Anda di halaman 1dari 84

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN

TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS BANDARHARJO SEMARANG

SKRIPSI

Oleh :

Rastia Irmachatshalihah
NIM : G2A015007

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sungguh – sungguh
bahwa skripsi dengan judul “ Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Bandarharjo Semarang ” saya susun tanpa tindakan plagiat yaitu pengambilan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya
sendiri. Jika kemudian hari dapat di buktikan bahwa skripsi saya adalah hasil
jiplakan, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi
yang di jatuhkan oleh Universitas Muhammadiyah Semarang kepada saya.

Semarang, 26 Agustus 2019

Rastia Irmachatshalihah

HALAMAN PERSETUJUAN

ii
PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANDARHARJO SEMARANG

Skripsi ini telah di pertahankan


Di hadapan tim penguji skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang

Pembimbing

Ns. Yunie Armiyati, M.Kep, Sp.KMB

iii
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANDARHARJO SEMARANG

Skripsi ini telah di pertahankan


Di hadapan tim penguji skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang

Pada tanggal
26 Agustus 2019

Tim Penguji :

Ns. Khoiriyah., S.Kep., M.Sc : ...............................................................

Ns. Akhmad Mustofa., M.Kep : ...............................................................

Ns. Yunie Armiyati., M.Kep., Sp.KMB : ...............................................................

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Dr. M. Fatkul Mubin., M.Kep., Sp.Jiwa

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya Proposal Skripsi
yang berjudul “Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo
Semarang” telah berhasil diselesaikan. Penulisan skripsi ini diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam jenjang pendidikan Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang. Tidak ada kata yang terindah selain ucapan syukur
atas kemudahan – kemudahan yang telah di berikan oleh-Nya.

Banyak pihak yang telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Dr. M. Fatkhul Mubin., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Jiwa, Ketua Program Studi
Ilmu keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
2. Ns. Yunie Armiyati., M.Kep., Sp.KMB, selaku dosen pembimbing yang
dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
3. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat, kasih
sayang, perhatian dan doa dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan hidayah dan karunia-Nya.
4. Rendi Hermawan., S.Ab, Yulia Ratna Dewi., S.Tr.TLM, Diah Aulia
Nofiasari., S.Kep, Yulianti., S.Kep, Mega Ayu Maharani., S.Kep, Nurbaeti
Susaanti., S.Kep, yang telah memberikan semangat dan perhatian dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Teman–teman sejawat S1 Keperawatan Reguler Universitas Muhammadiyah
Semarang yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, yang telah banyak
kontribusi.
6. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebut satu per satu yang telah
memberikan dukungan dalam penyusunan penelitian ini.

v
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Kepada semua pihak
yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak demi kemaslahatan
bersama serta bernilai ibadah dihadapan Allah SWT. Amin.

Penulis sadar bahwa apa yang penulis tulis ini masih banyak terdapat
kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis mohon maaf atas kesalahan yang ada,
Karena salah dan khilaf datangnya dari penulis, dan kesempurnaan hanyalah milik
ALLAH SWT. Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran dari berbagai
pihak, terutama yang peduli terhadap pengembangan profesi keperawatan.
Semoga dengan tulisan yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat bagi
penyusun maupun bagi pembaca.

Semarang, 26 Agustus 2019

Rastia Irmachatshalihah

vi
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Skripsi, 26 Agustus 2019

Rastia Irmachatshalihah

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada


Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo

xiv+ 58 Halaman+ 10 Tabel+ 4 Skema+ 18 Lampiran

Abstrak

Angka kejadian hipertensi selalu meningkat setiap tahunnya, tahun 2018 insiden
hipertensi meningkat dari 25,8% menjadi 34,1%. Penderita hipertensi rentan
terhadap masalah psikologis salah satunya adalah stress yang dapat meningkatkan
tekanan darah. Intervensi non farmakologi untuk menurunkan tekanan darah
diantaranya menggunakan intervensi murottal. Penelitian ini memiliki tujuan
menganalisis pengaruh terapi murottal terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. Desain yang di
gunakan adalah quasy eksperiment dengan rancangan pre test dan post test desain
dengan 20 responden. Hasil uji statistik terapi murottal berpengaruh terhadap
tekanan darah pada pasien hipertensi dengan (p value= 0,000). Rekomendasi pada
penelitian ini adalah intervensi murottal dapat diajarkan dan di aplikasikan untuk
menurunkan tekanan darah.

Kata kunci : hipertensi, murottal.

Sumber : 76 ( 2009 – 2018 )

vii
UNDERGRADUATE NURSING STUDY PROGRAM

FACULTY OF NURSING AND HEALTH SCIENCE

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SEMARANG

Mini Thesis, 26 Agust 2019

Rastia Irmachatshalihah

The Influence of Therapy Murottal Against The Blood Pressure on Then


Patient Hypertension in The Work Of The Comunity Health Center of
Bandarharjo

xiv+ 58 Pages + 10 Tabels + 4 Scheme + 18 Enclosure

Abstract

The incidence of hypertension is increasing every year, the incidence of


hypertension increased from 25,8% to 34.1% on 2018. Hypertension patients are
prone to psychological problems for example stress that can raise blood pressure.
Intervention non-pharmacological for lowering blood pressure including use of
intervention murottal. This study has the objective to analyze the influence of
therapy murottal to decrease blood pressure in patients with hypertension in the
comunity health center of Bandarharjo. Design in experiment of the mini thesis
use is quasy experiment design with pre test and post test design with 20
respondents. The results of statistical tests therapy murottal have effect on blood
pressure in patients with hypertension (p value= 0.000). The recommendations in
this study is the intervention murottal can be taught and applied to lower blood
pressure.

Key word : Hipertension, murottal

References : 76 ( 2009 – 2018 )

viii
DAFTAR ISI
Hal.

HALAMAN JUDU

L.............................................................................Error! Bookmark not defined.

SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME............................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

ABSTRAK.............................................................................................................vii

DAFTAR TABEL..................................................................................................xii

DAFTAR SKEMA...............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv

BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5

D. Manfaat Penelitian........................................................................................6

E. Bidaang Ilmu.................................................................................................6

F. Keaslian.........................................................................................................7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................8

A. Hipertensi......................................................................................................8

1. Definisi......................................................................................................8

2. Klasifikasi..................................................................................................8

3. Jenis Hipertensi.........................................................................................9

4. Etiologi......................................................................................................9

ix
5. Patofisiologi.............................................................................................12

6. Manifestasi klinis....................................................................................14

7. Komplikasi..............................................................................................15

8. Penatalaksanaan.......................................................................................16

B. Tekanan darah.............................................................................................20

1. Definisi....................................................................................................20

2. Fisiologi Pengaturan Tekanan Darah Dan Fisiologi Tekanan Darah......20

3. Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah..........................................22

4. Pengukuran Tekanan Darah....................................................................23

5. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pengukuran Tekanan Darah............24

C. Terapi Murottal...........................................................................................27

1. Definisi....................................................................................................27

2. Murottal Surah Al- Kahfi........................................................................27

3. Manfaat Al- Quran..................................................................................28

4. Mekanisme Murottal Surah Al- Kahfi untuk Menurunkan Tekanan Darah


29

D. Kerangka Teori...........................................................................................31

E. Kerangka Konsep........................................................................................31

F. Variabel Penelitian......................................................................................32

G. Hipotesis Penelitian....................................................................................32

BAB III : METODE PENELITIAN......................................................................33

A. Desain Penelitian.........................................................................................33

B. Definisi oprasional......................................................................................36

C. Tempat Penelitian.......................................................................................37

D. Waktu Penelitian.........................................................................................37

x
E. Etika Penelitian...........................................................................................37

F. Alat Pengumpulan Data..............................................................................39

G. Prosedur Pengumpulan Data...................................................................40

H. Rencana analisa data...............................................................................42

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................45

A. Hasil penelitian...........................................................................................45

1. Karakteristik Responden.........................................................................45

2. Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Intervensi Murottal..47

3. Pengaruh Terapi Terapi Murottal Terhadap Penurunan Tekanan Darah


Pada Pasien Hipertensi...................................................................................47

B. Pembahasan.................................................................................................49

1. Interpretasi Dan Diskusi Hasil................................................................49

2. Keterbatasan Penelitian...........................................................................56

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN....................................................................59

A. Simpulan.....................................................................................................59

B. Saran............................................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................61

xi
DAFTAR TABEL
Hal.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .............................................................................7


Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah .................................................................8
Tabel 3.1 Definisi Operasional...........................................................................36
Tabel 4.1 Deskripsi Pasien yang Mengalami Hipertensi ...................................45
Tabel 4.2 Deskripsi Lama Pasien Menderita Hipertens......................................46
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pasien Hipertensi ..............46
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pasien Hipertensi .............................46
Tabel 4.5 Deskripsi Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi
Murottal ..............................................................................................................47
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah di Lakukan
Intervensi Murottal..............................................................................................48
Tabel 4.7 Uji Beda Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah di Berikan Intervensi
Murottal .............................................................................................................. 48

xii
DAFTAR SKEMA
Hal.

Skema 2.1 Kerangka Teori..................................................................................31


Skema 2.2 Kerangka Konsep..............................................................................31
Skema 3.1 Desain Penelitian...............................................................................33
Skema 3.1 Alur Penelitian ..................................................................................42

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian


Lampiran 2 Surat Izin Pengambilan Data Awal Universitas Muhammadiyah
Semarang untuk Dinas Kesehatan Kota Semaarang
Lampiran 3 Surat Pengantar Izin Pengambilan Data Awal dan Penelitian Dari
Dinas Kesehatan Kota Semarang
Lampiran 4 Surat Permhonan Ethical Clearance
Lampiran 5 Sertifikat Ethical Clearance
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Universitas Muhammadiyah Semarang untuk
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang
Lampiran 7 Surat Rekomendasi Survey / Riset dari Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik Kota Semarang
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian Universitas Muhammadiyah Semarang untuk
Dinas Kesehatan Kota Semarang
Lampiran 9 Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan
Kota Semarang
Lampiran 10 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan Informed Consent
Lampiran 11 Lembar Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 12 Standar Oprasional Prosedur Pemberian Murottal
Lampiran 13 Standar Oprasional Prosedur Pengukuran Tekanan Darah
Lampiran 14 Lembar Dokumentasi Pemberian Terapi Murottal
Lampiran 15 Lembar Hasil Analisis Data
Lampiran 16 Lembar Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 17 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 18 Lembar Bukti Plagiarisme
Lampiran 19 Lembar Dokumentasi

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hipertensi yaitu suatu kenaikan pada tekanan darah ≥140/90 mmHg yang terjadi
secara kronis. Adapun klasifikasi menurut JNC VIII, peningkatan tekanan darah
tinggi dikategorikan beberapa jenis hipertensi di antaranya pre hipertensi,
hipertensi pada derajat 1, dan hipertensi derajat 2, tekanan darah normalnya <
120/80 mmHg, pre hipertensi memiliki tekanan darah sistolik 120 sampai 139
mmHg dan diastolik 80 sampai 90 mmHg, sedangkan pada hipertensi derajat 2
≥160 /100 [CITATION Tan141 \t \l 1057 ].

Hipertensi adalah penyakit tidak menular sebagai kasus tertinggi di Indonesia


[CITATION Placeholder1 \t \l 1057 ] . Insiden pada kasus hipertensi selalu mengalami
kenaikan setiap tahunnya, prevalensi dari hasil sebuah pengukuran tekanan darah
pada kasus hipertensi beranjak mengalami kenaikan dari 25,8% sampai dengan
34,1% [ CITATION Ris18 \l 1057 ].

Penyakit hipertensi bisa menyerang pada semua golongan masyarakat di seluruh


dunia [CITATION Rob15 \l 1057 ]. Data WHO sebanyak 40% negara selatan yang
mengantongi kasus penderita hipertensi, sedangkan data dari negara maju hanya
mengantongi 35% penderita hipertensi. Daerah Asia Tenggara 36% kasus dengan
usia dewasa pada penderita hipertensi. Terjadi peningkatan kasus darah tinggi
dengan jumlah penderita untuk pria maupun wanita di Indonesia dari 18% sampai
dengan 31% dan 16% sampai dengan 29% [CITATION Las18 \l 1057 ]. Prevalensi
hipertensi di Indonesia tertinggi pada Provinsi Bangka Belitung dengan jumlah
penduduk 1.380.762 yaitu sebesar 30,9 %, sedangkan prevalensi hipertensi
terendah pada Provinsi Papua dengan jumlah penduduk 3.486.432 yaitu 16,8 %
[CITATION Dep13 \l 1057 ].
2

Penderita hipertensi menduduki proporsi terbesar di Indonesia dari semua


penyakit tidak menular yang dilaporkan, pada Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar
64,83%. kabupaten / kota tertinggi yaitu kota Salatiga sebesar 77,72% sedangkan
kota Semarang menempati peringkat ke 31 dengan presentase penyakit hipertensi
sebesar 6,88% [CITATION Din15 \t \l 1057 ].

Insiden kasus hipertensi di Kota Semarang, urutan pertama adalah Puskesmas


Bandarharjo dengan jumlah 10,111 kasus. Puskesmas Kedungmundu menjadi
kasus tertinggi ke dua setelah puskesmas Bandarharjo dengan perolehan jumlah
4,471 kasus hipertensi dan Puskesmas Tlogosari Kulon menempati urutan ke tiga
dengan perolehan jumlah kasus 4,076 kasus sejak bulan Januari sampai
September 2018 [CITATION Din15 \t \l 1057 ] . Hasil data UPTD Puskesmas
Bandarharjo pada 2 bulan terakhir yaitu September dan Oktober 2018 didapatkan
hasil jumlah penderita hipertensi mencapai 1,090 kasus.

Penderita hipertensi rentan terhadap masalah psikologis, diantaranya stres. Suatu


individu jika merasa tidak mampu untuk menghadapi segala tekanan-tekanan
dalam suatu kehidupan, maka individu akan mengalami tekanan hidup yang
dinamakan stres. Keadaan stres dalam rentan waktu lama nantinya akan
mengakibatkan kenaikan tekanan darah sehingga akan terjadi hipertensi [CITATION
Han18 \l 1057 ]. Penelitian sebelumnya menunjukan adanya korelasi mekanisme
koping stres dengan kejadian hipertensi [CITATION Ari16 \l 1057 ]. Stres akan
membuat otak melepaskan hormon norepinefrin, adrenalin dan kortisol.
Rangsangan pada pusat vasomotor akan di salurkan melalui bentuk rangsangan
berkerja menuju bawah dengan suatu metode saraf simpatis hingga ganglia
simpatis. Keadaan tersebut dapat menghasilkan penyimpaan ion garam dan air
pada tubulus ginjal, sehingga akan terjadi kenaikan kapasitas intra vaskuler serta
akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah [CITATION Bru15 \l 1057 ] ,
penatalaksanaan hipertensi dilakukan dengan terapi obat kimia atau menggunakan
obat herbal dan dapat dilakukan dengan memodifikasi gaya hidup [ CITATION
Ris18 \l 1057 ].
3

Terapi diberikan untuk penderita hipertensi secara garis besar dibagi menjadi
dua bagian adalah obat-obatan dan terapi komplementer. Terapi dengan
menggunakan obat biasa diberikan merupakan suatu jenis obat diuretik,
Angiotensin Converting Enzyme (ACE), Angiotensin II Receptor Blocker (ARB),
Calcium Channel Blocker (CCB), Beta blockers, alpha blockers, vasodilator,
cemtral acting agents. Terapi non farmakologi atau disebut terapi komplementer
dengan menghindari penambahan sodium yang berlebih, diit rendah garam,
olahraga, dan manajemen stres (relaksasi nafas dalam, terapi musik klasik,
relaksasi otot progresif dan terapi murottal) [CITATION Nur18 \l 1057 ].

