Anda di halaman 1dari 8

A.

GAMBAR MEKANIKAL ELECTRIKAL

Proyek gedung merupakan proyek yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu terutama
struktur, arsitektur, dan Mekanikal elektrikal plumbing. Pekerjaan MEP sangat berhubungan
dengan pekerjaan arsitektural. Berikut ini apa saja pekerjaan MEP (mekanikal elektrikal
plumbing) dalam proyek gedung.
 Plumbing adalah pekerjaan pemipaan yang terdapat pada bangunan gedung seperti pipa
untuk air bersih, air kotor, pipa ventilasi, dan air hujan. Pada pekerjaan pemipaan ini
biasanya menggunakan material pipa PVC, pipa PPR, atau pipa galvanis. Untuk air bersih
dan air panas/dingin biasanya menggunakan pipa PPR.
 Pemadam Kebakaran/Fire Hydrant adalah pekerjaan MEP yang masih berhubungan
dengan pemipaan air khususnya untuk keperluan pemadam kebakaran jika terjadi
kebakaran. Jenis pekerjaan ini biasanya menggunakan pipa besi SCH 40 untuk
mengalirkan air. Sistem dari pekerjaan pemadam kebakaran pada bangunan hotel akan
berkolaborasi dengan pekerjaan elektrikal. Tiap kamar akan dipasang Alat bernama smoke
detector yang akan mendeteksi asap atau api yang berada di kamar sehingga secara
otomatis sistem pemadam kebakaran akan bekerja sendiri dengan mengeluarkan air
melalui alat Sprinkler.
 MVAC adalah pekerjaan instalasi AC (air conditioner) pada hotel. Seiring dengan
kemajuan teknologi AC, sekarang ini di hotel-hotel menggunakan beberapa sistem AC
yaitu split wall dan VRV (Variable Refrigerant Volume).
 Pekerjaan elektrikal adalah pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik. Pekerjaan
elektrikal mencakup panel TM & Transformer, kabel daya tegangan menengah, panel
listrik tegangan rendah, panel distribution box, kabel daya listrik, tegangan rendah,
armatur lampu penerangan, saklar, stop kontak dan key tag, kabel instalasi penerangan,
instalaso stop kontak, dan sistem penangkal petir.
 Pekerjaan elektronik adalah pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi sistem-sistem
dihotel seperti fire alarm system, sistem tata suara, sistem telepon, sistem data, sistem
cctv, dan sistem MATV.
 Pekerjaan Mekanikal Pekerjaan yang berhubungan dengan alat mesin besar seperti Lift
dan ekskalator.

1. Gambar Instalasi Listrik Gedung


Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang
digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik.
Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan dipahami oleh
para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang berlaku. Gambar
rancangan instalasi listrik terdiri dari :
a) Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan tempat
instalasi tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungannya dengan sumber tenaga
listrik.
 Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik
beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar,
motor listrik, PHB dan lain-lain.
 Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti
hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai
pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit
akhir.
 Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b) dan PHB yang
bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai
hubungan tersebut.
 Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.
b) Diagram garis tunggal, yang meliputi :
 Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran pengenal
komponennya;
 Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya;
 Sistem pembumian dengan mengacu kepada 3.18;
c) Gambar rinci yang meliputi :
 Perkiraan ukuran fisik PHB;
 Cara pemasangan perlengkapan listrik;
 Cara pemasangan kabel;
 Cara kerja instalasi kendali.
d) Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara lain :
 Susut tegangan;
 Perbaikan faktor daya;
 Beban terpasang dan kebutuhan maksimum;
 Arus hubung pendek dan daya hubung pendek;
 Tingkat penerangan.
e) Tabel bahan instalasi, yang meliputi
 Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan;
 Jumlah dan jenis perlengkapan bantu;
 Jumlah dan jenis PHB;
 Jumlah dan jenis luminer lampu.
f) Uraian teknis, yang meliputi :
 Ketentuan tentang sistem proteksi dengan mengacu kepada 3.17;
 Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya;
 Cara pengujian;
 Jadwal waktu pelaksanaan.

