Anda di halaman 1dari 29

Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No.

1/April 2018

UANG ELEKTRONIK (E-MONEY)


DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM DAN PERUBAHAN SOSIAL
Oleh :
Suharni
Bagian Keperdataan Fakultas Hukum UNTAG Semarang

ABSTRAK

Perkembangan teknologi dalam sistem pembayaran telah menggantikan peranan


uang tunai yang dikenal masyarakat sebagai alat pembayaran pada umumnya ke dalam
bentuk pembayaran non tunai yang lebih efektif dan efisien. Sistem pembayaran non
tunai yang saat ini sudah cukup banyak dalam keseharian masyarakat adalah uang
elektronik. Uang elektronik pada hakikatnya merupakan uang tunai tanpa ada fisik,
yang nilai uangnya berasal dari nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada
penerbitnya, kemudian disimpan secara elektronik dalam suatu media elektronik berupa
server atau kartu chip, yang berfungsi sebagai alat pembayaran non tunai kepada
pedagang yang bukan penerbit uang elektronik yang bersangkutan. Berdasarkan hasil
kajian terhadap permasalahan, pembayaran menggunakan uang elektronik dalam
melakukan transaksi diatur oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia
Nomor 18/17/PBI/2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money). Uang elektronik
menawarkan kemudahan dan kepraktisan kepada masyarakat, sehingga memberikan
dampak perubahan kepada masyarakat dalam melakukan transaksi. Hukum sebagai
sarana pengendali sosial diperlukan untuk memberikan kepastian dan perlindungan
sehingga konflik-konflik serta kepincangan-kepincangan yang mungkin timbul akibat
perubahan masyarakat tidak mengganggu ketertiban serta prokdutifitas masyarakat.

Kata kunci : uang elektronik (e-money), sistem pembayaran

ABSTRACT

Technological development in payment system has replaced role of cash known


by the people as general payment method into form cashless payment more effective
and efficient. Cashless payment system that now it’s quite lot in society daily life is
electronic money. Electronic money (e-money) is essentially cashless money, whose
monetary value comes from the value of money deposited in advance to the publisher,
then stored electronically in an electronic media such as server (hard drive) or chip card,
which functions as a non-cash payment instrument to the merchant not to the issuer of
e-money. The issues that were examined in this study that is e-money reviewed from
legal perspective and e-money reviewed from social engineering. Approach method
used in this study is Juridical normative research. Characteristic of this study is
descriptive analysis, it is this study describe the legislation associated with legal theories
and positive law practice concerning the problems studied. Based on the results of
studies towards the issues, payment used e-money in transaction be regulated by Central

15
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

Bank through Indonesian Central Bank Ordinance Number 18/17/PBI/2016 Concerning


Second Amendment On Indonesian Central Bank Ordinance Number 11/12/PBI/2009
Concerning Electronic Money. E-money offering convenience and practicality to the
society, so it gives transformation impact to the society in doing transaction. Law as
social control required to deliver certainty and protection so that the conflicts and
imbalances that may arise from social engineering consequence not interfence
orderliness and social productivity.

Keywords : electronic money (e-money), payment sistem

A. Pendahuluan membutuhkan barang yang akan


Sebagai mahluk sosial manusia ditukar. Sistem transaksi tersebut
dalam kehidupannya akan selalu akhirnya dari zaman ke zaman
berusaha untuk memenuhi kebutuhan mengalami perubahan hingga akhirnya
hidupnya, dalam hal tersebut manusia manusia mulai mengenal uang.
tidak dapat lepas dari manusia lainnya. Selain itu uang dipandang
Apabila manusia tidak dapat memenuhi sebagai kekayaan yang dapat digunakan
kebutuhan hidupnya maka perlu untuk membayar sejumlah tertentu
bantuan manusia lain untuk dapat utang dengan kepastian dan tanpa
membantu memenuhi kebutuhan hidup penundaan.1 Tumbuhnya tingkat
manusia tersebut. Sejak saat itulah perekonomian manusia selalu diukur
manusia mulai mengenal perdagangan dengan berapa jumlah uang yang
atau jual beli. Jual beli sudah ada jauh dimiliki, semakin besar jumlah uang
sebelum manusia mengenal alat tukar yang dimiliki maka semakin besar pula
(uang). Sebelum mengenal uang, jual kemampuan daya beli atau pembayaran
beli yang dilakukan menggunakan yang dapat dilakukan.
sistem barter yaitu pertukaran barang Uang merupakan alat tukar
dengan barang antara orang yang saling atau alat pembayaran yang sah di setiap
membutuhkan satu sama lain. Karena negara, sedangkan menurut jenisnya
sistem barter dirasa sangat sulit uang dapat dibagi menjadi uang kartal,
dilakukan karena penjual dan pembeli 1
Iswardono Sardjonopermono, 1990,
harus bertemu secara langsung dan Uang dan Bank, BPFE, Yogyakarta,
hlm. 4
belum tentu salah satu pihak

16
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

uang giral dan uang kuasi. Uang kartal Sepanjang uang mempunyai
adalah alat bayar yang sah dan wajib nilai tukar dengan barang atau komoditi
diterima oleh masyarakat dalam apapun, maka masyarakat tetap akan
melakukan transaksi jual beli sehari- memakainya. Masyarakat dapat
hari. Bentuk dari uang kartal yaitu uang mempergunakan uang sebagai alat
kertas dan uang logam. Sedangkan uang bayar kartal secara langsung, dalam
giral menurut Undang-Undang Nomor 7 rangka memenuhi kewajibannya, atau
Tahun 1992 Tentang Perbankan dalam rangka menerima haknya dari
memiliki pengertian tagihan umum, pihak lain. Perkembangan
yang dapat digunakan sewaktu-waktu perekonomian dan kemajuan
sebagai alat pembayaran. Bentuk uang masyarakat, terutama sekali terkait
giral dapat berupa cek, giro, wesel atau perkembangan perdagangan
telegraphic transfer. masyarakat, uang kartal dirasakan
Uang kartal di Indonesia mempunyai kelemahan dalam
menggunakan satuan hitung Rupiah menyelesaikan transaksi-transaksinya
(Rp) sebagai alat pembayaran yang sah. untuk jumlah yang besar di mana
Dalam ketentuan Pasal 26 ayat (1) sejumlah uang kartal harus dibawa-
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 bawa, sehingga menimbulkan risiko
Tentang Bank Sentral, Bank Indonesia tertentu dan keadaan yang tidak praktis.
mempunyai hak oktroi yaitu hak Kemudian muncul gagasan dari
tunggal untuk mengeluarkan uang (uang masyarakat dan sejalan juga
kertas dan uang logam). Dengan ciri-ciri perkembangan dari perbankan untuk
sebagai berikut : dikeluarkan oleh bank menggunakan uang giral. Hal ini
sentral; dijamin dengan emas atau dilakukan karena dengan uang giral
valuta asing yang disimpan di bank tersebut sejumlah uang yang diperlukan
sentral; bertuliskan nama bank sentral dalam penyelesaian transaksi dapat
negara, di Indonesia yaitu Bank dengan mudah dituliskan dan diberikan
Indonesia; dan ditandatangani oleh kepada orang yang berkepentingan dan
gubernur bank sentral. untuk menukarkan sejumlah yang
tertera dalam cek yang bersangkutan

