Anda di halaman 1dari 12

IAH SEMINAR PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAN KEUANGAN DAERAH

O L E H

MOH. BAHRUM ROROA


021 25 0015

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN ILMU EKONOMI/STUDI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2008 – 2009

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena hanya

berkat dan rahmat-Nyalah akhirnya laporan ini dapat diselesaikan sebagai bahan mata

kuliah “SEMINAR PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN DAERAH”.

Penulisan ini dan materi laporan ini didasarkan pada berbagai literatur-literatur dari

berbagai sumber, terutama dari pengalaman, masukan dan saran-saran yang bersifat

membangun.

Semoga sumbangan pemikiran, kritik dan saran dari segala pihak berguna bagi

pengembangan ilmu yang yang penulis ajukan.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………….. iii

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………………….. 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ……………………………………………………………………………………………………. 3

PEMBAHASAN

A. Analisis Perencanaan Pembangunan ……………………………………………………………………. 5

KESIMPULAN

A. Saran …………………………………………………………………………………………………………………… 8
B. Penutup ………………………………………………………………………………………………………………. 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Orientasi Perencanaan Pembangunan Indonesia ke depan adalah keunggulan

sebagai negara maritim. Wilayah kelautan dan pesisir beserta sumber daya alamnya

memiliki makna strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia, karena dapat

diandalkan sebagai salah satu pilar ekonomi nasional.

Perencanaan Pembangunan adalah upaya yang terencana dalam mengelola

segenap sumber daya alam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, di mana sumber

daya relatif terbatas bahkan sebagian tidak dapat diperbaharui atau bertambah dengan

cepat sedangkan kebutuhan manusia terus meningkat jumlah dan beragam jenisnya.

Kebutuhan tersebut tidak selalu dapat dipenuhi oleh sebuah daerah karena

keterbatasan sumber daya, dengan demikian secara alamiah telah terbangun hubungan

ekonomi antar daerah yang saling terkait dan bergantung.

Pembangunan di Indonesia umumnya terkonsentrasi pada wilayah tertentu seperti

Pulau Jawa, Sumatra, sebagian Sulawesi dan Kalimantan.  Dilaksanakan secara sektoral,

akibatnya hasil pembangunan yang dicapai tidak optimal karena egoisme sektoral kuat

sekali. Selain itu pembangunan diwarnai oleh kekuatan politik dan lebih menitikberatkan

pada eksploitasi daratan dari pada lautan, sehingga menyebabkan tidak meratanya laju

pembangunan yang berdampak pada perbedaan pendapatan per kapita dan perbedaan

pengembangan wilayah antar kabupaten/kota.

B. Rumusan Masalah.

iv
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis

mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh perencanaan pembangunan dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat indonesia

v
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori.

1. Pengertian Perencanaan Pembangunan.

Sejarah perencanaan pembangunan di Indonesia sejak 1945 hingga kini

mengalami perkembangan, sejalan dengan tingkat stabilitas politik, dan keamanan.

Artinya faktor-faktor social, politik, ekonomi. Penghitungan akurat yang tidak

ambisius, pengawasan yang kontinyu, pelaksanaan kordinasi, dan sinkronisasi yang

baik, serta pembiayaan yang memadai merupakan hal yang sangat mempengaruhi

keberhasilan perencanaan pembangunan suatu Negara.

Beberapa ahli menjelaskan bahwa penyusunan perencanaan adalah suatu

pekerjaan yang rumit, sedangkan pihak lain menganggap bahwa menyusun

perencanaan tidak lebih hanya sebagai hisapan jempol saja, namun demikan banyak

diantara para ahli yang menganggap bahwa dengan perencanaan suatu akan dapat

dilaksanakan lebih baik daripada tanpa perencanaan sama sekali.

Menurut Y Dior dalam bukunya ”The Planning procces” (.Subandi,M.M:2003)

mengatakan bahwa:

Perencanaan suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk

dilaksanakan pada waktu yang akan datang, yang diarahkan pada pencapaian

sejarah tertentu dengan defenisi tersebut berarti perencanaan mempunyai

unsur sebagai berikut:

1) Berhubungan dengan hari depan

2) Menyusun seperangkat kegiatan secara sistimatis dan,

3) Di rancang untuk mencapa tujuan tertentu.

vi
Perencanaan merupakan suatu proyeksi yang diharapkan terjadi dalam

jangkauan waktu tertentu di masa yang akan datang oleh karena itu pembuat

perencanaan perlu menghitung, membuat, asumsi agar proyeksi tersebut dapat

tercapai disamping itu poerlu ada lembaga yang mampu mengkordinasikan semua

kegiatan. Tujuan akhir Perencanaan adalah perbaikan kesejahteraan sosial.

vii
PEMBAHASAN

A. Analisis Perencanaan Pembangunan.

Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan (kontinyu),

berkelanjutan, sejak dari tahap survei hingga tahap pengamatan. Perencanaan fisik

merupakan bagian atau alat organisasi masyarakat dan pengawasan atau kontrol

penggunaan sumberdaya lahan. Pada kenyataannya proses perencanaan merupakan

kegiatan yang tidak pernah selesai, karena selalu memerlukan peninjauan ualng atau

pengkajian , guna memberikan umpan balik dalam proses evaluasi. Dalam proses

penentuan alternatif , pemilihan alternatif dan evaluasi diperlukan analisis yang

seksama.

