Anda di halaman 1dari 21

LITERATURE REVIEW

‘‘PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK EFEKTIF TERHADAP


PENINGKATAN ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) PADA
PASIEN DIABETES MELITUS”

OLEH

NAMA : ARIANTO M. MANANG

NIM : 841 719 009

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
Halaman Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa Literature Review ini benar-benar

disusun oleh penalaah untuk kelengkapan target Stase Peminatan Klinik Profesi Ners

Jurusan Keperawatan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo

tahun 2020.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan yang saya kutip dari hasil

karya orang lain telah dituliskan sumbernya dengan jelas.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagaian bukan hasil karya saya

sendiri atau terdapat plagiat dalam bagian-bagian tertentu, maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Negeri

Gorontalo.

Gorontalo, …………./2020

Arianto M. Manang S.Kep


Lembar penilaian preseptor akademik dan klinik

No Aspek yang dinilai Bobot Kriteria penilaian


1 Pendahuluan 10 % Menjelaskan topik, tujuan, dan alat yang digunakan untuk
mengkritisi jurnal. Memberikan deksripsi singkat makalah dan
deskripsi singkat jurnal yang ditelaah secara spesifik dan
relevan.
2 Kritik Artikel 80 % Deskripsi dan kritik jurnal/artikel menggunakan alat kritik
(tool yang tepat)

Analisa tidak logis: pemilihan tool yang


tidak sesuai ide akan sudah dipahami

Sangat koheren dan logis: tool tepat ide


bagus dan jelas

3 Kesimpulan 10 % Menyimpulkan makalah dan menuliskan refleksi atas kritik


jurnal

4 Pengurangan Nilai 5% Nilai akan mendapatkan pengurangan jika kriteria berikut


tidak terpenuhi
1. Tidak mengikuti aturan penulisan referensi dengan benar.
2. Penulisan bahasa Indonesia yang tidak baik dan benar
termasuk tanda baca.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................i
HALAMA PERYATAAN ....................................................................................ii
LEMBAR PENILAIAN........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
ABSTRAK .............................................................................................................v
A. PENDAHULUAN.............................................................................................6
1.1 Latar Belakang..............................................................................................6
1.2 Tujuan...........................................................................................................9
1.3 Outline..........................................................................................................9
B. METODE...........................................................................................................10
2.1 Desain................................................................................................................10
2.2 Kriteria dan Inklusi............................................................................................10
2.3 Startegi Pencarian Literatur ..............................................................................11
C. HASIL ...............................................................................................................12
D. PEMBAHASAN................................................................................................15
E. IMPLIKASI KEPERAWATAN .....................................................................19
F. KESIMPULAN..................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK
Pendahuuan : Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit degeneratif dengan
jumlah penderita yang meningkat ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan
sekresi insulin, kinerja insulin, atau keduanya. Penatalaksanaan yang tidak efektif
dalam menangani penyakit DM akan mengakibatkan komplikasi seperti Penyakit
Arteri Perifer (PAP) yang dapat berlanjut menjadi ulkus kaki diabetik. Salah satu
pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi pembuluh darah
ekstremitas bawah yaitu Ankle Brachial Index (ABI). Intepretasi dari nilai ABI dapat
digunakan sebagai indikator penanganan yang efektif bagi pasien DM. Literatur
Review ini bertujuan untuk meningkatkan Ankle Brachial Index pada pasien DM.
Metode : Pencarian artikel menggunakan PICOT framework di database; Ebscho,
Ncbi, Google Schoolar, dibatasi rentang 10 tahun terakhir; 2016 s/d 2020. Hasil :
literatur yang didapat menyatakan bahwa senam kaki diabetik dapat meningkatkan
Ancle Brachial Index pada penderita diabetes melitus. Kesimpulan : Senam kaki
diabetes merupakan salah satu jenis olah raga yang dianjurkan terutama untuk pasien
ataupun penderita diabetes, senam kaki diabetes ini hendaknya dilakukan secara
terukur, teratur, terkendali dan berkesinambungan.

Kata Kunci : Senam Kaki Diabetes, Ankle Brachial Index, Diabetes Mellitus

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik yang

ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang terjadi

akibat gangguan sekresi insulin, penurunan kerja insulin, atau akibat dari keduanya

(Tarwoto dkk, 2012). Glukosa darah yang tinggi menyebabkan penyakit vaskular

perifer sehingga aliran darah ke kaki dan betis tidak cukup sehingga menyebabkan

kesulitan penyembuhan luka dan infeksi. Oleh sebab itu, maka pemeriksaan kaki

harus lebih intensif (Damayanti, 2015).