17
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

dapat menukarkannya dengan uang menggunakan sistem pembayaran non


kartal di bank. tunai. Cepat, aman, nyaman, mudah dan
Meskipun pada satu sisi, alat- efesien dalam bertransaksi merupakan
alat pembayaran giral mempunyai alasan masyarakat Indonesia memiliki
kelebihan, tetapi pada sisi yang lain respon yang besar terhadap sistem
juga mempunyai sisi yang lemah. pembayaran non tunai dan sistem
Kelemahannya ialah bahwa alat-alat pembayaran non tunai ini telah
pembayaran giral bukanlah alat dikembangkan oleh pihak bank maupun
pembayaran yang sah dan wajib non bank sebagai lembaga
diterima oleh siapa saja. Pihak-pihak penyelenggara sistem pembayaran di
yang berkepentingan dapat menolak Indonesia.
pembayaran dengan alat pembayaran Sistem pembayaran non tunai
giral. Bahkan dapat menyatakan lebih yang saat ini dikenal adalah Alat
senang apabila dibayar dengan uang Pembayaran Dengan Menggunakan
tunai atau uang kartal. Kartu (AMPK) dan uang elektronik (e-
Sistem pembayaran dalam money) yang sudah cukup banyak
transaksi ekonomi mengalami kemajuan dalam keseharian masyarakat Indonesia.
yang pesat seiring dengan Alat Pembayaran dengan Menggunakan
perkembangan teknologi yang canggih. Kartu (APMK) adalah seluruh
Kemajuan teknologi dalam sistem instrumen sistem pembayaran yang
pembayaran telah menggantikan pada umumnya berbasis kartu antara
peranan uang tunai (currency) yang lain: kartu Anjungan Tunai Mandiri
dikenal masyarakat sebagai alat (ATM), kartu kredit, kartu debit, serta
pembayaran pada umumnya ke dalam jenis kartu lain yang dapat digunakan
bentuk pembayaran non tunai yang sebagai alat pembayaran seperti
lebih efektif dan efisien. Hal ini beberapa alat pembayaran lain yang
didukung dengan semakin banyaknya dapat dipersamakan dengan kartu.
perusahaan-perusahaan ataupun pusat Pembayaran elektronis tersebut, pada
perbelanjaan di Indonesia yang awal perkembangannya masih selalu
menerima transaksi pembayaran dengan

18
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

terkait langsung dengan rekening mencanangkan “Gerakan Nasional Non


nasabah bank yang menggunakannya. Tunai (GNNT)3”. Pencanangan
Bank for International dimaksudkan untuk meningkatkan
Settlement mendefinisikan uang kesadaran masyarakat, pelaku bisnis
elektronik (e-money) sebagai produk dan juga lembaga-lembaga pemerintah
stored-value atau prepaid card dimana untuk menggunakan sarana pembayaran
sejumlah nilai uang (monetary value) non tunai dalam melakukan transaksi
disimpan secara elektronis dalam suatu keuangan, yang tentunya mudah, aman
peralatan elektronis.2 Pembayaran dan efisien. GNNT ditujukan untuk
elektronis yang dikenal sebagai uang meningkatkan kesadaran masyarakat
elektronik (e-money), yang terhadap penggunaan instrumen non
karakteristiknya berbeda dengan tunai, sehingga berangsur-angsur
pembayaran elektronis yang telah terbentuk suatu komunitas atau
disebutkan sebelumnya APMK (kartu masyarakat yang lebih menggunakan
ATM, kartu debit dan kartu kredit). E- instrumen non tunai (Less Cash
money tidak memerlukan proses Society/LCS) khususnya dalam
otorisasi dan keterkaitan langsung (on- melakukan transaksi atas kegiatan
line) dengan rekening nasabah di bank ekonominya.
karena e-money merupakan produk Di kota-kota besar seperti
stored value yaitu penyimpan nilai dana Jakarta e-money sudah sering digunakan
tertentu (monetary value) telah untuk setiap transaksi pembayaran tiket
tersimpan dalam alat pembayaran yang Trans Jakarta, commuter line,
digunakan. pembayaran gerbang tol dan lain-lain.
Gubernur Bank Indonesia E-money sejauh ini masih banyak
Agus D.W. Martowardojo, pada tanggal digunakan untuk transaksi yang sifatnya
14 Agustus 2014 secara resmi kecil dalam hal nominal
3
Departemen Komunikasi Bank
2 Indonesia, Bank Indonesia Mencanangkan
Bank for International Settlement,
1996, Implication for Central Banks of The Gerakan Nasional Non Tunai,
http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-
Development of Electronic Money, Basel : Bank
pers/Pages/sp_165814.aspx, di unduh : 12
for International Settlement, hlm. 1 Desember 2017

19
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

(micropayment). Tetapi besaran masyarakat dapat berjalan secara aman,


transaksi e-money sudah mencapai Rp efisien, dan handal.5
8,771 triliun per Oktober 2017 dengan Merespon tuntutan
jumlah transaksi 651,5 juta transaksi.4 perkembangan zaman mengenai sistem
Dibandingkan negara-negara ASEAN, pembayaran dengan e-money Bank
penggunaan transaksi pembayaran Indonesia telah menerbitkan Peraturan
berbasis elektronik yang dilakukan Bank Indonesia Nomor 18/17/PBI/2016
masyarakat Indonesia relatif masih Tentang Perubahan Kedua Atas
rendah, sementara dengan kondisi Peraturan Bank Indonesia Nomor
geografi dan jumlah populasi yang 11/12/PBI/2009 Tentang Uang
cukup besar, masih terdapat potensi Elektronik (Elektronic Money).
yang cukup besar untuk perluasan akses Perkembangan penggunaan alat
layanan sistem pembayaran di pembayaran non tunai mendapat
Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia perhatian yang serius dari Bank
bersama perbankan sebagai pemain Indonesia mengingat perkembangan
utama dalam penyediaan layanan sistem pembayaran non tunai diharapkan dapat
pembayaran kepada masyarakat perlu mengurangi beban penggunaan uang
memiliki visi yang sama dan komitmen tunai dan semakin meningkatkan
yang kuat untuk mendorong efisiensi perekonomian dalam
penggunaan transaksi non tunai oleh masyarakat. Meskipun dari sisi
masyarakat dalam mewujudkan LCS. teknologi alternatif penggunaan
Melihat besarnya nominal instrumen pembayaran non tunai
transaksi dan penggunaan e-money memungkinkan untuk menggantikan
Bank Indonesia berkepentingan untuk uang tunai.
memastikan bahwa sistem pembayaran E-money tidak bertujuan untuk
non tunai yang digunakan oleh mengganti fungsi uang tunai secara
total, melainkan hanya sebagai alternatif
4
Bank Indonesia, Statistik Sistem
Pembayaran, www.bi.go.id/id/statistik/sistem-
5
pembayaran/uangelektronik/Documents/Jumlah Editorial Jurnal Hukum Bisnis, 2002,
%20Transaksi%20Uang%20Elektronik%20Ber E-commerce Meningkatkan Efisiensi, Jurnal
edar.xls, di unduh : 12 Desember 2017 Hukum Bisnis Vol. 18, hlm. 12