Salah satu intervensi nonfarmakologi pada pasien hipertensi dengan terapi


mendengarkan murottal Al –Quran. Terapi murottal ayat suci Al – Quran yang
bertujuan mengurangi kecemasan dan stres untuk mempercepat proses
penyembuhan dengan menurunkan tekanan darah. Kondisi tersebut sudah di
buktikan oleh Kaheel ketika seseorang sedang mendengarkan lantunan ayat suci
Al – Quran mempunyai dampak relevan untuk mengurangi suatu kekakuan pada
saraf otot reflektif [CITATION Kah10 \l 1057 ].

Penelitian merupakan penelitian yang berguna untuk menurunkan tekanan darah


menggunakan terapi murottal pada pasien mempunyai tekanan darah tinggi
melebihi rata-rata yang nantinya akan menunjukan penurunan tekanan darah
normal 53,8% dan hipertensi ringan 45,2%. Analisis statistik di dapatkan bahwa
100% responden mengalami penurunan tekaanan darah yang cukup signifikan
hasil p value 0,00 < 0,05 artinya ada pengaruh relevan terapi murottal terhadap
penurunan tekanan darah [ CITATION Ain18 \l 1057 ].

Murottal Al - Qur’an juga berpengaruh pada sistem fisiologi manusia. Indikator


perubahan adalah menurunnya tingkat depresi, kecemasan, dan kesedihan dengan
diakhiri adanya ketenangan jiwa sehingga mampu menangkal berbagai macam
penyakit [CITATION Kah10 \l 1057 ]. Alunan murottal berguna sebagai penurunan
4

hormon stres, berfungsi sebagai pengaktifan hormon endorfin memiliki fungsi


yaitu membuat perasaan rileks akan meningkat serta sebagai pengalihan perhatian
cemas, rasa ketakutan dan tegang sehingga akan memperbaiki pada sistem kimia
tubuh yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah [CITATION 63Pra \l 1057 ] .
Saat diperdengarkan alunan murottal Al-Qur’an akan tercipta harmonisasi yang
indah masuk dalam telinga berbentuk suara (audio), sehingga dapat menggetarkan
gendang telinga, menggoyangkan cairan ditelinga dan membuat sel-sel rambut
didalam koklea bergetar, sehingga akan menyebabkan saraf koklearis akan
mengarah ke otak akan membentuk keindahan khayalan di dalam otak kanan serta
otak kiri manusia. Proses ini menimbulkan rasa nyaman dan perubahan
perasaan[CITATION Pur06 \l 1057 ].

Salah satu surah dalam dalam Al- Quran yang dapat digunakan sebagai terapi
murottal adalah surah Al- Kahfi. Surah Al- Kahfi ialah surah urutan ke 18 dalam
Al- Quran terdiri dari 110 ayat memiliki arti rahmat Allah yang berkuasa serta
menganugerahkan rahmatNya kepada hamba yang sudah memiliki ketetapan.
Murrottal Al – Kahfi yang di lantunkan oleh Syeh Ali Abdurahman Al- Huthaify
memiliki waktu 31 menit 26 detik dengan tempo 101 beats per minutes (BPM) .
Tempo 101 bpm ialah tempo yang lembut atau lambat. Tempo yang lambat
memiliki kisaran waktu antara 60 sampai dengan 120 bpm. Tempo lambat itu
sendiri memiliki makna serupa detak jantung manusia, oleh sebab itu membuat
jantung menyelaraskan detaknya sesuai pada tempo murottal yang di dengarkan
[CITATION Mar13 \t \l 1057 ] . Penelitian menunjukan bahwa terapi musik yang
memiliki tempo lambat mempunyai efek yang berlainan yaitu dapat mengecilkan
frekuensi degub jantung serta tekanan darah [CITATION Sal \l 1057 ].

Penelitian akan dilakukan oleh peneliti bertempat di wilayah kerja Puskesmas


Bandaharjo karena selama ini puskesmas hanya memberikan terapi farmakologi
seperti obat antihipertensi secara rutin padahal terapi nonfarmakologi juga
berpengaruh mengurangi tekanan darah tinggi seperti intervensi murottal Al -
Quran. Riset menggunakan intervensi nonfarmakologi dengan murottal Al- Quran
5

suarat Ar- Rohman sudah banyak di terapkan secara umum pada pasien hipertensi
namun belum dilakukan penelitian aplikasi murottal surah Al- Kahfi terhadap
penurunan hipertensi. Hipertensi akan meningkat diakibatkan stres pada pasien
sehingga murottal dapat di aplikasikan untuk mengurangi tekanan darah.
Penelitian ini sangat di anjurkan sebagai intervensi yang berguna sebagai penurun
tekanan darah karena dapat merilekskan responden.

B. Rumusan Masalah
Respon kecemasaan dan stres dapat terlihat ketika terjadi perbedaan pada tekanan
darah penderita hipertensi. Pengendalian kecemasan dan stres di perlukan dengan
pengaplikasian terapi komplementer yang berbasis spriritual yaitu pemberian
murottal Al- Quran surah Al- Kahfi. Lantunan murottal Al - Quran surah Al-
Kahfi dapat mempengaruhi tekanan darah sehingga mengurangi tingkat
kecemasan dan stres karena lantunan murottal Al- Quran dapat menimbulkan
ketenangan jiwa bagi pendengarnya. Berdasarkan pada uraian tersebut rumusan
masalah penelitian “ Apakah ada pengaruh murottal Al-Quran terhadap penurunan
tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh intervensi murottal Al-Quran terhadap penurunan
tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Bandarharjo.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian adalah mengidentifikasi :
a. Menggambarkan karakteristik responden pasien hipertensi berdasarkan
umur, pendidikan, pekerjaan dan lama menderita hipertensi di Puskesmas
Bandarharjo.
b. Menggambarkan tekanan darah pada pasien hipertensi, sebelum dan
setelah pemberian terapi murottal Al- Quran di wilayah Puskesmas
Bandarharjo.
6

c. Menganalisis pengaruh pemberian terapi murottal Al – Quran terhadap


penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas
Bandarharjo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Secara Teoritis
Sebagai informasi dan referensi tentang intervensi kecemasan dan stres pasien
hipertensi dengan pendekatan terapi komplementer.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi Perawat
a. Dapat memberikan informasi dan intervensi lain selain intervensi
yang sudah ada untuk menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi .
b. Menjadi desain perawat untuk memilih intervensi murottal dalam
menurunkan tekanan darah.
b. Bagi Pasien
Sebagai salah satu terapi nonfarmakologi dengan pengaplikasian terapi
komplementer untuk mengurangi kecemasan dan stress dalam mengontrol
tekanan darah.
c. Bagi Puskesmas Bandarharjo
Diharapkan dari hasil penelitian dapat berguna dan diterapkan di
Puskesmas Bandarharjo dalam menangani pasien hipertensi setalah
diperloleh hasil yang signifikan dan sesuai standar operating procedure
(SOP ) .

E. Bidaang Ilmu
Bidang ilmu yang diteliti adalah Ilmu Keperawatan Medikal Bedah
7

F. Keaslian
Terdaapat beberapa peneliti yang berhubungan dengan peneliti .
Tabel 1.1 Originalitas Penelitian
Nama/Tahun Judul Metode Hasil
Dwi/2013 Intervensi Terapi Penelitian ini Hasil ini menunjukkan adanya
Audio dengan menggunakan penurunan gangguan perilaku anak
Murottal Surah desain pra autis pada aspek interaksi sosial,
Ar- Rahman eksperimental. perilaku, dan emosi
Terhadap Perilaku setelah mendapatkan terapi audio
Anak Autis dengan murottal surah Ar-Rahman

Tutun/2015 Pengaruh Penelitian kali ini Setelah diberikan pemberian terapi


Murottal surah mengunakan murottal surah Al-Fatihah pada
Al- Fatihah rancangan quasi pasien pre operasi yang mengalami
Terhadap experimen design kecemasan yang diukur dengan
Kecemasan with kuesioner didapatkan hasil ρ value
Pasien Pre Oprasi non randomized 0,001 ρ < 0,05.
di RSUD control group
Soedarso pretest
Kalimantan Barat. posttest design.
Laras/2015 Pengaruh Teknik Penelitian ini Dapat
Relaksasi Benson termasuk penelitian disimpulkan bahwa teknik
dan Murottal Al- kuantitatif relaksasi benson
Quran Terhadap menggunakan dan murottal Al-Qur’an efektif
Tekanan Darah rancangan dalam
pada Penderita penelitian Quasi menurunkan tekanan darah pada
Hipertensi experiment pasien
pendekatan control dengan hipertensi primer .p value<
group α (0,05)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya pada variabel dependen,


independen, metode penelitian dan tempat penelitian. Variabel dependen
penelitian ini tekanan darah, variabel independen penelitian ini adalah terapi
murottal surah Al- Kahfi, metode penelitian yang menggunakan quasi
eksperimental dengan pre dan post design sampel penelitian ini adalah pasien
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah kondisi adanya tekanan darah sistolik mencapai
lebih dari 140 mmHg serta diastolik mencapai lebih dari 90 mmHg,
dengan berdasarkan minimal dua kali pengukuran atau lebih,
hipertensi merupakan salah satu aspek resiko dari kelainan jantung
aterosklerosis, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal, hipertensi dapat
menyebabkan risiko mordibilitas atau peningkatan kematian dini
ketika tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat. Tekanan darah
meningkat dan berkepanjangan maka akan merusak pembuluh darah
pada organ target seperti jantung, ginjal, dan mata [CITATION Bru15 \l
1057 ]. Kesimpulannya bahwa hipertensi adalah tekanan darah sistolik
mencapai lebih dari 140 mmHg dan diastolik mencapai lebih dari 80
mmHg yang berlangsung dalam jangka waktu lama sehingga akan
mengakibatkan kerusakan otak, ginjal dan jantung.

2. Klasifikasi
The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC
VIII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi
kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan derajat II
[ CITATION Jam13 \l 1057 ]
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VIII
Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik Diastolik
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi derajat I 140 -159 90 – 99
Hipertensi derajat II ≥160 ≥ 100

8
9

3. Jenis Hipertensi
a. Hipertensi Esensial disebut juga dengan hipertensi primer yang
belum diketahui penyebabnya sampai saat ini, atau dapat di
katakan hipertensi idiopatik. Berbagai macam elemen untuk dapat
menjadikan hipertensi contohnya hiperaktifitas, genetik dan
lingkungan, sampai saat ini penyebab dari hipertensi primer belum
ditemukan secara pasti. [CITATION Rob15 \l 1057 ].

b. Hipertensi sekunder merupakan penyakit hipertensi terjadi karena


oleh penyakit lain. Terdapat kasus hipertesi sekunder dengan
presntase 10% pada semua kasus hipertensi, faktor pertama kali
yang menyebabkan terjadinya hipertensi sekunder ialah
penggunaan alat kontrasepsi oral, neurogenik (tumor otak,
ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan, peningkatan tekanan
intravaskuler, luka bakar dan stress [CITATION Udj11 \l 1057 ] .

4. Etiologi
a. Usia
Bertambahnya usia sangat rentan terkena hipertensi, apabila usia
lebih 40 tahun berisiko terjangkit tekanan darah tinggi. Salah satu
penyebab hipertensi adalah faktor genetik kerap menyerang
sepasang monozigot (tunggal sel telur) melainkan dari heterozigot
(berbeda sel telur). Bawaan genetik pada hipertensi primer
(esensial) jika tidak di lakukan terapi dalam waktu 30-50 tahun
muncul sebuah indikasi dan tanda hipertensi (Yundini, 2011).
Penyebab terjadinya hipertensi pada wreda akan terjadi perubahan
diantara nya: [CITATION Sus11 \l 1057 ]:
a) Perubahan dinding aorta yang semakin menurun.
b) Terjadinya penebalan pada katub jantung.
c) Usaha jantung saat memompa darah akan menurun 1% setiap
tahun setelah berumur 20 tahun, usaha jantung memompa darah
10

menurun mengakibatkan penurunan pada kontraksi dan volume


jantung.
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah yang di akibatkan
kerena kurangnya efektifitas pada pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi.
e) Meningkatnya resistensi pada pembuluh darah perifer.

b. Obesitas
Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat dilakukan sebagai pengukuran
berat badan pada sesorang yang memiliki berat badan ideal
maupun obesitas, pada tekanan darah sistolik dapat dihubungkan
secara langsung dengan tekanan darah. Hipertensi pada orang yang
memiliki berat badan berlebih atau disebut dengan obesitas akan
lebih beresiko 5 kali lebih tinggi dari pada seseorang yang
memiliki berat badannya normal. Ditemukan sekitar 20 - 30%
penderita hipertensi dengan memiliki berat badan berlebih
[CITATION Roh08 \l 1057 ]. Curah jantung dan sirkulasi darah pada
penderita hipertensi yang memiliki berat badan berlebih atau
obesitas akan lebih tinggi dari pada berat badannya normal
[CITATION Mar071 \l 1057 ].

c. Pola tidur kurang dari 8 jam


Pola tidur kurang dari 8 jam dapat mengakibatkan peningkatan
Corticotropin Realising Factor (CRF) yang menyebakan gangguan
Hypotalamic Putuitary Adrenal (HPA) yang meningkatkan kortisol
dan renin pada sistem renin angiotensin sehingga mengakibatkan
hipertensi (Yundini, 2011).
11

d. Medikasi
Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh medikasi secara langsung
maupun tidak langsung, contohnya diuretik dan vasodilator.
Penggunaan obat tertentu seperti kontrasepsi oral, dekongestaan
hidung, obat anti flu mengakibatkan peningkatan tekanan darah
[CITATION Mar13 \t \l 1057 ].

e. Stres
Stimulasi simpatis di pengaruhi oleh faktor nyeri, ansietas, takut
dan stress emosi, sehingga dapat meningkatkan curah jantung serta
frekuensi darah pada tahanan vaskuler perifer, efek dari stimulasi
simpatik akan membuat tekanan darah meningkat [CITATION
Per10 \l 1057 ]. Stress dapat memicu aktivasi dari hipotalamus yang
akan mengendalikan dua sistem neuronendokrin, yaitu sistem
korteks adrenal dan sistem syaraf simpatis. Aktivasi organ dan otot
polos sebagai peningkatan kecepatan denyut jantung serta
pelepasan epinefrin pada aliran darah oleh medula adrenal
[CITATION She10 \l 1057 ] . Aktivasi pada stimulasi dari saraf
simpatik yang nantinya akan meningkatkan resistensi dari
pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga nantinya akan
menyebabkan perubahan pada peningkatan tekanan darah secara
intermiten atau tidak menentu [CITATION Nas18 \l 1057 ].

f. Keturunan atau genetik


Faktor genetik dapat menyebabkan keluarga itu memiliki resiko
yang sama untuk menderita hipertensi. Faktor genetik berhubungan
dengan peningkatan pada kadar sodium intraseluler dan rendahnya
rasio antara potasium dengan sodium individu yang di miliki pada
orangtua penderita hipertensi beresiko dua kali lebih besar untuk
menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi, selain itu di dapatkan dengan
12

presentase 70%-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat


dalam keluarga [CITATION Ang09 \l 1057 ].

g. Kebiasaan merokok
Merokok akan mengakibatkan aktivasi pada sistem saraf simpatik,
stres oksidatif, dan efek vasopresor akut sehingga akan
meningkatkan marker inflamasi yang dapat berhubungan dengan
penyakit hipertensi [CITATION Ehs11 \l 1057 ].

5. Patofisiologi
Pengaturan pada tahanan perifer akan di pertahankan oleh sirkulasi
hormon dan saraf otonom. Sistem kontrol yang terdiri dari empat
sistem akan berperan dalam mempertahankan tekanan darah anatara
lain seperti sistem renin angiotensin , pengaturan pada volume cairan
tubuh, baroreseptor arteri dan autoregulasi vaskuler. Baroreseptor
arteri di temukan pada sinus carotid dan sering dijumpai dalam aorta
dan dinding ventrikel kiri, baroreseptor bertugas sebagai memonitor
derajat tekanan arteri. Sistem reseptor bereseptor meniadakan
peningkatan tekanan arteri melalui proses perlambatan jantung oleh
respon parasimpatis atau respon vegal dan vasodilatasi dengan
penurunan tonus simpatis. Sirkulasi pada sistem kontrol akan
meningkatkan tekanan arteri sistemik apabila tekanan baroreseptor
meningkat [CITATION Ard12 \l 1057 ].

Apabila tekanan di baroreseptor meningkat mengakibatkan stimulasi


sekresi pada aldosteron dari korteks adrenal. aldosteron merupakan
hormon steroid mempunyai peranan penting bagi ginjal untuk
pengaturan volume pada cairan ekstraseluler, aldosteron yang
menyebabkan penguraangan pada ekskresi NaCl (garam) dengan
cara reabsorbsi pada tubulus – tubulus yang ada di ginjal, ketika
konsentrasi NaCl naik maka akan diencerkan kembali dengan cara
13

peningkatan volume cairan ekstraseluler sehingga akan meningkatkan


volume dan tekanan darah [CITATION Ang091 \l 1057 ].

Perubahan pada volume cairan dapat mempengaruhi tekanan darah


arteri sistemik, apabila tubuh mengalami garam yang berlebih dan air
akan menyebabkan perubahan tekanan darah akan meningkat melalui
mekanisme fisiologi komplek sehingga mengubah aliran kembali ke
vena kemudian menuju jantung, sehingga dapat mengakibatkan
peningkatkan curah jantung, apabila ginjal berfungsi dengan cukup
maka peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan diuresis dan
penurunan tekanan darah. Jika aktifitas memopa jantung berkurang,
arteri akan mengalami pelebaran dan banyak cairan keluar dari
sirkulasi maka tekanan darah akan menurun. Ginjal berfungsi sebagai
pengendalian tekanan darah apabila tekanan darah meningkat,
sehingga ginjal menambah pengeluaran garam dan air mengakibatkan
berkurangnya volume darah serta mengembalikan tekanan darah
kembali normal. Tekanan darah menurun akan mempengaruhi ginjal
sehingga mengurangi pembuangan garam dan air serta volume darah
bertambah dan tekanan darah kembali normal [CITATION Ard12 \l
1057 ].

Ginjal dapat meningkatkan tekanan darah karena akan menghasilkan


sebuah enzim yaitu renin sebagai pememicu pembentukan hormon
angiotensi yang nantinya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal juga penting dalam mengendalikan tekanan darah. Renin dan
angiotensin memegang peranan dalam mengatur tekanan darah, ginjal
memproduksi renin sebagai subtrat protein plasma untuk memisahkan
angiotensin I yang kemudian di ubah oleh enzim pengubah dalam paru
kemudian mengubah menjadi angiotensin II dan menjadi angiotensin
III. Angiotensin II dan III berfungsi sebagai vaskontriktor yang kuat
pada pembuluh darah yang menjadi mekanisme kontrol pada
14

pelepasan aldosteron. Aldosteron memiliki peranan dalam hipertensi


selain itu meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis, angiotensin II,
dan III juga mempunyai penghambat pada ekskresi garam yang
membuat tekanan darah meningkat [CITATION Ard12 \l 1057 ].

Kerusakan yang terjadi pada ginjal berakibat penyakit ginjal sehingga


meyebabkan hipoksia, yang merangsang terbentuknya renin, renin
yang beredar ke seluruh tubuh akan menyebabkan meningkatnya
subtansi – subtansi seperti angiotensin I, ACE, angiotensin II, dan
aldosteron. Subtansi ini menyebabkan perubahan-perubahan yaitu
meningkatnya resistensi dan vasokontriksi pembuluh darah,
vasokontriksi pembuluh darah juga juga diperberat oleh penurunan
kadar bradikinin oleh ACE yang menyebabkan penurunan kadar Nitric
Oxide (NO), penurunan NO ini akan memperberat terjadinya
vasokonstriksi pembuluh darah, penurunan NO juga menyebabkan
retensi Na atau meningkatnya reabsorbsi natrium, keadaan ini akan
meningkatnya tahan perifer total dan cardiac output dan menyebabkan
terjadinya hipertensi [CITATION Gra13 \l 1057 ] . Angiotensin II yang
terbentuk juga menyebabkan peningkatan vasokontriksi pembuluh
darah yang menyebabkan peningkatan tahanan perifer total,
peningkatan volume total, peningkatan volume plasma akibat
rangsangan aldosteron, serta peningkatan reabsorsi Na. Peningkatan
reabsorbsi Na terjadi melalui peningkatan tekanan osmotik cairan
interstitial dan penurunan tekanan hidrostatik cairan interstitial yang
akan membuat terjadinya hipertensi [CITATION Gra13 \l 1057 ].

6. Manifestasi klinis
Penyakit hipertensi dapat berpengaruh pada sistem tubuh. Tanda gejala
pada pasien hipertensi [CITATION Bru15 \l 1057 ].
a. Pemeriksaan fisik dapat terlihat adanya abnormalitas lain yang
terjadi kecuali peningkatan tekanan darah
15

b. Perubahan yang terjadi pada retina mata dengan disertai


hemoragi, eksudat, penyempitan arteriol, dan bintik katun wol
(cotton – woll spots) (infraksio kecil), dan papiledema sehingga
terlihat pada kasus hipertensi berat.
c. Gejala yang umumnya terjadi mengindikasikan adanya
kerusakan vaskuler yang berhubungan dengan sistem organ
yang dialiri oleh pembuluh darah yang terganggu.
d. Hipertrofi yang terjadi pada ventrikel kiri akan menyebabkan
gagal jantung.
e. Perubahan patologis dapat terjadi di ginjal (nokturia,
peningkatan BUN, dan kadar kreatinin).
f. Dapat terjadi ganguan serebrovaskular seperti serangan iskemik
transien TIA, yang akan terjadi dalam perubahan penglihatan
atau kemampuan berbicara, pusing, kelemahan, jatuh secara
tiba-tiba, atau hemiplegia transien atau permanen.
g. Nyeri dan kelelahan
Nyeri dan kelelahan adalah gejala yang menyertai hipertensi,
gejala ini merupakan gejala terbanyak pasien yang mencari
pertolongan medis, beberapa pasien hipertensi mengeluh sakit
kepala, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah,
epitaksis kesadaran menurun [CITATION Nur131 \l 1057 ].

7. Komplikasi
Hipertensi dapat mengakibatkan timbulnya beberapa penyakit lanjutan
jika tidak ditangani seperti :
a. Gagal ginjal
Tekanan tinggi pada darah kapiler glomerolus ginjal akan
membuat kerusakan progresif sehingga dapat mengakibatkan
gagal ginjal. Kerusakan glomerolus mengakibatkan laju darah
ke dalam unit fungsional akan terhambat kemudian
mengakibatkan menurunnya tekanan osmotik sehingga usaha
16

pemekatan pada urin akan mengakibatkan nokturia [ CITATION


Cor09 \l 1057 ].
b. Infark miokard
Infrak miokard dapat terjadi ketika arteri koroner terjadi
aterosklerotik sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi
menuju miokardium kemudian apabila terbentuk trombus akan
menyumbat pada aliran darah melalui pembuluh darah.
Akibatnya kebutuhan oksigen pada miokardium tidak dapat
terpenuhi akibatnya akan terjadi iskemia pada jantung sehingga
terjadilah infrak [ CITATION Cor09 \l 1057 ].
c. Stroke
Stroke adalah timbulnya dari perdarahan yang di akibatkan
tekanan tinggi pada otak atau terdapat embolus terlepas dari
pembuluh darah non otak yang terpajang tekanan tinggi. Arteri-
arteri yang terdapat di otak akan mengalami ateroskelorosisi
dapat menjadi lemah sehingga dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya aneurisma [CITATION Ard12 \l 1057 ].
d. Ensefalopati
Akibat dari tekanan cukup tinggi karena kelainan yang
menimbulkan peningkatan dari tekanan pembuluh darah kapiler
sehingga akan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium di
seluruh susunan saraf pusat, maka neuron - neuron menjadi
kolaps dan koma hingga kematian [CITATION Ard12 \l 1057 ].

8. Penatalaksanaan
a. Terapi farmakologi
1) Inhibitor sistem saraf simpatik
Hipertensi akan meningkatkan sistem saraf simpatik sehingga
tejadi kenaikan tekanan darah. Inhibitor adregenik seperti
alfa dan β-bloker dianggap sebagai penanganan untuk
menurunkan tekanan darah [CITATION Inr11 \l 1057 ].
17

2) Inhibitor Renin Angiotensin Aldosteron (RAAS)


Tekanan pada pompa jantung akan lebih mudah ketika obat –
obatan yang berjenis penghambat reseptor angiotensin II
diberikan dapat menjadi penghalangi pada penempelan zat
reseptor angiotensin II [ CITATION Saf13 \l 1057 ].
3) Inhibitor endotelin-1 (ET-1)
Antagonis ET-1 spesifik (seperti Avosentan) sebagai
alternatif, penghambat ET-1 nonspesifik (seperti penghambat
RAAS atau Carvedilol) mampu menghambat pelepasan
ET-1 [CITATION Inr11 \l 1057 ].
4) β-blocker
obat jenis betablocker memiliki fungsi yaitu dapat menurunkan
daya pompa jantung, dengan kontra indikasi pada pasienyang
mengalami gangguan pada pernafasan contohnya asma
bronkial [ CITATION Saf13 \l 1057 ].

b. Terapi nonfarmakologi
1) Hindari Penambahan sodium dan kalsium yang berlebih
Penambahan sodium akan meningkatkan pengisian plasma
akan menyebabkan peningkatan curah jantung, ketika
peresapan kalsium yang berlebih akan meningkatkan curah
jantung [CITATION Inr11 \l 1057 ].
2) Diit rendah garam
Diet rendah garam ialah sebuah diet makanan yang di masak
tanpa menggunakan garam namun dengan cara pembatasan
yang telah di tentukan. Garam rendah yang digunakan ialah
garam natrium. Natrium adalah kation utama pada cairan
ekstraselular tubuh memiliki fungsi sebagai keseimbangan
cairan. Asupan garam apabila melebihi kadar normal
mengakibatkan gangguan pada keseimbangan cairan dalam
tubuh sehingga dapat menyebabkan edema yang disebut juga
18

asites, dan hipertensi. Tujuan dari diet rendah garam ialah


untuk menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan
darah menuju batas normal [CITATION Eka14 \l 1057 ].
3) Olahraga
kardiovaskular dapat mengalami perubahan terjadi pada orang
yang melakukan exercise dynamic salah satunya dengan
berlatih berlari, sehingga akan terjadinya peningkatan denyut
jantung dan curah jantung yang naik, demikian juga pada
tekanan darah terutama sistolik dan tekanan nadi. Perubahan
terjadi akibat adanya peningkatan kebutuhan metabolisme otot
skelet yang diperlukan pada aliran darah yang cukup menuju
otot skelet [CITATION Ali12 \l 1057 ].
4) Manajemen stress
Penanganan hipertensi untuk menurunkan tekanan darah,
dengan manajemen non farmakologi pada pasien hipertensi
secara umum melihat pada peningkatan rileksasi dan dapat
mengurangi tingkat stress pada pasien.
a) Relaksasi nafas dalam
Relaksasi nafas dalam dapat membuat peningkatan pada
saturasi oksigen, sehingga dapat menyebabkan perbaikan
situasi oksigen di darah serta membatu tubuh menjadi lebih
rileks, nafas dalam merupakan teknik rileksasi yang
umum dilakukan pada pasien untuk menurunkan tekanan
darah dan merilekskan pasien [CITATION Mut11 \l 1057 ].

b) Terapi musik klasik


Terapi musik klasik menyebabkan efek positif sehingga
menenangkan pikiran dan detak jantung perlahan ketika
mendengarkan irama musik maka tekanan darah menjadi
turun, musik klasik memiliki ketukan yang pelan sesuai
dengan irama jantung orang dewasa sehingga merangsang
19

gelombang gelombang alfa di otak, gelombang alfa


mempengaruhi pengeluaran peptida disebut beta-endorfin,
beta-endorfin akan berefek terhadap penurunan tonus
simpatis sehingga menyebabkan perasaan tenang
[ CITATION Kus14 \l 1057 ].

c) Relaksasi otot progresif


Tujuan dari relaksasi pada otot progresif berguna untuk
mengurangi tingkat kecemasan, stress, kekakuan otot dan
susah untuk tidur, ketika tubuh dan pikiran rileks maka
ketegangan yang seringkali membuat otot mengencang
akan diabaikan [CITATION Ram09 \l 1057 ]. Pada saat kondisi
rileks dapat mengakibatkan kondisi di aksi hipotalamus
sehingga menyesuaikan dan akan terjadi sebuah penurunan
pada aktifitas sistem saraf simpatis dan parasimpatis,
sebagaimana adanya urutan efek fisiologis dan gejala
maupun tandanya akan terputus dan stress psikologis akan
berkurang sehingga teknik relaksasi biasa digunakan
menjadi salah satu terapi relaksasi otot, relaksasi dengan
menggunakan imajinasi yang terbimbing dan sebagai
respon relaksasi dari Benson [CITATION Bru15 \l 1057 ].

d) Terapi Murottal
Terapi murottal ialah sebuah terapi yang menggunakan
bacaan Al-Qur’an sebagai terapi religi dengan cara
mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan durasi hanya
beberapa menit yang akan menimbulkan dampak positif
bagi tubuh, murottal merupakan suara yang di peroleh
dari ayat-ayat suci Al-Qur’an yang memiliki manfaat
sebagai penenang jiwa sehingga dapat stress [CITATION
Had \l 1057 ].
20

B. Tekanan darah
1. Definisi
Tekanan darah ialah daya ketahanan oleh dinding arteri dari darah
kemudian di dorong dengan tekanan dari arah jantung [CITATION
Per10 \l 1057 ]. Tekanan pada titik puncak akan terjadi ketika ventrikel
berkontraksi dinamakan dengan tekanan sistolik, ketika tekanan
terendah akan terjadi jantung beristirahat maka dinamakan dengan
tekanan diastolik, tekanan darah dapat di gambarkan dengan rasio
tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, nilai rentang normal pada
orang dewaasa berkisar 100/60 mmHg sampai dengan 140/90 mmHg
[CITATION Bru15 \l 1057 ]. Dapat disimpulkan bahwa tekanan darah
ialah ketahanan oleh dinding arteri dari darah yang dipengaruhi oleh
homeostasis di dalam tubuh dengan di gambarkan rasio tekanan
sistolik terhadap diastolik.

