Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Puspitasari

NPM : TRO/13/00911
Kelas : TRO 13B
Mata Kuliah : Tatalaksana Penulisan Ilmiah

1. Pelajari penggunaan manager reference tools MENDELEY. Sumber belajar dapat


diperoleh dari youtube, google, atau langsung dari web mendeley.com. Kemudian
buatlah resume sederhana dari kegiatan tersebut.
2. Buat tulisan ilmiah (artikel ilmiah) minimal 300 kata dengan memasukan sitasi dan
referensi dari artikel yang dikirim minggu lalu (tugas 2 kelompok). Kaidah dan aturan
sitasi, serta penulisan daftar pustaka wajib menggunakan reference tool Mendeley.
3. Pengerjaan tugas dilakukan tanggal 16 maret 2020 mulai pukul 09.00 wib, sambai
dengan batas pengumpulan maksimal tanggal 18 maret 2020 pukul 23.59 wib.
4. Pengumpulan tugas dilakukan melalui email: nenkdee@gmail.com atau
diannuramdiani@politeknikalislam.ac.id
5. Bukti kehadiran mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan diambil dari bukti
pengumpulan tugas. jika pengumpulan tugas lebih dari batas yang telah ditentukan,
maka mahasiswa dianggap tidak mengikuti perkuliahan (absen) sekaligus tidak
memperoleh nilai tugas.