Hiperglikemia yang berkepanjangan mengakibatkan struktur pembuluh darah

perifer sehingga menimbulkan masalah claudicatio intermitten, jika diraba kaki terasa

dingin, nadi teraba kecil atau hilang, perubahan warna kulit menjadi pucat atau

kebiruan, jika mengalami luka sukar sembuh, dan keluhan paling utama adalah

odema (Tarwoto dkk 2012). Odema pada kaki akan membuat nilai ankle brachial

indeks (ABI) pada penderita diabetes mellitus menjadi tinggi (Maryunani, 2015).

Nilai ABI > 1,3 biasa terjadi pada penderita diabetes mellitus yang gemuk, sedangkan

nilai ABI < 0,9 biasa terjadi pada penderita diabetes mellitus yang telah menderita

lebih dari 6 tahun, merokok, dan kadar gula darah puasa yang tinggi (Naghavi, 2010).

Data WHO tahun 2017 menyebutkan bahwa di dunia terdapat1,6 juta

penduduk dunia yang meninggal karena diabetes mellitus dan berada di urutan ke 4

penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit kardiovaskuler, kanker, dan

PPOK (WHO, 2017). Prevalensi penderita Diabetes melitus di Indonesia tahun 2016

sebesar 4,8% (Kemenkes RI, 2017).


Ada dua tindakan dalam prinsip dasar pengelolaan diabetic foot yaitu tindakan

pencegahan dan tindakan rehabilitasi. Tindakan rehablitiasi meliputi program terpadu

yaitu evaluasi tukak, pengendalian kondisi metabolik, debridemen luka, biakan

kuman, antibiotika tepat guna, tindakan bedah rehabilitatif dan senam kaki. Senam

kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita diabetes mellitus atau bukan

penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran

darah bagian kaki. Gerakan-gerakan senam kaki dapat memperlancar peredaran darah

di kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan mempermudah

gerakan sendi kaki.

Dengan melakukan perawatan kaki secara teratur dapat mengurangi penyakit

kaki diabetic sebesar 50 – 60%. Manajemen diet, pemantauan kadar gula darah ,terapi

farmakologi adalah penatalaksanaan dari diabetes mellitus selain itu latihan fisik

berupa olahraga jasmani. Untuk melakukan vaskularisasi perawatan kaki dapat juga

dilakukan dengan gerakan-gerakan kaki yang dikenal sebagai senam kaki diabetic.

(Black dan Hawks, 2009; Smeltzer et al., 2010;Lewis et al., 2011).

Senam diabetes adalah senam aerobic low impact dan ritmis dengan gerakan

yang menyenangkan, tidak membosankan dan dapat diikuti semua kelompok umur,

sehingga menarik antusiasme kelompok dalam klub-klub diabetes. Senam diabetes

dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan nilai aerobic yang optimal (Santoso, 2006

dalam Damayanti, 2015). Senam kaki adalah latihan yang dilakukan oleh pasien

diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan

peredaran darah bagian kaki.


Sirkulasi darah pada daerah kaki dapat diukur melalui pemeriksaan non

invasive salah satunya dengan pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI). Ankle

Brachial Index merupakan pemeriksaan pada pembuluh darah yang berfungsi untuk

mendeteksi tanda dan gejala klinis dari iskemia, penurunan perfusi perifer yang dapat

mengakibatkan angiopati dan neuropati diabetik. ABI adalah metode sederhana

dengan mengukur tekanan darah pada daerah ankle (kaki) dan brachial (tangan)

dengan menggunakan probe doppler. Hasil pengukuran ABI menunjukkan keadaan

sirkulasi darah pada tungkai bawah dengan rentang nilai 0,90 – 1,2 menujukkan

bahwa sirkulasi darah ke daerah tungkai normal. Nilai ini didapatkan dari hasil

perbandingan tekanan darah sistolik pada daerah kaki dan tangan.

Beberapa studi menunjukan bahwa pada klien dengan nilai Ankle Brachial

Index (ABI) > 0,90 memiliki resiko pengerasan arteri (abnormal), untuk nilai ABI

normal (sama/lebih dari 0,90) klien tidak memiliki risiko untuk mengalami ulkus,

risiko terjadinya ulkus rendah jika mereka memiliki nilai ABI 0,71-0,90 resiko

menjadi sedang ketika nilai ABI 0,41-0,70 dan resiko yang paling tinggi untuk

mengalami ulkus terjadi pada mereka yang memiliki nilai ABI (kurang dari 0,40).

