pengadaan
ternyata benar;
f. sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi Dokumen Pengadaan ternyata
benar; atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah dilakukan
evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian
kualifikasi.
2. KPA sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan menyatakan pelelangan
gagal, apabila :
a. KPA sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan sependapat dengan PPK
yang tidak bersedia menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan tidak sesuai
dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan Pokja ULP dan/atau
PPK ternyata benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan
Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas kesalahan prosedur yang tercantum
dalam Dokumen Pengadaan ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari Dokumen Pengadaan;
atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri.
3. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi selaku PA menyatakan
pelelangan gagal, apabila :
a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya pelanggaran prosedur dalam
pelaksanaan pelelangan yang melibatkan KPA, PPK dan/atau Pokja ULP, ternyata
benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkan KPA, ternyata benar.
4. Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP memberitahukan kepada
seluruh peserta.
5. Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, maka Pokja ULP atau Pokja ULP
lainnya yang ditugaskan meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya pelelangan
gagal, menentukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan :
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;

23
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.

B. TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL


1. KPA, PPK dan/atau Pokja ULP melakukan evaluasi penyebab terjadinya pelelangan
gagal, antara lain :
a. kemungkinan terjadinya persekongkolan;
b. adanya persyaratan yang diskriminatif;
c. persyaratan kualifikasi perusahaan terlalu tinggi atau mengarah pada penyedia
tertentu;
d. total nilai HPS terlalu rendah;
e. nilai dan/atau ruang lingkup pekerjaan terlalu besar; atau
f. kecurangan dalam pengumuman.
2. Apabila dari hasil evaluasi penyebab terjadinya pelelangan gagal, mengharuskan
adanya perubahan Dokumen Pengadaan, maka pelelangan diproses seperti
pelelangan baru.
3. Pokja ULP menindaklanjuti pelelangan gagal dengan ketentuan sebagai berikut:
a. apabila jumlah peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran kurang dari 3
(tiga) maka melakukan pengumuman ulang untuk mengundang peserta baru;
b. apabila seluruh peserta yang lulus kualifikasi tidak hadir dalam pembuktian
kualifikasi, maka Pokja ULP melakukan pengumuman pelelangan ulang untuk
mengundang peserta baru;
c. apabila dalam evaluasi penawaran terjadi persaingan usaha yang tidak sehat,
maka dilakukan evaluasi ulang atau pengumuman ulang untuk mengundang
peserta baru selain peserta yang telah memasukkan penawaran. Peserta yang
terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam;
d. dilakukan pelelangan ulang, apabila :
1) semua penawaran biaya yang disampaikan peserta melampaui HPS;
2) tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran; dan/atau
3) pelaksanaan pelelangan melanggar Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010.
e. apabila sanggahan dari peserta dan/atau pengaduan masyarakat ternyata benar
atas terjadinya penyimpangan ketentuan dan prosedur yang diatur dalam
Peratuan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan, maka dilakukan penggantian pejabat dan/atau anggota
Pokja ULP yang terlibat, kemudian :
1) mengundang ulang semua peserta untuk mengajukan penawaran ulang
secara lengkap (administrasi, teknis dan biaya); dan
2) PA, KPA, PPK dan/atau anggota Pokja ULP yang terlibat, dikenakan sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
f. apabila sanggahan dari peserta terhadap Dokumen Pengadaan yang tidak sesuai
dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan/atau sanggahan dari
peserta atas kesalahan substansi Dokumen Pengadaan ternyata benar, maka
setelah memperbaiki Dokumen Pengadaan, dilakukan Pelelangan ulang dengan
mengumumkan kembali dan mengundang peserta baru selain peserta lama yang
telah masuk dalam daftar peserta;