20
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

sistem pembayaran. Pemerintah belum Perspektif Hukum dan Perubahan


lama ini mengeluarkan kebijakan bagi Sosial”.
pengguna jalan tol untuk melakukan
pembayaran secara non tunai per B. Perumusan Masalah
tanggal 1 Oktober 2017 pembayaran Berdasarkan uraian di atas maka,
secara tunai diganti dengan rumusan masalah dalam penelitian ini
menggunakan e-money, hal ini semakin adalah sebagai berikut :
mendorong masyarakat khususnya 1. Bagaimana uang elektronik (e-
pengguna jalan tol untuk memiliki e- money) ditinjau dari perspektif
money. hukum?
Penggunaan e-money yang 2. Bagaimana uang elektronik (e-
semakin berkembang pesat di money) ditinjau dari perspektif
masyarakat ini merupakan pengaruh perubahan sosial?
dari perkembangan teknologi yang
selalu memiliki dua dampak yaitu C. Pembahasan
dampak positif dan dampak negatif. A. Uang Elektronik (E-money)
Laju perkembangan teknologi yang Ditinjau Dari Perspektif Hukum
semakin pesat berimplikasi kepada Menurut pasal 1 ayat 3 Peraturan
terjadinya perubahan di dalam Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009
masyarakat, oleh karena itu diperlukan tentang Uang Elektronik (Electronic
kehadiran hukum untuk memberikan Money) adalah alat pembayaran yang
kepastian dan perlindungan bagi memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
penerbit dan pengguna e-money. a. diterbitkan atas dasar nilai uang
Berdasarkan uraian di atas yang disetor terlebih dahulu oleh
penelitian ini bertujuan untuk pemegang kepada penerbit;
menganalisis kebijakan uang elektronik b. nilai uang disimpan secara
(e-money) dan pengaruhnya terhadap elektronik dalam suatu media
perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti server atau chip;
maka penelitian ini berjudul : “Uang c. digunakan sebagai alat
Elektronik (E-money) Ditinjau Dari pembayaran kepada pedagang

21
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

yang bukan merupakan penerbit kartu atau bentuk lainnya). Sedangkan


uang elektronik tersebut; dan pada server based, pemegang akan
d. nilai uang elektronik yang diberi sarana untuk mengakses “virtual
disetor oleh pemegang dan account” melalui handphone (sms),
dikelola oleh penerbit bukan kartu akses, atau sarana lainnya,
merupakan simpanan sehingga transaksi diproses secara on-
sebagaimana dimaksud dalam line. Transaksi melalui e-money
undang-undang yang mengatur khususnya transaksi yang diproses
mengenai perbankan. secara off-line sangat cepat hanya
memerlukan waktu kurang lebih 2 – 4
Uang elektronik pada detik. Dari dari sisi penggunaannya,
hakikatnya merupakan uang tunai hampir dari seluruh e-money yang
tanpa ada fisik (cashless money), yang diterbitkan tidak lagi bersifat single
nilai uangnya berasal dari nilai uang purpose namun sudah multi purpose
yang disetor terlebih dahulu kepada sehingga dapat digunakan untuk segala
penerbitnya, kemudian disimpan secara macam pembayaran ditempat-tempat
elektronik dalam suatu mediaelektronik yang menyediakan alat untuk menerima
berupa server atau kartu chip, yang pembayaran dengan e-money.
berfungsi sebagai alat pembayaran non E-money adalah bentuk uang
tunai kepada pedagang yang bukan tanpa fisik (cashless money) yang
penerbit e-money yang bersangkutan. menyimpan nilai uang dalam bentuk
Nilai uang (monetary value) pada e- data digital.6 Jadi, uang elektronik
money didapat dengan cara
6
menyetorkan terlebih dahulu sejumlah Abdul Salam, 2014, Kajian Kebendaan
Digital Dalam Hukum Keperdataan Indonesia,
uang kepada penerbit, baik secara Proceeding Konferensi Nasional Hukum
langsung, maupun melalui agen-agen Perdata: Mengevaluasi Kesiapan Hukum
Perdata Nasional Indonesia dalam Menghadapi
penerbit, atau dengan pendebitan Tantangan Masa Depan, Fakultas Hukum
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin,
rekening di bank. Untuk chip based,
hlm. 125
pemegang dapat bertransaksi secara off-
line melalui e-money (dalam bentuk

22
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

mempunyai karakteristik sebagai Informasi dan Transaksi Elektronik


kebendaan digital, di dalamnya terdapat yang menyatakan :
data elektronik dalam wujudnya nilai e- Dokumen Elektronik adalah
money. Nilai e-money ini yang terekam setiap Informasi Elektronik yang dibuat,
dalam uang elektronik besarnya sama diteruskan, dikirimkan, diterima, atau
dengan nilai uang yang disetorkan. E- disimpan dalam bentuk analog, digital,
money merupakan dokumen elektronik elektromagnetik, optikal, atau
yang di dalamnya disimpan nilai uang sejenisnya, yang dapat dilihat,
secara elektronik, yang merupakan ditampilkan, dan/atau didengar melalui
informasi elektronik pada suatu media Komputer atau Sistem Elektronik,
seperti server atau chip yang dapat termasuk tetapi tidak terbatas pada
dipindahkan untuk kepentingan tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
transaksi pembayaran. foto atau sejenisnya, huruf, tanda,
E-money sebagai kebendaan angka, Kode Akses, simbol atau
digital karena terdapat data elektronis, perforasi yang memiliki makna atau arti
data elektronis tersebut berisi informasi atau dapat dipahami oleh orang yang
yang berisi jumlah saldo/ nilai uang, mampu memahaminya.
informasi pemegang e-money apabila Dengan demikian sesuai
telah didaftarkan, catatan transaksi dengan Pasal 499 KUH Perdata, e-
semua informasi tersebut disimpan money dapat dikategorikan sebagai
secara digital dalam media server atau benda, karena e-money merupakan harta
chip. Hal tersebut sesuai dengan kekayaan dan dapat dikuasai oleh
ketentuan dalam Pasal 1 ayat 4 Undang- pemegang e-money sebagai miliknya.
Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Nilai uang tunai yang disetorkan
Informasi dan Transaksi Elektronik sebagai dasar penerbitan uang
sebagaimana telah diubah dengan elektronik diubah menjadi data digital
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 berupa angka-angka untuk sistem
Tentang Perubahan Atas Undang- perhitungan tertentu, yang dapat
Undang Nomor 11Tahun 2008 Tentang digunakan dalam transaksi pembayaran.
Penyetoran dan pemindahan dana pada

23
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

e-money pada prinsipnya dilakukan Indonesia Nomor 18/17/PBI/2016


secara elektronik, untuk itu e-money tentang Perubahan Kedua Atas
merupakan bagian dari kebendaan Peraturan Bank Indonesia Nomor
digital. 11/12/PBI/2009 tentang Uang
Melalui Surat Edaran Bank Elektronik (Electronic Money) bahwa e-
Indonesia Nomor 18/21/DKSP tanggal money dibedakan menurut jenisnya
27 September 2016 perihal Perubahan menjadi 2 yaitu e-money terdaftar
atas Surat Edaran Bank Indonesia (registered) dan e-money tidak terdaftar
Nomor16/11/DKSP tanggal 22 Juli (unregistered).
2014 perihal Penyelenggaraan Uang Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan Jenis
Uang Elektronik menurut PBI No.
Elektronik (Electronic Money) sebagai
18/17/PBI/2016
pelaksanaan dari Peraturan Bank
Persamaan dan
Registered Unregistered
perbedaan
Identitas pemegang Data identitas (nama; Data identitas pemegang
tempat dan tanggal kartu e-money tidak
lahir; alamat; nomor tercatat pada penerbit.
dokumen identitas; dan
nama ibu kandung)
pemegang kartu e-
money tercatat dan
terdaftar pada penerbit.
Nilai uang yang Batas nilai e-money Batas nilai e-money
tersimpan yang tersimpan dalam yang tersimpan dalam
media chip/server media chip/server
paling banyak sebesar paling banyak sebesar
Rp. 10.000.000,- Rp. 1.000.000,- (satu
(sepuluh juta rupiah). juta rupiah).
Batas nilai transaksi Dalam 1 (satu) bulan Dalam 1 (satu) bulan

24
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

untuk setiap e-money untuk setiap e-money


secara keseluruhan secara keseluruhan
ditetapkan paling ditetapkan paling
banyak transaksi banyak transaksi sebesar
sebesar Rp. Rp. 20.000.000,- (dua
20.000.000,- (dua puluh puluh juta rupiah).
juta rupiah).

Fasilitas yang diberikan Registrasi pemegang; Pengisian ulang (top


oleh penerbit pengisian ulang (top up); pembayaran
up); pembayaran transaksi, pembayaran
transaksi; pembayaran tagihan; fasilitas lain
tagihan; transfer dana; berdasarkan persetujuan
tarik tunai; penyaluran Bank Indonesia.
program bantuan
pemerintah kepada
masyarakat; dan/ atau
fasilitas lain
berdasarkan persetujuan
Bank Indonesia.
Uang elektronik (e-money) penggunaannya yang berbeda dengan
dalam pengaplikasiannya pada kartu kredit dan kartu ATM/Debit.
sebuah alat pembayaran lebih E-money merupakan suatu kegiatan
dikenal dengan sebutan sebagai prabayar antara pemegang kartu
stored value/ prepaid cash card dan penerbit, dimana pemegang
(kartu prabayar) dibedakan dengan kartu mendepositkan terlebih
alat pembayaran menggunakan kartu dahulu sejumlah dana kepada
(krartu kredit, kartu ATM dan/atau server penerbit sebelum
kartu debit) karena metode menggunakan kartu e-money

25
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

tersebut. Karena sifatnya yang bukan pemegang kartu tidak dapat


demikian maka pengaturan mengenai dilacak keberadaannya dan kartu
uang elektronik dipisahkan dari tersebut tidak dapat diblokir.
pengaturan alat pembayaran Penerbit adalah pihak yang
menggunakan kartu. Berbeda dengan membuat dan menyediakan kartu e-
kartu kredit atau kartu debit, kartu e- money, penerbit e-money terdiri dari
money tidak memerlukan konfirmasi sektor perbankan dan non perbankan.
data atau otorisasi Personal Penerbit yang telah disahkan oleh
Identification Number (PIN) ketika Bank Indonesia tersebut dapat
akan digunakan sebagai alat menyediakan kartu e-money bagi
pembayaran dan tidak terkait masyarakat. Dengan hadirnya e-
langsung dengan rekening nasabah di money maka bertambah pula jenis
bank. Hal tersebut memungkinkan fasilitas pembayaran non tunai yang
kartu dapat dipindahtangankan dan disediakan perbankan, hal ini
bisa dipakai siapapun selama saldo mengakibatkan tumbuhnya jumlah
masih mencukupi. Hal ini dapat alat pembayaran menggunakan kartu
membahayakan karena jika kartu e- atau APMK seperti kartu debit, kartu
money hilang, maka saldo yang kredit meningkat.
tersisa dapat digunakan oleh orang Perbedaan alat
lain. Pada kenyataannya, e-money pembayaran menggunakan kartu
dengan nilai yang dapat di top up (kartu kredit, kartu ATM dan/atau
atau diisi ulang ini tidak termasuk Kartu Debit), dengan e-money
dalam inventori bank sebagai salah yaitu :
satu lembaga yang mengeluarkan
produk ini. Artinya jika pencurian
atau penggunaan kartu e-money yang
Tabel 2. Perbedaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu dengan e-money
Kartu debit/ kartu
Perbedaan Kartu kredit E-money
ATM

26
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

Letak dana Pembiayaan oleh Tabungan pada Prabayar dan


bank penerbit bank penerbit tersimpan pada
media
pembayaran
Penerbit Bank Bank Bank dan/ atau
bukan bank
Keterlibatan Rekening Pendebitan Pembayaran
penerbit pembayaran pada rekening pada nilai saldo
bank penerbit tabungan pada yang ada pada
bank penerbit media
pembayaran dan
bukan termasuk
rekening
simpanan/
tabungan pada
penerbit
Informasi Tercatat pada Tercatat pada Tercatat atau
pemegang kartu penerbit penerbit tidak tercatat
Otorisasi transaksi Menggunakan Menggunakan Tanpa otorisasi
tanda tangan atau PIN (Personal
PIN (Personal Identification
Identification Number)
Number) pemegang kartu
pemegang kartu
Risiko Sebagian besar Pemilik Pemegang
penyalahgunaan ditanggung oleh rekening/ menanggung
bank penerbit pemegang kartu seluruh risiko
menanggung
sebagian risiko

27
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

Bila dicermati konsep uang kepada bank berdasarkan perjanjian


elektronik dalam Pasal 1 angka 3 penyimpanan dana dalam bentuk
PBI No. 11/12/PBI/2009 giro, deposito, sertiʉkat deposito,
sebagaimana telah diubah terakhir tabungan, dan atau bentuk lainnya
dengan PBI No. 18/17/PBI/2016, yang dipersamakan dengan itu.
jelas bahwa produk e-money itu Semua jenis simpanan dana
bukan merupakan simpanan, karena masyarakat di bank dijamin
nilai e-money yang disetorkan oleh sepenuhnya oleh LPS sesuai dengan
pemegang e-money kepada penerbit Pasal 37 B ayat 2 UU No. 7/1992,
e-money tidak tersimpan di rekening yang menetapkan bahwa untuk
bank, nilai uang yang disetorkan menjamin simpanan masyarakat pada
tersebut terekam secara elektronik bank dibentuk Lembaga Penjaminan
pada kartu yang diterbitkan. Simpanan. Sebelumnya dalam Pasal
Menurut Undang-Undang 37 B ayat 1 UU No. 7/1992
Nomor 7 Tahun 1992 Tentang ditegaskan, bahwa setiap bank wajib
Perbankan sebagaimana telah diubah menjamin dana masyarakat yang
dengan Undang-Undang Nomor 10 disimpan pada bank yang
Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas bersangkutan. Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun ketentuan tersebut, bank wajib
1992 Tentang Perbankan, dana yang menjamin simpanan nasabah, yang
bersumber dari masyarakat adalah pelaksanaannya dilakukan oleh LPS
dana yang dihimpun dari masyarakat, sebagaimana diatur dalam Undang-
yang dinamakan dengan simpanan, Undang Nomor 24 Tahun 2004
bentuknya bisa berupa giro, deposito, Tentang Lembaga Penjamin
sertiʉkat deposito dan tabungan, Simpanan sebagaimana telah diubah
seperti yang dirumuskan dalam Pasal dengan Undang-Undang Nomor 7
1 angka 5 UU No. 7/1992, yang Tahun 2009 Tentang Penetapan
menyatakan simpanan adalah dana Peraturan Pemerintah Pengganti
yang dipercayakan oleh masyarakat Undang-Undang Nomor 3 Tahun

28
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

2008 Tentang Perubahan Atas simpanan menurut UU No. 7/1992,


Undang-Undang Nomor 24 Tahun berhubung nilai uang yang disetor
2004 Tentang Lembaga Penjamin oleh pemegang e-money kepada
Simpanan Menjadi Undang-Undang. penerbitnya tidak ditempatkan pada
LPS sendiri menurut UU No. rekening bank. Simpanan itu pada
24/2004, memiliki dua fungsi yaitu hakikatnya merupakan dana
menjamin simpanan nasabah bank masyarakat yang ditempatkan pada
dan melakukan penyelesaian atau rekening bank. Karena bukan
penanganan bank gagal. Program simpanan, pemegang e-money tidak
penjaminan simpanan nasabah bank harus membuka rekening bank
yang dilakukan LPS bersifat terbatas sebagaimana halnya pemilik kartu
tetapi dapat mencakup sebanyak- ATM kartu debet, yang terlebih
banyaknya nasabah. dahulu harus membuka rekening
Dalam Pasal 10 UU No. bank.
24/2004 ditegaskan, bahwa LPS Karena e-money bukan
menjamin simpanan nasabah bank merupakan simpanan, maka dengan
yang berbentuk giro, deposito, sendirinya e-money tidak dijamin
sertiʉkat deposito, tabungan, LPS. Bilamana penerbit e-money
dan/atau bentuk lainnya yang dicabut izin usahanya sebagai bank,
dipersamakan dengan itu. Sementara berarti nilai e-money yang tersimpan
dalam Pasal 96 ayat 1 UU No. pada kartu e-money tidak termasuk
24/2004 ditegaskan, bahwa LPS dalam program penjaminan dana dari
melaksanakan fungsi penjaminan LPS. Karena juga bukan merupakan
simpanan bagi bank berdasarkan simpanan, saldo yang mengendap
prinsip syariah. Jadi program pada kartu e-money tidak diberikan
penjaminan simpanan nasabah bunga. Agar sisa saldo yang terekam
berlaku juga pada bank berdasarkan pada kartu e-money terlindungi,
prinsip syariah. maka sudah seharusnya perlu adanya
Dengan demikian, jelas bahwa jaminan perlindungan hukum
e-money tidak termasuk sebagai terhadap dana yang tersimpan dalam

29
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

e-money, dengan menempatkannya sehingga perlindungan terhadap


sebagai piutang yang diistimewakan. pemegang e-money juga dapat
Selama dalam kartu e-money tersebut terjamin.
terdapat sisa nilai elektronik,
penerbit e-money berkewajiban B. Uang Elektronik (E-Money)
untuk mengembalikannya kepada Ditinjau Dari Perspektif
pemegang e-money. Perubahan Sosial
E-money dapat digolongkan Minat masyarakat bertransaksi
sebagai salah satu produk yang memakai alat transaksi nontunai (e-
bergerak di jasa keuangan yang money) semakin meningkat dari
diterbitkan oleh bank maupun tahun ke tahun. E-money
lembaga selain bank, maka sesuai menawarkan kemudahan dan
dengan Peraturan OJK Nomor 1 kepraktisan kepada masyarakat
Tahun 2013 tentang Perlindungan dalam melakukan transaksi/
Konsumen Sektor Jasa Keuangan pembayaran akan tetapi terdapat juga
dapat diberikan kepada pemegang faktor-faktor yang mempengaruhi
kartu e-money juga, ketentuan Pasal penolakan masyarakat untuk
29 dan 30 peraturan ini mengatakan menggunakan e-money sebagai
bahwa pelaku usaha penyedia jasa alternatif alat pembayaran yaitu :
uang elektronik harus bertanggung sarana dan prasarana penunjang yang
jawab atas kesalahan dan/atau belum mencakup keseluruhan
kelalaian dalam menjalankan perdagangan retail; tingkat keamanan
kegiatan usaha pelaku usaha jasa penggunaan e-money; biaya
keuangan, baik yang dilaksanakan pembelian kartu perdana (starter
oleh pengurus, pegawai, pelaku pack) dan biaya isi ulang (top up) e-
usaha penyedia jasa uang dan/atau money; belum adanya peraturan yang
pihak ketiga yang bekerja untuk memberikan jaminan perlindungan
kepentingan pelaku usaha penyedia dan kepastian hukum tentang e-
jasa e-money juga yang dapat money.
merugikan pemegang e-money juga,

30
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

Perkembangan e-money akan justru diwajibkan dengan memakai


semakin cepat seiring dengan kian uang elektronik. Bank Indonesia
banyaknya transaksi-transaksi yang mencatat penggunaan e-money
menyedikan sarana pembayaran sampai dengan akhir Oktober 2017
nontunai, bahkan beberapa transaksi sebagai berikut :

Tabel 3. Jumlah peredaran, volume transaksi dan nominal transaksi e-money


Jumlah e-money Volume Nominal transaksi
Periode
beredar transaksi (Rp juta)
2010 7,914,018 26,541,982 693,467
2011 14,299,726 41,060,149 981,297
2012 21,869,946 100,623,916 1,971,550
2013 36,225,373 137,900,779 2,907,432
2014 35,738,233 203,369,990 3,319,556
2015 34,314,795 535,579,528 5,283,018
2016 51,204,580 683,133,352 7,063,689
Okt
75,846,689 651,500,049 8,770,821
2017
Sumber : Bank Indonesia

Dari tabel diatas dapat untuk meningkatkan kesadaran


diketahui bahwa penggunaan e- masyarakat terhadap penggunaan
money dari tahun 2010 sampai akhir instrumen non tunai, sehingga
bulan Oktober 2017 mengalami berangsur-angsur terbentuk suatu
peningkatan, hal ini sejalan dengan komunitas atau masyarakat yang
Gerakan Nasional Non Tunai lebih menggunakan instrumen non
(GNNT) yang dicanangkan oleh tunai (Less Cash Society/ LCS)
Gubernur Bank Indonesia pada 14 khususnya dalam melakukan
Agustus 2014. GNNT ditujukan transaksi atas kegiatan ekonominya.

31
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

Peningkatan penggunaan e- (objectification)7 yaitu adalah


money membawa perubahan menjadikan segala “sesuatu” menjadi
pemikiran masyarakat mengenai benda atau objek. Dalam konteks
konsep kebendaan, khususnya pada hukum, benda diartikan sebagai
e-money yang berupa kartu (chip barang dan hak, dalam Pasal 499
based). Pada awalnya masyarakat KUHP benda diartikan ”segala
hanya menganggap e-money sebagai sesuatu” yang dapat dikuasai, dihaki
kartu biasa, sebelum pemerintah atau dimiliki subjek hukum atau
menganjurkan penggunaan e-money ”segala sesuatu” yang dapat
dalam transaksi-transaksi tertentu dijadikan objek hukum. Vollmar juga
(pembayaran gerbang tol). mengemukakan bahwa benda
Perkembangan teknologi diartikan sebagai semua apa saja
memunculkan kebendaan yang baru, yang dapat menjadi objek hukum.8
yang dulunya bukan benda, Jadi benda dapat diartikan sebagai
kemudian dianggap sebagai suatu segala sesuatu yang memiliki nilai,
benda. Kemajuan teknologi tersebut dapat dihaki oleh orang/ badan
membantu memudahkan masyarakat hukum dan dapat dijadikan objek
dalam melakukan aktivitas hukum. Demikian pula persepsi
perdagangan. Dari konsep uang masyarakat tentang e-money
elektronik, jelas nilai uang elektronik merupakan benda yang memiliki
tidak jauh berbeda dengan nilai uang nilai ekonomi dan dapat dijadikan
yang disetorkan pada waktu alternative sistem pembayaran. Hal
penerbitan uang elektronik. tersebut yang membuat perubahan
Mengingat uang elektronik perilaku masyarakat dalam
mempunyai nilai ekonomis, patut bertransaksi dari yang biasanya
dipertanyakan kategori uang
elektronik sebagai benda dalam
7
sistem hukum kebendaan. Proses Abdul Salam, Op. Cit, hlm. 118
8
H.F.A. Vollmar, 1996, Pengantar
pembendaan tersebut dinamakan Studi Hukum Perdata (penerjemah: I.S.
Adiwimarta), Raja Grafindo Persada,
dengan objektifikasi Jakarta, hlm. 187

32
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

menggunakan uang tunai beralih tidak mengganggu ketertiban serta


menggunakan e-money. prokdutifitas masyarakat.
Untuk menyikapi perubahan Jeremy Bentham menyatakan
pandangan masyarakat mengenai e- hubungan hukum dengan perubahan
money diperlukan kehadiran sosial bahwa hukum harus dapat
peraturan (hukum) untuk merespon dengan cepat kebutuhan-
memastikan bahwa sistem kebutuhan sosial dan untuk
pembayaran non tunai yang merestrukturisasi masyarakat.
digunakan oleh masyarakat dapat Hukum dan perubahan sosial tidak
berjalan secara aman, efisien, dan bias dikatakan mempunyai hubungan
handal. Selain itu hukum juga satu arah dimana hukum
dipandang dapat memberikan mempengaruhi perubahan sosial
kepastian dan perlindungan terhadap ataupun perubahan sosial yang
pihak-pihak yang berkepentingan mempengaruhi hukum. Karena
dalam kelancaran transaksi terjadi hubungan yang timbal balik
menggunakan e-money. antara hukum dan perubahan sosial.
Hubungan hukum dengan Adakalanya hukum mengatur
perubahan sosial yaitu hukum perubahan sosial, namun adakalanya
sebagai sarana pengendalian sosial juga perubahan sosial yang
(social control) yaitu memberikan mendasari terbentuknya hukum.
kepastian hukum dalam artian Untuk memberikan kepastian
peraturan yang diakukan benar-benar dan perlindungan dalam transaksi
terlaksana oleh penguasa, penegak menggunakan e-money diperlukan
hukum. Fungsinya masalah peraturan (hukum) yang preventif
pengintegrasian tampak menonjol dan represif. Hukum yang preventif
dengan adanya perubahan-perubahan yaitu memberikan perlindungan
sosial, hukum harus menjalankan melalui pengawasan terhadap
usahanya sedemikian rupa sehingga kegiatan transaksi uang elektronik
konflik-konflik serta kepincangan- dengan tujuan untuk mencegah
kepincangan yang mungkin timbul terjadinya pelanggaran. Sedangkan

33
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

hukum yang represif hukum yang elektronik (e-money), maka dapat


bertujuan untuk menyelesaikan diambil kesimpulan sebagai berikut :
sengketa yang terjadi akibat 1. Kehadiran uang elektronik (e-
perbedaan kepentingan. Peraturan money) di Indonesia bukan
tersebut haruslah merupakan untuk menggantikan uang
peraturan yang baik, dalam arti fisik (kartal), melainkan
hukum tersebut harus mencerminkan sebagai alternatif alat
rasa keadilan bagi para pihak yang pembayaran untuk
terlibat/ diatur. Hukum tersebut harus memperlancar transaksi/
sesuai dengan kondis masyarakat pembayaran dalam
yang diatur dan harus dibuat sesuai perdagangan. Pembayaran
prosedur yang ditentukan. Hukum menggunakan uang
yang baik harus dapat dimengerti elektronik (e-money) dalam
atau dipahami oleh pihak-pihak yang melakukan transaksi e-
diaturnya. money diatur oleh Bank
Dengan adanya peraturan yang Indonesia melalui Peraturan
mengatur tentang uang elektronik (e- Bank Indonesia Nomor
money) maka dapat memberikan 18/17/PBI/2016 tentang
jaminan kepastian dan perlindungan Perubahan Kedua Atas
dalam transaksi menggunakan e- Peraturan Bank Indonesia
money kepada penerbit dan Nomor 11/12/PBI/2009
pengguna uang elektronik (e-money) tentang Uang Elektronik
sehingga dapat mendukung program (Electronic Money) dan
GNNT yang dicanangkan oleh Bank Surat Edaran Bank
Indonesia. Indonesia Nomor
18/21/DKSP tanggal 27
D. PENUTUP September 2016 tentang
A. Kesimpulan Perubahan atas Surat Edaran
Berdasarkan uraian Bank Indonesia Nomor
pembahasan mengenai uang 16/11/DKSP tanggal 22 Juli

34
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

2014 perihal masyarakat yang lebih


Penyelenggaraan Uang menggunakan instrumen
Elektonik (Electronic non tunai (Less Cash
Money), peraturan tersebut Society/ LCS). Uang
di nilai belum memadai elektronik (e-money)
karena hanya mengatur menawarkan kemudahan
mengenai tata cara dan dan kepraktisan kepada
syarat penyelenggaraan masyarakat (pengguna
uang elektronik (e-money). e-money), sehingga
Peraturan tersebut perlu memberikan dampak
bersinergi dengan perubahan kepada
peraturan-peraturan yang masyarakat dalam
lain untuk memberikan melakukan transaksi.
jaminan perlindungan dan Menyikapi perubahan
kepastian hukum kepada masyarakat yang terjadi
pihak-pihak yang terkait karena kehadiran uang
dalam penyelenggaraan elektronik maka
uang elektronik (e-money). diperlukan kehadiran
2. Tujuan pemerintah hukum sebagai sarana
menerapkan kebijakan pengendalian sosial
penggunaan uang (social control) yang
elektronik (e-money) dapat memberikan
yaitu untuk kepastian dan
meningkatkan kesadaran perlindungan dalam
masyarakat terhadap artian peraturan yang
penggunaan instrumen dilakukan benar-benar
non tunai, sehingga terlaksana oleh
berangsur-angsur penguasa, penegak
terbentuk suatu hukum. Hukum harus
komunitas atau menjalankan usahanya

35
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

sedemikian rupa kesadaran masyarakat dalam


sehingga konflik-konflik penggunaan uang elektronik
serta kepincangan- (e-money) maka diperlukan :
kepincangan yang - Peningkatan sarana dan
mungkin timbul tidak prasarana penunjang untuk
mengganggu ketertiban memperlancar transaksi non
serta prokdutifitas tunai yang menggunakan uang
masyarakat. elektronik (e-money);
- Peningkatan keamanan bagi
B. Saran pengguna uang elektronik (e-
Berdasarkan uraian kesimpulan money);
mengenai uang elektronik (e-money), - Pengkajian ulang mengenai
maka dapat disampaikan saran biaya pembelian perdana
sebagai berikut : (starter pack) kartu uang
1. Diperlukan pengaturan elektronik (e-money), dan
mengenai uang elektronik (e- biaya isi ulang (top up) uang
money) berupa Undang- elektronik (e-money).
Undang atau Peraturan yang
jelas dan lengkap sehingga
dapat memberikan jaminan
kepastian dan perlindungan
hukum bagi pihak-pihak yang
terkait dalam penyelenggaraan
uang elektronik (e-money) DAFTAR PUSTAKA
untuk mengantisipasi
permasalahan yang akan Buku
timbul dalam penyelenggaraan Abdul Manan, 2005, Aspek-
uang elektronik (e-money). Aspek Pengubah Hukum,
2. Untuk mendukung Gerakan Kencana, Jakarta.
Nasional Non Tunai dan

36
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

Abdul Salam, 2014, Kajian (penerjemah: I.S.


Kebendaan Digital Adiwimarta), Raja
Dalam Hukum Grafindo Persada,
Keperdataan Jakarta.
Indonesia, Iswardono Sardjonopermono,
Proceeding 1990, Uang dan
Konferensi Bank, BPFE,
Nasional Hukum Yogyakarta.
Perdata:
Mariam Darus Badrulzaman,
Mengevaluasi
1983, Mencari
Kesiapan Hukum
Sistem Hukum
Perdata Nasional
Benda Nasional,
Indonesia dalam
Alumni, Bandung.
Menghadapi
Tantangan Masa Satjipto Rahardjo, 2009,
Depan, Hukum Dan
Banjarmasin : Perilaku, Kompas,
Fakultas Hukum Jakarta.
Universitas Soerjono Soekanto dan Sri
Lambung Mamuji, 2001,
Mangkurat Penelitian Hukum
Esmi Warassih, 2005, Pranata Normatif Suatu
Hukum : Sebuah Tinjauan Singkat,
Telaah Sosiologis, PT. Raja Grafindo
PT. Suryandaru Persada, Jakarta.
Utama, Semarang. Soerjono Soekanto, 1986,
H.F.A. Vollmar, 1996, Pengantar
Pengantar Studi Penelitian Hukum,
Hukum Perdata UII Press, Jakarta.

37
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

_______________, 2001, Mintarsih, 2013, Perlindungan


Sosiologi Suatu Konsumen
Pengantar, PT. Pemegang Uang
Raja Grafindo Elektronik (E-
Persada, Jakarta. Money)
Dihubungkan
Y. Sri Susilo, 2000, Bank Dan
Dengan Undang-
Lembaga
Undang Nomor 8
Keuangan Lain,
Tahun 1999
Salemba Empat,
Tentang
Jakarta.
Perlindungan
Konsumen, Sekolah
Jurnal
Hukum Tinggi
Bank for International
Bandung Jurnal
Settlement, 1996,
Wawasan Hukum
Implication for
Vol. 29, hlm. 896 –
Central Banks of
907
The Development
of Electronic Internet
Bank Indonesia, 2001, Paper
Money, Basel :
Kajian Mengenai
Bank for
E-Money,
International
http://www.bi.go.id
Settlement
/NR/rdonlyres/2AE
Editorial Jurnal Hukum Bisnis,
7458F-D2DD-
2002, E-commerce
80DD-
Meningkatkan
D890DE7F7C97/P
Efisiensi, Jurnal
aperKajianemoney
Hukum Bisnis Vol.
3.pdf, di unduh : 12
18
Desember 2017

38
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

Bank Indonesia, 2017, Statistik Electronic Money


Sistem Di Indonesia,
Pembayaran, https://ojs.unud.ac.i
www.bi.go.id/id/sta d/index.php/kerthas
tistik/sistem- emaya/article/view/
pembayaran/uang- 19913, di unduh : 8
elektronik/Docume Desember 2017
nts/Jumlah%20Tra Tim Inisiatif Bank Indonesia,
nsaksi%20Uang%2 2006, Upaya
0Elektronik%20Be Meningkatkan
redar.xls, di unduh Penggunaan Alat
: 12 Desember Pembayaran Non
2017 Tunai Melalui
Departemen Komunikasi Bank Pengembangan E-
Indonesia, 2014, Money,
Bank Indonesia http://www.bi.go.id
Mencanangkan /NR/rdonlyres/70A
Gerakan Nasional D6420-DA75-
Non Tunai, 4D45-8F3C-
http://www.bi.go.id C6F3465312FB/78
/id/ruang- 58/WorkingPaper_
media/siaran- MicroPayment.pdf,
pers/Pages/sp_1658 di unduh : 8
14.aspx, di unduh : Desember 2017
12 Desember 2017

Ruth Juliana Sihombing dan


Peraturan Perundang-
Nyoman Mas
undangan
Ariyani, 2016, Kitab Undang-Undang Hukum
Keabsahan Perdata

39
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

Undang-Undang Nomor 13 (Lembaran Negara


Tahun 1968 Republik Indonesia
Tentang Bank Tahun 1998 Nomor
Sentral (Lembaran 182, Tambahan
Negara Republik Lembaran Negara
Indonesia Tahun Republik Indonesia
1968 Nomor 63, Nomor 3790)
Tambahan Undang-Undang Nomor 24
Lembaran Negara Tahun 2004
Republik Indonesia Tentang Lembaga
Nomor 2865) Penjamin
Undang-Undang Nomor 7 Simpanan
Tahun 1992 (Lembaran Negara
Tentang Perbankan Republik Indonesia
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
Republik Indonesia 96, Tambahan
Tahun 1992 Nomor Lembaran Negara
31, Tambahan Republik Indonesia
Lembaran Negara Nomor 4420)
Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 11
Nomor 3472) Tahun 2008
Undang-Undang Nomor 10 Tentang Informasi
Tahun 1998 dan Transaksi
Tentang Elektronik
Perubahan Atas (Lembaran Negara
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun Tahun 2008 Nomor
1992 Tentang 58, Tambahan
Perbankan Lembaran Negara

40
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

Republik Indonesia Undang-Undang


Nomor 4843) Nomor 11Tahun
2008 Tentang
Undang-Undang Nomor 7
Informasi dan
Tahun 2009
Transaksi
Tentang Penetapan
Elektronik
Peraturan
(Lembaran Negara
Pemerintah
Republik Indonesia
Pengganti Undang-
Tahun 2016 Nomor
Undang Nomor 3
251, Tambahan
Tahun 2008
Lembaran Negara
Tentang
Republik Indonesia
Perubahan Atas
Nomor 5952)
Undang-Undang
Nomor 24 Tahun Peraturan Bank Indonesia
2004 Tentang Nomor
Lembaga Penjamin 11/12/PBI/2009
Simpanan Menjadi Tentang Uang
Undang-Undang Elektronik
(Lembaran Negara (ElectronicMoney)
Republik Indonesia (Lembaran Negara
Tahun 2009 Nomor Republik Indonesia
8, Tambahan Tahun 2009 Nomor
Lembaran Negara 65, Tambahan
Republik Indonesia Lembaran Negara
Nomor 4902) Republik Indonesia
Nomor 5001)
Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 Peraturan Bank Indonesia
Tentang Nomor
Perubahan Atas 16/8/PBI/2014

41
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

Tentang 18/17/PBI/2016
Perubahan Atas Tentang
Peraturan Bank Perubahan Kedua
Indonesia Nomor Atas Peraturan
11/12/PBI/2009 Bank Indonesia
Tentang Uang Nomor
Elektronik 11/12/PBI/2009
(Electronic Money) Tentang Uang
(Lembaran Negara Elektronik
Republik Indonesia (Electronic Money)
Tahun 2014 Nomor (Lembaran Negara
69, Tambahan Republik Indonesia
Lembaran Negara Tahun 2016 Nomor
Republik Indonesia 179, Tambahan
Nomor 5524) Lembaran Negara
Republik Indonesia
Peraturan OJK Nomor 1 Tahun
Nomor 5925)
2013 tentang
Perlindungan Surat Edaran Bank Indonesia
Konsumen Sektor Nomor
Jasa Keuangan 11/11/DASP
(Lembaran Negara tanggal 13 April
Republik Indonesia 2009 perihal Uang
Tahun 2013 Nomor Elektonik
118, Tambahan (Electronic Money)
Lembaran Negara Surat Edaran Bank Indonesia
Republik Indonesia Nomor
Nomor 5431) 16/11/DKSP
Peraturan Bank Indonesia tanggal 22 Juli
Nomor 2014 perihal

42
Jurnal Spektrum Hukum, Vol. 15/No. 1/April 2018

Penyelenggaraan
Uang Elektonik
(Electronic Money)

Surat Edaran Bank Indonesia


Nomor
18/21/DKSP
tanggal 27
September 2016
tentang Perubahan
atas Surat Edaran
Bank Indonesia
Nomor
16/11/DKSP
tanggal 22 Juli
2014 perihal
Penyelenggaraan
Uang Elektonik
(Electronic Money)

43

Anda mungkin juga menyukai