Oleh karena itu suatu hal yang penting untuk mendiagnosis keadaan vascular secara

dini dengan menilai ABI dalam rangka untuk melakukan perencanaan proses

keperawatan pada pasien dengan ulkus diabetikum, sehingga dapat menekan angka

kematian dan angka amputasi (Rihiantoro, 2012).


Berdasarkan Penelitian Pramesti Dewi tahun 2013, terhadap 30 responden

terbagi kelompok 1 (responden diabetes yang rutin senam) dan kelompok 2

(responden diabetes yang tidak rutin senam). Kelompok 1 diketahui bahwa rata- rata

nilai ABI sebesar 1,107 lebih tinggi dari pada kelompok 2 dengan 1,015. Penelitian

ini menyimpulkan bahwa senam diabetes mampu meningkatkan nilai ABI pada

pasien diabetes mellitus.

1.2 Tujuan

Untuk mensintesis bukti-bukti/literatur tentang pengaruh senam kaki diabetik

efektif terhadap peningkatan ankle brachial index (ABI) pada pasien diabetes melitus.

1.3 Outline

Dalam literature review ini menjelaskan tentang

1. Diabetes Melitus

2. Senam kaki diabetik.

3. Ankle brachial index (ABI).

4. Mereview beberapa jurnal terkait pengaruh senam kaki diabetik efektif

terhadap peningkatan ankle brachial index (ABI) pada pasien diabetes

melitus.
B. Metode

1. Design

Design yang digunakan adalah Study Literature dari beberapa jurnal/artikel

penelitian dengan desain yang meliputi penelitian Quasi experiment dengan

rancangan one group pre test post test diterbitkan dari tahun 2016 sampai

tahun 2019 yang membahas tentang pengaruh senam kaki diabetik efektif

terhadap peningkatan ankle brachial index (ABI) pada pasien diabetes

melitus.

2. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

a. Inklusi

Literarture dibatasi dengan kriteria : Artikel terbaru dari tahun 2016-2020

full text, berbahasa indonesia dan bahasa inggris dan semua studi yang

menggunakan metode Quasi eksperimen dengan pendekatan One group

Pretest-postest design.

b. Ekslusi

Studi dikeluarkan apabila tidak sesuai dengan kriteia inklusi : seperti studi

yang tidak menggunakan metode Quasi eksperimen dengan pendekatan

One group Pretest-postest design.


3. Strategi Pencarian Literatur

Penelusuran artikel/jurnal penelitian yang terpublikasi melalui database

proquest, EBSCO, dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan dalam

pencarian artikel adalah Senam Kaki Diabetik, Ankle Brachial Index (ABI),

Diabetes Melitus.

Artikel yang diidentifikasi melalui


pencarian pencarian data base (n=120)

Artikel yang di skrining (n=12) Artikel yang ekslusi (n=3)


Artikel yang sama (n=1)

Artikel full text (n=6) Artikel yang di keluarkan dengan


alasan (n=1)

Total artikel yang dianalisis (n=5)

.
C. Hasil

Tabel Karakteristik studi :

