Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH BAHAN KIMIA TOKSIK METHYLENE CHLORIDA

Dosen Pengampu

Triana Srisantyorini, S.KM., M.Kes

Kelompok 11

Anggota Kelompok :

Ade Akhmad Bukhori 2017710078

Dwiki Ilham Ma’arif 2017710059

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Muhammadiyah Jakarta

2020
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, makalah berjudul “Makalah Bahan
Kimia Benzene Pada Home Industry Sepatu”. ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah toksikologi industri dan juga untuk
menambah pengetahuan serta mengembangkan minat dan bakat dalam hal menulis serta dapat
digunakan sebagai bahan pendukung untuk pengembangan program dalam pembangunan
infrastruktur di Jakarta.

Dalam proses pembuatan makalah ini tidaklah mudah, ada beberapa hambatan yang telah
Peneliti lalui. Namun kendala-kendala yang Peneliti alami adalah sesuatu yang harus diatasi agar
makalah ini dapat terselesaikan. Karena itu, pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan serta membantu dalam
pembuatan makalah ini, terutama kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan berupa nikmat sehat dan iman.
2. Kedua orang tua tercinta atas ketulusan cinta, kasih sayang, dukungan moril dan materiil
serta kepercayaan dan doa yang selalu mengalir tanpa henti kepada Peneliti, semoga
selalu dalam lindungan Allah SWT.
3. Kepada Ibu Triana Srisantyorini, S.KM., M.Kes atas bimbingan dan arahan sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, 22 Maret 2020

1
Tim Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan bahan kimia dewasa ini telah berkembang sangat luas dan bebas seiring
dengan perkembangan industri yang ter sangat pesat. Bahan kimia yang banyak digunakan
antara lain adalah pelarut organik. Bahan kimia pelarut organik banyak digunakan di sektor
informal. Hal ini menjadikan pekerja sektor informal sangat mungkin untuk mengalami
dampak merugikan dari penggunaan bahan kimia pada proses kerjanya (Sri Maywati, 2013).
Meskipun Indonesia memiliki banyak industri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,
namun ada beberapa kebutuhan yang sampai saat ini masih impor bahkan dengan jumlah
yang besar. Salah satu produk impor adalah Methylene Chloride atau Dichloromethane yaitu
bahan kimia yang digunakan secara luas pada proses industri sebagai pelarut dalam proses
ektraksi karena memiliki nilai solubility yang tinggi. Pada proses industri, 45% Methylene
Chloride digunakan dalam industri pembuatan bahan aktif paint remover, 40% Methylene
Chloride digunakan sebagai salah satu bahan dalam pembuatan bahan resin, 15% sebagai
komponen dalam pembuatan busa poly urethane dan banyak proses lainnya (Kirk-
Othmer,1976).

Metilen klorida terutama digunakan sebagai pelarut. Efek akut (jangka pendek) dari
metileninhalasi klorida pada manusia terutama terdiri dari efek sistem saraf termasuk
penurunan penglihatan,fungsi pendengaran, dan motorik, tetapi efek ini dapat dibalik begitu
eksposur berhenti. Efek daripaparan kronis (jangka panjang) terhadap metilen klorida
menunjukkan bahwa sistem saraf pusat (SSP) adalah target potensial pada manusia dan
hewan. Data manusia tidak meyakinkan tentang metilen klorida dan kanker. Penelitian pada
hewan telah menunjukkan peningkatan kanker hati dan paru-paru dan tumor kelenjar susu
jinaksetelah inhalasi metilen klorida.(EPA,1992 yang direvisi 2000)

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pendahuluan di dapatkan rumusan masalah nya adalah sebagai berikut :

1. Apa saja jenis dan sifat bahan kimia Methylene Chlorida?


2. Bagaimana cara penyimpanan dan cara masuk kedalam tubuh pada bahan kimia
benzene?
3. Apa saja peraturan per undang – undangan yang terkait NAB pada benzene?
4. Apa saja penyakit akibat kerja yang ditimbulkan oleh benzene?

1.3 Tujuan

Bedasarkan rumusan masalah diatas maka penulis bertujuan untuk :


1. Mengetahui jenis dan sifat bahan kimia Methylene Chlorida.
2. Mengetahui cara penyimpanan dan cara masuk kedalam tubuh pada bahan kimia
Methylene Chlorida.
3. Mengetahui peraturan per undang – undangan yang terkait NAB pada Methylene
Chlorida.
4. Mengetahui penyakit akibat kerja yang ditimbulkan oleh Methylene Chlorida.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Bahan Kimia Toksik Methylene Chlorida

2.2 Sifat Bahan Kimia Toksik Methylene Chlorida

Pada umumnya, sifat senyawa bisa dikelompokkan menjadi dua, yakni wujud dan
sifat parameter Fisik dan Kimia lainyya

