Anda di halaman 1dari 19

JARAK FOKUS LENSA TIPIS

Nur’arizkah, Sukmawati, Susi Suryani Syam

LABORATORIUM FISIKA DASAR JURUSAN FISIKA FMIPA


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Abstrak
Percobaan kali ini berjudul jarak fokus lensa tipis. Dalam perobaan ini terdapat dua
kegiatan. Kegiatan pertama bertujuan untuk menentukan jarak fokus lensa cembung dengan
merajah 1/s terhadap 1/s’. Adapun dalam kegiatan ini digunakan dua lensa cembung yang lensa
cembung pertama untuk memfokuskan cahaya yang menuju kebenda. Sedangkan lensa kedua akan
membiaskan cahaya yang akan membentuk bayangan benda pada layar. Jarak fokus lensa
cembung diperoleh dengan memplot grafik dari 1/s dan 1.s’ yang diperoleh, sehingga didapatkan
jarak fokus di sumbu x yakni f x = |8,93 ± 0,002| cm, dan di sumbu y
f y = |8,93 ± 0,002| cm, sehingga jarak fokus lensa cembung yakni
f́ =|8,930 ± 0,002| cm . Kegiatan kedua untuk menentukan jarak fokus pada lensa cekung.
Pada kegiatan ini jarak fokus diperoleh dengan memplot grafik antara 1/s dan 1/s’ sehingga
didapatkan jarak fokus di sumbu x adalah f x = |13,33 ± 0,005| cm, dan di sumbu y
f y = |9,259 ± 0,002| cm, sehingga jarak fokus lensa cekung yakni
f́ =|11,29 ± 0,0 0 4| cm . Adapun kesimpulan yang didapat yakni jarak benda berbanding
terbalik dengan jarak bayangan, sehingga semakin besar jarak benda maka jarak bayangan juga
akan semakin kecil dan begitupula sebaliknya.

KATA KUNCI : cekung, cembung, fokus, jarak, lensa.

RUMUSAN MASALAH
1. Berapakah besar jarak fokus lensa cembung dan lensa cekung berdasarkan
hasil plot grafik hubungan antara jarak benda dengan jarak bayangan?
2. Bagaimanakah hubungan antara jarak bayangan dengan jarak benda?
3. Berapakah perbandingan nilai teoritis dengan hasil plot grafik jarak fokus lensa
cembung dan lensa cekung?

