Anda di halaman 1dari 78

PERANCANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN

PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS


STUDI KASUS UMKM PENTOL
NDOWER PONTIANAK

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Studi Diploma III Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak

Oleh
MINATI MENTARI RACHMADANI
NIM.3201605075

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2019
PERANCANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN
PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS
STUDI KASUS UMKM PENTOL
NDOWER PONTIANAK

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Studi Diploma III Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak

Oleh
MINATI MENTARI RACHMADANI
NIM.3201605075

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2019
PERANCANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN
PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS
STUDI KASUS UMKM PENTOL
NDOWER PONTIANAK

MINATI MENTARI RACHMADANI


NIM. 3201605075

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Studi Diploma III Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak

Pontianak, 27 Juli 2019


Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing Tugas Akhir

Dr.Sy.A.Razak Al-Qadrie, SE, MM, Ak, CA Zulfikar, SE, MPA


NIP. 196209012001121001 NIP. 19810731 200501 1002

Mengetahui :
Direktur Politeknik Negeri Pontianak

Ir. H. M Toasin Asha, M.Si


NIP. 196112251990111001
Yang bertanda tangan di bawah ini tim penguji pada saat sidang Tugas Akhir

Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi Keuangan Politeknik Negeri

Pontianak, menyatakan bahwa Tugas Akhir dari :

Nama : MINATI MENTARI RACHMADANI

NIM : 3201605075

Judul : PERANCANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN

PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS STUDI KASUS

UMKM PENTOL NDOWER PONTIANAK

Telah dibahas dalam sidang pada tanggal 14 Agustus 2019

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ketua : Zulfikar, SE., MPA .........................


NIP. 19810731 200501 1002

2. Penguji I : Rika Irawati, S.Pd, M.Pd .........................


NIP. 19820416 200801 2011

3. Penguji II : Yani Riyani, SE., M.S.A .........................


NIP. 19750529 199802 2001
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Minati Mentari Rachmadani

Tempat/Tanggal Lahir : Pontianak, 23 Desember 1998

NIM : 3201605075

Jurusan : Akuntansi

Alamat : Jl. Danau Sentarum Komplek Mitra Raya

Lestari II Nomor B3

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang berjudul :

“PERANCANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN

PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS STUDI KASUS


UMKM PENTOL NDOWER PONTIANAK”
yang ditulis adalah benar-benar hasil karya tulis sendiri dan bukan merupakan
plagiat dari orang lain. Apabila dikemudian hari pernyataan-pernyataan saya tidak
benar, maka saya bersedia menerima sanksi Akademis yang berlaku (dicabut
predikat kelulusan). Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya
untuk dapat dipergunakan bilamana diperlukan.

Pontianak, 27 Juli 2019


Penulis

Minati Mentari Rachmadani


NIM. 3201605075
ABSTRAK

Pentol Ndower merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang dagang
yang berjenis kuliner. Usaha ini didirikan pada tahun 2018. Penelitian ini berjudul
“Perancangan Laporan Keuangan dengan Pendekatan Business Model Canvas
Studi Kasus UMKM Pentol Ndower Pontianak”. Tujuan penelitian ini adalah
untuk memberikan informasi tentang proses bisnis pada UMKM Pentol Ndower
dengan pendekatan Business Model Canvas, memberikan informasi yang dapat
membantu pelaku bisnis UMKM dalam memahami identifikasi informasi
akuntansi dan memberikan informasi tentang kondisi keuangan bisnis UMKM
melalui penyusunan laporan keuangan yang sesuai standar akuntansi. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu business model canvas, cost structure
dan revenue streams dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK EMKM). Hasil
penelitian menunjukan bahwa usaha Pentol Ndower dapat menjalankan proses
bisnis dengan pendekatan Business Model Canvas, identifikasi informasi
akuntansi pada usaha Pentol Ndower menghasilkan 12 akun, bentuk laporan
keuangan yang memiliki sisi aktiva dengan empat akun dan memiliki sisi pasiva
satu akun. Dengan adanya penelitian ini diharapkan usaha Pentol Ndower dapat
menerapkan proses bisnis dengan menggunakan Business Model Canvas,
membuat laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi yang berlaku.
Kata kunci : Business Model Canvas, laporan keuangan, UMKM
ABSTRACT

Pentol Ndower is a small and medium business that is engaged in culinary


trading. This business was established in 2018. This research is titled "Designing
Financial Statements with Business Model Canvas Approach Case Study of
UMKM Pentol Ndower Pontianak". The purpose of this study are to provide
information about business processes at the UMKM Pentol Ndower with a
Business Model Canvas approach, providing information that can help MSME
businesses understand the identification of accounting information and provide
information about the financial condition of MSME businesses through the
preparation of financial statements in accordance with accounting standards. The
research method used is descriptive qualitative. Data collection techniques used
were interviews, literature studies and documentation studies. Data analysis
techniques used are business model canvas, cost structure and revenue streams
and Financial Accounting Standards (SAK EMKM). The results show that the
Pentol Ndower business can run business processes with the Business Model
Canvas approach, identification of accounting information on the Pentol Ndower
business produces 12 accounts, a form of financial statements that has an asset
side with four accounts and has a liability side of one account. With this research,
it is hoped that Pentol Ndower's business can implement business processes using
Business Model Canvas, making financial reports in accordance with applicable
Accounting Standards.
Keywords: Business Model Canvas, Financial Statements, UMKM
PRAKATA

Segala puji atas kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis

sanggup menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Laporan

Keuangan dengan Pendekatan Business Model Canvas Studi Kasus UMKM

Pentol Ndower Pontianak” tepat pada waktunya. Dan sholawat serta salam penulis

haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas tauladan beliau

melalui sunah-nya yang penulis teladani dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak sekali mendapatkan

dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak baik dari internal maupun

eksternal. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. H. M Toasin Asha, M.Si Selaku Direktur Politeknik Negeri

Pontianak.

2. Bapak Dr. Sy. A. Razak Al-Qadrie, SE., MM., Ak., CA Selaku Ketua

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak.

3. Ibu Susan Andriana, SE., MM., Ak., CA Selaku Ketua Prodi Jurusan

Akuntansi DIII Politeknik Negeri.

4. Ibu Sari Zawitri, SE., M.Si., Ak., CA dan Ibu Soraya, SE., M.Si. Selaku

Koordinator Tugas Akhir Jurusan Akuntansi DIII dan DIV Politeknik

Negeri Pontianak.

i
5. Bapak Zulfikar, SE., MPA Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang

telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam proses

pembuatan Tugas Akhir.

6. Ibu Rika Irawati, S.Pd, M.Pd Selaku Penguji I

7. Ibu Yani Riyani, S.E., M.S.A Selaku Penguji II

8. Bapak/Ibu dosen dan Staff TU Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri

Pontianak.

9. Ibu Ami selaku pemilik usaha Pentol Ndower yang bersedia memberikan

informasi terkait dengan Tugas Akhir.

10. Orang tua yang saya sayangi, serta saudara, dan keluarga yang selama ini

selalu memberikan doa dan motivasinya dalam menyelesaikan Tugas Akhir

ini.

11. Teman-teman di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak khususnya

angkatan 2016 Program Studi Diploma III Kelas 6B.

12. Teman seperjuangan penulis yang bernama Ayu Andita, Meyda Rahayu,

Hani Safitri, Mira Febriti dan Suprianti yang telah memberikan motivasi,

doa kepada penulis dalam pembuatan Tugas Akhir.

13. Bapak H. Joko Sularso, SH Selaku Direktur PT. Sarana Karya Dua Satu

yang telah memberikan izin dan motivasi kepada penulis.

14. Rekan Kerja di PT. Sarana Karya Dua Satu yang telah memberikan motivasi

dan doa kepada penulis.

ii
15. Dan semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak/Ibu dan teman-teman

yang telah mendukung penulis. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga

laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Pontianak, 14 Juli 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
PRAKATA ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 5
1.3. Batasan Masalah .................................................................... 5
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Proses Bisnis .......................................................................... 8
2.2. Business Model Canvas ......................................................... 8
2.3. Sistem Informasi..................................................................... 13
2.3.1. Sistem.......................................................................... 13
2.3.2. Informasi......................................................................13
2.3.3. Sistem Informasi Akuntansi.........................................14
2.4. Akuntansi.................................................................................14
2.4.1. Pengertian Akuntansi...................................................14
2.4.2. Standar Akuntansi........................................................15
2.4.3. Siklus Akuntansi..........................................................17
2.5. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)........................22

iv
2.5.1. Definisi UMKM..........................................................22
2.5.2. Kriteria UMKM...........................................................23
2.5.3. Jenis UMKM...............................................................24
2.6. Standar Akuntansi Keuangan EMKM.....................................25
2.6.1. Laporan Keuangan SAK EMKM................................25
2.6.2. Tujuan Laporan Keuangan SAK EMKM....................27
2.7. Kuliner.....................................................................................28
2.8. Penetilian Terdahulu................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitian ................................................................... 31
3.2. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 31
3.3. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 32
3.4. Analisis Data........................................................................... 33
3.5. Teknik Analisis Data ............................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian....................................................................... 37
4.2. Analisa Data............................................................................ 38
4.2.1. Proses Bisnis............................................................. 38
4.2.2. Proses Identifikasi Informasi Akuntansi................... 42
4.2.3. Penyajian Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK EMKM........................................ 47
4.3. Pembahasan............................................................................ 50
4.3.1. Proses Bisnis............................................................. 50
4.3.2. Identifikasi Informasi Akuntansi.............................. 51
4.3.3. Penyajian Laporan Keuangan .................................. 51
BAB V PENUTUP
4.1. Kesimpulan ............................................................................ 53
4.2. Saran ...................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Format Buku Besar 4 Kolom............................................................20
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu.........................................................................28
Tabel 4.1. Bisnis Model Kanvas pada Usaha Pentol Ndower........................... 38
Tabel 4.2. Analisa informasi akuntansi I........................................................... 42
Tabel 4.3. analisa informasi akuntansi II...........................................................43
Tabel 4.4. analisa informasi akuntansi III..........................................................44
Tabel 4.5. analisa informasi akuntansi IV..........................................................44
Tabel 4.6. Analisa Informasi Akuntansi V........................................................45
Tabel 4.7. Analisa Informasi Akuntanci VI.......................................................46
Tabel 4.8. List Akun..........................................................................................47
Tabel 4.9 Tabel Laporan Posisi Keuangan ......................................................48
Tabel 4.10. Tabel Laporan Laba Rugi.................................................................49

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. The Nine Building Blocks Business Model Canvas..................... 9
Gambar 2.2. SiklusAkuntansi........................................................................... 17
Gambar 2.3. Format Buku Besar Bentuk T ..................................................... 20
Gambae 3.1. Analisis Data .............................................................................. 35

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Wawancara


Lampiran 2 : Perkembangan Data UMKM dan Usaha Besar Tahun 2016-2017

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia memiliki

peran penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Dengan

adanya sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pengangguran akibat

angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pun telah terbukti menjadi pilar

perekonomian yang tangguh (Setyorini dan Oktavianry, 2017). Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peranan vital dalam perekonomian.