 Wujud

No Wujud Sifat
1. Kondisi Fisik Cair (Fluida)
2. Warna Tak berwarna
3. Bau Manis lembut
4. Ambang Batas Bau 250 ppm
 Parameter Fisik dan Kimia

No Parameter Fisik dan Kimia Nilai


1. PH Netral
2. Titik Cair/Titik Beku -95 °C pada 1.013 hPa
3. Titik didih awal dan rentang 40 °C pada 1.013 hPa
didih
4. Titik nyala tidak berlaku
5. Tingkat evaporasi data tidak tersedia
6. Kondisi mudah menyala tidak relevan (fluida)

5
(padat, gas)
7. • batas eksplosi bawah (LEL) 13 vol%
8. • batas eksplosi atas (UEL) 22 vol%
9. Batas eksplosi awan debu tidak relevan
10. Tekanan uap air 450 – 470 hPa pada 20 °C
11. Densitas 1,33 g /cm³ pada 20 °C
12. Densitas uap air 2,93 (udara = 1)

2.3 Cara Penyimpanan Bahan Kimia Methylene Chlorida


Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan.
Simpan di tempat berventilasi baik. Jaga wadah tertutup kedap/rapat.

Bahan atau campuran tidak cocok

Mengamati petunjuk untuk penyimpanan gabungan.

Pertimbangan untuk nasihat lain

• Persyaratan ventilasi

Gunakan ventilasi lokal dan umum.

Desain khusus untuk ruang atau wadah penyimpanan

Suhu penyimpanan yang disarankan: 15 – 25 °C.

2.4 Cara Masuk Ke Dalam Tubuh Bahan Kimia Methylene Chlorida

Metilen klorida cepat diserap melalui alveolus paru-paru ke dalam sirkulasi sistemik. Itu
juga diserap dari saluran pencernaan, dan paparan kulit menyebabkan absorpsi tetapipada tingkat
yang lebih lambat daripada melalui rute paparan lainnya. (EPA,1992 yang direvisi 2000)

6
Metilen klorida diekskresikan cukup cepat, sebagian besar melalui paru-parudi udara yang
dihembuskan. Ia bisa melintasi penghalang darah-otak dan menjadi ditransfer melintasi plasenta,
dan sejumlah kecil dapat diekskresikan dalam urin atau susu. (EPA,1992 yang direvisi 2000)

Pada konsentrasi tinggi, sebagian besar metilen klorida yang terserap adalah dihembuskan
tidak berubah. Sisanya dimetabolisme menjadi karbon monoksida,karbon dioksida dan klorida
anorganik. Metabolisme terjadi oleh salah satu ataukeduanya dari dua jalur, yang kontribusi
relatifnya terhadap total Metabolisme sangat tergantung pada dosis dan pada spesies hewan
prihatin. Satu jalur melibatkan metabolisme oksidatif yang dimediasi oleh sitokrom P-450 dan
mengarah ke karbon monoksida dan karbon dioksida.Jalur ini tampaknya beroperasi secara
serupa di semua hewan pengerat yang diteliti dan dalam diri manusia. Sementara ini adalah rute
metabolisme yang dominan pada dosis yang lebih rendah,saturasi terjadi pada dosis yang relatif
rendah (sekitar 1800 mg / m 3 ).Meningkatkan dosis di atas tingkat saturasi tidak menyebabkan
tambahan metabolisme dengan rute ini. (EPA,1992 yang direvisi 2000)

Jalur lain melibatkan glutathione transferase (GST), dan mengarah melalui formaldehid
dan diformat menjadi karbon dioksida. Sepertinya rute ini hanya menjadi penting pada dosis di
atas tingkat kejenuhan jalur oksidatif "disukai". Pada beberapa spesies (misalnya, mouse) itu
menjadi jalur metabolisme utama pada dosis yang cukup tinggi. DiSebaliknya, pada spesies lain
(misalnya, hamster, manusia) tampaknya digunakan sangat sedikit pada dosis apa pun.
(EPA,1992 yang direvisi 2000)

Perbedaan spesies dalam metabolisme GST berkorelasi baik dengan mengamati


perbedaan spesies dalam karsinogenisitas. Luasnya metabolisme oleh jalur ini pada spesies yang
relevan telah digunakan sebagai dasar untuk model kinetik untuk menggambarkan perilaku
metabolism metilen klorida dalam berbagai spesies. (EPA,1992 yang direvisi 2000)

2.6 Informasi tentang Efek Toksikologi Yang Ditimbulkan Oleh Methylene Chlorida

 Toksisitas Akut

7
PAPARAN GEJALA
Tertelan Muntah-muntah,mual dan Bahaya aspirasi
Terkena Mata Menyebabkan Iritasi mata yang serius,kelegapan
Kornea
Terhirup Vertigo.Pusing,Lelah dan Narkosis
Terkena Kulit Menyebabkan Iritasi Kulit

 Toksisitas Lingkungan Air

 Toksisitas Air (Akut)

 Toksisitas Air (Kronis)

8
2.7 Cara Penanggulangan di Lingkungan Kerja

Mencegah kebocoran lebih lanjut atau tumpahan jika aman untuk melakukannya. Jangan
biarkan produk masuk ke saluran pembuangan. Jauhkan dari saluran air, air permukaan dan air
tanah.