2. Fisiologi pengaturan tekanan darah dan fisiologi tekanan darah


Tekanan darah terjadi melalui beberapa mekanisme fisiologis untuk
mengatur aliran darah menuju ke jaringan. Tekanan darah dipengaruhi
oleh curah jantung (Cardiac Output, CO) dan resistensi pembuluh
darah terhadap darah. Curah jantung merupakan volume darah yang di
pompa melalui jantung per menit, yaitu melalui isi sekuncup (Stroke
Volume, SV) x laju denyut jantung (Heat Rate, HR). Resistensi di
produksi terutama di arteriol dan dikenal sebagai resistensi vaskular
sistemik [CITATION Leo12 \l 1057 ].

Resistensi adalah sebuah terjadinya suatu penghambat di aliran darah


pada pembuluh darah, yang tidak bisa di ukur secara langsung.
Resistensi dapat di hitung dengan pengukuran aliran darah dan
perbedaan tekanan pada dua titik di dalam pembuluh [CITATION
Guy161 \t \l 1057 ] . Resistensi di pengaruhi dengan beberpa macam
21

faktor yaitu faktor kekentalan pada darah, faktor panjang kapiler darah,
dan faktor vasokontriksi darah [CITATION Yus11 \l 1057 ].

Mengalirnya darah pada sirkulasi memiliki kurun waktu tersendiri,


total aliran darah memiliki 5000 ml/menit dengan sirkulasi
keseluruhan orang dewasa ketika tidak melakukan aktivitas. Aliran
darah tersebut ialah cardiac output jumlah darah yang dipompa
menuju aorta oleh jantung dalam setiap menitnya, kecepatan yang
terjadi pada aliran darah dapat melalui seluruh bagian dari sistem
sirkulasi yang sama dengan kecepatan pompa darah oleh jantung yaitu
sama dengan curah jantung [CITATION Guy161 \t \l 1057 ].

Isi dari sekuncup jantung di pengaruhi oleh adanya tekanan pada


pengisian (preload), kekuatan di peroleh dari otot jantung, dan suatu
tekanan akan dilawan ketika jantung sedang memopa darah yang
dinamakan afterload. Afterload memiliki hubungan dengan adanya
tekanan pada aorta menuju ventrikel kiri, dan tekanan arteri akan
menuju ventrikel kanan. Meningkatnya afterload terjadi ketika adanya
peningkatan tekanan di darah, penyempitan pada katup arteri yang
keluar, dan adanya peningkatan pada afterload kemudian akan
mengakibatkan penurunan pada curah jantung ketika adanya kekuatan
pada jantung yang tidak meningkat. laju pada denyut jantung atau
pembentukan kekuatan, yang diatur oleh suatu sistem saraf otonom
SSO/autonomic nervous system (ANS), pada tekanan darah rata-rata
yang akan menurun secara progresif di sepanjang sistem pada arteri
darah. Penurunan akan terjadi secara tajam apabila pada arteri terkecil
dan arteriol (diameter <100 µm), dikarenakan akibat pembuluh darah
memberikan resistensi terbesar terhadap aliran darah [CITATION Aar08 \l
1057 ].
3. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
a. Usia
22

Pengaruh yang terjadi pada tekanan darah bisa terlihat dari sebuah
aspek pembuluh darah ialah semakin bertambah usia seseorang
makan dapat menurunkan elastisitas pada pembuluh darah arteri
perifer oleh sebab itu meningkatkan suatu resistensi pada tekanan
pembuluh perifer dapat menyebabkan suatu peningkatan tekanan
darah [CITATION Guy161 \t \l 1057 ].

b. Stres
Berbagai macam penyakit psikologi diantarnya adalah ansietas,
takut, nyeri, dan stres emosi dapat menjadikan sebuah stimulasi
pada saraf simpatis mengakibatkan peningkatan frekuensi pada
darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer. Dampak dari
stimulasi pada saraf simpatik berdampak peningkatan tekanan pada
darah [CITATION Per10 \l 1057 ]. Stres dapat mempengaruhi pada
hipotalamus yang mengendalikan dua sistem neuroendokrin yaitu
sistem saraf simpatis dan korteks adrenal, aktivitas yang terjadi
pada sistem saraf simpatis akan mengakibatkan adanya kenaikan
aktivasi pada berbagai macam organ beserta otot polos di antaranya
dapat meningkatkan kecepatan pada denyut serta akan melakukan
pelepasan epinefrin beserta norepinefrin menuju aliran darah
adrenal [CITATION She10 \l 1057 ].

c. Medikasi
Medikasi memiliki peran secara langsung atau secara tidak
langsung untuk mempengaruhi tekanan darah manusia, contohnya
seperti diuretik dan vasodilator. Beberapa golongan yang dapat
mempengaruhi tekanan pada darah manusia adalah analgesik yang
memiliki peran sebagai penurun tekanan darah [CITATION Per10 \l
1057 ]. Berbagai macam penggunaan obat misalnya dekongestan
hidung, , obat anti flu, kontrasepsi oral menyebabkan tekanan pada
darah meningkat [CITATION Mar131 \t \l 1057 ].
23

4. Pengukuran tekanan darah


a. Metode pengukuran
Pemeriksaan tekanan darah diukur melalui dua metode, yaitu:
1) Metode langsung
Metode atau cara langsung adalah metode dalam pemakaian
kanul disebut juga jarum dimasukan melalui pembuluh darah
yang nantinya akan disambungkan pada manometer. Metode
atau cara ini adalah penggunaan metode lebih efektif sebagai
menentukan tekanan darah dan menggunakan syarat serta
keterampilan pada bidangnya [CITATION Ren12 \l 1057 ].
2) Metode tidak langsung
Metode tidak langsung ialah sebuah metode atau cara dengan
memakai spigmomanometer. Pengukuran tidak langsung
dengan pemakaian melalui dua metode diantaranya perabaan
dengan mengukur tekanan pada darah sistolik serta
mendengarkan dengan mengukur tekanan darah sehingga dapat
mengetahui tekanan pada sistolik dan diastolik, metode yang
diberikan tersebut membutuhkan sebuah alat bantu yang
dinamakan stetoskop [CITATION Ren12 \l 1057 ].

Selain menggunakan spigmomanometer, tekanan darah bisa


diukur menggunakan alat tekanan darah automatik. Banyak
alat elektronik untuk menentukan tekanan darah secara
automatis, setelah manset terpasang, perawat memprogram alat
untuk memperoleh dan mencatat hasil tekanan darah pada
interval yang telah di setting alarm batas sebagai program
untuk memperingatkan perawat apabila pengukuran tekanan
darah di luar parameter yang di inginkan. Salah satu sistem
yang termasuk mikrofon atau sensor tekanan yang telah
terpasang pada menset yang sudah dikembangkan. Mikrofon
24

atau sistem akustik akan terdengar bunyi koroktoff dan


kemudian mencatat bacaan tekanan sistolik dan diastolik.
Sensor tekanan atau disebut dengan sistem ultrasonik akan
berespon terhadap gelombang tekanan yang dihasilkan oleh
gerakan darah melalui arteri. Keuntungan alat automatik ini
yaitu penggunaan nya sangat mudah dan efisien. Prosedur
pengukuran tekanan darah dengan menggunakan metode
palpasi, metode ini digunakan sebagai mengukur tekanan darah
sistolik, pada manset sphygmomanometer direkatkan di lengan
pasien, kemudian dipompa perlahan hingga denyut pada arteri
radialis tidak terasa kembali, setelah itu tekanan diturunkan dan
perhatikan pada skala sphygmomanometer, ketika denyutan
pertama terasa kembali menunjukkan tekanan darah sistolik.
Setelah itu menggunakan metode auskultasi digunakan untuk
mengukur tekanan sistolik dan diastolik, sphygmomanometer
dan stetoskop adalah alat yang digunakan untuk metode
auskultasi, sama seperti metode palpasi, manset dipompa
sampai denyut nadi tidak terdengar lagi, kemudian tekanan di
turunkan sehingga muncul bunyi denyutan pertama kali yaitu
tekanan darah sistol kemudian setelahnya akan terdengar bunyi
denyutan yang semakin melemah, sehingga akan terdengar
denyutan terakhir yang menunjukkan tekanan darah diastol
[CITATION Mut11 \l 1057 ].

5. Faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah


a. Pengaruh gravitasi
Tekanan darah mengalami peningkatan dalam setiap 12 cm dengan
10 mmHg di bawah jantung yang diakibatkan adanya akibat dari
gravitasi diatas jantung, tekanan darah mengalami penurunan
dengan jumlah yang sama [CITATION Gre08 \l 1057 ]. Lazimnya
terjadi ketika seseorang berdiri dari posisi sebelumya duduk dan
25

tidur, maka akan mengalami kenaikan pada tonus arteri. Apabila


tonus mencapai titik tertinggi akibat dari kapsitas vaskular
menurun, ketika gaya berdiri dapat memperkuat gaya gravitasi
yang tidak tertahan dan tekanan darah menjadi turun hingga tidak
tertata [CITATION Cam11 \l 1057 ]. Ketika terjadi peningkatan
tekanan akibat oleh gravitasi, maka akan muncul suatu
penimbunan darah pada vena yang nantinya vena akan melebar,
sehingga aliran balik vena menjadi menurun. Penyaringan
meningkat yang menyerap pada dinding kapiler akan
mengakibatkan pergelangan kaki serta kaki membengkak, selain
tidakan kompensasi mampu mencegah efek dari gravitasi [CITATION
She12 \l 1057 ].

b. Posisi atau sikap tubuh


Jumlah darah pada arteri ditentukan dengan jumlah darah yang
terdapat pada arteri. Tekanan darah arteri pada orang dewasa
apabila dalam posisi duduk atau posisi tiduran ketika istirahat,
karena tekanan darah merupakan akibat curah jantung dan
resistensi perifer, menyebabkan tekanan darah dapat dipengaruhi
saat keadaan yang mempengaruhi muatan pada sekuncup. tekanan
darah bisa berubah apabila pasien mengambil posisi yang berbeda
[CITATION Cam11 \l 1057 ]. Posisi berbaring mempengaruhi hasil
tekanan darah, ketika gravitasi di peredaran darah lebih rendah
disebabkan adanya arah pada peredaran darah dengan posisi
horizontal jadi tidak terlalu melawan gravitasi serta tidak
memerlukan penekanan yang lebih keras (Istiqomah, 2009).

c. Ukuran manset
26

Ukuran manset saat pengukuran tekanan darah harus diperhatikan


karena ukuran manset mempengaruhi hasil dari pengukuran
tekanan darah. Menurut The Council for High Blood Pressure
Research of the Scientific Council of the America Heart
Association, lebar menset harus melampaui dari diameter dari
lengan atau paha pada bagian ketika menset di lilitkan. Lebar
menset melindungi bagian dari 2/3 panjang lengan atas yang
nantinya akan menghasilkan ruangan yang pas untuk menempatkan
bel stetoskop pada daerah fossa cubiti, sehingga panjang menset
melindungi seluruh lingkaran lengan [CITATION Ary09 \l 1057 ].

d. Lokasi tempat pengukuran tekanan darah


Denyut nadi akan mempresentasikan dari denyut jantung sesorang,
denyut jantung merupakan kemampuan jatung untuk memompakan
darah ke seluruh tubuh dalam satu menit , area tubuh yang bisa
digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah arteri brakial ,
arteri radial, arteri dorsalis pedis [CITATION Guy161 \t \l 1057 ].

Perbedaan antara tekanan darah pada lengan kiri dan lengan kanan
dikarenakan adanya penyebab diantaranya ialah faktor usia, adanya
oklusi pembuluh darah, penyakit pembuluh darah perifer serta
adanya gangguan pada jantung. Hubungan timbal balik akan
mengakibatkan kejadian penyakit hipertensiserta penyakit pada
pembuluh darah perifer. Kerusakan pada vaskuler di akibatkan
hipertensi terlihat jelas pada seluruh pembuluh perifer. Hipertensi
menyebabkan perubahan pada struktur pada arteri-arteri kecil serta
arteriola yang nantinya akan mengakibatkan terjadinya suatu
penyumbatan pada pembuluh progresif. Kelainan-kelainan yang
terjadi dari pembuluh darah perifer yaitu salah satu akibat dari
hipertensi ialah artherosklerotik obliteratif, aneurisma, kompresi
arteri ekstrinsik, dan diseksi aorta. Kondisi-kondisi tersebut akan
27

mengakibatkan suatu perbedaan pada tekanan darah diantaranya


organ tubuh [CITATION Arw05 \l 1057 ]. Pengukuran tekanan darah di
berikan pada kedua lengan, jika hanya dilakukan sebuah
pengukuran hanya satu lengan, maka seharusnya dilakukan pada
lengan kiri [CITATION Ass14 \l 1057 ].

C. Terapi Murottal
1. Definisi
Murottal Al- Quran merupakan intervensi dari musik religi yang
memiliki dampak terapeutik dan distraksi ketika di dengarkan oleh
seseorang sehingga meningatkan pembentukan hormon endorphin
(Siswoyo, Setyowati, 2017). Intervensi murottal Al- Quran merupakan
sebuah intervensi mendengarkan Al- Quran sebagai intervensi religi
dimana seseorang akan mendengarkan ayat suci Al-Quran selama
beberapa menit atau jam memberikan efek yang baik bagi tubuh pada
seseorang [CITATION Han14 \l 1057 ]. Dapat di simpulkan terapi murottal
Al- Quran adalah terapi menggunakan lantunan intervensi murottal Al-
Quran dengan cara mendengarkan hingga beberapa menit atau jam
guna akan mempengaruhi dampak positif untuk pendengarnya serta
meningkatkan hormon endoprin yang memiliki efek terapeutik dan
distraksi.