Menurut data BPS 2017, jumlah UMKM di Indonesia 62,93 juta unit atau 99,99

persen dari total jumlah pelaku usaha nasional. UMKM memberikan konstribusi

terhadap kesempatan kerja sebesar 97,02 persen, dan terhadap pembentukan PDB

sebesar 60,00 persen. Ini menjadikan Indonesia dengan jumlah UMKM terbanyak

di dunia (Andry, 2016). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia harus

diprioritaskan oleh pemerintah dalam setiap perancangan pembangunan

perekonomian di Indonesia.

Perkembangan jumlah UMKM di Pontianak dari tahun 2017 ke tahun 2018

mengalami peningkatan sebanyak 205 unit atau 54%. Dari ke empat bidang

UMKM menurut Diskoperindag yaitu bidang kuliner, fashion, otomotif dan jasa

masing-masing level usaha memiliki keragaman yang berbeda. Data tersebut

dapat dilihat pada grafik berikut ini:


1
2

Sumber: Data Olahan UKM Kota Pontianak

Salah satu jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang saat ini

pertumbuhan bisnisnya sedang berkembang di Pontianak adalah bisnis di bidang

kuliner. Kegiatan bisnis di bidang kuliner ini mempunyai banyak kategori mulai

dari makanan pokok, makanan ringan maupun minuman. Menurut Ketua

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia menjelaskan bahwa

bisnis makanan dan minuman selalu masuk lima jenis investasi di Indonesia. Hal

itu memicu banyaknya daya tarik investor atas bisnis makanan dan minuman

(Aldo, 2015).

Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang

bertujuan untuk mendapatkan keuntungan (Griffin dan Eber, 2017). Jenis bisnis

secara umum yaitu bisnis jasa, dagang dan manufaktur. Namun, seiring

perkembangan zaman teknologi, bisnis berkembang sangat pesat yaitu bisnis


3

online. Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan secara online dengan

menggunakan jaringan internet, sedangkan informasi yang akan disampaikan atau

dijual biasanya menggunakan media atau aplikasi. Bisnis online memiliki prospek

yang cukup besar di masa mendatang, karena kini hampir semua orang

menginginkan kepraktisan dan kemudahan dalam hal memenuhi kebutuhan

sehari-hari (Majda, 2015).

Menurut Rummler dan Brache dalam Siegel (2008) proses bisnis adalah

sekumpulan kegiatan dalam bisnis untuk menghasilkan produk dan jasa. Kegiatan

proses bisnis ini dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan bantuan

sistem informasi. Suatu proses bisnis terdapat sebuah model bisnis yang

digunakan salah satunya yaitu Business Model Canvas. Business Model Canvas

adalah sebuah strategi dalam manajemen yang berupa visual chart yang terdiri

dari sembilan elemen. Sembilan elemen yang terdapat dalam Business Model

Canvas yaitu Customer Segments, Value Proposition, Channels, Revenue Streams,

Key Resource, Customer Relationship, Key Activities, Key Partnership dan Cost

Structure.

Setiap bisnis baik bisnis jasa, dagang, manufaktur maupun online pasti

melakukan transaksi. Setiap transaksi yang terjadi dalam bisnis harus dicatat

dengan baik dan benar sesuai bukti-bukti yang ada. Proses pencatatan transaksi

tersebut disebut dengan proses akuntansi atau siklus akuntansi.

Akuntansi adalah suatu seni atau keterampilan mengolah transaksi atau

kejadian yang setidak-tidaknya dapat diukur dengan uang menjadi laporan

keuangan dengan cara sedemikian rupa sistematisnya berdasarkan prinsip yang

diakui umum sehingga para pihak yang berkepentingan atas perusahaan dapat
4

mengetahui posisi keuangan dan hasil operasinya pada setiap waktu diperlukan

dan daripadanya dapat diambil keputusan maupun pemilihan berbagai alternatif

(Wuri, 2017).

Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu bisnis,

kemajuan suatu bisnis dapat dilihat dari proses akuntansi bisnis tersebut. Jika

proses akuntansinya tersusun dengan baik dan benar sesuai dengan bukti-bukti

yang ada, maka kemungkinan besar bisnis tersebut merupakan bisnis yang baik,

begitu pula sebaliknya. Proses akuntansi juga dapat disebut dengan siklus

akuntansi, contoh dari siklus akuntansi seperti transaksi, jurnal, posting buku

besar, neraca saldo, penyesuaian, neraca lajur, laporan keuangan, jurnal penutup

dan jurnal pembalik. Tujuan adanya siklus akuntansi untuk mempermudah

pemilik usaha atau pengguna laporan keuangan dalam menggunakan laporan

keuangan dan memperoleh informasi yang telah disajikan untuk mengambil

keputusan.

Pentol Ndower merupakan salah satu kuliner yang digemari oleh masyarakat

Pontianak. Pentol Ndower ini berbeda dengan usaha pentol lainnya, dikarenakan

pentol ndower ini menginovasikan pentol dengan campuran sambal dan tanpa

kuah. Pentol Ndower yang beralamat di Jalan Dr.Sutomo lebih tepatnya di

halaman cafe Dublin, merupakan salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) yang dimiliki oleh Mba Ami sejak tahun 2018. Berdasarkan

wawancara dan observasi Pentol Ndower, penulis menemukan permasalahan yang

dimana usaha Pentol Ndower tidak mengerti bagaimana proses identifikasi

informasi akuntansi, usaha Pentol Ndower juga hanya membuat laporan keuangan

seadanya tidak sesuai dengan standar akuntansi yang sebenarnya.


5

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk membantu

usaha Pentol Ndower mengidentifikasikan informasi akuntansi pada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) Pentol Ndower agar lebih baik dan hasil penelitian

ini juga sebagai Tugas Akhir dari penulis. Penulis mengangkat judul

“Perancangan Laporan Keuangan dengan Pendekatan Business Model

Canvas Studi Kasus UMKM Pentol Ndower Pontianak”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan penulis, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses bisnis ?

2. Bagaimana identifikasi informasi akuntansi jenis kuliner studi kasus

Pentol Ndower ?

3. Bagaimana laporan keuangan pada Pentol Ndower disajikan setelah di

identifikasi ?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah atau ruang lingkung penulisan Tugas Akhir ini yaitu ;

1. Proses identifikasi hanya pada pengeluaran dan pendapatan Pentol

Ndower.

2. Penyusunan laporan keuangan terdiri dari Laporan Laba Rugi dan Laporan

Posisi Keuangan.
6

1.4 Tujuan Penelitian

1. Memberikan informasi tentang proses bisnis pada Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) Pentol Ndower dengan pendekatan Business Model

Canvas.

2. Memberikan informasi yang dapat membantu pelaku bisnis Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) Pentol Ndower dalam memahami

identifikasi informasi akuntansi pada usahanya.

3. Memberikan informasi tentang kondisi keuangan Pentol Ndower melalui

penyusunan laporan keuangan yang sesuai standar akuntansi.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

1. Memberikan pemahaman tentang identifikasi informasi akuntansi pada

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

2. Memberikan konstribusi yang bermanfaat bagi Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan

standar akuntansi keuangan.

3. Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang

telah dipelajari selama ini sehingga dapat memperdalam pengetahuan

tentang penelitian dan menambah wawasan.


7

b. Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan masukan atau sumbangan informasi terhadap usaha

mengenai identifikasi informasi akuntansi pada UMKM.

2. Sebagai bahan informasi kepada akademisi dan masyarakat mengenai

identifikasi informasi akuntansi pada UMKM.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Proses Bisnis

Proses bisnis adalah kumpulan dari proses dan berisi kumpulan aktifitas

(tasks) yang saling berelasi satu sama lain untuk menghasilkan suatu keluaran

yang mendukung pada tujuan proses bisnis yang berorientasikan pada jumlah dan

kualitas produk output, minimal dalam menggunakan sumber daya dan dapat

beradaptasi sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pasar (Widayanto, 2017).

Menurut System (2004) dalam sebuah proses bisnis harus mempunyai (1)

tujuan yang jelas, (2) adanya masukan, (3) adanya keluaran, (4) menggunakan

resource, (5) mempunyai sejumlah kegiatan yang dalam beberapa tahapan, (6)

dapat mempengaruhi lebih dari satu unit dalam organisasi, dan (7) dapat

menciptakan nilai atau value bagi konsumen.

Menurut Weske (2007) sebuah proses bisnis terdiri dari serangkaian

kegiatan yang dilakukan dalam koordinasi di lingkungan bisnis dan teknis.

Serangkaian kegiatan ini bersama-sama mewujudkan strategi bisnis. Suatu proses

bisnis biasanya diberlakukan dalam suatu organisasi, tapi dapat juga saling

berinteraksi dengan proses bisnis yang dilakukan oleh organisasi lain.

2.2. Business Model Canvas

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012) business model canvas adalah

sebuah bahasa yang sama untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai,

8
9

dan mengubah model bisnis pada suatu perusahaan. Konsep ini juga dapat

sebagai alat untuk mendeskripsikan, menganalisa, dan merancang model bisnis

pada suatu perusahaan. Konsep business model canvas terdiri dari 9 elemen yaitu

value propositions, customer segments, customer relationship, channels, key

resources, key activities, key partnership, cost structure, dan revenue streams

(Osterwalder dan Pigneur, 2012).