2.8 Cara Penanggulangan pada Manajemen di Tempat Kerja

Cara penanggulangan pada Manajemen di Tempat Kerja dapat dilakukan dengan


beberapa cara yaitu :

1. Tempat penyimpanan kebiasaan meletakan bahan proses produksi yang


digunakan dengan sembarang tempat dapat memicu peluang terjadinya pajanan.
Untuk itu perlu dibuatkan tempat khusus untuk menyimpan bahan produksi
(Fahrudhi, 2017).

2. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengurangi risiko


terpaparnya bahan kimia Methylene Chlorida. Serta mewajibkan kepada semua
pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri berupa masker radiaktof dan
sarung tangan berbahan lateks (Nikmah, Darundiati and Budiyono, 2016).

2.9. Cara Penanggulangan pada Pekerja

Tindakan umum: Gunakan alat pelindung diri

Nasihat untuk personel nondarurat Jangan menghirup uap-uap, aerosol. Hindari


kontak dengan bahan. Pastikan ventilasi
memadai. Evakuasi dari daerah bahaya,
amati prosedur darurat, hubungi ahli.

Saran bagi responden darurat: Melengkapi dengan alat pelindung yang


tepat.

2.10 Nilai Ambang Batas Bahan Toksik Methylene Chlorida

9
10
11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Metilen klorida terutama digunakan sebagai pelarut. Efek akut (jangka


pendek) dari metileninhalasi klorida pada manusia terutama terdiri dari efek
sistem saraf termasuk penurunan penglihatan,fungsi pendengaran, dan motorik,
tetapi efek ini dapat dibalik begitu eksposur berhenti. Efek daripaparan kronis
(jangka panjang) terhadap metilen klorida menunjukkan bahwa sistem saraf pusat
(SSP) adalah target potensial pada manusia dan hewan. Data manusia tidak
meyakinkan tentang metilen klorida dan kanker. Penelitian pada hewan telah
menunjukkan peningkatan kanker hati dan paru-paru dan tumor kelenjar susu
jinaksetelah inhalasi metilen klorida.(EPA,1992 yang direvisi 2000)

1.2 Saran

Sebaiknya semua perusahaan menerapka sistem manajemen risiko dengan


baik sesuai dengan SOP yang di keluarkan oleh pihak pemerintah karena jika
perusahaan dapat menerapkannya hal tersebut dapat meminimalisir angka
kacelakaan atau penyakit akibat kerja yang ditimbulkan dari bahan – bahan kimia
khususnya pada bahan kimia Metilen klorida.

12
DAFTAR PUSTAKA
XSri Maywati (2013) ‘KAJIAN FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KADAR FENOL URIN
PEKERJA BAGIAN PENGELEMAN SANDA’, 9(1), pp. 37–43.

Kirk, R.E and Othmer, D.F. 2006. Encyclopedia of Chemical Technology 4 nd ed., vol. 17. John
Wiley and Sons Inc: New York.

EPA 1992 Methylene Chloride (Dichloromethane) NEW YORK Dikutip dari


https://www.epa.gov/sites/production/files/2016-09/documents/methylene-chloride.pdf pada tanggal
21 Maret 2020

Fahrudhi, H. (2017) ‘Risiko Menderita Kanker Dan Non Kanker Pada Pekerja Terpapar Benzena
Di Home Industrysepatu Kelurahan Tambak Oso Wilangun Surabaya’, The Indonesian Journal
of Occupational Safety and Health, 6(1), p. 68. doi: 10.20473/ijosh.v6i1.2017.68-77.

Nikmah, W., Darundiati, Y. and Budiyono, B. (2016) ‘Hubungan Antara Paparan Benzena
Dengan Profil Darah Pada Pekerja Di Industri Percetakan X Kota Semarang’, Jurnal Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro, 4(5), pp. 213–219.

LEMBAR DATA KESELAMATA PT.CARLOTH.DE

LEMBAR DATA KESELAMATAN PT SMART LAB-INDONESIA

13
LAMPIRAN

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai