Anda di halaman 1dari 10

Beberapa jenis kemoterapi dengan target kerja yang

selektif (targeted therapy) mulai digunakan untuk Kanker Paru


Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK). Obat-obatan golongan ini
diindikasikan pemberiannya sebagai adju van yaitu diberikan
setelah pemberian terapi definitif (kemoterapi atau
radioterapi) selesai diberikan. Jenis terapi target antibodi monoklonal
yang mulai digunakan pada KPK3SK adalah obat yang beker&a
sebagai inhibitor epidermal growth factor receptor (E6FR)
dan inhibitor vascular endothelial growth factor  (VE6F)

Mekanisme Antibodi secara umum

Ab dibentuk oleh leukosit yang disebuk limfpsit B, Ab yang berbeda akan mengenali dan mengikat hanya
satu antigen spesifik. Pengikatan antigen akan memicu multipikasi sel B dan pelepasan antibodi. Ikatan
Ab-Ag akan mengaktivasi sistem respon imun.

Ab memiliki berbagai maca bentuk dan ukuran, namun memiliki struktur dasar berbentuk “Y”
memiliki 2 fragmen, fragmen antigen binding Fab (untuk mengenali dan mengikat Ag spesifik) dan
fragmen cristallize Fc (sebagai efektor yang dapat berinteraksi dengan sel imun dan protein serum)

Tempat melekatnya ab-ag yang tepat sesuai regio yang bervariasi disebut complementary determining
region (CDR)

Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal merupakan antibodi buatan identik karena diproduksi oleh salah satu jenis sel
imun, diciptakan untuk mengikat antigen tertentu kemudian dapat mendeteksi atau memurnikannya.
Spesifitas nya menjadikan ab monoklonal dapat digunakan sebagai terapi, antibodi mengikat sel kanker
dan berpasangan dengan zat sitotoksik sehingga membentuk suatu kompleks yang dapat mencari dan
menghancurkan sel kanker.

Mekanisme kerja am

Antibodi dapat digunakan sebagai target muatan (radioisotop, obat atau toksin) untuk membunuh sel
tumor atau menginaktivasi prodrug di tumor (ADEPT). Antibodi monoklonal digunakan secara sinergis
melengkapi mekaniske kerja kemoterapi untuk melawan tumor.

Bisht M, Bist SS, Dhasmana DC (2010).


Biological response modifiers:
Current use and future prospects in cancer
therapy. Indian J. Cancer, 47(4):443-451.
a. Antibody dependent cellular cytotoxine (ADCC)
ADCC terjadi jika ab mengikat ag sel tumor, Fc antibodi melekat dengan resepto Fc di
permukaan sel imun efektor (sek fagosit mononuklear dan sel natural killer)

Dapat menigkatkan respon klinis cecara langsung dengan menginduksi destruksi tumor melalui
presentasi Ag dan menginduksi respon sel T tumor (memory effct)

Ab monoklonal berikatan dengan Ag permukaan sel tumor, melalui Fc reseptor permukaan sel
NK, memicu pelepasan perforn dan granzymes untuk menghancurkan sel tumor.

Sel-sel yang hancur ditangkap Antigen Presenting Cell (APC) lalu diprsentasikan pada sel B, yang
akan menghasilkan memory effect (jangka panjang)
b. Complement dependent cytotoxicity (CDC)
Pengikatan Ab monoklonal dengan Ag permukaan sel akan mengawali kaskade komplement.

Kompleks Ag-Ab merupakan komplemen C1a yang berikatan dengan IgG sehingga memicu
komplemen protein lain untuk mengawali pelepasan proteolitik sel efektor kemotaktik (agen
aktivasi C3a dan C5a). Terjadi membrane atack complex (MAC) sehingga terbentuk suatu lubang
apada sel mbaran, memfasilitasi keluar masuknya air dan Na2+ sehingga sel target lisis.
c. Perubahan transduksi signal
Tumor menginduksi sinyal melalui reseptor growth factor yang menyababkan perkembangan
ekspresi sel tumor yang berlebihan dan tumor menjadi tidak sensitif terhadap zat kemoterapi.

Antibodi monoklonal berpotensi untuk menormalkan laju perkembangan sel dan membuat sel
sensitif terhadap zat sitostatik dengan menghilangkan signal pada reseptor ini.

Pengikatan ligan reseptor growth factor memicu dimerisasi dan aktivasi kaskade signal sehingga
terjadi proliferasi sel dan hambatan terhadap zat sitotoksik, antobodi monoklan menghambat
dimerisasi atu mengganggu ikatan ligan.

Antibodimonoklonal menyebabkan penurunan jumlah konsentrasi EGFR (  epidermal growth


factor receptor (EGFR) permukaan sel tumor atau membersihkan ligan VEGF

Contoh : (cetuximab and panitumumab)


d. Imunomodulasi
Antibodi langsung melawan cytotoxic T lymphocyte antigen 4 (CTLA 4) dapat menginduksi
respon autoimun
e. Antobody directed enzym prodrug therapy (ADEPT)

Tujuan utama ADEPT adalah untuk memberikan obat kemoterapi secara selektif ke tempat yang
terkena kanker di dalam tubuh.

Membuat konjugat Antibodi-Enzim, enzim dapat mengubah prodrug menjadi obat toxic.
Konjugat ini diinjeksikan ke dalam tubuh, lalu antibodi akan berikatan dengan antigen pada sel
tumor.

Prodrug yang non toxic diberikan secara oral/iv akan diubah menjadi zat aktif oleh enzim pada
sel tumor sehingga dapat membunuh sel tumor. Sementara, pada sel sehat konjugat antibodi-
enzim tidak menempel sehingga prodrug tidak dapat diubah.

Anda mungkin juga menyukai