Gambar 2.1. The Nine Building Blocks Business Model Canvas

Berikut ini adalah penjelasan The Nine Building Blocks Business Model Canvas

menurut Osterwalder dan Pigneur (2012):

a. Segmen Pelanggan (Customer Segments)

Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau

organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Suatu

perusahaan perlu memperhatikan pelanggannya, hal ini disebabkan karena

pelanggan adalah inti dari semua model bisnis. Setelah itu, perusahaan dapat

merancang model bisnis dengan pemahaman yang tepat mengenai kebutuhan

spesifik pelanggan.
10

b. Proposisi Nilai (Value Propositions)

Blok bangunan proposisi nilai menggambarkan gabungan antara produk dan

layanan yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik. Value

propositions (proposisi nilai) merupakan salah satu alasan bagi pelanggan

untuk beralih dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Setiap proposisi

nilai terdiri dari gabungan produk dan/atau jasa tertentu yang dapat melayani

kebutuhan-kebutuhan dari segmen pelanggan yang spesifik. Sehingga

proposisi nilai merupakan kesatuan, atau gabungan dari manfaat-manfaat

yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan.

c. Saluran (Channels)

Blok bangunan saluran menggambarkan tentang bagaimana sebuah

perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau

mereka untuk memberikan value.

Channels dibedakan menjadi langsung dan tidak langsung, sebagaimana juga

dibedakan menjadi channel milik sendiri dan channel milik partner. Channel

milik sendiri yang bersifat langsung contohnya in-house sales dan website.

Sedangkan channel milik sendiri yang bersifat tidak langsung, contohnya

retail. Channel milik partner bersifat tidak langsung dan memungkinkan

perusahaan untuk memperluas jangkauan dan manfaat dari kekuatan partner.

Contohnya grosir, retail, atau website milik partner. Channel terdiri dari fase

awareness, evaluation, purchase, delivery, dan aftersales.


11

d. Hubungan Pelanggan (Customer Relationships)

Blok bangunan hubungan pelanggan menggambarkan berbagai jenis

hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang

spesifik (Osterwalder dan Pigneur, 2012). Hubungan pelanggan menjelaskan

bahwa sebuah perusahaan harus menentukan jenis hubungan yang ingin

dibangun bersama segmen pelanggannya.

e. Aliran Pendapatan (Revenue Streams)

Blok bangunan arus pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan

oleh perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan, bahwa biaya harus

mengurangi pendapatan untuk menghasilkan pemasukan. Suatu model bisnis

melibatkan dua jenis arus pendapatan yaitu pendapatan transaksi yang

dihasilkan dari satu kali pembayaran oleh pelanggan dan pendapatan yang

berkelanjutan atau bersifat berulang yang dihasilkan dengan memberikan

proposisi nilai pada pelanggan maupun menyediakan dukungan pelanggan

pasca pembelian.

f. Kegiatan Utama (Key Activities)

Blok bangunan aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus

dilakukan oleh perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja sesuai dengan

tujuan perusahaan. Setiap model bisnis membutuhkan sejumlah aktivitas

kunci, yaitu berupa tindakan-tindakan terpenting yang harus diambil oleh

perusahaan agar dapat beroperasi dengan baik. Key activities dapat


12

dikategorikan ke dalam produksi, pemecahan masalah, dan platform atau

jaringan berupa layanan dan promosi.

g. Sumber Kunci (Key Resources)

Blok bangunan sumber daya utama menggambarkan aset-aset terpenting yang

diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Setiap model bisnis

memerlukan sumber daya utama. Sumber daya ini memungkinkan suatu

perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar,

mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan, dan memperoleh

pendapatan. Sumber daya utama dapat berbentuk fisik, finansial, intelektual

atau manusia.

h. Kemitraan Kunci (Key Partnership)

Blok bangunan kemitraan utama yang menggambarkan jaringan pemasok dan

mitra yang membuat model bisnis suatu perusahaan dapat bekerja.

Perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai alasan dan kemitraan

menjadi landasan yang penting dari berbagai model bisnis. Perusahaan

menciptakan kemitraan yang bertujuan untuk mengoptimalkan model bisnis,

mengurangi risiko, atau memperoleh sumber daya mereka.

i. Struktur Biaya (Cost Structure)

Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk mengoperasikan sebuah model bisnis. Blok bangunan ini

menjelaskan mengenai biaya-biaya terpenting yang muncul ketika suatu

perusahaan mengoperasikan model bisnis tertentu. Perhitungan struktur biaya


13

akan lebih mudah apabila sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci dan

kemitraan utama telah ditemukan.

2.3. Sistem Informasi

2.3.1. Sistem

Sistem adalah bagian-bagian yang saling berkaitan dan bekerja sama

dalam suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Sistem itu terdiri dari beberapa

bagian diantaranya input (masukkan), proses, dan ouput (keluaran) (Sujarweni,

2015).

Menurut Husein dan Wibowo (2011) sistem adalah seperangkat komponen

yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses,

menyimpan, dan mendristribusikan informasi untuk mendukung pembuatan

keputusan dan pengawasan dalam organisasi.

Berdasarkan pengertian sistem di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

adalah suatu bagian yang saling berkaitan untuk mendukung pembuatan

keputusan dan pengawasan dalam organisasi.

2.3.2. Informasi

Menurut Krismaji (2015) informasi adalah data yang telah diorganisasi

dan telah memiliki kegunaan danmanfaat.

Sedangkan menurut Romney dan Steinbart (2015) informasi adalah data

yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses

pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan

yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi.
14

Berdasarkan pengertian informasi di atas dapat disimpulkan bahwa

informasi adalah data yang diolah agar bermanfaat dalam pengambilan keputusan

bagi penggunanya.

2.3.3. Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Azhar Susanto (2017) sistem informasi akuntansi dapat

didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi) dari sub-sub sistem atau komponen

baik fisik maupun nonfisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama

lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan

masalah keuangan menjadi informasi keuangan.

Menurut Krismiaji (2015) sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem

yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang

bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.

Berdasarkan pengertian sistem informasi akuntansi di atas dapat

disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang

memproses dan mengumpulkan data serta transaksi untuk menghasilkan infromasi

yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

2.4. Akuntansi

2.4.1. Pengertian Akuntansi

Menurut Suhayati dan Dewi (2013) Akuntansi adalah suatu proses

mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk

memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi yang

bersangkutan.
15

Menurut Rudianto (2012) Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan,

menganalisis, menyajikan, dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat,

meringkas dan melaporkan aktivitas atau transaksi perusahaan dalam bentuk

informasi keuangan.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa

akuntansi adalah suatu sistem pencatatan dalam menjalankan proses mengenali,

mengukur, mengidentifikasi mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk

pengambilan keputusan di dalam menjalankan suatu kegiatan.

2.4.2. Standar Akuntansi

Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan

Standar Akuntansi sebagai berikut:

”Standar Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan


informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda
dapat dibandingkan dengan lebih mudah kumpulan konsep, standar, prosedur,
metode, konvensi, kebiasaan dan raktik yang dipiih dan dianggap berterima
umum.”
Dalam proses akuntansi, seorang akuntan harus menjalankannya sesuai

standar akuntansi yang berlaku. Standar akuntansi keuangan (SAK) adalah

metode dan format baku dalam penyajian informasi laporan keuangan suatu

kegiatan bisnis (Karina, 2017).

Di Indonesia, standar akuntansi berkembang menjadi 4 (empat) yang

disusun dengan mengikuti perkembangan dunia usaha. Berikut adalah 4 (empat)

pilar dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia:

1. PSAK-IFRS
16

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial Report

Standard (PSAK) adalah nama lain sari SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang

diterapkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada Tahun 2012 lalu. Standar ini

digunakan untuk badan atau bisnis yang memiliki akuntabilitas publik, yaitu

badan yang terdaftar atau masih dalam proses pendaftaran di pasar modal seperti

perusahaan publik, asuransi, perbankan, BUMN, ataupun perusahaan dana

pensiun. PSAK sama dengan SAK, sama-sama bertujuan untuk memberikan

informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan. Sedangkan penggunaan

IFRS sendiri ditentukan karena Indonesia merupakan anggota IFAC (Internatinal

Federation of Accountants) yang menjadikan IFRS sebagai standar akuntansi

mereka (Karina, 2017)

2. SAK-ETAP

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK-

ETAP) digunakan untuk entitas yang akuntabilitas publiknya tidak signifikan dan

laporan keuangannya hanya untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.

3. PSAK-Syariah

PSAK-Syariah merupakan pedoman yang dapat digunakan untuk lembaga-

lembaga kebijakan syariah seperti bank syariah, pegadaian syariah, badan zakat,

dan lain sebagainya. Pengembangan standar akuntansi ini dibuat berdasarkan

acuan dari fatwa yang dikeluarkan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia).

4. SAP

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) telah ditetapkan sebagai peraturan

pemerintah yang diterapkan untuk entitas pemeritah dalam menyusun Laporan


17

Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(LKPD) (Karina,2017).

2.4.3. Siklus Akuntansi

Menurut Fitria (2014) Siklus Akuntansi merupakan gambaran tahapan

kegiatan akuntansi yang meliputi pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran dan

pelaporan yang dimulai saat terjadi sebuah transaksi dalam sebuah perusahaan.

Sedangkan menurut Pura (2013) Siklus Akuntansi adalah serangkaian

kegiatan akuntansi yang dilakukan secara sistematika dimulai dari pencatatan

akuntansi sampai dengan penutupan pembukuan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa siklus akuntansi

merupakan serangkaian proses yang menggambarkan tahapan aktivitas atau

kegiatan akuntansi secara sistematika dengan melakukan pencatatan,

penggolongan, pengikhtisaran dan pelaporan yang dimulai saat terjadi sebuah

transaksi dalam sebuah perusahaan.

