Unit 8. Jarak Fokus Lensa Tipis
Unit 8. Jarak Fokus Lensa Tipis
RUMUSAN MASALAH
1. Berapakah besar jarak fokus lensa cembung dan lensa cekung berdasarkan
hasil plot grafik hubungan antara jarak benda dengan jarak bayangan?
2. Bagaimanakah hubungan antara jarak bayangan dengan jarak benda?
3. Berapakah perbandingan nilai teoritis dengan hasil plot grafik jarak fokus lensa
cembung dan lensa cekung?
TUJUAN
1. Untuk menentukan jarak fokus sebuah lensa cembung dan lensa cekung.
2. Memplot grafik hubungan antara jarak bayangan dengan jarak benda sehingga
diperoleh nilai jarak fokus berdasarkan grafik.
3. Membandingkan nilai teoritis dengan hasil plot grafik jarak fokus lensa yang
diperoleh.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Alat optik yang paling umum dikenal dan saling sering digunakan (setelah
cermin datar) adalah lensa. Lensa adalah sebuah sistem optis dengan dua
permukan yang merefraksikan. Lensa yang paling sederhana mempunyai dua
permukaan bola yang cukup dekat satu sama lain sehingga kita dapat
mengabaikan jarak diantara kedua permukaan itu (tebalnya lensa tersebut); kita
menamakan ini sebuah lensa tipis (thin lens) (Young dan Freedman, 2001:547).
Sebuah lensa yang jenisnya mempunyai sifat bahwa bila seberkas sinar yang
paralel dengan sumbu melalui lensa itu, maka berkas sinar itu berkumpul ke
sebuah titik dan membentuk sebuah bayangan nyata di titik tersebut. Lensa seperti
itu dinamakan sebuah lensa pengumpul (lensa konvergen, converging lens). Untuk
sebuah cermin cekung, panjang fokus dari sebuah lensa konvergen didefinisikan
sebagai sebuah kuantitas positif, dan lensa seperti itu disebut juga lensa positif
(Young dan Freedman, 2001:548).
Sebuah lensa divergen (diverging lens), berkas sinar paralel yang masuk
pada lensa ini berpencar setelah refraksi. Panjang fokus dari sebuah lensa
divergen adalah sebuah kuantitas negatif, dan lensa itu dinamakan juga lensa
negatif. Titik-titik fokus sebuah lensa positif dibuat berlawanan, relatif terhadap
titik-titik fokus sebuah lensa positif. Titik fokus kedua, dari sebuah lensa negatif
adalah titik di mana sinar-sinar pada mulanya paralel dengan sumber muncul
berpencar setelah refraksi. Sinar-sinar yang masuk yang mengumpul menuju titik
fokus pertama, muncul keluar dari lensa itu paralel dengan sumbunya. Setiap
lensa yang lebih tebal di pusatnya daripada di tepinya adalah sebuah lensa
konvergen dengan f yang positif; dan setiap lensa yang lebih tebal di tepinya
daripada di pusatnya adalah sebuah lensa divergen dengan f yang negatif
(asalkan bahwa lensa itu mempunyai indeks refraksi yang lebih besar daripada
material disekelilingnya) (Young dan Freedman, 2001:550).
Menurut Young dan Freedman (2001:552), menentukan posisi bayangan
yang dibentuk oleh sebuah lensa tipis dengan menggambarkan beberapa sinar
khusus yang dinamakan sinar utama yang berpancar dari sebuah titik benda itu
yang tidak berada pada sumbu optik. Perpotongan sinar-sinar ini, setelah sinar-
sinar ini lewat melalui lensa, menentukan posisi dan ukuran bayangan itu. Ketiga
unsur utama yang lintasannya biasanya mudah ditelusuri untuk lensa yaitu:
1. Sebuah sinar yang paralel dengan sumbu muncul keluar dari lensa itu dalam
arah yang melalui titik fokus kedua F2 dari sebuah lensa konvergen, atau
datang dari titik fokus kedua sebuah lensa divergen.
2. Sebuah sinar yang melalui pusat lensa tidak banyak dideviasikan, di pusat
lensa itu kedua permukaan adalah paralel, sehingga sinar muncul pada sudut
yang pada intinya sama ketika sinar masuk dan berjalan sepanjang garis yang
pada intinya sama.
3. Sebuah sinar yang melalui (atau terus menuju) titik fokus pertama F 1 muncul
keluar paralel dengan sumbu.
