Anda di halaman 1dari 11

LANDASAN SISTEM PENGENDALIAN STRATEJIK

1. FOUR LEVERS OF CONTROL


2. BELIEF AND BOUNDARY SYSTEM

KELOMPOK 9
1. GITA ELSA SAVIRA 1710321138
2. YOHANA DEWI HARTI 1710321043
3. YUSTIKA PUSPITA SARI 1710321016
KONSEP FOUR LEVERS OF CONTROL

 Mayoritas perusahaan besar memiliki sistem perencanaan


yang sudah terstruktur. Salah satunya, perusahaan-
perusahaan tersebut sudah memiliki tujuan yang akan
dicapai dan rencana-rencana yang akan dilakukan di masa
depan.
 Namun demikian, banyak perusahaan mengalami kesulitan
untuk mengimplementasikan rencana tersebut, terutama
yang berkaitan dengan rencana stratejik. Berdasarkan
uraian tersebut, maka pembahasan mengenai sistem
pengendalian stratejik menjadi suatu hal yang penting.
 seorang professor Harvard University, Robert Simons tahun 1995. Simons (1995, 4) menjelaskan
bahwa dalam filosofi lama kontrol dan manajemen menggunakan alur strategi dari atas ke bawah,
bersifat standar, hasil yang dicapai didasarkan pada perencanaan, menempatkan sesuatu sesuai
jalur serta tidak ada kejutan atau dinamika. Teknik pada filosofi lama ini tidak lagi sesuai untuk
lingkungan yang kompetitif, yang mana kreatifitas, dan inisiatif karyawan menjadi perihal kritis
dalam menentukan kesuksesan perusahaan. Filosofi yang baru lebih mengarahkan situasi pada
customer driven strategy, kustomisasi
 Konsep sistem pengendalian stratejik terbaru dikemukakan oleh Robert Simons, yaitu konsep Four

Levers of Control, yaitu:


1. Belief System (nilai – nilai inti yang jadi pedoman organisasi)
2. Boundary System (kode etik perilaku)
3. Diagnostic Control System (pengukuran kinerja)
4. Interactive Control System (keterlibatan manajemen)

Keempat elemen tersebut dinamakan four levers of control. Kekuatan dari keempat
elemen tersebut dalam mengimplementasikan strategi adalah ketika digunakan
secara bersama-sama, bukan secara individual.
 A. Belief System
Definisi organisasi yang dipakai dalam belief system adalah
pernyataan misi (mission statement), dan nilai (value) yang
dimiliki perusahaan. Dengan mempergunakan pernyataan
misi manajer berusaha memberikan arahan bagi para
karyawan dalam melakukan tindakan-tindakannya. Dalam
konteks sistem pengendalian stratejik, maka mission
statement merupakan pernyataan mengenai mengapa
organisasi atau perusahaan didirikan. Segala sesuatu yang
dilakukan oleh perusahaan dan orang-orang yang ada dalam
organisasi adalah dalam rangka menjalankan misi perusahaan.
 Menurut Niven (2010), pernyataan misi yang baik harus mengandung
unsur-unsur berikut:
1. Menginspirasikan perubahan, meskipun misi pada dasarnya jarang
berubah, namun misi tersebut harus dapat menginspirasikan perubahan
dalam organisasi.
2. Bersifat jangka panjang, misi ditulis untuk jangka waktu yang
lama, bahkan sampai 100 tahun. Meskipun visi dan stratejik perusahaan
terus berubah, namun misi tetap akan dijadikan landasan bagi organisasi
tersebut untuk beroperasi.
3. Mudah dimengerti dan dikomunikasikan, misi akan
dikomunikasikan kesemua tingkatan yang ada dalam organisasi, maka
sebaiknya misi dibuat dengan kata-kata yang mudah dimengerti,
dikomunikasikan, dan diingat.
 Belief system yang baik seharusnya dapat membuat
agar orang-orang yang ada dalam perusahaan
memiliki misi yang sama dengan misi perusahaan,
sehingga apa yang dilakukan orang-orang tersebut
memang akhirnya bertujuan untuk menjalankan
misi perusahaan. Namun demikian, hampir semua
misi dari perusahaan yang berorientasi pada profit
adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya
serta untuk memaksimalkan kekayaan pemegang
saham.
 B. Boundary System
 Level of control yang kedua adalah boundary system.

Boundary system dibutuhkan, karena misi dan nilai


perusahaan masih bersifat terlalu umum. Boundary system
bertugas untuk memberikan pagar pada pernyataan misi dan
nilai, sehingga orang-orang yang ada dalam perusahaan
dapat lebih memahami apa yang diperbolehkan dan tidak
diperbolehkan dalam perusahaan. Ada dua jenis boundary
system, yaitu:
1. Strategic Boundary
2. Business Conduct Boundary
 Strategic boundary memberikan batasan mengenai keputusan-
keputusan strategis yang dapat diambil perusahaan dalam rangka
menjalankan misinya. Contohnya adalah perusahaan General
Electric (GE). Dalam rangka memaksimalkan kekayaan pemegang
saham, perusahaan ini banyak melakukan akuisisi atau investasi
pada perusahaan-perusahaan lainnya, bahkan memang karyawan-
karyawan pada perusahaan ini didorong untuk mencari target-target
akuisisi yang menguntungkan perusahaan. Namun demikian,
pencarian target akuisisi tersebut dibatas dengan kebijakan yang
mengatakan bahwa investasi hanya dapat dilakukan pada
perusahaan-perusahaan yang memiliki potensi nomor satu atau
nomor dua dibidangnya. Jika persyaratan tersebut tidak dapat
dipenuhi, maka investasi tidak dapat dilakukan.
 Ada empat macam strategic boundaries yang biasa dipakai, yaitu:
1. Minimal posisi persaingan
2. Minimal tingkat pengembalian yang diperoleh
3. Produk atau jasa yang bukan merupakan kompetensi perusahaan
4. Posisi dan pesaing yang harus dihindari.

Business conduct boundaries memberikan batasan pada values yang


dimiliki organisasi, karena values dianggap masih terlalu luas. Karena
itu dibutuhkan business conduct boundaries untuk lebih memperjelas
hal-hal apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam
kaitannya dengan perilaku orang-orang yang ada dalam perusahaan.
 Dengan demikian, landasan dari perusahaan agar karyawan
bekerja sesuai dengan keinginan perusahaan adalah dengan
menjelaskan apa misi perusahaan, dan kemudian berupa untuk
menyamakan misi karyawan dengan misi perusahaan melalui
belief system. Mempengaruhi orang agar bekerja untuk
menjalankan strategi untuk mencapai visi perusahaan
merupakan bagian dari menjalankan misi perusahaan. Namun
demikian, pelaksanaan belief system tersebut, harus diperjelas
dengan batasan-batasan untuk lebih memastikan agar semua
orang yang ada dalam organisasi, dalam menjalankan misi
organisasi, tidak melakukan hal-hal yang dilarang perusahaan.
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai