Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PERENCANAAN

PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH


PESISIR DALAM MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kabupaten Maluku Tenggara yang juga sebagai salah
satu daerah kepulauan yang secara administratif berada di
bawah pemerintah propinsi Maluku, Lokasinya yang jauh,
terutama dari Ambon, ternyata dirasakan sering menghambat
komunikasi, baik dalam perhubungan maupun pelayanan
Pembangunan wilayah pesisir di Kabupaten Maluku
Tenggara di mulai dengan pengembangan kegiatan perikanan
darat yang dapat memberikan manfaat, peningkatan produksi
perikanan baik tangkap dan budidaya dan mendayagunakan
sumber daya lokal dan investasi yang telah ada di sekitarnya,
pendayagunaan potensi pengairan yang dapat memproduksi
hasil budidaya perikanan, dan mendorong kegiatan sektor
ekonomi di sekitarnya terutama industri perikanan.

B. MASALAH POKOK.

Berdasarkan uraian singkat latar belakang yang telah


dikemukakan diatas, maka penulis mengajukan masalah pokok
yaitu, apakah pembangunan ekonomi wilayah pesisir
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Maluku Tenggara.

2
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN.

1. Tujuan Penelitian.

a. Untuk mengetahui besarnya kontribusi


pembangunan wilayah pesisir dalam miningkatkan
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Maluku
Tenggara.
b. Untuk mengetahui pula perkembangan nilai
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Maluku Tenggara.

2. Kegunaan Penelitian.

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi


positif bagi upaya peningkatan wilayah pesisir dan
masyarakat pesisir di Kabupaten Maluku
Tenggara.
b. Penelitian ini akan menjadi rujukan bagi
pemerintah maupun masyarakat di wilayah pesisir
yang terlibat dalam upaya perencanaan
pembangunan di wilayah pesisir dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

D. HIPOTESIS.

Berdasarkan masalah pokok tersebut diatas maka dapat


dikemukakan hipotesis sebagai beriku : Diduga bahwa
kontribusi pembangunan ekonomi wilayah pesisir relatif besar

3
terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Maluku Tenggara
dari tahun 2004-2008.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perencanaan Pembangunan.


B. Pengertian Pembangunan Ekonomi.
C. Pembangunan Ekonomi Nasional.
D. Pengertian Wilayah Pesisir.
E. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.
F. Pengertian Pembangunan Ekonomi Wilayah Pesisir.
G. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

4
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Daerah dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Maluku Tenggara,


sebagai Kabupaten yang mempunyai wilayah pesisir cukup luas
di Provinsi Maluku. Kabupaten Maluku Tenggara dengan ibu
kotanya kota Tual dengan luas wilayah ± 4.049 km 2, tetapi luas
lautannya ±7,6 luas daratannya. Kabupaten Maluku Tenggara
hanya terdiri dari atas satu gugusan kepulauan yaitu gugusan
kepulauan kei yang terdiri atas kepulauan kei kecil dan kei besar
dengan luas seluruhnya 2.468 km2 dan pulau klei besar dengan
luas 581 km2. Dan penelitian ini di laksanakan selama 3bln yaitu
pada bulan April s/d Juni 2009.

B. Metode Pengumpulan Data.


Dalam pengumpulan data metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
a. Observasi (pengamatan) yaitu penelitian yang dilakukan
dengan cara mengamati dan meninjau secara langsung
kegiatan nelayan di wilayah pesisir.
b. Dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan
berdasarkan dokumen-dokumen dan bahan bacaan yang
diperoleh dari literatur-literatur yang mempunyai hubungan
dengan pokok pembahasan penelitian ini.

