Askep Trauma Ginjal Kel 2 S1-3B
Askep Trauma Ginjal Kel 2 S1-3B
TRAUMA GINJAL
Makalah
diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan Gadar Kritis 2
disusun oleh :
Paramitha 217077
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji serta syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang ini dengan sebaik mungkin.
Selain itu, penyusun berterima kasih kepada Ibu Nyayu Nina PC, Ners,.M.Kep. selaku
dosen mata kuliah Keperawatan Gadar Kritis 2 yang telah memberikan tugas ini kepada
penyusun. Penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kekurangan, dikarenakan kemampuan dan pengalaman penyusun yang
terbatas. Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan
bagi siapa saja yang membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
3.1 Kesimpulan................................................................................................................17
3.2 Saran..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi dari trauma ginjal.
2. Mendeskripsikan penyebab trauma ginjal.
3. Mendeskripsikan klasifikasi trauma ginjal.
4. Menjelaskan patofisiologi trauma ginjal.
5. Menjelaskan manifestasi klinik dari trauma ginjal.
6. Menjlaskan komplikasi trauma ginjal.
7. Menjelaskan penatalaksanaan medis dari trauma ginjal.
8. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik trauma ginjal.
9. Menjelaskan asuhan keperawatan kegawatdaruratan trauma ginjal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1) Trauma tajam
Trauma tajam seperti tembakan dan tikaman pada abdomen bagian atas atau
pinggang merupakan 10 – 20 % penyebab trauma pada ginjal di Indonesia.
2) Trauma iatrogenik
Trauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau
radiologi intervensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde pyelography,
percutaneous nephrostomy, dan percutaneous lithotripsy. Dengan semakin
3
meningkatnya popularitas dari teknik teknik di atas, insidens trauma iatrogenik
semakin meningkat , tetapi kemudian menurun setelah diperkenalkan ESWL.
Biopsi ginjal juga dapat menyebabkan trauma ginjal .
3) Trauma tumpul
Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan
lajunya pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian
trauma akibat kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat.
Trauma tumpul ginjal dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Trauma
langsung biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga, kerja atau
perkelahian. Trauma ginjal biasanya menyertai trauma berat yang juga mengenai
organ organ lain. Trauma tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian yang
menyebabkan pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam rongga peritoneum.
Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan tunika intima
arteri renalis yang menimbulkan trombosis.
4
a) Laserasi lebih dari 1 cm dan tidak mengenai pelviokaliks atau ekstravasasi urin
b) Laserasi yang mengenai korteks, medulla, dan pelviokaliks.
Grade 5 :
a) Cedera pembuluh darah utama
b) Avulsi pembuluh darah è gangguan perdarahan ginjal
c) Laserasi luas pada beberapa tempat
5
.
KERUSAKAN
STRUKTUR GINJAL
KONTUSI,LASERASI,RUPTU
R PADA GINJAL
6
PEREGANGAN DR RESPON PERDARAHAN
SARAF KEMIH ARTERI GINJAL
KOLIK RENAL
RESIKO SYOK
HIPOVOLEMIK
INTERVENSI BEDAH
NYERI PEMENUHAN INFORMASI
PRA OPERASI
KURANG PENGETAHUAN
RESPON PASCA
BEDAH
CEMAS
Hipertensi dapat terjadi secara akut sebagai akibat dari kompresi eksternal,
karena hematoma perirenal dan membuat jaringan ginjal iskemik.
Renin - yang dimediasi hipertensi dapat terjadi jangka panjang sebagai akibat
dari komplikasi; etiologinya termasuk trombosis arteri ginjal, trombosis arteri
segmental, dan fistula arteriovenosa. Arteriografi dapat memberi informasi dalam
kasus-kasus pasca-trauma hipertensi.
8
perjalan pendarahan. Kadar hematokrit dan hemoglobin dipantau dengan ketat
untuk melihat adanya hemoragi.
2) Pantau adanya oliguria dan tanda syok hemoragik, karena cedera pedikel atau
ginjal yang hancur dapat menyebabkan eksanguinasi (kehilangan banyak
darah yang mematikan).
3) Hematoma yang yang meluas dapat menyebabkan ruptur kapsul ginjal. Untuk
mendeteksi adanya hematoma, area disekitar iga paling bawah, lumbar
vertebra atas dan panggul, dan abdomen dipalpasi terasa nyeri tekan.
4) Terabanya massa disertai nyeri tekan,bengkak dan ekimosis pada panggul atau
abdominal menunjukkan adanya hemoragi renal.
3) CT Scan
Staging trauma ginjal paling akurat dilakukan dengan sarana CT scan. Teknik
noninvasiv ini secara jelas memperlihatkan laserasi parenkim dan ekstravasasi
urin, mengetahui infark parenkim segmental, mengetahui ukuran dan lokasi
hematom retroperitoneal, identifikasi jaringan nonviable serta cedera terhadap
organ sekitar seperti lien, hepar, pankreas dan kolon (Geehan , 2003). CT
scan telah menggantikan pemakaian IVU dan arteriogram.Pada kondisi akut,
IVU menggantikan arteriografi karena secara akurat dapat memperlihatkan
cedera arteri baik arteri utama atau segmental. Saat ini telah diperkenalkan
suatu helical CT scanner yang mampu melakukan imaging dalam waktu 10
menit pada trauma abdomen (Brandes , 2003).