Pencatatan

Transaksi Bukti Transaksi Jurnal

Penutupan / Posting
Penyesuaian
Kembali
Buku Besar

Laporan Keuangan

Neraca Lajur Penyesuaian Neraca


18

Gambar 2.2 SiklusAkuntansi

1. Transaksi

Menurut Effendi (2014) Transaksi adalah suatu peristiwa yang perlu dicatat.

Transaksi yang perlu dicatat misalnya transaksi pembelian, penjualan,

pembayaran gaji, dan lain-lain. Sedangkan menurut Rudianto (2012) Transaksi

adalah peristiwa bisnis yang dapat diukur dengan menggunakan satuan moneter

dan yang menyebabkan perubahan disalah satu unsur posisi keuangan perusahaan.

2. Transaksi atau Bukti

Menurut Hermawan dan Masyhad (2006) kegiatan proses atau siklus

akuntansi keuangan perusahaan. Transaksi yang dimaksud adalah kejadian yang

mengubah dan berdampak pada posisi keuangan. Untuk transaksi yang tidak

mempengaruhi posisi keuangan perusahaan tidak akan diproses dalam kegiatan

akuntansi.

3. Jurnal

Menurut Rudianto (2012) jurnal adalah buku yang digunakan untuk mencatat

transaksi perusahaan secara kronologis, sedangkan menjurnal adalah aktivitas

meringkas dan mencatat transaksi perusahaan di buku jurnal dengan

menggunakan urutan tertentu berdasarkan dokumen dasar yang dimiliki.

Pencatatan transaksi dalam buku jurnal dapat dilakukan berdasarkan nomor urut

faktur atau tanggal terjadinya transaksi.

Jurnal dibagi menjadi 2 yaitu:


19

a. Jurnal umum

Jurnal yang digunakan untuk mencatat semua pengaruh transaksi terhadap

rekening kecuali transaksi yang sudah tercatat di jurnal khusus.

b. Jurnal khusus

Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat transaksi sejenis yang terjadi

berulang kali.

4. Posting

Posting atau pemindahbukuan digunakan untuk memindahkan jurnal-jurnal

yang ada ke dalam buku besar. Posting ini dilakukan dengan memindahkan nama

rekening, jumlah yang ada di dalam kolom debit maupun kolom kredit yang ada

di jurnal ke buku besar yang sesuai baik sisi debit dan sisi kredit, tanggal

transaksi, keterangan dan halaman jurnal juga harus dipindahkan dari jurnal ke

buku besar.

5. Buku Besar

Menurut Amalia (2017) Buku besar adalah alat yang digunakan untuk

mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu akun yang disebabkan

karena adanya transaksi keuangan. Buku ini berisi tentang perkiraan-perkiraan

yang mengikhtisarkan pengaruh adanya transaksi keuangan terhadap perubahan

sejumlah akun seperti aktiva, kewajiban dan modal perusahaan. Contoh format

Buku Besar bentuk T dan 4 kolom terdapat pada gambar 2.3


20

Gambar 2.3
Format Buku Besar Bentuk T

Tabel 2.1.
Format Buku Besar 4 Kolom
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
xxx xxx xxx xxx xxx

6. Neraca Saldo

Menurut Hermawan dan Masyhad (2006) Neraca Saldo adalah daftar semua

rekening beserta saldonya yaitu berupa rekening buku besar akan disusun beserta

saldonya sebagai pengujian sebelum melangkah ke proses berikutnya. Tujuan dari

neraca saldo yaitu: (1) menguji kesamaan debit dan kredit di dalam buku besar,

(2) mempermudah penyusunan laporan keuangan.

7. Ayat Jurnal Penyesuaian


21

Menurut Rudianto (2012) Ayat Jurnal Penyesuaian adalah aktivitas untuk

mengkoreksi akun/perkiraan sehingga laporan yang dibuat berdasarkan akun

tersebut dapat menunjukkan pendapatan, asset, dan kewajiban yang lebih sesuai.

8. Neraca Lajur

Neraca lajur atau disebut juga kertas kerja (worksheet)merupakan sebuah

lembaran kertas dengan lajur-lajur atau kolom-kolom yang direncanakan secara

khusus untuk menghimpun semua data-data akuntansi yang dibutuhkan pada saat

perusahaan akan menyusun laporan keuangan dengan cara sistematis. Neraca lajur

juga berfungsi sebagai alat bantu yang bertujuan mempermudah penyusunan

laporan keuangan manual (Ardela, 2018).

9. Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2010) Laporan Keuangan adalah suatu bentuk pelaporan

yang terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan ekuitas.

Neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aset, kewajiban, dan ekuitas

dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Menurut Standar Akuntansi

Keuangan (2017) Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi

keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

10. Jurnal Penutup

Menurut Suharli (2006) Jurnal penutup disusun untuk memenuhi asumsi

dasar periodicity. Kinerja perusahaan yang tercermin dalam laba/rugi terbagi

dalam periode akuntansi tertentu. Setiap pergantian periode, penghasilan dan

beban harus dimulai dari 0 (nol) untuk mencerminkan kinerja sesungguhnya pada

masing-masing periode.
22

11. Neraca Saldo Setelah Penutupan

Neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan

penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Seperti

halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur, neraca saldo

setelah penutupan adalah daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Hal ini

dilakukan untuk meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang

untuk memulai periode akuntansi berikutnya (Subekti, 2012).

2.5. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

2.5.1. Definisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil dam Menengah (UMKM) diatur berdasarkan Undang-

Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Berikut

ini definisi menurut isi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 :

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang ini.


23

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2.5.2. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro,

kecil dan menengah sesuai kriteria jenis usaha masing-masing yang didasarkan

atas peredaran usaha dan/atau jumlah aktiva yang dimiliki sebagai berikut:

1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

a) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah).

3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:


24

a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.5.3. Jenis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Didalam pelaksanaannya, UMKM ini memiliki beberapa jenis. Jenis ini

berfungsi untuk bisa membagi beberapa jenis UMKM supaya mudah dalam

proses perizinan. Berikut jenis UMKM:

1. Kuliner

Kuliner merupakan suatu usaha yang bergerak dalam segala macam bidang

makanan dan minuman. Jenis usaha ini merupakan usaha yang seringkali diminati

dari generasi muda maupun tua (Ibeng, 2019).

2. Fashion

Fashion merupakan suatu usaha di bidang pakaian. Salah satu kebutuhan

pokok manusia ialah pakaian (Ibeng, 2019). Usaha fashion ini merupakan usaha

yang menjanjikan karena tiap-tiap orang membutuhkan pakaian. Jenis usaha ini

juga banyak peminatnya, karena setiap tren pakaian baru selalu muncul yang tentu

memberikan peningkatan penghasilan para pelaku usaha fashion.

3. Jasa
25

Menurut Rambat Lupiyoadi (2013) jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang

hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang

biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan

memberikan nilai tambah atau pemecahan akan masalah yang dihadapi konsumen.

2.6. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah

(SAK-EMKM)

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2016) SAK-EMKM merupakan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah yang dirancang

secara khusus sebagai standar akuntansi keuangan pada UMKM. Standar

Keuangan ini disusun dan disahkan oleh IAI atau Ikatan Akuntan Indonesia pada

2016 dan berlaku efektif pada 1 Januari 2018. Menurut Ikatan Akuntan

Indonesia, SAK EMKM merupakan standar akuntansi keuangan yang jauh lebih

sederhana bila dibandingkan dengan SAK ETAP. Misalnya, dari sisi teknikal,

SAK EMKM murni menggunakan dasar pengukuran biaya historis sehingga

EMKM cukup mencatat aset dan liabilitasnya sebesar biaya perolehannya.

2.6.1. Laporan Keuangan SAK-EMKM

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK-EMKM) laporan keuangan usaha mikro

kecil menengah terbagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut:

1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Informasi posisi keuangan entitas terdiri dari informasi mengenai aset,

liabilitas, dan ekuitas entitas pada tanggal tertentu dan disajikan dalam laporan
26

posisi keuangan. Unsur-unsur posisi keuangan dapat didefinisikan sebagai

berikut:

a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh oleh entitas.

b. Liabilitas adalah bahwa kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa

masa lalu, yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber

daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

c. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas yang telah dikurangi seluruh

liabilitasnya.

2. Laporan Laba Rugi

Menurut Hermawan dan Masyhad (2006) “Laporan laba rugi memberikan

informasi tentang keberhasilan atau kegagalan manajemen dalam mengelola

perusahaan atau dengan kata lain laporan laba rugi adalah laporan yang

menggambarkan hasil-hasil operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu”.

Laporan laba rugi membandingkan antara pendapatan yang di peroleh dengan

biaya-biaya yang di bayar. Perbandingan ini menghasilkan laba atau rugi. Bila

lebih besar pendapatan maka laba dan bila lebih besar biaya maka rugi. Dengan

demikian laporan laba rugi berisi elemen-elemen pendapatan, biaya, laba atau

rugi. Pendapatan adalah kenaikan aktiva akibat aliran masuk dan (kas atau

lainnya) ke dalah perusahaan karena perusahaan menjual barang atau jasa kepada

konsumen sesuai tujuan perusahaan. Sedangkan biaya adalah aliran keluar

kekayaan atau aktiva yang melekat pada produk atau jasa yang di serahkan
27

perusahaan kepada konsumen dalam rangka memperoleh pendapatan. Laba atau

rugi adalah selisih lebih atau kurang antara pendapatan dan biaya (Hermawan dan

Masyhad, 2006)

3. Catatan atas Laporan Keuangan

Informasi yang disajikan Catatan atas Laporan Keuangan dalam SAK EMKM

menurut Ikatan Akuntansi Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan

SAK EMKM

2. Ikhtisar kebijakan akuntansi

3. Informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi

penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk

memahami laporan keuangan.

Jenis informasi tambahan dan rincian yang disajikan bergantung pada jenis

kegiatan usaha yang dilakukan oleh entitas. Catatan atas laporan keuangan

disajikan secara sistematis sepanjang hal tersebut praktis. Setiap akun dalam

laporan keuangan merujuk silang ke informasi terkait dalam catatan atas laporan

keuangan.

