Anda di halaman 1dari 5

Peluang Bisnis Bebek Peking

Oleh : H a r d i – Widyaiswara BBPP-Batu


 

Usaha peternakan bebek saat ini sudah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Dalam usaha ini
peternak dapat meraup untung yang cukup besar. Permintaan masyarakat terhadap telur bebek
cukup melonjak. Harga daging ataupun telur bebek per butir pun cukup mahal dari telur ayam. Dalam
kehidupan sehari-hari bebek sendiri dapat dimanfaatkan seperti, telur, daging, bulu, dan kotorannya.
Proses pemeliharaan bebek tidak terlalu sulit untuk dikerjakan. Usaha ini sudah banyak
dikembangkan di berbagai Desa. Pada umumnya orang yang mengelola usaha ternak bebek akan
mendapatkan keuntungan yang cukup besar.
Bebek Peking merupakan salah satu jenis bebek dalam kategori bebek pedaging, karena itu para
peternak bebek peking memanen ternakannya sebagai daging. Olahan makanan dari daging bebek
peking sangat bervariasi dan cukup mendapat tempat di masyarakat. Selain itu pertumbuhan bebek
peking relatif cepat, sehingga tidak heran bisnis bebek peking ini cukup prospektif untuk ditekuni.
Sebagai upaya untuk memaksimalkan budidaya dan bisnis Bebek peking ini telah dikembangkan pola
Kemitraan Peternakan Bebek Peking.
Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara
merupakan itik liar (Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga
jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).
Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia,
Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis).
Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari),
Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.
Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
1. Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
2. Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
3. Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue
Swedish, Crested, Wood.
Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal,
itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul
lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak).
Mengapa Bisnis Bebek Peking ?
Bisnis bebek peking merupakan peluang bisnis yang cukup potensial, jika anda masih penasaran
dengan bisnis ini ada beberapa hal yang membuat peluang bisnis ini layak dipertimbangkan:
1.    Dari segi laju pertumbuhannya, ternak itik dapat tumbuh lebih cepat dari ternak ayam, apalagi itik
yang tergolong tipe pedaging seperti itik peking. Pada umur satu bulan berat itik peking sudah
mencapai 1,5 kg dan pada umur 2 bulan beratnya sudah bisa mencapai 3 kg, sedangkan untuk ayam
potong (broiler) pada umur yang sama hanya bisa mencapai berat sekitar 1 kg dan 2 kg.
2.    Ternak itik diyakini jauh lebih tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ternak ayam.
Sekalipun penyakit-penyakit yang menyerang ternak ayam pada umumnya juga menyerang itik,
namun akibat yang diderita oleh itik tidak terlalu parah. Hal ini terkecuali hanya pada kepekaannya
terhadap aflatoxin di mana itik amat peka terhadap aflatoxin yaitu jamur pada biji-bijian.
3.    Dalam bentuk usaha peternakan rakyat, peternakan itik dapat diusahakan dengan
memanfaatkan peralatan yang amat sangat sederhana, misalnya perkandangannya serta alat-alat
yang digunakan dalam kandang. Bahkan itik dapat bertahan hidup di alam terbuka dengan model
kandang seperti kemahnya anak pramuka.
4.    Dalam usaha peternakan itik yang diusahakan secara ekstensif kita dapat memanfaatkan alam
sekitar di mana banyak terdapat sumber-sumber karbohidrat dan protein yang terbuang sia-sia
seperti sisa-sisa panen padi di sawah, cacing, ikan-ikan kecil di sungai-sungai, dan lain sebagainya.
Di samping itu, karena itik memiliki insting berkelompok (flocking instinct) yang amat kuat, maka ini
sangat membantu dalam hal pengendalian terutama untuk model pemeliharaan yang bersifat
ekstensif (digembalakan).
5.    Kulit telur itik pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan kulit telur ayam. Ini mempunyai
arti penting dalam hal mengurangi resiko pecah atau retak terutama dalam penanganan (product
handling) dan transportasi. Terlebih untuk usaha penetasan telur dan pembuatan telur asin.
6.    Pada umumnya unggas air seperti ternak itik dan yang lainnya jarang bahkan bisa dikatakan
tidak memiliki sifat kanibal dan agonistik (berkelahi)
7.    Sisi lain pemanfaatan limbah terutama bulu, selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan kasur,
bantal, atau pakaian, maka untuk bulu itik jenis tertentu seperti entok dan yang lainnya dapat
dipergunakan sebagai bahan suttle kock. Ini berarti ada nilai lebih dari limbah yang berasal dari
ternak itik.