Untuk sebuah lensa tipis berlaku:
1 1 1
= + ................................................ (1)
f s s
dengan f = jarak fokus, S = jarak antara benda dengan lensa dan S = jarak
antara bayangan dengan lensa. Untuk lensa cekung, bayangan yang dihasilkan
oleh benda nyata adalah bayangan maya, sehingga untuk menentukan jarak fokus
lensanya, maka digunakan sebuah lensa positif (Herman, 2015: 47).
Menurut Halliday, Ressnick (1966: 656-663), Titik fokus pertama untuk
lensa tipis adalah posisi benda agar bayangannya terletak jauh di tak berhingga.
Untuk lensa tipis, titik fokus pertama dan kedua terletak pada sisi yang
berlawanan dan berjarak sama dari lensa.
Lensa tipis biasanya berbentuk lingkaran, dan kedua permukaannya
melengkung. Kedua permukaan bisa berbentuk cekung, cembung, atau datar.
Keutamaan lensa ialah membentuk bayangan benda. Jika berkas-berkas yang
paralel dengan sumbu lensa (garis lurus yang melewati pusat lensa dan tegak lurus
terhadap kedua permukaannya) jatuh pada lensa tipis,maka akan difokuskan pada
satu titik yang disebut titik fokus, F. Titik focus merupakan titik bayangan untuk
benda pada jarak tak terhingga dari sumbu utama (Giancoli,2001:618 ).
Fokus utama lensa tipis dengan permukaan bola adalah titik F dimana
sinar yang sejajar dan benda dekat pada sumbu utama XX, terpusatkan; titik fokus
ini bersifat nyata untuk lensa konvergen tetapi untuk lensa divergen titik fokus ini
bersifat maya. Jarak fokus f adalah jarak antara titik fokus utama dan lensa.
Karena lensa dapat dibalik tanpa merubah sinar , pada setiap lensa terdapat 2 titik
fokus yang simetris ( Tipler, 1996:502).
Prosedur Kerja
Kegiatan 1. Menentukan jarak fokus lensa cembung dengan merajah 1/s terhadap
1/s’
1. Meletakkan sumber cahaya, lensa positif 1 (untuk menfokuskan cahaya di
benda), benda, lensa positif 2 (yang akan ditentukan jarak fokusnya), dan
layar pada bangku optic secara beraturan. Mengatur jarak antara sumber
cahaya dan lensa positif 1 sebesar jarak fokus lensa 1. Mengatur jarak benda
dan lensa positif 1 sekitar 10 cm.
2. Menempatkan layar tertentu dari benda.
3. Mengeser lensa positf 2 yang berada diantara benda dan layar kearah benda
sehingga memperoleh bayangan yang jelas pada layar. Mengukur jarak dari
benda ke lensa positif 2 sebagai jarak benda dan mengukur jarak dari lensa
positif 2 ke layar sebagai jarak bayangan.
4. Mengulangi kegiatan 2 dan 3 secukupnya. Mencatat data yang kamu peroleh
dalam tabel hasil pengamatan.
Kegiatan 2. Menentukan jarak fokus lensa cekung(negatif)merajah 1/s terhadap
1/s’
1. Meletakkan sumber cahaya, lensa positif 1 (untuk menfokuskan cahaya di
benda), benda, lensa positif 2 (yang akan ditentukan jarak fokusnya), dan
layar pada bangku optic secara beraturan. Mengatur jarak antara sumber
cahaya dan lensa positif 1 sebesar jarak fokus lensa 1. Mengatur jarak benda
dan lensa positif 1 sekitar 10 cm.
2. Membuat bayangan yang jelas dari benda pada layar. Menandai posisi
bayangan tersebut (bayangan ini menjadi benda untuk lensa cekung).
Menempatkan lensa negatif sebelum posisi bayangan yang ditandai.
3. Menempatkan layar pada posisi tertentu sekitar 100 cm dari posisi yang
ditandai.
4. Mengeser lensa negative mendekati atau menjauhi layar untuk memperoleh
bayangan yang jelas.
5. Mengukur jarak dari posisi yang ditandai ke lensa negatif sebagai jarak benda
dan mengukur jarak lensa negatif ke layar sebagai jarak bayangan.
6. Mengulangi kegiatan 3, 4, dan 5 dengan menempatkan layar pada posisi yang
lain. Mencatat data yang kamu peroleh dalam tabel hasil pengamatan.