2.6.2. Tujuan Laporan Keuangan SAK-EMKM

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK-EMKM) tujuan laporan keuangan adalah

untuk menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas
28

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan

khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. pengguna tersebut

meliputi penyedia sumber daya bagi entitas seperti kreditor maupun investor.

Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan

pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

2.7. Kuliner

Secara harfiah, kuliner adalah kata yang biasa digunakan untuk merujuk

pada sesuatu yang berhubungan dengan memasak atau profesi kuliner. Profesi

kuliner sendiri dapat diartikan profesi untuk memasak atau mempersiapkan

produk makanan, seperti chef, management restaurant, ahli penata diet, ahli gizi

dan sebagainya. Produk makanan merupakan hasil proses pengolahan bahan

mentah menjadi makanan siap dihidangkan melalui kegiatan memasak Culinary

dalam bahasa Inggris berarti hal urusan dapur yang berkenaan dengan keahlian

masak-memasak (Candra, 2010).

2.8. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2.
Penelitian Terdahulu
Metode
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
1. Irma Wati Penerapan Akuntansi Metode Hasil dari penelitian ini
Kansil (2013) pada Usaha Kecil dan Kualitatif menunjukkan bahwa
Menengah pendekatan pelaporan keuangan pada
Nonprobabilit beberapa UKM masih
y Sampling sederhana yaitu dengan
29

(Tidak Acak)melakukan pencatatan


dengan transaksi yang sering
Purposive terjadi dalam usahanya.
Sampling. Salah satu hal yang
mempengaruhi adalah
karena latar belakang
pendidikan yang
mengerti mengenai
proses akuntansi
sangatlah sedikit di
bandingkan yang
lainnya.
2. Jilma (2017) Penyusunan Laporan Analisis data Laporan keuangan
Keuangan UMKM kualitatif dan UMKM Bintang Malam
Berdasarkan SAK interaktif yang disusun peneliti
EMKM (Study Kasus berdasarkan SAK
di UMKM Bintang EMKM menyajikan
Malam Pekalongan) Posisi Keuangan dalam
neraca per 30 April
2017. Catatan atas
Laporan Keuangan yang
menyajikan gambaran
umum perusahaan,
pernyataan bahwa
penyusunan laporan
menggunakan SAK
EMKM sebagai dasar
penyusunan yang
digunakan serta
kebijakan akuntansi yang
diterapkan dalam
instrument keuangan
yang disajikan dalam
laporan keuangan.

3. Fauzi (2016) Penyusunan Laporan Metode Hasil penelitian


Keuangan pada kualitatif menunjukkan bahwa
Laundry Fresco dengan penerapan proses
Pontianak Periode pendekatan akuntansi pada Laundry
Mei 2016 studi kasus dan Fresco sama sekali tidak
30

deskriptif ada atau dengan kata lain


dari awal buka hingga di
lakukan nya penelitian
Laundry Fresco sama
sekali belum pernah
melakukkan proses
akuntansi. Hal ini terjadi
karena pemilik usaha
tersebut sama sekali
tidak mengetahui
bagaimana cara
membuat laporan
akuntansi.
Sumber : Penelitian Terdahulu

Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya adalah

perancangan laporan keuangan menggunakan pendekatan Business Model Canvas

sedangkan peneliti sebelumnya tidak menggunakan pendekatan tersebut.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Penelitian dengan judul Perancangan Laporan Keuangan dengan

Pendekatan Business Model Canvas Studi Kasus UMKM Pentol Ndower di Kota

Pontianak adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian

deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan

manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,

hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena

lainnya (Sukmadinata, 2006). Studi kasus merupakan suatu inkuiri empiris yang

menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas

antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan dimana multisumber

bukti dimanfaatkan (Yin, 2015).

Penulis menggunakan penelitian deskriptif berbentuk studi kasus untuk

memberikan penjelasan secara tertulis mengenai perancangan laporan keuangan

dengan pendekatan business model canvas dan mengidentifikasi informasi

akuntansi pada usaha Pentol Ndower di Kota Pontianak.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan penulis

mendapatkan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang berasal

31
32

dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi

ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau

dalam istilah teknisnya responden yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian

atau orang yang kita jadikan sebagai sarana informasi ataupun data (Umi, 2008).

Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari

sumber yang telah ada. Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi

perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, situs web, internet

dan seterusnya (Uma, 2011).

Data primer yang penulis dapatkan berupa wawancara langsung dengan

pemilik usaha Pentol Ndower. Sedangkan data sekunder yang penulis dapatkan

yaitu berupa catatan pembukuan usaha Pentol Ndower.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini yaitu:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Moleong, 2010). Dalam wawancara ini penulis mewawancarai Ibu

Ami sebagai pemilik usaha Pentol Ndower.


33

2. Studi Kepustakaan

Menurut Sugiyono (2012) studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis

dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang

berkembang pada situasi social yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat

penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan

lepas dari literatur-literatur ilmiah.

Bagi penulis studi pustaka juga dilakukan untuk mendapatkan landasan teori

yang dapat dijadikan pedoman ketika melakukan pemecahan masalah dan

merumuskan hipotesis yang akan diuji. Dengan melakukan studi pustaka penulis

juga dapat menghindari penelitian terhadap aspek-aspek dari suatu permasalahan

yang telah diteliti sebelumnya. Studi kepustakaan yang dilakukan penulis berupa

buku yang ada di perpustakaan.

3. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang terakhir penulis lakukan adalah studi

dokumentansi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan dokumen-dokumen dari Pentol Ndower yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Dokumen yang didapat dari penulis yaitu berupa catatan

pemasukan dan pengeluaran modal awal dari usaha Pentol Ndower.

3.4. Analisis Data

Analisis data akan dilakukan penulis setelah penulis memperoleh data-data

yang diperlukan dalam penelitian ini dengan menggunakan data kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Ibrahim, 2015), penelitian kualitatif adalah
34

salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan

atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.

Penulis menggunakan metode kualitatif untuk mengolah data yang telah

didapat dari usaha kuliner Pentol Ndower menjadi sebuah laporan keuangan agar

dapat dibaca dan dipahami oleh pihak yang membutuhkan serta memberikan

pengetahuan yang dapat diterapkan di usaha kuliner Pentol Ndower sebagai

pedoman untuk menerapkan proses akuntansi yang benar.

Menurut Miles dan Faisal dalam Sujarweni (2014) analisis data dilakukan

selama pengumpulan data di lapangan dan setelah semua data terkumpul dengan

teknik analisis model interaktif. Analisis data berlangsung secara bersama-sama

dengan proses pengumpulan data dengan alur tahapan sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang

terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi,

dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting.

Data hasil mengihtiarkan dan memilah-milah berdasarkan satuan konsep, tema,

dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil

pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data sebagai

tambahan atas data sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.

b. Penyajian Data

Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan

dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-

pola hubungan satu data dengan data lainnya.


35

c. Penyimpulan dan Verifikasi

Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan

reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara

sistematis akan disimpulkan sementara. Kesimpulan yang diperoleh pada tahap

awal biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan semakin

tegas dan memiliki dasar yang kuat. Kesimpulan sementara perlu diverifikasi.

Teknik yang dapat digunakan untuk memverifikasi adalah triangulasi sumber data

dan metode, diskusi teman sejawat, dan pengecekan anggota.

d. Kesimpulan Akhir

Kesimpulan akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara yang telah

diverifikasi. Kesimpulan final ini diharapkan dapat diperoleh setelah

pengumpulan data selesai.

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan Akhir

Gambar 3.1
Analisis Data
36

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan langkah-langkah dalam menyelesaikan

masalah penelitian. Adapun teknik analisis data yang dilakukan penulis pada

proses akuntansi secara manual dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut:

1. Business Model Canvas

Alat untuk mendeskripsikan, menganalisa, dan merancang model bisnis pada

suatu perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pada perusahaan. Konsep

business model canvas terdiri dari 9 elemen yaitu value propositions,

customer segments, customer relationship, channels, key resources, key

activities, key partnership, cost structure, dan revenue streams (Osterwalder

dan Pigneur, 2012).

2. Cost Structure dan Revenue Streams

Cost Structure ialah gambaran semua biaya yang dikeluarkan dan Revenue

Stream ialah gambaran pendapatan yang dihasilkan suatu perusahaan

(Osterwalder dan Pigneur, 2012).

3. Standar Akuntansi Keuangan (SAK EMKM)

SAK EMKM digunakan oleh entitas yang tidak atau belum mampu

memenuhi persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK EMKM. Dalam

penelitian ini SAK EMKM merupakan alat analisis untuk meletakkan akun

sesuai dengan tempatnya di dalam sebuah laporan keuangan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis pada usaha

Pentol Ndower, penulis memaparkan bahwa usaha Pentol Ndower yang beralamat

di Jalan Dr.Sutomo lebih tepatnya di halaman cafe Dublin. Usaha ini di dirikan

oleh Ibu Ami sejak tahun 2018 dengan omset kurang lebih Rp 300.000.000,-

pertahun. Awalnya pemilik memilih dan memulai usahanya ini dikarenakan

melihat perkembangan zaman, pemilik ingin membuat jajanan anak-anak dahulu

lebih tepatnya jajanan pentol menjadi lebih inovatif. Jajanan pentol hampir mirip

dengan bakso, tetapi tidak menggunakan mie dan kuah. Jajanan pentol dahulu

hanya menggunakan kecap dan saos instant yang dijual oleh pedagang keliling.

Maka dari itu, Ibu Ami ingin membuat jajanan pentol yang lebih higenis,

memiliki ciri khas sendiri dengan racikan sambal yang berbeda dengan yang lain

dan bisa dikonsumsi oleh semua kalangan.

Berdasarkan profil usaha Pentol Ndower diatas menjadi dasar penulis

untuk memulai mencari informasi tentang bagaimana pelaku bisnis tersebut

mengetahui rekaman ekonomi dalam usahanya. Pada kenyataannya usaha Pentol

Ndower hanya mencatat di buku kecil (notes) biaya pengeluaran untuk bahan

baku dan biaya pemasukkan dari hasil penjualan pentol tanpa melakukan

pencatatan berdasarkan ketentuan yang berlaku pada Usaha Mikro Kecil dan

Menengah(UMKM).