2. Murottal Surah Al- Kahfi


Surah Al- Kahfi surah ke 18 terdapat pada Al- Quran memiliki arti
goa, memiliki 110 ayat yang mengandung makna rahmat ALLAH
yang berkuasa menganugerahkan rahmatNya kepada hamba-hambanya
yang terpilih. Murrottal Al – Kahfi yang di lantunkan oleh Syeh Ali
Abdurahman Al- Huthaify memiliki waktu 31 menit 26 detik dengan
tempo 101 beats per minutes (BPM). Tempo atau irama 101 bpm
merupakan irama yang lambat. Irama lambat memiliki kisaran antara
60 sampai 120 bpm. Tempo atau irama lambat adalah irama memiliki
28

kesamaan dengan detak jantung manusia, kemudian jantung dapat


menyelaraskan dengan detaknya sesuai tempo suara [CITATION Mar13 \t
\l 1057 ]. Penelitian lain menunjukan bahwa intervensi musik berirama
lambat memiliki hasil yang kontradiktif ialah dapat membuat tekanan
darah dan frekuensi denyut jantung mengalami penurunan [CITATION
Sal \l 1057 ].

3. Manfaat Al- Quran


a. Mengurangi tingkat nyeri
Terapi murottal sudah teruji untuk menurunkan tingkat nyeri,
pada penelitian menunjukkan terdapat suatu pengaruh yang
diberikan pada intervensi murottal Al- Quran untuk tingkat skala
nyeri, mempunyai tingkat nyeri yang lebih rendah dari pada
group yang tidak dilakukan intervensi murottal Al-Quran [CITATION
Han14 \l 1057 ].

b. Meningkatkan kualitas hidup


Perbandingan bermakna antra kualitas hidup responden sebelum
dan sesudah diberikan intervensi bacaan Al- Quran secara murottal
pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi, pada
kelompok intervensi ada peningkatan kualitas hidup setelah di
berikan terapi murottal [CITATION Mul12 \l 1057 ].

c. Menurunkan kecemasan
Penelitian juga membuktikan bahwa terapi murottal sebagai
penurunan tingkat kecemasan pada responden. Responden
dilakukan intervensi terapi murottal mempunyai tingkat
kecemasan lebih rendah dari responden yang tidak dilakuakan
intervensi terapi murottal Al- Quran [CITATION Zah13 \l 1057 ].

d. Efektifitas dalam perkembangan kognitif anak autis


29

Intervensi murottal memiliki dampak yang lebih bagus dari


intervensi musik klasik yang berguna sebagai perkembangan saraf
kognitif anak autis [CITATION Had \l 1057 ].

e. Menurunkan tekanan darah


Persepsi positif yang didapat dari murottal Al-Quran akan
memberikan efek dalam tubuh yang dapat mempengaruhi
hipotalamus untuk mengaktifkan hormon endorphin, hormon
endorfin ialah hormon yang membuat seseorang terasa bahagia.
Fungsi dari saraf simpatis ialah untuk mempersarafi jantung serta
dapat menurunkan denyut jantung. Pengaruh yang di berikan pada
saraf otonom nantinya akan terkendali serta menghambat
pembentukan angiotensin yang selanjutnya dapat menurunkan
tekanan darah [CITATION Mus09 \l 1057 ].

4. Mekanisme Murottal Surah Al- Kahfi untuk Menurunkan Tekanan


Darah
Surah Al- Kahfi surah ke 18 dalam Al- Quran yang memiliki arti goa,
terdiri dari 110 yang mengandung makna rahmat Allah yang berkuasa
menganugerahkan rahmat Nya kepada hamba-hambanya yang terpilih.
Murrottal Al – Kahfi yang di lantunkan oleh Syeh Ali Abdurahman
Al- Huthaify mempunyai durasi 31 menit 26 detik dengan tempo 101
beats per minutes (BPM). Tempo atau irama 101 bpm merupakan
tempo yang lambat. Irma yang lambat mempunyai kisaran antara 60
hingga 120 bpm. Irama yang lambat adalah tempo yang selaras dengan
detak jantung manusia, kemudian jantung dapat menyelaraskan
detaknya sesuai pada irama suara murottal Al-Quran suara [CITATION
Mar13 \t \l 1057 ].

Saat pemberian murottal gelombang suara akan masuk melalui telinga


pinna kemudian di belokan saluran telinga luar sehingga gelombang
30

suara akan menggetarkan gelombang thympani getaran tersebut akan


mengakibatkan tulang ditengah telinga seperti maleus – incus – staper
bergetar kemudian getaran pada jendela oval menyebabkan cairan
yang beradaa di dalam rumah siput bergerak sesuai gelombang
bunyinya gelombang tersebut nantinya akan menggerakan organ kortil
berupa raambut halus di rumah siput, getaran rambut halus organ kortil
tersebut yang memiliki skala berbeda akan menyebabkan adanya
perbedaan muatan listrik kemudian menjadikan adanya denyut saraf
auditori saraf no 8 dari saraf tepi otak yang berfungsi sebagai saraf
sensorik pendengaran yang selanjutnya membawa implus menuju ke
otak dan akan diterima oleh hipotalamus, kemudian hipotalamus akan
mempengaruhi struktur basal forebrain yang termasuk sistem saraf
limbik, hipotalamus adalah saraf pusat otonom yang mengatur sistem
pernafasan, denyut jantung, tekanan darah, fungsi endokrin dan
memori[CITATION Ril14 \l 1057 ]. Ketika merangsang hipotalamus untuk
mengeluarkan hormon endofrin dan menekan hormon stress sehingga
akan merasa bahagia sehingga mempengaruhi saraf simpatis. Saraf
parasimpatis memiliki peran untuk mempersarafi jatung serta
memperlambat denyut jantung, rangsangan saraf otonom yang
terkendali akan menyebabkan sekresi epineprin dan noreprin akan
menghambat pembentukan angiotensin agar dapat menurunkan stress
dan menurunkan tekanan darah.

D. Kerangka teori
Terapi non farmakologi:
a. Hindari pemberian sodium dan
kalium yang berlebih
b. Relaksasi nafas dalam
c. Terapi musik klasik
d. Terapi murottal
e. Relaksasi otot progresif
31

Hipertensi Tekanan darah

1. Usia
2. Obesitas Terapi farmakologi:
3. Pola tidur kurang dari 8 1. Inhibitor sistem saraf simpatik
jam 2. Inhibitor renin angiotensin aldosteron
4. Medikasi (RAA)
5. Stress 3. Inhibitor endotolin 1
6. Keturunan atau genetik 4. β- blocker
7. Kebiasaan merokok

Skema 2.1 Kerangka Teori


Sumber: (Ardiansyah, 2012; Kemenkes RI, 2014; Corwin, 2009).

E. Kerangka konsep
Variabel independen Variabel dependen

Terapi murottal Al- Quran surah Al- Kahfi Tekanan darah

Variabel Confounding

Usia
Jenis kelamin
Obat – obatan
Merokok
Faktor keturunan

Skema 2.2 kerangka konsep

F. Variabel penelitian
1. Variabel independen
32

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau


menyebabkkan variabel tergantung [CITATION Not10 \l 1057 ]. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah terapi murottal Al- Quran surah
Al- Kahfi.

2. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi diakibatkan
oleh variabel bebas [CITATION Not10 \l 1057 ]. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah tekanan darah.

G. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan dugaan atau
dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian
[CITATION Not10 \l 1057 ]. Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan :
Ada pengaruh murottal Al- Quran surah Al- Kahfi terhadap penurunan
tekanan darah pada pasien hipertensi.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi yang berguna mencapai tujuan
penelitian yang telah ditetapkan serta berfungsi untuk menjadi
pendoman maupun tuntunan peneliti dalam berjalannya suatu proses
penelitian, rancangan penelitian yang akan di aplikasikan dalam
penelitian ini merupakan quasi experimental dengan menggunakan
pendekatan one group pre-post test design. One group pre-post test
design adalah suatu cara untuk melibatkan suatu kelompok subjek
[CITATION Nur13 \l 1057 ]. Kelompok subjek akan diobservasi sebelum
dilakukan intervensi yang disebut pre-test, kemudian subjek akan di
observasi kembali setelah mendapatkan intervensi yang disebut post test
[CITATION Ari13 \t \l 1057 ]. Subjek pada penelitian ini yang akan
diobservasi adalah pasien dengan hipertensi akan diberikan perlakuan
mendengarkan dengan mengunakan terapi murotal surah Al- Kahfi.
Rancangan ini dapat di gambarkan dengan diagram sebagai berikut.

O1 X O2

Skema 3.1 Desain Penelitian


[CITATION Ari13 \t \l 1057 ]
Keterangan :
O1 : pre test tekanan darah sebelum terapi murottal.
O2 : post test tekanan darah sesudah terapi murottal.
X : perlakuan pemberian terapi murotal.
Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi merupakan jumlah totalitas dari subjek penelitian. Ketika
seorang memulai untuk meneliti dari keseluruhan objek berada di
sebuah daerah yang akan di gunakan sebagai penelitian, jadi penelitian

33
34

tersebut merupakan penelitian populasi [CITATION Ari13 \t \l 1057 ] .


Populasi ialah kumpulan dari keseluruhan obyek yang akan diteliti.
Populasi tersebut disebut juga dengan universe adapun elemen dari
sebuah populasi diantarnya adalah benda hidup maupun benda mati,
karakter dari sebuah populasi bisa diukur maupun dilihat [CITATION
Suh13 \l 1057 ]. Populasi penelitian ini yaitu pasien dengan hipertensi di
Puskesmas Bandarjarjo Semarang. Hasil data UPTD di Puskesmas
Bandarharjo diperoleh data jumlah pasien hipertensi pada bulan
Oktober sebanyak 711 pasien dan bulan November 379 pasien,
sehingga jumlah pasien dalam 2 bulan adalah 1.090.

2. Sampel
Sampel yaitu komponen yang berasal populasi menjadi sebuah objek,
definisi secara literal sampel merupakan contoh dari penelitian
[CITATION Suh13 \l 1057 ]. Sampel yaitu contoh dari sebagian populasi
nantinya akan diteliti [CITATION Ari13 \t \l 1057 ]. Penelitian ini
mengambil sampel pasien di Puskesmas Bandarharjo Semarang.
Teknik purposive sampling menjadi teknik pengumpulan sampel pada
penelitian ini. Teknik dari sebuah sampel tersebut akan menjadi
penentuan kriteria yang telah di spakati seperti syarat sempel yang
telah disediakan kemudian Penentuan jumlah sempel pada penelitian
ini menggunakan rumus Federer.
35

Penelitian ini akan menggunakan rancangan satu kelompok secara


sederhana dapat dirumuskan menggunakan rumus Federer [CITATION
Sur14 \l 1057 ].
(t - 1) (r – 1) ≥ 15
Keterangan :
t = banyaknya kelompok perlakuan
r = jumlah replikasi atau jumlah sempel
(t – 1) (r – 1) ≥ 15
(1 – 1) (r – 1) ≥ 15
r–1 ≥ 15
r ≥ (15 + 1)
r ≥ 16
sehingga didapatkan jumlah pengukuran sampel pada penelitian ini
sebanyak ≥ 16 sampel. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 20 orang.
Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi merupakan kekhususan dari sampel nantinya akan
dimasukan maupun patut untuk diteliti. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah:
1) Penderita hipertensi primer memiliki tekanan darah ≥ 140/90
mmHg.
2) Beragama Islam.
3) Sanggup sebagai responden, bersedia mengisi beserta
menandatangani form informed consent.
4) Kesadaran composmentis dan tidak mengalami ganguan jiwa.
5) Tidak menengalami gangguan pendengaran.
6) Berjenis kelamin perempuan
7) Pasien berumur 30 tahun sampai 80 tahun.
8) Pasien hipertensi tidak sedang melakukan aktifitas berat dalam
rentan waktu 12-24 jam.
36

9) Tidak sedang mengkonsumsi obat antihipertensi (kimia/ herbal)


sebagai penurun tekanan darah dalam rentan wakti 12 – 24 jam
terakhir.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan suatu kekhususan tidak di inginkan
sehingga tidak dimasukan ke dalam penelitian atau tidak cocok
diteliti pada suatu penelitian. Penelitian ini memiliki kriteria
inklusi yaitu pasien mengundurkan diri di tengah – tengah
penelitian, sakit dan mengantuk.

Teknik pemilihan sampel dipilih dari jumlah populasi pasien hipertensi


di Puskesmas Bandaharjo yang aktif mengikuti PROLANIS yang
berjumlah 80 orang, kemudian diambil 20 responden sesuai dengan
kriteria inklusi.

B. Definisi oprasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi operasional Alat dan cara ukur Hasil ukur Skala ukur
Independen Tindakan pemberian Alat yang 1. Mengikuti Nominal.
Murottal terapi mendengarkan digunakan pemberian
(Surah murottal melalui headphone beserta terapi
Al- Kahfi). headphone Surah MP3 surah Al- murottal.
Al-Kahfi dilantunkan Kahfi, cara ukurnya 2. Tidak
Ali Abdur Rahman dengan mengikuti
Al-Huthaify dengan mengobservasi pemberian
nada tartil Melalui bahwa pasien terapi
MP3 volume 60 melakukan murottal.
decibel, dilakukan intervensi murottal
31: 26 detik. surah Al-Kahfi.
Variabel Nilai tekanan darah Menggunakan Nilai tekanan darah Interval
dependen menggambarkan tekanan darah dalam mmHg:
(tekanan jantung sedang Sphygnomanomete 1. 100/60 mmHg
darah). berkontraksi dan r digital. Pasang sampai 140/90
relaksasi dengan manset di lengan mmHg:
satuan mmHg kiri, posisi normal.
diukur dengan pengukuran 2. Lebih dari
menggunakan tekanan darah 140/90
sphygmomanometer dengan cara mmHg:
digital yang telah tiduran. Kemudian hipertensi.
diukur kalibrasi ± 1 tekan tombol start
tahun terakhir.
37

C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo
Semarang.

D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 November 2018 sampai 25 Mei
2019.

E. Etika Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan menggunakan hakikat dari etika penelitian
sesuai pada prinsip manfaat, prinsip menghargai hak asasi manusia
(respect human dignity) dan prinsip keadilan (right to justice) [CITATION
Nur13 \l 1057 ].
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Penelitian dilaksanakan tidak boleh di lakukan dengan memberikan
dampak penderitaan yang terjadi pada subjek yang diteliti,
khususnya ketika penelitian mengunakan tindakan yang dilakukan
secara khusus. Pengkaji tidak akan memaksa responden ketika
merasakan sakit untuk meneruskan tindakan penelitian ini.
b. Bebas dari eksploitasi
Keikutsertaan yang terjadi pada penelitian subjek disingkirkan dari
keadaan yang tidak menguntungkan. Yakinkan subjek supaya
partisipasinyaa pada penelitian maupun informasi sudah diberikan,
penelitian tidak merugikan subjek dalam bentuk apapun. Peneliti
akan merahasiakan identitas subjek yang akan diteliti.
c. Risiko
Peneliti tidak boleh ceroboh dalam mengestimasi segala dampak
serta segala faedah nantinya akan mengakibatkan pada subjek
dalam setiap tindakan yang dilakukan. Penelitian ini tidak memiliki
resiko dan akan menenangkan pasien.
38

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia


a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden
Subjek diperlakukan dengan cara manusiawi, subjek memiliki
wewenang untuk menginterupsi apakah mereka berkinginan
menjadi subjek ataupun tidak bersedia menjadi subjek, tanpa suatu
sangsi yang diberikan mengakibatkan terhadap kesembuhannya
jika mereka seorang klien.
b. Hak memiliki jaminan dari perlakuan yang diberikan
Seseorang peneliti wajib memberikan intruksi detail dan
bertanggung jawab ketika jika nantinya sesuatu hal terjadi terhadap
subjek.
c. Persetujuan medik (Informed consent)
Subjek berhak mendapatkan intruksi penuh mengenai dari tujuan
sebuah intervensi yang di lakukan pada penelitian, dan memiliki
kewenangan menyanggupi maupun tidak menyanggupi menjadi
responden. Informed consent menyantumkan hasil yang diperoleh
untuk dimanfaatkan dalam ekspansi ilmu.

3. Prinsip keadilan
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil
Subjek memiliki wewenang secara adil baik selama, sebelum
maupun sesudah mengikut dalam penelitian tanpa adanya
pembedaan dengan mereka yang tidak maupun dikeluarkan dari
penelitian.
b. Hak di jaga kerahasiaannya
Subjek memiliki wewenang dalam permintaan data yang diberikan
kepada peneliti harus dirahasiakan, maka dari itu akan
diberikannya samaran identitas rahasia (confidentiality) dan tanpa
nama (anonymity).
39

F. Alat pengumpulan data


1. Sumber data
Sumber data pada penelitian yang akan di teliti meliputi pengumpulan
primer data dan sekunder data. Primer data akan diperoleh dari subjek
langsung pada saat penelitian, dengan cara mencatat hasil pengukuran
awal terhadap pengaruh tekanan darah pada pasien hipertensi setelah
diberi perlakuan terapi murottal surah Al- Kahfi. Data sekunder
diperoleh dari Puskesmas Bandarharjo Semarang. Data sekunder
diperoleh berupa hasil data penujang yang nantinya akan digunakan
dalam penelitian ini, diantarnya data – data pribadi, status rekam
medik serta angka pasien hipertensi di Puskesmas Bandarharjo
Semarang.

2. Instrumen penelitian
Pengertian instrumen penelitian ialah berguna menjadi alat bantuan
yang telah di tetapkan untuk digunakan untuk peneliti supaya
mempermudah dan sistematis dalam penelitian untuk mencapai
hasil[CITATION Ari13 \t \l 1057 ]. Pada penelitian ini Instrumen yang
digunakan yaitu:
a. Form pengkajian demografi
Pada form demografi meliputi nama responden, usia, pekerjaan,
agama, pendidikan terakhir (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi)
dan lama menderita hipertensi.
b. Instrumen dan alat bantu penelitian untuk intervensi murottal
1) MP3 player audio murottal surah Al- Kahfi yang dilantunkan
oleh Ali Abdur Rahman Al- Huthaify memiliki durasi 31 menit
26 detik telah membantu responden untuk beristirahat, volume
60 decibel, intensitas medium aplitudo, tempo 101 bpm.
Tempo 101 bpm merupakan tempo yang lambat. Pada
karakteristik audio volte MP3 player 45,31 MB
40

2) Headphone spesifikasi merk extreme bass pada frequency


response 20 – 20001 Hz, power handling capacity 0,2 W,
impedance 32 Ω dan mass approx 276 gr.
3) Alat pengukur tekanan darah sphygmomanometer digital yang
sudah berstandar SNI dan telah dikalibrasi oleh pabrik yang
membuat.

3. Uji validitas instrumen dan reliabilitas


Uji validitas merupakan suatu indeks yang dapat menunjukkan sejauh
mana alat pengukur dapat mengukur apa yang diukur [CITATION
Noo11 \l 1057 ]. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah
adalah sphygmomanometer digital yang berstandar nasional. Uji
reliabilitas merupakan suatu indeks yang dapat menunjukan sejauh
mana alat ukur dapat dipercaya dan diandalkan [CITATION Swa15 \l 1057
]. Alat ini harus di kalibrasi terlebih dahulu supaya pada saat
pengukuran tekanan darah dapat digunakan dan mendapatkan sebuah
hasil yang maksimal sehingga memiliki akurasi yang tepat untuk
pengukuran tekanan darah. Sphgynomanometer digital menggunakan
alat baru yang sudah berstandar SNI dan telah dikalibrasi oleh pabrik
yang membuat.

G. Prosedur pengumpulan data


1. Administratif
a. Meminta surat izin untuk melakukan penelitian di Puskesmas
Bandarharjo Semarang ke Program Studi S1 Keperawatan Fakultas
Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang.
b. Mengajukan surat permohonan untuk melakukan penelitian ke
Puskesmas Bandarharjo melalui surat rekomendasi Pemerintah
Kota Semarang Badan Kesatuan Bangas dan Politik No:
41

070/1985/V/2019 yang di tujukan Dinas Kesehatan Kota Semarang


No: 070/12517 .
c. Mengajukan izin Ethical Clearence penelitan penelitian ke Komisi
Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) FKM UNIMUS yang di
keluarkan pada tanggal 20 Mei 2019 dengan No: 240/KEPK-
FKM/UNIMUS/2019.
d. Melakukan penelitian di Puskesmas Bandarharjo Semarang.

2. Teknis
a. Penelitian menentukan responden sesuai dengan kriteria inklusi
dan eksklusi.
b. Peneliti memberikan informed consent pada calon responden untuk
menjadi responden penelitian (Lampiran 10).
c. Setelah calon responden bersedia menjadi responden, maka peneliti
melakukan kontrak waktu untuk penelitian dan mengintruksikan
responden agar tetap rileks dan santai. Responden yang dipilih
sebelum terapi belum meminum obat selama 8 jam untuk
menurunkan tekanan darah, penelitian ini dilakukan di rumah
responden dengan situasi rumah tenang tanpa ada suara TV, radio
atau suara yang mengganggu.
d. Penelitian mengukur penurunan tekanan darah responden dengan
instrumen spighnomanometer dengan memeriksa sistolik dan
diastolik, mencatat hasil ukur di kolom penurunan tekanan darah
sebelum dan sesudah dilakukan terapi murottal dan tidak dalam
konsumsi obat antihipertensi (Lampiran 14).
e. Responden mendengarkan terapi murottal pada responden selama
31 menit 26 detik dengan menggunakan MP3 Player dengan
headphone. Posisi pasien pada saat mendengarkan murottal surah
Al- Kahfi sesuai dengan SOP (Lampiran 12).
42

f. Peneliti mengukur kembali penurunan tekanan darah menggunakan


instrumen sphygmomanometer digital dengan mengukur sistolik
dan diastolik (Lampiran 13, 14).

g. Peneliti mencatat hasil pengukuran di kolom pengukuran tekanan


darah sistolik dan diastolik setalah dilakukan terapi murottal.

Memilih responden suatu kriteria inklusi dan eklusi

Tanda tangan informed consent

Pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum


dan setelah dilakukan intervensi

Dokumentasi hasil pengukuran

Skema 3.1 Pengolahan data


Alur penelitian

Analisa data
Skema 3.2 Alur penelitian

H. Rencana analisa data


1. Pengolahan data
a. Editing
Melakukan pemerikasaan kembali terhadap penelitian data yang
dilakukan di tempat pengambilan data.
b. Pengkodean data (Coding)
Coding ialah suatu cara pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang masuk dalam kategori. Peneliti memberikan kode angka
terhadap data untuk mengklarifikasi jawaban responden.; (1: SD, 2:
SMP, 3: SMA, 4: Sarjana).
43

c. Entri data
Entry data adalah suatu usaha untuk memasukan data yang sudah
terkumpul dalam master tabel atau database pada komputer,
selanjutnya membuat penyaluran sederhana atau dapat membuat
tabel kontigensi. Saat memasukan data seorang peneliti akan
memasukan secara teliti dan runtut supaya tidak ada data yang
tertukar.
d. Cleaning
Kegiatan pemerikasaan ulang data setelah di entry bertujuan
melihat apabila terjadi kesalahan atau tidak. Peneliti melihat
kembali dari hasil pengerjaan data sehingga tidak terdapat data
yang hilang maupun adanya kesalahan nantinya dapat
dilanjutkan menganalisis data.
e. Melakukan teknik analisis
Data pada penelitian ini menggunakan ilmu statistik terapan
yang sesuai dengan tujuan yang akan dianalisis.

2. Analisa data
Analisa data dalam penelitian ini terdiri dari analisa univariat dan
analisa bivariat sebagai berikut:
a. Analisa univariat
Analisa univariat digunakan dalam menggambarkan masing-
masing variabel yang di peroleh dari penelitian meliputi data
numerik atau data kategorik. Data numerik seperti umur, lama
menderita hipertensi, tekanan darah dan MAP. Data kategorik
seperti pekerjaan dan pendidikan. Data numerik di sajikan dengan
tendensi sentral, nilai minimum, nilai maksimum, mean dan
44

standar devisiasi. Distribusi frekuensi digunakan untuk


mendiskripsikan data kategorik dengan demografi pasien.

b. Analisis bivariat
Uji normalitas data dilakukan sebelum analisa bivariat, data dari
masing-masing variabel baik variabel independen dan dependen di
lakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas di lakukan
dengan menggunakan Shappiro-wilk karena subjek ≤ 50 [ CITATION
Dah14 \l 1057 ]. Analisa penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh terapi murottal terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi, pada penelitian ini menggunakan uji normalitas
Shappiro-wilk di dapatkan data berdistribusi normal apabila
(p>0,05) dengan nilai p tekanan darah sistolik sebelum intervensi
0,748, sistolik sesudah dilakukan intervensi 0,808. Tekanan darah
diastolik sebelum dilakukan intervensi murottal 0,077 kemudian
setelah dilakukan intervensi murottal 0,099, MAP sebelum
dilakukan intervensi murottal diperoleh 0,440 dan setelah diberikan
intervensi murottal 0,175. Berdasarkan uji normalitas tekanan
darah sistolik, diastolik maupun MAP menggunakan uji paired
sample t – test di dapatkan p value 0,000 (p<0,05). Berdasarkan uji
tersebut dapat di ambil keputusan Ho di tolak dan Ha artinya ada
pengaruh terapi murottal terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi.
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian
Penelitian ini di laksanakan di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo berada
di rumah subjek dari tanggal 21Mei – 25 Mei 2019. Penelitian ini sampel
adalah pasien perempuan dengan kriteria berusia lebih dari 30 tahun dan
menderita hipertensi dengan jumlah 20 responden. Seluruh sempel pada
penlitian ini diberikan terapi murottal selama 31 menit 26 detik, pelaksanaan
intervensi di lakukan secara berbaring / tiduran ketika pasien mengalami
peningkatan tekanan darah. Penelitian ini di lakukan intervensi setelah
responden di jelaskan mengenai teknis dalam pemberian terapi murottal dan
responden telah menandatangani format persetujuan/ informed consent.
1. Karakteristik responden
Karakteristik dan gambaran umum pada penelitian ini yaitu usia, lama
menderita hipertensi. Jumlah masing – masing responden akan memiliki
gambaran dan karakteristik yang berbeda, sehingga peneliti
mendiskripsikan dari hasil penelitian masing – masing karakteristik
tersebut serta akan disajikan hasil dari penelitian dalam tendensi sentral
dan distribusi frekuensi sebagai berikut.
a. Usia
Tabel 4.1
Deskripsi pasien yang mengalami hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Bandarharjo, Mei 2019 (n=20)
Min (tahun) Max (tahun) Mean SD (tahun)
34 80 50,15 11,563

45
46

Hasil penelitian menunjukan bahwa rata- rata usia responden 50,15


tahun. Usia termuda adalah 34 tahun dan usia paling tua adalah 80
tahun.

b. Lama menderita hipertensi


Tabel 4.2
Deskripsi lama pasien menderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Bandarharjo, Mei 2019 (n=20)
Min (tahun) Max (tahun) Mean SD (tahun)
1 13 2,45 2,821

Hasil penelitian menunjukan bahwa rata–rata lama menderita


hipertensi 2,45 tahun. Responden paling lama menderita hipertensi
adalah 13 tahun, dan paling cepat 1 tahun.
c. Tingkat pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi tingkat pendidikan pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Bandarharjo, Mei 2019 (n=20)
Tingkat pendidikan Frekuensi (n) Presentase (%)
SD 9 45
SMP 3 15
SMA 7 35
Perguruan tinggi 1 5
Total 20 100
47

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar subjek penelitian


memiliki tingkat pendidikan terakhir yaitu Sekolah Dasar (SD)
berjumlah 9 responden dengan presentase 45%.
d. Pekerjaan responden
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi pekerjaan pasien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Bandarharjo, Mei 2019 (n=20)
Pekerjaan Frekuensi (n) Presentase (%)
Ibu rumah tangga 16 80
Swasta 4 20
Total 20 100

Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek penelitian mayoritas


adalah ibu rumah tangga dengan berjumlah 16 responden pada
presentase 80%.

2. Tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan intervensi murottal


Tabel 4.5
Deskripsi tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
murottal, Mei 2019 (n=20)
Tekanan darah Mean Min Max Standar Deviasi
(mmHg) (SD)
Sebelum
Sistolik 152,05 135 171 9,378
Diastoik 103,15 90 130 10,384
Mean Arterial 119,45 105 143 8,929
Pressure
Sesudah
Sistolik 127,75 100 151 13,329
Diastoik 84,50 70 100 9,725
Mean Arterial 98,92 87 113 8,575
Pressure

Hasil penelitian menunjukan tekanan darah sistolik sebelum dilakukan


intervensi murottal didapatkan rata – rata 152,05 mmHg, sesudah
48

intervensi rata – rata 127,75 mmHg. Terdapat selisih penurunan tekanan


darah sistolik sebelum dan setelah di lakukan intervensi murottal yaitu
24,30 mmHg. Tekanan darah diastolik sebelum di berikan intervensi
murottal di dapatkan rata-rata 103,15 mmHg, setelah di berikan intervensi
murottal di dapatkan rata – rata 84,50 mmHg. MAP sebelum dilakukan
intervensi murottal 119,45, setelah dilakukan terapi murottal 98,92.
Terdapat selisih penurunan tekanan darah diastolik sebelum dan setelah
dilakukan intervensi murottal yaitu 18,65mmHg.