TUJUAN
1. Untuk menentukan jarak fokus sebuah lensa cembung dan lensa cekung.
2. Memplot grafik hubungan antara jarak bayangan dengan jarak benda sehingga
diperoleh nilai jarak fokus berdasarkan grafik.
3. Membandingkan nilai teoritis dengan hasil plot grafik jarak fokus lensa yang
diperoleh.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Alat optik yang paling umum dikenal dan saling sering digunakan (setelah
cermin datar) adalah lensa. Lensa adalah sebuah sistem optis dengan dua
permukan yang merefraksikan. Lensa yang paling sederhana mempunyai dua
permukaan bola yang cukup dekat satu sama lain sehingga kita dapat
mengabaikan jarak diantara kedua permukaan itu (tebalnya lensa tersebut); kita
menamakan ini sebuah lensa tipis (thin lens) (Young dan Freedman, 2001:547).
Sebuah lensa yang jenisnya mempunyai sifat bahwa bila seberkas sinar yang
paralel dengan sumbu melalui lensa itu, maka berkas sinar itu berkumpul ke
sebuah titik dan membentuk sebuah bayangan nyata di titik tersebut. Lensa seperti
itu dinamakan sebuah lensa pengumpul (lensa konvergen, converging lens). Untuk
sebuah cermin cekung, panjang fokus dari sebuah lensa konvergen didefinisikan
sebagai sebuah kuantitas positif, dan lensa seperti itu disebut juga lensa positif
(Young dan Freedman, 2001:548).
Sebuah lensa divergen (diverging lens), berkas sinar paralel yang masuk
pada lensa ini berpencar setelah refraksi. Panjang fokus dari sebuah lensa
divergen adalah sebuah kuantitas negatif, dan lensa itu dinamakan juga lensa
negatif. Titik-titik fokus sebuah lensa positif dibuat berlawanan, relatif terhadap
titik-titik fokus sebuah lensa positif. Titik fokus kedua, dari sebuah lensa negatif
adalah titik di mana sinar-sinar pada mulanya paralel dengan sumber muncul
berpencar setelah refraksi. Sinar-sinar yang masuk yang mengumpul menuju titik
fokus pertama, muncul keluar dari lensa itu paralel dengan sumbunya. Setiap
lensa yang lebih tebal di pusatnya daripada di tepinya adalah sebuah lensa
konvergen dengan f yang positif; dan setiap lensa yang lebih tebal di tepinya
daripada di pusatnya adalah sebuah lensa divergen dengan f yang negatif
(asalkan bahwa lensa itu mempunyai indeks refraksi yang lebih besar daripada
material disekelilingnya) (Young dan Freedman, 2001:550).
Menurut Young dan Freedman (2001:552), menentukan posisi bayangan
yang dibentuk oleh sebuah lensa tipis dengan menggambarkan beberapa sinar
khusus yang dinamakan sinar utama yang berpancar dari sebuah titik benda itu
yang tidak berada pada sumbu optik. Perpotongan sinar-sinar ini, setelah sinar-
sinar ini lewat melalui lensa, menentukan posisi dan ukuran bayangan itu. Ketiga
unsur utama yang lintasannya biasanya mudah ditelusuri untuk lensa yaitu:
1. Sebuah sinar yang paralel dengan sumbu muncul keluar dari lensa itu dalam
arah yang melalui titik fokus kedua F2 dari sebuah lensa konvergen, atau
datang dari titik fokus kedua sebuah lensa divergen.
2. Sebuah sinar yang melalui pusat lensa tidak banyak dideviasikan, di pusat
lensa itu kedua permukaan adalah paralel, sehingga sinar muncul pada sudut
yang pada intinya sama ketika sinar masuk dan berjalan sepanjang garis yang
pada intinya sama.
3. Sebuah sinar yang melalui (atau terus menuju) titik fokus pertama F 1 muncul
keluar paralel dengan sumbu.
Untuk sebuah lensa tipis berlaku:
1 1 1
= + ................................................ (1)
f s s
dengan f = jarak fokus, S = jarak antara benda dengan lensa dan S = jarak
antara bayangan dengan lensa. Untuk lensa cekung, bayangan yang dihasilkan
oleh benda nyata adalah bayangan maya, sehingga untuk menentukan jarak fokus
lensanya, maka digunakan sebuah lensa positif (Herman, 2015: 47).
Menurut Halliday, Ressnick (1966: 656-663), Titik fokus pertama untuk
lensa tipis adalah posisi benda agar bayangannya terletak jauh di tak berhingga.
Untuk lensa tipis, titik fokus pertama dan kedua terletak pada sisi yang
berlawanan dan berjarak sama dari lensa.
Lensa tipis biasanya berbentuk lingkaran, dan kedua permukaannya
melengkung. Kedua permukaan bisa berbentuk cekung, cembung, atau datar.
Keutamaan lensa ialah membentuk bayangan benda. Jika berkas-berkas yang
paralel dengan sumbu lensa (garis lurus yang melewati pusat lensa dan tegak lurus
terhadap kedua permukaannya) jatuh pada lensa tipis,maka akan difokuskan pada
satu titik yang disebut titik fokus, F. Titik focus merupakan titik bayangan untuk
benda pada jarak tak terhingga dari sumbu utama (Giancoli,2001:618 ).
Fokus utama lensa tipis dengan permukaan bola adalah titik F dimana
sinar yang sejajar dan benda dekat pada sumbu utama XX, terpusatkan; titik fokus
ini bersifat nyata untuk lensa konvergen tetapi untuk lensa divergen titik fokus ini
bersifat maya. Jarak fokus f adalah jarak antara titik fokus utama dan lensa.
Karena lensa dapat dibalik tanpa merubah sinar , pada setiap lensa terdapat 2 titik
fokus yang simetris ( Tipler, 1996:502).

Alat dan Bahan


Alat
1. Bangku optik 1 buah
2. Rel presisi 2 buah
3. Pemegang slide diafragma 1 buah
4. Kabel penghubung ganda 2 buah
5. Mistar 2 buah
6. Lensa cembung (f = 100 mm) 2 buah
7. Lensa cekung (f = 100 mm) 1 buah
8. Catu daya (Power Supply 10 A, 12 V AC/DC) 1 buah
9. Layar optic penangkap bayangan 1 buah
10. Bola lampu 12, 18 W 1 buah
11. Diafragma anak panah 1 buah
12. Tempat lampu bertangkai 1 buah
Bahan
-
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Menentukan jarak fokus lensa cembung dengan merajah 1/s terhadap
1/s’
1. Variabel terukur : jarak benda s (cm) dan jarak bayangan s’ (cm)
2. Variabel terhitung : jarak fokus lensa cembung f (cm)
Kegiatan 2 Menentukan jarak fokus lensa cekung dengan merajah 1/s terhadap
1/s’
1. Variabel terukur : jarak benda s (cm) dan jarak bayangan s’ (cm)
2. Variabel terhitung : jarak fokus lensa cekung f (cm)

Definisi Operasional Variabel


Kegiatan 1. Menentukan jarak fokus lensa cembung dengan merajah 1/s terhadap
1/s’
1. Variabel terukur
a. Jarak benda adalah ukuran panjang jarak dari benda ke titik pusat lensa
kedua, yang diukur menggunakan skala ukur pada rel presisi dengan
satuan sentimeter (cm)
b. Jarak bayangan adalah panjang jarak dari bayangan pada layar hingga
lensa kedua yang diukur dengan menggunakan skala ukur pada rel presisi
yang menggunakan satuan sentimeter (cm)
2. Variabel terhitung
Jarak fokus lensa cembung adalah panjang jarak dari benda ke titik pusat
lensa cembung sehingga didapat bayangan yang paling jelas. Variabel ini
diukur dengan menggunakan skala ukur pada rel presisi yang menggunakan
satuan sentimeter (cm)
Kegiatan 2. Menentukan jarak fokus lensa cekung dengan merajah 1/s terhadap
1/s’
1. Variabel terukur
a. Jarak benda adalah panjang jarak dari lensa cembung ke layar setelah
didapat bayangan yang paling jelas (fokus). Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala ukur pada rel presisi yang menggunakan satuan
sentimeter (cm)
b. Jarak bayangan adalah panjang lintasan dari layar ke titik pusat lensa
cekung. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ukur pada rel
presisi yang menggunakan satuan sentimeter (cm)
2. Variabel terhitung
Jarak fokus lensa cekung adalah jarak yang diperoleh dari posisi yang
ditandai ke lensa negatif (jarak benda) dan jarak dari lensa negatif ke layar
(jarak bayangan) yang keduanya dijumlahkan. Jarak fokus lensa dengan satuan
centimeter (cm) dan simbol f.

Prosedur Kerja
Kegiatan 1. Menentukan jarak fokus lensa cembung dengan merajah 1/s terhadap
1/s’
1. Meletakkan sumber cahaya, lensa positif 1 (untuk menfokuskan cahaya di
benda), benda, lensa positif 2 (yang akan ditentukan jarak fokusnya), dan
layar pada bangku optic secara beraturan. Mengatur jarak antara sumber
cahaya dan lensa positif 1 sebesar jarak fokus lensa 1. Mengatur jarak benda
dan lensa positif 1 sekitar 10 cm.
2. Menempatkan layar tertentu dari benda.
3. Mengeser lensa positf 2 yang berada diantara benda dan layar kearah benda
sehingga memperoleh bayangan yang jelas pada layar. Mengukur jarak dari
benda ke lensa positif 2 sebagai jarak benda dan mengukur jarak dari lensa
positif 2 ke layar sebagai jarak bayangan.
4. Mengulangi kegiatan 2 dan 3 secukupnya. Mencatat data yang kamu peroleh
dalam tabel hasil pengamatan.
Kegiatan 2. Menentukan jarak fokus lensa cekung(negatif)merajah 1/s terhadap
1/s’
1. Meletakkan sumber cahaya, lensa positif 1 (untuk menfokuskan cahaya di
benda), benda, lensa positif 2 (yang akan ditentukan jarak fokusnya), dan
layar pada bangku optic secara beraturan. Mengatur jarak antara sumber
cahaya dan lensa positif 1 sebesar jarak fokus lensa 1. Mengatur jarak benda
dan lensa positif 1 sekitar 10 cm.
2. Membuat bayangan yang jelas dari benda pada layar. Menandai posisi
bayangan tersebut (bayangan ini menjadi benda untuk lensa cekung).
Menempatkan lensa negatif sebelum posisi bayangan yang ditandai.
3. Menempatkan layar pada posisi tertentu sekitar 100 cm dari posisi yang
ditandai.
4. Mengeser lensa negative mendekati atau menjauhi layar untuk memperoleh
bayangan yang jelas.
5. Mengukur jarak dari posisi yang ditandai ke lensa negatif sebagai jarak benda
dan mengukur jarak lensa negatif ke layar sebagai jarak bayangan.
6. Mengulangi kegiatan 3, 4, dan 5 dengan menempatkan layar pada posisi yang
lain. Mencatat data yang kamu peroleh dalam tabel hasil pengamatan.