4) Arteriografi
Bila pada pemeriksaan sebelumnya tidak semuanya dikerjakan, maka
arteriografi bisa memperlihatkan cedera parenkim dan arteri utama. Trombosis
arteri dan avulsi pedikel ginjal terbaik didiagnosis dengan arteriografi
terutama pada ginjal yang nonvisualized dengan IVU. Penyebab utama ginjal
nonvisualized pada IVU adalah avulsi total pedikel, trombosis arteri, kontusio
parenkim berat yang menyebabkan spasme vaskuler. Penyebab lain adalah
memang tidak adanya ginjal baik karena kongenital atau operasi sebelumnya.
(Mc Aninch , 2000)
10
Adanya fraktur iga , balutan, ileus intestinal, luka terbuka serta obesitas
membatasi visualisasi ginjal.(Brandes, 2003).
1. Pengkajian
a. Anamnesis
1) Kaji mekanisme cedera yang mengenai ginjal
2) Kaji keluhan nyeri secara PQRST
3) Kaji ada riwayat penyakit ginjal pada masa sebelumnya yang dapat
memperburuk reaksi cedera.
4) Kaji apakah ada riwayat penyakit lain seperti DM dan hipertensi
5) Kaji pemakaian obat-obatan sebelumnya dan sesudah kemana saja klien
meminta pertolongan untuk mengatasi masalahnya
6) Kaji pengaruh cedera terhadap respons psikologis klien
b. pengkajian fokus
a) Pengkajian primer
a. Airway
- Kaji penyebab terjadinya obstruksi atau gangguan jalan nafas seperti
tersedak adanya benda asing
- Non obstruksi, kaji penyebab adanya trauma medula spinalis
b. Breathing
- Kaji penyebab adanya penurunan kesadaran
- Kaji penyebab adanya fraktur iga
- Kaji penyebab adanya cyanosis sentral sekitar mulut
c. Circulation
- Kaji penyebab adanya gangguan berhubungan dengan darah dan
pembuluh darah
- Kaji penyebab adanya perdarahan
- Kaji penyebab nadi tidak teratur
- Kaji penyebab CRT lebih dari 2 detik
11
- Kaji penyebab cyanosis perifer
- Kaji penyebab pucat
Neurologi
- Nilai GCS (E : M: V: )
- Kesadaran kuantitatif
d. Diasability
- Pupil isokor , anisokor
- Refleks cahaya
- Besar pupil
e. Exprosure
- Kaji adanya luka atau jejas
f. Folley catheter
- Pemasangan kateter
- Urine yang dikeluarkan
- Warna urine
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan perfusi jaringan; ginjal b/d trauma
12
2. Nyeri akut b/d trauma
3. Gangguan eliminasi urine b/d trauma
4. Resiko hipertensi b/d infark parenkim renal
5. Resiko syok hipovolemik b/d pengeluaran darah masin pada arteri renal
6. Resiko tinggi infeksi b/d adanya luka pembedahan
3. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan; ginjal b/d trauma
Tujuan : Mempertahankan fungsi renal agar maksimal
Intervensi :
Intervensi Keperawatan Rasional
a) Kaji tanda-tanda vital Pengamatan tanda-tanda vital
membantu memutuskan tindakan
keperawatan yang tepat
13
2. Diagnosa nyeri b/d trauma
Tujuan : Nyeri dapat terkontrol
Intervensi :
Intervensi Keperawatan Rasional
a) Kaji nyeri, perhatikan lokasi Hasil pengkajian membantu
dan karakteristik evaluasi derajat ketidak nyamanan
dan ketidak efektifan analgesik
atau menyatakan adanya
komplikasi
14
3. Diagnosa Gangguan eliminasi urine b/d trauma
Tujuan : Eliminasi urine cukup atau kembali normal
Intervensi :
Intervensi Keperawatan Rasional
a) Monitor asupan dan haluaran Hasil monitoring memberikan
urine informasi tentang fungsi ginjal dan
adanya komplikasi. Contohnya
infeksi dan perdarahan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai
macam trauma baik tumpul maupun tajam. Ekstrapolasi dari data USA
memperkirakan bahwa sekitar 245.000 cedera ginjal setiap tahun di dunia, sekitar
80% disebabkan trauma tumpul. Kecelakaan kendaraan bermotor dan jatuh adalah
penyebab utama yang jelas dari trauma ginjal.
3.2 Saran
Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifat nya membangun untuk
menjadikan makalah ini lebih baik lagi
17
DAFTAR PUSTAKA
http://bedahmataram.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=108:trauma-ginjal-ur&catid=43:regfrat-
urologi&Itemid=81 (diakses pada 13 Juni 20)
18
19