24
g. apabila pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri,
dilakukan pelelangan ulang dengan cara memberikan sanksi kepada peserta
yang mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima, dengan cara
memasukan ke dalam Daftar Hitam, baik badan usaha beserta pengurusnya.
h. apabila pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN dari pemenang dan calon
pemenang cadangan 1 dan 2 ternyata benar, diatur ketentuan sebagai berikut :
1) apabila PA, KPA, PPK dan anggota Pokja ULP tidak terlibat KKN, maka Pokja
ULP :
a) mengundang ulang semua peserta yang tercantum dalam daftar peserta
yang tidak terlibat KKN, untuk mengajukan penawaran ulang secara
lengkap (administrasi, teknis dan harga); dan/atau
b) melakukan pengumuman pelelangan ulang untuk mengundang peserta
baru.
2) apabila PA, KPA, PPK dan/atau anggota Pokja ULP terlibat KKN, maka
dilakukan penggantian pejabat dan/atau anggota Pokja ULP yang terlibat
KKN, kemudian :
a) mengundang ulang semua peserta yang tercantum dalam daftar peserta
yang tidak terlibat KKN, untuk mengajukan penawaran ulang secara
lengkap (administrasi, teknis dan harga); dan/atau
b) melakukan pengumuman pelelangan ulang untuk mengundang peserta
baru.
3) dalam hal Pokja ULP menemukan indikasi kuat adanya KKN diantara para
peserta, maka Pokja ULP :
a) meneliti kewajaran harga penawaran;
b) memeriksa dokumentasi yang mendukung adanya KKN; dan
c) menghentikan proses pelelangan, apabila hasil penelitian dan
pemeriksaan mengarah kepada terjadinya KKN.
4) peserta yang terlibat KKN dikenakan sanksi :
a) dimasukkan dalam daftar hitam, baik badan usaha beserta pengurusnya;
dan
b) pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
5) PA, KPA, PPK dan/atau anggota Pokja ULP yang terlibat KKN, dikenakan
sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Apabila dalam pelelangan ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga), maka :
a. proses pelelangan dilanjutkan dalam hal peserta yang memenuhi syarat hanya 2
(dua); atau
b. proses pelelangan dilanjutkan seperti proses Penunjukan Langsung, dalam hal
peserta yang memenuhi syarat hanya 1 (satu).
5. Apabila pelelangan ulang mengalami kegagalan, maka :
a. dapat dilakukan pelelangan kembali dengan terlebih dahulu melakukan
pengkajian ulang Dokumen Pengadaan;
b. PA/KPA mengusulkan perubahan alokasi dananya (revisi anggaran) untuk
pekerjaan lain; atau
c. anggaran dikembalikan ke negara dalam hal lingkup/waktu pelaksanaan
pekerjaan sudah tidak mencukupi.

25
BAB V
LAIN - LAIN

1. Larangan memberikan ganti rugi


PA/KPA/PPK/ULP dilarang memberikan ganti rugi kepada peserta
Pelelangan/Pemilihan Langsung bila penawarannya ditolak atau Pelelangan/Pemilihan
Langsung dinyatakan gagal.
2. Kewajiban menyimpan dan memelihara Dokumen Pengadaan
a. ULP menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
b. PPK menyimpan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dari ULP
c. PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara semua
dokumen yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan selama umur konstruksi
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.
3. Kerahasiaan proses
a. Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) meliputi :
1). nama semua peserta;
2). harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi, dari masing-masing
peserta;
3). metode evaluasi yang digunakan;
4). unsur-unsur yang dievaluasi;
5). rumus yang dipergunakan;
6). keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal ikhwal
pelaksanaan pelelangan;
7). jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi; dan
8). tanggal dibuatnya Berita Acara.
b. BAHP tersebut bersifat rahasia sampai dengan pengumuman pemenang.
4. Pelelangan mendahului persetujuan DIPA/DPA
DIPA/DPA Tahun Anggaran
Dalam hal pengumuman pelelangan mendahului persetujuan DIPA/DPA Tahun
Anggaran maka :
a. Harus dicantumkan dalam Pengumuman/Dokumen Pengadaan bahwa pelelangan
ini dilakukan sebelum Dokumen Anggaran disahkan;
b. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau
tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan
Barang/Jasa dapat dibatalkan dan Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menuntut ganti
rugi dalam bentuk apapun.