3. Pengaruh terapi terapi murottal terhadap penurunan tekanan darah


pada pasien hipertensi

Uji normalitas dilakukan sebelum dilakukannya uji bivariat, pada uji


normalitas penelitian ini menggunakan uji Shappiro-wilk. Uji normalitas
ini dilakukan sebelum uji beda sebelum dan sesudah pemberian intervensi
murottal yang disajikan pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Uji normalitas data tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi murottal di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo, Mei 2019
(n=20)
Variabel p value Kesimpulan
Sistolik
Sebelum 0,748 Normal
Sesudah 0,808 Normal
Diastolik
Sebelum 0,077 Normal
Sesudah 0,099 Normal
Mean Arterial Pressure
Sebelum 0,440 Normal
Sesudah 0,175 Normal

Berdasarkan tabel 4.7 hasil penelitian menunjukan sistolik, diastolik dan


MAP data berdistribusi normal (p > 0,05). Uji bivariate di pilih
menggunakan uji paired t-test, dijelaskan pada tabel 4.7
49

Tabel 4.7
Uji beda tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan intervensi
murottal di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo, Mei 2019 (n=20)
Variabel Mean T p value
Sistolik
Sebelum – sesudah 24,30 8,048 0,000
Diastolik
Sebelum – sesudah 18,65 7,803 0,000
Mean Arterial Pressure
Sebelum – sesudah 20,53 9,183 0,000

Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji beda menunjukkan bahwa p value 0,000
(p<0,05) sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan tekanan darah
sistolik, diastolik dan MAP sebelum dan sesudah diberikan intervensi
murottal.

B. Pembahasan
Bagian dari pembahasan akan membahas tentang hasil dari sebuah
penelitian yang sudah diteliti, interpretasi dan diskusi hasil serta
keterbatasan penelitian yang dialami peneliti.
1. Interpretasi dan diskusi hasil
Interpretasi hasil diskusi akan menguraikan analisa univariat dan
bivariat dengan tujuan penelitian.
a. Karakteristik pasien
1) Usia
Usia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan
tekanan darah pada pasien penderita hipertensi. Penelitian ini
menunjukan hasil bahwa rata – rata usia responden 50,15
50

tahun, responden yang memiliki usia tertinggi adalah 80 tahun


sedangkan responden yang memiliki usia terendah adalah 34
tahun. Tingginya penyakit hipertensi dipengaruhi dengan
sejalannya usia bertambah di karenakan adanya perubahan
struktur dari pembuluh darah besar, sehingga pembuluh darah
akan terjadi penyempitan dinding pembuluh darah akan
menjadi kaku [ CITATION Rah15 \l 1057 ].

Berdasarkan penelitian terdahulu bahwa sebagaian besar subjek


menderita hipertensi berusia 60 tahun [CITATION Pra15 \l 1057 ].
Pernyataan ini selaras dengan kejadian hipertensi akan
berbanding lurus dengan bertambahnya usia, karena arteri akan
berkurang elastisitas dan kelenturannya sehingga sistolik akan
meningkat seiring dengan bertambahnya usia [ CITATION
Pot17 \l 1057 ].

2) Lama menderita hipertensi


Berdasarkan penelitian sebagian besar subjek mengalami
hipertensi lebih dari usia 2 tahun, lama menderita hipertensi
akan mempengaruhi peningkatan tekanan darah. Penelitian ini
selaras dengan penelitian lainnya yaitu semakin lama pasien
menderita hipertensi akan memicu kerusakan jantung, seperti
pembesaran vertikel, abnormalitas aliran arteri koroner dan
disfungsi sistolik diastolik [ CITATION Wah18 \l 1057 ]. Semakin
lama pasien menderita hipertensi akan memunculkan penyakit
lanjutan seperti infrak miokard yang disebabkan karena arteri
koroner terjadi aterosklerotik yang tidak mampu mensuplai
oksigen ke miokardium maupun terbentuknya trombus
51

nantinya akan menutup aliran darah oksigen pada miokardium


tidak dapat terjadi kemudian akan menyebakan iskemia jantung
sehingga terjadi infrak [ CITATION Cor09 \l 1057 ]. Stroke juga
dapat terjadi akibat hipertensi karena danya perdarahan tekanan
tinggi pada otak maupun adanya embolus yang terlepas dari
pembuluh darah non otak yang terpanjang tekanan tinggi,
sehingga arteri otak akan mengakibatkan aterosklerosis dapat
menjadi lemak menjadi terbentuknya aneurisma [ CITATION
Ard12 \l 1057 ].

3) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor nantinya akan
mempengaruhi tekanan darah pada pasien hipertensi, dari hasil
penelitian ini pendidikan tertinggi pada wilayah bandarharjo
yaitu Sekolah Dasar (SD) berjumlah 9 responden dengan
presentase 45%, dan terendah dengan pendidikan terakhir yaitu
perguruan tinggi berjumlah 1 responden dengan presentase
5%, tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan
tentang hipertensi. Pendidikan mempunyai suatu peranan
terpenting untuk menentukan kualitas manusia, melalui
pendidikan, pengetahuan dan informasi tentang cara perawatan
hipertensi, semakin tinggi tingkat pendidikan berdampak pada
semakin tinggi kualitas hidup manusia [CITATION Had15 \l
1057 ].

Penelitian ini selaras dengan penelitian lain yang


mengemukakan tingkat pendidikan akan mempengaruhi
kemampuaan seseorang dan wawasan seseorang dalam
penerapan life style yang sehat, dalam mencegah penyakit
52

hipertensi, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin


tinggi usaha seseorang dalam menjaga gaya hidup agar tetap
sehat [CITATION Lar16 \l 1057 ].

4) Pekerjaan responden
Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi tekanan darah
pada pasien hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
jenis pekerjaan tertinggi yaitu sebagai ibu rumah tangga dengan
presentase 80% dan sebanyak 16 responden. Pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga cenderung memiliki aktifitas yang ringan,
berbeda dengan wanita yang berkerja yang cenderung di luar
rumah memiliki aktifitas yang lebih dibandingkan dengan
aktifitas sebagai ibu rumah tangga. Aktifitas yang tinggi dapat
mencegah atau memperlambat hipertensi sehingga bisa
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi [ CITATION
Gib16 \l 1057 ].

Penelitian ini selaras dengan penelitian lain yang


mengungkapkan bahwa banyak dari ibu rumah tangga hanya
berdiam diri di rumah sehingga menyebabkan perasaan bosan,
berbanding terbalik dengan ibu yang bekerja mereka memiliki
kegiatan lain, meskipun mereka cenderung mempunyai
kegiatan yang banyak maka mereka akan meluangkan waktu
hanya sekedar berolahraga, biasanya ibu yang berkerja lebih
aktif di bandingkan dengan ibu rumah tangga [CITATION Lar16 \l
1057 ]. Orang yang tidak aktif olahraga akan menyebabkan
kegemukan, olahraga dapat mengantisipasi kelebihan berat
badan serta menurunkan pemasukan garam ke dalam tubuh,
sehingga garam keluar melalui peluh, olahraga juga
menurunkan tahanan perifer sehingga dapat mencegah
hipertensi [CITATION Pra15 \l 1057 ].
53

b. Tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian intervensi murottal


Hasil penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan selisih rata-rata
tekanan darah sebelum di berikan intervensi murottal. Nilai rata-
rata tekanan darah sistolik maupun diastolik sebelum dilakukan
intervensi murottal 152,05 mmHg dan 103,15 mmHg. Tekanan
darah sistolik dan diastolik sesudah intervensi murottal rata-rata
127,75 mmHg dan 84 mmHg. Selisih penurunan tekanan darah
sistolik dan diastolik sebelum dan setelah intervensi murottal yaitu
24,30 mmHg dan 18,65 mmHg. Penelitian ini membuktikan bahwa
ada perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah diberikan
intervensi murottal pada pasien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Bandarharjo Semarang (p value < 0,005).

Penelelitaian lain mengemukakan bahwa ada pengaruh terapi


murottal Al- Quran surah Ar – Rahman pada pasien hipertensi di
ruang cempaka RSUD dr. H. Soewondo Kendal [ CITATION Ain18 \l
1057 ]. Teknik murottal dapat meningkatkan efek rileksasi seingga
akan lebih efisien sebagai penurun tekanan darah.

Mekanisme murottal sebagai penurun tekanan darah saat


pemberian murottal gelombang suara akan masuk melalui telinga
pinna kemudian di belokan saluran telinga luar sehingga
gelombang suara akan menggetarkan gelombang thympani getaran
tersebut akan mengakibatkan tulang ditengah telinga seperti
maleus – incus – staper bergetar kemudian getaran pada jendela
oval menyebabkan cairan yang beradaa di dalam rumah siput
bergerak sesuai gelombang bunyinya gelombang tersebut nantinya
akan menggerakan organ kortil berupa raambut halus di rumah
siput, getaran rambut halus organ kortil tersebut yang memiliki
54

skala berbeda akan menyebabkan adanya perbedaan muatan listrik


kemudian menjadikan adanya denyut saraf auditori saraf no 8 dari
saraf tepi otak yang berfungsi sebagai saraf sensorik pendengaran
yang selanjutnya membawa implus menuju ke otak dan akan
diterima oleh hipotalamus, kemudian hipotalamus akan
mempengaruhi struktur basal forebrain yang termasuk sistem saraf
limbik, hipotalamus adalah saraf pusat otonom yang mengatur
sistem pernafasan, denyut jantung, tekanan darah, fungsi endokrin
dan memori[CITATION Ril14 \l 1057 ].

c. Pengaruh terapi murottal terhadap penurunan tekanan darah


Penelitian ini menunjukan perbedaan signifikan selisih rata-rata
tekanan darah sebelum dan setelah pemberian intervensi murotal,
ada pengaruh intervensi murottal terhadap penurunan tekanan
darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Bandarharjo Semarang (p value = 0,000 (<0,05).

Hasil penelitian ini memperkuat penelitian lain dengan


memberikan penanganan penurunan tekanan darah bagi penderita
hipertensi dengan terapi non farmakologi yaitu menggunakan
terapi murottal Al – Quran surah Ar - Rahman terhadap penurunan
tekanan darah pada pasien hipertensi di puskesmas kedungmundu
dengan nilai penurunan tekanan darah 9,93% sistol, 8,96% pada
tekanan diastol dan 9,9% MAP, sedangkan pada kelompok kontrol
hanya mengalami penurunan sebanyak 1,84% pada tekanan darah
sisto, 0,96% pada tekanan diastol dan 1,22% pada MAP [ CITATION
Aul14 \l 1057 ]. Hasil penelitian ini rata – rata penurunan tekanan
darah sistolik 15,98%, diastolik 18,08%, MAP 17,18% hasil dari
55

penelitian ini lebih efektif dari penelitian sebelumnya dengan


intervensi murottal selama 31 menit 26 detik.

Hasil penelitian ini menunjukan pada pemberian terapi murottal


cukup efektif terhadap penurunan tekanan darah, terapi murottal
dapat memicu sistem saraf parasimpatis sebagai pengaruh yang
berlawanan dengan saraf simpatis, nantinya akan terjadi
kesetimbangan antara dua saraf autonom tersebut, maka akan
menjadikan prinsip dasar sebagai timbulnya respon relaksasi,
respon tersebut merupakan terjadinya keseimbangan antara sistem
saraf simpatis dan parasimpatis [ CITATION Oct16 \l 1057 ].

Proses non farmakologi dapat dibedakan menjadi dua yaitu diuretik


dan inhibitor ACE. Diuretik sebagai penanganan efek peningkatan
volume natrium yang terkumpul, dalam menangani dampak
peningkatan volume natrium akibat dari penurunan fungsi ginjal
lalu diuretik bekerja melalui pengkosongan natrium tubuh untuk
menurunkan volume darah dan menurunkan tekanan darah.
Inhibitor ACE menghalang transformasi angiotensin I berubah
angiotensin II, menaikan output jantung dan cardiac index
resistention renovaskuler lebih rendah meningkatkan kapabilitas
vena, sehingga akan mnyebabkan menaikan ekskresi pada natrium
di urin menggunakan inhibitor ACE efek dari angiotensin II dapat
di antisipasi dengan menurunkan tekanan darah [ CITATION Pri15 \l
1057 ]. Manfaat dari terapi Al- Quran untuk menurunkan stress,
kesedihan, dan dapat memperoleh ketenangan jiwa sehingga
memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani maupun
rohani [ CITATION Fad16 \l 1057 ].

Terapi murottal Al – Quran adalah suatu terapi religi yang akan


memberi efek terapeutik bagi orang yang mendengarkannya.
56

Rangsangan yang diberikan pada auditori murottal memiliki


dampak dari distraksi yaitu peningkatan pembentukan hormon
endorphin pada sistem kontrol desenden. Kenaikan pada total
hormon endorphin akan mengakibatkan otot relaksasi maupun
sebagai pengubahan perhatian dari rasa sakit, terapi murottal akan
menstimulasi hipotalamus yang berguna untuk memproduksi
neuropeptida, neuropeptida nantinya akan mempunyai dampak
bagi tubuh yaitu kenyamanan diperoleh melalui penurunan jumlah
hormon kortisol, epineprin norepinefrin, dopamin maupun hormon
pertumbuhan di dalam serum [CITATION Sis17 \l 1057 ].

Surat Al – Kahfi memiliki tempo 101 bpm, harmony reguler dan


consistent, ryhm andate (mendayu – dayu), volume 60 decibel,
intensitas medium aplitudo, yang memiliki dampak dari relaksasi.
Religious Ritual Enchancement merupakan suatu teknik relaksasi
menghilangkan stress, yang didalamnya mengandung unsur –
unsur religi dan spiritual [ CITATION Bul15 \l 1057 ]. Kondisi rileks
akan mengantisipasi vasospasme pembuluh darah yang disebabkan
perangsangan saraf simpatis karena pada kondisi stres perfusi
darah akan meningkat [ CITATION Lai16 \l 1057 ].

Berdasarkan pada hasil penelitian di atas dapat di asumsikan jika


terapi murottal surah Al-Kahfi dapat memberikan ketenangan
kepada responden yang mendengarkan di lingkungan yang tenang
dan tanpa suara yang dapat menggangu responden, sehingga
menjadikan sebuah respon positif guna untuk mempengaruhi
hipotalamus untuk mengeluarkan hormon endoprin.
57

2. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan khusus yang dapat mempengaruhi


kondisi penelitian yang dilakukan, adapun keterbatasan penelitian
yaitu adanya variabel penganggu lain seperti adanya suara bising pada
tempat penelitian.
58
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Bersumber pada penelitian serta pembahasan sudah dipaparkan dan
dijelaskan melalui bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan pada penelitian
ini:
1. Usia responden rata-rata 50,18 tahun, usia termuda 34 tahun, usia tertua
80 tahun, rata menderita hipertensi 2,43 tahun, pendidikan responden
paling banyak sekolah dasar dengan jumlah sebesar 45%, pekerjaan
responden terbanyak yaitu sebagai ibu rumah tangga sebesar 80%.
2. Rata – rata tekanan darah sistolik sebelum diberikan intervensi murottal
sebesar152,05 mmHg, diastolik setelah diberikan intervensi murottal
sebesar 127,75 mmHg. Rata–rata tekanan darah diastolik sebelum
dilakukan terapi murottal sebesar 103,15 mmHg, setelah dilakukan terapi
murotal didapatkan 84,50 mmHg. Rata – rata penurunan tekanan diastolik
sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal adalah 21,47 mmHg.
3. Ada pengaruh terapi murottal terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi (p value 0,000 ≤ α 0,05).

