DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS FAJAR
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan
penyertaan-Nya sehingga kami bisa menyusun makalah tentang prinsip-prinsip etika dan bagian-
bagiannya, dan dapat terselesaikan dengan baik pula. Tak lupa juga kami berterima kasih kepada
semua pihak yang turut serta dalam membantu sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan
dengan lancar.
Makalah ini kami susun bertujuan untuk lebih memahami tentang prinsip-prinsip etika
bisnis dan propesi dengan baik dan bagian-bagiannya yang ada.
Kami sebagai penyusun menyadari akan adanya beberapa kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, baik dalam pengetikan maupun isi dari makalah ini. Untuk itu kami
mohon maaf atas kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun dalam kesempurnaan
makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin ketat. Kondisi demikian
menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau dapat
lebih berkembang. Untuk itu, perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar
perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya.
Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada pertimbangan
hukum, perpajakan, atau alasan lainnya. Di Indonesia didorong oleh semakin besarnya pasar
modal, transaksi merger dan akuisisi semakin banyak dilakukan. Bentuk-bentuk penggabungan
usaha antara lain melalui merger dan akuisis. Di Indonesia praktek akuisisi umumnya dilakukan
oleh satu grup (internal acquition) khusus pada perusahaan yang go publik. Merger dan akuisis
ini telah berkembang menjadi tren beberapa perusahaan.
Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi adlaah untuk memperoleh sinergi,
strategic opportunities, meningkatkan efektifitas dan mengeksploitasi mis-pricing di pasar
modal. Pada umumnya tujuan dilakukannya merger dan akuisis adalah mendapatkan sinergi dan
nilai tambah. Keputusan untuk merger dan akuisisi bukan sekedar menjadikan dua ditambah dua
menjadi empat tetapi merger dan akuisis harus menjadikan dua ditambah dua menjadi lima dan
seterusnya.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
PEMBAHASAN
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger
mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu
perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger
berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di
perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu
sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan
yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan
mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan
yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).
Akuisisi
Pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan
tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598)
Pembelian atau pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan lain dikenal sebagai Akuisisi.
Akuisisi dapat dilakukan dengan membeli aset perusahaan atau dengan memperoleh kepemilikan
saham suatu perusahaan lebih dari 51%. Contoh sederhananya, PT Angka membeli 52% saham
PT Nominal. Ini berarti PT Angka memiliki kendali atas aktivitas bisnis PT Nominal. Namun,
PT Nominal tetap memiliki eksistensinya dan tetap menjalankan aktivitas bisnisnya.
Dalam istilah Akuisisi, perusahaan yang mengakuisisi perusahaan lain dikenal sebagai
perusahaan pengakuisisi (Acquiring Company). Sedangkan perusahaan yang diakuisisi dikenal
sebagai perusahaan target (Target Company). Perusahaan pengakuisisi cenderung lebih memiliki
kekuatan dalam hal ukuran, struktur, dan kegiatan operasional bisnis.
Tujuan dari melakukan strategi akuisisi sebenarnya hampir sama dengan strategi merger.
Sebagian besar perusahaan menggunakan strategi akuisisi untuk mendapatkan pertumbuhan
secara instan, daya saing yang kuat, dan ekspansi bisnis. Sehingga diharapkan perusahaan
pengakuisisi bisa mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas, meningkatkan dan lainnya
f. Acquisition of stock
Akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock perusahaan, dapat dengan cara
membeli sacara tunai, saham, atau surat berharga lain. Acquisition of stock dapat dilakukan
dengan mengajukan penawaran dari suatu perusahaan terhadap perusahaan lain, dan pada
beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada pemilik perusahaan yang menjual. Hal ini
dapat disesuaikan dengan melakukan tender offer. Tender offer adalah penawaran kepada publik
untuk membeli saham target firm, diajukan dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik
perusahaan lain.
g. Acquisition of assets
Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua asetnya. Pada jenis ini,
dibutuhkan suara pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat halangan dari pemegang
saham minoritas, seperti yang terdapat pada acquisition of stock (p.817-818).
Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger atau akuisisi dapat dibedakan :
a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang industri
yang sama bergabung.
b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau
customernya.
c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak dalam garis
bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya adalah perusahaan dapat
menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.
d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis melakukan
merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko. (Gitman, 2003, p.717).
Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari
para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan
tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)
Kekurangan Akuisisi
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan
tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan
paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
b.Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama
sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643)
PT.
PT. PT. NAROTAMA
NAROTAMA BUNAKEN (setelah
merger )
Catatan :
Earning Per Share ( EPS ) = Laba setelah pajak / jumlah lembar saham
Price Earning Ratio = Nilai pasar equity / Laba setelah pajak
Dari ilustrasi perhitungan diatas, dapatlah kita perhatikan bahwa harga saham PT.
NAROTAMA tetap setelah dilakukan merger, hanya saja yang terjadi perubahan adalah pada sisi
EPS yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum adanya merger.
Permasalahan yang kemudian muncul adalah apakah biaya sebesar Rp. 10 milyar ini
adalah layak dalam peristiwa akuisisi ? Jawabannya ya, apabila biaya akuisisi ini akan
mendatangkan manfaat bagi PT. NAROTAMA berupa synergy.
Andaikan PT. NAROTAMA adalah perusahaan industri makanan dan minuman, sedangkan
PT. DAMAR adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan dari peristiwa akuisisi ini
PT. NAROTAMA akan dapat melakukan penghematan biaya distribusi sebesar Rp. 1 milyar
tahun depan dan diharapkan pertumbuhan dalam penghematan ini meningkat sebesar 10% per
tahun. Adapun keuntungan yang dipandang layak sebesar 17%.
Dengan demikian besarnya manfaat akuisisi adalah sebesar
Dengan demikian maka jumlah lembar saham yang baru setelah adanya merger antara PT.
DAMAR dengan PT. NAROTAMA adalah sebanyak :
50 juta + 7,5 juta = 57,5 juta lembar saham.
Nilai perusahaan setelah merger ( PVnd ) adalah sebesar Rp. 694,3 milyar, dan harga per lembar
saham setelah merger adalah sebesar :
Rp. 694,3 milyar / 57,5 juta lembar = Rp. 12.075,-
Pertanyaan yang kemudian timbul adalah apakah dengan adanya merger tersebut akan
menguntungkan bagi kedua perusahaan ? Jawabannya adalah ya ! Mengapa demikian ? Hal ini
disebabkan karena setelah adanya merger pemegang saham kedua perusahaan memperoleh
tambahan kemakmuran sebesar Rp. 75,- per lembar sahamnya ( Rp. 12.075,- - Rp. 12.000,- ).
Atau total keuntungan bagi pemegang saham adalah sebesar :
50 juta lembar x Rp. 75,- = Rp. 3,75 milyar
Tambahan kemakmuran pemegang saham baru ( bekas PT. DAMAR ) adalah sebesar :
( 7,5 juta lembar x Rp. 12.075,- ) - Rp. 80 milyar = Rp. 10.562.500.000,-
Apablia dibandingkan dengan cara akuisisi secara tunai, maka cara akuisisi dengan pertukaran
saham ini akan lebih menguntungkan dengan syarat bahwa NPV akuisisi tersebut mempunyai
nilai yang positip. Artinya akuisisi ini akan membawa manfaat bagi bekas pemegang saham PT.
DAMAR. Sebaliknya apabila NPV akuisisi ini mempunyai nilai yang negatif, maka akuisisi
yang terjadi akan tidak membawa manfaat sama sekali bagi bekas pemegang saham PT.
DAMAR.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Dalam melakukan merger dan
akuisisi banyak kendala yang harus diatasi oleh perusahaan, yaitu modal, tenaga kerja, maupun
budaya perusahaan. Untuk menyatukan kedua perusahaan dengan budaya yang berbeda, tentunya
sangat sulit dan ini harus dipilih salah satu budaya mana yang sekiranya cocok untuk tetap
dipergunakan dalam melaksanakan merger dan akuisisi. Sebelum melakukan merger dan akuisisi
kedua perusahaan ini, harus berkoordinasi dengan perwakilan karyawan dari masing-masing
perusahaan tentang langkah atau kebijakan yang akan diambil perusahaan nantinya setelah
merger dan akuisisi. Karena budaya perusahaan merupakan hal yang sangat sulit untuk dirubah,
sehingga dalam melakukan perubahan ini perlu diakukan secara bertahap.
SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepannya penulis akan lebih fokus
dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak yang tentu dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/merger-dan-akuisisi-pengertian-jenis.html
https://www.jurnal.id/id/blog/definisi-dan-perbedaan-utama-dari-merger-dan-akuisisi/
http://indocheckin.blogspot.com/2013/12/merger-dan-akuisisi.html