Studi Tahun Sampel Metode/Alat Ukur Outcome

Tut Wuri Prihatin, 2019 .Jumlah sample Quasi experiment Nilai ABI (Ankle Brachial
Rahadian Dwi M 32 responden, dengan rancangan one Index) responden sebelum
pada pasien group pre test post test dilakukan senam kaki
Senam Kaki diabetes melitus dan menggunakan rata-rata pada nilai
Diabetes tipe 2 Simple Hand Held borderline. Nilai ABI
Berpengaruh Vascular (Ankle Brachial Index)
Terhadap Nilai doppler ultrasound responden sesudah
Ankle Brachial probe dilakukan senam kaki
Index (ABI) Pada rata-rata pada nilai
Pasien Diabetes normal. Terdapat
Melitus Tipe II pengaruh senam kaki
diabetes mellitus terhadap
perubahan nilai Ankle
Brachial Index pada
pasien DM Tipe II di
Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang
dengan nilai p value 0.001
(<0.05).
Isni Hijriana, Dewi 2016 Total sampel Quasi-eksperiment jenis Hasil penelitian
Elizadiani Suza, dalam penelitian pre-test and post-test menunjukkan bahwa
Yesi Ariani ini adalah 35 group design. terdapat perbedaan nilai
pasien DM Tipe Instrumen pengukuran ABI sebelum dan
2. menggunakan Simple setelah dilakukan latihan
Pengaruh Latihan
Hand Held Vascular pergerakan sendi
Pergerakan Sendi
Ekstremitas Bawah doppler ultrasound ekstremitas bawah. Hasil
Terhadap Nilai probe pengukuran nilai
Ankle Brachial ABI sebelum periode
Index (Abi) intervensi pada
Pada Pasien Dm ektremitas kiri yaitu 0.90
Tipe 2 dan ektremitas
kanan 0.89, setelah
diberikan intervensi
terjadi peningkatan nilai
ABI pada kedua
ekstremitas, rata-rata nilai
ABI menjadi 0.99
pada ekstremitas kiri dan
0.98 pada
ektremitas kanan.
Indhit Tri Utami 2019 Sampel pada Rancangan penelitian terdapat peningkatan nilai
penelitian ini menggunakan quasi ABI dan IpTT pada
terbagi menjadi ekspreriment kelompok intervensi
Pengaruh Senam
kelompok pre post test design with sepanjang periode follow
Kaki Diabetes
intervensi (n = control group. up
Terhadap Nilai
18) dan kelompok Instrumen pengukuran (pre test, post test I, dan
Ankle Brachial
kontrol (n = 18). ABI post test II). dengan p
Index (Abi) Dan
menggunakan Simple value 0,000.
Nilai Ipswich Touch
Hand Held Vascular
Test (Iptt) Pada
doppler ultrasound
Pasien Dm Tipe 2
probe merek BT 200V
dan spignomanometer
merek ABN yang
telah terkalibrasi.
Diyah Farmasari 2018 Sampel pada Simple Hand Held Hasil kelompok intervensi
penelitian ini Vascular
dan kelompok sebelum
terbagi menjadi doppler ultrasound
Terapi Lombinasi perlakuan adalah 0,84
kelompok probe
Diabetik Self
intervensi (n = mmHg dan 0.82 mmHg.
Management
24) dan kelompok
Sedangkan setelah
Education (DSME)
kontrol (n = 24).
Dengan Senam perlakuan adalah 1.09
Kaki Diabetik
mmHg. Uji independent
Terhadap Ankle
test menunjukan nilai p
Brachial Index
(ABI) Pada value 0,000 berarti ada
Penderita Diabetes
perbedaan rerata selisih
Melitus Tipe II
ABI kedua kelompok.
Yosef Jan 2019 Total sampel Simple Hand Held Pada kelompok A, tes
Vascular
Lower Sensitivity dalam penelitian ANOVA dilakukan
doppler ultrasound
Of Ankle-Brachial
ini adalah 51 berulang-ulang
Index probe
pasien diabetes menunjukan perbedaan
Measurements
Among People melitus signifikan secara statistik
Suffering With
antara ABI-s dan ABI-d (P
Diabetes-Associated
<0,001) sedangkan pada
Vascular Disorders :
A Systematic kelompok B dan C (P
Review
<0,05)
D. Pembahasan

1 Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik yang

ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang terjadi

akibat gangguan sekresi insulin, penurunan kerja insulin, atau akibat dari keduanya

(Tarwoto dkk, 2012). Glukosa darah yang tinggi menyebabkan penyakit vaskular

perifer sehingga aliran darah ke kaki dan betis tidak cukup sehingga menyebabkan

kesulitan penyembuhan luka dan infeksi serta dapat menyebabkan kematian dan

memiliki resiko tinggi terjadi komplikasi. Penatalaksanaan penyakit diabetes melitus

meliputi edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani dan intervensi non farmakologi,

salah satu penanganan yang sering dilakukan adalah senam kaki diabetik (Diyah

Farmasari 2019).

2 Senam Diabetes Melitus

Senam diabetes Melitus merupakan senam yang sangat berguna bagi

penyandang diabetes melitus dimana senam ini bertujuan untuk meningkatkan

kesegaran jasmani atau nilai aerobic yang optimal, mengurangi nyeri, mengurangi

kerusakan, saraf dan mengontrol kadar gula darah serta meningkatkan sirkulasi darah

pada kaki penderita diabetes melitus.

Adapun tujuan yang diperoleh setelah melakukan senam kaki ini adalah

memperbaiki sirkulasi darah pada kaki pasien diabetes, sehingga nutrisi lancar
kejaringan. Selain itu juga memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan

bentuk kaki, mengatasi keterbatasan gerak sendi, dan mencegah terjadinya luka

(Damayanti, 2015).