5
c. Interview yaitu dengan melakukan wawancara secara
langsung terhadap responden yang dalam hal ini pegawai
Kantor Statistik di Kabupaten Maluku Tenggara

C. Jenis Data dan Sumber Data.

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian


ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis Data.

a. Data Primer.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung di
lapangan atau daerah penelitian, peneliti turun langsung ke
daerah penelitian untuk mengumpulkan data dari obyek
penelitian, antara lain dari :
- Kantor Bapeda Maluku Tenggara
- Kantor Statistik Maluku Tenggara
- Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Maluku
Tenggara
- Tokoh masyarakat (Raja Tual)
- Para nelayan.

b. Data Sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui


literatur - literatur dan peneliti-peneliti sebelumnya antara
lain :
- Laporan Kantor Bapeda Maluku Tenggara
- Laporan Kantor Statistik Maluku Tenggara

6
- Laporan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Maluku Tenggara

2. Sumber Data.
Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini antara
lain berasal dari :
a. Kantor Bapeda Maluku Tenggara
b. Kantor Statistik Maluku Tenggara
c. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Maluku
Tenggara
d. Tokoh masyarakat (Raja Tual)
e. Para nelayan.

D. Metode Analisis.

1. Metode Kualitatif.
Dalam menganalisis data hasil penelitian ini, digunakan
metode deskriptif dengan cara menjelaskan berbagai informasi
maupun data (sekunder dan primer) dimaksudkan untuk
menganalisis respon masyarakat terhadap hasil pembangunan
khususnya pembangunan ekonomi di Kabupaten Maluku
Tenggara.

2. Metode Kuantitatif.
a. Metode Analisi Kontribusi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar


kontribusi atau sumbangan wilayah pesisir terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Maluku tenggara
Payaman Simanjuntak (1985 ; 129) sebagai berikut :

7
Yj

Sj = x 100 %

Dimana :

Sj = Besarnya nilai kontribusi wilayah pesisir (%)

Yj = Besarnya nilai produksi nelayan wilayah


pesisir (Rp)

Y = Besarnya jumlah Nilai PDRB berdasarkan


harga konstan Kabupaten Maluku Tenggara
(Rp)

b. Metode Analisis Shift Share.

Shift Share analisis diperkenalkan oleh Dunn pada


tahun 1960. Analisis ini pada hakikatnya merupakan teknik
yang relatif sangat sederhana dalam menganalisis
perubahan struktur suatu perekonomian lokal dalam
hubungannya dengan perekonomian acuan yang lebih
besar. Ekonomi lokal dapat berupa Kota atau Wilayah,
sedangkan wilayah acuannya dapat berupa Propinsi atau
nasional.
Walaupun merupakan suatu asumsi, berhubung
interrelasinya yang erat satu sama lain, ekspansi yang
terjadi dalam perekonomian antar wilayah dalam suatu
negara dianggap pararel satu sama lain. Tetapi

8
sesungguhnya terdapat perbedaan yang inchaeren dalam
karunia (endowment) fktor-faktor produksi, pengaturan
kelembagaan, dan pasar produksi. Perbedaaan ini tercermin
dalam perbedaan tingkat pertumbuhan kesempatan kerja
dan pendapatan.
Shift Share analysis mengakui adanya perbedaaan dan
kesamaan antar wilayah tersebut. Dalam hubungan ini,
shift Share analysis mengasumsikan bahwa pertumbuhan
suatu wilayah dapat dibagi dalam tiga komponen faktor,
yakni komponen pertumbuhan Nasional (National Growth
Component), Komponen pertumbuhan proporsional
(Proportional Growth Component), dan kompnen
pertumbuhan daya saing wilayah (Diffrential atau regional
Share Growth Componnent).

9
BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis Dan Luas Wilayah Kabupaten Maluku


Tenggara

Kabupaten Maluku Tenggara dengan ibukotanya Tual


menurut astromi terletak antara 5˚ sampai 6˚ Lintang Selatan dan
131˚ sampai 133,5˚ derajat Bujur Timur adapun letaknya menurt
geografis dibatasi antara lain oleh:
Sebelah selatan berbatasan dengan : Laut Arafuru
Sebelah Utara berbatasan dengan : Irian Jaya Bagian
Selatan
Sebelah Timur berbatasan dengan : Kepulauan Aru
Sebelah Barat berbatasan dengan : Laut Banda dan
Bagian Utara Kepulauan
Tanimbar
Luas wilayah Kabpaten Maluku Tenggara ±4.9 Km², tetapi
luas lautnya ±7,6 kali luas daratanya. Kabupaten Maluku
Tenggara hanya terdiri atas satu gugusan kepulauan yaitu
gugusan kepulauan Kei yang terdiri atas kepulauan Kei Kecil
dengan luas seluruhnya 2.468 Km² dan pulau Kei Besar dengan
luas 581 Km².
Secara Topografi Pulau Kei Kecil dan Pulau Dullah lebih
datar, dengan ketinggian ± 100 M diatas permukaan laut.
Beberapa bukit rendah di tengah dan utara mencapai 115 M.
PulauKei Besar berbukit dan bergunung yang membujur