B. Saran
Bersumber pada hasil penelitian dapat diambil beberapa saran untuk
diajukan oleh peneliti, diantaranya:
1. Bagi Pasien
Pasien hipertensi dapat menerapkan intervensi nonfarmakologi
murottal untuk mengurangi kecemasan, stress dan menurunkan
tekanan darah.

59
60

2. Bagi Perawat
a. Dapat memberikan informasi dan intervensi lain selain intervensi
yang sudah ada untuk menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi yaitu terapi murottal.
b. Perawat dapat memilih intervensi murottal dalam menurunkan
tekanan darah pada pasien.
3. Bagi Puskesmas Bandarharjo
a. Hasil penelitian dapat berguna dan diterapkan di Puskesmas
Bandarharjo dalam menangani pasien hipertensi.
b. Puskesmas dapat menyusun Standar Oprasional Prosedur
(SOP) manajemen non farmakologi untuk menurunkan
tekanan darah dengan murottal.
4. Bagi peneliti selanjutnya
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
melakukan penelitian lebih lanjut, penelitian ini sebaiknya
menambahkan kelompok kontrol.
b. Penelitian selanjutnya dapat membandingkan efektifitas surah
lain dalam Al-Quran yang sudah teruji validitas dan reliabilitas
untuk menurunkan tekanan darah.
c. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini
dengan metode berulang dalam pemberian terapi murottal.
61

DAFTAR PUSTAKA

Aaronson, P., & Ward, J. (2009). Sistem kardiovaskular edisi III. Jakarta:
Erlangga Medical Series.

Aini, D. N., & Wulandari, P. (2018). Pengaruh murottal Al- Quran surah Ar-
Rahman terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di ruang
cempaka RSUD dr. H.Soewondo Kendal. Jurnal Online Mahasiswa.

Alim, A. (2012). Pengaruh olahraga terprogram terhadap tekanan darah.


Medikora, 2(1), 30-31.

Anggraeni. (2009). Hubungan beberapa faktor obesitas dan hipertensi. Jakarta:


Medika Cipta.
62

Anggraini. (2009). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi


pada pasien yang berobat di poliklinik dewasa di Puskesmas Bangkingan.
Files of DrsMed-FK, 1(3), 41.

Ardiansyah. (2012). Medikal bedah untuk mahasiswa. Yogyakarta: DIVA Press.

Ariasti, D., & Pratiwi, T. N. (2016). Hubungan antara mekanisme koping terhadap
stres. Kosala, 4(1), 81.

Arikunto. (2013). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Arwani. (2009). Analisis perbedaan hasil pengukuran tekanan darah antara lengan
kanan dan lengan kiri pada penderita hipertensi. Media Ners, 10(3), 11-12.

Aryani, E. (2009). Pengaruh ukuran menset terhadap hasil pengukuran tekanan


darah. JKM, 9(50-53).

Assa, C., Rondonuwu, R., & Bidjuni, H. (2014). Perbandingan pengukuran


tekanan darah pada lengan kiri dan lengan kanan pada penderita hipertensi
di ruangan irina RSUP PROF Dr Kandou Manado. Media Neliti, 3(6), 24-
25.

Auliyak, T. (2014). Pengaruh terapi murottal terhadap penurunan tekanan darah


pada pasien hipertensi . Jurnal Online Mahasiswa.

Bulecheck, & Docthermen. (2015). Nursing intervention clasification. Lowa:


Moslievier.

Cameron, K., & Quinn, R. (2011). Diagnosing and changing organizational


culture. San Fransisco: Jossey Bass.

Chandra. (2015). Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan


pengetahuan keluarga tentang hipertensi. Mutiara Medika, 15(1), 71.

Corwin, E. (2009). Buku saku patofisiologi edisi 3. Jakarta: EGC.


63

Dahlan, S. (2014). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Edisi 6. Jakarta :


Salemba Medika.

Dinkes. (2017). Profil kesehatan kota semarang. Dipetik 10 12, 2018, dari
http://dinkes.semarangkota.go.id/asset/upload/Profil/Profil/Profil
%20Kesehatan%202017.pdf

Ehsan. (2011). Cigarette smoking and hypertention: any casual relationship. Iraq
Academic Scientific Journal, 24(4), 1-6.

Fadilah, H. (2016). Pengaruh murottal terhadap kestabilan emosi. Jurnal Student


UNY, 11(2), 14.

Fatma, H. (2018). Relaksasi untuk mengurngi stress pada penderita hipertensi


esensial. Humanitas, Vol. 12(No.1), 12-28.

Gibney. (2016). Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC.

Granger. (2013). The kidney physiology and pathofisiology of hypertention. USA:


Elsevier Inc.

Green. (2009). Fisiologi kedokteran. Jakarta: Bina Aksara Rupa.

Guyton, & Hall, J. (2016). Humman physiology. Philadelphia: Elsevier.

Hadi, W., & Purwaningsih. (2013). Perbedaan efektifitas terapi musik klasik dan
terapi murottal terhadap perkembangan kognitif anak autis di SLB Kota
Surakarta. Jurnal GASTER, 9(2), 44-45.

Handayani. (2014). Question answering system for an effective collaborative.


International Journal of Advanced Computer Science and Applications,
3(1), 26-27.

Indah. (2014). Penatalaksanaan Makanan Diet Rendah Garam di Unit Dapur


Pasien Instalasi Gizi Rumah Sakit PHC SSurabaya. e-journal boga, 3(1),
131-140.
64

Inrig. (2011). Antihypertensive agents in hemodialysis patients: a current


prespective. National Institute of Health, 3(4), 290-297.

James, & Carter. (2013). Evidence based guideline for the management of high
blood pressure in adults report from the panel members appointed to the
eighth JNC 8. The Journal of the American Medical Association, 5, 311.

Kaheel, A. (2013). Sembuhkan sakitmu dengan al-quran. Yogyakarta: Laras


Media Prima.

Kusuma. (2014). Pengaruh relaksasi otot progresif terhadapt tingkat depresi


pada pasiengagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisi di
RS.Tlogorejo Semarang. Semarang: STIKES Tlogorejo.

Laitupa, A. A., & Amin, M. (2016). Ventilasi dan perfusi, serta hubungan antara
ventilasi dan perfusi. Jurnal Respirasi, 2(1), 7.

Laras, P., & Yessi, H. (2016). Pengaruh teknik relaksasi benson dan murottal Al-
Quran terhadap tekanan darah penderita hipertensi primer. Jurnal Online
Mahasiswa, 10(2).

Laseduw, J. (2016). Hipertensi di Indonesia. Dipetik November 20, 2018, dari


http://www. necturajuice. com/peningkatan-jumlah-pengidap-hipertensi-
di-indonesia/

Leonakins, N., Dimitrios, M., & Favatas, G. (2012). Hypertension In the elderly.
World Journal of Cardiology, 135.

Marliani. (2009). Hipertensi dan faktor resikonya dalam kajian epidemologi.


Jakarta: Elex Media Komputindo.

Maryani, & Hartati. (2013). Intervensi terapi audio dengan murottal. Jurnal
Keperawatan Soedirman, 8(7), 22-23.

Mulyadi, H., & Mahfur. (2012). Model psikoterapi al-Qur’an dalam


menanggulangi kecemasan santri lembaga tinggi pesantren Luhur dan
pondok pesantren baiturrhamah di Kota Malang. Jurnal Universitas Malik
Ibrahim, 5(1), 55-56.
65

Mustamir. (2009). Metode supernol menaklukan tekanan stress. Jakarta: Hikmah.

Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Asuhan keperawatan sistem perkemihan. Jakarta:
Salemba Medika.

Nasution, T. (2018). Faktor-faktor yang berhubungan dengan manajemen diri


pada pasien yang menjalaani hemodialisis RSUP Hasan Sadikin Bandung.
Jurnal Ilmu keperawatan, 6(1), 24.

Noor, J. (2011). Metodologi penelitian. Jakarta: Prenada Media Group.

Notoadmojo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rienika Cipta.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2013). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan


diagnosa medis nanda nic noc. Jakarta: EGC.

Nursalam. (2013). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Octora, S. D., & Purnawan, I. (2016). Pengaruh terapi murottal Al - Quran


terhadap kualitas tidur lansia di unit rehabilitasi sosial. Jurnal
Keperawatan Sudirman, 11(3), 24.

Perry, & Potter. (2010). Fundamental keperawatan: konsep, proses,dan praktik


volume 1 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.

Prasetyo, D. A. (2015). Faktor - faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada


usia dewasa muda. Jurnal Online Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 8(3).

Pratiwi, L., Hasneli, Y., & Ernawaty, J. (2015). Pengaruh teknik relaksasi benson
dan murottal Al-Quran. JOM, 1(10), 30-31.

Primidita. (2015). Hubungan antara asupan natrium kalium kalsium dan


magnesium dengan hipertensi. Jurnal Online Mahasiswa, 4(2), 55.

Purna. (2009). Murottal. Dipetik 11 24, 2017, dari http:/purna.wordpress.com


66

Raharjeng, & Tuminah. (2015). Prevalensi hipertensi dan determainnya di


Indonesia. Jakarta: Majalah kedokteran Indonesia.

Ramadhani, & Putra. (2009). Pengembangan multimedia relaksasi. Jurna


Psikologi, 34(2), 22.

Rendy, & Margareth. (2012). Asuhan keperawatan medikal bedah. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Rilla, E. V., Ropi, H., & Sriati, A. (2014). Terapi murottal efektif menurunkan
tingkat nyeri dibanding terapi musik pada pasien pasca bedah. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 17(2), 60-61.

Riskesdas. (2018, 11 2). Potret sehat Indonesia dari Riskesdas . Dipetik 3 23,
2019, dari Kementrian kesehatan Republik Indonesia:
http://www.depkes.go.id/article/view/18110200003/potret-sehat-
indonesia-dari-riskesdas-2018.html

Riyanto, A. (2017). Metodelogi penelitian kesehatan. Bantul: Mulia Medika.

Robert, D., & Kereh, P. (2015). Gambaran faktor yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi pada guru di SD Gimim IV Tomohon. Keperawatan
Indonesia, 3(1), 355.

Rohaendi. (2009). Treatment of high blood preassure. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Saferi, & Meriza. (2013). KMB 1 Keperawatan medikal bedah. Yogyakaarta: Nu


Med.

Salim. (2013). Pengaruh tempo musik cepat dan lambat terhadap tekanan darah
dan denyut jantung. Bandung: Universitas Maranatha.

Sherwood. (2012). Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi 6. Jakarta: EGC.

Siswoyo, S. S. (2017). Pengaruh terapi murottal Al- Quran terhadap tekanan darah
di ruang tulip RS. dr. Soebandi. E- Jurnal Pustaka Kesehatan, 11(1).
67

Smeltzer, S., & Bare, B. (2015). Keperawatan medical bedah. Pengruh Stress
Terhadap Kejadian Hipertensi di Puskesmas Matur Kabupaten Agam,
4(2), 44-45.

Suharjo, B. (2013). Statistiika terapan disertai contoh aplikasi dengan spss.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Surjaweni, W. (2014). Metode penelitian: lengkap, praktis, dan mudah di pahami.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Susanto. (2011). Cegah dan tangkal penyakit modern. Jakarta: Andi.

Swarjana. (2015). Metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.

Tanto, C. (2014). Kapita selekta kedokteran edisi ke-4. Jakarta: Media


Aesculapius.

Tanto, C., & Hustrm, N. M. (2014). Kapita selekta kedokteran edisi ke 4. Jakarta:
Media Aesculapius.

Udjianti, W. (2011). Keperawatan kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Wahyuningsih, S., & Amalia, M. (2018). Pengaruh derajat hipertensi, lama


hipertensi dan hiperlipidemia dengan gagal jantung dan ginjal pasien
hipertensi. Jurnal Kesmas Indonesia, 10(1).

Wulandari, P., Dwi, N. A., & Astuti, S. P. (2018). Pengaruh terapi murottal
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di ruang cempaka RSUD
dr.H. Soewondo. Jurnal Keperawatan, 3(2), 2.

Yusman. (2011). Hubungan pengetahuan dan perilaku berisiko hipertensi.


Jakarta: UPN Veteran.

Zahrofi. (2013). Pengaruh pemeberian terapi murottal al- quran terhadap tingkat
kecemasan pada pasien hemodialisa . Surakarta: FIK Universitas
Muhammadiyah.
68

Anda mungkin juga menyukai

  • Woc Apendisitis
    Woc Apendisitis
    Dokumen1 halaman
    Woc Apendisitis
    Yuli Yoeliyoeliyoeliyoeliyoeliyoeli
    Belum ada peringkat
  • Web of Caution BBL
    Web of Caution BBL
    Dokumen1 halaman
    Web of Caution BBL
    Yuli Yoeliyoeliyoeliyoeliyoeliyoeli
    Belum ada peringkat
  • Askep SH
    Askep SH
    Dokumen8 halaman
    Askep SH
    Yuli Yoeliyoeliyoeliyoeliyoeliyoeli
    Belum ada peringkat
  • Pathway Efusi Pleura
    Pathway Efusi Pleura
    Dokumen2 halaman
    Pathway Efusi Pleura
    Yuli Yoeliyoeliyoeliyoeliyoeliyoeli
    Belum ada peringkat
  • 1 Proposal DM
    1 Proposal DM
    Dokumen73 halaman
    1 Proposal DM
    Yuli Yoeliyoeliyoeliyoeliyoeliyoeli
    Belum ada peringkat
  • Proposal Tempat Sampah RW 3
    Proposal Tempat Sampah RW 3
    Dokumen7 halaman
    Proposal Tempat Sampah RW 3
    Yuli Yoeliyoeliyoeliyoeliyoeliyoeli
    Belum ada peringkat
  • 220-Article Text-895-1-10-20190713
    220-Article Text-895-1-10-20190713
    Dokumen8 halaman
    220-Article Text-895-1-10-20190713
    Yuli Yoeliyoeliyoeliyoeliyoeliyoeli
    Belum ada peringkat
  • Resume HT
    Resume HT
    Dokumen7 halaman
    Resume HT
    Yuli Yoeliyoeliyoeliyoeliyoeliyoeli
    Belum ada peringkat