HASIL EKSPRIMEN DAN ANALISIS DATA


Hasil Pengamatan
Identifikasi alat:
Alat ukur jarak benda dan jarak bayangan adalah Mistar
NST Skala ukur : 0,1 cm
1 1
∆x Mistar = NST = × 0,1 cm = 0,05 cm
2 2

Kegiatan 1. Jarak Fokus Lensa Cembung


Jarak fokus lensa positif 2 = 10 cm
Tabel 1. Jarak fokus lensa cembung dengan merajah 1/s terhadap 1/s’
No Jarak benda (s) (cm) Jarak bayangan (s’) (cm)
1 |12,50 ± 0,05| |29,90 ± 0,05|
2 |11,80 ± 0,05| |35,30 ± 0,05|
3 |11,70 ± 0,05| |36,40 ± 0,05|
4 |11,60 ± 0,05| |37,30 ± 0,05|
5 |10,90 ± 0,05| |51,30 ± 0,05|
6 |10,70 ± 0,05| |55,40 ± 0,05|
7 |10,60 ± 0,05| |59,00 ± 0,05|
8 |10,30 ± 0,05| |60,70 ± 0,05|
9 |10,20 ± 0,05| |65,10 ± 0,05|
10 |9,70 ± 0,05| |96,00 ± 0,05|
Kegiatan 2. Jarak Fokus Lensa Cekung
Jarak fokus lensa cekung = 10 cm
batas ukur 1 cm
NST Mistar = = = 0,1 cm
jumlah skala 10
Tabel 2. Jarak fokus lensa cekung dengan merajah 1/s terhadap 1/s’
No Jarak benda (s) (cm) Jarak bayangan (s’) (cm)
1 -|6,40 ± 0,05| |14,10 ± 0,05|
2 -|7,20 ± 0,05| |18,60 ± 0,05|
3 -|8,40 ± 0,05| |24,80 ± 0,05|
4 -|8,60 ± 0,05| |26,20 ± 0,05|
5 -|9,40 ± 0,05| |34,80 ± 0,05|
6 -|9,60 ± 0,05| |40,10 ± 0,05|
7 -|9,70 ± 0,05| |45,80 ± 0,05|
8 -|10,00 ± 0,05| |54,70 ± 0,05|
9 -|10,70 ± 0,05| |59,80 ± 0,05|
10 -|11,00 ± 0,05| |70,10 ± 0,05|

ANALISIS DATA
Kegiatan 1 . Jarak Fokus Lensa Cembung

Tabel 3. Jarak fokus lensa cembung dengan merajah 1/s terhadap 1/s’
No Jarak benda (1/s) Jarak benda (1/s’)
1 0,08 0,033445
2 0,084746 0,028329
3 0,08547 0,027473
4 0,086207 0,02681
5 0,091743 0,019493
6 0,093458 0,018051
7 0,09434 0,016949
8 0,097087 0,016474
9 0,098039 0,015361
10 0,103093 0,010417
0.14
0.12
0.1
0.08
1/s' (cm)

0.06
0.04
0.02 f(x) = − x + 0.11
R² = 0.98
0
0 0.020.06 0.04
0.08 0.1 0.12
1/s (cm)
Grafik 1. Hubungan 1/s dan 1/s’ untuk menentukan jarak fokus lensa cembung
A. Sumbu x
1. NST grafik pada sumbu x
1 batas ukur
NST =
s jumlah skala
0,12
=
30
= 0,004 cm
2. Jarak fokus pada sumbu x
1 1
∆ fx = ∆ = NST
s 2
1
= 0,004 cm
2
= 0,002 cm

1
= PS × NST
s
= 28 × 0,004 cm

= 0,112 cm
1 1 1
= +
f s s'
1
=0
s'
1 1
=
f s
1
= 0,112 cm
fx
1
fx =
0,112
= 8,93 cm
fx = | f ± ∆f |
fx = |8,93 ± 0,002| cm
B. Sumbu y
1. NST grafik pada sumbu y
1 batas ukur
NST =
s jumlah skala
0,14
=
35
= 0,004 cm
2. Jarak fokus pada sumbu y
1 1
∆ fy = ∆ = NST
s 2
1
= 0,004 cm
2
= 0,002 cm

1
= PS × NST
s
= 28 × 0,004 cm

= 0,112 cm
1 1 1
= +
f s s'
1
=0
s'
1 1
=
f s
1
= 0,112 cm
fy
1
fy =
0,112
= 8,93 cm
fy = | f ± ∆f |
fy = |8,93 ± 0,002|cm
C. Jarak fokus pada lensa cembung
1. Jarak fokus
f x+ f y
f́ =
2
8,93 cm + 8,93 cm
=
2
17,86
=
2
= 8,93 cm
2. Ketidakpastian
δ f́ δ f́
∆ f́ = |
δf x
∆ fx +
δ fy||
∆ fy |
∆ f́ = |12 ∆ f |+ |12 ∆ f |
x y

1 1
∆ f́

=
2
∆fx
fx +fy
2
| || |
+
2
∆ fy
f x +f y
2

∆ fx ∆ fy
∆ f́ =
[| | | |]
fx + fy
+
f x + fy

∆ fx + ∆ f y
∆ f́ = |
f x +f y
f́ |
∆ f x+ ∆ f y
∆ f́ = |
fx + f y
f́|
∆ f́ = |0,002 cm + 0,002cm
8,93 cm + 8,93 cm |
8,93 cm

0,004 cm
∆ f́ =|
17,86 cm |
8,93 cm

∆ f́ = 0,002 cm
∆ f́
KR = × 100%

0,002 cm
= ×100%
8,93 cm
= 0,022 %(4 AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,022 %
= 99,978 %
f́ = |f́ ± ∆ f́|
f́ =|8,930 ± 0,002| cm
3. Persen perbedaan
praktikum - teori
%perbedaan =
| praktikum+teori
2
|
× 100%

8,93 cm -10 cm 1,07


% perbedaan=
| 8,93 cm + 10 cm
|
×100%=
9,465 | |
×100% = 11,3 %
2
Kegiatan 2. Jarak Fokus Lensa Cekung
Tabel 4. Jarak fokus lensa cembung dengan merajah 1/s terhadap 1/s’
No Jarak benda (1/s) Jarak benda (1/s’)
1 -0,15625 0,070922
2 -0,13889 0,053763
3 -0,11905 0,040323
4 -0,11628 0,038168
5 -0,10638 0,028736
6 -0,10417 0,024938
7 -0,10309 0,021834
8 0,1 0,018282
9 0,093458 0,016722
10 0,090909 0,014265

0.14

0.12

0.1

0.08
1/s' (cm)

f(x) = − 0.88 x − 0.07 0.06


R² = 0.99
0.04

0.02

0
-0.17 -0.16 -0.15 -0.14 -0.13 -0.12 -0.11 -0.1 -0.09 -0.08
1/s (cm)
Grafik 2. Hubungan 1/s dan 1/s’ untuk menentukan jarak fokus lensa cekung
A. Sumbu x
1. NST grafik sumbu x
1 batas ukur
NST =
s jumlah skala
0,2
=
20
= 0,01 cm
2. Jarak fokus pada sumbu x
1 1
∆ fx = ∆ = NST
s 2
1
= 0,01 cm
2
= 0,005 cm

1
= PS × NST
s
= 7,5 × 0,01 cm
= 0,075 cm
1 1 1
= +
f s s'
1
=0
s'
1 1
=
f s
1
= 0,075 cm
fx
1
fx =
0,075
= 13,33 cm
fx = | f ± ∆f |
fx = |13,33 ± 0,005| cm
B. Sumbu y
1. NST grafik pada sumbu y
1 batas ukur
NST =
s jumlah skala
0,14
=
35
= 0,004 cm
2. Jarak fokus pada sumbu y
1 1
∆ fy = ∆ = NST
s 2
1
= 0,004 cm
2
= 0,002 cm
1
= PS × NST
s
= 27 × 0,004 cm
= 0,108 cm
1 1 1
= +
f s s'
1
=0
s'
1 1
=
f s
1
= 0,108 cm
fy
1
fy =
0,108
= 9,259 cm
fy = | f ± ∆f |
fy = |9,259 ± 0,002|cm
C. Jarak fokus lensa cekung
1. Jarak fokus
f x+ f y
f́ =
2
13,33 cm + 9,259 cm
=
2
22,589
=
2
= 11,2945 cm
2. Ketidakpastian
δ f́ δ f́
∆ f́ = |δf x
∆ fx + ||
δ fy
∆ fy |
∆ f́ = |12 ∆ f |+ |12 ∆ f |
x y