3 Ankle Brachial Index (ABI)

Ankle Brachial Index (ABI) adalah interpretasi perbandingan antara tekanan

sistolik ankle dengan brachial, untuk mengetahui kondisi pembuluh darah ekstremitas

bawah.(Damayanti, 2015). Menurut, Kristiani et al, (2015) Sirkulasi darah pada

daerah kaki dapat diukur melalui pemeriksaan non invasive salah satunya adalah

dengan pemeriksaan ankle brachial index. American Diabetes Association

menjelaskan ABI adalah pemeriksaan atau tes yang mengukur rasio sistolik tekanan

darah di pergelangan kaki dan brakial, dengan nilai ambang batas yang telah

ditentukan. Jadi Ankle Brachial Index (ABI) adalah suatu pengukuran tekanan darah

di bagian pergelangan kaki dan brachial dengan membagi sistoliknya, bertujuan untuk

mengukur peredaran sirkulasi darah.

4 Pengaruh Senam Kaki Diabetik Efektif Terhadap Peningkatan Ankle

Brachial Index (ABI) Pada Pasien Diabetes Melitus.

Dari beberapa penelitian dalam literature riview yang membahasa tentang

pengaruh senam diabetik tehadap peningkatan ankle brachial index menunjukan

bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan, setelah diberikan intervensi senam

kaki diabeik kepada pasien penderita diabetes melitus.

Senam kaki yang dianjurkan pada pasien DM yang bersifat aerobik artinya

membutuhkan oksigen dan dapat membantu sirkulasi darah, memperkuat otot-otot


kecil kaki, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki yang dapat meningkatkan

produksi insulin yang dipakai dalam transport glukosa ke sel sehingga membantu

menurunkan glukosa dalam darah Menurut teori Dewi, Sumarni dan Sundari, (2012).

Teori ini juga sesuai denga Isni, Eliza, dkk, (2016) yang mengungkapkan

bahwa gerakan-gerakan kaki yang dilakukan senam kaki diabetik sama halnya

dengan pijat kaki yaitu memberikan tekanan dan gerakan pada kaki mempengaruhi

hormon, yaitu meningkatkan sekresi endorphrin yang berfungsi sebagai penurunan

tekanan darah terutama sistolik brachialis yang berhubungan langsung dengan nilai

ABI.

Munurut hasil penelitian dari Tut Wuri Prihatin (2019) menunjukan bahwa

nilai ABI setelah perlakuan senam kaki diabetik pada kelompok perlakuan rata-rata

1,02 termasuk kategori normal. Hasil penelitian ini menunjukan setelah diberikan

senam kaki diabetik sebanyak tiga kali seminggu selama empat minggu telah terjadi

peningkatan nilai ABI sebesar 0,14 dari 0,88 sebelum senam kaki diabetik menjadi

1,02 setelah senam kaki diabetik sehingga ABI pada kelompok perlakuan masuk

dalam kategori normal.

Menurut Turwoto dalam Tri Utami (2019) Hal tersebut disebabkan karena

senam kaki yang dilakukan secara rutin dapat memperlancar peredaran darah

terutama ekstremitas bawah. Kontraksi pada otot betis (gastrocnimeus dan soleus)

diperlukan pada bagian ankle. Pada pasien yang mengalami penurunan mobilisasi

ankle harus dilakukan latihan ini untuk meningkatkan kekuatan otot betis dan

meningkatkan pompa otot betis (calf pumping). Calf pumping ini diharapkan akan
memfasilitasi venous return yang akan berdampak positif terhadap peningkatan

tekanan darah kaki.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Perkeni dalam Isni Hijriani (2016),

yang menyebutkan bahwa pada saat latihan senam kaki otot menjadi lebih efektif dan

lebih peka. Gerakan senam dapat melenturkan otot dan sendi serta ligamen di sekitar

kaki, pembuluh darah balik akan lebih aktif memompa darah kembali ke jantung

sehingga sirkulasi darah di kaki menjadi lebih lancar yang berpengaruh pada

peningkatan tekanan darah, di samping itu dipengaruhi oleh faktor kontinuitas dan

keteraturan pasien dalam mengikuti senam kaki diabetik sehingga terjadi perbaikan

sirkulasi darah dan tekanan darah di kaki.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Gusti Ayu dalam Diyah Farmasi

(2018) dimana hasil analisis perbedaan nilai ABI pada kelompok perlakuan dan

kontrol didapatkan nilai p value pada kelompok perlakuan adalah 0.000(p<0,05) yang

menunjukan Ho ditolak sedangkan p value pada kelompok kontrol adalah 0,058

(p>0,05) yang menunjukkan Ho gagal ditolak. Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan

rata-rata ABI yang signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan serta ada

pengaruh senam kaki diabetik terhadap ABI pada pasien diabetes melitus tipe II pada

kelompok perlakuan. Latihan fisik merupakan salah satu prinsip dalam

penatalaksanaan diabetes melitus. Kegiatan fisik sehari-hari dan latihan fisik teratur

(3-5 kali seminggu selama 30 menit) merupakan salah satu pilar dalam penataksanaan

diabetes melitus disamping edukasi, diet dan obat-obatan (OAD dan insulin).

E. Implikasi terhadap praktik keperawatan


Hasil literature review ini telah membuktikan efek dari pengaruh senam kaki

diabetik efektif terhadap peningkatan ankle brachial index (ABI) pada pasien diabetes

melitus, sehingga latihan ini sangat direkomendasikan untuk dilakukan oleh perawat

dalam melaksanakan tugasnya dipelayanan keperawatan.

F. Kesimpulan

Senam kaki diabetes merupakan Latihan jasmani sangat berguna bagi

penyandang diabetes mellitus, untuk memperlancar peredaran darah kaki. Senam kaki

diabetes juga salah satu jenis olah raga yang dianjurkan terutama untuk pasien

ataupun penderita diabetes, senam kaki diabetes ini hendaknya dilakukan secara

terukur, teratur, terkendali dan berkesinambungan. Hal ini dikarenakan senam kaki

diabetik dapat meningkatkan Ancle Brachial Index pada penderita diabetes melitus ,

dan sangat efektif terhadap perbaikan sirkulasi darah pada kaki pasien diabetes

melitus.

Daftar Pustaka

Dewi, P. 2013. Pengaruh Senam Diabetes Mellitus dengan nilai ABI (Ankle Brachial
Index) pada pasien DM. Jurnal Keperawatan. STIKES Harapan Bangsa
Purwokerto.
Mangiwa, I., Katuk, M. E., & Lando, S. (2017). Pengaruh Senam Kaki Diabetes
Terhadap Nilai Ankle Brachial Index Pada Pasien Diabetes Melitus.
Keperawatan, 5
Wahyuni, A. (2016). Senam Kaki Diabetes Efektif meningkatkan Ankle Brachial
Index Pasien DM Tipe 2.
WHO. 2017. World Health Report of 2017. Tersedia dari www.who.int. diakses pada
tanggal 9 November 2017.
Sugondo, dkk. (2011). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI.
Kemenkes. (2018). Prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia 2018. In Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta.
Damayanti, S. (2015). Diabetes Melitus & Penatalaksanaan Keperawatan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Parkeni. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 2011. Jakarta: PARKENI;2011.
Tarwoto, Wartonah, Taufiq, I., & Mulyati, L. (2012). Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Sistem Endokrin (I). Jakarta: Trans Info Media.
Maryunani, A. 2015. Perawatan Luka (Modern Woundcare) Terlengkap dan Terkini.
Jakarta : In Media
Naghavi, M. 2010. Asymptomatic Atherosclerosis: Pathophysiology, Detection and
Treatment. New York : Springer Science
Rihiantoro, T,. Purbianto. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan PAD pada
Diabetisi. Jurnal Keperawatan, 8(1): 24-26.
Tarwoto dkk. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.
Jakarta: Trans Info Media
Laksmi, Agung.I.A.,Mertha I.M, Widianah.I. 2006. Pengaruh Foot Massage
Terhadap Ankle Brachial Index (ABI) pada Pasien DM Tipe 2 di Puskesmas
II Denpasar Barat. Journal of Udayana.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L., Camera, I. M. 2011.
Medical Surgical Nursing Assesment and Management of Clinical Problems.
8th ed(2). St Louis Missouri.
Kristiani, A. L, Sumangkut, R.M. 2015. Hubungan Ankle Brachial Index Dengan
Keparahan Ulkus Pada Penderita Kaki Diabetik. Jurnal Biomedik. 7 (11).

Taylor, R.B. 2010. Managing diabetes with exercise 6 tips for nerve pain. Retrived
January15,2017. From http://www.webmd.com./diabetes/features/6-
exercise-tips.

Anda mungkin juga menyukai