Narkotika
Narkotika
Disusun Oleh:
Nama : Aditya Firdaus
NPM : 430200173321
i
DAFTAR TABEL
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilakukan dalam keadaan dan
situasi yang tertentu oleh undang-undang dinyatakan terlarang, yang
karenanya telah terjadi dapat mengakibatkan penghukuman badan dan atau
moral bahkan perampasan sebagian kekayaan bagi pelakunya. Tindak pidana
narkotika adalah serangkaian perbuatan yang dilarang oleh undang-undang
dalam kaitan dengan kegiatan pemakaian dan peredaran atau perdagangan
penggunaan obat atau zat kimia yang berfungsi menurunkan tingkat
kesadaran ingatan atau fisik bahkan menimbulkan masalah dan gangguan
kesehatan kejiwaan seseorang, dalam situasi dan kondisi tertentu yang telah
terjadi, karenanya dapat dikenakan sanksi fisik maupun moral bahkan
perampasan kekayaan bagi pelakunya.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran hilangnya rasa mengurangi sampai
hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. (Undang-
undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika)
Upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan
makmur yang merata baik materiil dan spiritual berdasarkan Pancasilan dan
Undang-Undang Dasar 1945, Presiden Republik Indonesia Jokowi dengan
tegas menyatakan dan mendukung pemberian sanksi pidana mati terhadap
pelaku pengedar narkotika, karena efek yang ditimbulkan bila secara rutin
mengonsumsi narkotika sudah pasti merusak kondisi fisik seseorang. Dan hal
ini dapat mengakibatkan efek buruk bagi generasi muda bangsa Indonesia.
Dengan merajalelanya peredaran narkotika di Indonesia, negara kita sedang
mengalami darurat terhadap peredaran narkotika yang amat sangat merajalela
di kalangan masyarakat khususnya di lingkungan anak muda saat ini. ( Tri
Fajar Nugroho,2016)
1
2
narkotika, secara khusus dalam al-Qur’an maupun Hadits belum ada. Karena,
narkoba merupakan bahasa dan permasalahan modern, terutama dalam bidang
kesehatan tentang obat-obatan atau farmasi. ( Jaih Mubarok,2004)
Pengadilan Negeri Tasikmalaya adalah salah satu Pengadilan Negeri
berstatus kelas 1A yang berada di bawah lingkungan Pengadilan Tinggi Jawa
barat. Wilayah hukumnya meliputi daerah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya.
Dengan sistim peradilan satu atap (one roof system) dari empat lingkungan
peradilan, maka Pengadilan Negeri Tasikmalaya Klas 1A mempunyai Visi
sebagai berikut:“Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung”, dan
misi nya yaitu menjaga kemandirian badan peradilan, memberikan pelayanan
hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan, meningkatkan kualitas
kepempinan badan peradilan, meningkatkan kredibilitas dan transparansi
badan peradilan. Alamat pengadilan negeri tasikmalaya yaitu Jl. Siliwangi
No. 18 Kel. Tugujaya Kec. Cihedeung Kota Tasikmalaya.
Sehubungan dengan kasus hukum yakni tentang pengedaran narkoba hal
ini juga pernah terjadi di pengadilan negeri kota Tasikmalaya, berdasarkan
hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hukuman
Pidana Terhadap Pabrik Gelap Narkotika di Kawalu Tasikmalaya”.
B. Rumusan Masalah
Berpijak pada latar belakang yang penulis paparkan, maka pembatasan
objek bahasan dalam proposal ini perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk
mengarahkan pembahasan agar terfokus pada permasalahan yang diangkat.
Untuk itu secara umum objek bahasan atau permasalahan tersebut dapat
penulis rumuskan yaitu “ Bagaimana Hukuman Pidana yang Berlaku
terhadap Kasus Pengedaran Narkotika Khususnya di Pabrik Narkotika yang
Berada di Kawalu Tasikmalaya?”
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui penjatuhan pidana yang diberikan terhadap pelaku
pengedar narkotika di pabrik narkotika Kawalu Tasikmalaya beserta sebab
dan akibatnya.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Karya akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu dalam Kriminologi karena berusaha untuk menjelaskan suatu
penghukuman yang salah yang diberlakukan oleh pemerintah dalam
upaya mengurangi angka kejahatan narkotika di Indonesia dengan
menjatuhkan hukuman bagi terpidana kasus narkotika.
2. Sumbangan praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pemahaman terhadap masyarakat Indonesia pada umumnya yaitu narkoba
sebagai zat yang haram dan termasuk pidana berat bagi yang
menyalahgunakannya. Serta memberikan ancaman pada masyarakat luas
bahwa, narkotika merupakan senjata pemusnah mental manusia yang
harus dihilangkan dari Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
teori ini disebut teori absolut Pidana merupakan tuntutan mutlak, bukan
hanya sesuatu yang perlu dijatuhkan tetapi menjadi keharusan. Hakikat
suatu pidana menurut teori ialah pembalasanPenganut dari teori ini
ialah Immanuel Kant dan Leo Polak. Teori ini mengatakan bahwa
kejahatan sendirilah yang memuat anasir-anasir yang menuntut pidana
dan yang membenarkan pidana dijatuhkan. Kant mengatakan bahwa
konsekuensi tersebut adalah suatu akibat logis yang menyusul tiap
kejahatan. ( Pipin Syarifin, 2008)
Menurut rasio praktis, maka tiap kejahatan harus disusul oleh
suatu pidana. Oleh karena menjatuhkan pidana itu sesuatu yang
menurut rasio praktis, dengan sendirinya menyusul suatu kejahatan
yang terlebih dahulu dilakukan, maka menjatuhkan pidana tersebut
adalah sesuatu yang dituntut oleh keadilan etis. ( Djoko Prakoso dan
Nurwachid, 2016)
Menjatuhkan pidana itu suatu syarat etika, sehingga teori Kant
menggambarkan pidana sebagai suatu pembalasan subjektif belaka.
2. Teori Relatif atau Teori Tujuan
Teori ini muncul sebagai reaksi keberatan terhadap teori absolut.
Menurut teori ini, memidana bukanlah untuk memuaskan tuntutan
absolut dari keadilan.Pembalasan itu sendiri tidak mempunyai nilai,
tetapi hanya sebagai sarana untuk melindungi kepentingan masyarakat.
Oleh karena itu sebagaimana yang telah dikutip dari J. Andenles, dapat
disebut sebagai “teori perlindungan masyarakat” (the theory of social
defense). ( Marlina,2011)
Bertitik tolak pada dasar pemikiran bahwa tujuan utama pidana
adalah alat untuk menyelenggarakan, menegakkan dan
mempertahankan serta melindungi kepentingan pribadi maupun
publik dan mempertahankan tata tertib hukum dan tertib sosial dalam
masyarakat (rechtsorde; social orde) untuk prevensi terjadinya
kejahatan. Maka dari itu untuk merealisasikannya diperlukan
20
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Masalah
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua
macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan
yuridis empiris.
1. Pendekatan yuridis normatif yaitu pendekatan yang dilakukan dengan
cara mempelajari teori-teori dan konsep-konsep yang berhubungan
dengan masalah. Pendekatan normatif atau pendekatan kepustakaan
adalah metode atau cara yang dipergunakan di dalam penelitian hukum
yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada. (Soerjono
Soekanto, 2009)
2. Pendekatan yuridis empiris atau penelitian sosiologi hukum, yaitu
pendekatan yang mempelajari hukum dalam kenyataan baik berupa
sikap, penilaian, perilaku, yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
dan yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian dilapangan.
Pendekatan Empiris tidak bertolak belakang dari hukum positif tertulis
(perundang-undangan) sebagai data sekunder, tetapi dari perilaku nyata
sebagai data primer yang diperoleh dari lokasi penelitian lapangan (field
researh). (Abdulkadir Muhammad, 2011)
B. Sumber dan Jenis Data
Jenis data dapat dilihat dari sumbernya, dapat dibedakan antara
data yang diperoleh langsung dari lapangan data yang diperoleh dari bahan
pustaka. Sumber data yang digunakan dalam penulisan proposal skripsi
ini, adalah sebagai berikut : ( Soerjono Soekanto, 1986)
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari masyarakat.
Dengan demikian, data primer merupakan data yang diperoleh dari
studi lapangan yang tentunya berkaitan dengan pokok penulisan.
22
23
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mempelajari
peraturan perundang-undangan, buku-buku hukum, dan dokumen yang
berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Bahan hukum primer yaitu data yang diambil dari sumber aslinya
yang berupa undang-undang yang memiliki otoritas tinggi yang
bersifat mengikat untuk penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat. Dalam penelitian ini bahan hukum primer terdiri
dari:
1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 juncto Undang-Undang
Nomor 73 Tahun 1958 tentang Pemberlakuan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP).
2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana
3) Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
b. Bahan Hukum Sekunder yaitu merupakan bahan hukum yang
memberikan keterangan terhadap bahan hukum primer dan
diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya atau dengan kata
lain dikumpulkan oleh pihak lain, dapat berupa Putusan
Pengadilan. (Peter Mahmud Marzuki, 2005)
c. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder yang lebih dikenal dengan nama acuan
bidang hukum,misal kamus hukum, indeks majalah hukum, jurnal
penelitian hukum dan penelitian yang berwujud laporan dan buku-
buku hukum. ( Soerjono Soekanto, 1986)
C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini
ditempuh prosedur sebagai berikut:
24
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan penelitian ini akan dibagi menjadi beberapa
bab yang mana pada setiap bab ada pembagian sub bab yang masing-
masing sub bab mempunyai penjelasan masing-masing yaitu:
BAB I: Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan manfat penelitian.
BAB II: adalah tinjauan pustaka. Pada bab ini memaparkan
mengenai pengertian tinjauan yuridis, pengertian tindak pidana, tinjauan
umum mengenai tindak pidana narkotika, macam-macam sanksi dalam
undang-undang narkotika, teori pemidanaan.
BAB III: adalah pemaparan mengenai metode penelitian yang akan
dilakukan yange berisi pendekatan masalah, sumber dan jenis data,
prosedur pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, sistematika
pembahasan, dan jadwal penelitian.
BAB IV: merupakan bab yang menjelaskan mengenai hasil dan
pembahasan mengenai penelitian yang terlah dilakukan.
BAB V: merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan
saran.
26
F. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
N Kegiatan Periode
o Juni Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan
Outline
2 Penyerahan
Proposal
Penelitian
3 Sidang Proposal
4 Pengumpulan
Data Penelitian
dan Bimbingan
5 Pengumpulan
Hasil Penelitian
6 Sidang Hasil
Penelitian
7 Perbaikan Hasil
Penelitian
8 Pengumpulan
Revisi Hasil
Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Andi ayub Saleh. Tamasya Penemuan Hukum Dalam Law In Book And Law In
Action Menuju Penemuan Hukum , Jakarta, Yarsif Watampone, hlm 76
Amir Ilyas, 2012, Asas-asas Hukum Pidana, Rangkang Education Yogyakarta
dan Pukap Indonesia, Yogyakarta, hlm. 18
Bambang Sutiyoso dan Sri Hastuti Puspitasari, 2005, Aspek-Aspek Perkembangan
Kekuasaan Kehakiman di Indonesia, UII Press, Yogyakarta, hlm.51
Fadhillah, Ahmad Rizki, 2018, Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pengedar
Narkotika Yang Dilakukan Oleh Residivis Dihubungkan Dengan Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Bandung: Fakultas Hukum Unpas.
H.Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA (Jakarta: FKUI,
2003), hlm.12.
I Made Widnyana, 2010, Asas-Asas Hukum Pidana, PT. Fikahati Aneska,
Jakarta, hlm. 57
Mardani. Hukum Aktual. Bogor: Ghalia Indonesia. 2009, hlm. 16-21
Mahmud Mulyadi, “Revitalisasi Alas Filosofis Tujuan Pemidanaan Dalam
Penegakan Hukum Pidana Indonesia” Medan: Repository USU, 2006. Hal. 6.
Marlina, Hukum Penitensier (Bandung: Refika Aditama, 2011). hlm. 27-28.
27
R.Soema Dipradja. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta, Alumni, hlm 6
Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Bagian Satu, Jakarta: Balai Lektur
Mahasiswa, hal. 56
Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum Cet ke-3. Jakarta:UI. Press.
1986, hlm. 125
Soerjono Soekanto. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan
Hukum.Jakarta: Rajawali 1983, hlm.124.
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2009, hlm. 13-14
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia
Press,1986, hlm. 11.
Soerjono Soekanto.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.Jakarta.
Raja Grafindo Persada. 1983. hlm.4-5
Soedjono Dirjosisworo, 1990, Hukum Narkotika di Indonesia, Bandung, PT. Citra
Aditya Bakti. Hlm.24
Sudarto, 1990, Hukum Pidana, Purwokerto, Fakultas Hukum Universitas Jenderal
Soedirman, hlm. 23.
Supramono, 2001, Hukum Narkotika Indonesia, Djambatan, Jakarta, hlm. 5
Syamsul Hidayat, 2010, Pidana Mati di Indonesia, Genta Press, Yogyakarta,
hlm.1
Taufik Makarao, 2005, Tindak Pidana Narkotika, Jakarta, hlm. 17
Teguh Prasetyo, Kriminalisasi Dalam Hukum Pidana (Bandung: Nusa Media,
2013). Hlm 87
28