26
LAMPIRAN

1. Contoh Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan


2. Contoh Berita Acara Pembukaan Penawaran Lelang
3. Contoh Berita Acara Hasil Pelelangan

27
CONTOH FORMAT BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN

BE R ITA AC ARA
P E M BE RI AN P E N JE LAS AN P E L E L AN G AN ( AAN W I JZIN G )
Nomor : .........................................

1. Pada hari ini ....... Tanggal ..... Bulan ...... Tahun...... (.....-.....-............) bertempat di
......................................, Pokja ............... yang ditetapkan dengan Surat Keputusan
Kepala ULP, nomor ............ tanggal ......................., telah mengadakan Rapat
Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) untuk Paket Pekerjaan sebagai berikut:
Nama Paket Pekerjaan :
Uraian Singkat Pekerjaan :
2. Rapat dipimpin oleh: ...................................
Peserta Rapat: Daftar Hadir Terlampir
Rapat dihadiri oleh :
a. Para anggota Pokja ............
b. Wakil-wakil Perusahaan Calon Penyedia Jasa ....................... yang di undang
untuk mengikuti penjelasan (Aanwijzing).
3. Risalah Rapat :
a. Rapat dibuka oleh Pokja pada jam ..............
b. Panitia membacakan dan menjelaskan tentang isi Dokumen Pengadaan, termasuk
di dalamnya antara lain: Metode pemilihan; Cara penyampaian Dokumen
Penawaran; …………………..dst. sekaligus diadakan tanya jawab yang akan
tercantum dalam Risalah tanya jawab.
c. ..................................................................................................... [diisi sesuai dengan
hasil rapat penjelasan yang dilakukan Pokja].
4. Risalah Tanya Jawab :
Pertanyaan dari peserta :
No Nama Perusahaan Pertanyaan Jawaban
1
2
5. Perubahan substansi dokumen (jika ada)
a. ...................................................................................................... [diisi rincian
perubahan substansi dokumen pemilihan (jika ada)]
b. Jika terdapat perubahan substansi dokumen, akan dituangkan dalam
perubahan/addendum dokumen pemilihan. *)
6. Selanjutnya Pokja menawarkan kepada peserta siapa yang bersedia sebagai wakil
peserta untuk menandatangani Berita Acara Pemberian Penjelasan dan menyepakati
bahwa:
Nama : …………………………… dari PT/CV
………………………………………… dan
Nama : …………………………… dari PT/CV
………………….......……………………,
sebagai wakil peserta untuk menandatangani Berita Acara Pemberian Penjelasan
paket .................................................[diisi nama paket pekerjaan]
7. Hasil peninjauan lapangan (jika diperlukan): ..............................................................

28
8. Pokja menutup rapat pemberian penjelasan (Aanwijzing) pada jam ........................
Berita Acara serta Addendum akan disampaikan kepada seluruh peserta mulai hari
............, tanggal ................. pukul ......................
9. Berita Acara Pemberian Penjelasan dapat diambil pada hari ............. tanggal ..............
dan dapat juga diunduh dari website K/L/D/I.
10. Berita Acara Pemberian Penjelasan untuk paket ............................. dibuat ......(.....)
rangkap.
Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) ini dibuat dengan penuh rasa tanggung jawab
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
……………, ………………
Kelompok Kerja (Pokja) .................

1. ......................... Ketua 1………………


2. ........................ Sekretaris 2………………
3. ......................... Anggota 3………………
4. ......................... Anggota 4………………
5. ......................... Anggota 5………………

SAKSI-SAKSI
1. ...................................................................... 1 .....................................
2. ...................................................................... 2 .....................................

Keterangan :
1. *) Adendum (jika ada) dibuat terpisah dari berita acara pemberian penjelasan.
2. Pemberian Penjelasan Lanjutan (Aanwijzing lapangan) dibuatkan Daftar Hadir dan
Berita Acara tersendiri.

