Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

REKAYASA PONDASI DALAM

Disusun oleh:
MUHAMMAD REYNALDI ISMAHENDRA
1703010005

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Suatu konstruksi yang kokoh dan stabil, tergantung dari kemampuan dan

kesesuaian pondasi yang menopang konstruksi tersebut. Pondasi adalah sebuah awal dari

berdirinya suatu konstruksi bangunan, sehingga pondasi ini sangat penting karena tanpa

pondasi tidak mungkin sebuah konstruksi bangunan dapat berdiri kokoh. Pembuatan

pondasipun harus disesuaikan dengan kontruksi yang akan dibangun diatasnya, sehingga

pondasi dapat dengan kokoh menopang beban yang diterimanya. Konstruksi bangunan

sederhana seperti bangunan rumah tinggal, cukup menggunakan pondasi dangkal. Namun

untuk konstruksi bangunan bertingkat, seperti gedung pencakar langit, konstruksi pier

jembatan sudah barang tentu membutuhkan pondasi dalam dengan persyaratan-

persyaratan khusus. Maka dari itu, pengetahuan tentang pondasi amat sangat penting.

Terlebih pondasi dalam yang membutuhkan pengetahuan dan perhitungan juga penelitian

yang lebih mendalam.

B. RUMUSAN MASALAH
a) Pengertian pondasi dalam
b) Jenis-jenis, persyaratan dan proses pengerjaan pondasi dalam

BAB II ISI

a) PENGERTIAN PONDASI DALAM


Pondasi dalam adalah jenis pondasi dibedakan dari pondasi dangkal dengan

kedalaman mereka tertanam ke dalam tanah. Ada banyak alasan seorang insinyur

geoteknik akan merekomendasikan pondasi dalam ke pondasi dangkal, tetapi beberapa

alasan umum adalah beban desain yang sangat besar, tanah yang buruk pada kedalaman

dangkal, atau kendala situs (seperti garis properti). Ada istilah yang berbeda digunakan

untuk menggambarkan berbagai jenis pondasi yang mendalam, termasuk tumpukan (yang

analog dengan tiang),


tiang jembatan (yang analog dengan kolom), poros dibor, dan caisson. Tumpukan

umumnya didorong ke dalam tanah di situ; pondasi mendalam lainnya biasanya diletakkan

di tempat dengan menggunakan penggalian dan pengeboran. Konvensi penamaan dapat

bervariasi antara disiplin ilmu teknik dan perusahaan. Pondasi dalam dapat terbuat dari

kayu, baja, beton bertulang dan beton pratekan.

b) JENIS-JENIS PONDASI DALAM


b.1 Pondasi sumuran
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi
dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan
apabila tanah dasar terletak pada kedalaman

yang relatif dalam. Jenis pondasi dalam yang

dicor ditempat dengan menggunakan

komponen beton dan batu belah sebagai

pengisinya. Pada umumnya pondasi sumuran

ini terbuat dari beton bertulang atau beton

pracetak, yang umum digunakan pada

pekerjaan jembatan di

Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengan diameter


250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.
b.1.1 Persyaratan pondasi sumuran
Daya dukung pondasi harus lebih besar daripada beban
yang dipikul oleh pondasi tersebut.
Penurunan yang terjadi harus sesuai dengan batas yang

diijinkan (toleransi) yaitu 1″ (2,54cm).


Pondasi sumuran adalah pondasi yang khusus, dalam perakteknya terdapat

beberapa kondisi yang dapat dijadikan alasan untuk penggunaannya,

diantaranya adalah sebagai berikut :

Bila tanah keras terletak lebih dari 3 m, pondasi plat kaki atau

jenis pondasi langsung lainnya akan menjadi tidak hemat

(galian tanahnya terlalu dalam & lebar).


gambar 2 Potongan pondasi
sumuran

gambar 3 Pondasi

Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi plat


beton akan sulit dilaksanakan karena air harus dipompa dan
dibuang ke luar lubang galian.
Dalam kondisi ini, pondasi sumuran menjadi pilihan tepat untuk
konstruksi yang tanah kerasnya terletak 3-5 m.
b.1.2 Pengerjaan pondasi sumuran
Menggali lubang untuk sumuran sesuai dengan diameter yang diinginkan,
digali hingga mencapai tanah keras atau stabil. Sumur-
sumur ini diberi buis beton
dengan ketebalan kurang lebih 10 cm
dengan pembesian. Dasar dari sumur
dicor dengan ketebalan 40 cm sampai 1,00
m, diatas coran tersebut disusun batu kali
sampai dibawah 1,00 m buis beton teratas.
Ruang kosong paling atas dicor kembali
dan diberi angker besi, yang gunanya
untuk mengikat plat beton diatasnya. Plat
beton ini mirip dengan pondasi
plat setempat, yang fungsinya untuk mengikat

antar disatukan oleh sloof beton.