10
sepanjang pulau dengan ketinggian rata-rata 500 – 800 M dengan
gunung Dab sebagai puncak tertinggi,dataran rendah merupakan
jalur sempit sepanjang pantai.

B. Penduduk dan Tenaga Kerja

1. Penduduk

Berdasarkan hasil pencatatan aparat pemerintahan


(registrasi penduduk), penduduk Kabupaten Maluku
Tenggara tahun 2006 berjumlah 114.220 yang tersebar di 6
(enam) kecamatan,dengan laju pertumbuhan 5,32 perseen
pertahun selama Priode 2005-2006, akan tetapi pada tahun
2005 Tanyando Tam masih merupakan bagian dari
Kecamatan Kei Kecil dan pada tahun 2006 Tayando Tam
memisahkan diri dari Kecamatan Kei Kecil dan menjadi
Kecamatan Tayando Tam, adapun kecamatan yang berada di
Kabupaten Maluku Tenggara pada tahun 2006 adalah Kei
Kecil, P.P Kur, Tyando Tam, Kei Besar, Kei Besar Utara
Timur, dan Kei Besar Selatan.
Dari enam kecamatan tersebut pada tahun 2006 kecamatan
kei kecil dengan luas wilayah sebesar 3.302 dan mempunyai
jumlah penduduk sebesar jiwa 90.106 jiwa, dan pada
kecamatan P.P Kur dengan luas wilayah sebesar 33 dan
mempunyai jumlah penduduk sebesar 5.506 jiwa, dan pada
kecamatan Tayando Tam dengan luas wilayah sebesar 133
dengan jumlah penduduk sebesar 4.670 jiwa dan pada

11
kecamatan Kei Besar yang luas wilayahnya sebesar 277 dan
jumlah Penduduknya sebesar 24.464 jiwa, dan pada
Kecamatan Kei Besar Utara Timur dengan luas wilayah
sebesar 142 dan jumlah penduduknya sebesar 11.063 jiwa.
Dan pada kecamatan Kei Besar Selatan dengan luas wilayah
sebesar 62 dan jumlah penduduknya sebesar 8.411 jiwa.

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu masalah yang sulit


dipecahkan pada saat sekarang. Hal ini disebabkan semakin
banyaknya jumlah tenaga kerja atau pencari kerja, baik itu
dari tingkat SLTA maupun sarjana, namun kesempatan kerja
fomal itu sendiri semakin bekurang.
Berdasarkan data pencari kerja yang terdaftar di kantor
Depertemen Tenaga Kerja Kabupaten Maluku Tenggara,
maka terlihat bahwa stiap tahun makin banyak pencari kerja
yang belum ditempatkan atau belum tersalurkan. Hal ini
menunjukan bahwa pertumbuhan lapangan pekerjaan tidaklah
sebanding dengan pertumbuhan pencri kerja.
Penduduk usia kerja (15 tahun keatas) di Kabupaten
Maluku Tenggara pada tahun 2007 berjumah 89,337 jiwa
yang terdiri dari 46.132 perempuan dan laki-laki berjumlah
43.205.

C. Kondisi Wilayah Pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara

12
Kabupaten Maluku Tenggara merupakan salah satu
Kabupaten wilayah pesisir yang terdapat di Provinsi Maluku. Di
mana luas wilayah pesisir yang terdapat di kabupaten Maluku
Tenggara adalah sebesar 3.049 Km² dan di mana jumlah
penduduk yang berdomesili di wilayah pesisir sebanyak pada
tahun 2007 tercatat sebesar 14.220 jiwa orang dan sebagian besar
mata pencaharian utama mereka dari total penduduk yang ada 75
% bermata pencaharian sebagai nelayan dan selebihnya 25 %
hidup sebagai pegawai negeri sipil dan sebagai pelajar.

13
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Pendapatan Para Nelayan Pada Wilayah Pesisir Di


Kabupaten Maluku Tenggara.

1. Nelayan Tangkap di Kabupaten Maluku Tenggara.

Nelayan Tangkap yang dimaksud adalah nelayan yang


menangkap ikan dan non ikan didalam batas pantai atau dekat
dengan wilayah pesisir pantai.

2. Nelayan Lepas di Kabupaten Maluku Tenggara.

Yang dimaksud dengan nelayan lepas adalah nelayan yang


mencari atau menangkap ikan dan non ikan di laut lepas atau
keluar dari batas pantai.

3. Nelayan Budidaya di Kabupaten Maluku Tenggara

Perkembangan nelayan budidaya adalah nelayan yang


paling sedikit jumlah perkembangan nelayan dan produksi
serta nilai produksinya diantara nelayan-nelayan yang lain.
Nelayan budidaya adalah nelayan yang memelihara atau
membudidayakan ikan dan non ikan yang bisa dibudidayakan
serta di kembangbiakan.

B. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten


Maluku Tenggara.

14
Dalam membahasan pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Maka yang perlu menjadi pegangan dasar dalam pembahasan
tersebut yaitu bagaimana konsep pendekatan teorinya kemudian
didukungoleh kondisi perekonomian daerah tersebut dalam
bentuk data tentang nilai Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB).
Dalam pendekatan teori yang pertama adalah teori tahapan
pertumbuhan dimana setiap pembangunan yang dilakukan suatu
Negara haruslah melewati beberapa tahapan tertentu. Menurut
teori ini Negara-negara maju telah mencapai tahapan tinggal
landas. Untuk mencapai tahapan ini sebuah Negara harus mampu
untuk mengerahkan dana tabungan yang dimiliki oleh Negara
tersebut guna untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
Sedikit banyak terdapat kaitan dengan usaha untuk mencapai
tahapan tinggal landas. teori kedua merupakan teori yang
berusaha untuk menjelaskan bagaimana upaya yang dapat
dilakukan untuk memobilisasi dana tabungan sebuah Negara.

C. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di


Kabupaten Maluku Tenggara

Berdasarkan data dan informasi yang penulis peroleh, bahwa


di Kabupaten Maluku Tenggara tahun 1998 di Kabupaten tual
terjadi suatu pergolakan atau suatu kerusuhan horizontal yang
berbau sarah sehingga dengan adanya permasalahan tersebut
sempat mempengaruhi kondisi perekonomian di propinsi maluku
secara umum. dengan adanya kondisi ini pula tentunya sektor-

15
sektor ekonomi ikut terpengaruh perkembangannya khususnya
peningkatan atau perkembangan nilai produk domestic regional
bruto (PDRB).

D. Analisis Kontribusi Pembangunan Ekonomi Wilayah Pesisir


Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Maluku
Tenggara.

Selanjutnya untuk menghitung besarnya kontribusi


Wilayah Pesisir dalam meningkatan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Maluku Tenggara dapat dihitung dengan rumus:

Yj
Sj = x 100 %
Y

Berdasarkan data jumlah PDRB Kabupaten Maluku


Tenggara dan data jumlah Nilai Produksi Nelayan Wilayah
Pesisir, dapat dihitung besarnya kontribusi Wilayah Pesisir
Terhadap Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Maluku
Tenggara sebagai berikut :

Rp 9.811.000
1. Kontribusi 2004 = x 100 %
Rp 174.682.000
= 5.61%

16
Hal ini berarti besanya Kontribusi Wilayah Pesisir Dalam
Meningkatan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Maluku
Tenggara pada tahun 2004 adalah sebesar 5.61%
. Rp 10.162.000
2. Kontribusi 2005 = x 100 %
Rp 18. 343.000
= 55.39%

Hal ini berarti besarnya Kontribusi Wilayah Pesisir Dalam


Meningkatan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Maluku
Tenggara pada tahun 2005 sebesar 55.39%

Rp 11.776.000
3. Kontribusi 2006 = x 100 %
Rp 198.374.000
= 5.93%

Hal ini berarti besarnya Kontribusi Wilayah Pesisir Dalam


Meningkatan Pertumbuhan Ekonomi Maluku Tenggara pada
tahun 2006 sebesar 5.93%

Rp 12.828.000
4. Kontribusi 2007 = x 100 %
Rp 195.365.000
= 6.56%

17
Hal ini berarti besarnya Kontribusi Wilayah Pesisir Dalam
Meningkatan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Maluku
Tenggara pada tahun 2007 adalah sebesar 6.56%.

Rp 13.353.000
5. Kontribusi 2008 = x 100 %
Rp 205.521.000
= 6.49%

Hal ini berarti besarnya Kontirubusi Wilayah Pesisir Dalam


Meningkatan Pertubuhan Ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara
pada tahun 2008 adalah sebesar 6.49%

E. Struktur Kegiatan Sektor Ekonomi di Kabupaten Maluku


Tenggara dalam Kaitannya dengan Provinsi Maluku

Perubahan dan pergeseran struktur pada setiap kegiatan


sektor-sektor ekonomi sangat ditentukan oleh pengerauh
ketertarikan wilayah lainnya yang ada disekitarnya, karena
dengan daerah lain di luar Kabupaten Maluku Tenggara akan
berpengaruh besar terhadap kegiatan sektor-sektor ekonomi yang
ada dikabupaten Maluku Tenggara itu sendiri misalnya Provinsi
Maluku merupakan wilayah yang mempunyai pengeruh besar
terhadap Kabupaten Maluku Tenggara dalam konteks keterkaitan
wilayah.

18
Kabupaten Maluku Tenggara sebagai salah satu Daerah
Tingkat II di Provinsi Maluku secara geografis maupun secara
ekonomi memiliki keterkaitan yang sangat besar dengan
Kabupaten Maluku Tenggara, karena Povinsi Maluku memiliki
banyak penduduk khususnya kota Ambon sebagai ibukota
Provinsi Maluku banyak memperoleh pasokan bahan baku
industry dan bahan makanan yang bersala dari Kabupaten
Maluku Tenggara. Dengan demikian produksi yang ada di daerah
Maluku Tenggara akan diekspor ke wilayah Maluku dan dengan
sendirinya akan berdampak kepada seluruh sector ekonomi yang
ada di Kabupaten Maluku Tenggara. Misalnya terhadap sector
transportasi, sector jasa, sector keuangan dan sector pertanian
sebagai sector penghasil bahan baku.

F. Pertumbuhan Proporsional dan Daya Saing Wilayah.


Komponen pertumbuhan proporsional (Proportional Growth
Component) terjadi karena adanya perbadaan permintaan output
akhir, perbedaan ketersediaan bahan baku, perbadaan kebijakan
pemerintah secara makro setiap daerah, kebijakan industry
(seperti : pajak, subsidi) dan perilaku masyarakat dalam
memanfaatkan endowment yang ada pada daerahnya.
Kesimpulannya dalah bahwa komponen pertumbuhan
proporsional timbul karena perbedaan tingkat pertumbuhan
kesempatan keja atau pendapatan antara satu industri atau sector
tertentu dengan tingkat kesempatan kerja total. Hasil dari
komponen pertumbuhan proporsional dapat menunjukan

19
perubahan atau pertumbuhan pendapatan sebagai akibat pengaruh
pertumbuhan proporsional.

G. Proyeksi Posisi Relatif Perekonomian Kabupaten Maluku


Tenggara
Analisis perekonomian Kabupaten Maluku Tenggara dengan
menggunakan tahun dasar 2004 untuk menganalisa kondisi
perekonomian pada tahun 2006, sehingga dapat membuat
proyeksi kedepan tergantung kebutuhan daerah ini dengan
maksud untuk memperoleh gambaran perubahan sector-sektor
ekonomi dalam keterkaitan natara wilayah dan pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Maluku Tenggara.

20

Anda mungkin juga menyukai