ANALISIS DATA
Kegiatan 1 . Jarak Fokus Lensa Cembung
Tabel 3. Jarak fokus lensa cembung dengan merajah 1/s terhadap 1/s’
No Jarak benda (1/s) Jarak benda (1/s’)
1 0,08 0,033445
2 0,084746 0,028329
3 0,08547 0,027473
4 0,086207 0,02681
5 0,091743 0,019493
6 0,093458 0,018051
7 0,09434 0,016949
8 0,097087 0,016474
9 0,098039 0,015361
10 0,103093 0,010417
0.14
0.12
0.1
0.08
1/s' (cm)
0.06
0.04
0.02 f(x) = − x + 0.11
R² = 0.98
0
0 0.020.06 0.04
0.08 0.1 0.12
1/s (cm)
Grafik 1. Hubungan 1/s dan 1/s’ untuk menentukan jarak fokus lensa cembung
A. Sumbu x
1. NST grafik pada sumbu x
1 batas ukur
NST =
s jumlah skala
0,12
=
30
= 0,004 cm
2. Jarak fokus pada sumbu x
1 1
∆ fx = ∆ = NST
s 2
1
= 0,004 cm
2
= 0,002 cm
1
= PS × NST
s
= 28 × 0,004 cm
= 0,112 cm
1 1 1
= +
f s s'
1
=0
s'
1 1
=
f s
1
= 0,112 cm
fx
1
fx =
0,112
= 8,93 cm
fx = | f ± ∆f |
fx = |8,93 ± 0,002| cm
B. Sumbu y
1. NST grafik pada sumbu y
1 batas ukur
NST =
s jumlah skala
0,14
=
35
= 0,004 cm
2. Jarak fokus pada sumbu y
1 1
∆ fy = ∆ = NST
s 2
1
= 0,004 cm
2
= 0,002 cm
1
= PS × NST
s
= 28 × 0,004 cm
= 0,112 cm
1 1 1
= +
f s s'
1
=0
s'
1 1
=
f s
1
= 0,112 cm
fy
1
fy =
0,112
= 8,93 cm
fy = | f ± ∆f |
fy = |8,93 ± 0,002|cm
C. Jarak fokus pada lensa cembung
1. Jarak fokus
f x+ f y
f́ =
2
8,93 cm + 8,93 cm
=
2
17,86
=
2
= 8,93 cm
2. Ketidakpastian
δ f́ δ f́
∆ f́ = |
δf x
∆ fx +
δ fy||
∆ fy |
∆ f́ = |12 ∆ f |+ |12 ∆ f |
x y
1 1
∆ f́
f́
=
2
∆fx
fx +fy
2
| || |
+
2
∆ fy
f x +f y
2
∆ fx ∆ fy
∆ f́ =
[| | | |]
fx + fy
+
f x + fy
f́
∆ fx + ∆ f y
∆ f́ = |
f x +f y
f́ |
∆ f x+ ∆ f y
∆ f́ = |
fx + f y
f́|
∆ f́ = |0,002 cm + 0,002cm
8,93 cm + 8,93 cm |
8,93 cm
0,004 cm
∆ f́ =|
17,86 cm |
8,93 cm
∆ f́ = 0,002 cm
∆ f́
KR = × 100%
f́
0,002 cm
= ×100%
8,93 cm
= 0,022 %(4 AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,022 %
= 99,978 %
f́ = |f́ ± ∆ f́|
f́ =|8,930 ± 0,002| cm
3. Persen perbedaan
praktikum - teori
%perbedaan =
| praktikum+teori
2
|
× 100%
0.14
0.12
0.1
0.08
1/s' (cm)
0.02
0
-0.17 -0.16 -0.15 -0.14 -0.13 -0.12 -0.11 -0.1 -0.09 -0.08
1/s (cm)
Grafik 2. Hubungan 1/s dan 1/s’ untuk menentukan jarak fokus lensa cekung
A. Sumbu x
1. NST grafik sumbu x
1 batas ukur
NST =
s jumlah skala
0,2
=
20
= 0,01 cm
2. Jarak fokus pada sumbu x
1 1
∆ fx = ∆ = NST
s 2
1
= 0,01 cm
2
= 0,005 cm
1
= PS × NST
s
= 7,5 × 0,01 cm
= 0,075 cm
1 1 1
= +
f s s'
1
=0
s'
1 1
=
f s
1
= 0,075 cm
fx
1
fx =
0,075
= 13,33 cm
fx = | f ± ∆f |
fx = |13,33 ± 0,005| cm
B. Sumbu y
1. NST grafik pada sumbu y
1 batas ukur
NST =
s jumlah skala
0,14
=
35
= 0,004 cm
2. Jarak fokus pada sumbu y
1 1
∆ fy = ∆ = NST
s 2
1
= 0,004 cm
2
= 0,002 cm
1
= PS × NST
s
= 27 × 0,004 cm
= 0,108 cm
1 1 1
= +
f s s'
1
=0
s'
1 1
=
f s
1
= 0,108 cm
fy
1
fy =
0,108
= 9,259 cm
fy = | f ± ∆f |
fy = |9,259 ± 0,002|cm
C. Jarak fokus lensa cekung
1. Jarak fokus
f x+ f y
f́ =
2
13,33 cm + 9,259 cm
=
2
22,589
=
2
= 11,2945 cm
2. Ketidakpastian
δ f́ δ f́
∆ f́ = |δf x
∆ fx + ||
δ fy
∆ fy |
∆ f́ = |12 ∆ f |+ |12 ∆ f |
x y
1 1
∆ f́
f́
=
2
| || |
∆fx
fx +fy
2
+
2
∆ fy
f x +f y
2
∆ fx ∆ fy