b.2 Pondasi Bored Pile


Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang

dibangun di dalam permukaan tanah dengan kedalaman

tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang

dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang dibor

dengan alat khusus. Setelah mencapai kedalaman yang

disyaratkan, kemudian dilakukan pemasangan

kesing/begisting yang terbuat

dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit

sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lobang yang sudah di bor

tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk

mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran kesing

tersebut dikeluarkan kembali.


b.2.1 Persyaratan Pondasi Bored Pile
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan
pondasi bored pile, yaitu:
Jenis Tanah. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan
dalam pengeboran. Jika tipe tanah pada lokasi yang berpasir atau
tanah basah maka akan sangat mudah longsor sehingga sangat sulit
dalam proses pengangkatan mata bor setelah pengeboran. Salah
sedikit bisa mengakibatkan kelongsoran pada lubang yang telah
dibuat.
Level Muka Air Tanah. Level muka air tanah sangat menentukan
tekanan terhadap mata bor dan dinding sumuran. Jika level air
tanah sangat dangkal maka sumuran yang dibuat akan sering
mengalami kebanjiran yang akan berakibat sumuran akan mudah
longsor dan mata bor sulit menekan akibat tekanan air menuju
arah keatas.
Area Pengeboran/Lahan Pekerjaan. Untuk area yang tergenang air,

sangat tidak disarankan untuk menggunakan pondasi sistem bore pile.

Hal tersebut diakibatkan karena berpengaruh terhadap faktor air

semen pondasi bore pile. Penempatan mesin bor juga sangat sulit pada

posisi genangan

b.2.2 Pengerjaan Pondasi Bored Pile


Pekerjaan Persiapan:
Marking dan penomeran pengeboran
Pembuatan bak penampungan yang berfungsi sebagai
tepat penyimpanan sementara air buangan dan tempat
pencampuran air dengan tanah liat sebagai media
pembantu dalam proses pengeboran.
Pompa air kotor.
Material pendukung (tanah liat dan beton readymix).
Perakitan tulangan baja.
Pengeboran:
Berdasarkan kondisi tanah, system pengeboran basah diusulkan untuk
pekerjaan pengeboran dalam proyek ini. Air digunakan untuk
menghancurkan material tanah dan mengurangi gesekan dalam lubang.
Langkah – langkah pengeboran dijelaskan sebagai berikut.
Pekerjaan Pengeboran:
Pekerjaan Pengeboran. Pengeboran
menggunakan cross drill dibantu dengan
semprotan air (air berlumpur) yang
mengalir melalui lubang batang yang

difungsikan untuk menghancurkan tanah


sehingga tanah dapat diangkut keluar lubang.
pelaksanaan pondasi
Pembersihan tahap pertama dilakukan dengan bored pile

penyemprotan air selama±10 menit setelah


kedalaman perencanaan tercapai.
Untuk memastikan kondisi lubang telah bersih digunakan bor spiral
yang berfungsi untuk membawa dan memotong tanah sisa yang
tidak dibawa oleh air. Dengan system ini, diharapkan bahwa semua
sisa pengeboran bias terangkat. Tahap ini adalah langkah terakhir
dari pengeboran.
Pekerjaan Pasangan:
Pemasangan pipa trime sesuai dengan kedalaman lubang yang
dibor
Pasang baja tulangan yang dirakit
Pembersihan akhir dengan menyemprotkan air bertekanan selama ±
10 menit melalui pipa trime untuk membersihkan lubang dari
endapan lumpur.
Pekerjaan Cor:
Langkah pertama dilakukan dengan kantong plastik yang diisi
dengan campuran beton untuk memisahkan campuran beton dari

endapan lumpur di dalam pipa trime.