29
CONTOH FORMAT BERITA ACARA PEMBUKAAN PENAWARAN LELANG

KOP SURAT POKJA

BERITA ACARA
PEMASUKAN DAN PEMBUKAAN DOKUMEN
DOKUMEN PENAWARAN
UNTUK PEKERJAAN KONSTRUKSI/PENGADAAN BARANG/JASA LAINNYA

Nomor : …………..

Pada hari ini ………….. tanggal …………..bulan …………..tahun ………….. pukul


………….. bertempat di ………….., Pokja ………….. yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala ULP nomor ………….. tanggal ………….. yang selanjutnya dalam
Berita Acara ini disebut Pokja, telah mengadakan Rapat Pembukaan Dokumen Penawaran
untuk Paket Pekerjaan …………...

Dalam Rapat Pembukaan Dokumen Penawaran diperoleh hasil sebagai berikut :


1. Yang memasukkan dokumen penawaran …….. (……………….) penyedia jasa.
2. Jumlah dokumen penawaran yang lengkap ........ (................................) dan jumlah
dokumen penawaran yang tidak lengkap ......... ( ...................................).
3. Peserta yang menjadi saksi 2 (dua) orang yaitu dari :
PT. ................................................................... Nama : ...............................
PT. ................................................................... Nama : ...............................
4. Hasil Pembukaan Penawaran Sebagai Berikut :

No Nama Perusahaan Administrasi Teknis ……… Keterangan


*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Catatan :
Kolom (3),(4), diisi sesuai yang disyaratkan dalam dokumen pemilihan.
Kolom (5) ditulis “Harga” untuk metode penyampaian satu sampul. Sedangkan untuk
metode penyampaian dua sampul, ditulis “Sampul II” dan tidak dibuka pada saat
pembukaan penawaran Sampul I.

30
Rapat Pembukaan Dokumen Penawaran ditutup pada pukul ............... WIB.

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan penuh tanggung jawab, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

……………, ………………

Kelompok Kerja (Pokja) .................

1. ......................... Ketua 1………………


2. ........................ Sekretaris 2………………
3. ......................... Anggota 3………………
4. ......................... Anggota 4………………
5. ......................... Anggota 5………………
6. ........................ Anggota 6………………
7. ........................ Anggota 7………………

WAKIL DARI PENYEDIA JASA

No. Nama Nama Perusahaan Jabatan Tanda Tangan


1. ………….. ………….. ………….. …………..
2. ………….. ………….. ………….. …………..

31
CONTOH FORMAT BERITA ACARA HASIL PELELANGAN UNTUK PEMILIHAN PENYEDIA
BARANG/PEKERJAAN KONSTRUKSI/JASA LAINNYA DENGAN PASCAKUALIFIKASI,
PASCAKUALIFIKASI,
METODE SATU SAMPUL, SISTEM GUGUR

KOP SURAT POKJA

BERITA ACARA HASIL PELELANGAN


PEMILIHAN PENYEDIA .................. [diisi dengan pekerjaan konstruksi/barang/jasa
lainnya]
NOMOR : ……………………

: ………………………
Nama Pekerjaan
: ………………………
Lokasi Pekerjaan
: ………………………
Satminkal
: ………………………
Satuan Kerja
: ………………………
PPK
: ………………………
Kelompok Kerja
: ………………………
Sumber Dana
: ………………………
Tahun Anggaran
: ……………………… (termasuk PPN 10%)
Harga Perkiraan Sendiri
: ………………………
Jangka waktu pelaksanaan

Metode Pemilihan : Pascakualifikasi

Metode Penyampaian : Satu Sampul

Metode Evaluasi : Sistem Gugur

Pada hari ini ………… tanggal ………… bulan ………… tahun ………… kami yang
bertanda tangan dibawah ini Pokja ULP berdasarkan Surat Keputusan ULP Nomor :
………… tanggal ………… telah melaksanakan pemilihan penyedia ………………
dengan pelelangan umum pascakualifikasi, metode penyampaian Satu Sampul, metode
evaluasi Sistem Gugur dengan hasil sebagai berikut :
1. Pengumuman Pascakualifikasi
Pengumuman ………… Nomor: …………, tanggal …………, melalui:
a. Website di K/L/D/I (sudah terkoneksi dengan Portal Pengadaan Nasional) tanggal
……………………;
b. Papan Pengumuman Resmi ……………, tanggal………… s.d.
tanggal………………;
c. Surat Kabar ……………… tanggal ……… [jika diperlukan, sesuai ketentuan];
32
2. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan
Pendaftaran dimulai tanggal ………… sampai dengan tanggal ………….
[pada tahap pendaftaran, Pokja/Pejabat Pengadaan mencatat nama pendaftar, nama
dan alamat perusahaan serta nomor telepon, nomor faksimili dan/atau alamat e-mail
pihak yang dapat dihubungi, untuk keperluan korespondensi]
Penyedia jasa yang mendaftar sebanyak ………(……) perusahaan.
Penyedia jasa yang mengambil dokumen pemilihan sebanyak ………(……)
perusahaan.

3. Pemberian Penjelasan (Aanwijzing)


a. Pemberian penjelasan dilaksanakan pada tanggal ………… bertempat di
…………
b. Jumlah peserta yang hadir sebanyak………………… (…………) perusahaan.
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (BAPP) No………… tanggal ……… terlampir.

4. Penyampaian BAPP termasuk Adendum Dokumen Pemilihan (jika ada)


Salinan BAPP termasuk Adendum Dokumen Pemilihan (jika ada) dapat diambil oleh
peserta lelang pada tanggal ......... melalui website K/L/D/I.

5. Penyampaian/Pemasukan Dokumen Penawaran


a. Batas waktu pemasukan
dokumen Penawaran : Hari ………… tanggal ………… Jam
…………
b. Tempat : website K/L/D/I
c. Peserta yang memasukkan : ………… (…………) perusahaan.
Dokumen Penawaran

ALAMAT DAN
No NAMA PERUSAHAAN KETERANGAN
NOMOR TELEPON
1
2
..
dst
d. Penyedia jasa yang terlambat
memasukkan dokumen : ………… (…………) perusahaan.
penawaran

6. Pembukaan Dokumen Penawaran


Penawaran dinyatakan ditutup pada Hari ………… tanggal ………… Jam …………
Pembukaan penawaran dilakukan pada :
a. Waktu : Hari ………… Tanggal ………… Jam
…………
b. Tempat : …………
Berita Acara Pembukaan Penawaran No………… tanggal ……… terlampir.

33
7. Evaluasi Dokumen Penawaran
Evaluasi penawaran dimulai dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi
aritmatik, dengan berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, dan
Dokumen Pemilihan. Hasil evaluasi penawaran sebagai berikut :

a. Koreksi Aritmatik [untuk kontrak harga satuan dan kontrak gabungan harga
satuan dan lumpsum]
HARGA PENAWARAN TERMASUK
PPN 10%
( RP ) PERINGKAT
NAMA SETELAH
NO. KETERANGAN
PERUSAHAAN PADA SAAT SETELAH KOREKSI
PEMBUKAAN KOREKSI ARITMATIK
ARITMATIK
1
2
..
dst

b. Evaluasi Administrasi
Evaluasi administrasi hanya dilakukan pada hal-hal yang tidak dinilai pada
penilaian kualifikasi. Unsur-unsur yang dievaluasi meliputi kelengkapan
persyaratan yang diminta dalam dokumen pemilihan; Surat Penawaran; Surat
Jaminan Penawaran.
1). Penawaran yang dievaluasi
Jumlah penawaran yang dievaluasi = …… (.........) penawaran, yaitu
penawaran:
1. PT/CV...................
2. PT/CV...................
3. PT/CV..............dst
2). Konfirmasi/Klarifikasi [dilakukan terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan, jika diperlukan]
(a) Klarifikasi dilakukan kepada PT/CV…………, terkait keraguan terhadap
…………. dengan kesimpulan …………
(b) Konfirmasi dilakukan kepada pihak…………, terkait keraguan terhadap
…………. dengan kesimpulan........ …………
(c) ............ dst.
3). Penawaran yang memenuhi syarat/lulus
Jumlah penawaran yang dinyatakan
memenuhi syarat/lulus administrasi = …… (........) penawaran, yaitu
penawaran:
1. PT/CV...................
2. PT/CV...................
3. .................... dst
Jumlah penawaran yang dinyatakan
gugur/tidak lulus = …… (........) penawaran, yaitu
penawaran:
1. PT/CV...................
2. PT/CV...................
3. PT/CV..................
4. ..................... dst
Penjelasan gugur/tidak lulus masing-masing peserta adalah sebagai berikut :
(a) PT/CV ………… dinyatakan gugur administrasi karena …………
(b) PT/CV ………… dinyatakan gugur administrasi karena …………
(c) ………… dst
Hasil evaluasi administrasi terlampir.
34
Evaluasi Teknis.
Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi sesuai dengan yang ditetapkan dalam
dokumen pemilihan, meliputi .............................................. [persyaratan teknis
sesuai dengan jenis pengadaannya]
4). Penawaran yang dievaluasi
Jumlah penawaran yang dievaluasi = …… (........) penawaran, yaitu
penawaran:
1. PT/CV...................
2. PT/CV...................
3. PT/CV..............dst

5). Konfirmasi/Klarifikasi [dilakukan terhadap hal-hal yang kurang jelas dan


meragukan, jika diperlukan]
(a) Klarifikasi dilakukan kepada PT/CV…………, terkait keraguan terhadap
…………. dengan kesimpulan …………
(b) Konfirmasi dilakukan kepada pihak…………, terkait keraguan terhadap
…………. dengan kesimpulan........ …………
(c) ............ dst.

6). Penawaran yang memenuhi syarat/lulus


Jumlah penawaran yang dinyatakan
memenuhi syarat/lulus teknis = …… (........) penawaran, yaitu
penawaran:
1. PT/CV...................
2. PT/CV...................
3. .................... dst
Jumlah penawaran yang dinyatakan
gugur/tidak lulus = …… (........) penawaran, yaitu
penawaran:
1. PT/CV...................
2. PT/CV...................
3. PT/CV..................
4. ..................... dst

Penjelasan gugur/tidak lulus masing-masing peserta adalah sebagai berikut :


(a) PT/CV ………… dinyatakan gugur teknis karena …………
(b) PT/CV ………… dinyatakan gugur teknis karena …………
(c) ………… dst
Hasil evaluasi teknis terlampir.

c. Evaluasi Harga.
Evaluasi harga dilakukan kepada penawaran yang memenuhi persyaratan
administrasi dan persyaratan teknis.
1) Unsur-unsur yang dievaluasi yaitu: Total harga penawaran terhadap HPS;
Harga satuan timpang; Mata pembayaran yang harga satuannya nol;
Penulisan nilai harga penawaran antara angka dan huruf (khusus untuk
kontrak lumpsum); Kewajaran harga; Harga Evaluasi Akhir (HEA) berkaitan
dengan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri [ditulis
apabila memenuhi syarat untuk diberlakukan yaitu nilainya di atas Rp.
5.000.000.000 (lima miliar rupiah) dan TKDN lebih besar atau sama dengan
25%].

35
2) Penawaran yang dievaluasi
Jumlah penawaran yang dievaluasi = …… (........) penawaran, yaitu
penawaran:
1. PT/CV...................
2. PT/CV...................
3. PT/CV..............dst

3) Konfirmasi/Klarifikasi [dilakukan terhadap hal-hal yang kurang jelas dan


meragukan, jika diperlukan]
(a) Klarifikasi dilakukan kepada PT/CV…………, terkait keraguan terhadap
…………. dengan kesimpulan …………
(b) Konfirmasi dilakukan kepada pihak…………, terkait keraguan terhadap
…………. dengan kesimpulan........ …………
(c) ............ dst.
Hasil evaluasi harga terlampir.
8. Evaluasi Isian Dokumen Kualifikasi
a. Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang dan calon pemenang
cadangan (jika ada). Evaluasi formulir isian kualifikasi dilakukan dengan sistem
gugur.
b. Penilaian persyaratan kualifikasi dilakukan terhadap pemenuhan persyaratan
kualifikasi, yaitu .................... [diisi sesuai persyaratan kualifikasi yang ditetapkan
dalam dokumen pemilihan].
Jumlah penawaran yang dievaluasi = …… (......) penawaran, yaitu penawaran:
1. PT/CV...................
2. PT/CV...................
3. PT/CV..............dst

Jumlah penawaran yang dinyatakan


memenuhi syarat/lulus, yaitu: = …… (......) penawaran, yaitu penawaran:
1. PT/CV...................
2. PT/CV...................
3. PT/CV..............dst

Jumlah penawaran yang dinyatakan


gugur/tidak lulus, yaitu: = …… (......) penawaran, yaitu penawaran:
1. PT/CV...................
2. PT/CV...................
3. PT/CV..............dst

9. Pembuktian Kualifikasi dan Pembuatan Berita Acara Pembuktian Kualifikasi


Pembuktian terhadap peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi dilakukan
dengan cara melihat keaslian dokumen atau legalisir dan meminta salinannya.
Jumlah peserta yang dinyatakan
memenuhi syarat/lulus kualifikasi = …… (.........) peserta

Jumlah penawaran yang dinyatakan


gugur/tidak lulus kualifikasi, yaitu: = …… (.........) peserta
1. ...................
2. ...................
3. ...................

36
Alasan gugur/tidak lulus masing-masing peserta adalah sebagai berikut :
a. ……………………
b. ……………………
Hasil pembuktian kualifikasi untuk tiap peserta dituangkan dalam Berita Acara
Pembuktian Kualifikasi (terlampir).

10. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, evaluasi teknis dan evaluasi harga dan
evaluasi kualifikasi maka Kelompok Kerja (Pokja) berkesimpulan dan memutuskan
untuk mengusulkan peserta yang memenuhi syarat untuk ditunjuk sebagai calon
pemenang lelang serta calon pemenang cadangan 1 dan 2 adalah :

1. CALON PEMENANG
Nama Perusahaan : ……………………
Alamat Perusahaan : ……………………
NPWP : ……………………
Harga Penawaran terkoreksi : Rp. ………………. (termasuk PPN)

2. CALON PEMENANG CADANGAN I


Nama Perusahaan : ……………………
Alamat Perusahaan : ……………………
NPWP : ……………………
Harga Penawaran terkoreksi : Rp. ………………(termasuk PPN)

3. CALON PEMENANG CADANGAN II


Nama Perusahaan : ……………………
Alamat Perusahaan : ……………………
NPWP : ……………………
Harga Penawaran terkoreksi : Rp. ………………. (termasuk PPN)

Demikian Berita Acara Hasil Evaluasi Pelelangan ini dibuat dengan penuh rasa tanggung
jawab untuk dipergunakan dalam penetapan pemenang sebagaimana mestinya.

……………, ………………
Kelompok Kerja (Pokja) .................

1. ......................... Ketua 1………………


2. ........................ Sekretaris 2………………
3. ......................... Anggota 3………………
4. ......................... Anggota 4………………
5. ......................... Anggota 5………………

37
LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


NO : 07/PRT/M/2011

TENTANG

STANDAR DAN PEDOMAN


PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

BUKU 02 B :

Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur Kontrak Lump Sum

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 31 Mei 2011
MENTERI PEKERJAAN UMUM,

ttd

DJOKO KIRMANTO

Anda mungkin juga menyukai