8.    Jika dibandingkan dengan telur ayam ras maka telur itik terkesan lebih dihargai karena telur itik
dijual dengan satuan butir/biji sedangkan untuk telur ayam ras dijual dengan satuan kilogram (kg).
9.    Secara umum harga produk ternak itik baik untuk komoditi telur atau daging terasa lebih stabil
jika dibandingkan dengan produk ternak ayam.
Salah satu contoh daerah yang mengembangkan agribisnis bebek peking ini adalah Pemerintah
Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengembangkan budidaya peternakan bebek peking karena
meningkatnya permintaan pangsa pasar nasional dan internasional terhadap daging bebek tersebut.
Pada tahun 2009 ekspor daging peking ke manca negara seperti Singapura, Cina, Jepang, Taiwan
berkisar 150 ton dan permintaan pasar nasional berkisar 20 ton pertahun, sementara produksi daging
bebek peking terbatas seiring masih kurang minat masyarakat.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, bebek peking mempunyai kemampuan menghasilkan daging
dengan waktu cepat serta kualitas yang tidak kalah dengan ayam ras pedaging. Bebek peking
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produksi daging kurang dari dua bulan bisa
menghasilkan berat badan sekitar 3 – 3,3 kilogram dan siap panen. Hal ini telah dibuktikan peternak
bebek peking di Belinyu Kabupaten Bangka yang menjadikan bekas tambang timah dalam
mengembangkan bebek peking dan bebek peking umur 53 hari bisa mencapai berat badan sekitar
3,25 kilogram. permasalahan yang dihadapi peternak dalam mengembangkan bebek peking yakni
ketersediaan bibit yang terbatas dan tingginya pakan bebek peking.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa perkembangan perunggasan sejak awal tahun 2004 telah
banyak didera dengan berbagai cobaan yang banyak mengakibatkan terpuruknya usaha di bidang
perunggasan, baik itu peternak ayam ras (petelur/pedaging), ayam buras maupun peternak itik.
Dimulai dengan adanya serangan penyakit unggas yang terkenal ganas yaitu penyakit avian influenza
(AI) atau yang lebih populer dengan sebutan penyakit flu burung sampai dengan kenaikan harga
bahan baku pakan ternak maupun pakan ternak jadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak,
kondisi seperti itu dirasa sangat menekan terhadap perkembangan perunggasan secara menyeluruh.
Pembangunan sub sektor peternakan tidak bisa terlepas dari kegiatan pembangunan pertanian,
karena pembangunan sub sector peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian, hal ini
sejalan dengan apa yang telah dicanangkan oleh bapak presiden republik indonesia pada tanggal 11
juni 2005 tentang revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan (RPPK) di mana peternakan
termasuk di dalamnya.
Apabila kita amati bersama dari kondisi yang telah terjadi dalam pengembangan pembangunan
peternakan fokus yang paling menonjol dan perlu mendapat perhatian serius adalah komoditi
perunggasan, hal ini disebabkan dengan banyaknya kasus penyakit ai maupun kenaikan harga pakan
serta penurunan minat masyarakat terhadap budidaya unggas terutama unggas berupa ayam buras,
malahan tidak sedikit kasus penyakit AI ini yang menyerang terhadap manusia, sehingga
pembangunan perunggasan perlu disikapi dengan arif dan selectif serta harus bisa menciptakan
terobosan alternatif untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan daging yang berasal dari unggas.
Dari pengalaman di lapangan ternyata ada komoditi lain selain ayam ras pedaging yang mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan daging dengan waktu cepat serta kualitas yang tidak kalah dengan
ayam ras pedaging yaitu unggas air berupa itik peking (peking duck). Di mana peking duck
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produksi daging kurang dari 2 bulan bisa menghasilkan
berat badan sekitar 3 – 3,3 kg, sehingga sudah siap untuk dipotong. hal ini telah dibuktikan oleh
peternak di kapetakan kecamatan kroya kabupaten Cirebon di mana itik peking umur 53 hari bisa
mencapai berat badan sekitar 3,25 kg.
Pola Pengembangan Budidaya Itik Peking (peking duck)
Tujuan pola pengembangan budidaya itik peking (peking duck) ini antara lain:
1. Meningkatkan produksi daging itik yang berkualitas.
2. Meningkatkan pendapatan dari para peternak itik.
3. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan.
4. Mengurangi tingkat pengangguran.
5. Memperkenalkan usaha peternakan itik jenis pedaging yang bisa menghasilkan daging kualitas
prima dalam waktu relatif singkat
6. Disamping penyediaan daging, juga bisa menghasilkan bulu itik (feathers duck) sebagai bahan
kerajinan seperti shutle cok, jok kursi, kamoceng dll.
Penyakit
Bebek merupakan unggas yang kebal terhadap penyakit flu burung tetapi bebek juga dapat terserang
berbagai penyakit. Adapun penyakit yang menyerang bebek :
1.    COCCIDOISIS. Bebek menjadi lemah, nafsu makan hilang, kotorannya encer dan kandang
bercampur dengan darah. Hal ini merupakan tanda klinis dari penyakitt itu. Coccidiosis merupakan
penyakit infeksi usus yang disebabkan oleh Protozoa.
2.    CORYZA. Ini adalah penyakit pilek atau flu yang dapat menyerang unggas. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri Haemophillus Gallinarum yang menyerang saluran pernapasan.
3.    INFEKSI SALMONELLA. Tanda klinis penyakit yang disebabkkan oleh bakteri ini ialah bebek
menjadi mencret dengan kotoran berwarna hijau atau keputih-putihan diikuti pula dengan keluarnya
lendir mata dan hidungnya sehingga napasnya pun tersengal-sengal.
4.    LUMPUH. Penyebabnya adalah kekurangan vitamin A, tanda klinisnya cukup jelas yaitu
kelumpuhan pada kakinya, selain itu sekeliling mata tampak mongering dan bebek tampak lesu
seperti mengantuk, namun ada kalanya keluar air mata yang berlebihan.
5.    KOLERA. Penyakit ini mempunyai tiga tingkatan yaitu ganas, sedang, dan lemah. Penyebab:
bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan. Pengendalian: sanitasi
kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label
obat.

System Pemeliharaan
Untuk menentukan suatu bentuk usaha terutama dalam usaha ternak itik, maka yang pertama kali
diperhatikan yaitu tujuan usaha, apakah tujuannya untuk menghasilkan daging konsumsi atau mau
menghasilkan bibit supaya untuk langkah selanjutnya bisa ditentukan system pemeliharaan yang
akan diambil.
Dalam usaha perunggasan terutama unggas air (itik) dikenal dengan system pemeliharaan yaitu:
1. System pemeliharaan extensif
2. System pemeliharaan semi intensif
3. System pemeliharaan intensif
System pemeliharaan extensif, di mana pada system ini ternak-ternak dipelihara dengan cara di
abur/digembalakan tanpa memperhatikan kandang maupun makanan, karena ternak-ternak tersebut
dilepas di tempat-tempat yang mempunyai sumber pakan alami misalnya di daerah-daerah
persawahan yang baru panen. Pemeliharaan ini dilaksanakan oleh para peternak yang bersifat
tradisional dan nomaden, kondisi ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat bagian utara, karena
daerah pantura ini merupakan daerah persawahan yang cukup luas sehingga menjadi potensi bagi
pengembangan itik dengan system extensif.
Pemeliharaan dengan system semi intesif, di mana ternak-ternak yang di pelihara sudah
memperhatikan kandang ternak dan diberi makan tetapi sewaktu-waktu dilepas untuk mencari makan
sewaktu ada peluang pada saat panen padi ataupun pada tempat-tempat yang mempunyai potensi
sumber pakan yang alami
Sedangkan pemeliharaan yang intensif, ternak-ternak peliharaan selalu di tempatkan dikandang dan
diberi makan secara terus menerus serta sudah memperhatikan aspek-aspek teknis pemeliharaan
ternak secara ilmiah dan sudah menggunakan teknologi-teknologi yang dianjurkan.
Untuk pemeliharaan itik peking (peking duck), lebih tepat apabila dilaksanakan dengan system
intensif, hal ini disebabkan itik peking (peking duck) merupakan itik ras pedaging yang mempunyai
kemampuan kecepatan pertumbuhan dalam waktu yang relatif singkat, di mana dalam kurun waktu
pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan berat badannya sudah bisa mencapai di atas 3 kg dengan
kondisi makanan yang baik dan itik sudah siap dijual sebagai itik pedaging, dengan kualitas daging
yang prima.
Dalam usaha budi daya itik peking (peking duck) ini dikenal beberapa tahapan pemeliharaan,
terutama untuk usaha budidaya pembibitan sedangkan untuk budi daya penggemukan (penghasil
daging) hanya dikenal 1 (satu) tahapan pemeliharaan.
Tahapan Pemeliharaan Pembibitan
A. Pemeliharaan anak (masa starter)
Pemeliharaan anak/masa starter dimulai pada saat itik peking (peking duck) berumur 1 hari sampai
umur 60 hari, di mana anak-anak itik dipelihara dalam kandang khusus yaitu untuk kandang anak
dengan memakai pemanas/induk buatan dalam rangka menghangatkan tubuh dari anak itik tersebut,
hal ini disebabkan pada umur 1-14 hari anak itik tidak tahan dengan cuaca dingin karena belum
dilengkapi dengan bulu yang sempurna untuk menahan dingin, sehingga perlu adanya bantuan induk
buatan sebagai penghangat tubuh, serta anak itik diberi makan khusus yaitu pakan anak yang
mempunyai kandungan protein sekitar 19 – 21% kadar protein dan lebih dikenal dengan pakan
“starter”. Setelah umur 14 hari anak itik tersebut sudah mampu untuk menahan hawa dingin sehingga
tidak perlu lagi dibantu dengan induk buatan (pemanas), di kandang ini bisa dipelihara sampai umur
60 hari bagi pemeliharaan pembibitan, selanjutnya setelah umur di atas 60 hari dipindahkan ke
kandang masa pertumbuhan (grower). Untuk pemeliharaan anak ini bisa dalam bentuk postal
ataupun menggunakan kandang box, untuk kandang box biasanya dilakukan pada umur 1 – 14 hari
sedangkan dari umur 15 – 60 hari dilaksanakan pada kandang postal karena badan itik sudah mulai
besar. Kapasitas kandang pada periode ini yaitu 10 – 15 ekor/m2.
B. Pemeliharaan masa pertumbuhan (periode grower)
Periode pemeliharaan itik peking pada masa pertumbuhan/masa grower, perlu diperhatikan ternak
yang dipelihara, karena pada masa ini yang banyak dipelihara adalah itik peking (peking duck) betina
sebagai calon bibit pengganti /replacement stock atau persediaan bibit dan juga itik peking jantan
yang berfungsi sebagai pejantan pengganti. Untuk mempersiapkan peremajaan bibit, maka perlu
dipersiapkan bibit pengganti yang mempunyai kelebihan atau keunggulan tertentu sebagai bibit
pengganti, baik jantan maupun betina dengan sex ratio 1 : 4 ( 1 jantan 4 betina). Pada periode ini itik
yang dipelihara berumur antara 61 hari sampai dengan 150 hari, sedangkan kapasitas kandang pada
masa ini sekitar 6 – 8 ekor/m2.
C. Pemeliharaan peking duck layer/periode bertelur
Itik peking/peking duck yang sudah berumur 5 bulan atau lebih baik jantan maupun betina
dikategorikan sebagai itik layer karena pada saat ini kondisi itik sudah bersiap-siap untuk
memproduksi telur, ada yang mulai umur 5,5 bulan atau 6 bulan tetapi secara umum mulai bertelur
normal pada umur 6 bulan. Itik-itik tersebut ditempatkan pada kandang khusus, yaitu kandang itik
dewasa , kandang itik ini dilengkapi dengan tempat bertelur serta kandang umbaran atau lapangan
tempat bermain yang dilengkapi dengan kolam/saluran air yang berfungsi untuk mandi itik dan
mendinginkan tubuh pada saat siang hari dengan sex ratio sekitar 1 : 4 ( 1 jantan banding 4 betina).
Ternak-ternak ini berfungsi sebagai bibit penghasil telur yang siap untuk ditetaskan sebagai sumber
dod yang dipasarkan untuk bakalan pemeliharaan itik peking. Kapasitas dikandang dewasa sekitar 3
– 5 ekor/m2.
Tahap Pemeliharaan Penggemukan
Untuk pemeliharaan itik peking/peking duck dengan tujuan penggemukan hanya dilaksanakan dalam
1 (satu) masa pemeliharaan yaitu dari itik berumur 1 (satu) hari sampai itik peking tersebut siap dijual.
Dengan makanan dan pemeliharaan yang baik ,berat badan itik peking yaitu mencapai sekitar 3,3 kg
selama pemeliharaan kurang lebih 55- 60 hari yaitu mulai umur 1 hari sampai umur 55 hari. Pada
umumnya itik-itik yang dipelihara untuk tujuan ini adalah itik peking yang jantan, tetapi yang betinanya
pun mempunyai kemampuan yang sama dengan yang jantan hanya berbeda sedikit saja dalam hal
berat.
Kalau kita bandingkan antara waktu pemeliharaan dengan hasil produksi daging yang dihasilkan
antara itik peking/peking duck dengan ayam ras pedaging akan lebih unggul itik peking, di mana
untuk itik peking dengan waktu pemeliharaan sekitar 53 – 55 hari bisa menghasilkan daging berat
hidup sekitar 3,3 kg, sedangkan untuk ayam ras pedaging dengan jangka waktu pemeliharaan sekitar
32- 35 hari menghasilkan daging berat hidup sekitar 1,2 – 1,5 kg, sehingga apabila kita bandingkan
dengan waktu yang sama maka akan diperoleh berat daging itik peking melebihi berat dari pada
ayam ras pedaging. Silahkan buktikan !
Sistem Perkandangan
Sistem perkandangan dalam budi daya itik peking/peking duck bisa dikenal 3 tipe kandang
diantaranya :
1. Tipe kandang battery
Dalam tipe kandang ini, ternak dikandangkan satu persatu dalam satu kotak dengan ukuran yang
hanya cukup untuk 1 ekor itik peking/peking duck dewasa, dengan ukuran kandang panjang x lebar x
tinggi (45 x 45 x 35 cm). Dengan tipe kandang ini biaya untuk kandang relatif lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan tipe kandang yang lain. Dengan tipe kandang battery ini, maka sistem
perkawinannya harus menggunakan kawin buatan (insiminasi buatan) yang dilakukan oleh tenaga
manusia yang ahli dalam insiminasi buatan dengan istilah inseminator. Pada tipe kandang ini kondisi
ternak maupun produksi telur dari pada itik peking/peking duck bisa terkontrol secara satu persatu,
apakah produktivitasnya tinggi atau rendah, begitu juga dalam pengontrolan penyakitnya akan lebih
mudah terkontrol.
2. Tipe kandang postal
Dalam usaha ternak itik yang menggunakan tipe kandang postal, di mana ternak-ternak peliharaan
ditempatkan dalam satu ruangan besar dengan jumlah ternak tertentu, di mana pemberian makan
dan minuman ditempatkan di dalam ruangan kandang, sehingga ternak itik yang dipelihara selalu
berada di dalam ruangan, biasanya tipe ini dalam pemeliharaan itik hanya digunakan untuk itik starter
dan grower/masa pertumbuhan tetapi adakalanya digunakan untuk itik periode layer. Kapasitas itik
untuk tipe kandang postal ini tergantung dari pada jenis itik yang dipelihara apakah jenis itik starter
atau itik grower, untuk umur itik periode starter kapasitas kandang yang digunakan yaitu sekitar 10 –
15 ekor/m2, sedangkan apabila digunakan untuk preiode grower yaitu sekitar 6 – 8 ekor/m2,
seandainya digunakan untuk periode layer kapasitas kandang sekitar 3 – 5 ekor/m2.
3. Tipe kandang ranch
Tipe kandang ranch ini merupakan pengembangan dari tipe kandang postal, di mana dalam kandang
tipe ranch ini selain ada ruangan tempat ternak juga di bagian luar/di halaman depannya disediakan
halaman tempat bermain yang biasa dikenal dengan nama kandang umbaran yang dilengkapi
dengan saluran air atau kolam, yang berfungsi untuk mandi/membersihkan kotoran yang menempel
di badannya serta berfungsi pula untuk mendinginkan tubuh di waktu siang hari, hal ini disebabkan itik
peking merupakan jenis unggas yang tidak tahan terhadap panas, sehingga harus disediakan air
untuk pendingin tubuhnya. Tipe kandang ini lebih cocok untuk pemeliharaan ternak unggas air
dengan cara peking

Anda mungkin juga menyukai