Kantong plastic dimasukkan pada kedalaman 1 meter dari
corong trime sampai tenaga pengecoran siap untuk
melakukan pengecoran secara konstan.
Setelah tenaga pengecoran siap, campuran beton diisi kedalam lubang pipa

sampai kepermukaan saluran dan kemudian tas plastic bias dilepas. Pada

saat yang sama, campuran beton yang dimasukkan mendorong air lumpur

di luar pipa trime keluar.

Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk


membantu aliran campuran beton kedalam lubang agar tidak
ada udara yang terjebak dalam campuran beton.
Jika campuran tidak bias turun lebih jauh, dengan kata lain
permukaan campuran beton di dalam lubang bor telah meningkat
cukup jauh. Maka pipa trime bias ditarik perlahan-lahan sambil
terus menuangkan campuran beton.
Penarikan pipa trime harus dijaga sehingga ujung bawah pipa tetap
terendam 1 meter di dalam campuran beton. Pipa trime bias
diangkat jika campuran beton telah naik lebih dari 3 meter di
bawah pipa trime. Pengecoran dapat dihentikan jika campuran
beton sampai kepermukaan lubang (meluap) dan benar-benar
bersih dari lumpur atau kotoran lainnya.
Tahap-tahap pengeboran diatas dilanjutkan ke titik-titik pengeboran yang lain

sesuai dengan nomor pengeboran yang telah ditentukan.

b.3 Pondasi tiang pancang


Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila
tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya
dukung (bearing capacity) yang cukup untuk
memikul berat bangunan dan beban yang bekerja
padanya Atau apabila tanah yang mempunyai
daya dukung yang cukup untuk memikul berat
bangunan dan seluruh beban
yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan
tanah kedalaman lebih dari 8 meter. Pondasi tiang pancang ada
dua jenis:
b.3.1 Persyaratan Pondasi Tiang Pancang
Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat
digunakan beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi
ini didasarkan atas :
Fungsi bangunan atas (upper structure) yang akan dipikul
oleh pondasi tersebut.
Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.
Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.
Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
Seperti yang kita ketahui bahwa tipe pondasi cukup banyak macamnya,
dan tergantung dari fungsi serta kegunaannya. Nah.. salah satu di antara
tipe pondasi yang dapat digunakan adalah pondasi tiang pancang.
Konstruksi pondasi tersebut bisa terbuat dari kayu, baja, atau beton yang
berfungsi untuk meneruskan beban- beban dari struktur bangunan atas ke
lapisan tanah pendukung (bearing layers) dibawahnya pada kedalaman
tertentu

b.3.2 Pengerjaan Pondasi Tiang Pancang


Melakukan pengetesan terhadap tanah dilokasi rencana pondasi untuk

mengetahui jenis tanah dan kedalaman lapisan keras.

Menghitung struktur pondasi tiang pancang sehingga dapat ditentukan


kebutuhan ukuran tiang pancang, spesifikasi material dan kedalaman
tiang pancang sehingga kuat untuk menahan beban bangunan yang
disalurkan ke titik perhitungan.

Produksi tiang pancang dapat dilakukan dipabrik dengan


spesifikasi sesuai perhitungan kemudian dkirim ke lokasi proyek
menggunakan kendaraan truck besar.
Pengangkatan tiang pancang dapat menggunakan alat tower crane

atau mobil crane dengan posisi titik angkat sesuai perhitungan

sehiingga tidak terjadi patah dalam pengangkatan.


Surveyor melakukan pengukuran dilapangan untuk menentukan titik-
titik sesuai gambar kemudian mendirikan alat teodolit untuk mengecek
ketegakan pemancangan, tiang pancang diangkat tegak lurus
kemudian posisi ujung diesel hammer dinaikan dan topi paal
dimasukan pada kepala tiang pancang.
Ketegakan posisi pemancangan dikontrol menggunakan 2 buah teodilit

yang dipasang dari dua arah untuk memastikan posisi tiang pancang tegak

dan melakukan control setiap 2 m, pemancangan dilakukan sampai dengan

elevasi kedalaman yang direncanakan.

Tiang pancang yang tersisa diatas elevasi rencana dikelupas

betonya sehingga tersisa besi tulangan yang akan dipakai sebagai

stek untuk dihubungkan dengan pile cap pada bangunan gedung

atau abutmen pada konstruksi jembatan

b.4 Pondasi strauss pile


Pondasi strauss pile
adalah pekerjaan
pembuatan pondasi
tiang dengan cara
tanah di bor secara
manual atau tenaga

penggerak mata

bornya adalah tenaga


manusia, kemudian dimasukkan besi tulangan yang telah diinstal lalu
pengecoran ditempat. Strauss pile / Bor pile manual adalah solusi alternatif
pondasi untuk bangunan sederhana atau sebagai pengganti pondasi tiang
pancang, bored pile atau cerucuk bambu.

b.4.1Persyaratan Pondasi Strauss Pile


Pondasi strauss pile merupakan pondasi bored pile yang dikerjakan secara
manual dengan tenaga manusia, sehingga pondasi strauss pile hanya dapat
dikerjakan jika kondisi tanahnya lunak.

b.5 Pondasi piers (Dinding diafragma)


pondasi untuk meneruskan beban berat struktural yang dibuat dengan
cara melakukan penggalian dalam, kemudian struktur pondasi pier
dipasangkan kedalam galian tersebut. Satu keuntungan pondasi
pier adalah bahwa pondasi jenis ini lebih murah dibandingkan
dengan membangun pondasi dengan jenis
pondasi menerus, hanya kerugian yang
dialami adalah jika lempengan pondasi yang
sudah dibuat mengalami kekurangan ukuran
maka kekuatan jenis pondasi tidak menjadi
normal. Pondasi pier standar dapat dibuat
dari beton bertulang pre cast. Karena itu,
aturan perencanaan pondasi pier terhadap
balok beton diafragman adalah
mengikuti setiap ukuran ketinggian pondasi yang
direncanakan. Pondasi pier dapat divisualisasikan sebagai bentuk
tabel , struktur adalah sistem kolom vertikal yang terbuat dari beton
bertulang ditempatkan di bawah bangunan yang ditanamkan dibawah
tanah yang sudah digali. Lempengan beton diafragma ini mentransfer
beban bangunan terhadap tanah. Balok dibangun di atas dinding
diafragma vertikal (pondasi pier) yang menahan dinding rumah atau
struktur. Banyak rumah didukung sepenuhnya dengan jenis pondasi ini,
dimana beton yang dipasang juga berguna sebagai dinding pada ruang
bawah tanah, dimana ruang tersebut digunakan sebagai gudang
penyimpanan atau taman. Beton pondasi pier biasanya dibuat dalam
bentuk pre cast dalam berbagai ukuran dan bentuk, dimana sering
dijumpai dalam bentuk persegi memanjang dengan ketinggian sesuai
dengan ukuran kedalaman yang diperlukan. Tapi beton dapat juga
dibuat dalam bentuk bulatan. Setelah beton bertulang cukup kering
kemudian di masukkan ke dalam tanah yang sudah digali dan disusun
secara bersambungan. Setelah tersusun dengan baik kemudian baru

dilanjutkan dengan konstruksi diatasnya.


Daftar pustaka
Wikipedia Indonesia. (2015, 6 Maret). Pondasi dalam. Diperoleh 14 Juni
2016, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pondasi_dalam
Stev, Bastian. Pengertian pondasi sumuran. Diperoleh 14 Juni 2016, dari

https://www.academia.edu/8534225/Pengertian_Pondasi_Sumuran_Pond asi?

auto=download

Faoziah, Siti. Universitas Hasanudin Makasar. (2015). Jenis-jenis pondasi. Diperoleh 16

Juni 2016, dari http://www.slideshare.net/ulmy28/pondasi-53276267?

from_action=save

Karnadi, Edi. (2013). Mengenal jenis-jenis pondasi bangunan. Diperoleh 16 Juni 2016,
dari http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/08/jenis-jenis-pondasi-
bangunan.html
Sci-geoteknik. (2012). Pengenalan pondasi tiang pancang. Diperoleh 16 Juni 2016, dari
http://sci-geoteknik.blogspot.co.id/2012/02/pengenalan-pondasi-tiang-
pancang.html
Pramana, Ray. (2012). Metode Pekerjaan Bored Pile. Diperoleh 22 Juni 2016, dari
http://raipramanaenginner.blogspot.co.id/2012/02/metode-pekerjaan-bore-
pile.html

Miftakhur Riza, Muhammad. (2013). Pondasi Tiang Pancang (Pile Cap


Foundation). Diperoleh 22 Juni 2016, dari

http://www.perencanaanstruktur.com/2011/05/seluk-beluk-

pondasi-tiang-pancang.html

Anda mungkin juga menyukai