Diabetes Meilitus
Zaman sekarang banyak sekali macam penyakit ,ada yang menular dan tidak
menular ,salah penyakit yang tidak menular adalah Diabetes Meilitus. Diabetes Meilitus
adalah penyakit yang sering disebut juga sebagai penyakit gula. Diabetes Meilitus adalah
penyakit yang di sebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi. Gula darah yang tinggi
disebabkan oleh menurunnya jumlah insulin.
Menurut Yuliana (2009: 188) Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang
ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat,lemak,dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi mikrovaskular,
makrovaskular, neuropati.
Menurut ADA (2012) Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh gangguan metabolisme yang terjadi pada organ pankreas yang ditandai dengan
peningkatan gula darah atau sering disebut dengan kondisi hiperglikemia yang disebabkan
karena menurunnya jumlah insulin dari pankreas.
Penyakit Diabetes Meilitus harus memperhatikan pola makan ,mulai dari jenis
makanan yang masuk ke tubuh, jadwal makan , dan jumlah makanan yang masuk ke tubuh.
Supaya gula darah dapat terkontrol dengan baik.
Menurut Tandra (2009) Kadar gula darah meningkat dratis setelah mengkonsumsi
makanan tertentu karena kecenderungan makanan yang dikonsumsi memiliki kandungan gula
darah yang tidak terkontrol.
Menurut Soegondo (2015) Meningkatnya gula darah pada pasien DM berperan
sebagai penyebab dari ketidak seimbangan jumlah insulin, oleh karena itu diet menjadi salah
satu pencegahan agar gula darah tidak meningkat, dengan diet yang tepat dapat membantu
mengontrol gula darah.
Menurut Linder (2008) Semakin berlebihan asupan makanan maka semakin besar
pula kemungkinan akan menyebabkan Diabetes Meilitus.
Penyakit Diabetes Meilitus juga bisa menyebabkan penyakit lainnya atau yang biasa
disebut komplikasi. Komplikasi yang sering di jumpai pada penyakit diabetes meilitus adalah
stroke, jantung, ,gagal ginjal,kaki diabetic dan masih banyak lagi.
Menurut Brunner and Suddarth,(2013) Penyakit Diabetes Melitus dapat menimbulkan
berbagai komplikasi baik makrovaskuler maupun mikrovaskuler.
Dampak dari Diabetes Mellitus terhadap kualitas sumber daya manusia dan
peningkatan biaya kesehatan cukup besar, sehingga sangat diperlukan program pengendalian
Diabetes Meilitus tipe dua.
Menurut Kemenkes (2010) penyakit Diabetes Mellitus tipe dua bisa dilakukan
pencegahan dengan mengetahui faktor risiko.
Faktor risiko penyakit Diabetes Meilitus terbagi menjadi faktor yang berisiko tetapi
dapat dirubah oleh manusia, dalam hal ini dapat berupa pola makan, pola kebiasaan sehari-
hari seperti makan, pola istirahat, pola aktifitas dan pengelolaan stres.
Menurut Suirako (2012) Faktor yang kedua adalah faktor yang berisiko tetapi tidak
dapat dirubah seperti usia, jenis kelamin serta faktor pasien dengan latar belakang keluarga
dengan penyakit Diabetes.
Menurut Morton et al, (2012); Koes Irianto (2012); De Graaf et al,( 2016) Faktor
risiko kejadian penyakit Diabetes Mellitus tipe dua antara lain usia, aktifitas fisik, terpapar
asap, indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, stres, gaya hidup, adanya riwayat keluarga,
kolesterol HDL, trigliserida, DM kehamilan, riwayat ketidaknormalan glukosa dan kelainan
lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2012) menyatakan bahwa riwayat
keluarga, aktifitas fisik, umur, stres, tekanan darah serta nilai kolesterol berhubungan dengan
terjadinya DM tipe dua, dan orang yang memiliki berat badan dengan tingkat obesitas
berisiko 7,14 kali terkena penyakit Diabetes Meilitus tipe dua jika dibandingkan dengan
orang yang berada pada berat badan ideal atau normal.
Ada dua tindakan dalam prinsip dasar pengelolaan diabetic foot yaitu tindakan
pencegahan dan tindakan rehabilitasi.
Menurut Flora, Hikayati, dan Purwanto (2012) Tindakan rehabilitasi meliputi
program terpadu yaitu evaluasi tukak, pengendalian kondisi metabolik, debridemen luka,
biakan kuman, antibiotika tepat guna, tindakan bedah rehabilitatif dan rehabilitasi medik.
Tindakan pencegahan meliputi edukasi perawatan kaki, sepatu diabetes dan senam kaki.
Penurunan kadar gula darah ini sebagai salah satu indikasi terjadinya perbaikan
diabetes mellitus yang dialami. Oleh karena itu pemberian aktivitas senam kaki merupakan
salah satu cara yang efektif dalam mengelola diabetes melitus.
Senam kaki diabetes melitus merupakan kegiatan atau latihan yang di lakukan oleh
penderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki.
Menurut Agustianingsih (2013) Senam kaki diabetes dapat membantu memperbaiki
sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk
kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi
keterbatasan pergerakan sendi.
Parichehr, et al (2012) mengatakan senam kaki diabetes dapat mengendalikan
perubahan kadar gula darah yaitu pada otot-otot yang bergerak aktif dapat meningkatkan
kontraksi sehingga permeabilitas membran sel terhadap peningkatan glukosa, resistensi
insulin berkurang dan sensitivitas insulin meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
(DIABETES MELLITUS MITHA DE BARU, n.d.; Hardika, 2018; Ii, 2019; Isnaini &
Ratnasari, 2018; Susanti & Bistara, 2018)DIABETES MELLITUS MITHA DE BARU.
(n.d.).
Hardika, B. D. (2018). Penurunan gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II melalui
senam kaki diabetes. Medisains, 16(2), 60.
https://doi.org/10.30595/medisains.v16i2.2759
Ii, B. A. B. (2019). Senam Diabetes Mellitus..., Nurul Wahyu S, Fakultas Ilmu
Kesehatan,UMP, 2019. 8–23.
Isnaini, N., & Ratnasari, R. (2018). Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes mellitus
tipe dua. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 14(1), 59–68.
https://doi.org/10.31101/jkk.550
Susanti, S., & Bistara, D. N. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan Vokasional, 3(1), 29.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.34080

Anda mungkin juga menyukai