37
38

4.2. Analisa Data

4.2.1. Proses Bisnis

Setelah penulis mengumpulkan informasi dengan melakukan wawancara

dan rekaman informasi ekonomi, sebagaimana yang telah dijelaskan pemilik

usaha Pentol Ndower sendiri ingin mengembangkan usahanya untuk masa yang

akan datang dan penulis menggunakan bisnis model yaitu bisnis model kanvas

untuk mengembangkan usaha Pentol Ndower kedepannya. Berikut adalah

pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dengan menerapkan

bisnis model kanvas:

Tabel 4.1. Bisnis Model Kanvas pada Usaha Pentol Ndower

Kemitraan Kegiatan Hubungan Segmen


Proposisi Nilai
Kunci Utama Pelanggan Pelanggan

1. Pembelian 1. Memberikan
bahan baku pelayanan yang
berupa daging ramah dan
yang segar kecepatan dalam 1. Memberikan
dan cabe yang melayani pelayanan yang
1.  Gojek (Go- berkwalitas 2. Pemilihan daging baik kepada
food) baik. dan cabe yang pelanggan 1. Kawasan
2. Mengecek baik dalam 2. Memberikan
2. Penggiling jalan
olahan keadaan masih harga yang
daging dan Dr.Sutomo
gilingan segar dapat dijangkau
cabe 2. Anggota
daging dan 3. Selalu oleh semua keluarga
olahan memberikan kalangan
3. Penjual 3. Mahasiswa
gilingan cabe hidangan yang
daging dan 4. Pelajar
3. Penjualan panas
cabe 5. Masyarakat
Pentol 4. Memiliki rasa
umum
Ndower sambal yang
4. Keluarga
berbeda dari yang
Sumber lain.
5. Mempertahankan Saluran
Kunci kualitas pentol
1. Aset fisik 6. Memberikan 1. Promosi
(Gerobak, taburan bawang dalam bentuk
kompor, gas, diatas pentol online
alat (Instagram,
39

memasak) Facebook)
2. Aset finansial 2. Mengikuti
(kas Pentol event UMKM
Ndower)  fair
Struktur Biaya Aliran Pendapatan
1. Membeli perlengkapan
2. Membeli peralatan
3. Membeli persediaan bahan baku
1. Pendapatan dari penjualan pentol
4. Membayar upah gilingan daging dan cabe
2. Uang untuk memulai usaha
5. Membayar voucher listrik

a. Segmen Pelanggan (Customer Segments)

Customer segments atau segmen pelanggan menggambarkan sekelompok

orang yang ingin dijangkau oleh usaha Pentol Ndower. Segmen pelanggannya

adalah masyarakat yang berada di kawasan jalan Dr.Sutomo, masyarakat umum

seperti anggota keluarga, mahasiswa, pelajar serta masyarakat yang melalui jalan

Dr.Sutomo.

b. Proposisi Nilai (Value Propositions)

Value propositions menggambarkan gabungan antara produk dan layanan

yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan. Nilai yang ditawarkan oleh

usaha Pentol Ndower adalah memberikan kualitas daging dan cabe yang baik

dalam keadaan masih segar agar bisa mempertahankan kualitas pentol dan sambal,

selalu memberikan hidangan yang panas saat penjualan Pentol Ndower agar

tampilan pentol dan rasa lebih menarik, memberikan rasa sambal yang khas beda

dari yang lain, memberikan taburan bawang diatas pentol dan memberikan
40

pelayanan yang ramah serta kecepatan dalam melayani pelanggan saat pembelian

Pentol Ndower.

c. Saluran (Channels)

Channels menggambarkan tentang bagaimana menyampaikan nilai-nilai

kepada pelanggan. Pentol Ndower menyampaikan nilai dan menjangkau

pelanggannya dengan memanfaatkan media sosial sebagai media saluran yang

jauh lebih ekonomis, efektif dan efisien seperti membuat Official Acoount di

Instagram dan Facebook, selain itu Pentol Ndower juga memiliki peluang untuk

menambah pelanggan dengan mengikuti kegiatan event UMKM fair.

d. Hubungan Pelanggan (Customer Relationships)

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan mencari

konsumen baru, maka di customer relationship menggambarkan berbagai jenis

hubungan yang dibangun kepada pelanggan. Pentol Ndower menjaga hubungan

dengan konsumennya seperti memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen

serta memberikan harga yang dapat dijangkau oleh semua kalangan konsumen.

e. Aliran Pendapatan (Revenue Streams)

Revenue streams menggambarkan pendapatan yang diperoleh dari usaha.

Pendapatan usaha Pentol Ndower didapatkan dari modal awal pemilik dan dari

hasil penjualan pentol. Kelemahan Pentol Ndower dalam segi pemasukkan adalah

pendapatan yang hanya mengandalkan dari penjualan pentol sehingga apabila

ketika konsumen yang datang sedikit maka pendapatan Pentol Ndower akan

menurun.

f. Sumber Kunci (Key Resources)


41

Key resources menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan oleh

suatu usaha. Pada usaha Pentol Ndower aset terpenting yang terdiri dari aset fisik,

aset finansial dan sumber daya manusia. Aset fisik yang dimiliki oleh Pentol

Ndower untuk menunjang kegiatan operasional usaha yaitu tiga buah gerobak,

dua buah kompor, 1 buah gas dan alat memasak lainnya. Aset finansial yang

dimiliki oleh Pentol Ndower adalah kas usaha sendiri.

g. Kegiatan Utama (Key Activites)

Key activites menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan oleh

pengusaha agar model bisnisnya dapat bekerja sesuai dengan tujuan. Aktivitas

utama dari Pentol Ndower adalah penjualan pentol, sedangkan aktivitas

pendukungnya adalah membeli bahan baku seperti daging yang segar serta cabe

yang masih dalam keadaan baik, dan mengecek gilingan daging dan cabe.

h. Kemitraan Kunci (Key Partnership)

Key partnership menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat

model bisnis suatu usaha dapat bekerja. Pihak yang dapat bekerja sama dengan

Pentol Ndower yaitu aplikasi gojek atau go food , penjual daging dan cabe,

penggiling daging dan cabe serta keluarga yang turut membantu melancarkan

usaha Pentol Ndower.

i. Struktur Biaya (Cost Structure)

Cost structure menggambarkan biaya-biaya yang dikeluarkan sebagai akibat

dioperasikannya suatu model bisnis. Biaya yang dikeluarkan oleh Pentol Ndower

dalam mengoperasikan usahanya yaitu biaya untuk membeli peralatan, membeli


42

bahan baku, membeli perlengkapan seperti cup plastik, sendok plastik, kantong

plastik, membayar upah gilingan, serta membayar voucher listrik.

Berdasarkan hasil pembahasan proses model bisnis dengan pendekatan bisnis

model kanvas pada usaha Pentol Ndower tersebut akan menyajikan sistem

identifikasi informasi akuntansi yang terdapat pada cost structure dan revenue

stream.

4.2.2. Proses Identifikasi Informasi Akuntansi

Proses identifikasi yang akan dilakukan adalah dengan membuat tabel analisa

informasi akuntansi yang memuat daftar rangkaian akun-akun yang dihasilkan

dari transaksi-transaksi yang terjadi pada usaha. Tabel analisa informasi akuntansi

ini dibuat secara sistematis dan teratur supaya membantu identifikasi yang

menghasilkan informasi akuntansi baik secara manual maupun secara teoritis.

Berikut daftar akun berdasarkan dari hasil cost stucture dan revenue stream

pada transaksi yang terjadi pada usaha Pentol Ndower:

Tabel 4.2. Analisa Informasi Akuntansi I

Aktivitas - Membeli perlengkapan

1. Pembelian secara tunai seperti gelas plastik, kantong


plastik, buku tulis, pulpen dan perlengkapan lain
untuk kebutuhan dalam menjalankan bisnisnya.
Deskripsi
2. Pembelian berikutnya dilakukan pada saat
perlengkapan habis terpakai.

1. Menurut Halim (2004) “perlengkapan (supplies)


Analisa adalah suatu aktiva perusahaan yang tujuannya
43

adalah untuk dipakai dalam kegiatan operasi bisnis


sehari-hari.”
2. Transaksi tersebut menyebabkan usaha memiliki
perlengkapan untuk kebutuhan dalam menjalankan
usahanya yang melahirkan akun perlengkapan
dengan jurnal:
(D)Perlengkapan
(K)Kas
3. Transaksi berikutnya pada saat perlengkapan telah
terpakai dan habis akan melahirkan akun dengan
jurnal:
(D)Beban Perlengkapan
(K)Perlengkapan
 

Tabel 4.3. Analisa Informasi Akuntansi II

Aktivitas - Membeli peralatan

1. Pembelian secara tunai yang dikeluarkan dari kas


untuk membeli peralatan kebutuhan usaha seperti
gerobak, gas, kompor, dan peralatan masak lainnya.
Deskripsi
2. Pembelian peralatan selanjutnya dilakukan pada saat
peralatan digunakan dan mengalami penurunan
umur pakainya.

1. Menurut Ihwanu Rohim (2018) “peralatan adalah


Analisa suatu alat ataupun bisa berbentuk tempat yang
gunanya adalah untuk mendukung berjalannya
pekerjaan.”
2. Menurut Surya (2012) “penyusutan adalah alokasi
jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset
sepanjang masa manfaat yang estimasi.”
3. Transaksi pada pembelian peralatan yang
melahirkan akun peralatan dengan jurnal :
(D)Peralatan
(K)Kas
4. Transaksi berikutnya setelah peralatan digunakan
dan bermanfaat selama umur pakainya atau
mengalami kerusakan yang melahirkan akun dengan
jurnal:
(D)Beban Penyusutan
44

(K)Akumulasi Penyusutan
 

Tabel 4.4. Analisa Informasi Akuntansi III

Aktivitas - Membeli persediaan

1. Pembelian secara tunai untuk membeli persediaan


seperti daging, cabe dan bawang yang akan diolah
Deskripsi langsung.
2. Persediaan yang dibeli dan diolah langsung selalu
habis terjual.

1. Menurut IAI (2014) Persediaan adalah aset yang


tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal,
aset yang dalam proses produksi dan atau dalam
perjalanan, dan aset yang dalam bentuk bahan atau
perlengkapan untuk digunakan dalam produksi atau
pemberian jasa.
2. Menurut Mulyadi (2008) Harga pokok penjualan
merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh barang yang dijual atau harga
Analisa perolehan dari barang yang dijual.
3. Transaksi pada saat membeli persediaan untuk
diproses langsung menjadi barang jadi yang akan
melahirkan akun dengan jurnal:
(D)Persediaan
(K)Kas
4. Transaksi berikutnya pada saat persediaan yang
dibeli dan diolah selalu habis terjual akan
melahirkan akun dengan jurnal:
(D)Harga Pokok Penjualan
(K)Persediaan

Tabel 4.5. Analisa Informasi Akuntansi IV

Aktivitas - Membayar biaya operasional


45

1. Pembayaran yang dilakukan secara tunai untuk


membayar operasional seperti biaya listrik dan biaya
Deskripsi upah gilingan daging dan cabe yang dihasilkan dari
hasil pendapatan usaha.

1. Menurut Wibowo Subekti (2018) biaya operasional


atau operating expenses adalah biaya-biaya yang
harus dilakukan oleh perusahaan, sehubungan
dengan operasi atau kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan.
2. Transaksi tersebut adalah transaksi dimana
mengeluarkan uang kas untuk membayar voucher
listrik dan membayar upah giling yang akan
Analisa
melahirkan akun beban listrik dan akun beban upah
dengan jurnal:
(D)Beban listrik
(K)Kas
dan
(D)Beban upah
(K)Kas

Tabel 4.6. Analisa Informasi Akuntansi V

Aktivitas - Penjualan pentol

1. Produk yang dijual tersebut dihasilkan dari


persediaan yang diolah langsung menjadi barang
Deskripsi
siap jual.
2. Produk yang dijual tidak habis terjual

1. Menurut PSAK 23, pendapatan adalah arus kas


masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
Analisa aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika
arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
2. Transaksi pada saat penjualan akan mengakibatkan
penambahan kas dengan jurnal :
(D)Kas
(K)Penjualan
3. Transaksi berikutnya jika tidak habis terjual maka
46

akan mengakibatkan kerugian pada penjualan yang


melahirkan akun dengan jurnal:
(D) Beban Kerugian
(K) Persediaan

Tabel 4.7. Analisa Informasi Akuntansi VI

Aktivitas - Uang untuk memulai usaha

1. Uang untuk memulai usaha diperoleh dari modal


Deskripsi
awal pemilik.

1. Menurut Kasmir (2010) modal merupakan hak yang


dimiliki perusahaan, komponen modal yang terdiri
dari: modal setor, agio saham, laba ditahan,
cadangan laba, dan lainnya.
Analisa
2. Transaksi tersebut adalah dimana pemilik usaha
mengeluarkan uang untuk modal awal usaha yang
akan melahirkan akun modal dengan jurnal:
(D)Kas
(K)Modal 

Hasil analisa informasi akuntansi yang dihasilkan dari transaksi yang terjadi

pada usaha Pentol Ndower menjadi dasar untuk penulis membuat list akun beserta

kode akun akuntansi. Berikut list akun terdapat pada tabel 4.8.
47

Tabel 4.8. List Akun

No.Akun Nama Akun Debet Kredit


101 Kas XXX
102 Peralatan XXX
103 Perlengkapan XXX
104 Akumulasi Penyusutan XXX
301 Modal XXX
401 Penjualan XXX
501 Pembelian XXX
502 Harga Pokok Penjualan XXX
601 Beban Penyusutan XXX
602 Beban Perlengkapan XXX
603 Beban listrik XXX
604 Beban upah XXX
605 Beban kerugian XXX
Berdasarkan hasil analisa data dari proses bisnis menggunakan business

model canvas dan menganalisa informasi terhadap biaya-biaya dan pendapatan

disebuah usaha Pentol Ndower, maka penulis akan menyajikan laporan keuangan

sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah

(SAK-EMKM).

4.2.3. Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan SAK-EMKM

a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan pada entitas menyajikan mengenai aset, liabilitas,

dan ekuitas pada tanggal tertentu. Dilihat dari hasil analisa sebelumnya mengenai

informasi akuntansi dari sebuah transaksi yang terjadi di usaha Pentol Ndower,

maka akan disajikan bentuk laporan posisi keuangan dengan akun-akun yang telah

dianalisa penulis terdapat pada tabel 4.9.


48

Tabel 4.9. Tabel Laporan Posisi Keuangan

PENTOL NDOWER
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PERIODE MEI 2019
Aktiva: Ekuitas
Aktiva Lancar Modal XXX
Kas XXX Jumlah Ekuitas XXX
Jumlah Aktiva Lancar XXX

Aktiva Tidak Lancar


Peralatan XXX
Perlengkapan XXX
Akumulasi Penyusutan XXX
Jumlah Aktiva Tidak Lancar XXX
Jumlah Aktiva XXX

Dengan adanya Laporan Posisi Keuangan (neraca) ini, usaha Pentol Ndower

dapat melihat jumlah kekayaan yang dimilikinya dan bisa menilai resiko-resiko

dan arus kas untuk kedepannya.

b. Laporan Laba Rugi

Berdasarkan SAK-EMKM (2018) Laporan Laba Rugi menyajikan informasi

tentanng pendapatan dan beban keuangan yang menghasilkan rugi/laba dari suatu

UMKM yang ada, maka akan disajikan bentuk laporan laba rugi dengan akun-

akun yang telah dianalisa penulis terdapat pada tabel 4.10.


49

Tabel 4.10. Tabel Laporan Laba Rugi

PENTOL NDOWER
LAPORAN LABA RUGI
PERIODE MEI 2019
Pendapatan:
Penjualan XXX
Total Pendapatan XXX
Harga Pokok Penjualan XXX
Total Harga Pokok Penjualan (XXX)
Laba Kotor XXX

Beban:
Beban Perlengkapan XXX
Beban Penyusutan XXX
Beban Listrik XXX
Beban Upah XXX
Beban Kerugian XXX
Total Beban (XXX)
Laba (Rugi) XXX

Dengan adanya penyusunan laporan laba rugi, usaha Pentol Ndower dapat

melihat seberapa besar keuntungan yang dimilikinya dan juga dapat

meminimalisir pengeluaran.

c. Catatan Atas Laporan Keuangan

Untuk tahapan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) UMKM, dibuat

berdasarkan informasi yang didapat dari entitas UMKM yang akan disesuaikan

dengan peraturan SAK-EMKM (2018) . Catatan Atas Laporan Keuangan UMKM

ini memuat informasi bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK-

EMKM, serta ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan, dan dasar
50

pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan (Karunia,

2019).

4.3. Pembahasan

4.3.1. Proses Bisnis

Proses bisnis dengan menggunakan business model canvas ini menjelaskan

gambaran atau keadaan suatu usaha untuk mengembangkan usaha tersebut agar

lebih berkembang dan terarah. Proses bisnis dengan menggunakan teknik bisnis

model kanvas ini memiliki kelebihan diantaranya membuat diskusi bisnis lebih

terstruktur, lebih cepat karena memiliki sembilan elemen penting dalam usaha,

lebih menghemat waktu untuk membuat sketsa model bisnis dengan berbagai ide,

lebih memikirkan nilai penempatan konsumen, efektif bagi pemula bisnis dan

lebih memperhatikan seluruh elemen untuk menyusun strategi kedepannya

(Fitrya, 2017).

Proses bisnis dengan pendekatan business model canvas ini membuat

kesulitan bagi penulis dalam menentukan pengisian terlebih dahulu dari sembilan

elemen yang ada di business model canvas. Penentuan yang akan di isi terlebih

dahulu itu sangat penting karena sembilan elemen yang ada di business model

canvas ini saling berkaitan. Adapun juga kelebihan dengan pendekatan business

model canvas ini diantaranya teknik yang digunakan cukup teratur, terarah, tertata

serta efektif jika dilaksanakan agar usaha menjadi lebih baik kedepannya.
51

4.3.2. Identifikasi Informasi Akuntansi

Segala aktivitas dan transaksi yang dilakukan sebuah bisnis akan

menghasilkan data, yang nantinya data tersebut perlu disimpan dan diolah

sehingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam proses

pengambilan kepuitusan. Data yang paling penting dalam suatu bisnis adalah data

yang berkaitan dengan finansial. Untuk itu perlu kiranya dibuat sistem informasi

akuntansi yang berfungsi membantu organisasi untuk mengumpulkan dan

penyimpanan data tentang aktivitas yang dilakukan, mentransformasi data

kedalam informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan (Mudjahidin,

2004).

Setelah melakukan proses bisnis melalui pendekatan business model canvas,

penulis selanjutnya mengidentifikasi informasi yang didapat dan menghasilkan

sebuah akun. Saat proses menghasilkan sebuah akun penulis mengalami kesulitan

pada harga pokok, karena dalam usaha ini bahan yang digunakan mengalami

pengolahan terlebih dahulu sebelum menjadi produk dagang. Maka dari itu untuk

penentuan harga pokoknya menjadi sulit dan uang yang dikeluarkan saat belanja

juga mengalami kesulitan untuk menentukan akun pembelian persediaan atau

hanya pembelian saja.

4.3.3. Penyajian Laporan Keuangan

Setelah menghasilkan data melalui sistem informasi akuntansi, maka akan

diperlukannya laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi

akuntansi paling krusial yang mengendalikan seluruh aktivitas finansial suatu

usaha (Mekari, 2015).


52

Pemilik usaha juga tidak memahami akun-akun yang ada dalam proses

pembuatan laporan keuangan maka dari itu pemilik usaha tidak menggunakan

format laporan keuangan, pemilik usaha hanya mencatat pemasukkan dan

pengeluaran di buku catatan saja. Keterbatasan pengetahuan akuntansi yang

membuat pemilik usaha kesulitan dalam membuat laporan keuangan.