Analisis adalah uraian atau usaha mengetahui arti sutau keadaan. Data, informasi

atau keterangan mengenai suatu keadaan diurai dan dikaji hubungannya satu sama lain,

diselidiki kaitan yang ada antara yang satu dengan yang lainnya. Analisis wilayah

(regional) ialah cara melihat berbagai faktor perkembangan dalam skala wilayah. Dalam

hal analisis daerah, daerah dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah yang batasannya

ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu tujuan, sekala, dan proses. Tujuan sangat besar

pengaruhnya terhadap proses perencanaan.

Pertanyaan untuk apakah? dan untuk Siapa dilakukan perencanaan ?,

menunjukkan peranan "tujuan" dalam perencanaan. Pada setiap pembuatan

perencanaan, perencana harus sudah mengetahui atau menetapkan tujuannya dan

untuk siapa perencanaan dibuat. Dalam konteks ini, proses perencanaan dapat diartikan

sebagai suatu usaha memaksimumkan segala sumberdaya yang ada pada suatu wilayah

viii
atau negara untuk tujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

Untuk dapat menerapkan asas memaksimumkan manfaat segala sumberdaya dengan

meminimumkan dana masyarakat, diperlukan kemampuan analisis atas kedua faktor

yang tidak saling menenggang tersebut.

Skala perencanaan mempunyai peranan penting pula. Secara teori, perencana

dapat mencakup seluruh dunia, atau lebih kecil ialah batas wilayah negara. Sebagai

contoh, dapat dikemukakan perencanaan daerah aliran sungai yang menembus batas

wilayah negara.

Pada umumnya kita memepersoalkan perencanaan dalam skala nasional, wilayah

dan setempat. Setiap cita-cita dan tujuan suatu negara dituangkan dalam rencana /ran-

cangan nasional yang kemudian dipecah-pecah ke dalam rancangan wilayah. Dalam

pelaksanaannya ke sasaran terakhir, rancangan wilayah diterjemahkan ke dalam

rencana setempat. Dari sini terlihat, rancangan daerah meuupakan jembatan antara

rancangan nasional dan setempat.

Faktor perencanaan lainnya ialah proses. Daerah maupun kota selalu berubah.

Keadaan sosial akan berubah, lambat atau cepat. Bebagai perubahan ini tentu saja akan

berpengaruh pada ekonomi masyarakat, sehingga selanjutnya berpengaruh pula pada

keadaan fisik daerah/kota. Daerah atau kota yang mengalami urbanisasi besar,

mengalami perubahan ekonomi dan fisik yang juga bergerak dengan cepat. Pulau Jawa

dan beberapa kota besar di Indonesia merupakan teladan yang bagus. Pola dan laju

proses perkembangan masyarakat, ekonomi, plitik dan lainnya dapat dikaji untuk

dijadikan bahan pertimbangan pokok bagi penentuan kebijakan perencanaan. Kebijakan

ini menyangkut beberapa aspek penting. Selain menentukan Apa yang dikembangkan,

ix
juga harus menentukan BAGAIMANA, KAPAN, dan BERAPA BESAR pengembangannya.

Melihat pola dan laju perkembangan penduduk, seorang perencana kota misalnya akan

dapat menentukan segala kebutuhan yang diperlukan pada 10 tahun mendatang. Hal ini

sudah mencakup pertanyaan apa dan kapan. Dalam perencanaan, hal tersebut

belumlah cukup dan masih harus dilengkapi dengan pengetahuan "berapa besar"

pengembangan yang sebenarnya dibutuhkan , dan "bagaimana" mewujudkannya.

Berbagai kesulitan akan dihadapi dalam pekerjaan analisis, terutama yang

menyangkut data, definisi daerah atau kota, penentuan batas daerah perencanaan dan

lainnya. Dalam pekerjaan analisis, seringkali dihadapi berbagai kesulitan a.l.

ketersediaan data dan penentuan daerah perencanaan.

x
PENUTUP

A. Kesimpulan.

Perencanaan Pembangunan adalah upaya yang terencana dalam mengelola

segenap sumber daya alam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, di mana sumber

daya relatif terbatas bahkan sebagian tidak dapat diperbaharui atau bertambah dengan

cepat sedangkan kebutuhan manusia terus meningkat jumlah dan beragam jenisnya.

Kebutuhan tersebut tidak selalu dapat dipenuhi oleh sebuah daerah karena

keterbatasan sumber daya, dengan demikian secara alamiah telah terbangun hubungan

ekonomi antar daerah yang saling terkait dan bergantung.

B. Saran.

Setiap malakukan suatu perencanaan pembangunan harus melihat tingkat

kebutuhan masyarakat setempat demi peningkatkan kesejahteraan masyarakat

tersebut.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Tjokramidjo, B. 1985. Perencanaan Pembangunan. Gunung Agung. Jakarta.

_______________ . 1985. Penerapan Ilmu Wilayah dalam Pembangunan Indonesia.

DPP HIPIPWI. Bogor.

Fisher, H. B. 1975. Perencanaan Regional dalam Konteks Pembangunan Nasional Indonesia.

Perisma No. 3Juni. 1985.

xii

Anda mungkin juga menyukai