1 1
∆ f́

=
2
| || |
∆fx
fx +fy
2
+
2
∆ fy
f x +f y
2

∆ fx ∆ fy
∆ f́ =
[| | | |]
fx + fy
+
f x + fy

∆ fx + ∆ f y
∆ f́ = |
f x +f y
f́ |
∆ f x+ ∆ f y
∆ f́ = |
fx + f y
f́ |
0,005 cm + 0,002cm
∆ f́ = |13,33 cm + 9,259 cm |
11,2945 cm

0,007 cm
∆ f́ =|
22,589 cm |
11,2945 cm

∆ f́ = 0,0035 cm
∆ f́
KR = × 100%

0,0035 cm
= ×100%
11,2945 cm
= 0,031 %(4 AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,031 %
= 99,969 %
f́ = |f́ ± ∆ f́|
f́ =|11,29 ± 0,0 0 4| cm
3. Persen Perbedaan
praktikum - teori
%perbedaan =
|
praktikum+teori
2
| × 100%

11,29 cm -10 cm 1,29


% perbedaan=
|11,29 cm +10 cm
|
×100%= |
10,645 |
×100% = 12 %
2
PEMBAHASAN
Pada percobaan yang berjudul jarak fokus lensa tipis ini dilakukan dua
kegiatan. Kegiatan pertama bertujuan untuk menentukan jarak fokus untuk lensa
cembung dengan merajah pada 1/s terhadap 1/s’. Kegiatan pertama ini diawali
dengan merakit alat. Yang mana dalam perakitan alatnya dimulai dengan
menempatkan lensa cembung didepan sumber cahaya dengan jarak yang sama
dengan jarak fokus yang tertera pada label lensa, yakni 10 cm. Kemudian
letakkan diagfragma anak panah sebagai benda, dan kemudian lensa cekung kedua
sesuai dengan prosedur kerja. Variabel terukur disini yakni jarak benda dan jarak
bayangan. Setelah melakuka percobaan sesuai prosedur kerja, maka akan
diperoleh jarak benda yakni jarak dari diagfragma anak panah ke titik pusat pada
lensa cembung, sedangkan jarak bayangan adalah jarak dari titik pusat lensa
cembung ke layar penangkap bayangan. Dalam kegiatan ini diperoleh masing-
masing 10 data, yang mana untuk mendapatkan jarak fokus, pertama-tama, jarak
benda untuk setiap data dimasukkan dalam persamaan 1/s, sehingga akan ada 10
data dari hasil tersebut. Kemudian untuk jarak bayangan, masing-masing data
dimasukkan dalam persamaan 1/s’, dan juga akan diperoleh 10 data. Kesepuluh
data dari masing-masing jarak tersebut diplot dalam grafik. Dari grafik tersebut
akan diperoleh jarak fokus untuk lensa cembung. Adapun jarak fokus yang
didapat dari lensa cembung yakni untuk sumbu x yakni f x = |8,93 ± 0,002| cm,

sedangkan untuk sumbu y jarak fokus sebesar f y = |8,93 ± 0,002| cm, sehingga
dengan dirata-ratakannya kedua jarak fokus tersebut beserta perhitungan analisis
ketidakpastian mutlaknya, didapatnya jarak fokus lensa cembung secara
praktikum yakni sebesar f́ =|8,930 ± 0,002| cm. Jika dibandingkan dengan jarak
fokus secara teori yakni 10 cm, maka hasik yang didapat termasuk mendekati dari
hasil, namun ketika dibuat rentang dengan menggunakan ketidakpastian mutlak,
nilai 10 cm berada diluar rentang atau dikatakan hasil gagal sehingga didapatkan
presentase perbedaan sebesar 11,3%.
Sedangkan untuk kegiatan kedua yakni untuk menentukan jarak fokus
lensa cekung, hampir sama dengan lensa cembung, namun disini selain
menggunakan lensa cekung juga digunakan lensa cembung. Seperti pada kegiatan
pertama, lensa cekung pertama berfungsi sebagai pemfokus berkas cahaya,
sedangkan lensa kedua akan berfungsi sebagai pembentuk benda bagi lensa
cekung. Sehingga melalui lensa cembung yang kedua ini akan diperoleh benda
yang yang paling fokus atau jelas yang tertangkap pada layar. Setelah didapatkan
jarak benda dan jarak bayangan maka dilanjtkan dengan tahap yang sama dengan
kegiatan pertama yakni, memasukkan seluruh data satu persatu untuk jarak
bayangan yakni 1/s’ dan untuk jarak benda yakni 1/s. Setelah itu diplot grafik
antara 1/s dan 1/s’ sehingga akan diperoleh jarak fokus untuk sumbu x yang
melalui persamaan yakni sebesar f x = |13,33 ± 0,005| cm, dan untuk sumbu y

jarak fokus yang diperoleh yakni f y = |9,259 ± 0,002| cm. Sehingga akan
diperoleh jarak fokus untuk lensa cembung dengan merata-ratakan nilai jarak
fokus disumbu x dan y, yang kemudian dilengkapi dengan analisis ketidakpastian
mutlaknya yakni f́ =|11,29 ± 0,0 0 4| cm. Adapun jarak fokus untuk lensa
cekung secara teori yakni sebesar 10 cm, yang jika dibandingkan dengan hasil
yang diperoleh maka akan diperoleh persentase perbedaan yakni sebesar 12%.
Adapun perbedaan yang didapatkan antara percobaan dengan teori
disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan ketika melakukan pembacaan pada skala
ukur sehingga menyebabkan terjadinya salah ukur. Hal lain yang menyebabkan
kurang akuratnya hasil yang diperoleh yakni kurangnya sarana dalam percobaan,
sumber cahaya yang kurang terang menyebabkan bayangan pada skala sehingga
cara pembacaan menjadi kurang teliti.

SIMPULAN DAN DISKUSI


A. Simpulan
1. Nilai jarak fokus yang didapatkan untuk lensa cembung yakni
f́ =|8,930 ± 0,002| cm, sedangkan untuk nilai jarak fokus lensa cekung
yakni f́ =|11,29 ± 0,0 0 4| cm
2. Hubungan antara jarak bayangan dengan jarak benda yaitu berbanding
terbalik. Semakin kecil jarak bendanya maka semakin besar jarak
bayangannya begitupun sebaliknya, semakin besar jarak bendanya maka
semakin kecil jarak bayangannya.
3. Perbandingan nilai teoritis dengan hasil plot grafik jarak fokus:
a. nilai teoritis jarak fokus lensa cembung yaitu 10 cm, sedangkan nilai
praktikum jarak fokus lensa cembung f́ =|8,930 ± 0,002| cm. Atau
dalam bentuk perbandingan antara nilai teoritis banding nilai
praktikum yakni 10 : 8,93. Sehingga akan diperoleh presentasi
perbedaan yakni 11,3%.
b. nilai teoritis jarak fokus lensa cekung yaitu 10 cm, sedangkan nilai
praktikum jarak fokus lensa cembung f́ =|11,29 ± 0,0 0 4| cm. Atau
dalam bentuk perbandingan antara nilai teoritis banding nilai
praktikum yakni 10 : 11,29 .Sehingga akan diperoleh presentasi
perbedaan yakni 12%.
B. Saran
Sebaiknya praktikan meningkatkan ketelitiannya sehingga dlam
melakukan percobaan tidak terjadi kesalahan yang berakibat fatal. Sama halnya
dalam menentukan menggunakan neraca digital diharapkan lebih konsentrasi
sehingga tidak perlu mengulang-ulang dalam mempeoleh data seperti praktikum
sebelumnya.
Adapun kepada kakak asisten untuk lebih memperhatikan praktikan agar
kesalahan yang bisa terjadi lebih diminimalkan dan percobaan dapat berlangsung
lancar.
Kepada pengurus laboratorium diharapkan agar alat dan bahan yang digunakan
dapat diganti jika memang sudah tidak dapat digunakan dan lebih dilengkapi agar
kesalahan kalibrasi dapat dihindari.

DAFTAR RUJUKAN
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta :
Penerbit Erlangga.

Herman, dkk. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Makassar :


Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNM.

Tipler, Paul A. 1996. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2
(Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Young, Hugh D. dan Freedman, Roger A. 2001. Fisika Universtas Edisi


Kesepuluh Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai