BAB I
PENDAHULUAN
Instrumen atau mekanisme yang telah dikenal luas tersebut adalah Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) (Strategic Environmental Assessment). Tujuan
utama KLHS dengan demikian bukan terletak pada dokumen yang dihasilkan melainkan
dilahirkannya kebijakan, rencana dan program-program yang mempertimbangkan
lingkungan hidup dan keberlanjutan.
Disusunnya Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung, sebagai
upaya untuk menjamin keberlanjutan pembangunan di masa depan dalam penyusunan
rencana tata ruang kabupaten adalah dengan mengintegrasikan kepentingan lingkungan
pada arah pengambilan keputusan strategis yakni pada tataran Kebijakan, Rencana
dan/atau Program (KRP) melalui KLHS. KLHS tidak hanya merupakan kajian dampak
lingkungan yang bersifat formal dan mengikuti tata prosedur tertentu, tetapi lebih dari itu,
juga merupakan suatu kerangka kerja untuk pengambilan keputusan yang terbaik. KLHS
sendiri juga merupakan pendekatan proaktif untuk mengintegrasikan pertimbangan
lingkungan ke dalam Kebijakan, Rencana dan/atau Program KRP. Melalui pelaksanaan
KLHS dalam penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandar
Lampung, diharapkan bahwa pemanfaatan ruang untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan dapat benar-benar terealisasi di kota ini. Apalagi, baik secara sejarah
maupun kondisi eksistingnya, Kota Bandar Lampung dikenal sebagai Ibu Kota Provinsi
Lampung, perlu dipertahankan melalui KRP yang yang menyeimbangkan antara
kepentingan ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan hidup.
Maksud dan tujuan dari penerapan KLHS dalam penyusunan Revisi RTRW Kota
Bandar Lampung adalah untuk memastikan bahwa kebijakan dan program yang termuat
di dalam Revisi RTRW Kota Bandar Lampung telah mengintegrasikan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan: (a) saling ketergantungan (interdependency), yaitu meliputi
saling ketergantuangan antar wilayah, antar sektor, antar pemangku kepentingan dan
antar kesatuan ekosistem; (b) prinsip keseimbangan (equilibrium), yaitu keselarasan
proporsional antara kepentingan ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan hidup/ekologi;
dan (c) prinsip keadilan (justice) yaitu keadilan dalammemperoleh manfaat pembangunan
baik antar generasi maupun antar kelompok masyarakat dalam satu generasi di daerah.
Maksud dan tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan kualitas Revisi RTRW KOTA
1.2.1. Maksud
1.2.2. Tujuan
2) Membantu para perencana tata ruang, instansi sektor dan lembaga pengelola
lingkungan daerah mengintegrasikan dalam perencanaan tata ruang;
1.2.3. Manfaat
1. Lingkup Wilayah
wilayah daratan ± 19.722 Ha (197,22 Km2), dengan panjang garis pantai sepanjang
27,01 Km, dan luas perairan ± 39,82 Km2 yang terdiri atas Pulau Kubur dan Pulau
Pasaran. Ditinjau secara geografis, wilayah Kota Bandar Lampung terletak pada
5020’ sampai dengan 5030’ Lintang Selatan dan 105028’ sampai dengan 105037’
Bujur Timur.
2. Lingkup Substansi
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah hasil kajian mengenai
pengaruh kebijakan, rencana dan program yang tertuang dalam Revisi RTRW Kota
Bandar Lampung terhadap kondisi lingkungan hidup Kota Bandar Lampung, termasuk di
dalamnya rumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan program, serta
rekomendasi-rekomendasi perbaikan pengambilan keputusan untuk menjamin
pengintegrasian prinsip pembangunan berkelanjutan.
11) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk
Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);
14) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
15) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4987);
18) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5097);
20) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5112);
21) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5285);
22) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang;
23) Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2015 tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 326, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5749);
24) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);
26) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017, Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional;
27) Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
28) Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional;
30) Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 3
Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional;
31) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan;
32) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Penegasan Batas
Daerah;
33) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
34) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016 tentang Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
35) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 Tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis;
36) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah;
37) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 09 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum
KLHS;
38) Peraturan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Lampung Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi
Lampung Tahun 2010 Nomor 1);
39) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung tahun 2011 – 2030 (Lembaran Daerah
Kota Bandar Lampung Tahun 2011 Nomor 10);
40) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandar Lampung;
41) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2011 tentang
Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
Pada sub-bab ini akan dibahas terkait dengan metodologi kajian yang dilakukan
berupa upaya untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan telah
terintegrasi dalam acuan kebijakan pembangunan tata ruang di Kota Bandar Lampung.
a. Karakteristik wilayah
yaitu mempertimbangkan isu terhadap peta RBI untuk melihat cakupan wilayah
isu termasuk kedalam lokasi dan jenis topografi. Kemudia selanjutnya mengkaji
isu terkait dengan menganalisis pola ruang pada cakupan wilayah isu dan
selanjutnya yaitu mengkaji terkait dengan jenis penggunaan lahan pada cakupan
wilayah isu.
f. Hasil KLHS dari Kebijakan, Rencana, dan/atau Program pada hirarki di atasnya
Unsur terakhir yang keenam yaitu dengan mempertimbangkan hasil KLHS dari
Kebijakan, Rencana dan/atau Progam pada hirarki diatasnya. Tetapi dikarenakan
tidak ada KLHS pada setingkat RTRWN, hal ini kami lakukan dengan
melakukan pengkajian pada muatan dalam RTRWN.
d. Input informasi KLHS dan kajian Lingkungan hidup lainnya yang terkait dan
relevan untuk diacu
e. Ketersediaan data
a. Perubahan iklim
6. Rumusan Alternatif
c. Perubahan atau penyesuaian ukuran, skala, dan lokasi yang lebih memenuhi
pertimbangan Pembangunan Berkelanjutan.
7. Penyusunan Rekomendasi
b. Informasi jenis usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan
daya tampung Lingkungan Hidup dan tidak diperbolehkan lagi.
BAB I Pendahuluan
Secara umum bab pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan, sasaran dan
manfaat, ruang lingkup wilayah, ruang lingkup materi, dasar hukum sebagai
pedoman dalam penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, metodologi
pelaksanaan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, dan sistematika
penyajian.
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum meliputi profil wilayah Kota
Bandar Lampung, profil ekoregion Kota Bandar Lampung, serta Kebijakan,
Rencana, dan Program Kota Bandar Lampung.
BAB III Isu Pembangunan Berkelanjutan, Isu Strategis dan Isu Prioritas Kota
Bandar Lampung
Pada bab ini menguraikan analisis yang dilakukan meliputi analisis daya dukung
lahan, analisis jasa ekosistem, analisis pengaruh KRP, serta proyeksi daya
tampung lahan Kota Bandar Lampung.
BAB V Rekomendasi
Pada bab ini menjabarkan rumusan alternatif dan rekomendasi usulan yang dapat
mempengaruhi pengaruh negatif yang diprediksi akan timbul dari hasil kajian
dan/atau alternatif baru untuk Revisi RTRW Kota Bandar Lampung 2011-2030.
BAB VI Integrasi KLHS Ke Dalam Dokumen Revisi RTRW Kota Bandar Lampung
2011-2030