Komposisi laporan keuangan masih memiliki ruang untuk pengembangan

khusunya pada sisi pasiva. Sampai saat ini belum ada pasiva hutang baik hutang

lancar maupun hutang jangka panjang. Akun pada sisi pasiva ini bisa menjadi

pertimbangan jika usaha ingin berkembang masih memungkinkan untuk

melakukan transaksi hutang. Transaksi hutang bisa menambah sisi pasiva

khususnya hutang jangka pendek agar membeli aktiva jangka pendek. Seandainya

usaha memerlukan hutang jangka panjang, usaha harus menyesuaikan dengan

kemampuannya.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis

mengenai “Perancangan Laporan Keuangan dengan Pendekatan Business Model

Canvas Studi Kasus UMKM Pentol Ndower Pontianak” maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Business Model Canvas dapat digunakan untuk menjalankan proses

bisnis yang terjadi pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

dalam hal ini penjualan pentol.

2. Identifikasi informasi akuntansi yang dilakukan pada usaha Pentol

Ndower menghasilkan akun yaitu kas, peralatan, perlengkapan,

akumulasi penyusutan, modal, penjualan, persediaan, harga pokok

penjualan, beban penyusutan, beban perlengkapan, beban listrik dan

beban upah.

3. Bentuk laporan keuangan yang dimana neraca memiliki sisi aktiva yang

menghasilkan akun kas, peralatan, perlengkapan, dan akumulasi

penyusutan. Untuk di sisi pasiva, hanya menghasilkan akun modal.

53
54

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran untuk usaha Pentol

Ndower yang diharapkan dapat bermanfaat, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan kepada usaha Pentol Ndower

dapat menerapkan proses bisnis dengan menggunakan business model

canvas untuk mengembangkan dan menjalankan usaha kedepannya.

2. Usaha Pentol Ndower diharapkan untuk membuat laporan keuangan

sesuai dengan SAK EMKM, menambah pengetahuan tentang akuntansi

agar usahanya bisa berjalan secara efektif, berkembang secara pesat dan

mendapatkan laba sebanyak-banyaknya.

3. Sebaiknya usaha Pentol Ndower memberikan ruang kepada lembaga

pendidikan misalnya D3 Akuntansi, Sekolah Menengah Kejuruan

akuntansi untuk magang di usaha Pentol Ndower. Agar pihak dari usaha

Pentol Ndower bisa lebih mengetahui tentang proses akuntansi yang telah

diaplikasikan melalui mahasiswa atau siswa magang.

4. Diharapkan usaha Pentol Ndower memiliki pemodal atau pihak lain

untuk memberikan pinjaman agar usaha Pentol Ndower lebih

berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Dina. (2017). Pengertian, Fungsi, dan Bentuk Buku Besar Akuntansi.
[Online] tersedia : https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-fungsi-
dan-bentuk-buku-besar-akuntansi/
Andry, G. (2016, Oktober 11). UMKM Pegang Peranan Penting dalam
Perekonomian. [Online] tersedia : http://infopublik.id/read/174701/umkm-
pegang-peranan-penting-dalam-perekonomian.html
Ardela, Fransiska. (2018). Definisi Neraca Lajur. [Online] tersedia :
https://www.finansialku.com/definisi-neraca-lajur-adalah/
Azhar, Susanto. (2017). Sistem Informasi Akuntansi Cetakan Pertama. Bandung:
Lingga Jaya
Bogdan, Robert., dan Taylor. (2015). Dalam Ibrahim. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Candra. (2010). "Pusat Kuliner Khas Solo di Solo". Skripsi. Yogyakarta :
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Effendi, Rizal. (2014). Accounting Principles : Prinsip-prinsip Akuntansi
Berbasis SAK ETAP. Jakarta : Rajawali Pers
Fitria. Dina. (2014). Buku Pintar Akuntansi untuk Orang Awam dan Pemula.
Jakarta Timur: Laskar Aksara
Fitrya, NurBaity. (2017). 10 Manfaat Menggunakan Bisnis Model Kanvas
(BMC). [Online] tersedia : https://cintaihidup.com/10-manfaat-
menggunakan-bisnis-model-kanvas-bmc/
Hermawan, Sigit dan Masyhad. (2006). Akuntansi untuk Perusahaan Jasa dan
Dagang. Yogyakarta : Graha Ilmu
Hidayat, Karunia Saputra. (2019). Contoh Laporan Keuangan Khusus UKM yang
sesuai dengan SAK EMKM. [Online] tersedia :
https://www.jurnal.id/id/blog/contoh-laporan-keuangan-khusus-ukm-yang-
sesuai-dengan-sak-emkm/
Husein, Muhammad Fakhri dan Wibowo, Amien. (2011). Sistem Informasi
Manajemen, Yogyakarta: AMP YKPN
Ibeng, Patra. (2019). UMKM: Pengertian, Ciri, Kriteria, Klasifikasi, Jenis,
Kelebihan, Kekurangan dan Contohnya. [Online] tersedia :
https://pendidikan.co.id/umkm-pengertian-ciri-kriteria-klasifikasi-jenis-
kelebihan/. (12 juli 2019)
Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil dan Menengah. Jakarta : Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia
Karina, Helen. (2017). 4 Standar Akuntansi Keuangan yang Berlaku di Indonesia.
[Online] tersedia : https://www.jurnal.id/id/blog/2017-4-standar-akuntansi-
keuangan-yang-berlaku-di-indonesia/ (25 Agustus 2019)
Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers
Krismiaji. (2015). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN
Lupiyoadi, Rambat. (2013). Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi
(Edisi 3). Jakarta : Salemba Empat
Mekari. (2015). Pentingnya Laporan Keuangan Bagi Bisnis Anda. [Online]
tersedia : https://www.jurnal.id/id/blog/pentingnya-laporan-keuangan-
bagi-bisnis-anda/
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mudjahidin. (2004). "Siklus Bisnis pada Sistem Informasi Akuntansi". Jurnal.
Surabaya : Institut teknologi Sepuluh November
Mulyadi. (2008). Akuntasi Biaya Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Aditya
Media
Munawir, S. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:
Liberty
Osterwalder, Alexander., dan Pigneur, Yves. (2012). Business Model Generation:
A Handbook for Visionaries, Game Changers, and Challengers. Jakarta:
Elex Media Komputindo
Pura, Rahman. (2013). Pengantar Akuntansi Satu Pendekatan Siklus Akuntansi.
Makasar: Erlangga
Raja Adri Satriawan Surya. (2012). Akuntansi Keuangan Versi IFR Edisi
Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rohim, Ihwanu. (2018). Beda Perlengkapan dan Peralatan. [Online] tersedia :
https://dconsultingbusinessconsultant.com/beda-perlengkapan-dan-
peralatan/
Romney, Marshall B., dan Steinbart, Paul John. (2015). Sistem Informasi
Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat
Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga
Rummler dan Brache. (2008). "Proses Bisnis". Jurnal. Surabaya: Institut Bisnis
dan Informatika
Setyorini, Retno., dan Rey, Randy Oktavianry. (2017). “Analisis Model Bisnis
pada Eighteen Laundry dengan Pendekatan Business Model Canvas”.
Jurnal. Bandung: Universitas Telkom
Subekti, Triyana. (2012). Penetapan Harga Jual Barang pada CV Alam Cipta
Stone Construction . Bandung : Universitas Widyatama
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suharli, Michell. (2006). Akuntansi untuk Bisnis Jasa dan Dagang. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Suhayati., Dewi, Sri Anggadini. (2013). Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Sujarweni. (2015). Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Pustaka Baru
Sukmadinata.(2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Graha Aksara
Systems, Sparx. (2004). UML Tutorial: The Business Process Model. Creewick,
Victoria: Sparx Systems Pty Ltd
Uma, Sakaran. (2011). Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Umi, Narimawati. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Bandung: Agung Media
Weske, Mathias. (2007). Business Process Management: Concept, Languages,
Architecture. New York: Springer
Widayanto. (2007). "Analisis Proses Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Konveksi Ryan Collection di Kabupaten Kudus". Jurnal.
Semarang: Universitas Diponegoro
Yin, Robert K. (2015). Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta : PT.Raja
Gafindo Persada
LamDAFTAR WAWANCARA

1. Siapa nama pemilik usaha Pentol Ndower?

Jawab: Usaha Pentol Ndower didirikan oleh ibu Ami

2. Sejak tahun berapa Pentol Ndower ini berdiri?

Jawab: Pentol Ndower berdiri sejak tahun 2018

3. Asal usul memberi nama Pentol Ndower ?

Jawab: Pada saat itu, saya ingin membuka suatu usaha jajanan pentol yang

beda dari yang lain. Perbedaan itu ada di racikan sambalnya yang super

pedas. Maka dari itu saya memberi nama Pentol Ndower.

4. Berapa modal pertama yang di gunakan untuk memulai usaha Pentol

Ndower?

Jawab: Modal pertama pada saat itu sebesar Rp2.000.000,- yang meliputi

pembelian daging sebanyak 2kg, upah giling, cabe 1kg, bawang putih 1kg,

minyak makan, gelas plastik beserta tutupnya untuk pengemasan

penjualan, sendok, pembuatan banner , pembuatan gerobak, upah tukang

dan pembelian alat masak.

5. Berapa jumlah karyawan yang dimiliki oleh Pentol Ndower, serta berapa

gaji untuk karyawan?

Jawab: Tidak memiliki karyawan.


6. Berapa pembayaran listrik setiap bulannya?

Jawab: Pembayaran listrik yang dilakukan dengan menggunakan voucher

yang sebulannya Rp50.000,-

7. Pembayaran apa lagi yang harus dilakukan oleh saudari untuk Pentol

Ndower ini?

Jawab: Pembayaran listrik dan upah giling.

8. Apakah Pentol Ndower melakukan pencatatan setiap transaksi yang

dilakukan?

Jawab: Usaha Pentol Ndower melakukan pencatatan pemasukan dan

pengeluaran setiap melakukan transaksi, tapi dengan hanya sebuah catatan

kecil.

9. Peralatan yang digunakan saat membuka usaha Pentol Ndower?

Jawab: Peralatan masak, gerobak dll

Pontianak, 28 Juni 2019

Ibu Ami
Pemilik Pentol Ndower

Anda mungkin juga menyukai