Selain gambar-gambar diatas, dalam merancang atau menggambar instalasi listrik


penerangan dan tenaga, juga dilengkapi dengan analisa data perhitungan teknis mengenai
susut tegangan, beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum, arus hubung singkat dan
daya hubung singkat. Disamping itu masih juga dilengkapi juga dengan daftar kebutuhan
bahan instalasi, dan uraian teknis sebagai pelengkap yang meliputi penjelasan tentang cara
pemasangan peralatan/bahan, cara pengujian serta rencana waktu pelaksanaan, rencana
anggaran biaya dan lama waktu pengerjaan.
Gambar 35 Rencana Instalasi listrik

Sumber : https://jayawan.com/wp-content/uploads/2017/01/listrik.jpg

2. Gambar Instalasi Plumbing

Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air
bersih, baik dalam hal kualitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuangan air
bekas atau kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainya untuk
mencapai kondisi higenis dan kenyamanan yang diinginkan. Plumbing mempunyai fungsi
dan tujuan untuk menciptakan suatu bangunan yang memenuhi kesehatan dan sanitasi yang
baik. Suatu sistem pemipaan yang dapat mengalirkan air bersih ketempat tempat yang dituju
dan membuang air kotor ke saluran pembuang tanpa mencemari bagian penting lainnya
dengan tidak melupakan kenyamanan dan keindahan.

Terdapat 3 sistem/saluran yang dikenal sebagai sistem plumbing


1) sistem/ saluran air bersih
- Saluran Penampungan Air
- Saluran Pemadam Kebakaran

2) sistem/ saluran air kotor


- Saluran pembuang air hujan
- Saluran Kotor WC ke Septictank
3) sistem/ saluran udara atau gas
Bahan yang umum digunakan adalah dari besi/baja dengan lapisan galvanis, plastik,
pvc, porselin dan dari beton betulang. Bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap
air, mudah dibersihkan, tidak berkarat atau mudah aus. Untuk instalasi air bersih
maupun air kotor dalam bangunan kecuali instalasi air panas biasa digunakan pipa
PVC, pipa ini dapat dibagi (bila tidak ada spesifikasi khusus):
a) Berdasarkan typenya ( ketebalan ) :
1. Type AW

Untuk pipa dengan kawalitas yang paling baik ( tebal ). Biasanya digunakan
untuk saluran air bersih / air minum yang mempunyai kekuatan tekan yang
cukup tinggi.

2. Type D

Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium. Biasanya digunakan untuk
saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran pembuangan bekas cuci /
mandi, saluran septictank, dsb.

3. Type C

Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis). Digunakan untuk sparing-
sparing listrik yang tertanam dalam dinding.

b) Ukuran diameter penampang pipa.


- Untuk saluran air bersih digunakan ukuran 1/2", 3/4", 1", 1,5".
- Untuk saluran pembuang digunakan ukuran 1", 1,5" 2", 3", 4", 5".

Merek-merek yang di pasaran contohnya : Wavin, Rucika, Maspion, Pralon, Impralon,


Dexlon.

Metode pelaksanaan

a. Instalasi Air bersih :


1) Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
2) Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum
pekerjaanplesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang
menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).
3) Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah
pekerjaan plesteran diselesaikan.
4) Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing
atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
5) Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
6) Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
7) Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
8) Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik,
simetris dengan luas keramik.
9) Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
- Untuk pipa PVC maximum 6 Bar
b. Instalasi air Kotor
1) Hal yang perlu diketahui : Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta
jalur pembuangan.
2) Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
3) Sambungan harus betul-betul rapat.
4) Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
5) Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
6) Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25 cm,
dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup
dengan cara dipanaskan.
7) Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
8) Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
9) Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di
mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet,
fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
10) Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan
saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara
pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
11) Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.
c. Saluran Air Hujan.
1) Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
2) Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna
klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 ".
3) Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol
pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
4) Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya
harus benar-benar kuat.
d. Saluran Pipa Wc ke Septictank
1) Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya,
karena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor
dengan air, kemiringan minimal 2 %.
2) Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.

3) Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai),
karena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya. Untuk bangunan bertingkat
(ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out.

(Sumber: http://ilmu-konstruksi.blogspot.co.id/2013/04/sistem-instalasi-plumbing.html)
Gambar 36 Rencana Instalasi Plumbing
Sumber : http://mepcons.blogspot.co.id/2014/03/denah-dan-isometrik-instalasi-pipa-air.html

Anda mungkin juga menyukai