∆ f́ =
[| | | |]
fx + fy
+
f x + fy
f́
∆ fx + ∆ f y
∆ f́ = |
f x +f y
f́ |
∆ f x+ ∆ f y
∆ f́ = |
fx + f y
f́ |
0,005 cm + 0,002cm
∆ f́ = |13,33 cm + 9,259 cm |
11,2945 cm
0,007 cm
∆ f́ =|
22,589 cm |
11,2945 cm
∆ f́ = 0,0035 cm
∆ f́
KR = × 100%
f́
0,0035 cm
= ×100%
11,2945 cm
= 0,031 %(4 AB)
DK = 100% - KR
= 100% - 0,031 %
= 99,969 %
f́ = |f́ ± ∆ f́|
f́ =|11,29 ± 0,0 0 4| cm
3. Persen Perbedaan
praktikum - teori
%perbedaan =
|
praktikum+teori
2
| × 100%
sedangkan untuk sumbu y jarak fokus sebesar f y = |8,93 ± 0,002| cm, sehingga
dengan dirata-ratakannya kedua jarak fokus tersebut beserta perhitungan analisis
ketidakpastian mutlaknya, didapatnya jarak fokus lensa cembung secara
praktikum yakni sebesar f́ =|8,930 ± 0,002| cm. Jika dibandingkan dengan jarak
fokus secara teori yakni 10 cm, maka hasik yang didapat termasuk mendekati dari
hasil, namun ketika dibuat rentang dengan menggunakan ketidakpastian mutlak,
nilai 10 cm berada diluar rentang atau dikatakan hasil gagal sehingga didapatkan
presentase perbedaan sebesar 11,3%.
Sedangkan untuk kegiatan kedua yakni untuk menentukan jarak fokus
lensa cekung, hampir sama dengan lensa cembung, namun disini selain
menggunakan lensa cekung juga digunakan lensa cembung. Seperti pada kegiatan
pertama, lensa cekung pertama berfungsi sebagai pemfokus berkas cahaya,
sedangkan lensa kedua akan berfungsi sebagai pembentuk benda bagi lensa
cekung. Sehingga melalui lensa cembung yang kedua ini akan diperoleh benda
yang yang paling fokus atau jelas yang tertangkap pada layar. Setelah didapatkan
jarak benda dan jarak bayangan maka dilanjtkan dengan tahap yang sama dengan
kegiatan pertama yakni, memasukkan seluruh data satu persatu untuk jarak
bayangan yakni 1/s’ dan untuk jarak benda yakni 1/s. Setelah itu diplot grafik
antara 1/s dan 1/s’ sehingga akan diperoleh jarak fokus untuk sumbu x yang
melalui persamaan yakni sebesar f x = |13,33 ± 0,005| cm, dan untuk sumbu y
jarak fokus yang diperoleh yakni f y = |9,259 ± 0,002| cm. Sehingga akan
diperoleh jarak fokus untuk lensa cembung dengan merata-ratakan nilai jarak
fokus disumbu x dan y, yang kemudian dilengkapi dengan analisis ketidakpastian
mutlaknya yakni f́ =|11,29 ± 0,0 0 4| cm. Adapun jarak fokus untuk lensa
cekung secara teori yakni sebesar 10 cm, yang jika dibandingkan dengan hasil
yang diperoleh maka akan diperoleh persentase perbedaan yakni sebesar 12%.
Adapun perbedaan yang didapatkan antara percobaan dengan teori
disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan ketika melakukan pembacaan pada skala
ukur sehingga menyebabkan terjadinya salah ukur. Hal lain yang menyebabkan
kurang akuratnya hasil yang diperoleh yakni kurangnya sarana dalam percobaan,
sumber cahaya yang kurang terang menyebabkan bayangan pada skala sehingga
cara pembacaan menjadi kurang teliti.
DAFTAR RUJUKAN
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Tipler, Paul A. 1996. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2
(Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.